Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Kelainan Sistem Muskuloskeletal


Sub Pokok Bahasan : Kelainan Tulang Belakang
Sasaran : Warga Desa Y.
Waktu : 60 Menit
Tempat : Balai Desa
Hari/tgl Pelaksanaan : Senin, 14 Oktober 2019
Waktu Pelaksanaan : 09.00 – 10.00

A. TUJUAN
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan warga desa Y mampu
mengetahui tentang kelainan-kelainan tulang belakang.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan warga desa Y mampu:
a. Menjelaskan pengertian Kifosis, Lordosis, Skoliosis
b. Menjelaskan penyebab Kifosis, Lordosis, Skoliosis
c. Menjelaskan tanda dan gejala Kifosis, Lordosis, Skoliosis
d. Menjelaskan komplikasi Kifosis, Lordosis, Skoliosis
e. Menjelaskan pencegahan Kifosis, Lordosis, Skoliosis
f. Menjelaskan pengobatan Kifosis, Lordosis, Skoliosis

B. SASARAN
Warga Desa Y
C. TARGET
Warga desa Y dapat mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, komplikasi, pencegahan, dan pengobatan terhadap Kifosis, Lordosis,
Skoliosis

D. MATERI
Terlampir

E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab

F. MEDIA
1. Power point
2. Leaflet

G. PELAKSANAAN
No Tahap / KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta
Waktu
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
10 menit pembukaan
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan
memperhatikan
c. Kontrak Waktu c. Menyetujui
d. Menjelaskan maksud dan d. Mendengarkan
tujuan
e. Melakukan apersepsi e. Menjawab pertanyaan
apersepsi
2. Interaksi a. Menjelaskan pengertian a. Mendengarkan dan
40 Menit Kifosis, Lordosis, memperhatikan
Skoliosis
b. Menjelaskan tentang b. Mendengarkan dan
penyebab Kifosis, Memperhatikan
Lordosis, Skoliosis
c. Menjelaskan tanda dan c. Mendengarkan dan
gejala Kifosis, Lordosis, memperhatikan
Skoliosis
d. Menjelaskan komplikasi d. Mendengarkan dan
Kifosis, Lordosis, memperhatikan
Skoliosis
e. Menjelaskan pencegahan e. Mendengarkan dan
Kifosis, Lordosis, memperhatikan
Skoliosis
f. Menjelaskan pengobatan f. Mendengarkan dan
Kifosis, Lordosis, memperhatikan
Skoliosis
g. Diskusi g. Bertanya
3. Penutup a. Evaluasi a. Menjawab pertanyaan
10 menit yang diajukan
b. Mengucap terimakasih b. Membala sucapan
c. Salam Penutup c. Menjawab salam
penutup

H. KRITERIA EVALUASI
1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan tempat
c. Menyiapkan media
2. Standar Proses
a. Membaca buku referensi tentang kelainan tulang belakang; kifosis,
lordosis, skoliosis
b. Memberi penyuluhan tentang kelainan tulang belakang
3. Ealuasi Hasil
a. Jelaskan pengertian Kifosis, Lordosis, Skoliosis
Jawab: Kifosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri
punggung dan adanya bonggol di punggung. Lordosis adalah
penyakit kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan
punggung penderita terlalu melengkung masuk pada daerah
pinggang seseorang. Skoliosis adalah kelengkungan tulang
belakang yang abnormal ke arah samping.

b. Sebutkan penyebab terjadinya Kifosis, Lordosis, Skoliosis


Jawab :
Kifosis:
1) Osteoporosis
2) Degenerasi disk
3) Penyakit Scheuermann
4) Cacat lahir
5) Sindrom
6) Kanker

Lordosis:
1) Postur tubuh yang buruk
2) Kegemukan
3) Osteoporosis
4) Spondylolisthesis
5) Discitis
6) Achondroplasia
Skoliosis:
1) Kongenital (bawaan)
2) Neuromuskuler
3) Idiopatik
4) Skoliosos degenerative

c. Sebutkan tanda – tanda dan gejala Kifosis, Lordosis, Skoliosis


Jawab :
Kifosis:
a) Sakit leher dan punggung adalah gejala yang paling sering
terjadi.
b) Pada Kifosis yang berat akan terjadi sesak napas karena
paru-paru tidak dapat mengembang sempurna. Seringkali
justru orang lain yang sudah lama tidak bertemu yang
menyadari adanya kifosis (kebungkukan) ini.
c) Nyeri punggung seperti diremas-remas/ditarik disertai
kekakuan.
d) Nyeri dan kaku terasa bila membungkuk ke depan.Kasus
berat dapat terjadi gangguan kardiopulmoner : sesak, fatik,
berkurangnya toleransi fisik untuk beraktivitas.

Lordosis:
a) Gangguan perkembangan paha, dan gangguan
neuromuskuler.
b) Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai.
c) Perubahan pola buang air besar dan air kecil.
d) Penonjolan bokong.
e) Gejala lain bervariasi sesuai dengan gangguan lain yang
menyertainya.
f) Distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha, dan
gangguan neuromuskuler.

Skoliosis:
a) Seringnya mengalami rasa pegal dan sakit pada salah satu
sisi pinggang (selalu sisi yang sama)
b) Payudara yang tidak simetris (pada wanita)
c) Cara berjalan yang terlihat limbung
d) Tinggi Pundak yang tidak simetris
e) Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah
samping
f) Bahu dan pinggul kiri & kanan tak sama tingginya
g) Nyeri punggung

d. Sebutkan komplikasi Kifosis, Lordosis, Skoliosis


Jawab :
Kifosis:
a) Masalah citra tubuh
b) Sakit punggung
c) Nafsu makan menurun

Lordosis:
a) Masalah jantung
b) Masalah paru – paru
c) Nyeri punggung
Skoliosis:
a) Kerusakan paru-paru dan jantung
b) Sakit tulang belakang

e. Sebutkan pencegahan Kifosis, Lordosis, Skoliosis


Jawab :
Kifosis:
a) Duduk dengan posisi yang benar
b) Hilangkan kebiasaan bertopang dagu
c) Berolahraga teratur,
d) Diet yang cukup kalsium dan Vitamin D

Lordosis:
a) Mengubah posisi duduk yang benar
b) Kurangi tegang pada punggung
c) Kosumsi makanan yang mengandung vitamin D
d) Olahraga teratur
e) Perbanyak mengkonsumsis kalsium

Skoliosis:
a) Duduk dengan posisi yang benar
b) Hilangkan kebiasaan bertopang dagu
c) Berolahraga teratur, terutama olahraga yang
menggunakan kedua sisi tubuh secara aktif seperti
berenang.
d) Periksa di depan cermin tinggi pundak dan tinggi
panggul anda. Apabila tinggi ada kelainan segeralah
berkonsultasi dengan dokter Ortophedi atau
Rehabilitasi Medik.
f. Sebutkan pengobatan Kifosis, Lordosis, Skoliosis
Jawab:
a. Kifosis : Pengobatan kifosis tergantung pada penyebab, kondisi,
tanda, dan gejala yang muncul. Salah satu pilihan pengobatan
adalah dengan latihan untuk memperkuat otot punggung. Atau
untuk kondisi kifosis yang cukup parah maka dapat juga dikoreksi
dengan operasi. Pengobatan kifosis bawaan umumnya dilakukan
pada saat penderita masih balita. Hal ini karena kifosis disebabkan
oleh adanya kelainan pada tulang belakang saat bayi masih dalam
janin ibu. Pembedahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin untuk
membantu mencegah kondisi kifosis bertambah parah. Terapi
osteoporosis diperlukan untuk mencegah terjadinya fraktur di
kemudian hari pada kasus kifosis yang disebabkan oleh
osteoporosis. Terapi lain seperti olahraga, pengaturan pola makan
dan asupan nutrisi dengan mengkonsumsi susu berkalsium tinggi
dua kali sehari atau sesuai dengan jumlah harian yang
direkomendasikan setiap hari juga dapat memperlambat atau
menghentikan progresifitas osteoporosis. Namun untuk kasus
kifosis yang parah, pembedahan merupakan pilihan terapi.

b. Lordosis : Pengobatan masalah lordosis akan dilakukan


berdasarkan penyebabnya. Namun biasanya dokter akan
melakukan pengobatan berdasarkan usia dan riwayat kesehatan.
Adapun tujuan dari pengobatan lordosis adalah agar lengkungan
tulang tidak bertambah serta mencegah terjadinya deformitas.
Penatalaksanaan lordosis tergantung pada penyebab lordosis.
Latihan untuk memperbaiki sikap tubuh dapat dilakukan jika
lordosis disebabkan oleh kelainan sikap tubuh.
c. Skoliosis : Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada
penyebab, derajat, dan lokasi kelengkungan serta stadium
pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20 derajat,
biasanya tidak perlu pengobatan, tetapi penderita harus menjalani
pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan. Pada anak- anak yang
masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30,
karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat
penyangga) untuk memperlambat progresivitas kelengkungan
vertebra. Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam
mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang
selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti.
Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun
neuromuskular. Jika kelengkungan mencapai 40 atau lebih,
biasanya dilakukan pembedahan.Pada pembedahan dilakukan
perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang
dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam
yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun).
Lampiran
KELAINAN TULANG BELAKANG

DEFINISI

Kifosis : Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai


dengan nyeri punggung dan adanya bonggol di punggung (kifosis). Kifosis
adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat
trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis pada
masa remaja juga disebut penyakit Scheuermann. Kifosis adalah suatu
kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma,
gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis adalah salah satu
bentuk kelainan tulang punggung, di mana punggung yang seharusnya
berbentuk kurva dan simetris antara kiri dan kanan ternyata melengkung ke
belakang melebihi batas normal, kelainan ini di masyarakat awam sering
disebut sebagai Bungkuk .Kifosis adalah lengkungan ke depan pada
punggung bagian atas bungkuk Biasanya pembungkukan ini terjadi secara
berlebihan, yaitu lebih dari 50 derajat sehingga punggung akan terlihat
memiliki punuk daging yang menonjol pada tengkuk Kifosis adalah penyakit
kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan tubuh penderita
melengkung ke depan dan melebihi batas normal atau bungkung.

Lordosis : Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang


akan tampak lurus. Lain halnya pada tulang belakang penderita lordosis, akan
tampak bengkok terutama di punggung bagian bawah . Gejala yang timbul
akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala lordosis yang paling
sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan
gangguan lain yang menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan
perkembangan paha, dan gangguan neuromuskuler. Lordosis sendiri adalah
penyakit kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan punggung
penderita terlalu melengkung masuk pada daerah pinggang seseorang.
Skoliosis : Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang
abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher),
torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Sekitar 4% dari seluruh anak-anak
yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya
ditemukan pada anak perempuan Skoliosis adalah kelainan tulang belakang
yang berubah bentuk dari lurus menjadi melengkung yang cenderung akan
berbentuk seperti huruf S.

ETIOLOGI

Kifosis
Tulang tunggal (vertebra) yang membentuk tulang belakang yang
sehat terlihat seperti silinder yang bertumpuk dalam sebuah kolom. Kifosis
terjadi ketika tulang di punggung atas menjadi lebih berbentuk baji.
Deformitas ini dapat disebabkan oleh berbagai masalah, termasuk:
a. Osteoporosis. Gangguan pengeroposan tulang ini dapat mengakibatkan
tulang hancur (kompresi fraktur). Osteoporosis adalah yang paling umum
pada orang dewasa yang lebih tua, khususnya perempuan, dan pada orang
yang mengonsumsi kortikosteroid dalam dosis tinggi untuk jangka waktu
yang lama.
b. Degenerasi disk. Disk lembut yang melingkar berfungsi layaknya bantal
antara vertebra tulang belakang. Seiring dengan bertambahnya usia, disk
ini mengering dan menyusut, yang seringkali memperburuk kifosis.
c. Penyakit Scheuermann. Juga disebut kifosis Scheuermann, penyakit ini
biasanya dimulai selama lonjakan pertumbuhan yang terjadi sebelum
pubertas. Anak laki-laki lebih sering terkena penyakit ini daripada anak
perempuan. Lengkungan tulang belakang dapat berkembang semakin
buruk ketika masa pertumbuhan anak selesai.
d. Cacat lahir. Jika tulang belakang bayi tidak berkembang dengan baik di
dalam rahim, tulang belakang kemungkinan tidak terbentuk dengan
benar, dan kemudian menyebabkan kifosis.
e. Sindrom. Kifosis pada anak-anak juga dapat dikaitkan dengan sindrom
tertentu, seperti sindrom Marfan atau penyakit Prader-Willi.
f. Kanker. Kanker di tulang belakang dapat melemahkan tulang dan
membuatnya lebih rentan terhadap fraktur kompresi.
Peningkatan lengkungan pada tulang belakang bagian atas juga dapat
disebabkan oleh posisi tubuh yang sering membungkuk. Disebut kifosis
postural, kondisi ini tidak diakibatkan oleh cacat pada tulang belakang.
Kondisi ini adalah yang paling umum pada remaja.lansia maupun anak-anak
dan remaja saat ini yang sangat mudah meremehkan kesehatan mereka.
Penyebab penyakit ini sangat perlu diketahui bagi semua masyarakat, sebab
dengan adanya pengetahuan tersebut, sangat membantu untuk mencegah
terjadinya kelainan tulang ini. Kondisi ini tentu sangat tidak diinginkan dan
agar tidak menyesal kedepannya di saat sudah berlanjut ke usia lansia

Lordosis
Beberapa otot disekitar HIP dan tulang punggung menjadi tegang dan
terkadang mejadi lemah karena tidak ada nya keseimbangan/imbalance,dan ini
sering dikenal sebagai lower crossed syndrome(dikaitkan dengan posisi dari
otot yang menegang dan otot yang melemah berseberaangan)
Seringkali,lordosis muncul di masa kecil tanpa diketahui
penyebabnya. Hal ini disebut benign lordosis remaja. Namun,lordosis dapat
mempengaruhi orang-orang dari segala usia.
Penyebab potensial lain dari lordosis meliputi:
a. Postur tubuh yang buruk. Kondisi tubuh dari seseorang yang sejak anak-
anak hingga orang dewasa bisa menjadi salah satunya penyebab penyakit
lordosis karena, bisa menjadi bawaan hal yang buruk dari tulang
belakangnya. Dengan begitu, jika individu tersebut melakukan aktivitas
dengan kesalahan kesalahannya akan dapat memperparah penyakit pada
pungggungnya yakni lordosis. Aktivitas aktivitas tersebut seperti duduk
sembarangan yang dapat merusak tulang punggung.
b. Kegemukan. Salah satu penyebab terjadinya penyakit lordosis pada tulang
punggung yakni berat badan pada seseorang yang berlebih obesitas. Hal
tersebut akan menjadi penyebab terjadinya lordois karena badan yang ada
pada individu tersebut tidak mampu menopang berat badan yang ada pada
individu tersebut. Kondisi ini akan membuat tulang pada punggungnya
menjadi terbebani dan masuk ke dalam punggung individu tersebut.
c. Osteoporosis (melemahnya tulang dengan usia) Ketika saat tua, seseorang
akan sangat mudah mengalami penyakit lordosis tersebut. Seperti yang
telah terjadi saat ini, banyak orang tua yang berjalan dengan
membungkuk. Hal ini di sebabkan badan yang sudah tidak kuat lagi dari
orang lansia menjadi beban yang sangat berat dan sudah mulai rapuh.
Sehingga tulang pungung mereka akan rawan sekali terkena penyakit
lordosis tersebut.
d. Kifosis (kelengkungan luar berlebihan pada pertengahan kembali) Kifosis
yang terjadi pada seseorang akan pula menjadikan tulang punggungnya
tersebut menjadi penyakit lordosis, karena tulang punggung bawah yang
ada pada individu tersebut mempunyai kerapuhan. Kerapuhan inilah yang
akan menjadi mudahnya terkena serangan penyakit lordosis sehingga,
sangat sulit sekali untuk berjalan karena kondisi badan yang
membungkuk.
e. Ganguan tulang belakang Sering sekali orang yang terkena penyakit
lordosis disebabkan karena adanya gangguan yang terjadi pada tulang
punggung mereka. Dengan adanya ganguan tersebut, maka akan sangat
mudah sekali tulang punggung tersebut rapuh dan tidak dapat menahan hal
hal yang berat, sehingga badan dan tulang punggung akan menjadi
membungkuk.
f. Alas kaki dengan hak tinggi yang biasa dipakai oleh wanita saat ini akan
meningkatkan resiko lordosis. Hak tinggi menyebabkan pusat gravitasi
tubuh berpindah ke depan dan peningkatan kelengkungan tulang belakang.
g. Spondylolisthesis (suatu kondisi dimana satu vetebra tergelincir ke depan
atau ke belakang relatif terhadap vetebra berikutnya)
h. Discitis (gangguan disk antara tulang-tulang belakang)
i. Achondroplasia (bentuk dwarfisme )

Skoliosis
Penyebab terjadinya skoliosis belum diketahui secara pasti, tapi dapat
diduga dipengaruhi oleh diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur,
penyakit tulang, penyakit arthritis, dan infeksi. Scoliosis tidak hanya
disebabkan oleh sikap duduk yang salah. Menurut penelitian di Amerika
Serikat, memanggul beban yang berat seperti tas punggung, bisa menjadi
salah satu pemicu scoliosis.
Terdapat 4 penyebab umum dari skoliosis:
a. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu. Penyebab
penyakit skoliosis ini adalah bisa dari bawaan yang disebabkan oleh
tulang belakang yang tidak tumbuh dengan normal saat bayi dalam
kandungan di dalam rahim. Hal ini mungkin terjadi karena kurang
perhatian dalam menjaga rahim yang ada di dalam, sehingga bentuk tulang
bayi yang akan lahir akan terjadi tidak secara normal. Maka dari itu,
sangat perlu diketahui bagi masyarakat saat ini, baik yang usia
b. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau
kelumpuhan akibat penyakit berikut :Cerebral palsy, Distrofi otot, Polio,
Osteoporosis juvenile.
c. Idiopatik, Jenis penyakit skoliosis yakni salah satunya skoliosis idiopatik.
Kasus skoliosis yang tidak diketahui penyebab pastinya disebut idiopatik.
Menurut penelitian yang telah dilakukan, sekitar sepertiga penderita
skoliosis idiopatik terkait faktor genetika yang dialami individu tersebut.
Skoliosis idiopatik diderita sebanyak 80 persen dari jumlah penderita
skoliosis.
d. Skoliosos degeneratif. Selain idiopatik, ada juga skoliosis degenaratif
dalam jenisnya. Skoliosis degeneratif terjadinya akibat kerusakan pada
bagian tulang belakang yang terjadi secara perlahan-lahan. Skoliosis dari
tipe ini sering terjadi pada orang dewasa sebab seiring bertambahnya usia,
beberapa bagian tulang belakang menjadi sangat mudah lemah dan
menyempit. Selain itu, ada beberapa penyakit atau gangguan yang
berhubungan dengan tulang belakang yang bisa menyebabkan skoliosis
degeneratif, seperti osteoporosis, penyakit Parkinson, motor neurone
disease, sklerosis multipel, dan kerusakan tulang belakang yang terjadi
akibat dari operasi.
MANIFESTASI KLINIS

Kifosis : Pria lebih rentan terkenan Kifosis ini. Terutama pria yang kurang
aktif dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk duduk. Pria manula
juga lebih berisiko terkena Kifosis ini.
Gejala:
1. Sakit leher dan punggung adalah gejala yang paling sering terjadi.
2. Pada Kifosis yang berat akan terjadi sesak napas karena paru-paru tidak
dapat mengembang sempurna. Seringkali justru orang lain yang sudah
lama tidak bertemu yang menyadari adanya kifosis (kebungkukan) ini.
3. Nyeri punggung seperti diremas-remas/ditarik disertai kekakuan.
4. Nyeri dan kaku terasa bila membungkuk ke depan.Kasus berat dapat
terjadi gangguan kardiopulmoner : sesak, fatik, berkurangnya toleransi
fisik untuk beraktivitas.

Lordosis
Gejala
1. Gangguan perkembangan paha, dan gangguan neuromuskuler.
2. Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai.
3. Perubahan pola buang air besar dan air kecil.
4. Penonjolan bokong.
5. Gejala lain bervariasi sesuai dengan gangguan lain yang menyertainya.
6. Distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha, dan gangguan
neuromuskuler.

Skoliosis
Gejala
1. Seringnya mengalami rasa pegal dan sakit pada salah satu sisi pinggang
(selalu sisi yang sama)
2. Payudara yang tidak simetris (pada wanita)
3. Cara berjalan yang terlihat limbung
4. Tinggi Pundak yang tidak simetris
5. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
6. Bahu dan pinggul kiri & kanan tak sama tingginya
7. Nyeri punggung

KOMPLIKASI

Kifosis :
1. Masalah citra tubuh. Remaja terutama dapat mengembangkan citra tubuh
yang buruk karena lengkungan pada punggung atau akibat memakai
penjepit untuk memperbaiki kondisi tersebut.
2. Sakit punggung. Dalam beberapa kasus, penyelarasan tulang belakang
yang tidak tepat dapat menimbulkan rasa sakit, yang bisa menjadi semakin
parah dan bersifat melumpuhkan.
3. Nafsu makan menurun. Pada kifosis kasus parah, lengkungan tersebut
dapat menyebabkan perut terkompres dan menyebabkan penurunan nafsu
makan.

Lordosis :
1. Masalah jantung, penderita yang tulangnya dalam keaadaan melengkung
bahkan hingga 70 derajat tentu saja jantung akan kesulitan untuk
memompa darah untuk keseluruh tubuh. Hal ini akibat dari tertekannya
jantung.
2. Masalah paru – paru, begitu juga dengan paru – paru, kelengkunagn
tulang juga akan menyebabkan kesulitan untuk bernapas.
3. Nyeri punggung, penderita tentu saja akan sering merasakan nyeri punggu
yang berlebih. apalagi jika keadaan semakin parah.
Skoliosis : Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu
dirawat seawal mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin
bengkok dan menimbulkan berbagai komplikasi seperti :
1. Kerusakan paru-paru dan jantung; ini boleh berlaku jika tulang belakang
membengkok melebihi 60 derajat. Tulang rusuk akan menekan paru-paru
dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan cepat capai.
Justru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. Dalam
keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan
pneumonia.
2. Sakit tulang belakang; Semua penderita, baik dewasa atau kanak-kanak,
berisiko tinggi mengalami masalah sakit tulang belakang kronik. Jika
tidak dirawat, penderita mungkin akan menghidap masalah sakit sendi.
Tulang belakang juga mengalami lebih banyak masalah apabila penderita
berumur 50 atau 60 tahun.

PENCEGAHAN

Kifosis : Pencegahan meliputi pencegahan primer dan pencegahan sekunder.


Pencegahan primer agar tidak terkena Kifosis dan pencegahan sekunder
bertujuan agar Kifosis ditemukan sedini mungkin. Pencegahan primer dan
sekunder meliputi:
1. Duduk dengan posisi yang benar
2. Hilangkan kebiasaan bertopang dagu
3. Berolahraga teratur,
4. Diet yang cukup kalsium dan Vitamin D

Lordosis :
1. Mengubah posisi duduk yang benar
2. Kurangi tegang pada punggung
3. Kosumsi makanan yang mengandung vitamin D
4. Olahraga teratur
5. Perbanyak mengkonsumsis kalsium

Skoliosis : Pencegahan meliputi pencegahan primer dan pencegahan


sekunder. Pencegahan primer agar tidak terkena skoliosis dan pencegahan
sekunder bertujuan agar skoliosis ditemukan sedini mungkin. Pencegahan
primer dan sekunder meliputi :
1. Duduk dengan posisi yang benar
2. Hilangkan kebiasaan bertopang dagu
3. Berolahraga teratur, terutama olahraga yang menggunakan kedua sisi
tubuh secara aktif seperti berenang.
4. Periksa di depan cermin tinggi pundak dan tinggi panggul anda. Apabila
tinggi ada kelainan segeralah berkonsultasi dengan dokter Ortophedi atau
Rehabilitasi Medik.

PENGOBATAN
d. Kifosis : Pengobatan kifosis tergantung pada penyebab, kondisi, tanda, dan
gejala yang muncul. Salah satu pilihan pengobatan adalah dengan latihan
untuk memperkuat otot punggung. Atau untuk kondisi kifosis yang cukup
parah maka dapat juga dikoreksi dengan operasi. Pengobatan kifosis bawaan
umumnya dilakukan pada saat penderita masih balita. Hal ini karena kifosis
disebabkan oleh adanya kelainan pada tulang belakang saat bayi masih dalam
janin ibu. Pembedahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin untuk membantu
mencegah kondisi kifosis bertambah parah. Terapi osteoporosis diperlukan
untuk mencegah terjadinya fraktur di kemudian hari pada kasus kifosis yang
disebabkan oleh osteoporosis. Terapi lain seperti olahraga, pengaturan pola
makan dan asupan nutrisi dengan mengkonsumsi susu berkalsium tinggi dua
kali sehari atau sesuai dengan jumlah harian yang direkomendasikan setiap
hari juga dapat memperlambat atau menghentikan progresifitas osteoporosis.
Namun untuk kasus kifosis yang parah, pembedahan merupakan pilihan
terapi.

e. Lordosis : Pengobatan masalah lordosis akan dilakukan berdasarkan


penyebabnya. Namun biasanya dokter akan melakukan pengobatan
berdasarkan usia dan riwayat kesehatan. Adapun tujuan dari pengobatan
lordosis adalah agar lengkungan tulang tidak bertambah serta mencegah
terjadinya deformitas. Penatalaksanaan lordosis tergantung pada penyebab
lordosis. Latihan untuk memperbaiki sikap tubuh dapat dilakukan jika lordosis
disebabkan oleh kelainan sikap tubuh.

f. Skoliosis : Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat,


dan lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang. Jika
kelengkungan kurang dari 20 derajat, biasanya tidak perlu pengobatan, tetapi
penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan. Pada
anak- anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai
25-30, karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat
penyangga) untuk memperlambat progresivitas kelengkungan vertebra. Brace
dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas
skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan
anak berhenti. Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital
maupun neuromuskular. Jika kelengkungan mencapai 40 atau lebih, biasanya
dilakukan pembedahan.Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan
dan peleburan tulang-tulang. Tulang dipertahankan pada tempatnya dengan
bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20
tahun).
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, ZN. 2010. Buku Ajar gangguan muskuloskeletal .Jakarta: EGC


Muttaqin, A. 2013. Buku saku gangguan muskuloskeletal. Aplikasi pada
Praktik Klinik Keperawatan. Jakarta: EGC
Muttaqin, A. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SISTEM MUSKULOSKELETAL

KELAINAN TULANG BELAKANG; KIFOSIS, LORDOSIS,


SKOLIOSIS

Disusun guna memenuhi tugas keperawatan medical bedah III

Dosen Pembimbing: Dafid Arifiyanto, M. Kep., Sp. Kep. MB.

DisusunOleh:

Adi Gunawan (17.1289.S)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai