Anda di halaman 1dari 8

Praktikum UJi Kandungan Urine

Jalan Raya Ketawang No. 02, Gondanglegi, Krajan,


Ketawang, Gondanglegi, Malang, Jawa Timur 65174

Tahun Ajaran 2018/2019

KELOMPOK 2 :AHMAD JIHAD’I (01)

DIAJENG ROBHIATUL ADZAWIYAH (08)

JIHAN VALISTINA (14)

FAJAR ARIFIANTO (17)

PUPUT NIDA NUR AZIZIAH (24)

RISMA DWI WULANDARI (29)


Praktikum Uji Kandungan Urine

TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan glukosa, protein, pH dan pigmen empedu dalam urin

LANDASAN TEORI
Ekskresi adalah pengeluaran bahan – bahan yang tidak berguna yang berasal dari sisa
metabolisme. Di dalam tubuh manusia terdapat organ – organ yang berperan dalam ekskresi
tersebut, yaitu paru – paru, kulit, hati, ginjal. Kulit merupakan salah satu organ ekskresi keringat,
minyak dan garam – garam mineral. Paru – paru mengekskresikan CO2 dan uap air (H2O).
Sedangkan hati mengekskresikan empedu dan ginjal mengekskresikan urin dan zat – zat buangan
seperti urea, asam urat,dll.
vesika urinaria (kantong urin), jika kantong urin sudah penuh akan dikeluarkan melalui
uretra.Salah satu hasil ekskresi dari sistem ekskresi (ginjal) yaitu urin. Urin terbentuk melalui 3
tahap, yaitu: proses filtrasi, re-absorpsi dan augmentasi. Pada tahap filtrasi yang terjadi di
glomerulus akan menghasilkan urin primer, glukosa, asam amino, garam, air, urea,, asam urat,
ion. Lalu terjadi penyerapan kembali pada tahap reabsorpsi dan menghasilkan urin sekunder.
Kemudian pada tahap yang terakhir terjadi penambahan zat sisa seperti urea, asam urat, sisa
obat, H+, NH4+. Proses ketiga ini terjadi di Tubulus Kontortus Distal sampai Tubulus
Kolektivus dan menghasilkan urin yang sebenarnya yang kemudian akan menuju pelvis (rongga)
lalu ke ureter
Urin yang dihasilkan oleh setiap orang tentu berbeda – beda. Banyak sedikitnya urin yang
dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya, zat – zat deuretik seperti
kopi, teh, alcohol, kemudian dipengaruhi juga oleh suhu, volme larutan dalam darah dan emosi
seseorang.

ALAT DAN BAHAN


1. Urin
2. Larutan biuret
3. Larutan benedict
4. Kertas label
5. Kertas indicator pH universal
6. Pipet tetes
7. Tabung reaksi dan penjepit
8. Rak tabung dan kaki tiga
9. Pemanas spiritus
10. Beaker glass 500 ml

D. PROSEDUR KERJA
• Uji pH urin
1. Memasukkan kertas indicator pH universal ke dalam urin.
2. Mengamati perubahan warnanya.
3. Mencocokkan warnanya dengan standar pH.
• Uji kandungan pigmen empedu
1. Mengisi tabung reaksi dengan urin hingga ½ tabung.
2. Mengocok urin tersebut, jika buih kuning berarti urin mengandung pigmen empedu.
• Uji protein
1. Memasukkan 10 tetes urin ke dalam tabung reaksi.
2. Meneteskan 5 tetes larutan biuret pada urin tersebut.
3. Mengocok perlahan, mengamati perubahan warnanya.
4. Jika urin berubah warna menjadi ungu berarti urin mengandung protein.
• Uji glukosa
1. Memasukkan 10 tetes urin ke dalam tabung reaksi.
2. Meneteskan 5 tetes larutan benedict pada urin tersebut.
3. Memanaskan tabung reaksi ke dalam air mendidih selama 15 menit.
4. Mengamati perubahan warnanya.
5. Jika berubah menjadi merah bata maka urin mengandung glukosa. Jika terbentuk endapan
maka orang tersebut menderita diabetes
E.DATA PENGAMATAN

Nama Warna Tingkat pH Warna Awal Warna Akhir Perubahan Kandunga


Kekeruha (urine+benedi (setelah Warna n protein
n ct) dipanaskan) (ada/tdak)
Jihan Kunin ++ 5 Biru Hijaukekuninga Biru Tidak
g n keruh

Zahir Kunin ++ 5 Biru Hijau Biru Tidak


g kekuningan
Mila Kunin + 5 Biru Kuning keruh Biru Tidak
g kekuninga
n
Ferindi Kunin - 6 Biru Biru Biru Tidak
n g kekuningan kekuninga
n
Andre kuning - 5 Biru Hijau Biru Tidak
kekuningan
F. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum uji kandungan urin, didapatkan hasil bahwa urin yang digunakan
sebagai bahan dasar praktikum mempunyai pH=8. Itu berarti bahwa urin basa. Kemudian saat
dilakukan uji kandungan urin yang selanjutnya yaitu uji kandungan pigmen empedu, ternyata urin
yang dipakai untuk sample tidak mengandung pigmen empedu karena berbui warna putih. Untuk uji
protein dan uji glukosa, hasil yang didapat dari praktikum menunjukkan bahwa urin tidak
mengandung protein dan tidak mengandung glukosa, karena saat ditetesi 5 tetes biuret (dalam uji
protein) urin berwarna kuning kehitaman/cokelat gelap dan saat ditetesi 5 tetes benedict (dalam uji
glukosa) urin berwarna hijau kebiruan. Dengan uji glukosa dapat diketahui jika terbentuk endapan
maka urin yang digunakan sebagai bahan dasar praktikum adalah milik orang penderita diabetes.
Akan tetapi, hasil uji urin setelah diamati adanya endapan atau tidak, ternyata urin tidak terbentuk
endapan sehinga tidak menderita diabetes.

Urin adalah salah satu hasil ekskresi dari organ ginjal. Urin terbentuk melalui 3 tahap yaitu proses
filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi. Setelah ketiga tahap tersebut selesai maka urin akan masuk ke
pelvis/rongga => ureter => kantong urin/vesika urinaria => uretra dan selanjutnya akan dikeluarkan.
Setiap hasil ekskresi yang dikeluarkan oleh organ tertentu mengandung beberapa zat seperti
keringat: air, garam, urea, dll. Begitu juga dengan hasil ekskresi organ ginjla yaitu urin. Untuk
mengetahui kandungan yang ada dalam urin maka dilakukan uji kandungan urin, yaitu:
1. Uji pH urin
Uji pH urin dilakukan dengan memasukkan kertas indicator pH universal ke dalam urin dan
mengamati perubahan warnanya. Ternyata urin yang diuji mempunyai pH=8 yang artinya basa.
Karena jika pH asam, pH=5 =>netral, pH>5 =>basa. Basa tersebut disebabkan adanya urea,
amoniak dan beberapa zat lainnya yang terkandung dalam urin yang mempunyai sifat basa.
Seharusnya urin normal bersifat netral (pH=7).
2. Uji kandungan pigmen empedu
Adanya kandungan pigmen empedu dalam urin diketahui dengan cara mengocok urin yang telah
dimasukkan dalam tabung. Hasilnya, urin berbui warna putih, sehingga urin tersebut tidak
mengandung pigmen empedu. Jika urin dikocok dan berbui warna kuning maka urin mengandung
pigmen empedu. Warna kuning tersebut berasal dari hemin (pigmen) bilirubin dan biliverdin yang
telah dioksidasi menjadi urobilin (zat warna feses dan urin), sehinga menjadikan warna bui kuning.
3. Uji protein
Urin yang diuji untuk mengetahui ada tidaknya protein, setelah melalui tahap pemberian 5 tetes
biuret ternyata berubah warna menjadi kuning kehitaman/cokelat gelap. Jika urin = 5 tetes biuret
berubah menjadi ungu maka dapat dipastikan urin mengandung protein. Karena urin yang diuji tidak
berwarna ungu maka urin tidak mengandung protein. Tetapi jika urin mengandung protein, ini ada
ketidakberesan pada ginjal orang yang urinnya diuji. Seharusnya, ginjal yang normal tidak akan
meloloskan protein bersama urin. Protein (asam amino) pada ginjal yang normal, akan diserap pada
proses filtrasi sebab protein (asam amino) termasuk zat yang berguna bagi tubuh. Selain itu jika ada
protein (asam amino) yang masih berada pada urin primer, pada tahap re-absorpsi tepatnya di
bagian Tubulus Kontortus Proksimal, semua protein (asam amino) sudah harus diserap oleh tubuh.
Artinya, urin yang dikeluarkan sudah tidak lagi mengandung protein. Jadi, jika hasil praktikum
menunjukkan adanya kandungan protein dalam urin, maka ginjal orang yang urinnya diuji
mengalami masalah terutama pada Tubulus Kontortus Proksimal.
4. Uji glukosa
Adanya kandungan glukosa dalam urin dapat diketahui melalui perubahan warna yang terjadi
setelah urin ditetesi 5 tetes benedict dan berubah warna menjadi merah bata. Namun, data yang
didapatkan setelah urin ditetesi benedict ternyata berwarna hijau kebiruan, artinya urin yang diuji
tidak mengandung glukosa. Adanya kandungan glukosa juga harus diperhatikan. Sama halnya
dengan protein, jika urin mengandung glukosa maka ada masalah yang terjadi pada ginjal
khususnya pada bagian Tubulus Kontortus Proksimal.
Dengan uji glukosa, juga dapat diketahui jika urin menghasilkan endapan maka orang yang urinnya
diuji menderita diabetes. Hal ini berhubungan dengan pancreas karena pancreas menghasilkan
sedikit insulin bahkan tidak, sehingga menyebabkan diabetes. Dari pengujian urin, didapatkan data
bahwa urin yang diuji tidak terbentuk endapan yang artinya orang yang urinnya diuji tidak menderita
diabetes.

G. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa urin yang diuji bersifat basa (pH=8),
tidak mengandung protein dan glukosa, tidak mempunyai kandungan pigmen empedu dan tidak ada
endapan yang terbentuk ( tidak menderita diabetes). Itu menunjukkan bahwa ginjal orang yang
urinnya diuji “NORMAL”.

H. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai