Anda di halaman 1dari 8

Arsitektur Islam|01

Rio Vahlevi Noor Z. Lasalewo

Tahapan wawancara

1. Menyapa
2. Memperkenalkan diri
3. Berbicara mengenai maksud wawancara
4. Basa-basi
5. Meminta izin wawancara

Pertanyaan

1. Masjid (Nama masjid) ini dibangun pada tahun berapa?


2. Masjid (Nama masjid) ini dibangun oleh siapa (Pemerintah atau sipil)?
3. Apa alasan pembangunan masjid (Nama masjid)?
4. Selain untuk beribadah apa fungsi lain dari masjid ini?
5. Apakah mayoritas penduduk disini beragama muslim?
6. Bagaimana perkembangan agama Islam di Kec. Kota Utara?

6. Memberikan kesimpulan dari proses wawancara.


7. Berterima kasih.

Gorontalo,.......November 2019

Narasumber, (................................................)
Arsitektur Islam|01
Rio Vahlevi Noor Z. Lasalewo
Arsitektur Islam|01
Rio Vahlevi Noor Z. Lasalewo

Sejarah

Masjid Darul Jihad, merupakan salah satu masjid swasta di Kec. Kota Utara, Kota
Gorontalo (Kompleks Grand Sumber Ria).

Masjid ini pertama dibangun pada tahun 1990 oleh perkumpulan Keluarga Ali dan
Keluarga Arsyad. Berawal dari sebuah musyawarah diantara keluarga tersebut yang
menginginkan sebuah tempat ibadah yang dapat mencakup seluruh anggota keluarga.
Karena menurut penuturan narasumber bahwa sebelum didirikan Masjid Darul Jihad,
Keluarga Ali dan Keluarga Arsyad hanya sholat berjamaah di salah satu rumah yang
kecil.

Berawal dari niat yang kuat maka ayah dari narasumber yang tidak bisa di sebutkan
namanya itu menuturkan bahwa ayahnya lah yang berkeliling meminta
sumbangan/bantuan untuk pembangunan masjid tersebut. Dari sumbangan pemerintah
dan sipil, maka terwujudlah apa yang di inginkan oleh Keluarga Ali dan Keluarga
Rasyid, yaitu pembangunan Masjid Darul Jihad.

Masjid Darul Jihad bukan diperuntukkan sebagai masjid keluarga, tetapi juga sebagai
masjid umum. Hal ini dibuktikan dengan adanya renovasi pada tahun 2013 dan 2017
karena masalah struktur dan perluasan masjid. Luas masjid ditambah karena semakin
banyak jamaah yang sholat di masjid tersebut dan bukan hanya dari Keluarga Ali dan
Keluarga Rasyid.
Arsitektur Islam|01
Rio Vahlevi Noor Z. Lasalewo

Ciri-ciri Arstektur

1. Masjid ini memiliki warna emas pada eksterior yang mirip dengan bangunan
bergaya Arsitektur Persia kuno.
2. Masjid ini memiliki lubang sirkulasi udara pada kubah yang mirip dengan kubah
pada bangunan Hagia Sophia yang mengadopsi gaya Arsitektur
Roma/bizantium.
3. Untuk bentuk kusen, masjid ini mengambil gaya atap Masjid Agung Demak
yang merupakan gabungan Arsitektur Jawa kuno dan Bali

Gaya Arsitektur

Dari beberapa ciri diatas, dapat di katakan bahwa Masjid Darul Jihad ini memiliki
beberapa gaya Arsitektur yang diaplikasikan, dari beberapa itu di sebut sebagai berikut :

1. Arsitektur Islam Persia


2. Arsitektur Roma
3. Arsitektur Bali/Hindu
Arsitektur Islam|01
Rio Vahlevi Noor Z. Lasalewo

Arsitektur Islam Persia

Arsitektur Persia berasal dari wilayah Iran dan Irak (Dulu Persia). Orang Persia (Irak
dan Iran) sangat suka dengan warna biru dan emas, inilah yang membuat hampir semua
masjid di sana menggunakan warna biru sebagai warna utama bangunannya dan warna
emas pada ornamen hiasan serta kubahnya.

Gaya Arsitektur Persia di 3 Dinasti

Gaya Arsitektur Seljuk

Pada masa dinasti Seljuk (Iran) pembangunan masjid muncul untuk pertama kalinya.
Tempat penginapan yang disebut khans atau karavan, untuk pelancong dan hewannya
memiliki gaya khas yang dihias begitu juga dengan puing-puing batu, dan benteng yang
kuat.

Gaya Arsitektur Il Khanate

Pada Arsitektur Il Khanete mulai dilakukan pembangun kubah yang akhirnya


memungkinkan orang Persia untuk membangun struktur yang jauh lebih tinggi. Puncak
arsitektur Il-Khanate dicapai dengan pembangunan Kubah Soltaniyeh (1302–1312) di
Zanjan, Iran, yang tingginya mencapai 50 meter dan diameter 25 meter.

Gaya Arsitektur Safawi

Kebangkitan Arsitektur Safawi khususnya pada masjid dan bangunan kubah terjadi
ketika Shah Abbas, pada 1598 memulai rekonstruksi Isfahan, dengan Lapangan Naqsh-e
Jahan sebagai pusat dari ibukota barunya. Ciri khas kubah Persia adalah ubin warna-
warni yang menutupi bagian luar kubah mereka seperti interior.
Arsitektur Islam|01
Rio Vahlevi Noor Z. Lasalewo

Arsitektur Roma

Arsitektur Romawi mencakup periode dari berdirinya Republik Romawi pada tahun 509
SM sampai sekitar abad ke-4 M, yang mana setelah itu menjadi diklasifikasi ulang
sebagai Abad Kuno Akhir atau arsitektur Bizantium.

Ciri Khas Arsitektur Romawi

1. Konstruksi Lengkung

Seperti kita tahu, konstruksi lengkung pertamakali diciptakan oleh Bangsa Yunani.
Kemudian konstruksi ini diadopsi oleh masyarakat Romawi ke dalam bangunan-
bangunan rancangannya. Alhasil, mayoritas bangunan klasik ala Romawi tersebut pun
mempunyai ruangan yang terasa lebih luas karena tidak adanya batasan yang tegas.

2. Atap Kubah

Pada mulanya, arsitektur khas Romawi juga dilengkapi dengan atap yang berbentuk
melengkung. Pada perkembangan selanjutnya, bentuk atap ini mengalami
perkembangan menjadi kubah. Atap kubah yang berwujud setengah bulatan ini mampu
menciptakan kesan megah pada suatu bangunan.

3. Tidak Memakai Batu Utuh

Pada zaman dahulu, orang-orang umumnya menggunakan batu utuh sebagai material
bangunan. Batu-batu utuh ini kemudian disusun sedemikian rupa untuk membentuk
konstruksi arsitektur yang sesuai keinginan. Namun berbeda dengan Bangsa Yunani,
mereka sudah tidak menggunakan lagi batu utuh ini karena telah menemukan konstruksi
lengkung tadi.

4. Denah Bervariasi

Pada zamannya, arsitektur Romawi ini bisa dikatakan sebagai mahakarya yang begitu
hebat. Bayangkan saja, ketika bangsa-bangsa lain masih mempertahankan denah
bangunan yang dianggap sebagai denah terbaik. Tetapi bangsa ini berani melakukan
eksplorasi terhadap denah bangunan-bangunannya. Kebanyakan mereka sering
mengkombinasikan denah segi empat, lingkaran, dan setengah lingkaran.
Arsitektur Islam|01
Rio Vahlevi Noor Z. Lasalewo

5. Kolom Penghias

Kolom pada bangunan-bangunan buatan Romawi juga tidak hanya berfungsi sebagai
bagian dari kontruksi semata, tetapi juga berperan sebagai dekorasi. Bagian kepala
kolom ini biasanya dihiasi dengan ornamen-ornamen bercorak floral. Satu lagi yang
menarik, semua ornamen tersebut juga selalu mengandung makna tersendiri.

6. Desain Simetris

Pada dasarnya, simetris berarti sama antara kiri dan kanan atau atas dan bawah. Desain
simetris termasuk peninggalan bangsa Romawi di bidang arsitektur yang bersifat abadi.
Prinsip desain ini bahkan masih digunakan sampai sekarang sebab mampu menciptakan
kesan yang glamor dalam sekejap. Kami pernah membahasnya secara khusus

Arsitektur Bali

Arsitektur Bali secara umum didominasi oleh pengaruh Hindu sejak kedatangan
Majapahit ke pulau ini pada abad 15. Kedatangan Majapahit ini meninggalkan
kebudayaan berupa teknik pahatan pada batu yang kemudian difungsikan sebagai
patung atau Pura. Seiring dengan perkembangan zaman, kehadiran patung dan pura
kecil begitu melekat dan identik dengan gaya arsitektur Bali.

Pada agama Hindu sendiri terdapat konsep “Tri loka”, yakni pemisahan eksistensi
antara alam para Dewa, alam manusia, dan alam iblis/roh jahat. Konsep ini kemudian
direfleksikan dari bentuk Pura Balinya dan menjadikan Pura ini sedikit berbeda dengan
Pura yang ada di India, negara dimana agama ini berasal. Mayoritas Pura di Bali
didesain dengan 3 tingkatan, dimana tingkat tertinggi merepresentasikan tingkat
kesakralan dan pemujaan untuk Dewa-Dewa atau Sang Hyang Widi.
Arsitektur Islam|01
Rio Vahlevi Noor Z. Lasalewo

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai