Anda di halaman 1dari 10

Kelompok I

Nama : Donny Paskah M Siburian


Mindo Batara Daulay
Marnala Semuel Baoadi
Tumpal Pasaribu
Theresia Nadapdap
Ruth Saruksuk
Sinta Hutabarat
Matakuliah : Hermen PL I
Dosen Pengampu : Pdt Jojor Silalahi, M.Th.

Gen 12:1-9
Abraham dipanggil Allah
I. Pendahuluan
Masihkah kita dapat merasaakan panggilan Tuhan melalui suara hati kita masing-masing dengan
lembut dan penuh cinta kasih lewat karya keselamatan yang Tuhan diberikan. manusia-manusia yang
dilibatkan dalam karya penyelamatan itu dipanggil secara khusus oleh Allah, Allah yang mengambil inisiatip
penuh dalam pristiwa panggilan itu. panggilan slalu mempunyai misi atau tugas khusus. karena panggilan
adalah inisiatip dari Allah, maka kita harus tetap rendah hati dan bersyukur.

II. Kritik
2.1.Teks Ibrani dan Kritik Teks

Genesis 12:1-9
^ïc.r>a;me ^±l.-%l, ~r"êb.a;-la, ‘hw"hy>
rm,aYOÝw: WTT Genesis 12:1
`&'a<)r>a; rv<ïa] #r<a'Þh'-la, ^ybi_a' tyBeämiW
^ßT.d>l;AM)miW
`hk'(r"B. hyEßh.w< ^m<+v. hl'ÞD>g:a]w:
^êk.r<b'äa]w: lAdêG" yAgæl. ‘^f.[,a,(w> 2
txoïP.v.mi lKoß ^êb. Wkår>b.nIw> rao=a'
^ßl.L,q;m.W ^yk,êr>b"åm. ‘hk'r]b")a]w: 3
`hm'(d"a]h'
jAl+ ATßai %l,YEïw: hw"ëhy> ‘wyl'ae rB<ÜDI
rv,’a]K; ~r"ªb.a; %l,YEåw: 4
`!r")x'me AtßaceB. hn"ëv' ~y[iäb.viw> ‘~ynIv'
vmeÛx'-!B, ~r"ªb.a;w>
wyxiªa'-!B, jAlå-ta,w> ATøv.ai yr:’f'-ta,
•~r"b.a; xQ:åYIw: 5
!r"+x'b. Wfå['-rv,a] vp,N<ßh;-ta,w> Wvk'êr"
rv<åa] ‘~v'Wkr>-lK'-ta,w>
`![;n")K. hc'r>a:ï WaboßY"w: ![;n:ëK. hc'r>a:å
‘tk,l,’l' Waªc.YEw:
hr<_Am !Alåae d[;Þ ~k,êv. ~Aqåm. d[;… #r<a'êB'
‘~r"b.a; rboÝ[]Y:w: 6
`#r<a'(B' za'î ynIß[]n:K.h;¥w>
#r<a'äh'-ta, !TEßa, ^ê[]r>z:“l. rm,aYO¨w:
~r"êb.a;-la, ‘hw"hy> ar"ÛYEw: 7
`wyl'(ae ha,îr>NIh; hw"ßhyl; x:Beêz>mi ‘~v'
!b,YIÜw: taZO=h;
laeÛ-tyBe( hl{+h\a' jYEåw: laeÞ-tybe(l.
~d<Q<±mi hr"h'ªh' ~V'ømi qTe’[.Y:w: 8
`hw")hy> ~veîB. ar"Þq.YIw: hw"ëhyl;¥ ‘x:Be’z>mi
~v'Û-!b,YI)w: ~d<Q,êmi y[;äh'w> ‘~Y"mi
`hB'g>N<)h; [;Asßn"w> %Alïh' ~r"êb.a; [S;äYIw: 9
2.2 Kritik Aparatus

Ayat 2

a. Menurut teks pentateukh musa berbahasa ibrani-siria penelitian A von Gall kata hyEßh.w< diganti dengan
kata ywhw bandingkan dengan 17 : 1a dimana digunakan juga kata hyEßh.w< dan diusulkan oleh
peneliti modern untuk diganti menjadi kata tersebut dengan (wehayah) (imperfek org ke 3 tg M) “dia
menjadi”.
Ayat 3

a. Menurut fragmen salah satu codex berbahasa ibrani yang dijumpai di dalam geniza, kodex kodex tulisan
tangan berbahasa ibrani menurut B. Kenicott, teks pentateukh, terjemahan yunani LXX,terjemaha siria
(Pesyitta) dan terjemahan latin Vulgata menggantinya dengan kata ^yßl.L,q;m.W
Ayat 6

a. Dalam septuaginta digunakan kata to. mh/koj auvth/j yang berarti (mh/koj “panjang”) septuaginta
menegaskan bahwa perjalanan yang ditempuh oleh Abraham adalah perjalanan yang panjang bandingkan
dengan 13,17. Dalam hali ini penafsir lebih setuju dengan septuaginta karena perjalanan yang menurut
penafsir pelajari dalam kuliah sejarah Israel adalah perjalanan yang panjang (lih. Peta Asia Barat Daya Kuno).

2.3. Terjemahan

Setelah melihat Analyisis Teks dan Kritik apparatus maka penafsir menerjemahkan sebagai berikut.

1. dan TUHAN berfirman kepada Abraham Pergilah engkau dari negrimu dan dari keluargamu dan dari
rumah ayahmu ke negri yang akan Aku tunjukan pada mu.
2. Dan Aku akan membuatmu menjadi bangsa yang besar dan akan Ku berkati engkau dan akan Ku
buat besar namamu dan namamu itu (engkau) akan menjadi berkat.
3. Dan Aku akan memberkati dari orang orang yang memberkatimu dan mengutuk dari orang orang
yang mengutukmu dan denganmu semua kaum manusia akan mendapat berkat.
4. Dan Abraham pergi seperti yang telah diperintahkan TUHAN kepadanya dan dibawanya pergi
bersama denganya Lot saudaranya dan Abraham (sudah) tujuh puluh lima tahun (ketika berangkat)
dari Haran.
5. dan Abraham membawa Sarai dan Lot anak saudaranya dan semua harta yang mereka buat, juga
orang orang yang mereka kumpulkan di Haran lalu mereka pergi (ke) negri Kanaan dan masuk ke
sana.
6. dan Abraham berjalan jauh (menempuh perjalanan panjang) pada negri itu sampai ke Sikhem
sampai ke pohon terbantin
di Moreh, Ketika pedagang (saudagar1) orang kanaan berada di negri itu.

7. Lalu TUHAN memperlihatkan dirinya kepada Abraham dan berkata “kepada keturunanmu negri ini
akan kuberikan” maka dia akan mendirikan disana Mezbah untuk TUHAN yang telah
memperlihatkan dirinya.
8. Lalau dia pindah dari sana ke gunung dari sebelah timur betel, dan ia membentangkan tendanya dari
(sebelah) barat betel dan dari (sebelah) timur Ai. Kemudian dia membangun disana Mezbah untuk
TUHAN dan memanggil pada nama TUHAN.
9. lalu Abraham berjalan jauh dia berjalan ke negeb.

2.4.Kritik Sastra
Terdapat banyak pertanyaan dan keraguan dari penulis kitab kejadian ini menurut para ahli. Akan
tetapi secara tradisional dipercayai bahawa kitab ini ditulis bersamaan dengan kitab kitab Pentateuch lainnya.
penulisan kitab Kejadian ini jika dilihat memiliki suatu komposisi penulisan yang menonjol kitab ini disusun
dalam duabelas bagian yang masing masing disusun sesuai dengan formula toledoth2. Jika diperhatikan maka
kita akan dapat melihat bahwa gaya sastra kitab Kejadian sangat berbeda dengan gaya sastra kitab Keluaran.
Kitab pertama ini menekankan susuan narasi yang memusatkan perhatiannya kepada sosok tokoh tokoh yang
diceritakan (misalnya. Abraham, Habel, Nuh, dst) serta pristiwa pristiwa yang berhubungan dengan mereka3.
Kitab kejadian merupakan suatu contoh prosa sastra ibrani klasik, jika dilihat naskah aslinya maka kitab
kejadian ini berbeda dengan naskah perjanjian lama lainnya benar-benar bebas dari kesalahan-kesalahan
penyalinan.
Kitab kejadian (Beresyit) ini menceritakan awal dari segala sesuatu yang berhubungan dengan iman
umat Allah dalam Alkitab. Berdasarkan sejarah bapa bapa leluhur (kej 11:27-50:26) dibagi atas lima bagian
berdasarkann rumusan toledot yang juga digunakan dalam kejadian 1 -11. Ada tiga contoh dimana struktur
sastra ini sesuai dengan pembagian menurut isinya yakni kisah tentang Abraham (1127-25:18), Yakub
(25:19-37:1), dan Yusuf (37:2-50:264). Dua rumusan toledot lainnya memperkenalkan silsilah pendek
sesudah dua pembagian utama yang pertama. Masing masing silsilah ini melengkapi bagian tersebut dengan
tokoh tokoh sekunder contohnya saja dalam kisah Abraham ada terdapat kisah Ismael (25:12-18), Esau pada
akhir kisah Yakub.

1
Menurut terjemahan LAI tidak ada sama sekali disinggung kata “saudagar/pedagang”
2
Toledoth dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “garis keturunan” (“dan Inilah keturunan dari……..”)
3
Davis Jhon.Exposisi Kitab Kejadian.(Malang: Gandum mas. 2001). 31
4
Sering diperhatikan bahwa rumusan Toledot yang memulai rangkaian kisah utama itu memakai nama dari ayah tokoh yang
kemudian diceritakan dalam kisahnya contohnya Kisah Abraham yang selalu dimulai dari rangkaian kisah Terah (11:27), Ishak
memulai dari rangkaian kisah Esau dan Yakub (25:19), Yakub memulai kisah Yusub (11:27-32) dst. Terlihat jelas konsep Patrirkhal
yang kental dalam tradisi Israel, kisah kisah itu dituliskan sedemikian rupa karena cerita anggota keluarga dianggap sebagai cerita
tentang dirinya sendiri.
Kejadian 12-25 menceritakan “Riwayat hidup” Abraham mulai dari asal usulnya 11:10-27 hingga
kepada berita kematiannya (25:8) diikuti oleh pengebumiannya oleh anak anaknya dapat dilihat dari
rangkaian cerita itu bahwa kisah ini adalah suatu Riwayat hidup yang terurut secara sempurna akan tetapi
pada sisi-lain Kej 12-25 tidak hanya semata mata dalam bentuk bibliografis tetapi bermaksud juga
memberikan laporan yang lengkap (buku harian) kegiatan dan pengalaman, perbuatan dan penderitaan
oknum yang bernama Abraham.5

2.5.Kritik Bentuk
2.5.1 Analisa Sastra dan Sumber
Kejadian 12 adalah termasuk sumber Jahwist (J). Kata awal “kata Wayyomer YHWH el Avbraham
Lekh.....” kata awal yang menggunakan penghubung Wav Consecutive dan tense imperfect menunjukan
bahwa teks ini adalah sebuah teks narative yang menceritakan tentang dipanggilnya Abraham oleh YHWH
sebagai awal dari perjanjian YHWH dengan Israel. Bentuk narative ini menegaskan bahwasanya Kejadian 12
ini bukanlah semata mata merupakan riwayat perjalanan hidup Bapa leluhur Israel tetapi merupakan narasi
pengakuan (credo) Israel mengenai asal-usulnya.
Formula ini dijumpai pada ayat 1 dan mengindikasikan bahwa Kej 12:1 merupakan sebuah bentuk monolog
imperatif YHWH kepada Abraham sebagai Bapa leluhur bangsa Israel.
Dalam kitab Pentateuch secara panjang lebar adalah merupakan genre instruksi. Termasuk Kej 12 ini
adalah merupakan instruksi YHWH kepada abraham untuk pergi dari negerinya (Lekh_ Lekha) tense yang
digunakan adalah tense imperative dan istruksi kultus yakni untuk membangun bait Allah (lih. Ay 7), dan
setelahnya maka ada ganjaran (upah) setelah mengindah-kan istruksi YHWH tersebut. Cerita penyuruhan
(instruksi) ini bukanlah sebuah cerita yang diambil alih oleh Jahwist dan kemudian di Teologisasi melainkan
memang murni karangan Jahwist sendiri bdk Kej 1-36, untuk menyatakan bahwa Firman dan Panggilan
Allah-lah yang dituruti oleh segala kuasa semesta Alam. Pada bagian akhir tulisan ini, ada juga
ketidaksetujuan yang berkelanjutan mengenai permasalahan teologi terhadap “pesan” yang disampaikan oleh
J. Bagi Wellhausen, J dan E merefleksikan kepercayaan rakyat; mereka adalah saksi dari tahap evolusi iman
Israel. Levin juga beranggapan bahwa J adalah representasi dari keagamaan yang berkembang, namun lebih
tidak dalam masa kerajaan tetapi selama masa pembuangan. Bagi Noth, J adalah tambahan dari sejarah mula-
mula. Kaum Yahwis bagi Levin adalah legitimasi dari kehidupan orang Yahudi diluar tanah, khususnya yang
mengisahkan bahwa bapa leluhur adalah orang asing di tanah yang mereka tinggali. Van Seters dan Rose
menjelaskan pesan J yang universalitas. Sebagai tambahan, pesan J bagi Rose sangatlah Protestan sejak ia
menjadikan kedaulatan Allah secara utuh dan keberadaan manusia yang berdosa.

2.5.2. Hadits Lisan


Seharusnya para leluhur dilihat dengan latar belakang periode periode arkeologi pada zaman
Perunggu Tengah I sekitar tahun 2000-1900 Seb M, dan zaman Perunggu Tengah II sekitar tahun 1850-1750
Seb M.7 Tidak ada keterangan kenapa penggilan itu dinyatakan kepada Abraham hal itu masih bersifat
rahasia yang sepenuhnya adalah inisiatif Allah yang intinya adalah untuk memberkati Abraham dan
keturunannya. Kehidupan Abraham bercirikan Kemah dan Mezbah. Ada teori lain yang mengatakan bahwa
Israel bukanlah secara keseluruhan merupakan keturunan Abraham yang berpindah ketanah Ur itu tetapi
Israel terbentuk karena pengakuan dan penyatuan ke-12 suku Israel yang disebut dengan Amphictiony.8

5
Lamp Walter . Kitab Kejadian. (Jakarta : Gunung Mulia, 2003). 13,14
6
Lamp Walter . Kitab Kejadian.(Bandung: Grafika, 1969).24
7
Hill Andrew. Survei Perjanjian Lama. (Malang : Gandum mas.2000). 146
8
Lumbantobing BH. Rekaman Matakuliah Sejarah Israel. September 2014
2.6.Analisis Tradisi dan Sejarah
Pembuangan bangsa Israel ke Babylon pada tahun 586-538 SM menandai perubahan besar dalam
keberadaan dan kedudukan Israel. Di dalam peristiwa itu, Israel kehilangan kemerdekaan politiknya. Hal itu
membuat Israel sebagai bangsa mengalami kehancuran dan kebinasaan.9 Kehidupan masyarakat sangat
merosot, kadang-kadang dan untuk beberapa waktu kehidupan dikuasai oleh orang-orang kaya, yang miskin
semakin melarat karena diperlakukan sebagai budak oleh kaumnya sendiri.10
Kitab Yeremia mencatat bahwa jumlah bangsa Israel yang dibuang adalah 4.600 orang, sedangkan Kitab 2
Raja-raja mencatat jumlah yang dibuang pada tahun 597 SM adalah 10.000 orang. Namun kebanyakan dari
jumlah yang dibuang itu ternyata adalah tokoh-tokoh dan para pemimpin bangsa Israel. Mereka menganggap
diri sebagai pewaris, penjaga dan penerus tradisi Yahudi yang khas. Selama peristiwa diapora itu
berlangsung, mereka memperkembangkan suatu kebudayaan yang dapat bertahan menghadapi kekuatan-
kekuatan perusak dari luar. Perangkat-perangkat serta upacara-upacara keagamaan yang berdaya ikat tinggi
seperti hukum-hukum, upacara sunat, hari Sabbath dan lain-lainnya yang menjadi khas agama Yahudi, baru
berlaku secara ketat11. Pada masa diaspora itulah sunat menjadi sangat istimewa dan khas bagi orang Israel.
Agar kehidupan agama itu terwujud dalam bentuk persekutuan yang lebih nyata, bangsa Israel tersebut
membangun dan memperkembangkan sistem Sinagoge. Kehidupan persekutuan Sinagoge tumbuh subur
setelah zaman pembuangan Babel. 12 Beberapa fungsi Sinagoge antara lain : 13
 Tempat pengajaran
 Tempat berdoa atau peribadatan
 Tempat pengadilan
 Pertemuan-pertemuan masyarakat
 Pemisahan laki-laki dan perempuan

Pada masa pembuangan ini bangsa Israel mengalami krisis moral, mereka menganggap pembuangan ini
adalah suatu musibah. Anggapan mereka terpecahnya bangsa Israel utara sebagai akibat dari perbuatan atau
kejahatan yang mereka lakukan pada Allah. Di Babel mereka dipaksa menyembah Dewa Marduk. Bangsa ini
terancam dari bahaya sinkritisme. Peristiwa ini memberikan sebuah motivasi atau pendorong baru bagi
bangsa Israel untuk tetap melakukan tradisi dan mempercayai Allah dan mereka tetap sebagai umat pilihan
Allah.14 Pada saat inilah tradisi lisan ditinggalkan dan beralih pada tradisi tulisan karena tidak ada lagi Bait
Suci. Jadi Sumber P meredaksi dengan menunjukkan bahwa bangsa Israel yang ada dalam pembuangan
adalah bangsa-bangsa yang kudus bahwa mereka adalah bangsa pilihan Allah dan dapat dibedakan dari
bangsa-bangsa lain, yaitu Hidup Kudus dengan perayaan hari Sabath, pembacaan Kitab Taurat, makanan
yang halal dan tidak halal, dan sunat.15

2.7.Kritik Peredaksian
Menurut Walter Lempp, Kejadian 12 adalah karya dari sumber J, akan tetapi kemudian diredaksi
oleh sumber P (Post Ex) untuk menekankan asal usul Israel bahwa mereka adalah umat pilihan seperti janji
YHWH kepada Abraham dalam pemanggilannya di dalam Kejadian 12 ini (teologi identitas umat Israel).
Ciri-ciri peredaksian ini dapat dilihat dari Toledoth yang dibicarakan pada pasal 11:25-32 dan penekanan
kultus Bait Allah pada pasal 12:7 bahwa Bait Allah merupakan ciri dan salah satu tanda perjanjian Allah dan
Abraham.

9
Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan, BPK Gunung Mulia, Jakarta:2010, hlm. 242
10
Groenen, Pengantar ke Dalam Perjanjian Lama, Kanisius, Jakarta:1997, hlm. 50
11
Lih. A.A. Sitompul dan Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 171.
12
Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan, BPK Gunung Mulia, Jakarta:2010, hlm. 243-246
13
H.H. Rowley, Ibadat Israel Kuno, BPK Gunung Mulia, Jakarta:2011, hlm. 183-184
14
John Bright, A History of Israel, Westminster Press, Philadelphia:1981, hlm. 350
15
George Fohrer, Introduction to the Old Testament, hlm. 179-181
2.8.Konteks
2.8.1. Konteks Umum Politik
a. Mesopotamia sampai Para Patriakh
Barangkali ada sebab atau motivasi politik yang menyebabkan perpindahan bangsa Amori pada tahun
2000-1500 Seb M di Timur Tengah kuno. Orang-orang Sumer dikalahkan oleh Sargon I, yang mendirikan
dinasti Semit Akad sekitar tahun 2340 Seb M. Ia dikenal sebagai pendiri kekaisaran pertama dalam sejarah
ABDK, ia memerintah seluruh daerah mesopotamia selatan dan bergerak ke-sebelah timur Elam dan ke-barat
Laut Tengah dalam expedisi-expedisi yang bersifat militer dan Ekonomi (kekaisaran ini berlangsung 150
Tahun hingga pada akhirnya digulingkan oleh orang Gut). Menjelang tahun 2100 kota Ur menguasai daerah
Mesopotamia selatan dibawah pemerintahan raja Ur-III dan kerajaan itu masyur hingga setengah abad
lamanya sebelum kemunduran dan kehancuran terjadi menjelang akhir abad ke-21 Seb M melalui
penyusupan orang orang Amori dan Agresi yang meningkat dari orang orang Elim di bagian timur yang pada
akhirnya menggulingkan kota Ur. Dengan Latar belakang sejarah inilah para patriarkh Perjanjian Lama
muncul. Adalah sebuah keputusan yang sangat mengejutkan Abraham meninggalkann kota Ur yang canggih
dan merupakan pusat kekuasaan dari periode Ur-III untuk menetap di padang gurun yang tidak dikenal di
Kanaan, diperkirakan Abraham mengadakan perjalanan dari Ur ke Haran selama pemerintahan Ur-Nammu.16
b. Konteks Post Exile
Sejarah mengenai orang-orang Israel dan Yahudi menimbulkan banyak perdebatan. Sejarah Israel
Kuno memiliki hubungan sejarah atau pertemuan sejarah dengan masa Bait Suci Kedua. Di mulai dari Masa
Bait Suci pertama berakhir 587 / 586 SM, ketika Kerajaan Babel menaklukkan Yerusalem. Kota Yerusalem
menjadi hancur lebur. Anggota kerajaan Babel mengambil rakyat Yerusalem dan menjadikannya tawanan
serta menghancurkan Bait Suci di Yerusalem. Dalam literatur Alkitab, cerita ini dapat ditemukan dalam kitab
Yeremia (Yeremia 52), tapi hanya menceritakan sebagian kecil. Orang-orang tawanan ada yang dideportasi
ke daerahnya kembali. Ada yang tetap dibiarkan di daerahnya sendiri. Yang terakhir adanya pemindahan
paksa orang-orang Yehuda ke Babel pada penawanan tahun 597 SM. Di Babel, orang-orang pembuangan
berkembang dari waktu ke waktu, hingga menjadi suatu komunitas Yahudi yang berkembang pesat di luar
Palestina.17

2.8.2. Konteks Situasi Ekonomi dan Agama


Pada saat Abraham dipanggil oleh Allah konteks situasi ekonominya adalah dalam bidang
peternakan. Terlihat dari Abraham memiliki banyak ternak, dan Abraham membuat tempat dari peternakan
Abraham berada di daerah Betel.18 Pada peristiwa pemanggilan Abraham dapat kita ketahui bahwa Abaraham
mendirikan sebuah mezbah bagi Tuhan yang telah menampakkan diri kepada Abraham. Tidak lama
kemudian Abaraham pindah ke pegunungan sebelah Timur Betel, ia memasang kemahnya dengan Betel
disebelah Barat dan Ai disebelah Timur, lalu ia juga mendirikan mezbah bagi Tuhan dan memanggil nama
Tuhan. Tujuan dari Abraham mendirikan mezbah untuk tempat umat beribadah dan agar nama Tuhan selalu
dimasyurkan.19

2.8.3. Kritik Sosial dan Antropologi


Melalui pendekatan ini dapat meneliti bagaimakah hidup bangsa Israel secara sosio-antropologi yang
disebut-sebut sebagai umat TUHAN. Melalui paradigma sosial menyatakan bahwa tulisan dalam alkitab
berakar dalam kelompok interaksi bangsa yang diorganisasikan dalam struktur sosial yang diawasi oleh

16
Hill Andrew. Survei Perjanjian Lama. (Malang : Gandum mas.2000).44-45
17
Lester L Grabbe.Introduction to The second temple Judaism. Newyork. 2010
18
Mangatur Pangaribuan, Secara Ringkas Kisah-kisah Alkitab, Pekanbaru, 2014, 16-17
19
Lih. David Atkinson, Seri Pemahaman dan Penerapan Amanat Alkitab Masa Kini, YKBK Jakarta, 1996
aspek utama dari kehidupan umum seperti keluarga, ekonomi, pemerintahan, hukum, perang, ritus dan
kepercayaan keagamaan. Bangsa israel pada umumnya adalah bangsa yang semi-nomaden dalam masa
periode para patriarkh. Bangsa ini menganggap bahwa dirinya adalah bangsa pilihan Allah. Akan tetapi pada
era pembuangan mereka melihat bahwasanya mereka terbuang sebagai bentuk dari hukuman Allah atas
mereka sebagai umat Allah, orang-orang israel yang didiaspora bergaul dekat dengan orang orang Asyur dan
bangsa bangsa Babilonia20 sehingga pada genersi berikutnya mereka lupa bahwa mereka adalah bangsa
pilihan Allah.21 Kala itu ada tradisi yang mengatakan bahwa adalah suatu ketabuhan bagi bangsa Israel untuk
berdekatan dan berhubungan dengan bangsa-bangsa lain diluar umat Isreal.

I. Exegese

Ayat 1.dan TUHAN berfirman kepada Abraham Pergilah engkau dari negrimu dan dari keluargamu dan dari
rumah ayahmu ke negri yang akan Aku tunjukan pada mu.
Ayat tersebut berbunyi “Berfirmanlah Tuhan”. Mungkin sekali dari kata ini disertai dengan
penampakan Tuhan, mula mula Abraham dipanggil Tuhan dari Tanah Ur dan Allah mengulangi panggilan itu
ketika dia berada di Haran dalam NIV dengan jelas digunakan tense perfect (“Had Said”). Meskipun tense
ibrani hanya menggunakan wav consecutivum dan bentuk imperfect akan tetapi tidak menghilangkan bentuk
instruksi yang disampaikan tuhan karena pada kalimat kemudian digunakan kata (Lekh) imperative (qal
Halakh) “Pergilah” Pada 11:28, moledet muncul sebagai bagian dari konstruksi genetive, 'erets moladeto,
"tanah kelahirannya." Di sini, dua istilah yang pecah dari satu sama lain untuk menghasilkan fokusUrutan:
rumah tanah-kelahiran-ayah22. Tidak ada keterangan dan Alasan mengapa pemanggilan itu ditujukan kepada
Abraham secara sempurna itu dipahami sebagai inisiatif langsung dari Tuhan bahkan latar belakang Abraham
sebagai politeistis tidak berpengaruh sama sekali panggilan itu dipahami sebagai ungkapan kasih yang murni
(anugrah yang diberikanNya). Lebih lanjut dapat dipahami bahwa instruksi ini adalah syarat oleh Allah
kepada Abraham (“pergilah dari rumah bapamu...”) Abraham harus meninggalkan semua hal dalam hidupnya
yang berarti agar Allah menunjukkan padanya negeri yang baru.

Ayat 2. Dan Aku akan membuatmu menjadi bangsa yang besar dan akan Ku berkati engkau dan akan Ku
buat besar namamu dan namamu itu (engkau) akan menjadi berkat.
Meninggalkan Ur dan rumah Ayahnya mungkin berarti ia akan kehilangan warisannya. Tapi dalam hal ini
dapat dilihat pengorbanan itu tidak gratis. Allah memberikan sesuatu imbalan yang besar kepada Abraham,
Allah tidak hanya menjanjikan negeri yang lain (ay 1 bdg Kej 13:15,17) Allah juga memberkati Abraham
dan mewariskan Tanah itu kepada keturunan Abraham23 dan nama Abraham akan menjadi masyur dan
menjadi berkat Moshe Weinfel24 mencatat bahwa setelah serangkaian kutukan yang dimulai dengan Adam
dan Hawa, sejarah manusia mencapai titik balik dengan Abraham dimana berkat bukan kutuk yang tegas
dijanjikan. Israel memahami secara geneologi bahwa mereka adalah anak Abraham dan karena status
keturunan Abraham itu mereka berbangga sebagai bangsa Pilihan Allah.

Ayat 3. Dan Aku akan memberkati dari orang orang yang memberkatimu dan mengutuk dari orang orang
yang mengutukmu dan denganmu semua kaum manusia akan mendapat berkat.
Ayat ini menunjukan bahwa Perjalanan Abraham akan mendapat garansi penuh “Allah akan melindungi
Abraham” dan melawan/mengutuk orang-orang yang menjadi musuh Abraham. Jika dilihat dari Ayat 1
hingga Ayat 3 sama sekali kita tidak melihat respond yang diberikan oleh Abraham (Abraham lambat
memberikan Respondnya) karena kurang peka terhadap Allah dan hatinya baru merespond ketika Allah

20
Lassor dkk.Pengantar Perjanjian Lama I. (Jakarta ; BPK Gunungmulia.2010).425
21
bnd dengan Seruan Exsklusifisme Israel Oleh Nehemia dan Ezra
22
Robert Alter. Genesis Comentaries.Page 1
23
Perhatikanlah penggenapan janji itu secara menyeluruh bahwa Allah tidak memberikan “Tanah pusaka” kepadanya tetapi
Allah memberikan itu untuk menjadi kepunyaanya.
24
Ibid. Robert Alter. Page 2
memberikan Garansi keamanan dan berkat baginya. dapat dikatakan bahwa berkat dan perlindungan
Tuhanlah yang menimbulkan keberanian bagi kita untuk melakukan sesuatu.

Ayat 4. Dan Abraham pergi seperti yang telah diperintahkan TUHAN kepadanya dan dibawanya pergi
bersama denganya Lot saudaranya dan Abraham (sudah) tujuh puluh lima tahun (ketika berangkat) dari
Haran.
Abraham tidak berangkat seperti seorang petualang yang semberono layaknya seorang yang ber Expedisi.
Melainkan perjalanan yang dia lakukan adalah bentuk penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
Keberangkatannya dilihat sebagai Pemisahan diri dari segala belenggu duniawi (ikatan darah, Tanah air, dan
Politeistis) dan mengikuti kemauan Allah sebagai jawaban atas perkataan/perintah Allah. Abraham berangkat
dengan sifat yang patuh dan tunduk sepenuhnya kepada Tuhan walaupun dalam dirinya mungkin banyak
pertanyaan dan keluh-kesah, akan tetapi dia yakin dengan penuh bahwa Berkat Allah didalam panggilannya
itu akan menuntunnya dan mencukupkannya.

Ayat 5. dan Abraham membawa Sarai dan Lot anak saudaranya dan semua harta yang mereka buat, juga
orang orang yang mereka kumpulkan di Haran25 lalu mereka pergi (ke) negri Kanaan dan masuk ke sana.
Barangkali penulis asli tidak meletakkan makna yang lebih dalam pada teks itu. Tetapi beberapa penafsir
menafsirkan bahwa Abraham sebagai kepala keluarga harus berangkat dengan seluruh rumah tangga yang
menjadi tanggungannya26. Walaupun berkat dan garansi yang diberikan Allah di-imani secara penuh tetapi
Abraham tidak hanya pergi dengan tangan Kosong dia tetap mengusahakannya juga secra pribadi membawa
apa yang dibutuhkannya, bukan berarti karena Allah telah memberkati dan memberikan Garansi maka kita
hanya berpangku tangan tanpa berbuat apa apa (lakuakan apa yang bisa dilakukan dan biarkan tuhan yang
melakukan sisahnya). “Lalu sampai ke tanah Kanaan” Tanah Kanaan adalah tanah yang dijanjikan Allah
walaupun hal itu tidak diucapkan dengan kata yang jelas.

Ayat 6. dan Abraham berjalan jauh pada negri itu sampai ke Sikhem sampai ke pohon terbantin di Moreh,
Ketika pedagang (saudagar27) orang kanaan berada di negri itu.
Abraham tidak dapat langsung menduduki tanah yang dijanjikan Allah itu kepadanya disana dia tiba
Sebagai orang Asing Abraham hanya dapat melewati melihat dan mengelilingi tanah itu. Ternyata Tanah
itu bukanlah tanah yang tak berpenghuni didalamnya berkembang kebudayaan dan masyarakat yang
berbeda dari daerah asalnya (janji Allah itu tidak langsung ditepati/ janji itu digantung”Aku akan
memberikan negri ini kepada keturunanmu” ) Abraham harus berjalan dengan iman bukan dengan
penglihatan kepercayaan adalah kesabaran dan membutuhkan kesabaran hati yang tidak melihat apa yang
kelihatan melainkan apa yang tidak kelihatan (bdg Ibr 11 :1). sampai ke Sikhem sampai ke pohon terbantin
di Moreh. Istilah “Maqom” dalam bahasa ibrani sering kali dikaitkan dengan tempat-suci, Sikhem artinya
Bahu, Tengkuk, tempat ini memegang peranan penting sebagai tempat perkumpulan ke-12 suku yang
bersatu dalam persekutuan ibadat (Amphictioni). Pohon terbantin di More. Ahli ahli tumbuhan banyak
meneliti tentang janis pohon tersebut kata asli (‘elon) yang digunakan berdampingan denga tempat suci
kemungkinan istilah pohon terbantin disini tidak menyatakan pohon jenis tumbuh tumbuhan melainkan
pohon suci menurut pemahaman kala itu.

Ayat 7. Lalu TUHAN memperlihatkan dirinya kepada Abraham dan berkata “kepada keturunanmu negri ini
akan kuberikan” maka dia akan mendirikan disana Mezbah untuk TUHAN yang telah memperlihatkan
dirinya.
Pernyataan diri Allah bukanlah pernyataan yang seperti kita pikirkan, YHWH Israel menyatakan

25
Termasuk rumah tangga. Berkaitan erat dengan Tuan rumah
26
Walter Lamp. Tafsiran Kitab Kejadian.(Jakarta ; BPK Gunungmulia.2003)hal27
27
Menurut terjemahan LAI tidak ada sama sekali disinggung kata “saudagar/pedagang” diterjemahkan hanya “orang
Kanaan”
dirinya dengan perantaraan firman, janji, atau hukuman yang akan terwujud dan terbukti kebenarannya
setelah Abraham melihat dan mengelilingi negri itu maka Allah berfirman “Kepada keturunanmu akan ku
berikan negri ini” janji itu akan ditepati Bukan kepada Abraham. maka dia akan mendirikan disana Mezbah
untuk TUHAN yang telah memperlihatkan dirinya, penyataan diri Allah merupakan dasar Ibadat dan
Kebaktian (Ibadat “Allah menyatakan dirinya”). Pembangunan mezbah adalah tanda penyerahan diri dan
kebaktian Abraham kepada Allah yang memperkenalkan diri kepadanya (ditanah Kanaan tempat berdirinya
kuil kuil ibadah kepada dewa orang Kanaan yaitu dewa Baal dan Astarte berdirilah sekarang Mezbah bagi
YHWH, Allah Israel yang adalah pemilik mutlak tanah Kanaan itu.) Mezbah merupakan pendirian sebuah
panji yang menyatakan bahwa sebenarnya seluruh tanah itu adalah kepunyaan YHWH.

Ayat 8. Lalu dia pindah dari sana ke gunung dari sebelah timur betel, dan ia membentangkan tendanya dari
(sebelah) barat betel dan dari (sebelah) timur Ai. Kemudian dia membangun disana Mezbah untuk TUHAN
dan memanggil pada nama TUHAN.
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa corak kehidupan Israel kuno adalah semi-nomaden.
Abraham karena imannya memutuskan diam ditanah itu tanah yang dijanjikan itu tanah yang asing baginya,
disitu dia tinggal sambil menantikan rencana Allah28. Kemudian dia membangun disana Mezbah untuk
TUHAN dan memanggil pada nama TUHAN, mendirikan mezbah berarti mulai beribadat. Memanggil nama
Tuhan harus dimengerti sebagai doa memanggil nama YHWH maksudnya adalah menyerukan nama Allah
untuk datang tetapi istilah (qara be syem YHWH) dipergunakan juga untuk penyataan Allah dialam
Keluaran 33:19 Alalh memperkenalkan diri kepada Musa jadi disisi lain dapat diartikan mengabarkan,
mengumandangkan,memproklamirkan.

Ayat 9. lalu Abraham berjalan jauh dia berjalan ke negeb.


Dititikberatkan corak musafir. Disini J tidak menyebutkan tempat suci tertentu.

II. Skopus
Harus menjalani segala perintah Tuhan
dan mendahulukan Tuhan dalam segaalanya.
Iman Abraham merupakan suatu pedoman bagi iman Kristiani yang sejati. Abraham percaya secara
total kepada Allah dan janji-Nya. Abraham mewujudkan iman itu melalui tangkah lakunya yang murah hati
dan tanpa pamrih. Iman kepada Allah membuat dirinya tetap tegar dan setia menatap ke depan penuh
harapan. Ia rela memberikan yang terbaik dalam hidupnya kepada Allah yakni ketika ia mau meninggalkan
kehidupannya dan seluruh orang-orang yang mengasihinya untuk pergi sesuai dengan kehendak Allah.
Abraham merupakan contoh Iman yang hidup dan ada dalam kehidupan Gereja. Tetapi, apakah Gereja (umat
Allah) yang hidup di era globalisasi ini mencontohi iman Abraham itu? Apakah iman Abraham tersebut
diwujudnyatakan dalam kehidupan kita? Hal inilah yang menjadi tantangan bagi kita di era ini.
Era globalisasi merupakan zona perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi. Hampir
seluruh aktivitas kehidupan kita tidak terlepas dari perkembangan tersebut. Perkembangan itu telah merubah
kehidupan kita secara dramatis dan menjadikan kita bermental instant. Kita lebih sering mengarahkan hidup
pada hal-hal profan yang oleh iman dikatakan sebagai allah-allah lain. Kenikmatan duniawi melalui materi,
prestise dll. membuat kita lupa akan orientasi hidup sebagai azas dan dasar yakni memuji dan memuliakan
Allah. Iman kepada Allah hanya sebuah barang yang dapat dijual-belikan atau ditukarkan.
Bila dikaji lebih jauh dan mendalam iman dan panggilan sebenarnya suatu anugrah yang diberikan
Allah karena kemurahan-Nya kepada manusia yang memampukan kita untuk menyapa dia secara mesrah.
Iman membuka pikiran kita untuk menerima wahyu Allah dan berserah kepada Kebenaran, mengenal
Kebenaran, menyatakan makna dan nilai. Tanpa iman, makna menghilang, nilai terlepas, dan keberadaan

28
Kemah adalah perumahan orang pengembara yang tidak punya tempat tinggal tetap yang dianggap dan diperlakukan
sebagai orang asing, penumpang, dan perantau yang tidak punya tanah dan bukan orang Asli
dipenuhi dengan kecemasan dan tekanan. Hal ini menjawab pertanyaan mengapa orang yang tidak beriman
dan menyianyiakan panggilan hidupnya selalu hidup dalam kesia-siaan dan berkeluh tanpa harapan.
Kita telah jatuh di dalam perangkap kepercayaan allah-allah lain dan membuat kita tidak percaya
terhadap hal-hal yang benar dan dapat dipercaya. Inilah sebabnya sejarahwan dan filosuf, Will Durant
berkata "Agama datang dan pergi, namun ketakhayulan berlangsung selamanya."29 Dalam perjalanan sejarah
umat manusia, agama-agama profan tampaknya selalu mendahului agama yang sejati. Oleh sebab itu cara
terbaik untuk memperlakukan kepalsuan dan ketakhayulan ini bukanlah dengan kekuasaan, politik, ideologi,
teori ataupun uang. Bahkan tidak dengan agama ataupun kepercayaan agama, melainkan melalui iman yang
sejati yakni iman yang berakar dalam Firman Allah dan pemahaman yang benar mengenai Allah dan wahyu-
Nya. Firman Tuhan adalah satu-satunya perisai yang paling ampuh untuk berhadapan dengan ketakhayulan
dan keyakinan yang palsu ditengah tengah zaman ini. kiranyalah kita membangun diri kita dengan iman yang
paling suci dan berdoa dalam Roh Kudus agar Senantiasa berada di dalam kasih Allah sementara kita
menunggu belas kasihan Yesus Kristus yang akan membawa kita kepada hidup yang kekal (Yud. 20).30 oleh
sebab itu mari kita senantiasa percaya dan dengan hati gembira menaati Dia, Menjadi orang yang taat dan
menjadi manusia beriman hingga kelak Allah memangil kita.

29
D. Hendropuspito, Sosiologi Agama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983), 57
30
Butarbutar Robinson. Pembimbing PB II. November 2015

Anda mungkin juga menyukai