Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI

(MARI MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI, PENALARAN


ILMIAH DAN PEMECAHAN MASALAH)

1. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya, Filum Arthropoda menempati posisi pertama


sebagai filum yang memiliki anggota spesies terbesar di dunia dengan jumlah anggotanya
lebih dari 800.000 spesies. Berikut merupakan tabel beberapa anggota filum Arthropoda
yang dapat kita temui.
NO NAMA SPESIES NO NAMA SPESIES
1. Geophilella americana 16. Appias libythea
2. Brevipalpus phoenicis 17. Nephila inaurata
3. Eurypterus fischeri 18. Scutigerella immaculata
4. Abludomelita obtusata 19. Scolopendra morsitans
5. Heterometrus spinifer 20. Nymphon rubrum
6. Linguatua serrata 21. Eurypauropus spinorpus
7. Pauropus huxleyi 22. Porocephalus armillatus
8. Trianthus eatoni 23. Limulus polyphemus
9. Julus terrestis 24. Macrobanchium rosenbergi
10. Macrobiotus shultzei 25. Lithobius forficatus
11. Ischnura heterosticta 26. Achelia transfugoides
12. Peripatus basilensis 27. Patanga japonica
13. Gasteracantha cancriformis 28. Hypsibius dujardini
14. Anopheles stephensi 29. Neptunus pelagicus
15. Peripatoides indigo 30. Trigoniulus corallinus

Berdasarkan tabel di atas, kerjakan tugas berikut.


a. Hewan-hewan di atas merupakan anggota filum Arthropoda. Kelompokkan hewan-
hewan di atas ke dalam tingkatan subfilum dan beri keterangan bagaimana Anda
mengelompokkan hewan-hewan tersebut ke dalam suatu subfilum !
No Subfilum Ciri ciri Species
1 Myriapoda Jumlah kakinya banyak. Selain Geophilella americana,
itu hewan ini juga memiliki Scutigerella immaculata,
sepasang antena dan organ Pauropus huxleyi,
tambahan di mulut, yaitu Julus terrestis,
sepasang rahang bawah Trigoniulus corallinus,
(mandibula) yang digunakan
untuk menggigit, memotong,
atau memegang makanan; dan
satu atau dua pasang rahang atas
(maksila) yang digunakan untuk
memanipulasi makanan.
2. Chelicerata Tubuh dibedakan menjadi Brevipalpus phoenicis
sefalotorak (prosoma) dan Nephila inaurata
abdomen (opisthoma). Mulut Eurypterus fischeri
digunakan untuk menusuk dan Heterometrus spinifer
beberapa diantaranya memiliki Nymphon rubrum
kelenjar racun. Respirasi Limulus polyphemus
menggunakan paru paru buku, Achelia transfugoides
ekskresi menggunakan tubulus Gasteracantha cancriformis
malphigi, berkelamin terpisah Hypsibius dujardini
dan fertilisasi secara internal Macrobiotus shultzei

3. Trilobita Tubuh dibedakan menjadi kepala Trianthus eatoni


dan torak. Torak tersusun atas 2-
29 somit, yang memiliki anggota
tubuh biramus terdiri atas kaki
jalan dan insang, kecuali somit
yang terakhir. Perkembangan
hewan terdiri atas tiga stadium
larva yaitu pronaupilus,
merapsis, holaspis
4. Onychopora Bentuknya seperti cacing dengan Peripatus basilensis
14-43 pasang kaki (lopodia). Peripatoides indigo
Panjang tubuh 1,4 cm sampai 15
cm. memiliki kelenjar lumpur
yang hasil sekresinya akan
dikeluarkan melalui papilla oral
untuk menangkap mangsa atau
predator. Cara menangkap
mangsanya dengan
menyemprotkan lumpur kepada
mangsa
5. Mandibulata Memiliki mandibula dan antena Appias libythea
Scolopendra morsitans
Patanga japonica
Abludomelita obtusata
Linguatua serrata
Eurypauropus spinorpus
Porocephalus armillatus
Macrobanchium rosenbergi
Neptunus pelagicus
Anopheles stephensi
Ischnura heterosticta
Lithobius forficatus,

b. Setelah mengelompokkan ke dalam subfilum, kelompokkan lagi hewan-hewan


tersebut ke dalam kelas pada filum Arthropoda ! Identifikasilah apa yang menyebabkan
mereka dikelompokkan menjadi satu kelas !

No Kelas Ciri Ciri Spesies


1. Diplopoda Bentuk tubuh sub silindrik dan Trigoniulus corallinus
bersegmen-segmen, setiap Julus terrestis,
segmen tubuh membawa dua
pasang appendik, makanannya
tumbuhan yang membusuk atau
yang masih hidup
2. Crustacea Tubuh dibedakan menjadi Abludomelita obtusata
sefalotorak dan abdomen yang Linguatua serrata
Eurypauropus spinorpus
masing masing membawa satu
Porocephalus armillatus
pasang appendik. Ujung anterior Macrobanchium rosenbergi
membawa rostrum Neptunus pelagicus

3. Tardigrada Tubuh dibedakan kepala, badan, Macrobiotus shultzei


setiap segmen membawa Hypsibius dujardini
sepasang kaki tak bersegmen
dengan 4 sampai 9 cakar yang
runcing diujungnya
4. Insecta Tubuh dibedakan menjadi Patanga japonica
cephal, torak, dan abdomen. Appias libythea
Kepala terdiri atas 6 segmen Anopheles stephensi
yang berfusi. Pada bagian kepala Ischnura heterosticta
terdapat mata majemuk dengan
bentuk segi enam yang disebut
facet
5. Pycnogonoidea Habitat di laut, memiliki 4 mata Achelia transfugoides
dan kaki panjang yang
mendominasi sebagian besar
tubuh, setiap kaki terdiri dari 9
segmen
6. Chilopoda Bentuk pipih dorsoventral dan Lithobius forficatus,
berdegmen segmen, setiap Scolopendra morsitans
segmen membawa sepasang kaki
kecuali dua segmen terakhir dan
satu segmen tepat dibelakang
kepala
7. Merostomata Tubuh dibedakan atas Limulus polyphemus
sefalotorak dan abdomen, pada Eurypterus fischeri
sefalotoraj terdapat mata
majemuk dan sepasang ocelli
8. Pentastomoidea Bentuk seperti cacing dan
semuanya bersifat parasite, tidak
memiliki sistem sirkulasi, Porocephalus armillatus
repisrasi, dan ekskresi, saluran Linguatua serrata
pencernaan lurus dan terdapat
kait yang keras
9. Pauropoda Berukuran sangat kecil, panjang Eurypauropus spinorpus
tubuh 0,5 sampai 2 mm. antenna Pauropus huxleyi
bercabang 3 dan tidak memiliki
mata, tubuh silindris, tersusun
atas 11/12 segmen
10. Arachinida Tubuh terdiri atas sefalotoraks, Nymphon rubrum
abdomen yang biasanya lunak Nephila inaurata
Gasteracantha cancriformis
dan tidak bersegmen
Heterometrus spinifer
Brevipalpus phoenicis

11. Symphila Berukuran kecil, panjang tubuh 1 Geophilella americana


cm. tubuh dibedakan atas kepala Scutigerella immaculata,
dan badan, pada kepala terdapat
antenna, maksila, dan labium
12 Trilobita Tubuh berukuran 10-675 mm, Trianthus eatoni
tubuh dibedakan menjadi kepala
dan torak, torak tersusun atas 2-
29 somit, memiliki anggota
biramus, terdiri atas tiga stadium
larva yaitu pronaupilus,
merapsis, dan holaspis
13. Onychopora Bentuk tubuh seperti cacing Peripatus basilensis
dengan 14-43 pasang kaki Peripatoides indigo
(lopodia). Panjang tubuh 1,4 cm-
15 cm, memiliki kelenjar lumpur

c. Berdasarkan apakah Anda mengelompokkan anggota filum Arthropoda ke dalam


tingkatan subfilum dan kelas, berilah argumen terkait pengelompokkan tersebut !
Jawaban : Pengelompokkan hewan hewan Filum Arthropoda tersebut di atas ke dalam
subfilum dan kelas didasarkan pada adanya persamaan morfologi, anatomi, dan
struktur tubuhnya. Baik penyusun tubuh, penutup tubuh, maupun bagian dalam atau
sistem tubuh. Namun beberapa memiliki fungsi struktur tubuh berbeda, seperti pada
kelas arachnida yang memiliki “sengat” pada tubuhnya untuk mekanisme pertahanan
diri dan melumpuhkan mangsa Selain itu adaptasi dan bentuk pertahanan dirinya juga
dapat dijadikan dasar pengelompokkan.
d. Jika diberikan kesempatan untuk mengamati semua hewan Arthropoda di atas, apakah
hewan di atas memiliki persamaan mendasar ? Jelaskan hasil identifikasi Anda !
Jawaban : Hewan arthropoda memiliki ciri umum yang mendasar yaitu :
1. Tubunya berbentuk bilateral simetri,
2. Terdiri atas segmen tubuh yang saling berhubungan di bagian luar dan disetiap
segmennya terdapat sepasang alat gerak, namun bisa saja tidak terdapat alat gerak
3. Hewan Triploblastic
4. Tubuhnya dibedakan atas kepala (caput), dada (thoraks), serta perut (abdomen)
5. Tubuh terbungkus kutikula sebagai kerangka luar yang terbuat dari zat protein dan
zat kitin
6. Memiliki alat pernapasan yang berupa trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
7. Ekskresi menggunakan tubulus malphigi atau kelenjar koksal
8. Saluran pencernaan yang sempurna dan lengkap mulai dari mulut, kerongkongan,
usus, dan anus
9. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar.
Perkmbangan individu terjadi secara langsung atau melalui stadium larva.
10. Sistem peredaran darah berupa sistem peredaran darah terbuka, darah beredar
melalui jantung  organ dan jaringan  hemocoel (sinus)  ke jantung lagi
11. Sistem sarafnya merupakan sistem saraf tangga tali
e. Berdasarkan hasil analisis Anda apakah hewan-hewan pada tiap kelompok memiliki
struktur tubuh hingga peranan yang sama ? Jelaskan pendapat Anda berdasarkan
pengelompokkan yang Anda buat !
Jawaban : Berdasarkan analisis dasar pengelompokan tiap kelas maka dapat dikatakan
hewan-hewan tersebut memiliki ciri umum yang sama. Baik secara pembagian tubuh,
penutup tubuh, maupun sistem tubuhnya. Namun ada beberapa spesies yang memiliki
struktur tubuh yang berbeda berdasarkan cara hidup, habitat, dan makanannya. Dan
juga hewan hewan tersebut tidak dapat dikatakan memiliki peranan yang sama karena
ada beberapa spesies dalam satu kelas yang sama namun memiliki peranan yang
berbeda. Crustacea ada yang memiliki peranan yang menguntungkan antara lain
sebagai bahan makanan yang kaya akan protein tinggi, seperti udang, lobster, dan
kepiting, dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong dengan zooplankton menjadi
sumber bagi makanan ikan, seperti anggota Branchiopoda, Ostracoda dan
Copepoda. Namun Crustacea juga mempunyai peranan yang merugikan antara lain
sebagai perusak galangan kapal (perahu) dari anggota Isopoda, sebagai parasit ikan,
kura-kura, seperti pada anggota Cirripedia dan Copepoda, sebagai perusak pematang
sawah atau saluran irigasi seperti ketam
f. Buatlah kesimpulan terkait bagaimana cara Anda mengklasifikasi hewan-hewan di
atas !
Jawaban : secara umum dan sederhana hewan hewan tersebut dapat diklasifikasikan
dengan mengamati dan menganalisis morfologinya. Hal tersebut merupakan tahapan
pengklasifikasian yang paling mudah dan sederhana karena dapat diamati secara
langsung dengan mata telanjang. Selanjutnya setelah memperoleh suatu kesamaan
secara umum berdasarkan ciri morfologinya, maka pengklasifikasi dapat dilanjutkan
dengan melakukan pengamatan terhadap struktur fisiologis dan struktur tubuhnya atau
anatominya. Dengan demikian, maka hasil yang diperoleh dari pengklasifikasian akan
semakin sesuai.

2. Sub filum Onycophora diduga merupakan bentuk pertengahan antara Annelida dan
Arthropoda. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai pernyataan tersebut ? berikan
argumen Anda disertai data pendukung !
Jawaban harus memuat beberapa indikator kemampuan argumentasi yakni claim
(pernyataan), ground (data), warrant (bukti), backing (dukungan), dan rebuttal
(sanggahan).

Seperti cacing annelida, Onychophora telah memiliki tubuh yang


tersegmentasi yang mengandung organ ekskresi (nephridia) dan
dipasangkan kombinasi keduanya pada organ intim jantan dan organ intim
betina (monoecious). Onychopora tidak memiliki eksoskeleton sejati,
tetapi tubuh ditutupi oleh kutikula lembut dari kitin. Dalam mode
arthropoda, kutikula ini secara berkala Gudang (molted) memungkinkan
terjadinya pertumbuhan lanjutan. Onychophora juga berbagi banyak
karakteristik lain dengan arthropoda, termasuk antena, sistem sirkulasi
terbuka, kaki pejalan dengan cakar, sepasang rahang, dan sistem tabung
udara ramping (tracheae) untuk respirasi.
Hari ini, opini yang berlaku di antara ahli taksonomi modern adalah
bahwa Onychophora dan Arthropoda merupakan sister group, tapi
masalah
masih jauh dari selesai. Kedua Anderson (1973) dan Manton (1977)
berpendapat bahwa struktur kaki onychophora, penggerak, dan
perkembangan embrio yang paling sebanding dengan myriapoda (kaki
seribu, lipan, dan lain-lain). Dan perbandingan terbaru dari urutan
nukleotida dalam RNA ribosom cacing beludru dan arthropoda lainnya
juga mendukung afinitas erat antara kelompok-kelompok ini (Ballard et al.
1992).
3. Molting merupakan peristiwa penggantin kutikula pada eksoskeleton serangga. Molting
pada setiap serangga berbeda-beda, ada serangga dengan beberapa kali moting hingga
dewasa, ada yang berkali-keli dengan jumlah tidak tentu, ada pula yang bergantung
kondidi lingkungan. Menurut Anda, faktor apakah yang mempengaruhi molting pada
serangga? Bagaimanakah peranan molting pada serangga ? Lingkungan seperti apakah
yang mempengaruhi molting serangga ? serta Bagaimana proses molting terjadi?
Jawaban harus memuat beberapa indikator kemampuan argumentasi yakni claim
(pernyataan), ground (data), warrant (bukti), backing (dukungan), dan rebuttal

Serangga, termasuk arthropoda lainnya (kalajengking, udang, lobster, dan lain-


lain), memiliki kerangka luar yang disebut dengan eksoskeleton. Dalam
pertumbuhannya, serangga akan tiba pada titik dimana otot-otot tubuhnya tidak
cukup kuat untuk mengangkat massa eksoskeletonnya. Exoskeleton ini
menutupi sekeliling tubuhnya, tetapi tidak dapat tumbuh. Jadi, tubuh serangga
mengalami pertumbuhan (penambahan volume dan massa) tetapi
eksoskeletonnya tetap pada konstruksinya atau tidak mengalami pertumbuhan.
Akibatnya, serangga harus melakukan molting beberapa kali selama hidupnya.
Sehingga proses molting memiliki peran untuk menjaga agar serangga dapat
tetap bertahan hidup dan meneruskan generasinya

Molting meliputi pergantian lapisan kutikula dinding tubuh, lapisan kutikula


trakea, saluran pencernaan depan dan belakang, serta struktur endoskeleton.
Proses pergantian kutikula serangga dipengaruhi oleh hormon. Moulting pada
serangga diatur oleh hormon 20-hydroxyecdysone steroids (ecdysterone atau
ecdysteroids, 20HE), JH-sesqui terpenoid, hormon eclosion, dan hormon
bursicon

Proses moulting terdiri dari tiga tahap, yaitu apolysis, ecdysis, dan sklerotinisasi.
Ketiga tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Apolysis yaitu pelepasan kutikula lama. Pada tahap ini, hormon moulting
dilepaskan ke dalam hemolimf dan kutikula lama terpisah dari sel epidermis
yang berada di bawahnya. Ukuran epidermis akan meningkat karena mitosis dan
kemudian kutikula baru dihasilkan. Enzim yang disekresikan oleh sel epidermis
mencerna endokutikula lama.

b. Ecdysis yaitu pembentukan kutikula baru. Tahap ini dimulai dengan


pemisahan kutikula lama, biasanya dimulai pada garis tengah sisi dorsal toraks.
Pemisahan terjadi, terutama karena tekanan hemolimf yang dipaksa masuk
menuju toraks oleh kontraksi otot abdomen yang disebabkan karena serangga
menerima udara atau air. Setelah ini, serangga akan keluar dari kutikula lama.

c. Sklerotinisasi yaitu pengerasan kutikula baru. Kutikula baru yang baru


terbentuk sangat lembut dan pucat sehingga ini merupakan saat yang sangat
rentan bagi serangga. Dengan demikian, serangga harus melakukan pengerasan
(hardening) terhadap kutikula baru tersebut. Sklerotinisasi terjadi setelah satu
atau dua jam, dimana eksokutikula akan mengeras dan menjadi gelap. Pada
serangga dewasa, sayap akan berkembang karena kekuatan hemolimf yang
masuk melalui vena sayap
4. Belangkas atau kepiting ladam merupakan anggota suku Limulidae yang menghuni
perairan dangkan air tawar hingga payau di kawasan mangrove. Hewan ini dikenal
sebagai fosil hidup dan pemenang evolusi karena hewan ini telah bertahan hidup hingga
445 juta tahun lamanya melewati 5 proses kepunahan masal. Belangkas ini memiliki
banyak keunikan yang bermanfaat bagi manusia, diantaranya darahnya dapat digunakan
menjadi vaksin karena keunikan pada darahnya. Namun, karena manfaat inilah
kehidupan belangkas mulai terancam punah. Selain adanya predator seperti burung yang
mengincar telur-telur belangkas, juga adanya perburuan liar belangkas yang
menyebabkan jumlah belangkas menurun drastis. Selain itu, setiap tahunnya diperlukan
darah dari 500.000 belangkas untuk digunakan sebagai ujicoba kontaminasi bakteri
berbagai produk, mulai dari lensa kontak hingga vaksin. Selain itu masyarakat di
beberapa negara memanfaatkan belangkas ini sebagai umpan pancing dan sumber
pangan. Adanya kegiatan tersebut jelas sekali menurunkan populasi belangkas dunia
setiap tahunnya. Berdasarkan masalah di atas, analisislah pertanyaan di bawah ini !
a. Identifikasilah masalah apa yang muncul pada wacana di atas !
Jawaban : Berdasarkan artikel di atas dapat dilihat bahwa permasalahan yang timbul
adalah menurutnya populasi kepiting ladam secara drastic akibat faktor predator hewan
tersebut dan faktor pemanfaatan berlebihan dari manusia yang tidak diimbangi dengan
pelestariannya.
b. Identifikasilah makhluk hidup diatas berdasarkan morfologi dan anatominya !
Jawaban : Panjang tubuhnya bisa mencapai 60 cm. Secara umum tubuhnya dapat
dibagi atas cephalothorax dan abdomen yang masing-masing tertutup oleh karapaks
yang berkesinambungan lalu melanjut sebagai ekor yang berbentuk seperti tombak
yang disebut telson. Hewan ini bernapas dengan insang buku yang berasal dari alat-
alat tambahan abdominal yang bercabang dua. Bagian anteriornya disebut juga
prosoma dan bagian posteriornya disebut ophistosoma. Bagian prosoma tidak
bersegmen setengah bundar atau bagian carapacenya berbentuk seperti tapal kuda.
Pada bagian ini khususnya bagian dorsalnya terdapat dua pasang mata yaitu sepasang
mata tengah yang sederhana dan sepasang lagi mata lateral yang majemuk. Pada bagian
prosoma disekitar mulut terdapat enam pasang kaki yang menempel. Tubuh dari
belangkas seluruhnya diselubungi oleh cangkang yang keras & berwarna kecoklatan.
Tubuh dari belangkas terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu: kepala (prosoma), perut
(opisthosoma), & ekor (telson). Di bagian kepala belangkas terdapat 9 mata yang
letaknya terpecar-pencar : 1 di masing-masing sisi kepala, 5 di bagian depan, & 2 di
bagian bawah kepala. Bagian ekor dari belangkas bersifat kaku & mengerucut di
bagian ujungnya, namun bagian pangkalnya bisa digerakkan & sanggup memberi
dorongan kepada belangkas untuk bergerak lebih cepat. Kemampuan dari ekor
belangkas tersebut lantas memunculkan teori yang menyatakan bahwa bila ekor dari
belangkas rusak atau hilang, maka belangkas yang bersangkutan akan lebih mudah
ditangkap oleh pemangsanya. Karena ekornya pula, di dalam tangga klasifikasi ilmiah,
ordo dari belangkas diberi nama Xiphosura yang merupakan bahasa Yunani dari "ekor
pedang". Hewan ini juga memiliki peredaran darah terdiri dari jantung dan arteri yang
membawa darah ke seluruh tubuh dan kemudian menjadi dua vena yang melewati
insang dimana CO 2 dan O 2 dipertukarkan sebelum kembali ke jantung. Limbah
metabolik yang diambil dari darah oleh dua pasang kelenjar coxal yang menciptakan
urin yang lolos ke kandung kemih dan dikeluarkan melalui pori khusus di dasar tanggal
4 pasangan berjalan kaki. Sistem saraf terdiri dari otak sirkum-oesophagal dengan tali
saraf vetral yang menyusunkan lima set ganglia yang menyebar ke tubuh. Ada juga
sepasang tali saraf longitudinal yang berfungsi mengendalikan jantung
c. Menurut Anda, apakah permasalahan di atas dapat diatasi ? Metode apa yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas ?
Jawaban : Permasalahan tersebut dapat diatasi karena kepiting ladam dapat
berkembang biak dengan cepat. Hal yang harus dilakukan saat ini adalah mencari cara
paling efektif untuk membudidayakan kepiting ladam.
d. Tentukan satu topik utama permasalahan, kemudian analisislah solusi yang dapat
ditawarkan terhadap masalah ini !
Jawaban : Topik utama pada permasalahan ini adalah terancamnya populasi belangkas
yang menurun drastis. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan budidaya
kepiting ladam agar kelestariannya tetap terjaga. Hal tersebut dimulai dengan mencari
cara paling efektif untuk membudidayakannya, seperti mencari tau kondisi yang paling
mendukung perkembang biakkan kepiting ladam, waktu perkembang biakkannya dan
cara perkembang biakkannya. Selain itu, dapat dilakukan pula sosialisasi terkait
populasi kepiting ladam yang makin terancam agar masyarakat juga ikut tergerak
untuk melestarikan jenis kepiting ladam.
e. Analisislah hasil evaluasi solusi yang Anda tawarkan dengan mempertimbangkan asal
usul masalah, dan dampak terhadap solusi !
Jawaban : Solusi yang saya berikan adalah melakukan pembudidayakan pada
belangkas yang merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kepiting ladam agar
tidak puna akibat aktivitas manusia maupun predator alaminya. Masalah tersebut
terjadi akibat dari pengeksploitasikan beluntas untuk keperluan manusia, sedangkan
tidak ada tindakan untuk melestarikan kepiting ladam sehingga diperlukan upaya
pelestarian hewan tersebut dan juga dapat dibentuk suaka marga satwa untuk
mengatasi masalah tersebut.
f. Berdasarkan solusi yang Anda pilih, kemukakan langkah-langkah penyelesaian untuk
melakukan upaya preventif untuk mencegah masalah tersebut terjadi !
Jawaban : Langkah langkah yang dapat dilakukan adalah menjaga kelestarian kepiting
ladam. Hal tersebut dapat dimulai dari pembudidayaan kepiting ladam dalam upaya
mengimbangi pemanfaatan kepiting ladam
g. Analisislah kemungkinan tingkat keberhasilan dari penyelesaian yang Anda berikan !
Jawaban : Keberhasilan solusi tersebut tinggi karena jika seluruh elemen masyarakat
ikut melestarikan dan ikut turun tangan membudidayakan kepiting ladam pasti
populasinya tetap terjaga

Anda mungkin juga menyukai