Anda di halaman 1dari 15

“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

BAHASA INDONESIA HUKUM SERAPAN DARI BAHASA ASING

Oleh
Hasan Hamid Safri*)

Abstrak

Peranan bahasa sangatlah penting bagi setiap disiplin ilmu tak erkecuali dalam ilmu
hukum di beberapa agar para lulusan sarjana hukum (Mister inderechter), maka
beberapa fakultas hukum di Indonesia para mahasiswanya dibekali beberapa macam
bahasa, dari mulai mata kuliah bahasa Indonesia, bahasa Indonesia hukum, bahasa
Inggris hukum, dan bahasa Belanda hukum. Mengingat Negara Republik Indonesia
bekas jajahan Belanda sejak tahun 1596 yang tiba di pesisir utara Banten dan Batavia
ini, tidaklah heran bila sampai saat ini produk-produk peraturan di Negara Republik
Indonesia, masih merupakan terjemahan bahkan salinan dari produk hukum di Negara
Belanda, seperti KUHPerd terjemahan dari Burgerlijk Wetboek (B.W), KUHP terjemahan
dari Wetboek van Strafrecht (WvS), Peraturan Indonesia yang diperharui (Het Herzeine
Indoneshis Reglemen), hukum agraria (agrarish recht), serta peraturan dan hukum
yang lainnya, dan Belanda sendiri bekas jajahan Prancis, dengan sendirinya hukum
di Belanda dipengaruhi produk hukum dari Negara Prancis.

Kata Kunci : Bahasan Indonesia Hukum Serapan dari Bahasa Asing

A. PENDAHULUAN tata hukum itu sama dengan hukum


positif (Ius Constitutum) dan di sisi lain
1. Sejarah berlakunya hukum di hukum yang masih merupakan cita-
Indonesia cita atau yang masih dalam peng-
Tiap-tiap bangsa mmpunyai tata godokan atau masih dalam rancangan
hukumnya sendiri-sendiri, demikian disebutnya hukum untuk masa yang
juga dengan bangsa Indonesia, mem- akan datang (Ius Contitendum ).
punyai tata hukum sendiri yaitu Tata a. Pada Masa Penjajahan Bangsa
Hukum Indonesia (T.H.I). Tata Hukum Belanda2
adalah semua peraturan hukum yang Sejak bangsa-bangsa Eropa seperti
diatur oleh suatu Negara dan berlaku Portugis, Belanda dan Inggris; dan Asia
bagi seluruh masyarakat dalam Negara seperti Jepang, Portugis tiba di Selat
itu sendiri.1 Malaka pada tahun 1511, dan Belanda
Jadi yang maksud Tata Hukum In- menginjakkan kakinya di pesisir utara
donesia adalah hukum atau peraturan kerajaan Islam Banten dan Batavia,
yang berlaku sekarang di dalam Negara akhirnya membentuk Pemerintahan
Republik Indonesia, dan para sarjana Hindia Belanda (Nederland Indhische),
hukum ada yang menyebutkan bahwa maka mulailah memberlakukan hukum
-hukum dari Kerajaan Negara Belanda
diantaranya adalah :
1
Zul Afdi Ardian, An An Chandrawulan,
Pengetahuan Hukum Amico, Bandung 1989,
2
hlm 54 Ibid
*) Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum
Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 57


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

berlaku bagi golongan Eropa


 Algemene Bipalingen Van Wetgeving atau golongan lain (Timur asing
Voor Indoneshis/A.B yang dikeluar- Cina dan bukan Cina dan Pri-
kan pada tanggal 30 April 1857 bumi). Sedangkan bagi golongan
yang artinya ketentuan-ketentuan Pribumi/Bui Putra (B.P) yang
umum tentang peraturan perun- tidak menundukan diri terhadap
dangan untuk Indonesia, khusus- Hukum Barat berlaku hukum
nya seperti yang terlihat dari pasal adat masing-masing daerah.
15 dan pasal 22 A.B yaitu : Berlakunya produk Hukum Ba-
- R.R (Regerings Reglement) atau rat di Hindia Belanda menggu-
Peraturan Pemerintah (P.P) dike- nakan azas Konkordansi (concor-
luarkan pada tanggal 2 Sep- datie) atau azas penselarasan
tember 1854 antara lain tentang yaitu diselaraskan dengan hu-
pernyataan berlakunya Hukum kum yang berlaku di Belanda
Perdata Barat bagi golongan dan disebuaikan dengan kondisi
Pribumi atau Bumi Putra masyarakat Indonesia. Azas kon-
(Inlanders), dan golongan Timur kordansi ini diatur dalam I.S
Asing (pasal 75 ayat 2) dan mem- (Indische Staatregeling) pasal 131
buka kesempatan kepada golong- yang berbunyi “Untuk golongan
an Pribumi dan golongan Timur Belanda untuk itu harus dianut
Asing untuk tunduk secara Undang-Undang di negeri Belan-
sukarela kepada Hukum Perdata da”. Hal ini berarti bahwa hu-
Barat (Pasal 75 ayat 3). kum yang berlaku bagi orang-
- I.S (Indonesche Staatsregeling) orang Belanda di Indonesia (Hin-
atau Peraturan Ketatanegaraan dia Belada) pada waktu itu harus
Indonesia, I.S ini dimaksudkan dipersamakan dengan hukum
sebagai pengganti R.R (Regering yang berlaku di negeri Belanda
Reglement) berlaku sejak tanggal jadi persamaan (penselarasan)
28 Juni 1925. R.R dan I.S ini hukum di Indonesia (Hindia Be-
merupakan Peraturan-Peraturan landa) dengan hukum di negeri
Pokok (Undang-undang Dasar) Belanda adalah berdasarkan
Hindia Belanda (Nederland Indis- azas konkordansi (concordantie/
che), dan juga merupakan sum- penselarasan).
ber Peraturan-Peraturan Organik Pasal 163 I.S mengatur Pendu-
pada masa itu . duk Hindia Belanda dibagi men-
Dengan I.S ini peraturan pera- jadi 3 golongan Penduduk yaitu :
turan yang dibuat oleh pemerin- 1. Golongan Bumi Putra atau
tah Belanda yang ada di Keraja- Pribumi (inlanders) adalah
an Belanda, seperti Hukum Per- orang-orang Indonesia asli
data (Bugerlijkrecht), Hukum Da- yang telah turun temurun
gang (Kophandelrecht), hukum menjadi penghuni dan sebagai
Pidana (Sftrafrecht), Hukum Aca- bangsa Indonesia, dan golong-
ra Perdata (Burgerlijk Vordering- an lain yang telah meleburkan
recht) yang diatur dalam H.I.R diri kedalam golongan Bumi
dan Rbg, dan hukum Acara Putra .
Pidana (Strafrecht Vordering) 2. Golongan Timur Asing adalah
berlaku atau diberlakukan bagi mereka yang tidak termasuk
Hindia Belanda, khususnya golongan Bumi Putra dan

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 59


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

golongan Eropa, seperti orang dagang Eropa dengan beberapa


India, Pakistan, Arab, dll dan pengecualian yaitu :
Cina . Bagi orang Cina/Tiongkok khu-
3. Golongan Eropa atau Barat sus mengenai kongsi (badan usa-
adalah : ha orang-orang Cina) dan adoptie
- Semua warga Nederland ke- (pengangkatan anak) tetap tun-
semuanya yang tidak ter- duk pada hukum adatnya
masuk ke golongan Bumi karena hal ini tidak diatur dalam
Putra B.W. Sedangkan bagi golongan
- Semua warga Negara Je- Asing bukan Cina, seperti Arab,
pang India, dan Pakistan khusus
- Anak dan keturunan mere- mengenai hukum keluarga dan
ka yang dilahirkan di hukum waris tunduk pada
Indonesia hukum adat mereka masing-
Pasal 131 I.S mengatur bahwa masing.
golongan Bumi Putra berlaku Untuk golongan Eropa dan Je-
Hukum Adatnya, namun tidak pang beserta turunannya ber-
menutup kemungkinan bagi laku hukum Eropa (Barat) secara
golongan B.P untuk tunduk penuh, tanpa pengecualian.
kepada hukum perdata Eropa Dengan demikian berlakunya
(Barat), sebagaimana diatur hukum perdata di Hindia Belanda
dalam Staatblad tahun 1917 No. (Indonesia) bersifat pluralisme yakni
12 yang mengatur 4 macem beberapa system hukum yang
penundukan yaitu : masing-masing berlaku terhadap
1. Penundukan pada seluruh hu- golongan masing-masing.
kum perdata Eropa (Barat)  Burgerlijkrecht (Hukum Perdata)
2. Penundukan pada lapangan Hukum perdata disebut juga
hukum kekayaan harta benda “Hukum Sipil” (civilrecht) ada pula
saja (Buku ke III KUHPerd) yang memakai istilah “hukum per-
3. Penundukan mengenai suatu data material”. Hukum Perdata
perbuatan hukum tertentu, adalah keseluruhan peraturan yang
misalnya membuat akta jual mengatur antara subyek hukum
beli tanah di hadapan Notaris/ (orang atau badan hukum) dalam
PPAT . hal yang menyangkut kepentingan
4. Penundukkan secara diam- perseorangan (private).
diam, maksudnya jika sese- Adapun hukum perdata mulanya
orang B.P melakukan suatu berasal dari negeri Perancis dan
perbuatan hukum yang tidak Perancis berasal dari Hukum
dikenal di dalam hukum Romawi atau dari hukum-hukum
adatnya sendiri, misalnya Gereja Katolik (hukum Canonic)
mengenai penarikan wesel, yang dikodifikasikan (dibukukan)
cek, promes, bilyet giro, dalam “Corpus Juris Civilis” kira-
mendirikan PT, Yayasan, CV, kira abad XVIII Raja Perancis
Fa, dll . mengeluarkan beberapa peraturan
Untuk golongan Timur Asing mengenai kodifikasi hukum di
sebagian besar berlaku hukum Kerajaan Perancis, baru berhasil
perdata Eropa dan hukum setelah Raja LODEWIJIK NAPO-
LEON berkuasa. Pada tanggal 12

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 60


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

Agustus 1800 dibentuk panitia Undang-Undang Perdata (B.W) dan


kodifikasi yang terdiri 4 anggota, Kitab Undang-Undang Hukum
setelah 4 tahun berhasil meng- Dagang (WvK) ini di-umumkan di
kodifikasikan Hukum Perdata Pe- Indonesia (Hindia Belanda) dengan
rancis yang kemudian diberi nama Lembaran Nega-ra Hindia Belanda
“Code Napoleon”. Code Napoleon ini (Staatblat) 1847 No. 23 dan tahun
berasal dari “Code Civil de Perancis” 1848 ke-2 hukum tersebut berlaku
yang selesai dikodifikasikan lebih di Hindia Belanda berdasarkan azas
dahulu yaitu pada tanggal 21 Maret kon-kordansi.
1804. Pada waktu bersamaan Kera-  Kophandelrecht ( Hukum Dagang )
jaan Belanda membentuk juga Hukum Dagang yaitu hukum per-
panitia kodifikasi yang terdiri dari ikatan yang timbul khusus dari
12 orang yang bertugas untuk lapangan perusahaan/perniagaan3
mengumpulkan hukum-hukum an- Munculnya hukum dagang kira-
tara lain : Hukum Perdata, Hukum kira tahun 1000 atau abad IX
Dagang, Hukum Acara Perdata, sebenarnya pada saat itu Hukum
kira-kira 6 tahun berhasil mengum- Perdata telah ada, tetapi tidak
pulkan hukum-hukum selesai pada mengatur Hukum Dagang. Atas
tahun 1804 barulah rencana kodi- perintah Raja LODWIJK XIV di
fikasi ini diajukan kepada parlemen Perancis, Mentri COLBERT berhasil
(Volkstrat) tetapi rencana itu gagal menghimpun peraturan tersebut
dengan serangan Perancis ke negeri menjadi suatu Kitab yaitu
Belanda dalam peperangan tersebut “Ordenance du Commerce” tahun
Belanda mengalami kekalahan dan 1673 dan Ordonance de la Marine”
Belanda dijajah oleh Perancis. tahun 1681, ke-2 peraturan itu
sehingga sejak tahun 1811 sampai pada tahun 1808 dibuat suatu
tahun 1838 Code Napoleon dan kitab Undang-Undang Hukum
Kitab Undang-Undang lainnya ber- dagang tersendiri, yaitu “Code de
laku di Kerajaan Belanda. Commerce” yang terlepas dari “Code
Setelah Penjajahan Perancis, Belan- Civil des Perancis”.
da membentuk panitia perencana Berhubung Negeri Belanda merupa-
kodifikasi Hukum Belanda yang kan jajahan Perancis, Code du
dikepalai oleh Mr. J.M. KEMPER Commerce dijadikan contoh atau
panitia ini gagal dan berakhir pada dasar dalam membuat Kitab
tahun 1816 . Baru dapat diajukan Undang-Undang Hukum Dagang
kepada Volkstrat Belanda pada Belanda atau Wetboek van Kophan-
tanggal 22 Nopember 1820 dengan del (WvK), misalnya mengenaai per-
nama “Rencana Kemper” seorang adilan khusus tentang perselisihan-
ahli hukum NICOLAI orang Belgia, perselisihan yang terjadi dalam
setelah Kemper meninggal, diterus- palanggaran perdagangan (pernia-
kan oleh Nicolai. gaan).
Pada tahun 1839 dibentuk panitia Pada tanggal 1 Mei 1848 (Lembaran
oleh Raja Belanda yang bertugas Negara tahun 1847 No. 23) dinya-
menyesuaikan undang-undang Be- takan berlaku pula Kitab Unang-
landa dengan keadaan di Indonesia Undang Hukum Dagang Indonesia
(Hindia Belanda) yang diketuai oleh sebagai salinan belaka dari WvK
Mr SCHOLTEN VAN OUD HAAR-
LEM maka sejak tahun 1847 Kitab 3
Ibid

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 61


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

Belanda yang dibuat atas dasar bertentangan dengan pemerintahan


azas konkordansi, ternyata KUHD militer”
yang berlaku di Indonesia sampai
saat ini, berasal dari Code du 2. Dasar hukum masih berlakunya
Commerce Perancis. produk hukum di Negara
Sejak 1 Nopember 1906 Buku ke III Republik Indonesia
KUHD tentang Kepalitan dihapus a. Pada masa penjajahan Belanda
dan diatur secara tersendiri dalam Seperti telah disebutkan di atas
Undang-Undang Kepailitan (L.N berlakunya hukum di Indonesia
tahun 1906 No. 217). Alasan pada masa Pemerintah Hindia
pemisahan (dihapus dari Buku ke Belanda (Nederland Indische)
III) tersebut karena pengertian berlakunya azas konkordansi
kepailitan terlalu sempit, yaitu yang (concordantie) adalah berdasar-
dapat dinyatakan pailit hanyalah kan peraturan-peraturan sebagai
para pedagang, jadi yang bukan berikut :
pedagang tidak dapat dinyatakan - A.B (Algemene bepalingen Van
failit (bangkrut). Pasal 1 KUHD Wetgeving Voor Indoneshis)
menganut azas “Lex specialis dero- atau ketentuan-ketentuan
gate lex generalis” umum tentang perundangan
 Strafrecht ( hukum pidana ) untuk Indonesia.
Hukum pidana yang berlaku pada - R.R (Regering Reglemen) atau
masa Hindia Belanda (Nederland Peraturan Pemerintah ( P.P )
Indische) adalah salinan dari Kitab - I.S (Indiesche Staatregeling)
Undang-Undang Hukum Pidana atau peraturan ketatanegara-
(KUHP) Belanda yaitu Wetboek van an Indonesia (Hindia Belanda)
Strafrecht (WvS). - H.I.R (Het Herzeine Indonesche
 H.I.R (Het Herzeine Reglement) atau Reglement) atau peraturan
peraturan Indonesia (Hindia Belan- Indonesia (Hindia Belanda)
da) yang perbaharui/ditinnjau yang diperbaharui/ditinjau
ulang yang mengatur tentang ulang sebagai peraturan Hu-
hukum acara perdata untuk pulau kum Perdata Formal (hukum
Jawa dan Madura sedangkan acara perdata) yang berlaku
untuk luar pulau Jawa dan Madura untuk pulau Jawa dan Ma-
berlaku Rbg (Reglement Buitenge- dura. Sedangkan untuk luar
westen). pulau jawa dan Madura ber-
Pada masa pemerintah penjajahan laku Rbg (Reglement
Jepang tidak mengeluarkan peraturan- Buitengewesten).
peraturan pelaksanaan, tetapi hanya - Dan lain lain
satu Peraturan Pokok yang diadakan b. Pada masa penjajahan Jepang
oleh Pemerintah penjajah Jepang yaitu Berlakunya hukum pada masa
Undang-undang No. 1 tahun 1942 yang penjajah Jepang di Nusantara
di dalam pasal 3-nya ditentukan bahwa atau Tanah Air seperti telah
“Semua badan-badan pemerintahan diuraikan di atas adalah ber-
dan kekuasaannya, hukum, dan dasarkan UU No 1 tahun 1942
undang-undang dari pemerintah yang bahwa pasal 3 menyebutkan :
dahulu, tetap diakui sah buat “Semua badan-badan pemerin-
sementara waktu, asal tidak tahan dan kekuasaannya, hu-
kum dan undang-undang dari

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 62


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

yang dahulu, tetap diakui sah Ternyata usia Kostitusi R.I.S


buat sementara waktu, asal tidak sampai genap satu tahun
tidak bertentangan dengan pe- sudah diganti dengan UUDS
merintahan militer “. tahun 1950 (UU 15 Agustus
c. Pada masa Pemerintahan 1050 No. 7) L.N 50-56. Prediden
Republik Indonesia Ir Soekarno mengeluarkan Dekrit
Agar tidak terjad kekosongan pada tanggal 5 Juli 1949 yang
hukum (vacuum), maka Setelah salah satu isinya kembali ber-
Nusantara atau Indonesia sam- lakunya UUD 1945 dan tidak
pailah hari kemerdekaan prokla- berlakunya UUD 1945 karena
masi 17 Agustus 1945 negara ketidakmampuannya Konstitu-
kesatuan Republik Indonesia ante untuk membuat UUD yang
memiliki UUD 1945 yang sahkan premanen (tidak sementara).
oleh sidang PPKI pada tanggal 18 Bentuk Negara yang tepat bagi
Agustus 1945 dimana pada pasal bangsa Indonesia sampai seka-
II aturan peralihan menyebutkan tang adalah bentuk Negara
“Segala badan Negara dan Kesatuan Republik (NKRI).
peraturan yang ada masih 3. Pentingnya pembangunan hu-
langsung berlaku selama belum kum di Negara Republik Indo-
diadakan yang baru menurut nesia
Undang-Undang Dasar ini” Pembangunan hukum ada kait-
d. Pada masa Pemerintahan Negara annya dengan politik hukum
Republik Indonesia Serikat bisa kita analisis kebijakan dari
(R.I.S) Berlakunya Konstitusi presiden ke presiden dalam
R.I.S mengeluarkan produk peraturan
Pada pemerintahan Negara R.I.S mulai implementasi UUD 1945
tidak lagi menggunakan UUD dan berikut amandemennya,
1945 tetapi menggunakan Kons- undang-undang yang dihasil-
titusi R.I.S (Keputusan Presiden kan, perpu yang dilekuarkan
R.I.S 31 Januari 1950 Nr. 48) oleh presiden dalam keadaan
L.N 50-3 hal ini disebkan karena genting atau bahaya dengan
masih adanya campur tangan persetujuan DPR RI, peraturan
Belanda yang menginginkan Ne- pemerintah sebagai pelaksanaan
gara Indonesia berbentuk Serikat suatu undang-undang, peratur-
atau Federal karena Belanda an presiden (Perpres) sebagai
masih mempunyai kepentingan implementasi perundang-unda-
yaitu untuk menguasai kekayaan ngan di lapangan, peraturan
alam Indonesia yang sangat me- menteri (Permen)sebagai perwu-
limpah ruah, sehingga sampai judan dari peraturan-peraturan
awal tahun 1960-an Belanda lari yang lebih tinggi. Di tingkat
ke Irian (sekarang Papua) ter- pemda propinsi, dan Kabupaten
bukti dengan gugurnya pahlawa atau Kota dibuatlah perda seba-
Kemerdekaan Y.O.S Soedarso di gai implementasi dari kebijakan
laut Banda. peraturan-peraturan dari peme-
e. Pada masa Pemerintah Negara rintah pusat.
Republik Indonesia Berlakunya 4. Manfaat pembaharuan hukum-
UUDS 1950 hukum di Negara Republik
Indonesia

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 63


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

Berkaca dari beberapa maju di masing-masing ( pluralisme ), seperti


duni, hukum yang dibuat oleh hukum perdata Islam ( Muamalah ),
manusia tidaklah sempurna hukum perdata Barat/Eropa, dan
maka perlu sekali suatu hukum hukum perdata Adat, maka menjadi
atau peraturan akan mengikuti
kenyataan bahwa bahasa hukum di
perkemangan zaman. Bila kita
Indonesia adalah serapan dari
ingin menjawab pertanyaan apa
manfaat pembaharuan atau bahasa asing dan bahasa Sanse-
pembangunan hukum ? tentu- kerta/Jawa kuno, diantaranya
nya jawabannya bisa beragam adalah sebagai berikut :
atau banyak misalnya jawaban-
nya diantaranya adalah :
a. Mengikuti kebutuhan sesuai
dengan perkembangan za-man
atau berbagai teknologi
b. Tuntutan hak dan kewajiban
yang semakin berkembang
c. Mengimplementasikan hak
azasi manusia (H.A.M) ke da-
lam suatu peraturan
d. Menciptakan ketertiban dan
keadilan dalam masyarakat,
Negara Indonesia adalah
Negara hukum (rechtstaat),
bukan Negara yang berda-
sarkan kekuasaan (macht-
staat).
e. Dan lain-lain
Dari latar belakang tersebut di atas
maka timbulah pertanyaan
a. Kenapa Bahasa Indonesia hukum
serapan dari bahasa asing ?
b. Apa manfaat dari bahasa hukum
Indonesia serapan dari bahasa
asing ?

B. PEMBAHASAN

Berpijak dari sejarah perjuangan


bangsa Indonesia hampir V abad
mengalami penjajahan sejak tahun
1511 pertama penjajah Portugis tiba
di Selat Malaka sampai kurang lebih
tahun 1960-an sehingga Negara
Republik Indonesia yang terdiri dari
berbagai golongan penduduk yang
tunduk pada hukum perdatanya

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 64


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

Artinya
Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa
No. (Bahasa
Inggris Belanda Arab Latin Yunani
Indonesia)
1. Lawyer Advocaat Pembela,
pengacara
2. Administratie Hukum
recht administrasi
3. Abortie Abortus Aborsi,
pengguran
kandungan
4. Adoptie Adopsi
5. Alibie Alibi Di tempat lain
(ketika terjadi
tindak pidana)
6. Arbitration Arbitratie Arbiter Juru pisah,
arbitrasi
7. Assessore Penguji-serta,
asesor
8. Authentiek Authentiek Asli, dapat
dipercaya
interpretatie interpretatie Penafsiran UU
oleh pembuat
UU
9. Alinea Ayat dari pasal
UU, paragraph
10. Amnestie Amnestie Pembebasan
penuntutan &
hukuman
11. Activa Kekayaan,
keuntungan
12. Actor Penggugat
dalam perkara,
pemohon
13. Acta Sesuatu yang
tertulis (untuk
terbukti)
14. Private law Burgerlijk Muamaah Civiel recht Hukum perdata
recht (Islam)
15. Canon Hukum Gereja,
pembayaran
hak G.U
16. Bilateral Bersegi dua
17. Causa Sebab, dasar
hukum
18. Causal Sebab-akibat,
bersangkutan
dengan sebab
19. Causaliteit Hubungan
sebab-akibat
20. Cedul Surat bukti
21. Cessie Cessie Penyerahan
suatu tagihan

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 65


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

22. Clusula Syarat


23. Credere Percaya (dalam
pemberian
kredit)
24. Creditor Penagih,
pitutang
25. Collega Kolega, rekan,
teman, mitra
26. concordantie Konkordansi,
penselarasan
27. Crime Crimineel Crimen kriminal,
bersifat
kejahatan
28. Criminalis Ahli kejahatan
29. Criminologie Ilmu kejahan
manusia
30. Cognitie Pengetahuan
didapat dari
pengadilan
31. College Rekan
32. Collectief Collectief Koleksi,
bersama-sama
33. Contra Menentang
34. Commerce Commercium Perdagangan,
perniagaan
35. Commissiedelict Delik
perbuatan
36. Competent Berwenang
37. Communis Bersama,
umum
38. Communitas Masarakat
umum
39. Compilation Campilatie Compilatie Kompilasi,
kumpulan,
pemberkasan
40. Concurrent Konkuren,
Pesaing
41. Condisio sine Syarat mutlak
qua non
42. Constitution Constututie, Constitutie UUD,
groun wet konstitusi
43. Conspiratio Konspirasi,
permufakatan
jahat
44. Consideration Pertimbangan
45. Confrontatie Para tersangka,
saksi-saksi
saling
berhadapan
46. Contra Menentang
47. Book Boek Kitab Cudex Buku, UU

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 66


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

48. Culpa Lupa,


kelalaian,
keteledoran
49. Da`der Pelaku
50. De facto Secara fakta
51. De jure Menurut
hukum
52. Deposito, Deposito,
depositum penitipan
53. Dies natalis Hari lahir, hari
ulang tahun
54. Dogma Dalil, ajaran
55. Democilie Democilium Tempat tinggal
56. Egendom Dominium Hak milik
57. Ekceptie Exceptio, Eksepsi,
Exeptiie tangkisan
58. Executoriaal Dapat
dijalankan
menurut
hukum
59. Ex jure Menurut
hukum
60. Ex lege Menurut uu
61. Exodus Eksodus,
meningalkan
tempat
bersama-sama
62. Exsecutio Pelaksanaan
keputusan
63. Extinctief (sifat)
membatalkan
(dari
kadaluarsa)
64. Factum Fakta,
perbuatan
65. Fictief Fiktif, bersifat
khayal
66. Fiscal Mengenai
pemungutan
pajak
67. Fiscus Keuangan
Negara, dinas
pajak
68. Foundation Fundatie Fundatie Yayasan
69. Generalies Generalis Umum
70. Gratis Tidah usah
bayar
71. Heterogen Bermacam-
macam

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 67


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

72. Hypotek Hypotheek Hak gadai


benda tak
bergerak
73. Illegal Tidak sah
74. Index Register, daftar
isi
75. Rechter Judex Hakim
76. Judicium Pertimbangan,
keputusan
77. Burgerlijk/civil Muamalah jus civile Hukum perdata
recht
78. jus Hukum yang
constituendum dianggap perlu
79. jus constitutum Hukum yang
(sekarang) ada
80. Justitia Keadilan, dewa
keadilan
81. Kandidat Kandidat, calon
82. Lex specialis UU khusus
83. Lex generalis UU umum
84. Lex superior UU, lebih tinggi
85. Lex inreriori UU, yang
rendah
86. Locus delicti Tempat dari
kejahatan
87. Mandaat, Perwakilan
mandatum
88. Mandataris Orang yang
menjalankan
perwakilan
89. Mentor Pembimbing
90. Nota bene Perhatikan
91. Ne bis in idem Secara harfiah,
tidak dua kali
mengenai yang
sama,
mengenai
perkara yang
sama tidak
boleh
disidangkan
untuk kedua
kalinya
92. Public law Strafrecht Jinayah, Hukum pidana
( included ) Hudud (Islam)
93. Credere Percaya (dalam
pemberian
kredit )
94. Nepotisme Mementingkan
angota
keluarganya

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 68


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

95. Notulen Laporan


tertulis sesuatu
rapat
96. Novatie Novation, Novasi,
novatie Pembaharuan
hutang
97. Novum Sesuatu yang
baru, fakta
baru (dalam
tingkat banding
atau refisi )
98. Nulla poena Tidak ada
sine lege hukuman
tanpa uu
99. Chois Optie Optie, optio Pilihan,
pemberian
kesempatan
memilih
100. Pacta servanda Persetujuan-
sunt persetujuan
(juga hukum
antar bangsa)
harus ditaati
101. Pesona non Pesona non (hukum antar
grata grata bangsa) orang
yang tidak
disukai/sukai
102. Pand Pignus, Gadai
depositum
103. Plagiat Pencurian
tulisan-tulisan
orang
104. Poena Hukuman
denda
105. The criminal Strafrecht Jinayah, Poenaal Hukum pidana
law hudud
106. Polemiek Diskusi, perang
kata
107. Polyandrie Perkawinan
seorang wanita
dengan lebih
seorang laki-
laki
108. Poliegamie Polygamie Perkawinan
seorang laki-
laki dengan
lebih dari
seorang wanita
109. Bezit Possesio Keadaan
berkuasa
110. Mukadimah Preambul Kata
pendahuluan

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 69


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

111. Preventief Precentief Bersift


mencegah,
memberantas
112. Privilege Privilgium Hak istimewa
113. Pornografie Pornografie Litratur cabul
114. Principal Majikan,
pemberi
perintah
115. Public Publice Secara umum,
secara terbuka
116. Quorum Jumlah
anggota yang
diperlukan oleh
suatu rapat
untuk
mengambil
suatu
keputusan
yang sah
117. Ratification Ratificatie Ratificatie Ratifikasi, (dari
perjanjian-
perjanjian
antar Negara )
118. Ratio Ratio Dasar, maksud
119. Receptive Receptive Pengambilan
hukum asing,
istimewa
penerimaan
hukum Romawi
sebagai hukum
yang berlaku di
Eropa Barat
120. Recidive Pengulangan,
melakukan lagi
kejahatan yang
sama
121. Referendum Pemungutan
suara ( rakyat )
122. Servitut Servituut Servitut, hak
pengabdian
atas tanah
123. Solider Tanggung
renteng
124. Solvabel, Mampu
solvent membayar
125. Person Subject Person,
perorangan
126. Subversief Subversief Bersifat
menggulingkan,
revolusioner
127. opstal Superficies Hak guna
bangunan

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 70


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

128. White collar Kejahatan


crime kerah putih
129. Visum Secara harfiah
telah melihat,
utuk melihat
suatu tanda
bukti
130. Visum Laporan para
repertum ahli untuk
pengadilan

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 71


“Supremasi Hukum” Volume 11 Nomor 2, Januari 2015 Hasan Hamid Safri

C. PENUTUP D. DAFTAR PUSTAKA

Suatu realitas bahwa bahasa Zul Afdi Ardian, An An Chandrawulan,


Indonesia pada umumnya berasal dari Pengetahuan Hukum, C.V
serapan bahasa asing dan pada Armico Bandung, cet ke-4,
khususnya di bidang ilmu hukum itu 1993
sendiri betapa pentingnya bagi para
mahasiswa dan praktisi hukum untuk Moeljatno, Kitab Unang-Undang Hukum
menguasai bahasa Indonesia hukum Pidana, Bumi Aksara. Jakarta,
yang terus berkembang sesuai dengan cet ke-16 September 1990
perkembangan peradaban manusia
pada era globalisasi atau menyatunya S. Adiwinata, S.H, Istilah Hukum, Latin
suatu komunikasi antar bangsa – Indonesia, PT Intermasa,
didunia (global). Jakarta, cet ke-2 1986
Penulis berpandangan bahwa bagi
mahasiswa ilmu hukum baik pada Adiwardoyo, Kamus Belanda –
strata satu (S1), pascasarjana (S2, dan Indonesia – Indonesia – Belanda,
S3) sangat perlu untuk menguasai Absolut, Yogyakarta, cet ke-1,
bahasa Indonesia yang berasal dari 2009
bahasa asing seperti dari bahasa
Inggris, Arab, Belanda, Latin, Yunani, Lilie Suratminto, Belajar Bahasa
dan Sansekerta (Jawa kuno). Belanda, PT Dunia Pustaka
Sebenarnya bukan hanya disiplin Jaya, Jakarta cet ke-2, 1999
ilmu hukum saja untuk disiplin ilmu
lain pun menyerap dari bahasa asing, Seri Konstitusi dalam bahasa
karena ilmu pengetahuan itu memang Indonesia-Inggris, Galia
karena dari berkembangan berbagai Indonesia, Jakarta, 1983
bidang teknologi, seperti teknologi
komunikasi, perdagangan, penerbang-
an, militer, sosial budaya, pertahanan
dan keamanan, politik, pendidikan, dan
lain sebagainya.
Pemulis merekomendasikan kepada
pemangku kebijakan, apakah itu peja-
bat fakultas, perguruan tinggi, kemen-
terian riset teknologi dan pendidikan
tinggi (kemenristekdikti) untuk adanya
mata kuliah bahasa hukum pada
program studi Ilmu Hukum (S1) dapat
diberikan mata kuliah Bahasa Hukum
yang meliputi, bahasa Indonesia
hukum dari serapan bahasa Inggris,
Arab Saudi, Belanda, Latin, Yunani,
Sansekerta (Jawa kuno).

Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 72

Anda mungkin juga menyukai