Anda di halaman 1dari 10

Unsur-Unsur Transisi Deret Dua

Beberapa hal penting dari unsur-unsur transisi deret kedua pada tabel periodik dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
1. Jari-jari
Jari-jari logam dan ion untuk unsur transisi periode kedua lebih besar dibanding periode
pertama. Sedangkan perbedaan jari-jari logam dan ion unsur periode kedua sangat kecil,
walaupun terdapat kenaikan nomor atom dan jumlah total elektron, hal ini karena adanya
pengerutan lantanida.
2. Tingkat Oksidasi
Untuk unsur transisi periode kedua pada tingkat oksidasi tinggi umumnya lebih stabil
daripada unsur periode pertama. Jadi unsur-unsur Mo dan Tc dalam bentuk anion okso
dalam keadaan valensi tinggi tidak mudah direduksi, dimana analog dengan senyawa dari
unsur transisi periode pertama ketika mereka berada pada valensi tinggi merupakan zat
pengoksidasi yang kuat.
3. Kimia Larutan
Ion akuo dari unsur transisi periode kedua pada keadaan valensi rendah dan sedang tidak
umum didapatkan atau tidak terlalu penting.
4. Ikatan Logam-logam
Umumnya unsur-unsur transisi periode kedua akan lebih mudah untuk membentuk ikatan
M-M daripada unsur transisi periode I.
5. Sifat Magnetik
Umumnya unsur-unsur transisi periode kedua mempunyai sifat magnetik yang sedikit
penggunaannya dibandingkan dengan unsur transisi periode pertama. Unsur-unsur
periode kedua berkecenderungan besar membentuk kompleks spin rendah.
6. Stereokimia
Unsur-unsur transisi periode kedua umumnya mempunyai bilangan koordinasi yang
lebih tinggi yaitu VIII dan VIII dibandingkan unsur transisi periode pertama.
Unsur-Unsur Transisi Pada Deret II

1. Itrium (Y)

Nomor atom 39
Massa Atom Relatif 88,95059 g/mol
Bilangan Oksidasi 3
1 2
Konfigurasi Elektron [Kr] 4d 5s
Struktur Kristal Heksagonal
Warna dan Wujud Perak, Padat
Titik Didih 3611 K
Titik Leleh 1795 K
Unsur Golongan Unsur transisi

SIFAT-SIFAT DARI UNSUR ITRIUM


• Logam dengan warna keabu-abuan, bercahaya, dan salah satu kristal dengan struktur
yang kuat pada logam transisi periode ke dua.
• Dipergunakan untuk membuat phosfor merah dan digunakan pada set tabung sinar katoda
pada tv serta layar pada LEDs. Dapat pula digunakan untuk memproduksi elektroda,
elektrolit, filter elektronik, macam-macam laser dan aplikasi kedokteran untuk
mengidentifikasi penyakit pada paru-paru serta superkonduktor.
• Memberikan tingkat oksidasi +3 sebagai contoh Itrium (III) Oksida (Y2O3), yang dikenal
sebagai yttria, yaitu padatan putih dengan 6 ikatan koordinasi yang dapat membentuk
ligand. Y3+ ion merupakan larutan tidak berwarna karena tidak adanya elektron pada
orbital elektron d dan f sebagaimana unsur transisi yang telah didefinisikan.
• Itrium membentuk florida yang tidak larut pada air, hidroksida, oksalat namun larut pada
bromida, klorida, iodida, nitrat dan sulfat.
2. Zirkonium (Zr)
Beberapa bilangan oksidasi dan stereokimia dari zirkonium dan hafnium

KELIMPAHAN :
Zirkonium merupakan salah satu unsur penyusun kulit bumi. Beberapa mineral
sumber zirkonium :
- Baddeleyite (ZrO2)
- Zirkon (ZrSiO2)
Untuk memisahkan ion zirkonium dan hafnium digunakan metode penukar ion atau
ekstraksi-pelarut secara bertingkat.

SIFAT-SIFAT DARI UNSUR ZIRKONIUM


 Logam zirkonium seperti halnya logam titanium bersifat keras dan tahan korosi
(mp 18550C).
 Terbakar di udara pada temperatur tinggi, bereaksi lebih cepat dengan nitrogen
dan oksigen membentuk nitrida, oksida dan oksida nitrida (Zr2ON2).
BEBERAPA SENYAWAAN DARI ZIRKONIUM DAN HAFNIUM
a. Halida, halida MCl4, MBr4 dan MI4 pada fase gas berbentuk tetrahedral tetapi
pada kondisi padat merupakan polimer dengan jembatan halida. Halida ini dibuat
melalui reaksi klorinasi dari zirkonium panas, zirkonium karbida atau zirkonium
oksida yang dilanjutkan hidrolisis dengan air.
b. Zirkonium oksida, (ZrO2) merupakan kristal putih yang keras dan tidak larut
(mp 2700oC), tahan terhadap asam dan basa, memiliki sifat mekanis yang baik
digunakan untuk tungku furnace. Pembuatan : reaksi antara Zr (IV) dengan
hidroksida.

3. Niobium (Nb)
Sifat-sifat kimia dengan unsur non logam, jarang sekali didapatkan sebagai kation
tetapi lebih sering sebagai anion. Beberapa senyawaan terpenting dari niobium adalah
halida dan oksida halida yang bersifat volatil dan cepat terhidrolisis.
Beberapa bilangan oksidasi dan stereokimia dari niobium sebagai berikut :

KELIMPAHAN :
Kelimpahan niobium 10-12 kali lebih besar daripada tantalum pada kulit bumi.
Mineral sumber niobium dan tantalum :
- Mineral seri kolumbite-tantalite yang komposisi utamanya (Fe/Mn)(Nb/Ta)2O6.
- Mineral pyrochlore merupakan campuran kalsium natrium niobat.
Sifat-sifat dari niobium:
 Logam mengkilat, titik leleh tinggi (Nb 24680C, Ta 29960C).
 Tahan terhadap asam dapat larut dalam campuran HNO3-HF.
 Bereaksi lambat dengan leburan NaOH.

4. MOLIBDENUM (Mo)
Beberapa bilangan oksidasi dan stereokimia dari Mo terangkum dalam :

• SIFAT-SIFAT DARI UNSUR Mo


- Tahan terhadap asam
- Tahan terhadap panas (mp 26100C (Mo), 34100(W)
- Tahan terhadap oksigen
- Reaktif dengan flourin membentuk heksaflourida

5. TECHNETIUM (Tc)
Unsur-unsur ini berbeda dengan unsur Mn yang ada dalam satu golongan dalam beberapa
hal :
1. tidak terdapat/sedikit unsur-unsur yang stabil dalam biloks dua (II).
2. terdapat sedikit senyawa kationik dalam setiap tingkatan bilangan oksidasi.
3. Stabilitas dari kedua unsur ini pada bilangan oksidasi IV dan V untuk bilangan
oksidasi V sebagai senyawaan okso.
4. Anion okso MO4 merupakan pengoksidasi yang lebih lemah dibandingkan ion
permanganat pada tingkat oksidasi II sampai IV cenderung membentuk ikatan logam-
logam (M-M).

6. Rutenium (Ru)
Sifat-sifat Rutenium :
 Rutenium adalah logam berwarna putih, keras dan memiliki modifikasi empat
Kristal. Tidak mudah kusam pada suhu kamar, tapi teroksidasi dengan
menghasilkan ledakan. Mudah bereaksi dengan senyawa halogen, basa dan lain-
lain. Rutenium dapat dilapisi dengan metode elektro deposisi atau dengan metode
dekomposisi suhu.
 Logam ini merupakan pengeras platina dan paladium yang paling efektif, dan
membentuk alloy dengan platina atau paladium untuk menghasilkan sifat
hambatan listrik yang luar biasa.
 Alloy rutenium-molibdenum dilaporkan bersifat superkonduktif pada suhu 10.6
K. Ketahanan korosi pada titanium dapat diperbaiki seratus kali lipat dengan
penambahan 0.1% rutenium. Rutenium juga merupakan katalis yang serba guna.
Asam sulfida dapat dipecah oleh cahaya dengan menggunakan suspensi partikel
CdS yang diisi dengan rutenium oksida.
 Diduga dapat diterapkan untuk menghilangkan H2S pada pemurnian oli dan
proses industri yang lainnya. Setidaknya, ada delapan bilangan oksidasi yang
ditemukan, tapi di antara delapan bilangan tersebut, hanya bilangan +2, +3, +4
yang umum ditemukan. Senyawa rutenium memiliki ciri-ciri yang menyerupai
senyawa kadmium.

7. Rhodium (Rh)
 Rhodium adalah logam yang sangat langka yang memiliki beberapa kualitas yang
sama dengan platinum. Ia memiliki titik leleh tinggi (19630C) dan rapuh dalam
keadaan padat, sehingga sulit untuk bekerja menjadi potongan-potongan
perhiasan.
 Rhodium sangat keras, tahan lama, dan sangat tahan terhadap korosi.
 Rhodium merupakan katalis yang memiliki aktivitas tinggi dalam hidrogenasi
senyawa aromatik. Katalis ini menghidrogenasi banyak senyawa aromatik pada
suhu ruang dan tekanan normal. Katalis ini juga memiliki aktivitas lebih tinggi
dibanding katalis logam palladium yang biasa dipergunakan dalam hidrogenasi
olefin.

8. Paladium (Pd)
Sifat-sifat Paladium :
 Paladium merupakan logam putih seperti baja, tidak mudah kusam di udara,
dengan kerapatan dan titik cair paling rendah di antara logam grup platina.
 Ketika ditempelkan, paladium bersifat lunak dan bisa ditempa.
 suhu rendah meningkatkan kekuatan dan kekerasannya.
 Paladium dilarutkan dengan asam nitrat dan asam sulfat.
 Pada suhu kamar, logam ini memiliki sifat penyerapan yang tidak lazim hingga
900 kali lipat dari volume hidrogen, sehingga memungkinkan membentuk Pd2H.
 Meski demikian, masih belum jelas apakah Pd2H ini bersifat sebagai senyawa.
Hidrogen berdifusi melewati paladium yang dipanaskan, menghasilkan prinsip
pemurnian gas hidrogen.

9. Perak (Ag)
Seperti halnya tembaga, perak mempunyai elektron tunggal pada orbital s dan orbital
d yang terisi penuh elektron, tetapi meskipun mempunyai kesamaan dalam hal struktur
elektronik dan potensial ionisasi sedikit sekali kemiripan antara Ag, Au dan Cu. Beberapa
kimiripan tersebut antara lain :
1. Semua logam mempunyai bentuk kristal yang sama yaitu kubus pusat muka.
2. Cu2O dan Ag2O mempunyai struktur kubus pusat badan dimana atom logam mempunyai
dua atom O tetangga dan tiap-tiap atom oksigen dikelilingi oleh empat atom logam pada
bidang tetrahedral.
3. Meskipun konstata stabilitas dari kompleks halida dari beberapa logam berurut seperti
F>Cl>Br>I, tetapi kompleks halida dari ion CuI dan AgI justru berurut kebalikannya.
4. CuI dan AgI (dan beberapa senyawa AuI) mempunyai kesamaan tipe baik dalam bentuk
ion dan senyawa seperti [MCl2]-, [Et3AsMI4] dan K2MCl3.
5. Beberapa kompleks tertentu dari CuII dan AgII merupakan isomorf, dan AgIII, AuIII,
dan CuII juga menghasilkan senyawa kompleks yang mirip.

SENYAWAAN PERAK (I).


Perak(I) merupakan bilangan oksidasi yang umum. Ion AgI dalam air berada dalam
bentuk [Ag(H2O)2]+, tetapi ligan air sangat labil dan tidak ada bentug garam hidrat dari
AgI yang dikenal. AgNO3, AgClO3, dan AgClO4 larut dalam air, tetapi Ag2SO4 dan
AgOOCCH3 dalam air larut sebagian. Garam-garam dari anion okso umumnya bersifat
ionik, tetapi meskipun halida dari AgCl dan AgBr tidak larut dalam air halida tersebut
mempunyai struktur seperti NaCl. Ketidak larutan dalam air ini tampaknya sebagai
akibat dari karakter kovalen dari interaksi Ag----X, dimana dalam senyawaan seperti
AgCN dan AgSCN memiliki struktur rantai seperti pada gambar:

10. Cadmium(Cd)
Posisi dalam tabel periodik kecenderungan dalam satu golongan seng, kadmium, dan
merkuri terletak setelah golongan tembaga, perak dan emas dan mempunyai dua elektron
pada orbital s dan orbital d yang telah terisi penuh. Beberapa sifat dari unsur Cd terlihat
pada tabel dibawah:

Anda mungkin juga menyukai