Anda di halaman 1dari 3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Seledri (Apium graveolens Linn)

Seledri (Apium graveolens Linn) adalah tanaman sayuran yang batangnya


pendek, memiliki daun berlekuk, dan memiliki tangkai daun panjang. Seledri
merupakan tanaman yang mempunyai daun majemuk menyirip, ganjil, pangkal
daun runcing, dan tepinya beringgit. Tanaman ini memiliki tinggi kuang lebih 15
cm, dengan lebar daun 2-3 cm, dan panjang tangkai daun 2 cm (Soewito, 1991).

Seledri (Apium graveolens Linn) merupakan tanaman dataan tinggi yang


tumbuh pada ketinggian 900 meter diatas permukaan laut. Selain itu, pada dataran
rendah seledri juga dapat tumbuh, namun ukuran batangnnya lebih kecil. Tanah
yang sesuai dengan tumbuhan seledri adalah tanah yang mengandung humus
tinggi, tanah lempung berpasir, atau lempung berdebu dengan kisaran pH 5,6 - 6,7
(Ashari, 1995).

Gambar 2.1 Tanaman Seledri

Klasifikasi Seledri (Apium graveolens Linn)

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Sub-kingdom : Tracheobionta

3
Divisi : Magnoliophyta

Sub-divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Apiales

Famili : Apriaceae

Genus : Apium

Spesies : Apium graveolus L.

Berdasarkan buku milik Soewito (1991), seledri termasuk dalam famili


Umbeliflorae. Berdasarkan jenisnya, tanaman tersebut dapat dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu:

1. Seledri daun (Apium graveolens L. Var. Scalinum Alef)

Jenis ini tumbuh ditanah yang agak kering sehingga yang hanya digunakan
adalah daunnya.

2. Seledri potong (Apium graveolens L. Var. Sylvestre Alef)

Seledri jenis ini lenih suka tumbuh ditanah yang mengandung pasir atau kerikil
serta basah, tetapi tidak sampai tergenang.

3. Seledri berumbi (Apium graveolens L. Var.Rapaceum Alef)

Jenis seledri berumbi ini tumbuh ditanah yang gembur dan banyak
mengandung air. Bentuk batangnya memebesar sperti umbi, sehingga bagian
yang paling umum digunakan adalah bagian umbi dan batang.

2.2 Penyakit Asam Urat

Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin yang berasal dari
bahan pangan maupun dari hasil pemecahan purin asam nukleat tubuh. Dalam
serum, monosodium urat terutama berada dalam bentuk natrium urat, sedangkan
dalam saluran urin berada dalam bentuk asam urat. Zat gizi yang digunakan dalam

4
pembentukan purin didalam tubuh yaitu glutamin, glisin, aspartat, dan karbon
dioksida (Krisnatuti, 2008).

Kebanyakan asam urat larut dalam darah dan perjalanan keginjal, sehingga
lolos keluar dalam urin. Jika tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau
tidak membuang dengan cukup dapat menyebabkan tingginya kadar asam urat
dalam darah yang disebut dengan hiperurisemia (Edwards, 2015).

Kekurangan kadar asam urat dalam plasma disebut hipourisemia, yang


biasanya disebakan karena diet, genetik, dan adanya agen toksik. Pada manusia
kirasan normal komponen darah memiliki batas bawah ditetapkan diantaranya
2mg/dl sampai 4mg/dl, sedangkan batas atas adalah 6mg/dl untuk wanita dan
7mg/dl untuk lakui-laki (Edward, 2015)

Anda mungkin juga menyukai