Anda di halaman 1dari 27

MOTIVASI dan TEORI BELAJAR

ORANG DEWASA

Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog


PENGERTIAN DEWASA
 Fisiologis, Individu telah mencapai kemampuan untuk bereproduksi

 Sosial, Individu mampu menjalankan peran sosial sebagai orang dewasa


sebagaimana dituntut oleh budaya setempat

 Psikologis, Individu mampu bertanggung jawab secara esensial terhadap


kehidupannya.
SEJARAH

• Rosenstock (1921)  Pendidikan orang dewasa


memerlukan guru dengan karakteristik khusus.
• Malcolm Knowles (1951-1980) memformulasikan
menjadi sebuah model pembelajaran untuk orang
dewasa
TUJUAN ANDRAGOGI

Peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang matang:


1. Dapat mengarahkan diri sendiri (Learning to learn)
2. Mengerti diri sendiri (Learning to do)
3. Mampu mengambil keputusan untuk sesuatu yang
menyangkut dirinya (Learning to be - Lifelong Learning)
4. Membangun relasi harmonis dengan orang lain (Learning to live together)
ANDRAGOGI (Edgar Dale)
A. Learner as self directed
B. Learner as resource
C. Learning as developmental
D. Learning as application to real word
Belajar untuk kehidupan  Memecahkan masalah hidup  Individu
sebagai pusat pembelajaran  Menuju aktualisasi diri
MOTIVASI
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang dialami oleh
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya

Didorong oleh motivasi:


1. Motivasi internal, timbul dari dalam diri orang dewasa,
2. Motivasi eksternal, berupa rangsangan yang datang dari luar dirinya
MODEL PEMBELAJARAN ANDRAGOGI

Malcolm Knowles (1951, 1980) mengajukan 5 asumsi:


1.Self Concept
2.Experience
3.Readiness To Learn
4.Orientation To Learning
5.Motivation To Learn
1. Mampu mengambil
keputusan
2. Tanggung jawab Konsep Orang dewasa telah kaya
Konsep akan pengalaman
3. Menyadari tugas & peran Pengala
Diri
man

Motivasi
Kesadaran terhadap
kebutuhan menjadi
Konsep sumber kesiapan belajar
Mampu memotivasi diri Kesiapan orang dewasa
untuk terus belajar Belajar

Belajar digunakan untuk Konsep


mengatasi persoalan yang Perspektif
dihadapi saat ini
& Orientasi
PROSES & PERILAKU BELAJAR ORANG DEWASA
Kesadaran Pengenalan terhadap materi yang dipelajari

Pemahaman Mulai dapat memahami konsep atau prinsip materi

Penguasaan keterampilan dapat dicapai dengan


Keterampilan adanya kesempatan untuk praktik langsung

Penerapan pengetahuan dan keterampilan

Setelah menerapkan pengetahuan dan mempraktikkan hasil


Sikap Pembelajaran, peserta akan memiliki sikap tertentu
PIRAMIDA BELAJAR ORANG DEWASA

Ceramah Dengar

Diskusi Bicara

Demonstrasi Lihat

Latihan praktis Kerjakan

Text (Lunandi, 1987)


STRATEGI PENDIDIK DALAM
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
1 Memperbanyak diskusi

2 Menyediakan acuan pembelajaran

3 Meningkatkan partisipasi

4 Menentukan kriteria kebebasan peserta didik

5 Mengkoordinasi & menganalisis informasi

6 Memberi ringkasan / rangkuman

(Pannen & Malati, 1994)


STUDENT CENTERED LEARNING
Carl Rogers (1951, 1977) mengemukakan:
1. Kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa memfasilitasi
belajarnya;
2. Seseorang akan belajar secara signifikan hanya pada hal-hal yang dapat
memperkuat/menumbuhkan “self ”nya;
3. Manusia tidak bisa belajar kalau berada di bawah tekanan
4. Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifkan bila ada
perbedaan persepsi/pendapat untuk difasilitasi/diakomodir.
EXPERIMENTAL LEARNING
(Rogers)
1. Dihadapkan pada masalah nyata yang ingin
ditemukan pemecahannya.
2. Dipacu terbentuknya kesadaran akan masalah
yang ingin dipecahkan.
3. Tersedia sumber belajar (manusia, bahan tertulis).
EXPERIMENTAL LEARNING
(Rogers)
Dibutuhkan:
1. Keterlibatan personal (intelektual, afektif, psikomotor)
2. Atas prakarsa sendiri (self Initiated)
3. Fasilitator berperan membantu memudahkan peserta
belajar menemukan kebutuhan belajar yang bermakna
baginya.
FUNGSI FASILITATOR
1. Diagnostic function
2. Planning function
3. Motivational function
4. Methodological function
5. Resource function
6. Evaluative learning
FUNGSI FASILITATOR
1. Menyiapkan iklim belajar yang kondusif
2. Menciptakan mekanisme perencanaan belajar bersama
3. Menetapkan kebutuhan belajar
4. Merumuskan tujuan belajar
5. Merancang pola pengalaman belajar yang diperoleh
6. Melaksanakan program
7. Melakukan evaluasi
Membangun Kegiatan Ilmiah

Melakukan kegiatan dengan metode ilmiah, yaitu cara sistematis yang digunakan oleh para
ilmuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan Kerangka Berpikir/Dasar Teori
3. Metode Penarikan Hipotesis
4. Eksperimen/Percobaan/Pengambilan Data
5. Analisis Data
6. Penarikan Kesimpulan
LINGKUNGAN BELAJAR

1. Suasana bersahabat
2. Demokratis dan ada kebebasan berpendapat
3. Menumbuhkan semangat kebersamaan
4. Menyusun kontrak belajar yang disepakati
TEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

• Stimulus  Proses  Respon


• Setiap proses belajar harus dapat diamati dan diukur
• Kurang mampu menjelaskan proses belajar kompleks
• Bandura (Modelling): peserta didik belajar dari kesuksesan
dan kegagalan orang lain
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI SIBERNETIK
• Belajar adalah pengolahan informasi
• Cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi
• Manusia merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan, dan
mengorganisasikan informasi
PENUTUP

Berfikir, Berperasaan, dan Berperilakulah


sebagai pribadi dewasa agar kita dapat
menjadi fasilitator yang efektif

Anda mungkin juga menyukai