Disusun oleh:
Februari, 2021
HALAMAN PENGESAHAN:
oleh:
Kelompok 4
Anggota:
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
B. TUJUAN
Menjelaskan susunan dan cara kerja elemen listrik primer yang terdiri atas:
Kegiatan 1: Elemen Volta
Kegiatan 2: Baterai Arang
Kegiatan 3: Baterai Elektrolit
Kegiatan 4: Baterai Buah
C. DASAR TEORI
Sel volta yaitu sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan serta mengubah
energi kimia menjadi energi listrik, seperti baterai atau aki. Penamaan sel volta diambil
dari ilmuwan Italia yaitu Luigi Galvani dan Alessandro Volta. Sel volta terdiri atas dua
elektroda dan elektrolit. Dimana pada kedua elektroda tersebut terdapat kecenderungan
reaksi kimia, satu cenderung teroksidasi dan yang lain tereduksi. Reaksi akan terjadi bila
keduanya dihubungkan dengan kawat (logam), sehingga elektron dapat berpindah dari
satu elektroda ke elektroda yang lain melalui kawat tersebut (Chang, 2005:197).
Energi listrik yang terdapat di dalam kawat (logam) dapat digunakan untuk
berbagai keperluan. Adapun salah satu contoh kegunaan sel volta yang sering digunakan
adalah sebagai sumber energi listrik. Pada 250 tahun sebelum masehi, bangsa Paris
primitif menggunakannya sebagai perhiasan. Kini sel volta lebih dikenal sebagai baterai
(Rosenberg, 1999:259)
Dua elektroda yang terdapat dalam sel volta yaitu:
a. Anoda
Anoda dalam sel volta adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi, yang diberi
tanda negatif (-). Dimana elektron akan dilepaskan oleh elektroda ini.
b. Katoda
Katoda adalah elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi, yang diberi tanda positif
(+). Menuju katoda inilah pergerakan elektron
Untuk menentukan suatu logam bertindak sebagai katoda dan anoda dapat dilihat
melalui deret volta yaitu susunan unsur-unsur yang menunjukkan kekuatan pendesakan
suatu logam terhadap logam lain. Perjanjian menetapkan elektroda Hidrogen (H) sebagai
elektroda standar dengan potensial 0,0 volt. Semakin ke kanan letak suatu unsur dalam
deret volta, maka semakin besar potensial reduksinya, artinya dalam sel volta unsur
tersebut bertindak sebagai katoda (kutub positif). Semakin ke kiri letak suatu unsur dalam
deret volta, maka semakin rendah potensial reduksinya, artinya dalam sel volta unsur
tersebut bertindak sebagai anoda (kutub negatif) (Chang, 2005:198).
Suatu sel elektrokimia dapat terjadi secara spontan atau tidak spontan, dapat
diperkirakan dari nilai potensial sel atau E0 sel. Jika potensial sel (E0 sel) bernilai positif,
maka reaksi redoks berlangsung secara spontan. Sebaliknya jika potensial sel bernilai
negatif maka reaksi tidak berlangsung spontan.
Reaksi Reduksi Oksidasi (redoks) terjadi secara spontan ditandai dengan serah
terima elektron dari suatu partikel kepada partikel lain. Reaksi oksidasi adalah reaksi
dimana terjadinya pelepasan elektron, pengikat oksigen, dan kenaikan bilangan oksidasi.
Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi dimana terjadi pengikatan elektron, penurunan
muatan, pelepasan oksigen, dan penurunan bilangan oksidasi.
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au
Arang aktif adalah arang yang dimurnikan yaitu konfigurasi atom karbonnya
dibebaskan dari ikatan dengan unsur lain serta pori-porinya dibersihkan dari unsur lain
atau kotoran, sehingga permukaan karbon atau pusat aktif menjadi bersih dan lebih
luas. Keluasan pusat aktif ini menentukan efektifitas kegunaannya sebagai adsorben
(penyerap) cairan maupun gas (Putra, 2016).
2. Variabel Penelitian
a. Kegiatan 1: Elemen Volta
1) Variabel bebas : jenis elektroda (besi, seng, alumunium)
2) Variabel terikat : nyala lampu (tidak menyala, redup, terang); tegangan
3) Variabel kontrol : kabel, lampu, jepit buaya, gelas plastik
Melakukan langkah yang sama untuk pasangan elektroda Al-Cu dan Fe-Cu
Menyiapkan larutan air garam dengan berbagai konsentrasi yaitu 30%, 40%, dan
50%
Membasahi arang kayu dengan larutan garam, kemudian bungkus dengan kertas
tisu, dan di lapisi dengan alumunium foil
Menyambungkan kabel pada lampu dan mengamati apa yang terjadi pada lampu.
Menjepitkan penjepit buaya pada paku dan uang koin yang ada pada buah
F. PEMBAHASAN
1. Elemen Volta
Praktikum Membuat Elemen Listrik Sederhana memiliki tujuan untuk
menjelaskan susunan dan cara kerja elemen listrik primer, khususnya Elemen Volta.
Variabel bebas adalah jenis elektroda (besi, seng, alumunium), sedangkan variabel
terikat adalah nyala lampu (tidak menyala, redup, terang) dan tegangan. Sementera
variabel kontrol adalah kabel, lampu, jepit buaya, dan gelas plastik.
Gambar 1 Alat dan Bahan Praktikum
Sumber: Dokumen Pribadi
Langkah pengerjaan adalah menuangkan asam sulfat encer ke dalam gelas,
menyiapkan lempeng elektroda yang akan digunakan (Al dan Fe), memasang kabel
dan lampu pada jepit buaya secara seri, memasang multimeter secara paralel dengan
lampu, menghubungkan jepit buaya dengan masing-masing elektroda, memvideo
bagaimana peristiwa yang terjadi dan mencatat tegangan yang dihasilkan, melakukan
langkah yang sama untuk pasangan elektroda Al-Zn dan Fe-Zn, kemudian mencatat
hasilnya ke dalam tabel.
Langkah yang dilakukan praktikan sedikit berbeda dengan rancangan
praktikum, terutama pada jumlah gelas asam sulfat yang dipergunakan. Hal ini
dikarenakan larutan asam sulfat yang dimiliki terbatas, sehingga tidak mencukupi dua
gelas plastik. Jika dipergunakan dua gelas plastik, maka diperkirakan ketinggian
setiap gelas plastik kurang mencukupi untuk merendam elektroda dan akibatnya
reaksi yang terjadi amat sedikit. Untuk mengatasinya, praktikan mempergunakan satu
gelas plastik dengan menghilangkan jembatan garam.
a. Elektroda Zn-Al
b. Elektroda Zn-Fe
Pasangan elektroda kedua adalah Seng dan Besi. Yang berperan sebagai
katoda adalah besi karena potensial reduksinya lebih besar daripada. Lampu
menyala redup karena tegangan yang dihasilkan jauh lebih rendah dari tegangan
optimum lampu 5 VA. Sedangkan tegangan rangkaian adalah 0.58 Volt.
c. Elektroda Al-Fe
Semakin ke kanan letak suatu unsur dalam deret volta, maka semakin besar
potensial reduksinya, artinya dalam sel volta unsur tersebut bertindak sebagai
katoda (kutub positif). Semakin ke kiri letak suatu unsur dalam deret volta, maka
semakin rendah potensial reduksinya, artinya dalam sel volta unsur tersebut
bertindak sebagai anoda (kutub negatif) (Chang, 2005:198).
Lebih lanjut menurut Chang (2005:197), sel volta terdiri atas dua elektroda
dan elektrolit, satu cenderung teroksidasi dan yang lain tereduksi. Reaksi akan
terjadi bila keduanya dihubungkan dengan kawat (logam), sehingga elektron
dapat berpindah dari satu elektroda ke elektroda yang lain melalui kawat tersebut.
dalam percobaan, dipergunakan elektroda berupa besi, alumunium, atau seng
dengan elektrolit asam sulfat dan dihubungkan dengan kabel.
3. Baterai Elektrolit
Tujuan dari pembuatan baterai elektrolit ini yaitu menjelaskan susunan dan
cara kerja elemen listrik primer yang terdiri dari baterai elektrolit. Pada bagian
percobaan pembuatan baterai elektrolit, praktikan menggunakan varibel bebas antara
lain larutan cuka 5%, larutan garam, dan juga air mineral. Praktikan menetapkan
variable terikatnya yaitu terang nyala lampu, apakah tidak menyala, redup, terang,
atau sangat terang. Untuk variable controlnya praktikan menetapkan kabel, elektroda,
lampu, penjepit buaya, dan gelas.
a. Baterai elektrolit dari larutan cuka
Pada pembuatan baterai elektrolit menggunakan larutan cuka ini, pertama
praktikan menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu merangkai kabel, seng,
tembaga, dan mencelupkannya di larutan cuka 5% pada 4 gelas berbeda seperti
berikut
Gambar x. Rangkaian baterai pada larutan cuka
Setelah itu praktikan mengecek tegangan yang dihasilkan pada larutan cuka
tersebut. Multimeter menunjukkan tegangan sebesar 2,97 volt.
Karena baterai ini bergantung pada oksidasi aluminium pada anoda, yang melepaskan
elektron, dan pengurangan oksigen pada katoda, yang menggunakan elektron.
Pergerakan elektron melalui sirkuit eksternal menghasilkan arus listrik yang bisa
digunakan untuk menyalakan perangkat sederhana.
2. Baterai Arang
Susunan baterai arang terdiri dari kabel yang disambungkan dengan
bungkusan (arang + larutan garam) dengan ujung kabel lainnya disambungkan ke
lampu Led. Baterai memiliki dua elektroda yang disebut katoda dan anoda tempat
reaksi kimia menghasilkan elektron. Pada percobaan kinerja baterai melibatkan
transfer electron melalui suatu media yang bersifat konduktif dari alumunium foil
(anoda) ke serbuk karbon aktif (katoda) sehingga menghasilkan arus listrik.
3. Baterai Elektrolit
Susunan baterai elektrolit terdiri dari kabel yang disambungkan dengan seng
dan tembaga kemudian dicelupkan pada larutan elektrolit, dan ujung kabel
lainnya disambungkan ke lampu. Cara kerja elemen listrik yaitu listrik dihasilkan
melalui larutan elektrolit kemudian dihantarkan melalui seng dan tembaga
kemudian listrik diteruskan melalui kabel dan mampu menyalakan lampu.
4. Baterai Buah
Susunan baterai buah terdiri dari paku dan uang koin yang disambungkan
menggunakan kabel dan pada ujungnya dihubungkan dengan lampu LED. Cara
kerja baterai buah adalah buah sebagai larutan elektrolit kemudian listrik
dihantarkan oleh paku dan uang kion kemudian sampai pada lampu dan lampu
dapat menyala.
DAFTAR PUSTAKA
Atina. 2015. Tegangan Dan Kuat Arus Listrik Dari Sifat Asam Buah. Jurnal SainmatikaVol.12
No.2, hal 28-42.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hermawan, Paris Sutarjawinata, dkk. 2009. Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Mediatama.
Kartawidjaya, M, Abdurrocman, A dan Rumeksa, A. 2008. Pencarian Parameter Bio-Baterai
Asam Sitrat (C6H8O7). Prosding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II: 105-115.
Mardwianta. 2017. Kimia Unsur dan Radiokimia. Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti.
Putra, H.P. 2006. Teknologi Pembuatan Arang. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press).
Rosenberg, Jeromel. 1999. Teori dan Soal-Soal Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Setyiawati, A. A. 2009. Kimia Mengkaji Fenomena Alam. Jakarta: Cempaka Putih.
Sidiq, R. K. 2015. Rancang Bangun Sistem Pengisi Baterai Mobil Listrik Berbasis
Mikrokontroler Atmega16. Jember: Universitas Jember.
Svehla,G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi Kelima.
Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.