Universitas Brawijaya
2019
Disusun Oleh :
NIM : 185080207111009
Kelas : P02
Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Asisten Asisten Kelompok
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan nikmat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Tingkah Laku Ikan. Laporan
ini dibuat sebagai salah satu syarat lulus kegiatan Praktikum Mata Kuliah
Tingkah Laku Ikan. Laporan ini saya buat berdasar pada praktikum yang telah
kami lakukan.
Setiap bab telah disusun secara sistematis berisi teori dasar praktikum,
metode praktikum, alat dan bahan dan prosedur kerja dan hasil pengamatan
Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan masukan dari pembaca untuk
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................... 3
1.3 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 3
1.4 Kegunaan Praktikum .................................................................................. 3
LAMPIRAN ....................................................................................................... 99
Gambar
1. Katsuwonus pelamis (Fishbase, 2019) ........................................................... 5
2. Thunnus sp.(Fishbase, 2019) ......................................................................... 6
3. Decapterus macrosoma (Fishbase, 2019) ...................................................... 8
4. Skema Kerja Identifikasi Morfologi dan Morfometri Ikan ................................ 53
5. Skema Kerja Fish Length Frequency ............................................................ 53
6. Skema Kerja Hubungan Panjang dan Berat Ikan ......................................... 54
7. Skema Kerja Food and Feeding Habit .......................................................... 54
8. Skema Kerja Aspek Reproduksi Ikan (TKG dan IKG) ................................... 55
9. Skema Kerja Pengambilan Data Ikan di PPP Pondokdadap, Sendangbiru ... 55
10. Isi Lambung Ikan Cakalang......................................................................... 77
11. Isi Lambung Ikan Tuna ............................................................................... 78
12. Isi Lambung Ikan Layang ............................................................................ 79
Tabel
1. Alat Praktikum Lapang Tingkah Laku Ikan ........................................................................... 50
2. Bahan Praktikum Lapang Tingkah Laku Ikan ...................................................................... 52
3. Identifikasi Hasil Tangkapan Ikan .......................................................................................... 56
4. Hubungan bentuk tubuh dan ekor terhadap tipe renang ikan ........................................... 57
5. Pengamatan warna tubuh terhadap jenis ikan berdasarkan habitat ................................ 58
6. Pengukuran Lenght Frequency (LF) ..................................................................................... 59
7. Pengukuran Lenght & Weight Relationship ......................................................................... 60
8. Pengamatan Fish's Food & Feeding Habit........................................................................... 64
9. Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad Ikan .................................................................. 65
10. Pengukuran indeks kematangan gonad ikan .................................................................... 65
Grafik
1. Hasil Fish Length Frequency ........................................................................ 74
2. Hasil Regresi Hubungan Panjang dan Berat Ikan Layang ............................. 75
3. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Layang................................................... 76
Lampiran
1. Dokumentasi Praktikum Lapang Tingkah Laku Ikan .......................................................... 99
Sebaran densitas ikan pelagis kecil dapat dipengaruhi oleh waktu yang
akan mempengaruhi tingkah laku ikan. Tingkah laku kelompok ikan dapat
lingkungan abiotik, serta kehadiran spesies lain yang parameter itu dapat
pelagis kecil pada waktu siang hari membentuk kelompok dan malam hari
akan menyebar sebagai bentuk penyesuaian terhadap kondisi gelap dan terang
di lingkungan. Secara temporal, tingkah laku ikan pelagis pada siang hari
lebih banyak ditemukan pada waktu malam dan rembang fajar. Densitas ikan
pelagis kecil lebih dipengaruhi oleh faktor kedalaman renang dan perubahan
oksigen, cahaya, salinitas dan faktor lingkungan lainnya. Faktor internal adalah
dibidang penangkapan ikan antara lain meningkatkan efisiensi alat tangkap dan
ikan melakukan pemijahan, kapan ikan tersebut telah dewasa maka pengturan
penutupan jika daerah tersebut merupakan tempat pemijahan bagi ikan, kapan
di bidang perikanan. Selain itu, informasi tentang tingkah laku ikan dapat
antara lain yakni respon ikan dalam mengetahui perlakuan yang diberikan
Ilmu pengetahuan tingkah laku ikan sangat penting dan banyak memiliki
ilmu pengetahuan ini dapat meningkatkan efisiensi alat tangkap yang digunakan
dan jenis ikan apa yang akan ditangkap sesuai alat tangkap yang digunakan. Di
bidang budidaya perairan juga berguna untuk mengetahui habitat dan tumbuh
kembang dari ikan yang akan dibudidayakan. Di dalam mata kuliah tingkah laku
gelombang suara.
maupun morfometri.
1.2.4 Mahasiswa mampu mengetahui Food and Feeding Habit pada ikan.
1.2.6 Mahasiswa mampu memahami hubungan tingkah laku ikan terhadap alat
penangkap ikan.
Universitas Brawijaya dan Pantai Sendang Biru Desa Tambak Rejo, Kecamatan
1.4.2 Mengetahui hubungan panjang dan berat ikan melalui distribusi normal
1.4.3 Mengetahui hubungan antara FFH dan TKG terhadap tingkah laku ikan
1.4.4 Mengetahui apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku
pada ikan dengan penggunaan cahaya untuk menarik perhatian ikan dan
mengkonsentrasikan ikan.
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Perciformes
Famili : Scombridae
Genus : Katsuwonus
sirip punggung yang pertama berjari-jari keras dan yang kedua berjari-jari keras
dan berjari-jari lemah. Badan cakalang berbentuk cerutu dan tidak bersisik
kecuali di daerah lapisan sirip dada. Ikan cakalang memiliki morfologi yang mirip
cakalang dan tongkol adalah langit-langit pada mulut ikan cakalang yang tidak
Ikan cakalang bentuh tubuh torpedo (fusiform) dan terdapat garis lateral.
Ciri utama dari ikan ini adalah terdapat garis berwarna kehitaman yang
memanjang dibagian samping bagian tubuh. Ciri khusus ikan ini selain bentuk
tubuh hampir menyerupai torpedo (fusiform) serta mempunya tapis insang sekitar
53 -63 buah. Ikan ini memiliki dua sirip punggung yang terletak terpisah.
Terdapat sebuah gerigi yang sangat keras diantara dua rigi yang lebih kecil
Klasifikasi ikan tuna menurut Saanin (1984) dan FAO (2011) dalam Dewi
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Teleostei
Subkelas : Actinopterygi
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombroidae
Famili : Scombridae
Genus : Thunnus
termasuk jenis ikan berukuran besar, mempunyai dua sirip dorsal dan sirip anal
yang panjang. Sirip dada (pectoral fin) melampaui awal sirip punggung (dorsal)
kedua, tetapi tidak melampaui pangkalnya. Ikan tuna jenis ini bersifat pelagic
oceanic, berada di atas dan di bawah termoklin. Ikan tuna sirip kuning biasanya
kurang dari 100 meter. Ukuran panjang Yellowfin dapat mencapai 200 cm
yang menyerupai torpedo. Pada saat dewasa ukuran Ikan Tuna (Thunnus sp)
panjang keseluruhan (FL) dapat mencapai 195 cm, namun pada umumnya
adalah 150 cm. 4 Ikan ini berwarna biru kehitaman pada bagian dorsal dan putih
keperakan pada bagian ventral. Terdapat sirip yang berukuran kecil pada bagian
sirip belakang dan sirip bagian dubur. Lekukan pada pangkal dada mampu
menurunkan daya ikan bergesekan dengan air sehingga ikan dengan mudah
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Carangidae
Genus : Decapterus
Bentuk tubuhnya memanjang dan dapat mencapai 30 cm. Ikan layang memiliki
dua sirip punggung, dua sirip tambahan di belakang sirip punggung kedua dan
satu sirip tambahan di belakang sirip dubur. Ikan layang memiliki finlet yang
memiliki persebaran yang luas. Ikan layang dapat ditemukan di perairan beriklim
tropis maupun subtropis. Jenis ikan layang yang sudah memiliki nama valid yang
perairan Indonesia. Jenis ikan ini termasuk marga Decapterus macrosoma. Ikan
layang mempunyai ukuran kecil hingga sedang. Ikan layang termasuk ke dalam
layang merupakan ikan yang mempunyai tingkat konsumsi yang cukup tinggi
Suhu perairan yang disukai untuk ikan cakalang berada pada kisaran
29,5° sampai 31°C. Ikan cakalang yang tertangkap sebagian besar berada pada
tangkapan ikan cakalang berkisar 2.290 ekor, dengan kisaran suhu 29-32°C,
Hindia (perairan Barat Sumatra, Selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara),
perairan Indonesia bagian timur (Laut Sulawesi, Maluku, Arafuru, Banda, Flores
dan Selat Makassar) dan Samudera Pasifik. Ikan cakalang bermigrasi jarak jauh
cepat dan selalu hidup bergerombol (schooling) saat mencari makan. Kecepatan
renang yang dimiliki ikan ini dapat mencapai 50 km/jam. Kemampuan kecepatan
penyebarannya dalami skala ruang (wilayah geografis) cukup luas. Ikan ini
tersebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Swimming layer dari ikan
ditangkap pada kedalaman 0-400 meter. Kadar toleransi salinitas perairan untuk
ikan ini berkisar antara 32-35 ppt di perairan oseanik sedangkan suhu perairan
adalah jenis tuna besar, bisa berenang dengan cepat, beruaya sangat jauh
(highly migratory), dan merupakan jenis ikan pelagis besar. Warna tubuh ikan
SBT memiliki warna tersendiri dari warna jenis ikan tuna lainnya, yaitu pada
punggung ikan memiliki warna biru tua agak kehitam-hitaman sedangkan bagian
bawah atau perutnya memiliki warna putih terang tetapi agak keperakperakan.
daripada suhu air yang ditempati, hal ini terjadi merupakan akibat dari aktivitas
otot-otot dalam tubuhnya. Pada kondisi ini memungkinkan ikan tuna sirip biru
dapat bertahan hidup di perairan bersuhu dingin dan mampu mendiami habitat
yang lebih luas di laut daripada jenis ikan lainnya. Ikan tuna sirip biru juga dapat
mempertahankan suhu tubuh antara 24 - 35 °C, di air dingin bersuhu 6 °C. Akan
tetapi, ikan jenis ini tidak sama dengan hewan endotermik tertentu, misalnya
pada mamalia atau burung, ikan tuna menjaga suhu tubuhnya tidak dalam
Ikan tuna (Thunnus sp) merupakan ikan laut pelagik yang termasuk
bangsa Thunnini. Ikan tuna merupakan ikan perenang cepat yang mampu
bertahan dalam dalam suhu tubuh yang lebih tinggi daripada lingkungan.
Sebagai contoh tuna sirip biru dapat bertahan pada suhu tubuh 75-95 0F (24-35
0C) dalam air bersuhu 43 0F (6 0C). namun ikan tuna tidak dapat bertahan pada
suhu yang relatif sempit. Tuna dapat bertahan pada suhu dingin karena dapat
russelli) bentuk tubuh seperti cerutu tetapi agak pipih. Sirip dada lebih pendek
dari panjang kepala, maxilla hampir mencapai lengkung mata terdepan. Ikan
merah jambu, dan pada bagian belakang tutup insang terdapat totol hitam. kan
laying merupakan ikan perenang cepat yang hidup berkelompok di Laut yang
jernih dan bersalinitas tinggi. Ikan layang juga termasuk dalam ikan stenohalyn
yang dapat hidup dengan memakan plankton adalah salah satu jenis ikan pelagis
tangkap antara lain bagan, jaring insang (gillnet), payang, dan pukat cincin.
terkonsentrasi pada sebaran suhu 30.03 - 30.50 oC, dengan frekuensi hasil
tangkapan tertinggi terdapat pada kisaran suhu 30.03 - 30.19 oC yaitu 60.14 %
(Decapterus sp) terdistribusi kisaran klorofil-a 0.17 - 0.25 mg/m3. Hal ini sesuai
dengan pendapat Gower (1972) bahwa konsentrasi klorofil-a diatas 0.2 mg/m3
pelagis kecil yang penting di Indonesia. Ikan layang tersebar dengan mendiami
perairan Indonesia terdapat lima jenis layang yang umum dari kelima jenis ini
dalam hasil tangkapan nelayan mulai dari Pulau Seribu, hingga Pulau.Bawean
dan Pulau Masalembo, Selat Makassar, Selat Karimata, Selat Malaka, Laut
di perairan laut seperti di Selat Bali, Perairan Indonesia Timur Laut Banda, Selat
Makassar dan Sangihe, Laut Cina Selatan. Decapterus kurroides tergolong ikan
yang agak langka antara lain terdapat di Selat Bali, Labuhan dan Pelabuhan
Ratu (Jawa Barat). Decapterus maruadsi termasuk ikan layang yang berukuran
besar, hidup di laut dalam seperti di Laut Banda tertangkap pada kedalaman 100
meter lebih.
membulat. Gigi-giginya kecil dan berbentuk kerucut dalam seri tunggal.Ikan ini
memiliki tapis insang 53-62 buah. Bagian punggung hingga dada berwarna biru
muda. Ciri yang paling khas dari ikan cakalang adalah terdapatnya 4-6 garis-
garis warna hitam yang memanjang pada bagian samping badan. Ikan cakalang
memiliki dua sirip punggung terpisah dengan sedikit jarak (Pundoko et al., 2014)
perairan tropis hingga perairan sub tropis. Spesies ini melakukan beberapa kali
pemijahan pada daerah dimana suhu permukaan laut lebih tinggi dari 24 ºC.
gonad terdapat beberapa ukuran oosit. Keadaan ini seperti yang terjadi pada
ikan tuna sirip kuning. Cakalang melakukan pemijahan sepanjang tahun dan telur
dikeluarkan secara bertahap dalam waktu yang panjang (Jatmiko et al., 2015)
Ikan cakalang bentuh tubuh torpedo (fusiform) dan terdapat garis lateral.
Ciri utama dari ikan ini adalah terdapat garis berwarna kehitaman yang
memanjang dibagian samping bagian tubuh. Ciri khusus ikan ini selain bentuk
tubuh hampir menyerupai torpedo (fusiform) serta mempunya tapis insang sekitar
53 -63 buah. Ikan ini memiliki dua sirip punggung yang terletak terpisah.
Terdapat sebuah gerigi yang sangat keras diantara dua rigi yang lebih kecil
Ikan tuna (Thunnus sp) tergolong ikan berkualitas baik dan merupakan
penghasil devisa dari sumber hayati perikanan Indonesia. Menurut James (1992)
ikan tuna mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : tubuhnya kaku dengan sisik-sisik
kecil di seluruh tubuhnya, sirip belakangnya kecil dan tubunya panjang. Ikan tuna
torpedo, berwarna kebiru-biruan atau biru tua, mempunyai dua sirip punggung,
sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang, serta mempunyai
jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan dubur. Sirip dada
terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak dalam dengan
Ikan tuna sirip kuning mempunyai tubuh yang gemuk dan kuat. Ikan ini
mempunyai sirip punggung kedua dan sirip dubur yang melengkung panjang ke
arah ekor yang ramping dan runcing yang berbentuk sabit. Pada bagian ujung
sirip dada berakhir pada permulaan sirip dubur, dan semua sirip yang ada pada
ikan jenis ini mempunyai warna kuning keemasemasan cerah yang pada bagian
Ikan Tuna (Thunus sp) mempunyai ciri khusus yang spesifik tergantung
dari spesies masing-masimg. Ikan tuna аdаlаh ikan air asin уаng termasuk
dalam suku Thunnini, subfamili Scombridae. Ikan tuna terdiri dаrі lima belas
spesies dalam lima genera, уаng ukurannya ѕаngаt bervariasi, mulai dаrі tuna
peluru (panjang maks: 50 cm, berat: 1,8 kg) hіnggа tuna sirip biru Atlantik
(panjang maks: 4,6 m, berat: 684 kg). Tuna memiliki bentuk tubuh уаng sedikit
dan dеngаn moncong meruncing. Sirip punggung (dorsal) dua berkas, sirip
punggung pertama berukuran relatif kecil dan terpisah dаrі sirip punggung
kedua.
sekitar 15 cm meskipun ada pula yang bisa mencapai 25 cm. Ciri khas yang
sering dijumpai pada ikan layang ialah terdapatnya sirip kecil (finlet) di belakang
sirip punggung (dorsal fin) dan sirip dubur(anal fin) dan terdapat sisik berlingin
yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi. Bagian punggung ikan layang
berwarna biru kehijauan. Ikan ini memiliki ciri khas memiliki sirip ekor yang
berwarna merah, sirip kecil di belakang sirip punggung(dorsal fin) dan sirip dubur,
Menurut Umar et al. (2019), Ikan layang yang memiliki dua ciri kunci
khusus yakni pertama sirip kecil terpisah-pisah yang terdapat dibelakang sirip
punggung dan sirip anal/dubur yang disebut finlet dan kedua, memiliki sisik
berlingir yang tebal yang tebal (lateral scute) pada bagian sisi (lateral line).
berenang tersebut dimiliki karena bentuk tubuhnya yang seperti torpedo dengan
sisik yang sangat halus. Bentuk tubuh seperti torpedo sedikit pipih, sirip dada
lebih pendek dari panjang kepala, dan pada bagian belakang tutup insang
terdapat totol hitam. Ciri-ciri ikan layang adalah bentuk tubuh memanjang dan
sedikit pipih, sirip dada berbentuk falcate dan ujung sirip tersebut mencapai awal
dari sirip punggung kedua Pada umumnya, rata-rata panjang badan ikan layang
Cakalang termasuk ikan perenang cepat dan mempunyai sifat makan yang
rakus. Ikan jenis ini sering bergerombol yang hampir bersamaan melakukan
ruaya disekitar pulau maupun jarak jauh dan senang melawan arus. Ikan ini
Ciri-ciri ikan cakalang adalah ikan perenang cepat, yang hidup diperairan
ikan ini dapat mencapai 50 km/jam. Kemampuan renang ini merupakan salah
penyebaran air hangat yang cocok untuk pemijahan oleh arus dingin yang
Hindia, penyebaran ikan cakalang melebar menuju selatan ke arah ujung selatan
berbagai jenis perikanan yang dapat dijadikan sumber penghasilan bagi nelayan
terutama jenis–jenis ikan pelagis besar yang ada di perairan Indonesia termasuk
Bengkulu antara lain: ikan cakalang, tuna, tongkol, kakap, salmon dan tenggiri,
Ciri-ciri ikan cakalang adalah ikan perenang cepat, yang hidup diperairan lepas
dan bergerombol (schooling) sewaktu mencari makan. Kecepatan renang ikan ini
dapat mencapai 50 km/jam. Kemampuan renang ini merupakan salah satu faktor
geografis) yang cukup luas, termasuk diantaranya beberapa spesies yang dapat
primadona ekspor ikan laut konsumsi asal Indonesia. Ikan tuna merupakan
pengembara lautan yang luas yang mampu bermigrasi dalam rentang yang jauh.
Salah satu ciri dari ikan tuna adalah mempunyai kecepatan berenang mencapai
50 km/jam, ukurannya raksasa, dan mempunyai panjang rata-rata lebih dari 1,5
Ikan tuna yaitu termasuk dalam ikan pelagis yang hidupnya bergerombol.
Ikan tuna akan bermigrasi lebih jauh untuk menyesuaikan suhu tubuhnya.
tuna termasuk hewan karnivora yaitu memakan ikan-ikan kecil. Ikan tuna ini
sendiri termasuk dalam ikan perenang cepat, dia dapat berenang secepat
77km/jam.
Ikan layang termasuk jenis ikan perenang cepat, bersifat pelagis, tidak
menetap dan suka bergerombol. Jenis ikan ini tergolong “stenohaline”, hidup di
perairan yang berkadar garam tinggi (32–34‰) dan menyenangi perairan jernih.
Bentuk tubuhnya yang seperti cerutu dan memanjang sangat membantu dalam
proses renang ikan ini. Ikan layang banyak tertangkap di perairan yang berjarak
Ikan layang termasuk dalam ikan perenang cepat. Pengujian ketiga faktor
kemampuan renang ikan sekitar 1,6 (m/s) sedangkan ikan layang dengan kisaran
panjang 15 cm berkemampuan renang ikan sekitar 1,3 (m/s) (Yusuf et al., 2016).
Ikan layang yaitu jenis ikan yang bergerombol. Biasanya gerombolan ikan
layang ini terdiri dari ratusan atau ribuan ikan layang. Ikan layang berguna untuk
perlindungan diri dari predator mendekat ikan. Ikan layang termasuk dalam jenis
ikan perenang cepat. Ikan layang termasuk ikan yang menyukai perairan yang
bersih atau jernih. Biasanya ikan layang hidup pada permukaan air laut dan tidak
panjang berarti terdapat lebih dari satu cohort. Bila terdapat lebih dari satu
yang sering digunakan adalah kurva frekuensi panjang ikan. Penentuan umur
ikan dengan frekuensi panjang pertama kali digunakan oleh Petersen. Metode
Petersen merupakan salah satu yang dapat diterapkan secara luas diseluruh
panjang sangat jelas untuk ikan yang berumur 1 - 4 tahun (Harteman, 2015).
umumnya mengikuti pola hukum kubik dari panjang dan berat ikan dimana setiap
Namun pada kenyataannya tidak demikian, karena panjang dan bobot ikan
reproduksi ikan rono dan menyatakan ikan ini memiliki karakteristik reproduksi
yang unik dan spesifik, yakni ikan berukuran kecil mengasuh anak dengan
mengerami telur di bawah sirip perutnya sampai menetas. Sampai saat ini belum
ada yang melaporkan aspek hubungan panjang bobot dan faktor kondisi ikan
rono. Padahal informasi tersebut penting sebagai salah satu dasar pertimbangan
dalam mempelajari populasi sumber daya ikan rono, khususnya di Danau Poso.
beberapa jenis ikan di danau ini kini telah mengalami penurunan jumlah populasi
yang sangat drastis dan bahkan terancam punah. Hingga saat ini studi tentang
berbagai aspek biologi ikan asli Danau Poso masih sangat kurang.
diperoleh panjang rata-rata dari tiap kelempok umur. Nilai panjang rata-rata
panjang total dari ikan yang diamati pada setiap waktu pengambilan contoh.
ikan pada setiap pengambilan contoh. Peningkatan jumlah ikan ditentukan oleh
pertumbuhan badan individu ikan dalam populasi. Selain itu peningkatan jumlah
baru ikan-ikan muda. Ukuran ikan dengan umur yang masih muda pasti memiliki
panjang dan berat yang lebih kecil dibandingkan dengan ikan dewasa. Analisis
panjang dan berat suatu organisme yang dapat dilihat dari perubahan ukuran
panjang dan berat dalam satuan waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas pakan, umur dan kualitas air. Hasil dari analisis sidik
dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) ikan nila gesit tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) pada penggunaan sistem akuaponik. Hal ini diduga ketiga perlakuan
memiliki kemampuan yang sama dalam proses resirkulasi air dalam media
pemeliharaan ikan nila gesit, serta diduga terjadinya proses filterisasi yang
optimal pada setiap perlakuan sehingga menghasilkan kualitas air yang baik di
dalam media pemeliharaan ikan nila gesit dan pemberian pakan dalam jumlah
panjang atau bobot tubuh ikan dalam waktu tertentu. Laju pertumbuhan ikan
sangat bervariasi karena sangat bergantung pada berbagai faktor, baik secara
Pertumbuhan pada ikan nila sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas
perairan banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, antara lain yaitu ukuran
serta kualitas lingkungan dan kondisi ikan (umur, keturunan, dan genetik).
pada ikan terdiri atas makanan utama (menempati sebagian besar isi usus ikan),
makanan ke dua (makanan yang terdapat dalam usus ikan dalam jumlah sedikit)
dan makanan pelengkap (makanan yang sangat jarang terdapat pada usus ikan,
yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar, adapun faktor dari dalam meliputi sifat
makanan, sedangkan faktor dari luar meliputi sifat fisika, kimia dan biologi
ikan baik dalam berat, panjang maupun volume selama periode waktu tertentu
yang disebabkan oleh perubahan jaringan akibat pembelahan sel otot dan tulang
mematikan ikan. Untuk menjaga agar pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
tetap baik maka kandungan oksigen dalam air diusahakan harus tetap baik untuk
airsangat dibutuhkan untuk proses respirasi, baik oleh tumbuhan air, ikan atau
mempengaruhi nafsu makan ikan dan pertumbuhan badan ikan. Perubahan suhu
pertumbuhan dapat digolongkan menjadi dua bagian yang besar yaitu faktor
dalam dan faktor luar. Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sulit untuk
penyakit. Faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan seperti suhu air,
Proses pertumbuhan ikan juga tergantung jenis ikan dan kebiasaan hidupnya
ikan ukuran kecil seperti Anchovy, Gambasagobi dan bagiannya jumlah populasi
pertumbuhan sisa organ tubuh lainnya. Pada situasi yang demikian perubahan
organisme tersebut.
dipengaruhi oleh kondisi fisiologi dan lingkungan, seperti suhu, pH, salinitas, dan
diukur dari pertambahan ukuran (volume atau panjang) akibat pembelahan dan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
akibat pembelahan sel secara mitosis. Bertambah besar atau bertambah berat
ukuran ikan tidak akan kembali lagi, akibat pembelahan dan pembesaran sel.
Cilacap menunjukkan rasio 1.1 dan H. adactyla Kebumen menunjukkan rasio 1.2.
Rasio ini menunjukkan bentuk morfologi H. adactyla di Cilacap sedikit lebih lebar
jantan dan betina di kedua populasi memiliki perbedaan dalam hal pola
penting untuk diketahui, karena dengan adanya informasi ini dapat diketahui pola
hidup, produktivitas, kondisi fisiologis ikan, dan tingkat kesehatan ikan secara
umum.Berat adalah variasi berat harapan untuk panjang tertentu dari ikan secara
sangat berguna untuk mengkaji variasi bentuk akibat adanya perbedaan. Selain
Pertumbuhan ikan ini dapat dilihat dari panjang dan berat ikan,dimana
panjang dan berat ikan berbanding lurus.Jika berat ikan dan panjang berbanding
Jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi suatu spesies ikan biasnaya
bergantung pada umur, tempat, dan waktu. Perubahan pola makan dari waktu ke
dapat timbul karena pengaruh warna dan bau makanan, selain itu juga ikan
tertarik pada objek yang bergerak didalam air. Kebiasan makan ikan juga
dipengaruhi ukuran makanan, warna makanan dan selera makan ikan terhadap
makan tersebut. Kebiasan makan ikan meliputi kenis, kuantitas dan kualitas
tubuh ikan juga dijumpai pada ikan tembang di perairan Ujung Pangkah.
ikan. Kebiasaan makanan dan pola memakan ikan secara alami bergantung
pada lingkungan tempat ikan itu hidup. Kebiasaan berpengaruh pada jenis,
kuantitas, dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan Pola makanan juga
makanan. Ikan telah menyesuaikan diri dengan tipe makanan khusus dan telah
dalam arti luas tetatpi tidak memakan daun-daun rumpon tersebut. Ikan di sekitar
suatu area makan dan dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan mikroalga ketika
makanan ikan yang lebih banyak dibandingkan luar rumpon. Kemudian makhluk
renik ini bersama dengan hewan-hewan kecil lainnya menarik perhatian ikan-ikan
pelagis ukuran kecil. Ikan-ikan pelagis ini akan memikat ikan yang berukuran
dilihat dari perbedaan stadia umur bahwa waktu respon rata-rata kepiting usia
muda lebih cepat jika bibandingkan kepiting usia dewasa. Kepiting muda
melakukan respon lebih cepat ketika bau umpan mulai menyebar danmenarik
hati, kepiting dewasa memilih berdiam diri terlebih dahulu, meggerakan antenulla
dan mulutnya. Hal ini diduga kepiting dewasa melakukan identifikasi pada bau
Tingkah laku ikan berdasarkan food and feeding adalah tingkah laku
ikan punya cara sendiri untuk mendapatkan makanannya, ada yang bergerak
untuk mendapatkan mangsanya atau bisa dibilang aktif dan ada yang hanya
tiba-tiba. Ikan yang biasa menggunakan cara ini biasanya diawali dengan
euryphagic, hidup pada beberapa variasi jenis makanan, ikan stenophagic yaitu
ikan yang hidup pada saat satu variasi jenis makanan dan ikan monophagic
adalah ikan yang hidup pada satu jenis makanan. Penggolongan jenis makanan
kali panjang tubuhnya, sedangkan panjang usus ikan karnivora lebih pendek dari
panjang badannya dan panjang usus ikan omnivora hanya sedkit lebih Panjang
dari total badannya. Panjang usus realtif untuk ikan karnivora adalah 1, untuk
ikan omnivora yaitu antara 1-3, sedangkan untuk ikan herbivora adalah >3. Indek
panjang relative ikan karnivora memiliki panjang usus 0.2 – 2.5, ikan omnivora
kebiasaan makan (Feeding Habit) ikan dapat diketahui. Pengamatan isi lambung
memanjang seperti kantong dengan usus yang juga memanjang. Usus ikan
Seluang memiliki panjang sekitar satu setengah panjang badan Jika dilihat dari
perbandingan panjang usus dengan panjang badan ikan seluang termasuk jenis
Katagori sifat makanan ikan tergantung dari perbandingan relatif panjang usus
dengan badan yaitu ikan karnivora 1, omnivora 1-3 dan herbivor >3.
karnivora, herbivora dan omnivora. Ikan herbivora mempunyai usus yang paling
panjang. Hal ini dikarenakan dalam proses pencernannya ikan ini memerlukan
tenaga dan proses yang ekstra sehingga usus ikan tipe ini cenderung panjang.
pencernaan yang lebih lama dibandingkan dengan ikan karnivora. Pada ikan
karnivora cenderung memiliki usus yang pendek karena memang ususnya tidak
terlalu bekerja keras. Untuk ikan omnivora yang fungsi kerja ususnya mencerna
tumbuhan atau daging maka ususnya tidak terlalu panjang ataupun pendek.
ikan tuna sirip kuning berukuran besar didominasi oleh organisme ikan sebagai
makan utamanya, dan sedikit jumlah organisme udang. Hal ini dimungkingkan
bahwa ikan tuna sirip kuning yang berukuran besar memakan organisme ikan
sebagai makanan utamanya dikarenakan bukaan mulut ikan tuna besar. Ukuran
semaikn besar ukuran pakan. Ikan tuna sirip kuning pertumbuhannya bersifat
ikan herbivora. Ikan baronang sesuai dengan morfologis dari gigi dan saluran
pencernaannya yaitu mulut yang berukuran kecil, dinding lambung agak tebal,
usus halus panjang dan mempunyai permukaan yang luas, sehingga ikan ini
mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan. Pada
dan dalam memanfaatkan makanan yang tersedia. Sesuai dengan morfologi dari
gigi dan saluran pencernaan ikan baronang yaitu mulut yang berukuran kecil,
usus halus panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan ini juga tidak
mempunyai lambung yang benar yaitu bagian usus dengan dinding halus dan
Selain melihat secara langsung bagaimana dari cara makan atau apa
yang dimakan oleh ikan kita bisa membedakan jenis ikan melalui pengamatan
dari anatomi atau morfologi dari ikan itu sendiri. Perbedaan ikan karnivora dan
herbivora jika dilihat dari sisi morfologinya adalah pada gigi, usus, lambung, sisik,
dan gill racker. Gigi ikan karnivora adalah canine sedangkan untuk herbivora
molar, villiform, incisor. Usus ikan karnivora lebih pendek dibandingkan ikan
Sisik, untuk sisik karnivora umumnya sisiknya adalah ctenoid, sedangkan ikan
tajam dan renggang, sedangkan ikan herbivora cenderung rapat dan halus.
tingkat kematangan gonad (TKG IV), yaitu pada pertengahan percobaan dan
tidak ditemui induk yang melepaskan telur. Kemudian pada hari ke-70, nilai
indeks gonad somatik (IGS) mulai menurun Indeks gonad somatik (%)
bahwa induk ikan telah selesai melakukan ovulasi atau pelepasan telur pada
besar terdiri atas dua tahap yaitu tahap pertumbuhan dan tahap pematangan
(Lagler et al., 1977). Selain secara morfologi, preparat histologi jaringan gonad
ikan merupakan salah satu cara untuk menentukan tingkat kematangan gonad
yaitu dilihat dari bentuk, panjang, bobot, warna, dan perkembangan ovari melalui
perkembangan oosit.
stadium III (terdapat globula pada kuning telurnya); stadium IV (stadium matang
telur, ditandai dengan bergeraknya inti sel dari tengah ke tepi) dan stadium V
(disebut stadium atretis; gonad berbentuk kecil, telur belum dapat dibedakan oleh
matang gonad merupakan salah satu factor penting dalam siklus reproduksi ikan.
ukuran yang berbeda-beda. Hal ini terlihat dari ikan yang spesiesnya sama jika
tersebar pada lintang yang perbedaannya lebih dari lima derajat maka akan
reproduksi ikan, ukuran dan umur pada saat pertama kali matang gonad.
Proporsi jumlah stok yang secara produktif matang dengan pemahaman tentang
siklus reproduksi bagi suatu populasi atau spesies. Jika gonad hampir masak
Gonad betina berwarna kuning, bentuk telur tampak melalui dinding ovari. Gonad
bilamana organisme itu akan memijah, baru memijah dan sudah memijah, maka
gonad. Semakin meningkatnya tingkat kematangan gonad pada ikan tentu akan
meningkatkan pula volume gonad dan akan menambah berat individu ikan
tersebut. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya ukuran diameter telur dan
ini maka akan sangat memungkinkan untuk memperkirakan kapan waktunya ikan
tersebut memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Mengetahui ukuran
ikan untuk pertama kali gonadnya menjadi masak, ada hubunganya dengan
bahwa selama perubahan yang terjadi di dalam ovarium dan testis, maka terjadi
tersebut. Hal ini karena bahan dasar dalam pembentukan sel telur dan sel
sperma tersebut berasal dari hasil metabolism dari pakan yang diberikan,
serutama untuk ikan betina proses pematangan ini dikenal dengan proses
penting dalam penentuan ukuran terkecil ikan yang ditangkap atau yang boleh
ditangkap. Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad ini merupakan salah
Berkurangnya populasi ikan di masa mendatang dapat terjadi karena ikan yang
tertangkap adalah ikan yang akan memijah atau ikan yang belum memijah,
selektif seperti ukuran mata jaring yang dugunakan harus disesuaikan dengan
jenis ikan target, agar pemanfaatan sumberdaya ikan layang dapat berkelanjutan
(protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin +E) yang baik akan mempengaruhi
ikan kerapu sunu yang ditemukan berada dalam keadaan matang gonad bahkan
yang terjadi didalam gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan indeks
IKGjantan dan betina, dimana IKG betina lebih besar dari IKG ikan jantan pada
nilai dalam persen yang merupakan hasil dari perbandingan antara bobot gonad
dan bobot tubuh ikan tersebut. Nilai indeks ini akan berjalan seiring dengan
maksimum pada saat akan terjadi pemijahan dan setelah itu akan menurun
aktivitas yang terjadi di dalam gonad. Ikan betina memiliki nilai IKG yang relatif
lebih besar dibandingkan dengan IKG jantan. Umumnya ikan yang hidup di
perairan tropis memiliki nilai IKG yang kecil dan dapat memijah sepanjang tahun.
Gonad Somatic Indeks (GSI) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil
dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad
dikalikan dengan 100%. Dengan nilai tersebut akan di dapatkan bahwa sejalan
dengan perkembangan gonad, indek itu akan semakin bertambah besar dan nilai
tersebut akan mencapai batas kisar maksimum pada saat akan terjadi
pemijahan. Untuk tingkat kematangan gonad tertentu nilai indek tidak merupakan
2.6.1 Longline
salah satu alat tangkap yang sangat efektif untuk menangkap tuna dan
merupakan alat tangkap yang selektif. Kegiatan observasi di atas kapal telah
dilakukan selama Oktober 2002 – Februari 2003 pada 31 kapal dan pada
Oktober-November 2011 pada 1 kapal yang beroperasi di Laut Banda. Data yang
dicatat selama observasi berupa data trip kapal, setting, waktu setting (mulai dan
selesai), jumlah pancing yang digunakan tiap setting dan hasil tangkapan
Benoa dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe yang bersifat permukaan (surface tuna
Longline), pertengahan (middle tuna Longline) dan dalam (deep Longline). Tipe
beroperasi pada kisaran kedalaman antara 100 - 175 m, tipe rawai tuna
pertengahan (12 pancing antar pelampung) pada kisaran kedalaman 125 - 350 m
dan tipe rawai tuna dalam (18 pancing antar pelampung) pada kisaran
Rawai tuna atau longline merupakan alat tangkap yang efektif untuk
di laut lepas atau perairan samudera. Alat tangkap ini bersifat pasif yang berarti
menunggu umpan dimakan oleh ikan sasaran. Namun alat tangkap ini termasuk
utama longline adalah kelompok ikan tuna, seperti cakalang, tongkol, tenggiri.
proses setting, immersing, dan hauling. Proses setting yaitu proses dimana alat
meliputi pengurusan surat-surat kapal seperti Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP),
Surat Izin Penangkapan (SIPI), Surat Ukur, Pas Tahunan dan Surat Izin Berlayar,
kapal, kesiapan alat tangkap, alat bantu penangkapan maupun umpan. Setelah
umpan, baik umpan asli maupun umpan buatan yang berfungsi untuk menarik
perhatian ikan. Umpan asli dapat berupa ikan, udang, atau organisme lainnya
yang hidup atau mati, sedang umpan buatan dapat terbuat dari kayu, plastik dan
penting untuk menarik perhatian ikan agar dapat mendekati alat tangkap rawai
kehidupan.
yang berbeda yaitu circle hook dan J hook yang dipasang secara bergantian
sampai berjumlah 200 mata pancing biasanya dilakukan dari jam 17.00 sampai
jam 03.00 pagi. Bila persiapan telah dilakukan maka setting dapat dimulai.
Kecepatan kapal pada sat settting berkisar 4-5 knot tergantung dari kuatnya
arus. Kemudian diikuti dengan langkah berikutnya yaitu: snap tali radio buoy
bola. Setelah itu diluncurkan main line dari brum-brum fiberglass yang tersusun
rapi diburitan kapal, diikuti pemasangan snap branch line dan snap bola. Setelah
pancing dipasang umpan segera dilempar ke laut. Hauling dilakukan setelah alat
tangkap berada di air sekitar 4 jam dari basket terakhir diturunkan. Lama waktu
hauling tergantung dari banyaknya jumlah kekusutan dan putusnya main line.
Pelaksanaan hauling dimulai dari radio buoy yang terakhir diturunkan, dengan
yang dikenal dengan sebutan hasil tangkap sampingan (HTS atau by-catch)
menganalisis hubungan interaksi ikan hasil tangkap sampingan dengan ikan tuna
operasi penangkapan 7 kapal rawai tuna komersial dengan selama 226 hari
jenis penyu dimana target utama terdiri dari 4 jenis ikan (26,11%) dan hasil
spesies), jenis cucut dan pari (elasmobranchii, 10 spesies), jenis teleostei dan
spesies utama (target spesies) dan spesies bukan utama. Hasil tangkapan utama
tuna Longline di Indonesia diantaranya adalah tuna mata besar atau bigeye tuna
albakora atau albacore (Thunnus alalunga), tuna sirip biru selatan atau southern
bluefin tuna (Thunnus maccoyii), jenis ikan paruh panjang (billfish) atau swordfish
(Xiphias gladius), setuhuk loreng atau striped marlin (Tetrapturus audax) dan
setuhuk hitam atau black marlin (Makaira indica). Sedangkan hasil tangkapan
bukan utama atau lebih dikenal dengan hasil tangkapan sampingan (HTS) dapat
menjadi 2, yaitu disimpan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi (by-product)
dan dibuang karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis (discard). Dan ada
ikan setan atau escolar (Lepidocybium sp.) dari famili Gempylidae, bawal sabit
atau sickle pomfret (Taractichthys sp.) dari famili Bramidae dan ikan opah
(Lampris sp.) dari famili Lampridae, HTS yang tidak memiliki nilai ekonomis
diantaranya ikan naga atau lancetfish (Alepisaurus sp.) dari famili Alepisauridae
dan ikan pari (Dasyatis sp.) dari famili Dasyantidae (Dahlan, 2015).
spesies utama (target species) dan spesies bukan utama (non target species/by-
tuna mata besar atau bigeye tuna (Thunnus obesus), madidihang atau yellowfin
tuna (Thunnus albacares), albakora atau albacore (Thunnus alalunga), tuna sirip
biru selatan atau southern Bluefin tuna (Thunnus maccoyii), jenis ikan paruh
panjang (billfish) atau swordfish (Xiphias gladius), setuhuk loreng atau striped
marlin (Tetrapturus audax) dan setuhuk hitam atau black marlin (Makaira indica).
Sedangkan hasil tangkapan bukan utama atau lebih dikenal dengan hasil
Samping terbagi menjadi 2, yaitu disimpan karena memiliki nilai ekonomis tinggi
(by-product) dan dibuang karena tidak memiliki nilai ekonomis (discard). Ada
beberapa jenis hasil tangkapan sampingan yang memiliki nilai ekonomis tinggi
diantaranya adalah ikan setan atau escolar (Lepidocybium sp.) dari famili
Gempylidae, bawal sabit atau sickle pomfret (Taractichthys sp.) dari famili
Bramidae dan ikan opah (Lampris sp.) dari famili Lampridae, hasil tangkapan
sampingan yang tidak memiliki nilai ekonomis diantaranya adalah ikan naga atau
lancetfish (Alepisaurus sp.) dari famili Alepisauridae dan ikan pari atau stingray
Menurut Bahtiar et al. (2015), Tuna mata besar aktif mencari makan
sepanjang siang hingga sore hari (pukul 13:00-18:00) dan banyak tertangkap
Taktik penangkapan tuna mata besar melalui pengejaran secara vertikal adalah
dan dalam (deep Longline) sedangkan waktu setting perlu dimulai pada siang
hari dan melakukan hauling pada sore hari. Taktik penangkapan melalui
pengejaran tuna secara vertikal didasarkan pada suhu dan kedalaman migrasi
tuna mata besar. Tuna mata besar aktif makan sepanjang hari, pada siang hari
aktif mencari makanan di lapisan yang lebih dalam dan pada malam hari naik ke
lapisan perairan yang lebih atas. Ikan tuna merupakan salah satu jenis ikan
pelagis yang dalam kelompok ruayanya akan muncul di atas lapisan termoklin
menjelang matahari terbit dan saat matahari akan tenggelam pada sore hari.
Pada saat malam hari gerombolan tuna akan menyebar di antara lapisan
permukaan dan termoklin. Pada kedalaman lebih dari 300 m, semua jenis tuna
Menurut Rikza et al. (2014), Waktu pengoperasian rawai pada malam hari
lebih efektif dari pada siang hari karena ikan kakap merah yang tertangkap pada
setiap mata pancing memiliki berat rata-rata yang berbeda. Mata pada ikan
merupakan salah satu indera yang sangat penting untuk mencari makan dan
kakap merah umumnya termasuk ikan buas, karena pada umumnya merupakan
predator yang senantiasa aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal).
Diduga ikan nokturnal lebih banyak menggunakan indera perasa dan penciuman
ikan kakap merah yang tertangkap pada malam hari lebih besar dari pada waktu
siang hari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin malam waktu pengoperasian
maka hasil tangkapan akan semakin banyak, begitu juga semakin siang maka
malam hari mungkin disebabkan karena ikan kakap merah merupakan ikan
karnivor dan cenderung keluar mencari makan pada malam hari, dan mulai
Umpan longline menggunakan umpan daging yang masih segar agar dapat
menarik ikan target yang bersifat karnivora. Ikan yang bersifat karnivora
memanfaatkan indra penglihatan dan penciuman yang tinggi, maka dari itu di
perlukan umpan segar agar dapat dicium oleh ikan dari kejauhan dan dapat di
lihat. Ikan targer pada alat tangkap longline adalah jenis ikan yang melakukan
migrasi. Maka dari itu pemasangan alat ini harus memperkirakan arah migrasi
sistem kerja yang sangat mengandalkan keberadaan dan kekuatan fisik manusia
sebab pada saat menarik, cincin dan jaring bertumpuh pada tali sehingga beban
tarikan menjadi semakin berat, cepat lelah dan adanya keluhan muskuloskeletal.
cidera akibat kerja. Berdasarkan hasil wawancara nelayan soma pajeko, hauling
adalah aktivitas yang dirasakan paling berat dan beresiko tinggi terjadinya
kecelakaan kerja. Pada tahap ini tetap membutuhkan tenaga manusia untuk
kolor dan cincin-cincin ke atas kapal. Prinsip penangkapan dengan pukat cincin
mini sesuai dengan slfat ikan pelagis yang suka bergerombol, yaitu menghadang
pergerakan ikan ke arah horizontal dengan cara melingkari kelompok ikan dan
material nylon merupakan pilihan yang tepat untuk pukat cincin, oleh karena
material nylon memliki kekuatan dan lebih baik serta mudah melepaskan air
dibanding bahan dari kuralon, teteron maupun polyester. Secara umum terdapat
dua tipe pukat cincin yang telah dikembangkan di Indonesia, yaitu, pukat cincin
tipe Amerika dan tipe Jepang. Letak perbedaan kedua tipe tersebut adalah pada
menjadikan pukat cincin teluk apar dikategorikan sebagai pukat cincin tipe
Perse seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi
dengan cincin untuk mana tali cincin atau tali kerut dilakukan di dalamnya. Fungsi
cincin dan tali kerut/tali kolor ini penting terutama pada waktu pengopresian
jaring. Seba dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinta tidak
ikan dengan purse seine adalah melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring,
Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang dan bukan
jaring dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan pada
akhirnya terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang
lingkup gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya
ikan terlebih dahulu, yaitu di sekitar rumpon rumpon yang telah dipasang.
tangkap. Setelah jaring selesai di turunkan dan juga pecilen sudah melakukan
tugasnya, cahaya lampu akan difokuskan kepada satu titik. Kemudian tahap
selanjutya adalah surounding;. Pursing, yaitu menarik tali kerut pada bagian
bawah jaring agar jaring membentuk seperti kantong dan menjebak ikan di
dalamnya. Tahapan akhir adalah hauling, yaitu menaikan jaring ke kapal, lama
proses ini tergantung pada gerombolan ikan yang berhasil di kurung. Jika hasil
tangkapan yang ada di jaring terlalu banyak sehingga tidak dimungkinkan untuk
menarik jaring bersama ikan, maka cara yang dilakukan adalah menyerok ikan
ke atas kapal terlebih dahulu sampai sekiranya sudah mampu untuk dilakukan
penarikan jaring, kemudian baru jaring di angkat ke atas kapal. Lalu terahir Ikan
Setelah mendapat lokasi yang dikira banyak terdapat ikan, kapal segera labuh
jangkar dan menunggu malam. Pada dini hari dilakukan pemasangan rumpon,
beberapa lama, sebelum matahari terbit dilakukan setting. Setting yang dilakukan
hanya satu kali dalam sehari. Selanjutnya adalah tahap pengambilan hasil
ground). Selanjutnya menurunkan alat tangkap purse seine dengan cepat. Dalam
waktu melimhkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya
gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine ditarik
dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan
dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri
dalam arah horizontal. Setelah purse seine selesai ditarik, barulah float line serta
tubuh karing (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul dipindahkan ke atas kapal.
konstruksi alat tangkap Purse Seine ‘Gardan’ di PPP Muncar Banyuwangi, target
utama tangkapan yaitu ikan yang berukuran kecil yaitu berkisar 10-30 cm, hal
sampai Desember didominasi oleh hasil tangkapan Ikan Lemuru dan Layang,
tangkapan Ikan Layur dan Layang. Walaupun hasil tangkapan yang dihasilkan
beragam, Perairan Selat Bali didominasi oleh hasil tangkapan Ikan Lemuru.
Maka dari itu target utama tangkapan nelayan Purse Seine yaitu Ikan Lemuru.
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah
(sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi.
Dengan begitu berarti jarak antara ikan dengan ikan lain haruslah sedekat
mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah
jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan
dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang
dipergunakan. Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah
Jawa dan sekitarnya adalah ikan layang (Decapterus spp), bentang, kembung
memanfaatkan lampu petromaks untuk memikat ikan agar ikan lebih mudah
berkumpul pada satu area sehingga ikan – ikan akan naik dan berkumpul pada
menggunakan alat bantu rumpon sebagai tempat berkumpulnya ikan pada satu
daerah tertentu dengan tujuan agar ikan hasil tangkapan lebih banyak
tertangkap.
intensitas cahaya optimum untuk mencari makan dan kegiatan lainnya, dan
disorientasi dan imobilisasi karena tingkat cahaya yang tinggi dan di sekitarnya
kondisi gelap. Reaksi ikan inilah yang dimanfaatkan untuk menangkap ikan
permukaan dan masuk ke dalam area tangkapan alat tangkap yang digunakan.
pesat. Alat tangkap ini sangat efektif dalam menangkap gerombolan ikan. Purse
seine akan melingkari gerombolan ikan dan membentuk satu lingkaran penuh.
Tali kerut akan ditarik sehingga mencegah gerakan ikakn berenang ke bawah
adalah dari jenis ikan kembung sebesar 16,25% dan terendah pada ikan tongkol
lisong sebesar 8,65% (Gambar 3A). Komposisi ikan tertinggi pada rumpon laut
dalam dari jenis kembung lelaki sebesar 18,35% dan terendah ikan tuna
madidihang sebesar 11,72% (Gambar 3B). Kantun dan Amir (2016) di perairan
sebanyak 494 ekor (46,69%), tongkol komo Euthynus affinis sebesar 109 ekor
(10,30%), tongkol krai Auxis thazard sebesar 121 ekor (11,44%), tongkol lisong
Auxis rochei sebesar 137 ekor (12,95%), ikan cakalang Katsuwonus pelamis
ekor yang terdiri dari 138 ditangkap di rumpon laut dangkal dan 145 pada
rumpon laut dalam. Distribusi ukuran yang ditangkap pada rumpon laut dangkal
berkisar 25-120 cm dan tertinggi pada kelas 70-75 dengan frekuensi 10,14%
(914 ekor) dan terendah pada kelas 25-30 cm sebesar 1,45% (2 ekor).
Sementara itu, yang ditangkap pada rumpon laut dalam berkisar 80-160 cm
dengan frekuensi tertinggi diperoleh pada kelas 120-125 cm sebesar 11,72% (17
ekor) dan terendah pada kelas 80-85% sebesar 2,07% (3 ekor). Sementara itu,
tuna madidihang yang ditangkap pada sore hari berkisar 25-180 cm dengan
ukuran dominan ditangkap pada tengah kelas 110-115 cm dan panjang rataan
113,50 ± 3,80 cm. Kantun dan Amir (2016) di perairan Teluk Bone memperoleh
distribusi ukuran tuna madidihang yang ditangkap pada kisaran pan-jang cagak
40-160 cm, dominan pada ukuran 65-70 cm (7,66%). Kantun et al. (2014) di
pada rumpon laut dangkal berkisar 30-120 cm, rataan 64,64 ± 2,26 cm dengan
bobot berkisar 0,4-35 kg dan rumpon laut dalam berkisar 105-170 cm dengan
dalam bergerombol. Ikan yang memiliki sifat biologi suka bergerombol akan
sejenis atau berbeda jenis dari ukuran yang sama akan membentuk gerombolan
ngan ukuran, siklus biologi dan kemampuan biologi yang sama dalam suatu
kelompok. Pada bagian lain kemampuan ikan berkoordinasi ini merupakan ciri
khas populasi ikan yang suka hidup bergerombol dan bergerak cepat secara
bersamaan dan beriringan. Tingkah laku bergerombol dan suka ber-migrasi ini
juga akan berdampak pada berku-rangnya sediaan sumberdaya pada suatu tem-
pat tertentu dan melimpah pada tempat yang lain. Jenis hasil tangkapan ikan
adalah ikan berukuran sedang dari familia Skombride (tuna). Dari hasil
ekor. Jenis ikan hasil tangkapan Purse Seinedalam penelitian ini didominasi oleh
macarellus); sedangkan tiga jenis lainnya sebagai bycatch, yaitu sunglir (Elagatis
dan akan berdampak negatif terhadap ketersediaan stok di perairan. Oleh karena
tangkapan yang termasuk dalam kategori tidak layak tangkap dengan demikian
ukuran mata jaring (mesh size) yang digunakan oleh nelayan payang, serta
tangkap pukat teri ini adalah jenis ikan yang hidupnya bergerombol (scholing )
seperti : ikan tongkol, ikan tenggiri dan jenis ikan lainnya, karena sifat alat
tangkap ini mengelilingi gerombolan ikan sehingga hasil tangkapan lebih banyak
oleh alat tangkap pukat teri pada waktu sebelum dan sesudah tengah malam
secara umum didominasi oleh jenis ikan teri, dimana pada waktu sebelum tengah
malam hasil tangkapan ikan teri sebanyak 100 kg, sedangkan setelah tengah
malam yaitu 293 kg, inidisebabkan karena ikan teri (Stolephorus Sp) adalah
target utama para nelayan pukat teri di desa kwala Gebang dan musim ikan teri
lagi dalam keadaan bagus. Persentase dari hasil tangkapan secara keseluruhan
yang diperoleh oleh nelayan Pukat teri selama penelitian pada waktu sebelum
tengah malam 146 kg dan pada waktu sesudah tengah malam yaitu 375 kg. Jika
dilihat dari hasil tangkapan per hari nampak ikan teri adalah jenis hasil tangkapan
terbanyak pada hasil tangkapan yang terjadi pada waktu setelah dan sesudah
tengah malam. Ini disebabkan ikan teri adalah ikan target utama kapal pukat teri,
Pada umumnya target spesies alat tangkap purse seine adalah jenis ikan
yang hidupnya bergerombol (schooling) seperti : ikan tongkol, ikan tenggiri dan
jenis ikan schooling lainnya. Karena sifat alat tangkap ini mengelilingi
tangkapan yang diperoleh oleh alat tangkap rawai seperti : ikan malong/kelampai
(Muraenesox sp), iakn layur (Trichiurus lepturus), ikan pari (Tygon sephen),
jenak/merah (Lutjanus sp), ikan gerut (Pomadasis sp), ikan duri (Arius sp) dan
lainnya. Untuk persentase hasil tangkapan yang paling banyak tertangkap oleh
alat tangkap pukat pada waktu malam sebelum dan sesudah tengah malam
secara umum didominasi oleh jenis ikan teri, dimana pada waktu sebelum tengah
malam hasil tangkapan ikan teri sebanyak 100 kg. Sedangkan setelah tenagh
mala yaitu 293 kg, ini disebabkan karena ikan teri (Stokephorus sp) adalah target
utama para nelayan pukat dan musim ikan teri lagi dalam keadaan bagus.
Alat yang digunakan ketika praktikum lapang Tingkah Laku Ikan antara lain:
Berikut ini adalah langkah kerja yang dilakukan dalam materi identifikasi
Lakukan Pembedahan Pada Perut Ikan Menggunakan Sectio set Untuk Melihat
Organ Dalamnya
Ambil Dan Gunting Secara Perlahan Gonad Pada Ikan Yang Akan Diidentifikasi
Setelah itu, Letakkan Organ dan Tubuh Ikan Pada Alat Ukur
Hitung dan Perhatikan Nilai Yang Tertera Pada Alat Pengukuran Tersebut
Berikut ini adalah langkah kerja yang dilakukan dalam materi Fish Length
Frequency:
Perhatikan Nilai Yang Tertera Dari Anterior Kepala Sampai Posterior Sirip
Ekor
Persiapan
Mencatat hasil
Persiapan
Mencatat hasil
hasil tangkapan ikan. Tujuan dari pengamatan ini adalah untu mengetahui ikan
apa saja yang ditangkap di lokasi praktikum. Hasil dari pengamatan ini ridak
Ikan Madidihang
2
Ikan Lemuru
3
Ikan Lemadang
Ikan Salem
6
Ikan Cakalang
Sumber : FishBase.com, 2019
4.1.1 Hubungan Bentuk Tubuh dan Ekor terhadap Tipe Renang Ikan
Bentuk Tubuh dan Ekor terhadap Tipe Ekor Ikan. Tujuan dari pengamatan ini
adalah untu mengetahui tipe renang ikan yang diteliti dilihat dari bentuk badan
dan ekor. Hasil dari pengamatan ini adalah semua ikan yang diamati mempunyai
Tabel 4. Hubungan bentuk tubuh dan ekor terhadap tipe renang ikan
NO NAMA IKAN FOTO IKAN (Bentuk ANALISIS TINGKAH
Tubuh) BENTUK LAKU TIPE
EKOR RENANG
IKAN
Ikan Bentuk tubuh Prolonged
Cakalang fusiform dan
(Katsuwonus bentuk ekor
1 pelamis) lunate
Terhadap Jenis Ikan Berdasarkan Habitat. Tujuan dari pengamatan ini adalah
untu mengetahui habitat ikan berdasarkan warna tubuh ikan. Hasil dari
pengamatan ini adalah semua ikan yang diamati termasuk kelompok Pelagis.
3 Ikan Layang
(Decapterus
macrosoma)
Putih
Gelap keperak- Pelagis
perakan
Frequency. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui Panjang ikan
berapa yang paling banyak ada di lokasi praktikum. Hasil dari pengamatan ini
hubungan antara Panjang dan berat pada ikan. Hasil dari pengamatan ini adalah
Pada praktikum Tingkah Laku Ikan, dilakukan pengamatan Fish's Food &
Feeding Habit. Tujuan dari pengamatan ini adalah untu mengetahui kategori ikan
berdasaran isi lambung, bentuk mulut, dan bentuk gigi. Hasil dari pengamatan ini
adalah ikan Cakalang dan Tuna terasuk karnivora dan ikan Layang termasuk
omnivora.
Isi
Ikan lambung
Cakalang Subter ikan
Karnivor
1 (Katsuwo minal Canine cakalang
a
nus suferior terdapat 1
pelamis) uydang
kecil
Terdapat
Ikan cacahan
Tuna daging Karnivor
2 Seferior Canine
(Thunnus ikan dan a
sp) udang
kecil
Ikan
Layang Berisi air
Tidak
(Decapte Termina sisa Omnivor
3 memili
rus l pencerna e
ki gigi
macroso an
ma)
kematangan gonad ikan. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui
kematangan gonad ikan. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui
pada fase berapa ikan ditangkap. Hasil dari pengamatan ini adalah ikan yang
IKG = 3.36%
IKG = 6 : 3051
x 100%
IKG = 0.19%
IKG = 2.38%
sisik, tipe mulut, tipe ekor, dan warna tubuh dari ikan yang di amati. Setelah
morfometri diawali dengan mengukur panjang total tubuh ikan. Langkah awal,
letakkan ikan di penggaris kayu dan ukur panjangnya dari bagian teranterior
kepala sampai bagian terposterior dari caudal karena yang diukur adalah TL
timbangan digital dengan menekan tombol on/off sampai muncul angka 0 lalu
tekan tare untuk memberi angka 0 pada berat objek (menetralkan nilai
Amati layar timbangan digital sampai angka stabil. Bila telah stabil catat angka
pengukuran berat.
langkah pertama dalam pengamatan Fish Length Frequency. Objek yang diukur
diantaranya ikan Tuna (Thunnus sp), Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dan
atau meteran yang digunakan untuk mengukur panjang ikan. Ikan lalu diletakkan
diatas penggaris L. Bagian tubuh ikan yang diukur adalah total length atau dari
selanjutnya adalah menuliskan hasil pengukuran panjang ikan pada form yang
0,3-0,4 dan 0,8-0,9 nilai TL ke atas. Data sebaran frekuensi panjang digunakan
panjangnya.
Excel yaitu blok kolom jumlah ikan – pilih chart kolom (2D coloum) – pilih pada
bagian horizontal – klik kiri - klik kanan pada sumbu x – pilih select data - pilih
panjang ikan – vertical (jumlah ikan (ekor)). Klik bagian grafik – desain – warna
abu-abu. Klik gaist – klik kanan – format gits lines – line style – pilih nomer 4 –
pilih nama dash. Pada angka skala vertical value axis – klik kanan – pilih format
axis – line style – grid types – pilih yang tanda panah kesamping. Terakhir,
dibuat.
ikan praktikum Tingkah Laku Ikan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat dan
bahannya berupa ikan Tuna (Thunnus sp), Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
Selanjutnya adalah mengambil sampel ikan yang akan diukur. Pertama adalah
mengukur panjang ikan dengan Penggaris L diukur dari ujung mulut sampai
ujung ekor yang mana akan diperoleh Total Length dan hasilnya bisa ditulis pada
Ambil ikan yang telah diukur panjang nya lalu timbang menggunakan timbangan
digital. Sebelum itu tekan tombol on/off tunggu sampai muncul angka 0 lalu tekan
tare untuk menetralkan nilai timbangan. Amati angka yang muncul terakhir
setelah itu catat hasilnya pada form lapang. Hubungan panjang berat bertujuan
panjang dan berat. Nilai yang didapat dari perhitungan panjang dengan berat
pada Microsoft Excel yaitu pada skala vertical – klik kanan – format axis – line
= berat ikan (gr). Klik grafik – klik kanan – abd tyen line – power (karena ingin
prosedur food dan feeding habbit dari ikan Cakalang, , ikan Tuna, dan ikan
Layang. Pada praktikum ini alat yang digunakan untuk identifikasi adalah pisau
untuk membedah isi dari labung ikan, nampan sebagai wadah dari ikan, sarung
tangan, masker serta form identifikasi untuk mengisi data hasil praktikum dan
bahan yang digunakan dalam praktikum adalah ikan ikan layang, ikan lemuru,
ikan tongkol lisong, dan ikan cakalang. Sebelum melakukan proses identifikasi
ikan laut yang diantaranya adalah ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan
ikan diletakkan pada nampan yang telah disediakan, kemudian ikan-ikan ini
dilihat bentuk gigi dan letak mulutnya untuk menentukan habitat dan jenis
makanan ikan tersebut. Adapun cara untuk mengetahui food and feeding habit
dari ikan dengan cara membedah lambung dari ikan tersebut. Pertama-tama ikan
akan disiapkan terlebih dahulu, kemudian ikan disayat dengan pisau bedah
melalui lubang duburnya hingga lambungnya dapat terlihat dan diambil. Setelah
lambungnya. Amati dan catat hasil yang dilihat pada form lapang yang telah
tingkat kematangan gonad adalah menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat yang
kebersihan dan membuat kita tetap steril, Nampan sebagai tempat dan wadah
Timbangan digital untuk mengukur berat dari sampel ikan, dan Sectio set untuk
ikan laut yang diantaranya adalah Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), Ikan
ikan diletakkan pada nampan yang telah disediakan, kemudian ikan-ikan ini
dibedah menggunakan alat section dimulai dari anus keatas lalu kedepan lurus
dengan linea leteralis sampai belakang operculum lalu kebawah sampai perut
secara hati-hati agar isi perut ikan tidak hancur. Buka bagian yang dipotong tadi
kemudian amati gonad ikan tersebut apakah gonad tersebut jantan atau betina.
Setelah gonad diamati, selanjutnya lepaskan gonad dari tubuh ikan untuk
jenis kelamin dan berat masing masing gonad tersebut pada form data yang
telah disediakan.
index kematangan gonad dan lakukan analisis berdasarkan hasil yang didapat,
𝐵𝑔
IKG = X 100%
𝐵𝑡
masih belum terbentuk, hingga tahap 5 dimana gonad ikan telah matang dan
siap dibuahi. Gonad ikan jantan akan berwarna lebih pucat, sedangkan gonad
bongkar muat dengan mencatat setiap spesies yang diangkut oleh ABK tiap
basket. Lalu mendata berapa jumlah basket yang diangkut. Mencari tahu berat
setiap 1 basket yang berisi hasil tangkapan tadi. Sesudah itu mewawancarai
pemilik kapal untuk mengetahui nama kapal dan juga alat tangkap yang
digunakan. Tetapi pada saat praktikum lapang Tingkah Laku Ikan shift 1 tidak
ikan, didapatkan ikan cakalang memiliki warna hitam gelap pada bagian dorsal,
abu-abu perak pada bagian tengah tubuhnya dan warna putih pada bagian
pectoralnya. Ciri khas dari ikan ini terdapat corak bergaris-garis hitam pada
(torpedo atau fusiform). Ikan cakalang memiliki bentukan ekor lunate yang
menyerupai bulan sabit dengan tipe renangnya yaitu prolonged. Ikan ini memiliki
bentuk mulut superior. Memiliki bentuk gigi canine-like yang berarti ikan ini
termasuk ikan karnivora (pemakan daging). Berat ikan cakalang yang digunakan
saat praktikum yaitu 2171 gram. Sample ikan cakalang yang diamati memiliki
Panjang total tubuh (PT) yaitu 49 cm, Tinggi badan (TB) yaitu 21,85 mm, Tinggi
kepala (TK) yaitu 69,4 mm, Panjang standar (PS) yaitu 45,7 cm, Panjang kepala
(PK) yaitu 140,15 mm, Diameter mata (DM) yaitu 20,25 mm.
berkisaran antara 6-8 cm. Untuk panjang kepala bagian lateral ikan SBT yaitu
panjang berkisaran antara 46-54 cm. Tinggi badan ikan SBT di awal sirip
didapatkan panjangnya berkisaran antara 38-47 cm. Tinggi badan ikan SBT di
akhir sirip anus (anal) berkisaran antara 34-39 cm. Tinggi batang ekor ikan SBT
berkisaran antara 4-5 cm. Panjang dari pangkal ekor sampai sirip punggung
SBT yaitu pengukuran dari pangkal ekor sampai sirip anus (anal) atau sebaliknya
ikan, diperoleh hasil ikan cakalang memanjang seperti torpedo atau fusiform.
Finlet atau sirip kecil tambahan di daerah caudal meupakan ciri khas pada ikan
Tuna. Memiliki 2 sirip punggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari
sirip belakangBerat ikan tuna yang digunakan saat praktikum yaitu 3051 gram.
berupa udang-udang kecil. Sample ikan tuna yang diamati memiliki Panjang total
tubuh (PT) yaitu 60 cm, Panjang standar (PS) 50 cm dan panjang cagak (PC)nya
54,5 cm.
155 cm hingga yang terpanjang yang pernah tercatat 210 cm. Ikan tuna
merupakan pemakan ikan kecil, crustasea, moluska. Ikan Tuna yang berukuran
bukaan multnya ikan tuna mempunyai bukaan mulut yang besar. Tubuh ikan
tuna memanjang seperti torpedo memiliki 2 sirip pungggung, sirip depan yang
biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang yang agak tegak menjulang
keatas. Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) dibelakang sirip punggung dan
ikan, diperoleh hasil ikan layang merupakan ikan dengan bentuk memanjang dan
pipih (Compressed). Ikan layang memiliki bentuk mulut terminal. terdapat titik
hitam pada bagian dekat operculum. Ikan layang memiliki warna kepereakan
(TB) yaitu 31,35 mm, Tinggi kepala (TP) yaitu 27,4 mm, Panjang kepala (PK)
Indonesia dan biasanya hidup bergerombol dengan ikan lain seeprti lemuru,
lembang,kembung dan selar. Moncong ikan layang 3x kepala, rahang atas tidak
kuningan. Tubuh bagian atas kehijau-hijauan dan bagian bawah putih, dan
bagian belakang tutup insangnya bertotol hitam. Tinggi tubuh ikan layang
mendekati 4,8-5,5 cm. Bentuk tubuh ikan layang adalah memanjang dan pipih
dengan panjang tubuh berkisar 15-25 cm yang ditutupi oleh sisik lingkaran
sampel. Menurut pengolahan data LF, didapatkan sampel yang terbanyak adalah
satu cohort. Cohort adalah kelompok ikan pada umur yang sama.
selang kelas, lebar selang kelas dan frekuensi masing-masing kelas. Distribusi
frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam selang kelas yang sama
kemudian diplotkan dalam sebuah grafik. Ada beberapa bulan yang mempunyai
modus sama yaitu pada Februari, April, Juni, Juli, dan Oktober dengan nilai 25-
Maret dan September, nilai modus 27-28 cm FL (27,5 cm ML) ditemukan pada
Agustus, November, dan Desember, sedangkan nilai modus pada ukuran ikan
yang lebih panjang ditemukan pada Juli yaitu 37-38 cm FL (37,5 cm ML).
nilai modus pada kisaran 25-26 cm FL. Modus ukuran panjang tidak
mendekati 1) dengan nilai 0,7984 dan dapat dinyatakan valid atau akurat, Grafik
3.137371781, Setelah itu dilakukan uji T hitung sebesar 1.410077547 dan T tabel
sebesar 1.968922324 yang berarti T hitung <T tabel yang berarti H0 terima H1 dan
komposisi ukuran, hubungan panjang berat dan faktor kondisi. Sampel ikan yang
di ukur selama penelitian berjumlah 1715 ekor ikan yang terdiri dari bulan
November (448 ekor), Desember (451 ekor) dan Maret (401) dan April (415).
Ikan yang diukur memiliki kisaran ukuran panjang 37-81mm dan berat dengan
kisaran 0,35 – 4,51g. Ukuran rata-rata ikan yang tertangkap payang adalah
57,24 mm. Cara untuk mendapatkan nilai dugaan awal panjang infiniti (L∞)
modus terjadi pada panjang 53-56 mm, kemudian modus bergeser menjadi 57-
60 mm pada bulan Desember 2013. Pada bulan Maret 2014 modus terjadi pada
panjang 49-55 mm dan bergeser menjadi 53-56g pada bulan April 2014. Hasil
sebesar 3,125. Nilai b yang diperoleh lebih dari 3 sehingga termasuk alometrik
positif. Interval panjang ikan selama penelitian adalah 37- 81mm dengan rata-
rata panjang 57,24 mm dan rata-rata berat 1,59 g. Nilai faktor kondisi ikan
adalah superior dengan bentuk gigi canine. Ikan Cakalang merupakan ikan
karnivora, saat lambung ikan tuna dibelah, didalam isi lambung, ditemukan
udang kecil yang masih utuh. Dilihat dari isi lambung ikan Cakalang dapat
gigi Canine pada ikan Cakalang. Ditambah dengan Panjang usus yang tidak
setiap jenis makanan bervariasi, dapat diduga bahwa ikan Cakalang tidak
lambungnya yakni, ikan, udang, dan cumi. Menurut Biswas (1993) ada 3 jenis
termasuk tuna tidak selektif di dalam kebiasaan makannya, karena itu akan
memakan apa saja yang dijumpai bahkan dapat memakan jenis-jenisnya sendiri.
mulut superior dengan bentuk gigi canine. Ikan tuna merupakan ikan karnivora,
ketika lambung ikan tuna dibelah, didalam isi lambung terdapat daging ikan yang
sudah tidak utuh lagi. Dilihat dari isi lambung ikan tuna termasuk ikan karnivora.
Panjang usus nya. Apabila Panjang usus ikan tidak lebih dari Panjang badan,
ikan tuna sirip kuning berukuran besar didominasi oleh organisme ikan sebagai
makanan utamanya, dan sedikit jumlah organisme udang, hal ini dimungkinkan
bahwa ikan tuna sirip kuning yang berukuran besar memakan organisme ikan
sebagai makanan utamanya dikarenakan bukaan mulut ikan tuna sirip kuning
mempunyai bukaan mulut yang besar, dimana menurut Affandi (1992), ukuran
mulut ikan. Semakin besar ukuran tubuh ikan dan bukaan mulut ikan, maka
semakin besar ukuran pakan. Menurut Manik, (1998), jika diperhatikan seluruh
komponen yang ada dapat dikatakan hanya 3 komponen utama yang merupakan
mulut terminal dan bentuk gigi viliform. Karena ikan ini memakan plankton,
maka, lambung ikan layang terlihat kosong karena plankton tidak dapat dilihat
secara kasat mata. Selain ukuran nya yang kecil, isi lambung terlihat kosong
hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Ada 3 jenis ikan berdasarkan jenis
Menurut Hatta dan Sri Mulyani (2019), Hasil identifikasi isi lambung
menunjukkan bahwa ikan teri dan ikan tembang merupakan ikan pemakan
zooplankton saja. Ikan pepetek, ikan layang dan ikan kembung memakan
plankton dan beberapa jenis larva ikan kecil dan udang-udangan sehingga
digolongkan sebagai ikan omnivor. Ikan selar termasuk ikan karnivor karena
didalam ususnya ditemukan berbagai jenis ikan kecil, udang dan berbagai hewan
ikan cakalang yang ditangkap berada pada fase III. Gonad mengisi 2/3 rongga.
tubuh.. Pada ikan betina bewarna oranye. Gonad pada ikan jantan berwarna
putih bening. Bentuk telur tampak melalui dinding ovari. Telur mulai sedikit
terlihat. Apabila ditekan dengan tekanan halus pada perutnya maka akan ada
kematangan Gonad, didapatkan bahwa ikan Tuna yang ditangkap mencapai fase
II. Pada fase ini, gonad pada ikan berbentuk seperti usus. Warna pada gonad
mulai berwarna putih karena gonad sudah mulai berfungsi namun masih jauh
fase III. Gonad mengisi 2/3 rongga. tubuh.. Pada ikan betina bewarna oranye.
Gonad pada ikan jantan berwarna putih bening. Bentuk telur tampak melalui
dinding ovari. Telur mulai sedikit terlihat. Apabila ditekan dengan tekanan halus
pada perutnya maka akan ada yang menonjol pada lubang pelepasannya.
kuning jantan didominasi oleh ikan TKG I, begitupun dengan ikan betina.
Frekuensi tertinggi ikan jantan TKG I terdapat pada bulan Mei 2017 sebanyak 28
ekor. Meningkatnya TKG dicirikan oleh warna, ukuran, dan bentuk. Pada ikan
jantan dipakai tanda-tanda seperti bentuk testes, besar kecilnya testes dan
warna testes. Sedangkan pada ikan betina didasarkan pada bentuk ovarium,
besar kecilnya ovarium, warna ovarium, halus tidaknya permukan ovarium, serta
selar kuning yang berada pada TKG I memiliki kisaran bobot 15- 47 gr, TKG II
berkisar 20 - 44 gr, TKG III berkisar 21- 45 gr dan pada TKG IV berkisar 34- 48
gr. Adanya kecenderungan semakin tinggi TKG maka kisaran oanjang dan berat
tubuh semakin tinggi. Selain iyu dijumpai pula ikan dengan ukuran kisaran
panjang dan berat yang sama tidak mempunyai TKG yang sama. Hal ini dapat
disebaskan oleh kondisi lingkungan dimana ikan tersebut hidup, ada tidaknya
sendiri dikatakan selanjutnya bahwa perbedaan awal mula suatu individu ikan
mengalami matang gonad disebabkan umur, ukuran dan faktor fisiologi ikan itu
perubahan yang terjadi pada gonad pada setiap kematangan. Diperoleh hasil
IKG sampel ikan Ikan cakalang jantan memiliki nilai IKG berkisar antara
nilai IKG ikan tersebut adalah 0,19%. dan pada ikan Layang berkelamin betina
gonad akan semakin bertambah berat dan bertambah besar mencapai ukuran
maksimum ketika ikan akan memijah dan menurun lagi ketika ikan telah
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑢𝑏𝑢ℎ
𝐼𝐾𝐺 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐺𝑜𝑛𝑎𝑑 𝑥100%
pada saat pertama kali matang gonad. proporsi jumlah stok yang secara
diantaranya adalah ikan-ikan pelagis besar seperti ikan cakalang, tuna, dan lain
lain. Tidak jarang juga nelayan mendapatkan ikan-ikan pelagis kecil seperti ikan
ikan di Sendang Biru pada 8 November 2019, tidak ada pendaratan ikan di TPI.
Jenis ikan hasil tangkapan pancing ulur yang menggunakan umpan ikan
menggunakan umpan ikan tenggiri adalah 6,8 kg (6 ekor). Dari data hasil
menggunakan umpan ikan parang-parang dan ikan tenggiri yaitu ikan kurau
sp), ikan kakap (Lutjanus sp), ikan debuk (Arius Thalassinus), ikan pari (Trygon
sephen) Ikan-ikan yang tertangkap pada penelitian ini adalah jenis ikan karnivor
yang menyukai ikan-ikan yang lebih kecil dari badannya. Matsuoka dalam
dimulai pada saat pancing dioperasikan kemudian berlanjut kepada ikan mulai
4.3.8 Analisa Tingkah Laku Ikan berdasarkan Alat Tangkap yang Digunakan
A. Purse Seine
adalah ikan-ikan pelagis kecil, dimana ikan Layang banyak tertangkap. Ikan
Layang sering ditemukan dalam gerombolan besar karena ikan ini melakukan
Schooling. Maka alat tangkap purse seine lah alat tangkap yang tepat untuk
seine yaitu mengelilingi gerombolan ikan. Purse seine akan dengan mudah
mengelilingi ikan yang schooling. Ikan Layang akan lebih cepat terjerat dan
susah untuk meloloskan diri jika tertangkap oleh alat tangkap purse seine
layang ditangkap dengan menggunakan alat tangkap antara lain bagan, jaring
insang (gillnet), payang, dan pukat cincin (purse seine). ikan layang ini
purse seine sehingga banyak dicari dan ditangkap oleh armada purse seine
sebagai target utama hasil tangkapan (Prihartini, 2004 dalam Dahlan et al., 2015)
B. Pancing ulur
Alat tangkap pancing ulur menggunakan umpan ikan dan kail . Ikan – ikan
predator merupakan target tangkapan alat tangkap ini. Alat tangkap ini dapat
memikat ikan predator karena umpan yang digunakan adalah ikan – ikan rucah
dimana ikan rucah tersebut merupakan makanan dari ikan target. Umpan ini
sangat efektif apabila digunakan untuk menangkap ikan predator seperti Ikan
Cakalang dan Tuna. Cakalang merupakan ikan pelagis besar karnivora yang
biasa dotangkap dengan pacing ulur. Hal ini dapat dilakukan karena Ikan ini
biasa memangsa ikan kecil sebagai makanannya, maka umpan berupa ikan
runcah akan sangat menarik perhatian ikan ini. Ikan Tuna merupakan ikan yang
berenang bersama dengan ikan lain dengan ukurannya sama. Hal ini membuat
ikan Tuna juga ikut tertangkap bersama dengan cakalang karena tertarik pada
umumnya menggunakan alat tangkap pancing tonda, pancing ulur, dan huhate
untuk menangkap ikan tuna. Ketiga jenis pancing tersebut merupakan alat
tangkap yang sangat selektif terhadap ukuran ikan karena ukuran mata pancing
yang digunakan sangat menentukan ukuran ikan yang tertangkap). Namun, alat
tangkap pancing tidak selektif terhadap jenis ikan yang tertangkap. Tingkah laku
ikan tuna yang melakukan schooling dengan ukuran yang sama menyebabkan
(Menard et al., 2000). Hal tersebut menyebabkan baby tuna tertangkap oleh
perikanan tangkap. Dengan mengetahui tingkah laku ikan maka dapat dilakukan
pembuatan rancangan alat tangkap yang efektif dan efisien.Keberadaan ikan pun
dimana tempat ikan memijah. Dengan mengetahui tingkah laku ikan, akan
memperoleh hasil maksmimal juga. Tingkah laku ikan juga dapat menjadi acuan
dalam pembuatan suatu alat tangkap adalah tingkah laku ikan. Pengetahuan
mengenai tingkah laku ikan menjadi penting karena ikan tidak begitu saja mudah
untuk masuk dalam area penangkapan apalagi untuk tertangkap karena dapat
karena itu, bila tingkah laku ikan terhadap alat penangkapan serta hubungannya
dengan berbagai faktor dapat kita ketahui, maka dapat dilakukan cara-cara
tertentu untuk meningkatkan efisiensi dan kegunaan dari alat tangkap tersebut.
tentang tingkah laku ikan juga dapat digunakan untuk melakukan manajemen
terhadap sumberdaya ikan seperti penangkapan ikan untuk jenis dan ukuran
berbagai faktor lain seperti jenis makanannya untuk ikan yang ditangkap dengan
5.1 Kesimpulan
morfometri merupakan tampilan fisik ikan yang dapat diamati dengan kasat
mata. Ikan cakalang memiliki morfologi yang khas yaitu terdapat variasi garis
diperut berjumlah 4-6 bua. Ikan tuna memiliki mmorfologi yang khas yaitu
terdapat sirip pectoral yang Panjang. Dan ikan laying memiliki morfologi yang
pengukuran dengan panjang total terbesar 21.5 cm dengan berat total 131
gram dan ukuran Panjang terkecil adalah 11 cm dengan berat total 27 gram.
pola pertumbuhan dari suatu kelompok ikan. Berdasarkan data yang didapat,
pola pertumbuhan ikan layang yaitu isometric (b=3) yang menandakan bahwa
• Food and feeding habit dari ikan cakalang, tuna, dan layang dapat diketahui
dengan pengamtan secara langsung. Berdasarkan gigi ikan cakalan dan tuna
yaitu canine-like, ikan ini termasuk ikan karnivora yang berarti pemakan
untuk alat tangkap pancing ulur sangatlah berpengaruh dan mudah untuk
menangkap ikan ini. Sedangkan ikan layang tidak memiliki gigi yang
(Katsuwonus pelamis) dapat diketahui bahwa gonad betina berada pada IKG
fase III (5-10%) atau masak akhir, yang berarti ikan belum siap untuk
memijah.
2/3 dari perut ikan tertutup oleh gonad. Pada fase ini gonad pada ikan
dibedakan antara ikan dengan gonad jantan maupun ikan dengan gonad
betina.
tersebut apakah ikan yang menjadi target tangkapan utama mencari makan
pada saat tertentu saja atau tidak. Selain itu, untuk mengetahui pola
5.2 Saran
praktikum alangkah lebih baik bila semua praktikan dating ke lokasi praktikum
dengan kendaraan. Agar lebih efektif, mohon untuk barang bawaan individu
Amanda, Lita. 2014. Evaluasi Kesesuaian Lahan Tambak Untuk Budidaya Udang
Terhadap Hasil Tangkapan Purse Seine di TPI Ujong Baroh, Aceh Barat,
(3):389-395.
Bahtiar, A., A, Barata., D, Novianto. 2015. Taktik Penangkapan Tuna Mata Besar
Indian Ocean Based On Hook Timer And Minilogger Data. J. Lit. Perikan
Indonesia. 19 (47-53).
Bahtiar, A., Barata, A., Dan Nugraha, B. 2014. Kedalaman Renang dan Waktu
Perikanan.
Defandi, F. 2015. Sifat Fisiko kimia Minyak Ikan dari Limbah pengolahan Ikan
Dewi Shela R. 2015. Teknik Pengolahan Ikan Tuna (Thunnus sp.) Beku di PT.
Tridaya Eramina Bahari, Muara Baru Ujung Jakarta Utara. Praktek Kerja
Fadhil, Rahmad., Muchlisin, Zainal., Sari, Widya. Hubungan Panjang - Berat dan
Handayani, S.N. Wisudo, S.H, Iskandar.B.H dan Haluan.J. 2014. Intensitas Kerja
Jatmiko, I., Hety Hartaty, dan Andi Bahtiar. 2015. Biologi Reproduksi Ikan
Karman, A., dkk. 2016. Basis Biologi Cakalang Sebagai Landasan Pengelolaan
KhairunTernate
Kuncoro, E.B dan F.E. Ardi Wiharto. 2009. IKAN AIR LAUT. ENSIKLOPEDIA
Utara.
Laitupa, F.S., Sahril, K., M. Askar Laitupa, Umar Tangke. 2015. PENDUGAAN
Mahiswara. Budiarti, T.W dan Baihaqi. 2013. Karakteristik Teknis Alat Tangkap
Mamuaja Christine F., Yuannita Aida. 2014. Karakteristik Gizi Abon Jantung
Day And The Night In The Sasak Jorong Pasa Lamo Ranah
294
Mulqan, M., dkk. 2017. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila
Faktor Kondisi, dan Faktor Kondisi Relatif Kepiting Pasir (Hippa adactyla)
Eggert, dari Pantai Pulau Rupat. Jurnal Perikanan Dan Keluatan. VoL 21
Ikan Target Perikanan Rawai Tuna Bagian Timur Samudera Hindia. Vol. 5
(2): 119-127
Novianto D., Nugraha B. 2014. Komposisi Hasil Tangkapan Sampingan Dan Ikan
Rikza, C., Asriyanto., T, Yulianto. 2014. Pengaruh Perbedaan Umpan dan Waktu
2 (152-161).
Pertanian Bogor.
Sharfina, M., 2014. Dinamika populasi dan biologi reproduksi ikan selar kuning
IPB. Bogor.
Sudarman. 2015. Perikanan Cakalang Dengan Pancing Pole And Line (Huhate).
Sukendi., Ridwan, M.P, dan Nur, A. 2014. Pematangan Gonad Calon Induk Ikan
25-30.
Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Pada Umpan Dan Stadia Umur Yang
sirip biru selatan (Thunnus maccoyii) Hasil Tangkapan Kapal Rawai Tuna
Syahdan, M. 2018. Kajian Tingkah Laku Ikan Terhadap Alat Tangkap Gill Net.
Umar, Y., Fransine B.M dan Ruddy M. 2019. OTOLIT DAN POLA
– 187.
Yusuf, H.N., Ronny I.W., Budhi H.S.I, dan Deni A.S. 2016. FAKTOR - FAKTOR