BULETIN LABORATORIUM VETERINER Vol.

15 Nomer 2 Tahun 2015

Balai Besar Veteriner Wates Artikel 2
International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968 Edisi Bulan : APRIL - JUNI

Case Report
PROLAPS VAGINA PADA SAPI POTONG
1
Estu Widodo
1
Medik Veteriner Pertama Pusat Kesehatan Hewan Nanggulan, Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo
Koresponden Penulis Utama : trontong_estu@yahoo.com

ABSTRAK
Sapi Jenis peranakan Simmental berumur 7 tahun mengalami prolaps uterus, 14 jam pasca melahirkan.
Dilakukan penanganan dengan reposisi uterus. Sebelum reposisi, uterus dibersihkan dan dilakukan anestesi
epidural.Teknik buhner dilakukan untuk menahan prolaps. Ketepatan Diagnosa, penangganan yang cepat
dan tepat menjadi kunci keberhasilan.
key words:Peranakan Simmental, Prolaps uterus, Reposisi

PENDAHULUAN mempengaruhi kinerjareproduksisapi, Gangguan

Prolaps vagina adalah Berbagai tonjolan pada din-
ding vagina dan cervix melalui vulva sehingga mu-
kosa vagina terekspose (Memon et al., 1993). Ma-
salah yang sering ditemukan pada sapi dan domba.
Umumnya terjadi pada pada trimester terakhir ke-
buntingan. Namun prolaps vagina juga dapat ter-
jadi pada sapi dan domba yang tidak bun-ting
(Kahn, 2005). merupakan gangguan reproduksi
yang sangat umum terjadi pada sapi dankerbau
(AHMED et al, 2005) Selain itu, partum prolaps
vagina juga banyak terjadi pasca melahirkan (Ho-
sie, 1989). Hal ini merupakan kondisi darurat dan
harus dilakukan penangganan secepat mungkin
agar tidak berlanjut menjadi kondisi yang berle-
bihan. Jika tidak ditanggani dengan baik maka pro-
laps vagina bisa berlanjut menjadi oedema yang
kronis, akibat trauma pada mukosa dan perdarah-
an yang parah dan pada akhir bisa berakibat pada
kematian. (MIESNER dan ANDERSON, 2008). Salah
satu yang dicurigai menjadi penyebab prolaps va-
gina ini adalah terjadinya perubahan hormonal
pada trimester terakhir masa kebuntingan, khusus-
nya peningkatan hormon estrogen dan produksi
relaxin, yang menyebabkan relaksasi dari ligamen
panggul (Wolfe, 2009). Peningkatan tekanan intra
abdominal akibat pembesaarn uterus karena ke-
buntingan(Kahn 2005).Tekanan intra abdominal
karena lemak, distensi rumen, janin besar, adanya
janin lebih dari satu, kondisi lingkungan alam yang
berbukit-bukit memiliki kontribusi juga terjadinya
prolapses vagina'(Drost, 2007), Hipocalsemia
(Miesner dan Anderson, 2008), Faktor gennetika
(Kahn, 2005), Asupan yang mengandung serat ka-
sar yang tinggi, Cuaca dingin yang parah, Pe-
numpukan lemak pada jaringan perivaginal
(Weaver et al, 2005). Masalah kesehatanreproduksi
sepertimetritis, aborsi, distosia, prolaps(rahim /va-
gina), anoestrus dan kawin berulang akan sangat
reproduksi ini merupakan problem yang sangat
komplek bukan merupakan persoalan yang berdiri
sendiri (Bitew M and Prasad S, 2011).
MATERI DAN METODE
Pada tanggal 17 april 2015, sapi betina milik bapak
Giman, alamat : Degan I, Banjararum, Kalibawang
mengalami prolaps uteri, 14 jam setelah melahir-
kan. Sapi jenis Peranakan Simmental berumur 7
tahun.
Gambar 1
Bahan dan alat yang digunakan adalah alcohol
10%, Iodine tinxture 10%, Lidocaine, Antibiotika
peniciline LA, Antihistamin vetadryl, Gusanex spray,
scalpel handles, blades, gunting, arteri clem, kapas,
tampon, gloves, kasa hidrophili 16/16, Surgical
needles 3/8,spuit 10 ml, needles holder, cutgat
plain, chromic catgut, Hemostatic forceps mos-
quito. Metode untuk penangganan prolaps uterus
adalah reposisi uterus pada posisi normalnya (Jack-
son, 2004)Sebelum dilakukan reposisi maka kondisi
vagina harus bersih. Untuk itu terlebih dahulu
dilakukan pembersihan dengan antiseptic. Hindari
vagina kontak dengan dinding kandang maupun

CASE REPORT : PROLAPS VAGINA PADA SAPI POTONG ................................................................................................. 7

Artikel ditulis oleh : ESTU WIDODO
BULETIN LABORATORIUM VETERINER Vol. 15 Nomer 2 Tahun 2015
Balai Besar Veteriner Wates Artikel 2
International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968 Edisi Bulan : APRIL - JUNI

kotoran sebelum dilakukan reposisi, berikan alas beri iodine povidone10% dan disemprot meng
yang bersih untuk meletakkan vagina yang telah gunakan gusanex.
dibersihkan.

Gambar 3
Gambar 2
Reposisi vagina dengan dorongan yang pelan, ta-
han jika mengalami dorongan dari uterus dan ma-
sukkan terus sampai reposisi berhasil dengan baik.
Untuk mengurangi dorongan dari kontraksi uterus
dilakukan anestesi epidural dengan lidocaine 5-6
ml intraepidural, Penyuntikan dilakukan diantara
cauda 1 dan cauda 2 dengan nedle 18-21G. (Hanie,
2006) Langkah yang dilakukan untuk anestesi epi-
dural ini adalah melakukan pembersihan rambut
pada ekor yaitu pada daerahsakraldicukurdan kulit
dibersihkan dengan menggunakan alkohol dan
povidoneiodine. Penyuntikan dilakukan tepat di
Ruang sacrococcygeal. Untuk mengetahui tempat
yang tepat dengan cara menggerakkan ekor keatas Gambar 4
dan kebawahdan ruang terletak dengan meraba Diinjeksi antibiotika penisiline LA 20 ml dan
bagian paling kranial artikulasinya, Ketika jarum antihistamine vetadryl 8 ml. Penyuntikan ini untuk
masuk terasa seperti menembus kertas.Untuk pencegahan infeksi skunder.
melihat respon anestesi ini dengan melihat ekor
yang terkulai dan posisi anus yang sudah tidak
berkontraksi (Abdullah et al,2014) Setelah terlihat
respon akibat anestesi baru dilakukan pemasukkan
vagina ke abdomen melalui vulva kembali. Setelah
semua organ vagina masuk dilakukan penjahitan.
Metode yang dilakukan untuk penjahitannya
adalah tehnik Buhner (Weaver et al , 2005). Teknik
buhner yaitu penjahitan dilakukan pada daerah
vulva dengan dua tusukan jarum yang horisontal
dibuat tepat di bawah komisura ventral dan dorsal
vulva. Kemudian Jahitan diikat menggunakan
simpul mati (Abdullah et al,2014). Penjahitan
menggunakan benang nilon supaya kuat menahan
kontraksi uterus dan tidak putus. Benang nilon juga Gambar 5
tidak mempunyai sifat mengiris jika menahan
kontraksi. Setelah semua selesai bagian vulva yang
terdapat tusukan jarum dan terikat oleh benang di

CASE REPORT : PROLAPS VAGINA PADA SAPI POTONG ................................................................................................. 8

Artikel ditulis oleh : ESTU WIDODO
BULETIN LABORATORIUM VETERINER
Balai Besar Veteriner Wates
International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968
Gambar 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prolaps vagina merupakan salah satu penyakit yang
sering terjadi pada ternak setelah melahirkan
(Hendrickson, 2013). Faktor tekanan abdomen
yang berkelanjutan merupakan faktor predisposisi,
disamping faktor hipocalcemia dan peningkatan
hormon estrogen (Basset, and McCurnin, 2013).
Sebuah prolaps vagina sering terjadi sebelum ke-
lahiran karena meningkatnya tekanan di dalam
rongga perut selama tahap terakhir dari kehamilan
atau setelah melahirkan. Jenis prolaps ini lebih
sering terjadi daripada prolaps uterus, dan bia-
sanya terlihat seperti massa merah muda dari
jaringan seukuran jeruk besar atau bola voli. Jika
kondisi prolaps ini dibiarkan akan mengakibatkan
infeksi yang berlanjut dan dapat terjadi infeksi.
(Powell,2014). Kalsium diketahui memainkan peran
penting dalam patogenesis prolaps vagina karena
merupakan mineral yang penting untuk kontraksi
otot. Oleh karena itu, penurunan kalsium menye-
babkan keadaan normal otot dan kehilangan dalam
nada ( Latimer, et al,2003). Jika penanganan pro-
laps vagina ini tidak cepat dilakukan dan dilakukan
secara higinies bisa menyebabkan terjadinya in-
feksi pada rahim. Jika tidak dilakukan pengobatan
maka bisa meningkat menjadi komplikasi menye-
babkan metritis parah, kondisi ini merupakan
predisposisi untuk penyakit reproduksi dengan
kegagalan pembuahan dan infertilitas [Miesner,
and Anderson, 2009]. Prolapses vagina merupakan
persoalan yang dapat berulang. Jika prolaps vagina
terjadi dan dapat diperbaiki, sapi ini sangat mung-
kin untuk prolaps lagi tahun depan. Jenis prolaps
juga bisa menjadi sifat yang diturunkan. Anak sapi
yang mengalami prolaps vagina akan memiliki ke-
mungkinan menderita prolaps vagina cukup besar.
Untuk itu sapi yang pernah mengalami prolaps
vagina sebaiknya diafkir karena memiliki kemung-
kinan berulang yang cukup besar (Powell,2014)
CASE REPORT : PROLAPS VAGINA PADA SAPI POTONG
Artikel ditulis oleh : ESTU WIDODO
Vol. 15 Nomer 2 Tahun 2015
Artikel 2
Edisi Bulan : APRIL - JUNI
KESIMPULAN DAN SARAN
Prolaps vagina merupakan salah satu penyakit yang
sering terjadi pada ternak, sapi kambing maupun
domba. Penyakit ini sering terjadi pada trisemester
akhir kebuntingan maupun mengikuti kelahiran.
Diagnosa dan penangganan yang cepat dan tepat
menjadi kunci keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah FFJ, Abbas Y, Adamu L, Tijjani A,
Mohammed K , Osman AY, Saharee AA, Haron
AW, 2014, Management Of Grade I Vaginal
Prolapse In A Friesian Cross: A Case Report,IOSR
Journal Of Agriculture And Veterinary Science
(IOSR-JAVS) E-ISSN: 2319-2380, P-ISSN: 2319-
2372.Volume 7, Issue 1, Ver. IV (Feb. 2014), PP
74-77 Www.Iosrjournals.Org
Ahmed, S., I. Ahmad, L. A. Lodhi, N. Ahmad, H. A.
Samad (2005): Clinical, Haematological And
Serum Macro Mineral Contents In Buffaloes With
Genital Prolapse. Pakistan Vet. J. 25, 167-170.
BassetJ.M, and McCurninD.M.,2013, Seven surgical
nursing: In McCurnins clinical textbook for
Veterinary Technicians ,Elsevier Health Sciences,
2013 .
Bitew M And Prasad S, 2011. Study On Major
Reproductive Health Problems In Indigenous And
Cross Breed Cows In And Around Bedelle, South
West Ethiopia Journal Of Animal And Veterinary
Advances Year: 2011 | Volume: 10 | Issue: 6 |
Page No.: 723-727
Drost M.,2007. Complications During Gestion In The
Cow. Theriogenology 68, 487-491.
HendricksonD.A., 2013. Bovine urogenital surgery:
In Techniques in large animal surgery. John Wiley
and Sons, 2013.
Hosie B.D., Low J.C., Bradley H.K., Robb J.,1991.
Nutritional Factors Associated With Vaginal
Prolapse In Ewes. Veterinary Record 128, 204-
208.
Jackson GG P, 2004, Handbook Of Veterinary
Obstretics 2th, Saunders Elsevier An Imprint Of
Elsevier Ltd.Pp. 145-153.
Kahn C. Ed.2005. Merck Veterinary Manual. 9th Ed.
Rahway, NJ: Merck, 2005.
LatimerK.S., MahaffeyE.A., and Prasse K.W.,2003,
Duncan and Prasse’s Veterinary Laboratory
Medicine: Clinical pathology, fourth edition.
Blackwell publishing 2121 State avenue, Iowa,
2003.
................................................................................................. 9
BULETIN LABORATORIUM VETERINER
Balai Besar Veteriner Wates
International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968
Memon, M. A., Pavletic, M. M. And Kumar, M. S.
A.,1993. J. Amer.Vet. Med. Assn., 202, 295.
Miesner M.D., Anderson D.E., 2008. Management
Of Uterine And Vaginal Prolapse In The Bovine.
Veterinary Clinics Food Animal Practice 24, 409-
419.
MiesnerM.D., and AndersonD.E.2009, Vaginal and
Uterine prolapse: In Food Animal Practice, Fifth
edition, 2009, 382-391.
Noakes, E. D., T. J. Parkinson, G. C. W. England.
2001.: Chapter 19. Post Parturient Prolapse Of
The Uterus. In: Arthur’s Veterinary Reproduction
And Obstetrics. 8th Ed. Harcourt (India) Pvt. Ltd.,
New Delhi, Pp. 333-338.
Noakes, E. D. 2009. Chapter 5. Prolapse Of The
Vagina And Cervix. In: Veterinary Reproduction
And Obstetrics. 9th Ed. Saunders Elsevier An
Imprint Of Elsevier Ltd.Pp. 145-153.
----- =o0o= -----
CASE REPORT : PROLAPS VAGINA PADA SAPI POTONG
Artikel ditulis oleh : ESTU WIDODO
Vol. 15 Nomer 2 Tahun 2015
Artikel 2
Edisi Bulan : APRIL - JUNI
Roberts, S. J. 1998. Vaginocervical Prolapse In:
Veterinary Obstetrics And Genital Diseases
(Theriogenology). 2nd Ed. [Indian Reprint] CBS
Publishers And Distributors, New Delhi, India, Pp.
198-196.
Roberts, S. J.,2004. Injuries And Diseases Of The
Puerperal Period. In: Veterinary Obstetrics And
Genital Diseases (Theriogenology). 2nd Ed.
[Indian Reprint]. CBS Publishers And Distributors,
New Delhi, India, Pp. 300-335.
Weaver DA, Guy St. Jean, Adrian Steiner . 2005.
Bovine Surgery And Lameness, Second Edition
Copyright © 2005 Blackwell Publishing Ltd, 9600
Garsington Road, Oxford OX4 2DQ, UK
Wolfe D.F.,2009. Medical And Surgical
Management Of Vaginal Prolapse In Cattle.
Presentation “81st Western Veterinary
Conference”, Auburn, Februari 15th 2009.
................................................................................................. 10