Anda di halaman 1dari 45

BAB IV

PEMBAHASAN PROYEK

4.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan pekerjaan di


lapangan sebagai bahan pembanding dalam menilai suatu pekerjaan di lapangan,
apakah sesuai dengan yang ada pada lapangan atau tidak.

4.1.1 Pengertian Kondominium

Gambar 4.1 Kondominium


(sumber: https://www.rumah.com/listing-properti/dijual-verde-two-oleh-danny-daniel-6172553)

Kondominium (Apartemen Pribadi) adalah rumah yang dibangun secara


bertingkat -tingkat dan mempunyai keluasan yang lebih berbanding dengan rumah
apartment atau flat. Kondominium biasanya merupakan bagian dari suatu real estate
(umumnya kamar apartemen), yang dimiliki secara pribadi. Kondominium berasal dari

Page | 31
kata dalam bahasa Inggris yaitu condominium. Condominium ini merupakan gabungan
kata latin “con” yang berarti bersama atau bergabung dan “dominium” yang berarti
kepemilikan atau pengendalian.

Kata kondominium sesungguhnya lebih mengacu pada urusan kepemilikan,


bukan jenis dari rumah tinggal. Kalangan properti membedakan arti kata kondominium
dengan apartemen, dikaitkan dengan bentuk kepemilikannya. Istilah apartemen,
digunakan untuk rumah susun yang disewakan, sedangkan istilah kondominium,
digunakan untuk apartemen yang dijual untuk dimiliki oleh masing-masing penghuni.
Pemilik unit kondominium mempunyai hak untuk melakukan apa saja terhadap unit
tersebut seperti menyewakan atau menjual kepada orang lain. Demikian juga dengan
harga sewa dan pajak, semuanya dapat Anda tentukan sendiri. Sumber: (http://smart-
pustaka.blogspot.com/2011/05/kondominium.html)

4.1.2 Pengertian Finishing

Finishing merupakan suatu bagian dari pengerjaan bangunan. Lebih tepat nya,
finishing merupakan suatu pekerjaan tahap akhir dalam pelaksanaan suatu bangunan.
Pekerjaan finishing adalah berupa pekerjaan menutup, melapisi, dan memperindah
sebuah bangunan setelah semua pekerjaan struktur dalam proyek bangunan tersebut
selesai. Pekerjaan finishing juga bertujuan untuk menanpakan kesan atau sifat dari
suatu bangunan. [ M. Tunsri Ruwanto, 2016, 15]

Dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, khususnya dibidang
kontruksi, pekerjaan finishing juga mempunyai perkembangan sehingga jenis
pengerjaannya sangat bervariasi. Namun yang sangat penting, pekerjaan finishing perlu
diperhatikan secara matang agar tidak terjadi kesalahan didalam pelaksanaannya.
Apabila hal tersebut terjadi makan hasil yang akan ditimbulkan adalah kerusakan
sekaligus kerugian bagi pemilik bangunan. Selain menimbulkan kerugian, hal tersebut
juga akan berdampak pada kesan bangunan. [ M. Tunsri Ruwanto, 2016, 15]

Page | 32
Dengan adanya perkembangan teknologi bahan, maka kita dapat melakukan efisiensi
dan variasi dari suatu pekerjaan finishing suatu bangunan. Hal tersebut juga akan
sangat berpengaruh pada pola atau sistem metode kerja dan peralatan yang digunakan
agar dapat memberikan hasil yang memuaskan sesuai dengan apa yang diinginkan. [
M. Tunsri Ruwanto, 2016, 15].

Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan
pembangunan gedung, jembatan, jalan maupun sebuah kegiatan lainnya.

Pekerjaan finishing merupakan pekerjaan yang memakan biaya yang tidak sedikit oleh
sebab itu seharusnya di hindari, untuk mereduksi pekerjaan finishing memang tidak
mudah tetapi dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan dan meningkatkan
kualitas produksi serta kompetensi tenaga kerja pada pekerjaan tersebut.

Pekerjaan finishing adalah upaya untuk menghaluskan dengan menambah beberapa


assesoris sehingga bangunan tersebut menjadi lebih indah. Dengan melihat
pemahaman tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan finishing adalah
pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan dalam rangka menutupi, melapisi
dan memperindah dari sebuah bangunan atau konstruksi tersebut. [ M. Tunsri Ruwanto,
2016, 15].

4.1.3 Fungsi Pekerjaan Finishing

Pekerjaan finishing pada suatu bangunan memiliki fungsi yang diantaranya adalah
memberi perlindungan pada material, menambah nilai estetik dari suatu bangunan, dan
menunjukkan suatu komunikasi antar ruang pada bangunan sehingga tercipta suatu
kesatuan.

4.2.3 Jenis Pekerjaan Finishing

Pekeran finishing dibedakan dalam dua kelompok sesuai dengan cara pengerjaannya.

Page | 33
a. Pekerjaan finishing basah
Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan air dalam
pengolahannya seperti :
 Pekerjaan pasangan bata indah
 Pekerjaan plesteran
 Pekerjaan acian
 Pekerjaan tegel keramik
 Pekerjaan granit/marmer
 Pekerjaan pengecatan
 Pekerjaan batu alam hias
b. Pekerjaan finishing kering
Pekerjaan ini adalh pekerjaan yang tidak berhubungan dengan air dalam
pengolahannya, seperti :
 Pekerjaan dinding partisi/plafond papan gypsum
 Pekerjaan dinding kaca
 Pekerjaan wallpaper
 Pekerjaan granit cara tipis
 Dll.

Gambar 4.2 Diagram Pekerjaan Finishing


(sumber: www.academia.edu/apaitufinishing)

Page | 34
4.1.5 Klasifikasi Pekerjaan Finishing Bangunan
Pekerjaan Finishing bangunan diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu
pekerjaan Finishing fasade, Finishing lantai, Finishing dinding hunian, dan
Pekerjaan Finishing plafond.

4.1.5.1 Pekerjaan Finishing Fasade

Fasade adalah sisi luar ( eksterior ) sebuah bangunan, umumnya bagian depan
tapi terkadang juga bagian samping dan belakang bangunan.
Jenis – jenis bahan Finishing pada dinding penutup bangunan ( fasade ) yang biasa
digunakan yaitu dinding precast, dinding plester, dinding batu alam dinding kaca,
dinding plastic , dinding polimer, dan dinding keramik. Pada Proyek Verde II
Condominiums ini menggunakan ACP (Alumunium Composite Panel) dan Window
Wall.
4.1.6 Fungsi Pekerjaan Finishing Fasade
Berdasarkan penjelasan diatas maka pekerjaan finshing cukup mahal namun
tetap dibutuhkan sebab pekerjaan tersebut memberi nilai tambah dari sebuah konsep
membangun dari sebuah kegiatan pemabngunan.

Adapun fungsi dari pekerjaan finshing adalah :

a) Menambah nilai estetika pada sebuah objek atau gedung agar terlihat
menarik dan indah

b) Merapikan setiap bagian konstruksi agar terlihat sempurna sesuai dengan


standar yang berlaku.
c) Melapisi bagian-bagian yang harus ditampilkan dengan bahan lain agar
bagian tersebut diganti dengan bahan lainnya.
d) Menambah keawetan bangunan gedung.

Page | 35
4.1.7 Finishing ACP

Berikut ini adalah penjelasan mengenai finishing pada ACP:

4.1.7.1 Pengertian ACP

ACP adalah kepanjangan dari Alumunium Composite Panel yaitu kombinasi plat
alumunium dengan composite. ACP bisa digambarkan sebagai panel datar berbahan non
alumunium yang merupakan bahan polytthylene yang dijadikan satu di antara 2 lembaran
alumunium. Lembaran ACP adalah lembaran yang kuat, kuat, tapi mempunyai berat yang
sangat ringan. ACP ada terdiri dalam 2 yaitu warna non logam dan warna metalik. Untuk
pemesanan custom, permukaannya bisa dipesan dalam bermacam pola seperti bahan-bahan
material lain misalnya pola keramik, kayu dan pola lainnya. Lembaran ACP dibuat dengan
ketebalan antara 1 mm sampai 10 mm,dengan lebar antara 1.200 mm sampai 1.600 mm.

Gambar 4.3 Gambar ACP (Alumunium Composite Panel)


Sumber : https://kontraktoracp.co.id/acp-adalah/

ACP banyak dipakai sebagai penutup permukaan dinding. Bahan ACP banyak dipakai
untuk rumah ataupun gedung dengan konsep minimalis. Dan penggunaannya
dikombinasikan dengan bahan logam atau kaca, yang bertujuan untuk memperindah
tampilannya. Sedangkan, untuk untuk penggunaan interior, biasanya Alumunium
Composite Panel digunakan sebagai partisi, plafon artistik dan juga untuk penutup
kolom.

Page | 36
4.1.7.2 Keunggulan dan kekurangan ACP

Keunggulan ACP:

a) Bahan intinya terbuat dari polyetthylene sehingga lembarannya tahan api.


b) Composite yang mudah dilipat, dibentuk, dilengkungkan, dan dibor dengan
memakai peralatan konvensional ataupun peralatan sederhana lainnya.
c) Tersedia dalam berbagai macam warna dan pola.
d) Mudah diaplikasikan dalam berbagai desain konsep modern.
e) Sangat bagus untuk dekorasi interior maupun eksterior.
f) Mempunyai daya tahan yang cukup tinggi terhadap cuaca dan iklim.
g) Permukaannya sangat halus dan rata.

Kekurangan ACP:

a) Jika sistem grounding kurang bagus terhadap bangunan utama, lembaran cukup
berisiko terhadap sambaran petir.
b) Kekuatan terhadap tekanan angin kurang sehingga dalam konstruksi yang
kurang baik akan beresiko terhadap keselamatan.
c) Dalam suhu tinggi, lapisan inti bisa menggelembung yang akan mengakibatkan
permukaan aluminium tidak rata sehingga bisa mengurangi keindahan.
d) Hasil penelitian menyatakan bahwa bahan inti yang terbuat dari polyethylene
dan lem pengikat ke lapisan aluminium , dalam suhu panas yang tinggi akan
mengeluarkan gas beracun.

4.1.7.3 Jenis-jenis dan pemasangan ACP

Jenis ACP menurut lapisan catnya terdiri dari 2 macam, yaitu :

a) Jenis Polyester (PE) yang biasa banyak digunakan untuk interior.


b) Jenis PVDF (Poly Vinyl De Flouride) yang biasa digunakan di eksterior.

Page | 37
Berikut adalah cara pemasangan Aluminium Composite Panel.

1. PERSIAPAN

Proses marking bagian yang akan dilapisi, untuk bagian ini harus dilakukan dengan
seksama dan teliti agar mendapat hasil yang maksimal

a) Persiapan material ACP yang diinginkan


b) Persiapan alat kerja (ACP, rangka aluminium, sekrup, dll)
c) Persiapan alat bantu kerja (meteran, benang, bor, dll)
2. PENGUKURAN
Lakukan pengukuran dengan tepat sesuai bentuk dan pola yng diinginkan
3. PELAKSANAAN
Pasang dengan teliti sesuai marking yang dilakukan diproses engukuran dan
oastikan tidak ada yang melebihi batas.

Sumber: (https://kontraktoracp.co.id/kelebihan-acp-dan-kekurangannya/)

4.1.8 Finishing Window Wall

Berikut ini adalah penjelasan mengenai finishing pada Window Wall:

4.4.1Pengertian Window Wall

Konsep utama dalam memahami Window Wall adalah; dinding sebagai elemen
fasad bangunan yang berfungsi sebagai filter umtuk memisahkan elemen luar dan
dalam. Memberikan ruang arsitektur untuk di huni secara nyaman, membungkusnya
dari elemen elemen luar seperti, sinar matahari, hujan, suara bising, panas dll. Untuk
melakukan fungsinya sebagai filter yang memisahkan elemen luar dan dalam dan
menciptakan ruang hunian yang nyaman dihuni, Window wall harus mampu berdiri
dan bertahan terhadap beban yang bekerja secara struktural. Faktor utama untuk
dipertimbangkan dalam merancang Window Wall adalah integritas struktural Window
wall itu sendiri.

Page | 38
Gambar 4.4 Gambar Window Wall
Sumber : https://www.lenmak.com/curtain-window-wall/

4.1.8.2 Keunggulan dan kekurangan Window Wall

Keunggulan Window Wall

1. Memberikan efek lega pada ruangan


2. Memberikan view yang luas keluar gedung
3. Meminimal kan biaya
4. Mempercepat proses pelaksanaan pembangunan

Kekurangan Window Wall :

1. Kaca bisa pecah


2. Panas berlebih didalam ruangan karena sinar matahari menembus kaca
3. Ruangan membutuhkan AC

4.1.8.3 Pemasangan Window Wall


1. Persiapan
a) Sebelum Fabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua dimensi
dimensi dan kondisi project untuk menghindari informasi yang terlambat.
b) Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan dengan
cermat, ukuran-ukuran dan lubang-lubang, persiapan mock-up sambungan

Page | 39
detail dan profil alumunium yang berhubungan langsung dengan material-
material struktural lain.
c) Proses fabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum mulai pelaksanaan,
dengan mempersiapkan shop drawings yang menunjukkan lay-out, lokasi,
merk, kualitas, bentuk dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh MK / Engineer.
d) Semua frame-frame untuk partisi, jendela-jendela dan pintu-pintu harus secara
akurat di fabrikasi untuk mengepaskan dengan pengukuran site.
2. Fabrication / Assembly
a) Shop Assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang disite proyek. Bila tidak merupakan shop
assembly, dilakukan pra-pengepasan di shop untuk memastikan assembly lapangan
yang baik dan tepat guna.

b) Sambungan-sambungan / Joints.
 Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match untuk
memberikan garis dan design yang kontinu. Pakailah perlengkapan mesin
untuk mengepaskan frame dengan kaku bersama-sama pada titik-titik
points contact dengan hairline joints, waterproof joints dari belakang
dengan sealant.
 Pemakaian sealant tidak diijinkan pada permukaan ekspose.
3. Pemasangan
a) Erection Tolerances :
1. Batas perbedaan tegak dan level :
Ø 3 mm dalam 3 m, secara vertikal (V)
Ø 3 mm dalam f3 m, secara horizontal (H)
2. Batas-batas perbedaan dari lokasi secara teoritis 6 mm untuk setiap member
pada setiap lokasi.
3. Keseluruhan (over all)

Page | 40
Untuk seluruh ketinggian (dari bawah sampai ujung alas) dan lebar (keseluruhan
bidang lebar gedung) adalah 10 mm.
b) Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa terkelupas atau
merusak frame.
c) Pasanglah anchor dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk
pergerakan, termasuk ekspansi dan kontraksi.
d) Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan, termasuk
metal-metal yang berhubungan dengan pasangan atau permukaan beton,
dengan cat bituminous atau preformed separators untuk menghindari kontak
dan korosi.
e) Set sill members pada bantalan sealant. Set member-member lain dengan
internal sealant dan baffies untuk memberi konstruksi yang weathertight.
f) Pasanglah jendela dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari
manufaktur.
g) Potongan alumunium profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk
menghindari kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya : dan harus
dijauhkan dari material-material baja / besi untuk menghindari debu-debu besi
menempel pada permukaan alumunium.
h) Pengelasan diijinkan hanya dari bagian dalam, menggunakan nonactivated gas
(argon) dan tidak boleh diekspose.
i) Buatlah match joints members dengan sekrup yang cocok, rivets, las : untuk
mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai yang terlihat
dalam gambar.
j) Peralatan anchor untuk alumunium frame haruslah dengan hot dip galvanized
steel tebal 2-3 mm di set pada interval 60 mm.
k) Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain, concealed
type. Paskan frame bersama-sama pada titik-titik contact joints dengan hairline
joints, waterproof joints dari bagian belakang dengan sealant untuk menahan
(watertight) 1000 kg/cmy.

Page | 41
l) Alumunium frame harus disiapkan untuk mengantisipasi modifikasi-modifikasi
berikut :
1. Perubahan fixed-window.
2. Propel window, rotate window, etc.
3. Pintu-pintu kaca frameless.
4. Movable partisi tanpa kerusakan pada lantai dan ceiling.
5. Sediakan dengan aksesori-aksesori penunjang untuk tujuan-tujuan di atas.
m) Paskan hardware dan material-material reinfor cing pada metal lain
yangberhubungan langsung dengan alumunium frame dan hubungan harus
dengan chromium coat pada permukaannya untuk menghindari kontak korosif.
n) Toleransi pemasangan (erection) unluk alumunium frame pada sisi dinding 10-
15 mm harus diisi dengan grouting.
o) Sebelum pemasangan alumunium frame, khususnya pada propel window,
upper dan lower window, sill harus di check level dan waterpass pada bukaan-
bukaan dinding.
p) Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada ruang
dengan AC, harus disediakan synthetic rubber atau synthetic resin untuk swing
door dan double door.
q) Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus di set dengan sealant untuk
membuatnya sound proof dan watertight.
r) Lower sill pada frame alumunium exterior harus diberi flashing untuk menahan
air hujan.
4. Adjusting
Test fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun pintu, latching
speeds dan hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk
memastikan operasi daun pintu yang halus (smooth).
5. Protection
a) Semua alumunium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau material-
material lain yang disetujui oleh Owner saat diserahkan ke lapangan.

Page | 42
b) Protective material tersebut hanya boieh dibuka bila di perlukan pada saat
protective material akan dipakai pada alumunium.
c) Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer
(transparent varnish) pada saat plaste ran akan dilaksanakan.
d) Bagian-bagian lain harus tetap dilindungi dengan lacquer film sampai seluruh
pekerjaan selesai.
e) Pemakaian varnish tidak diijinkan untuk permukaan-permukaan yang tidak
akan didempul atau di sealant.
6. Weather Seal

Selama pemasangan kusen / frame alumunium, harus dipasang weatherseal (backing


strip) pada bagian dalam sebagai pengisi sebelum sealant terpasang.

4.2 Pelaksanaan Pekerjaan

Pada pelaksanaan kerja praktek di proyek Verde II Condominiums, pekerjaan


yang sedang berjalan meliputi pekerjaan dinding, pekerjaan kolom,pengerjaan pagar,
balok, plat lantai, finishing toilet dan pemasangan keramik. Namun dalam pembahasan
pelaksanaan pekerjaan ini, lingkup pekerjaan yang dapat ditulis hanya meliputi;
pemasangan rangka ACP, Finishing ACP dan Window Wall dikarenakan saat
pelaksanaan kerja praktek, kegiatan kerja praktek yang telah cukup seperti dalam
ketentuan yang ada serta terdapat banyaknya perubahan desain dari desain awal dan
kemunduran dari jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain itu juga
dikarenakan lingkup pekerjaan pada proposal terdahulu yang hanya sebatas pekerjaan
finishing saja. Oleh sebab itu, lingkup pekerjaan yang dapat ditulis hanya meliputi;
Pemasangan rangka ACP, Finishing ACP, dan Window Wall pada gedung Verde II
Condominiums.

Page | 43
4.2.1 Pekerjaan Pemasangan Rangka ACP dan Panel ACP

Pekerjaan Rangka ACP pada proyek Verde II Condominiums merupakan proses


yang dimulai dari penentuan garis as rangka ACP untuk bracket yang sebelumnya telah
dilapisi oleh waterproofing.

A. Langkah-langkah atau tahapan pekerjaan pemasangan rangka ACP.


1. Persiapan Alat Kerja Survey
 Theodolite
 Autolevel
 Waterpass
 Toolbox
B. Persiapan Pemasangan ACP
1. Persiapan Gambar Kerja
a. Gambar kerja ACP dan Perforated disiapkan terlebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan.
b. Kemudian gambar kerja di cek terlebih dahulu kesesuaiannya dengan
dinding yang ada di lapangan agar mudah di kerjakan.
c. Setelah semua sesuai dan telah di cek kemudian pekerjaan dapat
dikerjakan dengan ukuran dan garis as acp yang ada di gambar kerja.
d. Kemudian gambar kerja di cek terlebih dahulu kesesuaiannya dengan
dinding yang ada di lapangan agar mudah di kerjakan.
e. Setelah semua sesuai dan telah di cek kemudian pekerjaan dapat
dikerjakan dengan ukuran dan garis as acp yang ada di gambar kerja.

Page | 44
Gambar 4.5 Gambar Kerja AS Bracket Pemasangan ACP
Sumber: Data Proyek 2019

2. Pemberian Waterproofing
 Waterproof 10f
 Waterproof RC ( Finishing)

Sebelum diberi waterproof, dinding di bersihkan terlebih dahulu dari debu,


kotoran, minyak.

3. Mempersiapkan alat, bahan dan tenaga kerja

Gambar 4.6 Pembersihan permukaan dinding


Sumber: Data Pribadi 2019

Page | 45
C. Marking Line Bracket
Dilakukan untuk mengetahui titik pemasangan bracket menggunakan laser di
dinding yang sudah di lapisi waterproof. Dan gambar kerja sebagai panduan dalam
pengukurannya, Titik awal Marking Line sesuai dengan gambar kerja yang sudah
dibuat.

Gambar 4.7 Ukuran AS untuk bracket ACP


Sumber: Data Pribadi 2019

Page | 46
 Persiapan Alat & Bahan
Tabel 4.1 alat dan bahan Marking Line
Sumber: Data Pribadi 2019

No Alat dan Gambar Fungsi


Bahan
1 Wall Digunakan untuk
Gondola mempermudah proses
pekerjaan finishing fasad
bangunan yang berkaitan
dengan ketinggian suatu
pekerjaan dalam sebuah
proyek

2 Autolevel Alat utama untuk


menentukan leveling
survey yang berfungsi
untuk menentukan jarak
horizontal maupun vertikal
suatu titik.

Page | 47
3 Theodolite alat ukur tanah yang
digunakan untuk
menentukan jarak setiap
bracket dengan
memperhatikan sudut
mendatar maupun sudut
tegak pada permukaan
dinding.
4 Cat Untuk memberikan tanda
semprot pada dinding sebagai tanda
untuk bracket

5 Pensil Untuk memberikan tanda


Konstruksi pada dinding sebagai tanda
untuk garis as untuk
bracket

6 Plumb Digunakan sebagai


pembeban untuk pekerjaan
Tarik benang

Page | 48
7 Tali Digunakan sebagai garis
Tambang untuk pekerjaan Tarik
benang.

 Pekerjaan Marking Line


1. Dinding yang sudah diberi Waterproof kemudian dibersihkan dari kotoran
yang menempel di dinding tersebut.
2. Pengukuran dimulai dari lantai 2 pada pojok bawah dinding pada bangunan
menggunakan theodolite sebagai titik awal dan untuk mengetahui jarak
antar as bracket selanjutnya
3. Setelah itu menggunakan (autolevel) Laser untuk membantu mendapatkan
garis vertikal dengan cara mengarahkan laser ke dinding sehingga muncul
garis dari laser tersebut.
4. Kemudian menggunakan metode Tarik benang untuk mengecek kelurusan
garis dan untuk membuat patokan garis vertikal dari atas menggunakan
gondola per 5 lantai. Dengan cara menempalkan tali ke dinding dengan
jarak 5cm dari dinding kemudian diberi pemberat/plumb.
5. Setiap jarak 400 cm vertikal diberi tanda dengan cat semprot dan pensil
konstruksi
6. Setelah garis vertikal dibuat, kemudian garis horizontalnya dibuat dengan
jarak as ke as sebesar 50cm ke kanan dengan mennggunakan alat theodolite
sebagai pengukur dan autolevel sebagai penanda/garis patokan
7. Setiap garis as dengan jarak 50cm kemudian diberi tanda dengan cat
semprot dan pensil kontraktor

Page | 49
Gambar 4.8 Garis awal dan Ukuran AS untuk bracket ACP
Sumber: Data Pribadi 2019

Page | 50
Gambar 4.9 Marking Line
Sumber: Data Pribadi 2019

D. Pemasangan Bracket, U channel dan Mullion.

Gambar 4.10 Progress pemasangan bracket u channel dan malion


Sumber: Data Pribadi 2019

1. Pemasangan Bracket
a. Jenis Bracket yang digunakan:
 Steel bracket =6mm fixing ( Rangka hollow grill)
 Aluminium siku 40x60x4xp 120mm fixing( rangka ACP )
 Alm .siku 25x25x2,9mm transome spigot
b. Pemasangan bracket dilakukan dengan menggunakan alat:

Page | 51
Tabel 4.2 Tabel Foto Alat Pemasangan Bracket
Sumber: Data Lapangan 2019

Mesin Bor

Mur & Baut

Kunci Pas

Pemasangan bracket dilakukan setelah melapisi dinding dengan waterproof dan


dibersihkan dari kotoran yang berada di dinding.

a. Bracket terlebih dahulu di lubangi di workshop kemudian dikirimkan ke


lapangan tempat pemasangan bracket
b. Untuk pemasangan bracket langkah pertama yang dilakukan dengan mengebor
dinding dengan ketinggian per 200cm yang sudah dibuatkan garis as vertikal
sebelumnya dengan jarak dari as 3 cm ke kiri dank ke kanan untuk u channel

Page | 52
c. Kemudian memasang bracket sesuai dengan ukuran yang sudah dibuat di gambar
kerja, ada 2 jenis bracket yang dipakai yaitu:
 Bracket dinding
 Bracket Crown
d. Bracket di tempelkan ke dinding. Setelah itu diperkuat dengan menggunakan
Baut dan Mur

Pemasangan bracket pada dinding dan crown berbeda karena disesuaikan dengan garis
yang berada di gambar kerja.

Tabel 4.3 Tabel Foto Tipe Bracket


Sumber: Data Lapangan 2019

A B
Bracket Dinding Bracket Crown

2. Pemasangan U Channel & Mullion

Setelah pemasangan bracket selesai, setelah itu melakukan pekerjaan


Pemasangan U channel dan Malion yang dikerjakan dengan menggunakan alat:

 Bor Besi

Page | 53
 Baut
 Mur
 Kunci Pas

Langkah pemasangan U channel & Mullion

a. Pemasangan U channel dilakukan pada bracket dengan menggunanakan iron


drill untuk melubangi U channel
b. Setelah U channel dilubangi, kemudian di perkuat dengan menggunakan bolt
dan nut
c. Setelah U channel dan bracket menyatu atau sudah terpasang satu sama lain
proses selanjutnya yaitu pemasangan mullion
d. Pemasangan mullion dikerjakan dnegan cara memasukan terlebih dahulu
mullion kedalam U channel.
e. Setelah Mullion berada didalam U channel, kemudian di buatkan lubang untuk
bolt dan nut dibagian samping dari Bracket dan Mullion
f. Setelah dilubangi mullion dan U channel di perkuat dengan bolt dan nut
g. Jika Bracket, U channel dan Mullion terlalu tinggi, maka dibuatkan penyangga
besi agar menambah kekakuan.
h. Setelah itu cek kelurusan bracket, U channel dan mullion agar semua memiliki
ketinggian yang sama dengan Tarik benang per 5 lantai menggunakan tali,
plumb dan gondola.

Gambar 4.11 Metode Tarik benang


Sumber: Data Pribadi 2019

Page | 54
i. Kemudian cek kembali Baut yang sudah terpasang.

Gambar 4.12 Detail Mullion yang digunakan


Sumber: Data Pribadi 2019

Page | 55
Tabel 4.4 Tabel Foto Hasil Pemasangan U channel, Mullion
Sumber: Data Lapangan 2019

A B
Hasil Pemasangan Bracket + U Hasil Pemasangan Bracket + U channel
Channel + Mullion

C D
Hollow Penyangga Hasil Pemasangan Bracket + U channel
+ Mullion

Page | 56
2. Pemasangan ACP
Pekerjaan Pemasangan ACP dilakukan setelah Bracket, U channel dan
Mullion sudah terinstal. Pada proyek ini penggunaan acp dibedakan
menjadi 2 jenis atau 2 tipe yaitu:
Tabel 4.5 Tabel Foto ACP (Alumunium Composite Panel) & Perforated
Sumber: Data Lapangan 2019

1. ACP (Alumunium Composite Panel)


 Panel thickness 4mm (0.5
mm + 3mm +0.5mm)
 Core FR B
 Finishing PVDF
 Color ALM 908

2. Alumunium Sheet (Perforated)


 Panel thickness 2.8mm
 Finishing PVDF
 Color ALM 908
 Color ALM

Setelah pemasangan bracket, U channel dan Mullion selesai, setelah itu melakukan
pekerjaan Pemasangan ACP & Alumunium Sheet yang dikerjakan dengan
menggunakan alat:

 Bor Besi

Page | 57
 Dynabolt
 Sekrup
 Obeng
 Baut
 Mur

Langkah pemasangan ACP (Aluminium Composite Panel & Alumunium Sheet


(Perforated)

1. ACP yang sudah datang dari workshop diperiksa agar tidak ada kecacatan pada
acp terlebih dahulu sebelum di pasang
2. Pemasangan yang berada di dinding ekterior bangunan menggunakan Gondola.
Sedangkan yang berada di Crown tidak menggunakan Gondola
3. Panel ACP yang sudah siap dipasang terlebih dahulu dipasangkan hook
(Alumunium).
4. Hook dipasangkan pada bagian samping Panel ACP dan perforated dengan
menempelkan hook terlebih dahulu pada lubang yang sudah dibuatkan di
workshop.
5. Hook kemudian di perkuat menggunakan sekrup dan dynabolt
6. Setelah Hook terpasang pada Panel ACP dan Alumunium Sheet kemudian di
pasangkan pada mullion yang sudah terpasang bersama bracket.
7. Pasang 1 persatu panel ACP hinggi menutupi dinding.

Page | 58
Hook untuk dipasangkan ke APC dan Perforated
dengan menggunakan Dynabolat

Dynabolt sebagai alat yang digunakan untuk


menyatukan & memperkuat hook dan panel acp

Gambar Panel ACP dan hook yang telah di


pasangkan dengan dynabolt

Page | 59
Gambar Mullion sebagai tempat untuk
menggantungkan/memasangkan hook yang telah
menyatu dengan panel ACP

Gambar Panel ACP yang sudah di pasangkan ke


mullion menggunakan hook.

Tabel 4.6 Tabel Foto Hasil Pemasangan U channel, Mullion


Sumber: Data Lapangan 2019

Page | 60
Setelah semua panel ACP & Alumunium sheet terpasang pekerjaan finishing fasade
ACP sudah selesai dikerjakan Hasil Akhir finishing Fasade ACP (Alumunium
Composite Panel) & Alumunium Sheet (Perforated).

Gambar 4.13 Hasil Akhir Finishing ACP & Alumunium Sheet


Sumber: Data Pribadi 2019

4.4.1 Pekerjaan Window Wall

Pekerjaan Window Wall pada proyek Verde II Condominiums merupakan proses yang
dimulai dari opening yang sudah jadi.

4.2.3 Pekerjaan Pemasangan Window Wall


A. Langkah langkah atau tahapan pemasangan Window Wall
1. Persiapan Alat Kerja
 Bor Beton
 Bor Besi
 Siku Meter
 Obeng Plus Minus
 Meteran
 Bor Obeng
 Plumb
 Gun Sealent

Page | 61
Persiapan Bahan
 Alumunium
 Kaca
 Rambuncis
 Hardware
1) Daun Pintu
2) Jendela

Setelah semua alat sudah siap kemudian langkah awal pemasangan window wall
adalah:
B. Persiapan Gambar

Page | 62
Persiapan gambar kerja disini dimaksudkan untuk mengetahui dimana letak
Window Wall yang akan dipasang dan window wall tipe apa yang akan
dipasang pada daerah tersebut.

Gambar 4.14 Gambar Mapping Window Wall


Sumber: Data Pribadi 2019

C. Pemeriksaan Material
 Frame

Page | 63
 Mullion
 Transome
 Bracket anchor
 Dynabolt
 Obeng
Pengecekan tersebut dimaksudkan agar tidak ada kerusakan.
1. Pastikan Pekerjaan pemasangan Window Wall harus hati hati dan tidak teburu-
buru agar tidak terjadi kesalahan seperti kemiringan karena tidak lurusnya
frame window wall.
2. Titik awal garis as dimulai dari ujung tembok sebelum opening seperti pada
gambar 4.19 Gambar Mapping window wall kemudian Dibuatkan garis as /
centre opening dengan alat laser (Autolevel) setelah itu di marking
menggunakan cat semprot sesuai dengan titik bracket
3. Setelah itu dinding dan lantai di bor pada pemukaan tempat frame window wall
joint untuk pemasangan Bracket.

Gambar 4.15 Gambar Pengeboran untuk bracket Window Wall


Sumber: Data Pribadi 2019

4. Setelah itu pasang bagian window wall sehingga menjadi frame

Page | 64
 Posisi bracket harus benar agar tidak longgar dan miring
5. Lalu pasang bracket atas dan Bawah dengan baut pada window wall

Gambar 4.22 Gambar Bracket untuk window wall


Sumber: Data Pribadi 2019

6. Kemudian Window wall frame dibawa menggunakan tower crane ke lantai


yang akan dipasangkan window wall
7. Setelah Window Wall frame datang di lantai yang akan dipasang ke Window
Wall Frame, lalu Window Wall Frame dipasangkan pada opening yang akan
dipasangkan.
8. Setelah itu tutup lubang yang sudah dibor untuk bracket dengan semen grouting
125.
9. Setelah terpasang kemudian lakukan kembali pengecekan vertikal dan levelnya
menggunakan plumb.
10. Langkah selanjutnya ialah fixing dan menutup celah dengan sealant agar air
tidak masuk ke dalam celah

Tabel 4.7 Tabel Foto Pemasangan Window Wall


Sumber: Data Lapangan 2019

Page | 65
A Pemasangan Bracket B Pemasangan Bracket

Pengecekan Vertikal Penutupan Lubang bracket


C D

11. Pemasangan rangka daun jendela dan pintu dengan aluminium, untuk pintu
dilakukan dengan melakukan pengeboran terlebih dahulu agar daun pintu dapat
menyatu dengan frame.
12. Pemasangan rangka pada alumunium.
13. Kaca yang sudah siap dipasang kemudian di tempel ke frame window wall
dengan menggunakan sealant pada sela sela kaca dan rangka menggunakan gun
sealant.

Page | 66
14. Setelah kaca selesai di pasang kemudia kaca dibersihkan.

Tabel 4.8 Tabel Foto Pemasangan Kaca pada frame Window wall
Sumber: Data Lapangan 2019

Gambar 4.17 Foto Window Wall


Sumber: Data Pribadi 2019

Pemasangan Kaca pada frame Pengeleman kaca menggunakan Gun


A B sealent
Window wall

4.4.3 Pengamatan Hal Baru

Page | 67
Rangka Tempat Pemasangan Panel ACP

Hook untuk panel ACP

Page | 68
Panel ACP yang sudah di pasangi Hook

Tempat Masuknya Hook ACP

Panel ACP yang sudah dipasangkan pada


rangka

Dalam melakukan Kerja Praktek selama kurang lebih 3 bulan banyak ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang kontruksi dan juga pengalaman berada
dilapangan, dalam melaksanakan Kerja Praktek terdapat sebuah inovasi pada proyek
di tempat dilaksanakannya kerja praktek yaitu pemasangan ACP dengan menggunakan

Page | 69
Hook. Penggunaan Hook pada panel ACP merupakan sebuah inovasi yang baru karena
berbeda dengan pemasangan ACP yang lainnnya yaitu menggunakan las. Penggunaan
Hook pada pemasangan ACP ini lebih cepat pengerjaannya dibandingkan dengan
menggunakan las karena panel ACP yang sudah dipasangkan hook hanya tinggal di
pasangkan pada lubang mullion sehingga pemasangannya lebih cepat daripada
penggunaan las.

Tabel 4.9 Tabel Foto Pemasangan Kaca pada frame Window wall
Sumber: Data Lapangan 2019

4.4 Permasalahan, Solusi dan Sanksi


4.4.1 Permasalahan
Dari hasil kerja lapangan yang dilakukan pada proyek Verde II
Condominiums, Kuningan Karet, Jakarta Selatan Terdapat sebuah
permasalahan yang terjadi yaitu:
1. Terdapat beberapa Panel ACP yang rusak sebelum dipasang pada
saat pengangkatan ke crown sehingga membuat goresan pada panel
ACP.
2. Pemasangan Bracket yang tidak kuat ke dinding karena dinding
keropos.
3. Pemasangan Baut untuk panel ACP bagian crown horizontal mudah
lepas jika tidak benar pengencangannya.
4. Panel ACP yang sudah dipasang tidak rata 1 sama lain sehingga
memiliki celah yang tidak sama.
5. Tidak tertatanya penempatan mullion yang belum terpakai.
6. Terdapat window wall yang mengganggu sirkulasi pekerja.
7. Terdapat kotoran pada bagian window wall.

Page | 70
Tabel 4.10 Tabel Foto Permasalahan di lapangan
Sumber: Data Lapangan 2019

Panel ACP tergores karena cara penampatannya


yang tidak benar

Pengeboran bracket tidak benar sehingga


membuat tembok menjadi tidak rata

Page | 71
Baut untuk memperkuat panel ACP lepas karena
tidak benar pada saat pengencangan bautnya

Panel ACP tidak rata karena terjadi kecacatan


pada saat pemasangan sehingga panel ACP ada
yang tidak lurus dan tertekan

Penempatan Mullion berantakan karena tidak


tersedianya tempat untuk menyimpan mullion

Page | 72
Window wall yang terpasang terlebih dahulu
mengganggu sirkulasi pekerja melakukan
pekerjaan

Kaca dari Window Wall terkena kotoran dari


atas

4.4.2 Solusi
Solusi untuk mengatasi permasalahan diatas adalah:
1. Melapasi atau menutupi panel ACP yang belum terpasang
sehingga bisa memimalkan terjadinya goresan pada saat
ditumpuk.
2. Pengerjaan pengeboran dilakukan dengan hati hati agar
membuat lubang pada 1 titik yang sudah di marking dan tidak
membuat daerah disekitar lubang rapuh

Page | 73
3. Pengencangan mur seharusnya dilakukan dengan benar yaitu
harus menempel pada mullion untuk panel acp horizontal
4. Penyediaan tempat untuk menaruh panel ACP sehingga tidak
tertekan 1 sama lain.
5. Menyediakan tempat yang sama untuk menaruh mullion agar
tidak berantakan dan mengganggu pekerjaan
6. Seharusnya Window wall tersebut tidak dipasang terlebih
dahulu karena menjadi akses sirkulasi untuk pembawaan alat
alat yang cukup besar, Sehingga Window wall tersebut
seharusnya di bongkar terlebih dahulu
7. Pelapisan/Menutupi kaca dengan penutup sehingga terhindar
dari kotoran.
4.4.3 Sanksi
Sanksi atau akibat yang akan didapat yaitu:
1. Sanksi yang diberikan berupa teguran keras kepada pekerja &
mandor yang mengerjakan bagian finishing mulai dari
keterlambatan proses pengerjaan sampai ke ketidaksesuaian
proses pengerjaan pada finishing fasade. Dan kerusakan pada
panel ACP dan Window wall yang harus di ganti sehingga
membutuhkan dana lebih untuk membeli yang baru.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan kerja praktek di proyek Verde II Condominiums, Jakarta Selatan
memberikan ilmu dan pengalaman yang berkaitan dengan pembangunan suatu proyek

Page | 74
dalam metode pengerjaan finishing fasade bangunan tingkat tinggi. Karena Fasade
merupakan sebuah tampilan yang langsung terlihat sehingga fasade bangunan yang
bagus dan menarik merupakan salah satu daya Tarik yang dapat menarik pembeli.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil selama pengamatan di proyek tersebut adalah:
1. Hasil marking merupakan awal pengerjaan ACP yang pengerjaannya harus
teliti dan benar agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
pengerjaan selanjutnya terhambat
2. Pemasangan panel ACP harus hati hati, terutama pada bagian dinding luar
karena menggunakan gondola.
3. Proses pemasangan Window wall pertama yaitu merakit rangka-rangka
dari window wall menjadi sebuah frame Window wall di workshop
kemudian diangkut menggunakan tower crane.
4. Proses pemasangan kaca pada window wall harus dilakukan dengan hati-
hati karena material mudah pecah.
5. Pembersihan Kaca dilakukan ketika pemasangan window wall sudah
selesai di daerah lantai tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada saat kerja praktek dilakukan,
sistem dan proses pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek tersebut
dikerjakan dengan baik, tetapi dalam melakukan pengamatan ditemukan beberapa
kesalahan dari pengerjaan di lapangan sehingga penulis memberi beberapa saran
antara lain:
1. Menyediakan tempat untuk komponen material seperti mullion, rangka
rangka window wall dan lainnya agar tidak berantakan.
2. Pekerja harus lebih diawasi lagi ketika sedang mengerjakan pekerjaan agar
dapat di pantau pekerjaannya dan tidak melakukan kesalahan yang dapat
merugikan.

Page | 75

Anda mungkin juga menyukai