PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.3 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca khususnya
mahasiswa/i jurusan teknik kimia mengenai proses leaching.
2. Dapat mengetahui bagaimana melakukan proses leaching untuk bahan
yang berasal dari biji tumbuhan seperti preparasi bahannya serta proses
pengolahannya sesuai dengan peralatan yang digunakan serta prinsipnya,
karena tahapan proses yang dilakukan tergantung pada sifat alami minyak
atau lemak tersebut dan juga tergantung dari hasil akhir yang dikehendaki.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Pengeringan
Bahan terlebih dahulu akan mengalami proses pengeringan yang
bertujuan untuk mempercepat proses ekstraksi dan memperbaiki mutu
minyak, tetapi selama pengeringan kemungkinan sebagian minyak akan
hilang karena penguapan dan oksidasi oleh oksigen udara.
2. Pengecilan Ukuran
Bahan yang mengandung minyak bersifat permeable (mudah
ditembus zat cair atau uap), misalnya bahan berupa daun, ranting akar,
rumput – rumputan, bunga– bungaan dan tunas, kadang – kadang
dilakukan pengecilan ukuran bahan dan pengeringan dengan tujuan agar
minyak dapat diekstraksi dalam waktu yang lebih singkat.
4
3. Proses Fermentasi
Proses fermentasi yang dilakukan sebelum proses leaching untuk
penyerapan kandungan minyak, bertujuan untuk memecahkan sel – sel
minyak. Proses ini dilakukan pada bahan yang berupa biji – bijian atau
buah – buahan misalnya bitter, almond dan buah persik. Proses fermentasi
oleh enzim bertujuan untuk menambah bau wangi dari minyak.
Pelarut (solvent) yang biasa digunakan dalam proses leaching adalah nafta
yang berasal dari fraksi minyak bumi, untuk sebagian besar fraksi minyak yang
sering digunakan adalah pelarut heksan yang mudah menguap pada suhu kamar.
Pelarut yang digunakan untuk menyerap minyak biasanya juga mengandung
sejumlah kecil butiran halus yang terpisah, suspensi padat yang disebut miscella
dan peralatan yang digunakan untuk berbagai jenis leaching dalam suatu industri
biasanya disebut dengan extractors.
5
didahului dengan proses pemanasan yang selanjutnya dilakukan penggilingan dan
merupakan proses ekstraksi minyak yang relatif lebih mudah secara teknologi
dibandingkan dengan metode ekstraksi lain.
Dilain pihak, pengepresan dalam skala industri biasanya menggunakan
mesin modern dan cara terbaru yang lebih efisien yaitu dengan menggunakan
pelarut organik. Cara mekanik (solvent process) merupakan cara yang lebih
efektif untuk mengekstrasi minyak. Proses pembuatannya yaitu mengeluarkan
minyak dengan menambahkan pelarut organik pada biji-bijian yang akan
diekstraksi. Proses tersebut membutuhkan investasi yang besar, teknologi modern,
tetapi hasilnya jauh lebih maksimal dalam memperoleh minyak dari biji-bijian
tersebut. Sehingga jika dibandingkan dengan yang menggunakan tenaga
hydraulic (tradisional) cara mekanik (solvent process) akan lebih efisien.
Berikut ini adalah peralatan yang digunakan untuk proses leaching dengan
cara mekanik (solvent process) menggunakan pelarut (solvent), yaitu antara lain:
1. Rotocel
Ekstraksi pelarut dari biji minyak dapat dilakukan dengan
menggunakan alat tipe perkolasi. Peralatan tipe perkolasi ini lebih efektif
karena dapat digunakan dalam kapasitas besar dalam daerah yang terbatas.
Perkolasi biasanya menggunakan rotocel dan ditutup dengan sistem
vertikal untuk memindahkan bahan pada tempat yang berlubang dengan
menggunakan gerakan rotary.
6
Gambar Alat Rotocel
Adapun cara kerja dari peralatan rotocel ini yaitu rotocel terdiri dari
sebuah rotor melingkar yang berisi 18 sel, masing-masing dilengkapi
dengan bagian bawah layar berengsel untuk mendukung padatan, rotocel
ini perlahan-lahan berputar di atas tangki compartment yang diam. Pada
saat rotor berputar, setiap sel akan melewati perangkat untuk dilakukan
pengolahan pada biji dan kemudian di semprotkan pelarut secara berkala,
dimana pelarut yang digunakan adalah heksana. Setelah lama, minyak
yang terkandung dalam biji tersebut akan larut dalam pelarut, biji yang
sudah diserap kandungan minyaknya akan dibuang ke tempat discharge
solid sedangkan pelarut yang mengandung minyak akan turun melalui
cawan berlubang atau kasa berlubang pada bagian bawah alat kemudian
naik lagi untuk disemprotkan kembali pada proses ini.
2. Kennedy Extraktor
Ekstraktor Kennedy, merupakan modern desain dari reaktor dimana
di indikasikan pada bagan yang terlihat pada gambar dibawah ini. Reaktor
ini memiliki tahapan dan metode operasi yang berbeda yang mana telah
digunakan sejak tahun 1927, dan digunakan untuk mengekstrak biji dari
tumbuhan. Alat ini sekarang banyak digunakan untuk pengambilan minyak
dari biji dan operasi kimia lain dari leaching. Pengambilan minyak dari
7
padatan terjadi disuatu tong/wadah paralel dan pada prinsipnya padatan
ditekan dari awal sampai akhir proses didalam aliran air (solvent) yang
digerakkan oleh dayung. Proses pengambilan ekstrak terjadi pada saat
cairan solvent mengalir didalam aliran berlawanan dari padatan. Lubang-
lubang didalam dayung memungkinkan untuk mensirkulasikan aliran
solvent dan membawa padatan antar tahap serta padatan akan kontak
dengan pelarut dari masing-masing dayung seperti terlihat pada gambar.
3. Bolman Ekstraktor
Alat bolman ekstraktor adalah satu dari beberapa tipe alat ekstraktor
keranjang mesin. Padatan diangkut dalam keranjang umpan berlubang-
lubang banyak untuk di bawa oleh chain conveyor, pada saat di umpankan
padatan bersirkulasi menurun kekanan dan naik kekiri seperti yang terlihat
pada gambar. Pada saat padatan menurun, padatan terekstrak secara aliran
paralel oleh larutan solvent (terekstrak sebagian miscella) dipompakan dari
bottom vessel dan disemprotkan di atas keranjang. Cairan pelarut melintasi
padatan antar keranjang, serta terkumpul di bottom dari kandungan penuh
ekstrak dari minyak. Dan pada saat keranjang naik keatas terjadi kontak
secara berlawanan dengan solvent murni secara spray untuk menghasilkan
sebagian miscella yang terekstrak. Ada banyak jenis dari alat ini,
diantaranya horizontal arrangement terlihat pada gambar dibawah ini yang
memiliki prinsip kerja sama.
8
Gambar Alat Bolman Ekstraktor
9
didalam bidang horizontal. Persiapan umpan biji diubah menjadi bentuk
slurry yang mana siap digunakan untuk proses leaching dan selanjutnya
slurry dikirim ke filter. Hasil filtrasi pertama dilewatkan lagi pada alat
filtrasi namun padatan yang tersaring (cake) menghasilkan penyaringan
yang lebih baik terhadap padatan sebelum membebaskan dari miscella.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Ternak kita. 2010. Diakses pada tanggal 7 April 2012 dari
http://ilmuternakkita.blogspot.com/2010/03/solvent-extracted.html
Prehartono Reska.R. 2009. Diakses pada tanggal 6 April 2012 dari
http://idtesis.com/pembuatan-mesin-press-hidrolik-untuk-pengambilan
minyak-dari-biji-bijian.
Tray Robert E.1981. Mass Transfer Operations Third Edition. Jakarta. New York.
Google. Diakses pada tanggal 9 April 2012 dari http: //www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=ekstraksi minyak dari biji-bijian&source.
12
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekstraksi dan Leaching
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
13
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
mengenai “Leaching Untuk Bahan Yang Berasal Dari Biji Tumbuhan ”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lia Cundari,
ST.,MT selaku dosen pengasuh kami yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
ekstraksi dan leaching, dimana berisikan semua hal yang berhubungan dengan
proses leaching untuk biji tumbuhan .
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini penulis
mohon maaf, kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan dikemudian harinya
supaya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
ii
14
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................
..................................................................................................................................
ii...............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
..................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Tujuan ............................................................................................ 2
1.3. Manfaat .......................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
iii
15