Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada pengolahan minyak atau lemak, tahapan proses yang dilakukan


tergantung pada sifat alami minyak atau lemak tersebut dan juga tergantung dari
hasil akhir yang dikehendaki. Leaching adalah suatu cara untuk mendapatkan
minyak atau lemak dari bahan berupa padatan yang mengandung minyak atau
lemak dengan menggunakan pelarut pada kondisi dan temperatur tertentu. Proses
leaching untuk mengekstraksi minyak terdiri dari tiga metode utama, yaitu
pengepresan hidraulik (hydraulic pressing), pengepresan berulir (expeller
pressing) dan ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction).
Solvent exstracted adalah metode ekstraksi minyak dengan cara
melarutkan dengan menggunakan pelarut organik. Pada metode ini bahan yang
akan di ekstrak terlebih dahulu perlu dilakukan proses pretreatment baik berupa
pengecilan ukuran bahan dan lain sebagainya kemudian baru dilakukan proses
leaching menggunakan pelarut. Minyak yang akan diserap diharapkan larut dalam
solvent semaksimal mungkin. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi
adalah pelarut yang mudah menguap pada suhu kamar seperti n-heksan,
petroleum eter, benzene. Metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama serta
pemilihan jenis pelarut yang tepat untuk dapat melarutkan komponen bahan yang
dikehendaki, namun proses ini menghasilkan minyak dengan jumlah yang
maksimal (Ketaren, 1986). Solvent exstracted dapat digunakan untuk bahan dari
biji tumbuhan agar mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang mempunyai
kandungan tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas kami membahas tentang “Proses Leaching
untuk bahan dari biji tumbuhan”.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan proses leaching.


2. Agar dapat mengetahui bagaimana proses leaching untuk bahan yang
berasal dari biji tumbuhan, mulai dari preparasi bahan dan proses
pengolahan yang sesuai dengan peralatan yang digunakan.

1.3 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca khususnya
mahasiswa/i jurusan teknik kimia mengenai proses leaching.
2. Dapat mengetahui bagaimana melakukan proses leaching untuk bahan
yang berasal dari biji tumbuhan seperti preparasi bahannya serta proses
pengolahannya sesuai dengan peralatan yang digunakan serta prinsipnya,
karena tahapan proses yang dilakukan tergantung pada sifat alami minyak
atau lemak tersebut dan juga tergantung dari hasil akhir yang dikehendaki.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Leaching merupakan suatu proses pemisahan suatu zat dari suatu


campuran senyawa kimia baik dapat berupa cairan maupun padatan
dengan bantuan pelarut. Pelarut harus dapat mengekstraksi substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Leaching merupakan suatu proses
penyerapan bagian yang mudah terlarut (solute) dari suatu padatan dengan
menggunakan sutu larutan (yang disebut pelarut/solvent).
Proses leaching ini dilakukan untuk mengambil bagian dari padatan
tersebut dengan larutan yang hanya larut pada bagian yang ingin kita ambil.
Prinsip kerja ekstraksi padat cair yaitu: jika suatu komponen dari suatu campuran
merupakan padatan yang sangat larut dalam pelarut tertentu, dan komponen yang
lain secara khusus tidak larut maka diikuti dengan proses penyaringan. Akan
tetapi apabila komponen sangat lambat, maka perlu dilakukan pemisahan dengan
ekstraksi soxhlet.
Leaching dapat dilakukan untuk berbagai macam bahan padatan, salah
satunya yaitu dari biji tumbuh-tumbuhan untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang mengandung minyak atau lemak tersebut. Adapun macam-macam
biji tumbuhan tersebut antara lain biji kapas, biji kedelai, biji rami, kacang tanah,
dedak padi, kacang kaston, biji jarak dan banyak produk serupa lainnya yang di
leaching atau diekstraksi menggunakan solvent organik untuk menyerap
kandungan minyak tumbuhan.
Biji biasanya harus diolah secara khusus agar dapat digunakan untuk
proses leaching dimana proses preparasinya meliputi proses dehulling,
precooking, penghilangan kandungan air, dan rolling atau pengelupasan. Selain
proses diatas juga dapat dilakukan beberapa proses antara lain :

3
1. Pengeringan
Bahan terlebih dahulu akan mengalami proses pengeringan yang
bertujuan untuk mempercepat proses ekstraksi dan memperbaiki mutu
minyak, tetapi selama pengeringan kemungkinan sebagian minyak akan
hilang karena penguapan dan oksidasi oleh oksigen udara.

Gambar Preparasi Bahan Baku Dengan Cara Pengeringan

2. Pengecilan Ukuran
Bahan yang mengandung minyak bersifat permeable (mudah
ditembus zat cair atau uap), misalnya bahan berupa daun, ranting akar,
rumput – rumputan, bunga– bungaan dan tunas, kadang – kadang
dilakukan pengecilan ukuran bahan dan pengeringan dengan tujuan agar
minyak dapat diekstraksi dalam waktu yang lebih singkat.

Gambar Preparasi Bahan Dengan Cara Pengecilan Ukuran

4
3. Proses Fermentasi
Proses fermentasi yang dilakukan sebelum proses leaching untuk
penyerapan kandungan minyak, bertujuan untuk memecahkan sel – sel
minyak. Proses ini dilakukan pada bahan yang berupa biji – bijian atau
buah – buahan misalnya bitter, almond dan buah persik. Proses fermentasi
oleh enzim bertujuan untuk menambah bau wangi dari minyak.

Gambar Preparasi Bahan Dengan Cara Fermentasi

Pelarut (solvent) yang biasa digunakan dalam proses leaching adalah nafta
yang berasal dari fraksi minyak bumi, untuk sebagian besar fraksi minyak yang
sering digunakan adalah pelarut heksan yang mudah menguap pada suhu kamar.
Pelarut yang digunakan untuk menyerap minyak biasanya juga mengandung
sejumlah kecil butiran halus yang terpisah, suspensi padat yang disebut miscella
dan peralatan yang digunakan untuk berbagai jenis leaching dalam suatu industri
biasanya disebut dengan extractors.

Dalam proses leaching untuk mengekstraksi minyak terdiri dari tiga


metode utama, yaitu pengepresan hidraulik (hydraulic pressing), pengepresan
berulir (expeller pressing) dan ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction).
Hydraulic process adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengekstrasi lemak dari minyak biji-bijian. Proses ekstraksi atau penyaringan
minyak tidak dapat dilakukan secara kontinyu dan masih meninggalkan sisa-sisa
minyak atau lemak pada bahan pakan. Church and Ponds (1995) menyatakan
bahwa prinsip dari hydarulic process yaitu pengeluaran cairan khususnya minyak
dari biji-bijian misalnya kedelai, kacang dan jagung. Cara mekanik ini umumnya

5
didahului dengan proses pemanasan yang selanjutnya dilakukan penggilingan dan
merupakan proses ekstraksi minyak yang relatif lebih mudah secara teknologi
dibandingkan dengan metode ekstraksi lain.
Dilain pihak, pengepresan dalam skala industri biasanya menggunakan
mesin modern dan cara terbaru yang lebih efisien yaitu dengan menggunakan
pelarut organik. Cara mekanik (solvent process) merupakan cara yang lebih
efektif untuk mengekstrasi minyak. Proses pembuatannya yaitu mengeluarkan
minyak dengan menambahkan pelarut organik pada biji-bijian yang akan
diekstraksi. Proses tersebut membutuhkan investasi yang besar, teknologi modern,
tetapi hasilnya jauh lebih maksimal dalam memperoleh minyak dari biji-bijian
tersebut. Sehingga jika dibandingkan dengan yang menggunakan tenaga
hydraulic (tradisional) cara mekanik (solvent process) akan lebih efisien.
Berikut ini adalah peralatan yang digunakan untuk proses leaching dengan
cara mekanik (solvent process) menggunakan pelarut (solvent), yaitu antara lain:

1. Rotocel
Ekstraksi pelarut dari biji minyak dapat dilakukan dengan
menggunakan alat tipe perkolasi. Peralatan tipe perkolasi ini lebih efektif
karena dapat digunakan dalam kapasitas besar dalam daerah yang terbatas.
Perkolasi biasanya menggunakan rotocel dan ditutup dengan sistem
vertikal untuk memindahkan bahan pada tempat yang berlubang dengan
menggunakan gerakan rotary.

6
Gambar Alat Rotocel

Adapun cara kerja dari peralatan rotocel ini yaitu rotocel terdiri dari
sebuah rotor melingkar yang berisi 18 sel, masing-masing dilengkapi
dengan bagian bawah layar berengsel untuk mendukung padatan, rotocel
ini perlahan-lahan berputar di atas tangki compartment yang diam. Pada
saat rotor berputar, setiap sel akan melewati perangkat untuk dilakukan
pengolahan pada biji dan kemudian di semprotkan pelarut secara berkala,
dimana pelarut yang digunakan adalah heksana. Setelah lama, minyak
yang terkandung dalam biji tersebut akan larut dalam pelarut, biji yang
sudah diserap kandungan minyaknya akan dibuang ke tempat discharge
solid sedangkan pelarut yang mengandung minyak akan turun melalui
cawan berlubang atau kasa berlubang pada bagian bawah alat kemudian
naik lagi untuk disemprotkan kembali pada proses ini.

2. Kennedy Extraktor
Ekstraktor Kennedy, merupakan modern desain dari reaktor dimana
di indikasikan pada bagan yang terlihat pada gambar dibawah ini. Reaktor
ini memiliki tahapan dan metode operasi yang berbeda yang mana telah
digunakan sejak tahun 1927, dan digunakan untuk mengekstrak biji dari
tumbuhan. Alat ini sekarang banyak digunakan untuk pengambilan minyak
dari biji dan operasi kimia lain dari leaching. Pengambilan minyak dari

7
padatan terjadi disuatu tong/wadah paralel dan pada prinsipnya padatan
ditekan dari awal sampai akhir proses didalam aliran air (solvent) yang
digerakkan oleh dayung. Proses pengambilan ekstrak terjadi pada saat
cairan solvent mengalir didalam aliran berlawanan dari padatan. Lubang-
lubang didalam dayung memungkinkan untuk mensirkulasikan aliran
solvent dan membawa padatan antar tahap serta padatan akan kontak
dengan pelarut dari masing-masing dayung seperti terlihat pada gambar.

Gambar Alat Ekstraktor Kennedy

3. Bolman Ekstraktor
Alat bolman ekstraktor adalah satu dari beberapa tipe alat ekstraktor
keranjang mesin. Padatan diangkut dalam keranjang umpan berlubang-
lubang banyak untuk di bawa oleh chain conveyor, pada saat di umpankan
padatan bersirkulasi menurun kekanan dan naik kekiri seperti yang terlihat
pada gambar. Pada saat padatan menurun, padatan terekstrak secara aliran
paralel oleh larutan solvent (terekstrak sebagian miscella) dipompakan dari
bottom vessel dan disemprotkan di atas keranjang. Cairan pelarut melintasi
padatan antar keranjang, serta terkumpul di bottom dari kandungan penuh
ekstrak dari minyak. Dan pada saat keranjang naik keatas terjadi kontak
secara berlawanan dengan solvent murni secara spray untuk menghasilkan
sebagian miscella yang terekstrak. Ada banyak jenis dari alat ini,
diantaranya horizontal arrangement terlihat pada gambar dibawah ini yang
memiliki prinsip kerja sama.

8
Gambar Alat Bolman Ekstraktor

4. Horizontal Filter Leaching


Pada gambar dibawah ini menunjukkan jenis laju alir proses dari
desain alat horizontal filter leaching. Saringan didalam alat ini berbentuk
lingkaran roda, serta membagi didalam satu dari sektor dan berputar

9
didalam bidang horizontal. Persiapan umpan biji diubah menjadi bentuk
slurry yang mana siap digunakan untuk proses leaching dan selanjutnya
slurry dikirim ke filter. Hasil filtrasi pertama dilewatkan lagi pada alat
filtrasi namun padatan yang tersaring (cake) menghasilkan penyaringan
yang lebih baik terhadap padatan sebelum membebaskan dari miscella.

Pada prinsipnya alat ini hampir sama dengan rotocel. Proses


pemurnian solvent dari miscella dan mengektrak biji atau kacang polong
adalah suatu bagian yang terpenting dari pengambilan minyak dengan
proses leaching. Didalam prosesnya, penyaringan miscella dilakukan
dengan melewatkannya pada evaporator untuk menghilangkan solvent,
kadang memerlukan proses fraksionasi dengan tray column, untuk
menghasilkan solvent bebas minyak. Biji tumbuhan yang masih basah
dilakukan proses pengeringan dengan media steam untuk menghilangkan
sisa solvent dan udara pendingin. Lubang udara dari kondenser dikirim ke
absorber untuk menyerap dengan menggunakan media petroleum white oil
dan hasil dari proses penyerapan oleh petroleum white oil, dilakukan
pemisahan dengan pemurnian solvent.

Gambar Alat Horizontal Filter Leaching

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


1. Leaching merupakan suatu proses pemisahan suatu zat dari suatu
campuran senyawa kimia baik dapat berupa cairan maupun padatan
dengan bantuan pelarut dimana pelarut harus dapat mengekstraksi
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
2. Leaching dapat dilakukan untuk berbagai macam bahan padatan, salah
satunya yaitu dari biji tumbuh-tumbuhan untuk mendapatkan minyak atau
lemak dari bahan tersebut.
3. Bahan yang berasal dari biji tumbuhan biasanya harus diolah (preparasi)
terlebih dahulu agar dapat digunakan untuk proses leaching, yang mana
meliputi proses pengeringan, pengecilan ukuran dan fermentasi.
4. Proses pengolahan bahan dari biji umbuhan ini dilakukan secara mekanik
(solvent process) yaitu proses pengeluaran minyak dengan menambahkan
pelarut organik pada biji-bijian yang akan diekstraksi menggunakan
peralatan seperti rotocell, ekstraktor kennedy, bolman ekstraktor,dan
horizontal filter leaching.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Ternak kita. 2010. Diakses pada tanggal 7 April 2012 dari
http://ilmuternakkita.blogspot.com/2010/03/solvent-extracted.html
Prehartono Reska.R. 2009. Diakses pada tanggal 6 April 2012 dari
http://idtesis.com/pembuatan-mesin-press-hidrolik-untuk-pengambilan
minyak-dari-biji-bijian.
Tray Robert E.1981. Mass Transfer Operations Third Edition. Jakarta. New York.
Google. Diakses pada tanggal 9 April 2012 dari http: //www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=ekstraksi minyak dari biji-bijian&source.

12
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekstraksi dan Leaching

Disusun Oleh :

1. Santy Oktaviani Nim. (03111303007)


2. Angga Hariska Nim. (53081003036)

Dosen Pengasuh : Lia Cundari, ST.,MT

KATA PENGANTAR

13
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
mengenai “Leaching Untuk Bahan Yang Berasal Dari Biji Tumbuhan ”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lia Cundari,
ST.,MT selaku dosen pengasuh kami yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
ekstraksi dan leaching, dimana berisikan semua hal yang berhubungan dengan
proses leaching untuk biji tumbuhan .
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini penulis
mohon maaf, kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan dikemudian harinya
supaya menjadi lebih baik lagi.

Palembang, April 2012

DAFTAR ISI

ii
14
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................
..................................................................................................................................
ii...............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
..................................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Tujuan ............................................................................................ 2
1.3. Manfaat .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ...................................................................................
11

DAFTAR PUSTAKA

iii

15

Anda mungkin juga menyukai