Anda di halaman 1dari 47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Semester : XI / 2
Materi :
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan.

A.Kompetensi inti (KI)

1.Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2.Menghargai dan menghayati prilaku jujur,disiplin,tanggung jawab,peduli (toleransi dan gotong


royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3.Memahami pengetahuan (Faktual,konseptual,dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya


tentang ilmu pengetahuan ,teknologi,seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4.Mencoba ,mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan ,mengurai


,merangkai,memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,membaca,menggambar
,dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang /teori.
B.Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapain Kompetensi ( IPK )`

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Komptensi


3.16 Membandingkan isi berbagai 3.16.1 Menguraikan sistematika atau unsur-
resensi untuk menemukan unsur resensi.{menemukan isi resensi dari 3
sistematika sebuah resensi teks resensi }
3.16.2 Menemukan perbedaan dan persamaan}
3.16.3 memahami isi identitas buku yang
diresensi.{menemukan sistematik resensi}
3.16.4 menyusun kembali teks rsensi yang telah
diacak

4.16 Menyusun sebuah resensi 4.16.Menyusun kerangka karangan resensi


dengan memperhatikan hasil dengan memperhatikan hasil perbandingan
perbandingan beberapa teks beberapa teks resensi.
resensi.
4.16. Membuat tanggapan terhadap isi resensi
dari buku yang diresensi.

4.16. Menulis sebuah resensi dengan


memperhatikan aspek-aspek tertentu

C.Tujuan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

1. Peserta didik mampu Menguraikan sistematika atau unsur-unsur resensi


(Diberikan satu buah teks kepada peserta didik,perserta didik menguraikan sistematik atau unsur-
unsur resensi dengan benar dan bertanggungjawab )

2. Peserta didik mampu memahami isi identitas buku yang diresensi.

(Diberikan 1 teks resensi kepada peserta didik, kemudian peserta didik mengungkapkan isi
informasi indentittas yang diresensi.)

3.Peserta didik mampu menentukan perbandingan berbagai isi beberapa resensi.

(Di berikan beberapa teks , kemudian peserta didik menentukan 4 persamaan dan 2 perbedaan
isi dan sistematika resensi dengan baik dan benar )

4. Peserta didik mampu menanggapi isi resensi dari buku yang diresesensi.

(Diberikan 2 teks resensi kepada peserta didik,peserta didik kemudian menanggapi isi dari
resensi buku tersebut.)

Pertemuan Kedua

1.Peserta didik mampu Menulis sebuah resensi dengan memperhatikan aspek-aspek tertentu.

( Diberikan satu buku kepada peserta didik,kemudian peserta didik menghasilkan sebuah resensi
dengan memperhatikan aspek-aspek tertentu dengan benar )

3. Peserta didik mampu membuat kerangka karangan untuk meresensi.

(Diberikan 1 buku kepada peserta didik,kemudian peserta didik membuat kerangka karangan
resensi)

D.Materi Pembelajaran
Materi Fakta
a. Teks resensi Sang pemimpi
b. Teks resensi Perahu Kertas
c. Teks resensi
d. Teks Resensi
Materi Konseptual
a. unsur-unsur ressensi
b. Sistematika resensi

Materi Prosedural
a. Langkah-langkah meresensi

D.Metode pembelajaran
1.Pendekatan : Saintifik
2.Model Pembelajaran : Discovery Learning
3.Metode : Kooperatif learning skrip

E.Media,Alat,Bahan Pembelajaran
1.Media
1.1 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik )
1.2 PPT ( Power Point
3.Buku paket

2.Alat/Bahan
2.1 Spidol,papan tulis
2.2 Laptop, Infokus

F.Sumber Belajar

1. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Pelajaran pada Kurikulum 2013

2.Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013
3.kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas XI. Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

4.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas XI. Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

G.Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan Pembelajaran Aktivitas Mahasiswa Waktu


Pendahuluan 1.Guru dan peserta didik 10 menit
berdoa bersama dan
mengucapkan salam.

2.Guru memeriksa kehadiran


peserta didik sebagai sikap
disiplin
3.Guru menyiapkan fisik dan
psikis peserta didik untuk
mengawali kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini
guru mengarahkan siswa
untuk merapihkan tempat
duduk.

4.Guru dan siswa mengulas


materi sebelumnya dan
mengaitkannya dengan materi
selanjutnya.

5.Guru mengaitkan
materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman
peserta didik.

6.Siswa diberi kesempatan


utuk mengajukan pertanyaan
yang ada kaitannya dengan
pelajaran yang akan
dilakukan.
7.Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung.

8.Guru memberikan gambaran


tentang manfaat mempelajari
materi yang akan dipelajari.

9.Guru memberitahukan
materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan yang
berlangsung.
10. Guru menyampaikan
petunjuk kegiatan yang akan
dilakukan.
Inti 1.Peserta didik diberi motivasi
atau rangsangan untuk
Stimulation (Stimulus) memusatkan perhatian pada
topik materi .
2.Peserta didik membaca dua
buah teks resensi yang
berjudul “Perahu Kertas” dan
“Laskar Pelangi”
Problem Statement 3.Guru memberikan
(Identifikasi Masalah) kesempatan pada peserta didik
untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan
yang berkaitan mengenai
resensi yang telah disajikan.

DataCollecting
(Mengumpulkan data) 4.Peserta didik mengumpulkan
informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang
telah diidentifikasi

Data Processing (Mengolah 5. Siwa Secara berpasangan


data) dibimbing guru siswa untuk
mendiskusikan sistematik
/unsur-unsur yang ada pada
resensi yang telah disediakan
oleh guru.

6.Guru mengarahkan siswa


yang berpasangan tadi untuk
salingmencoba mendiskusikan
hal-hal apa yang diuraikan
pada setiap unsur-unsur
penting dalam teks resensi
tersebut.

7.Peserta didik yang


berpasangan tadi menentukan
persamaan dan perbedaan isi
resensi dari teks yang
diberikan oleh guru .

8.Setelah itu,Peserta didik


menyimpulkan isi identitas
teks resensi .

9. Peserta didik saling


bertukar pendapat mengaenai
hasil yang telah mereka dapat.
Antara peserta didik atau
antara kelompok peserta didik
lain.

Verification 10. Peserta didik


(Memverivikasi) mendiskusikan hasil
pengamatannya dan
memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-
data atau teori

11. Peserta didik


menyampaikan hasil diskusi .
Guru menjadi fasilitator dan
memberikan apresiasi nilai
kepada peserta
didik/kelompok yang
kinerjanya baik. Guru
menambahkan jika ada
kekurangan pada kesimpulan
yang disampaikan oleh peserta
didik.

Generalization 12. Peserta didik Bertanya


(Menyimpulkan) tentang hal yang belum
dipahami, atau guru
melemparkan beberapa
pertanyaan kepada Peserta
didik lainnya.

13. Setelah semua Peserta


didik mengerjakan tugasnya,
guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan hasil
diskusi

Penutup
1.Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.

2.Guru dan peserta didik


melakukan refleksi terkait
pembelajaran yang telah
dilakukan.

3. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

3.Guru dan murid menutup


pertemuan dengan berdoa
bersama dan memberi salam

Pertemuan Kedua

Kegiatan Pembelajaran Aktivitas Peserta didik Waktu


Pendahuluan 1.Guru dan peserta didik berdoa
bersama dan mengucapkan salam.

2.Guru memeriksa kehadiran


peserta didik sebagai sikap disiplin
3.Guru menyiapkan fisik dan psikis
peserta didik untuk mengawali
kegiatan pembelajaran. Dalam hal
ini guru mengarahkan siswa untuk
merapihkan tempat duduk.

4.Guru dan siswa mengulas materi


sebelumnya dan mengaitkannya
dengan materi selanjutnya.

5.Guru mengaitkan
materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik.

6.Siswa diberi kesempatan utuk


mengajukan pertanyaan yang ada
kaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
7.Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.

8.Guru memberikan gambaran


tentang manfaat mempelajari
materi yang akan dipelajari.

9.Guru memberitahukan materi


pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan yang berlangsung.
10. Guru menyampaikan petunjuk
kegiatan yang akan dilakukan.
Inti
Stimulation (Stimulus) 1.Peserta didik diberi motivasi atau
rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik materi .
2.Peserta didik membaca dua buah
teks resensi yang berjudul “Perahu
kertas dan Legenda
Petualangan Bocah di Zaman
Jepang”

3.Guru memberikan
kesempatan pada peserta didik
Problem Statement untuk mengidentifikasi sebanyak
(Identifikasi Masalah) mungkin pertanyaan yang berkaitan
mengenai resensi yang telah
disajikan.
4.Peserta didik mengumpulkan
informasi yang relevan untuk
DataCollecting menjawab pertanyan yang telah
(Mengumpulkan data) diidentifikasi.

5. Peserta didik membaca kembali


buku yang telah diberikan.

6.peserta didik menyusun kerangka


karangan resensi sebagai
perencanaan untuk menulis resensi.
Data Processing
(Mengolah data) 7.Peserta didik menulis sebuah
resensi dengan baik dan benar.

8.Peserta didik menyampaikan


kerangka karangan resensi . Guru
menjadi fasilitator dan memberikan
apresiasi nilai kepada peserta
didik/kelompok yang kinerjanya
baik. Guru menambahkan jika ada
Verification kekurangan pada hasil resensi yang
(Memverivikasi) disampaikan oleh peserta didik
9. Peserta didik Bertanya tentang
hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada Peserta didik
lainnya.
10. Setelah semua Peserta didik
Generalization mengerjakan tugasnya, guru
(Menyimpulkan) membimbing siswa untuk
menyimpulkan hasil yang
disampaikan peserta didik.

Penutup Penutup
1.Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.

2.Guru dan peserta didik


melakukan refleksi terkait
pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Guru menyampaikan rencana


pembelajaran pada pertemuan
berikutnya

3.Guru dan murid menutup


pertemuan dengan berdoa bersama
dan memberi salam
I.Penilaian, Pembelajaran Remedial dan PengayaanPenilaian

1. Teknik penialain
a. Sikap spiritual dan sosial
 Jenis/ teknik penilaian : Observasi
 Bentuk instrumen : Lembar observasi

No Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen Pelaksanaan
Observasi Lembar Lihat lampiran 01 Saat Penilaian
observasi pembelajaran untuk
berlangsung pencapaian
pembelajaran

b. Sikap sosial
 Jenis/teknik penilaian : Observasi
 Bentuk instrumen : Lembar Observasi

No Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen Pelaksanaan
Observasi Lembar Lihat lampiran 02 Saat Penilaian
observasi pembelajaran untuk
berlangsung pencapaian
pembelajaran
c. Pengetahuan
 Teknik penilaian : Tes tulis
 Bentuk instrumen : Uraian Non Objektif (UNO)

No Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen Pelaksanaan
Penugasan Pertanyaan Lihat lampiran 03 Saat Penilaian
dan/atau tugas pembelajaran untuk
tertulis berlangsung pencapaian
berbentuk esai . pembelajaran

d. Keterampilan
 Teknik Penilaian : Tes Praktik
 Bentuk Instrumen : Membuat resensi

No Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen Pelaksanaan
Tes praktik Tugas membuat Lihat lampiran 06 Setelah Penilaian
resensi pembelajaran untuk
usai pencapaian
pembelajaran
dalam materi
resensi.

2. Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
3. Pembelajaran pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi
kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman materi (kompetensi)
antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi,
meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber.

INSTRUMEN EVALUASI

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.16 Membandingkan isi berbagai resensi
untuk menemukan sistematika sebuah 3.16.2 memahami isi identitas buku yang
resensi diresensi.

4.16
Menyusun sebuah resensi dengan
memperhatikan hasil perbandingan
beberapa teks resensi.
KISI – KISI SOAL

Tugas Bacalah teks resensi di bawah ini dengan saksama!

Sumber: www.ecs12.tokopedia.net

Gambar 7.3 Kover buku Bermain Gitar

Judul buku : Teknik Bermain Gitar


Penulis : Famoya
Penerbit : Terbit TerangSurabaya
Kota Penerbit : Surabaya
Tahun Terbit : 1999
Jumlah Halaman : 80
Gitar merupakan sebuah alat musik yang sangat populer dengan “Gitaris” sebagai sebutan
untuk pemain gitar. Getar nurani menjadi seorang gitaris muncul alami yang menciptakan
kreasi meluap tidak kenal waktu, yang mungkin sejenis akademi hanya sebatas formalitas
belaka. Akan tetapi, nurani darah seni lebih memotivasi yang dicita-citakan.

Gitar adalah alat musik yang menghasilkan melodi indah dengan cara memetik senarnya.
Bentuk gitar memengaruhi baik dan tidaknya suara gitar. Dalam bermain gitar tidak hanya
berpedoman teori nada minor dan mayor, melainkan dengan ketajaman perasaan dan mengatur
senar gitar.

Selain itu untuk menghasilkan melodi yang indah tidak bisa asal petik, tetapi menggunakan
nada dasar dan menentukan kunci nada. Kunci nada dalam sebuah lagu harus sesuai dengan
kemampuan suara penyanyi. Dengan demikian, lantunan lagu dapat dinikmati dengan indah.
Teknik Seni Bermain Gitar ini merupakan buku yang menarik. Itu terletak pada bab Body
Setelah kamu membaca teks resensi di atas, lakukanlah analisis isi resensi berdasarkan format
tabel berikut!

NO Unsur/Sistematika Resensi jawaban Tangapan isi resensi


1 Judul resensi
2 Identititas resensi
3 Pendahuluan
4 Isi resensi
5 keunggulan buku
6 Kekurangan buku
7 penutup

Jawaban

NO Unsur/Sistematika Resensi jawaban Tangapan isi resensi


1 Judul resensi Teknik Bermain Gitar.
2 Identititas resensi a. Penulis: Judul cukup menarik.
Famoya Buku ini sangat baik
b. Penerbit: untuk pembaca yang
Terbit Terang Surabaya ingin
c. Kota Penerbit: menguasai alat musik
Surabaya yaitu
d. Tahun terbit: gitar
1999
e. Jumlah halaman:
80 halaman
3 Pendahuluan Gitar merupakan sebuah alat
musik yang sangat populer
dengan “Gitaris” sebagai
sebutan untuk pemain gitar.
Getar nurani menjadi seorang
gitaris muncul alami yang
menciptakan kreasi meluap tak
kenal waktu
4 Isi resensi Buku ini menyajikan bahasan
tentang bagaimana teknik
bermain gitar. Gitar adalah
alat musik yang menghasilkan
melodi indah dengan cara
memetik senarnya. Bentuk
gitar
memengaruhi baik tidaknya
suara gitar. Dalam bermain
gitar tidak hanya berpedoman
teori nada minor dan mayor,
melainkan dengan ketajaman
perasaan dan mengatur senar
gitar.
5 keunggulan buku Buku ini menyajikan teknik
bermain alat musik yaitu gitar
untuk semua kalangan tidak
terbatas pada usia pembaca
6 Kekurangan buku Tidak ada kekurangan dalam
buku ini.
7 penutup Teknik Bermain Gitar
merupakan buku yang
menarik.
Salah satunya pada bab Body
Gitar yang menjelaskan cara
memilih gitar dan kunci nada
yang memberikan sugesti
bahwa tanpa melihat nada
tertentu, mendengar suaranya
saja akan mampu membedakan
jenis nada.

Tugas

2. Bacalah dengan saksama dua teks resensi berikut!

Judul : Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang

Pengarang : Andrias Harefa

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2002

Halaman : i-xi + 103 halaman


Aktivitas menulis sering kali dikaitkan dengan bakat seseorang. Padahal, tidak
selamanya bakat dapat membuat aktivitas tulis-menulis menjadi selancar dan semudah
yang kita bayangkan. Berulang kali para pakar menyatakan bahwa menulis merupakan
pelajaran dasar yang sudah kita dapatkan semenjak duduk di bangku sekolah dasar
bahkan di taman kanak-kanak. Dengan kata lain, mengarang adalah keterampilan
sekolah dasar. Namun, sering kali ketika kita hendak menuangkan ide-ide kita dalam
bentuk tulisan, sesuatu yang bernama “bakat” selalu menjadi semacam “kambing hitam”
yang harus siap dipersalahkan. Mengarang bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun,
juga bukan merupakan hal yang sulit jika ada komitmen, janji pada diri sendiri tentu
saja, jika komitmen itu diniati untuk benar-benar ditepati. Komitmen, inilah satu lagi
kata kunci agar proses menulis dan mengarang menjadi mudah. Komitmen tersebut
adalah janji pada diri sendiri bahwa saya akan menjadi penulis. Jadi, menulis itu bukan
perlu bakat, sebab bakat tidak lebih dari “minat dan ambisi yang terus-menerus
berkembang”. Jadi, jika “bakat” bermakna demikian, segala sesuatu memerlukan bakat,
tidak hanya dalam soal tulis-menulis. Masalahnya kemudian, bagaimana agar ambisi
tersebut terus dipelihara sampai waktu yang lama? Jawabnya, “komitmen pada diri
sendiri.

Teks 2

Judul : Istanbul (Kenangan Sebuah Kota)

Penulis : Orhan Pamuk

Penerjemah : Rahmani Astuti

Penerbit : Serambi
Tahun terbit : 2015

Tebal : 561

Istanbul atau dulunya dikenal dengan nama Byzantium merupakan kota yang paling penting
dalam sejarah. Kota ini menjadi ibu kota dari empat kekaisaran, yaitu Kekaisaran Romawi,
Kekaisaran Romawi Timur, Kekaisaran Latin dan terakhir Kekaisaran Utsmaniyah. Penyebaran
agama Kristen mengalami kemajuan pada masa Kekaisaran Romawi dan Romawi Timur
sebelum Utsmaniyah menakhlukkannya pada tahun 1453 di bawah kepemimpinan Mehmed II
(Muhammad Al-Fatih) yang mengubahnya menjadi pertahanan Islam sekaligus ibu kota
kekhalifahan terakhir.

Kesultanan Utsmaniyah berakhir pada tahun 1922. Istanbul beralih menjadi Republik Turki
pada tahun 1923. Namun tak banyak kemajuan yang terjadi pada periode ini. Kota yang
dahulunya pernah menjadi rebutan karena kekayaan dan posisinya yang strategis mendadak
diabaikan setelah Kesultanan Utsmani jatuh. Sebaliknya, kota ini menjadi lebih miskin, kumuh,
dan terasing. Kegemilangan kota ini perlahan memudar. Rakyat hidup dalam kemiskinan dan
penderitaan akan kenangan kejayaan masa lalu.“Seakan-akan begitu kami aman berada di rumah
kami, kamar tidur kami, ranjang kami, maka kami dapat kembali pada mimpimimpi tentang
kekayaan kami yang telah lama hilang, tentang masa lalu kami yang legendaris.” (halaman 50).

Sebesar apa pun hasrat untuk meniru Barat dan menjalankan modernisasi, tampaknya
keinginan yang lebih mendesak adalah terlepas dari seluruh kenangan pahit dari kesultanan yang
jatuh: lebih menyerupai tindakan seorang pria yang diputus cinta membuang seluruh pakaian,
barang-barang, dan foto-foto bekas kekasihnya. Namun, karena tidak ada sesuatu pun, baik dari
Barat maupun dari tanah air sendiri, yang bisa digunakan untuk mengisi kekosongan itu,
dorongan kuat untuk berkiblat ke Barat sebagian besar merupakan usaha untuk menghapus masa
lalu; pengaruhnya pada kebudayaan bersifat mereduksi dan membuat kerdil, mendorong
keluargakeluarga seperti keluargaku yang, meskipun senang melihat kemajuan Republik,
melengkapi perabot rumah mereka layaknya museum. Sesuatu yang di kemudian hari aku
ketahui sebagai misteri dan kemurungan yang mewabah, kurasakan pada masa kanak-kanakku
sebagai kebosanan, dan kemuraman, rasa jemu mematikan, yang kuhubungkan dengan musik
“alaturka” yang membuat nenekku tergerak untuk mengetuk-ngetukkan kakinya yang bersandal:
aku melarikan diri dari situasi ini dengan membangun mimpi” (halaman 43).
Setelah membaca kedua cuplikan resensi buku di atas, kemukakanlah karakteristik resensi
berdasarkan isi resensi dengan mengikuti format berikut..

ISI RESENSI TANGGAPAN /KOMENTAR


Teks 1 Teks 2

Jawaban :

ISI RESENSI TANGGAPAN /KOMENTAR


Teks 1 Teks 2
Identitas Buku: Identitias Buku:
a. Judul: Agar a. Judul: Istanbul Kedua buku memiliki keunggulan dan
Gampang Menulis- (Kenangan Sebuah kekurangan masing-masing. Teks pertama
Mengarang Bisa Kota) merupakan buku nonfksi, sedangkan teks
Gampang. b. Penulis: Orhan kedua merupakan buku fksi berupa novel
b. Penulis: Andrias Pamuk sejarah.
Harefa c. Penerbit: Serambi
c. Penerbit: PT. d. Tahun Terbit: 2015
Gramedia e. Jumlah halaman:
d. Tahun terbit: 561
2002
e. Jumlah halaman:
103 halaman
Isi Resensi: Buku Isi Resensi Buku ini
ini menyajikan menyajikan tentang
sejumlah teknik sejarah sebuah kota
bagi siapapun yang yang penuh dengan
menyukai dunia segala kenangan yang
tulis-menulis atau ada di dalamnya.
mengarang. Pada Istanbul dikenal
umumnya, menulis dengan nama
adalah keterampilan Byzantium merupakan
yang harus dikuasai kota yang paling
oleh siapapun penting dalam sejarah.
terutama yang Kota ini menjadi ibu
berprofesi di bidang kota dari empat
akademik. Aktivitas kekaisaran, yaitu
menulis sering Kekaisaran Romawi,
dihubungkan Kekaisaran Romawi
dengan bakat Timur, Kekaisaran
seseorang. Padahal, Latin, dan Kekaisaran
tidak selamanya Utsmaniyah
bakat dapat
membuat aktivitas
tulismenulis
menjadi selancar
dan semudah yang
kita bayangkan.
Buku ini hadir
sebagai bagian dari
teknik
mempermudah
dalam melakukan
aktivitas
tulismenulis.
Keunggulan Buku: Keunggulan Buku:
Buku ini wajib Buku ini tersaji cukup
dimiliki oleh baik, banyak sejarah
siapapun terutama tersembunyi yang akan
para pelajar yang diketahui oleh
ingin mengasah pembaca.
kemampuan
menulisnya. Isi
bacaan yang
disajikan mudah
dipahami dan
disertai teknik-
teknik dalam
aktivitas menulis.
Kekurangan Buku: Kekurangan Buku:
Penggunaan jenis Pemberian ilustrasi
huruf kurang berupa
nyaman untuk gambar/karikatur
dibaca dalam waktu diperbanyak
yang lama disesuaikan dengan
setiap deskrips
Penutup: Menulis Penutup: Istanbul
atau mengarang beralih menjadi
bukanlah pekerjaan Republik Turki pada
yang mudah. tahun 1923. Tidak
Membutuhkan banyak kemajuan yang
keterampilan terjadi pada periode
dengan pelatihan itu. Kota yang
yang rutin ditunjang dahulunya pernah
dengan pengetahuan menjadi rebutan karena
tentang teknik atau kekayaan dan
strategi kepenulisan. posisinya yang
Komitmen untuk strategis mendadak
terus berlatih secara diabaikan setelah
rutin merupakan Kesultanan Utsmani
kunci kesuksesan jatuh
dalam aktivitas
menulis.

3. Bacalah dengan saksama cuplikan novel di bawah ini!

Judul : Perahu Kertas Penulis : Dee (Dewi Lestari)


Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Februari, 2010
Jumlah Halaman : 444 halaman

Kugy dan Keenan. Dua manusia yang dapat diibaratkan seperti bumi dan langit.
Kugy memiliki penampilan berantakan namun ia memiliki imajinasi yang tinggi,
sedangkan Keenan merupakan sosok yang cerdas dan pelukis hebat nan artistik.
Saat keduanya bertemu, keduanya menjadi semakin dekat. Namun, apa daya?
Kugy telah memiliki seorang cowok yang tidak mudah ia tinggalkan. Dalam hati
Keenan, terbersit rasa cinta itu tetapi ia juga berusaha untuk menampiknya.

Wanda dan Keenan seperti sosok yang senasib. Keduanya berbakat menjadi
pelukis namun kedua orang tua mereka jugalah yang tidak setuju karena orang
tua mereka berpendapat bahwa lukisan tidak bisa menghasilkan uang untuk
hidup. Karena merasa senasib, hubungan keduanya semakin dekat. Namun, saat
Kugy melihat hal itu, ia seperti cemburu namun ia juga berusaha untuk
menampiknya. Toh, dia juga sudah punya cowok. Entah apa yang ada dibenak
Wanda hingga ia mau melakukan apa saja demi menunjukkan rasa cintanya pada
Keenan. Ia memang berhasil! Ia memang berhasil membuat Keenan menjadi
Saat mendengar bahwa Wanda dan Keenan sudah menjadi sepasang kekasih,
Kugy seakan ditombak peluru tepat pada dadanya. Kugy tidak tahu apa yang ia
rasakan. Kugy bingung dengan perasaannya sendiri. Di satu sisi, ia memiliki Ojos
kekasihnya, namun di satu sisi ia merasa ada perasaan spesial terhadap Keenan.

Ojos mulai merasakan perubahan sikap pada Kugy. Ia merasa Kugy sudah
tidak peduli lagi padanya. Hingga akhirnya, hubungan mereka kandas. Sementara
itu, hubungan Wanda dan Keenan juga jauh dari kata harmonis. Wanda berpikir,
Keenan tidak sepenuhnya mencintainya hingga mereka berdua menghadapi konfik
besar dan akhirnya mereka kandas juga.

Saat dua pasang kekasih itu tidak lagi menjalin cinta, Kugy memutuskan
untuk mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya guna menyibukkan diri.
Alhasil, ia bisa lulus lebih cepat tapi tetap dengan nilai yang memuaskan A+.
Sementara itu, Keenan malah memutuskan untuk hidup sendiri jauh dari
keluarganya yakni di Ubud, Bali. Ia mengambil keputusan besar untuk hidup
sendiri dan dengan uang hasil keringatnya sendiri melalui melukis. Awal pahit
sempat ia kecap namun tak lama karena kurang lebih satu tahun kemudian, ia bisa
dibilang telah sukses menjalankan usaha melukisnya.

Setelah lulus, Kugy langsung mendapatkan pekerjaan dan parahnya lagi ia


juga mendapatkan pacar baru, yakni atasannya dia sendiri “Pak Remi” namanya.
Keenan juga tidak mau kalah! Ia menemukan pengganti Wanda, “Luhde”. Saat
usaha lukis Keenan semakin sukses serta hubungan cintanya dengan Luhde sedang
manismanisnya, Keenan terpaksa harus kembali ke Jakarta karena mendapat kabar
bahwa ayahnya terkena penyakit stroke.

Sementara itu, Kugy yang telah mendapatkan pekerjaan yang nyaman


memilih untuk mengundurkan diri karena ia merasa pekerjaan yang dilakukannya
Setelah bukan
selesaijiwanya.
membaca, lakukanlah
Walaupun resensi
Keenan berdasarkan
melakukan sistematika
hubungan jarakdan unsur-unsur
jauh resensi!
dengan Luhde
dan Kugy tidak bisa selalu bertemu tiap hari dengan Remi, hubungan cinta mereka
baik-baik saja. Mereka merasa telah menemukan cinta masing-masing. Namun,
hal tersebut tidak bertahan lama. Luhde merasa hati Keenan tidak sepenuhnya
untuk dirinya dan Remi-pun juga merasa seperti itu. Pada akhirnya, lukisan dan
dongeng itu bersatu serta hati dan impian mereka bertemu.
BAHAN AJAR RESENSI

TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Peserta didik mampu Menguraikan sistematika atau unsur-unsur resensi

2. Peserta didik mampu memahami isi identitas buku yang diresensi.

3.Peserta didik mampu menentukan perbandingan berbagai isi beberapa resensi.

4. Peserta didik mampu menanggapi isi resensi dari buku yang diresesensi.

5. Peserta didik mampu membuat kerangka karangan untuk meresensi.

6.Peserta didik mampu Menulis sebuah resensi dengan memperhatikan aspek-


aspek tertentu.
Pengertian Teks Resensi

Beberapa teks yang dicontohkan di atas adalah contoh teks resensi. Coba perhatikan secara
cermat, amatilah, dan diskusikanlah teks tersebut. Selanjutnya rumuskan pengertian resensi.

Resensi berasal dari Bahasa Latin yaitu revidere atau recensie (Belanda) yang artinya adalah
menimbang, melihat kembali, atau menilai.

Dalam KBBI, resensi adalah ulasan dari sebuah buku. Jadi resensi merupakan ulasan
singkat/tulisan mengenai isi suatu buku, novel, majalah, drama ataupun film yang biasanya
disiarkan oleh media-media sosial. Orang yang melakukan resensi disebut peresensi. Orang yang
melakukan resensi harus objektif.

Tujuan meresensi buku antara lain mengajak para pembaca untuk berdiskusi lebih lanjut
tentang masalah yang diangkat dalam buku, memberikan pemahaman dan informasi terhadap
buku, memberikan pertimbangan kepada pembaca, dan memberikan jawaban /informasi atas
pertanyaan yang sering dilontarkan pembaca terhadap buku. Berikut adalah ciri-ciri teks resensi.

Ciri-ciri Teks Resensi

1. Fungsi

Beberapa manfaat resensi buku atau novel adalah:

a. Sebagai bahan pertimbangan dan memberikan gambaran secara umum kepada pembaca
tentang suatu karya dan untuk mempengaruhi mereka atas karya tersebut.
b. Merupakan sarana atau media promosi buku agar dikenal masyarakat.

2. Struktur

a. Judul resensi

b. Identitas buku, meliputi: judul buku, nama pengarang, nama penerbit, ketebalan buku,
tahun terbit, dan nomor edisi.

c. Pendahuluan , berisi latar belakang pengarang, keahlian, sikap-sikap, dan karya-karya


yang dihasilkan olehnya. Biasanya kita bisa menemukan informasi mengenai pengarang
pada bagian awal atau akhir pada buku.
d. Inti/isi resensi, berisi ulasan utama tentang buku/novel.

e. Keunggulan , berisi ulasan tentang kelebihan buku.

f. Kekurangan, berisi ulasan yang berkaitan dengan kelemahan-kelemahan buku.

g. Penutup, berisi simpulan/pandangan penulis atas buku atau novel.


Gambar Struktur Teks Resensi

Unsur Resensi
Unsur-unsur dalam resensi meliputi :

1. Judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak
harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah penulisan resensi selesai. Yang
perlu di ingat, judul resensi harus selaras dengan keseluruhan isi resensi.

2. Data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:

1. Judul buku (jika buku itu termasuk buku hasil terjemahan, judul aslinya juga harus
ditulis)
2. Pengarang (jika ada, tulis juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera
dalam buku)
3. Penerbit
4. Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa)
5. Tebal buku (berapa halaman)
6. Harga buku (jika diperlukan)

 Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini.

1. Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa
yang diperoleh.
2. Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri
maupun pengarang lain.
3. Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
4. Memaparkan keunikan buku.
5. Merumuskan tema buku.
6. Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku.
7. Mengungkapkan kesan terhadap buku.
8. Memperkenalkan penerbit.
9. Tubuh atau isi pertanyaan resensi buku

 Tubuh atau isi


pertanyaan resensi buku biasanya memuat hal-hal dibawah ini :

1. Sinopsis atau isi buku secara benar dan kronolois.


2. Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya.
3. Keunggulan buku.
4. Kelemahan buku.
5. Rumusan kerangka buku.
6. Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit).
7. Kesalahan cetak (jika ada)

 Penutup resensi
Bagian penutup, biasanya berisi saran atau pertanyaan bahwa buku itu penting untuk siapa dan
mengapa.

Sistematika Struktur resensi


biasanya mengikuti pola berikut :

1. Judul resensi
Judul resensi ini harus menarik pembaca

2. Perwajahan (jati diri buku) meliputi :

 Judul buku
 Nama pengarang/penulis
 Nama penerbit dan tahun terbit
 Jumlah halaman
 Jenis huruf
 Halaman sampul (cover)
 Harga buku (boleh dicantumkan boleh tidak)

Pembukaan, merupakan alinea pembuka. Meliputi :

 Uraian, deskripsi, rangkuman, yang menjelaskan isi buku secara umum


 Kutipan bagian yang memperjelas isi buku
 Kaitannya dengan konteks situasi yang sedang hangat di masyarakat
 Bersifat pemancing untuk menarik perhatian pembaca

Pembahasan, berisi komentar, ulasan, analisis kritis, dan penilaian terhadap isi buku. Inilah
esensi dari suatu resensi, yakni si peresensi mengomentari atau menilai suatu buku dari berbagai
aspek yaitu aspek luar dan aspek isi, meliputi :

 Analisis terhadap isi buku disertai alasan dan bukti yang ada dalam isi buku
 Analisis kekuatan dan kelemahan (bila ada) isi buku yang diresensi pembandingan
dengan sumber-sumber yang berbeda
 Gagasan-gagasan penulis mengenai isi buku

 Penutup, meliputi penilaian penulis resensi mengenai perlu tidaknya pembaca resensi
membaca atau memiliki buku tersebut. Kalimat penutup ini lebih mempresentasikan
rekomendasi untuk para pembaca, meskipun kadang-kadang tidak dinyatakan secara
rinci.
 Identitas peresensi, sering juga dicantumkan dibagian akhir resensi guna menunjukkan
otoritas peresensinya.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat resensi sebuah buku.

1. Melakukan penjajakan atau pengenalan buku yang diresensi, meliputi:

Tema buku yang diresensi, serta deskripsi buku.


Siapa penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab
dan halaman), format hingga harga.
Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan presentasi buku atau
karya apa saja yang ditulis sampai alasan mengapa ia menulis buku itu.
Penggolongan / bidang kajian buku itu: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi,
sosiologi, filsafat, bahasa, sastra, atau lainnya.

2. Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh, cermat, dan teliti. Peta permasalahan
dalam buku itu perlu dipahami dengan tepat dan akurat.

3. Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus dan menentukan bagian-
bagian yang akan dikutip sebagai data acuan.

4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.

5. Menentukan sikap atau penilaian terhadap hal-hal berikut ini:

 Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antar bagian satu dengan
lainnya, bagaimana sistematika, dan dinamikanya.

 Isi pernyataan; bagaimana bobot idenya, seberapa kuat analisanya, bagaimana


kelengkapan penyajian datanya, dan bagaimana kreativitas pemikirannya.

 Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, bagaimana penggunaan


kalimat dan ketepatan pilihan kata di dalamnya, terutama untuk buku-buku ilmiah.

 Aspek teknis; bagaimana tata letak, bagaimana tata wajah, bagaimana kerapian dan
kebersihan, dan kualitas cetakannya (apakah ada banyak salah cetak).

 Sebelum melakukan penilaian, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam
garis besar (outline) dari resensi itu. Outline ini akan sangat membantu kita ketika menulis.

6. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar- dasar dan kriteria-kriteria
yang telah kita tentukan sebelumnya.

Hal-Hal Penting yang Diperhatikan dalam Meresensi Buku

Materi ini akan berfokus membahas mengenai meresensi buku, sesuai dengan kompetensi
dasar yang ada perlu didapatkan oleh teman-teman kelas X. Dalam meresensi buku ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.

1. Jenis Buku

Pemilihan jenis buku sangatlah penting. Jenis buku yang bagus dirensensi akan
menghadirkan resensi yang bagus pula. Pemilihan jenis buku ini dapat ditentukan dari
penulis, penerbit, dan tema yang disajikan dalam buku tersebut memiliki dampak
terhadap masyarakat.

2. Pemilihan Tahun Terbit Buku

Resensi yang dapat menembus media biasanya adalah resensi dengan mengulas buku
yang terbit tidak lebih dari enam bulan atau buku baru. Sehingga, sangat penting
pemilihan tahun terbit buku ketika menulis resensi untuk media dan lomba. Namun, jika
tidak memiliki tujuan dikirim ke media, sah-sah saja merensi buku terbitan tahun
berapa pun, yang terpenting buku itu layak untuk diresensi.

3. Memberikan Tanda pada Bagian Penting Buku

Ketika membaca buku, pastikan memegang pensil untuk memberi tanda bagian-bagian
penting dalam buku. Bagian penting tersebut dapat berupa dialog maupun narasi yang
perlu untuk dikomentari. Nah, bagian-bagian penting ini nantinya dapat dimasukan
dalam resensi dan diberikan komentar.

4. Panjang Tulisan Resensi

Sebenarnya tidak ada patokan pendek dan panjangnya sebuah resensi. Namun jika
dikirim ke media masa, biasanya minimal berjumlah 3000 sampai 7500 karakter.

5. Scan Cover atau Mencari Cover Buku

Cover buku merupakan identitas yang harus dilampirkan pada tulisan resensi kita nanti.
Sehingga, kamu bisa menscan maupun mencari cover buku tersebut di internet.

6. Unsur-Usur Pembangun Resensi

Seperti karya lain, resensi juga memiliki unsur-unsur pembangun. Unsur-unsur tersebut
terdiri dari judul resensi, judul buku, penulis/pengarang, penerbit, tahun terbit/cetakan,
tebal/jumlah halaman, harga, dan isi rensesi (berupa pendahuluan, pembahasan, dan
penutup).

7. Perlihatkan Kekurangan dan Kelebihan Buku

Sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca, resensi harus mampu menilai isi buku, baik
dari kelebihan dan kekurangannya.
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Komptensi
3.16 Membandingkan isi berbagai
resensi untuk menemukan 3.16.1 Menguraikan sistematika atau unsur-
sistematika sebuah resensi unsur resensi.
3.16.2 memahami isi identitas buku yang
diresensi.
3.16.3 Menentukan perbandingan berbagai isi
resensi.
3.16.4 Menanggapi isi resensi dari buku yang
diresensi.

4.16 Menyusun sebuah resensi


dengan memperhatikan hasil 4.16.Menyusun kerangka karangan resensi
perbandingan beberapa teks dengan memperhatikan hasil perbandingan
resensi. beberapa teks resensi.

4.16.2 Menghasilkan sebuah resensi dengan


memperhatikan aspek-aspek tertentu

Media,Alat,Bahan Pembelajaran

1.Media

1.1 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik )


1.2 PPT ( Power Point), Video

3.Buku paket

Media Teks Resenssi

1.Perahu Kertas

Judul : Perahu Kertas Penulis : Dee (Dewi Lestari)


Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Februari, 2010
Jumlah Halaman : 444 halaman

Kugy dan Keenan. Dua manusia yang dapat diibaratkan seperti bumi dan langit.
Kugy memiliki penampilan berantakan namun ia memiliki imajinasi yang tinggi,
sedangkan Keenan merupakan sosok yang cerdas dan pelukis hebat nan artistik.
Saat keduanya bertemu, keduanya menjadi semakin dekat. Namun, apa daya?
Kugy telah memiliki seorang cowok yang tidak mudah ia tinggalkan. Dalam hati
Keenan, terbersit rasa cinta itu tetapi ia juga berusaha untuk menampiknya.

Wanda dan Keenan seperti sosok yang senasib. Keduanya berbakat menjadi
pelukis namun kedua orang tua mereka jugalah yang tidak setuju karena orang
tua mereka berpendapat bahwa lukisan tidak bisa menghasilkan uang untuk
hidup. Karena merasa senasib, hubungan keduanya semakin dekat. Namun, saat
Kugy melihat hal itu, ia seperti cemburu namun ia juga berusaha untuk
menampiknya. Toh, dia juga sudah punya cowok. Entah apa yang ada dibenak
Wanda hingga ia mau melakukan apa saja demi menunjukkan rasa cintanya pada
Keenan. Ia memang berhasil! Ia memang berhasil membuat Keenan menjadi
kekasihnya sekarang.
Saat mendengar bahwa Wanda dan Keenan sudah menjadi sepasang
kekasih, Kugy seakan ditombak peluru tepat pada dadanya. Kugy tidak tahu
apa yang ia rasakan. Kugy bingung dengan perasaannya sendiri. Di satu sisi,
ia memiliki Ojos kekasihnya, namun di satu sisi ia merasa ada perasaan
spesial terhadap Keenan.

Ojos mulai merasakan perubahan sikap pada Kugy. Ia merasa Kugy


sudah tidak peduli lagi padanya. Hingga akhirnya, hubungan mereka kandas.
Sementara itu, hubungan Wanda dan Keenan juga jauh dari kata harmonis.
Wanda berpikir, Keenan tidak sepenuhnya mencintainya hingga mereka
berdua menghadapi konfik besar dan akhirnya mereka kandas juga.

Saat dua pasang kekasih itu tidak lagi menjalin cinta, Kugy memutuskan
untuk mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya guna menyibukkan diri.
Alhasil, ia bisa lulus lebih cepat tapi tetap dengan nilai yang memuaskan A+.
Sementara itu, Keenan malah memutuskan untuk hidup sendiri jauh dari
keluarganya yakni di Ubud, Bali. Ia mengambil keputusan besar untuk hidup
sendiri dan dengan uang hasil keringatnya sendiri melalui melukis. Awal
pahit sempat ia kecap namun tak lama karena kurang lebih satu tahun
kemudian, ia bisa dibilang telah sukses menjalankan usaha melukisnya.

Setelah lulus, Kugy langsung mendapatkan pekerjaan dan parahnya lagi


ia juga mendapatkan pacar baru, yakni atasannya dia sendiri “Pak Remi”
namanya. Keenan juga tidak mau kalah! Ia menemukan pengganti Wanda,
“Luhde”. Saat usaha lukis Keenan semakin sukses serta hubungan cintanya
dengan Luhde sedang manismanisnya, Keenan terpaksa harus kembali ke
Jakarta karena mendapat kabar bahwa ayahnya terkena penyakit stroke.

Sementara itu, Kugy yang telah mendapatkan pekerjaan yang nyaman


memilih untuk mengundurkan diri karena ia merasa pekerjaan yang
dilakukannya bukan jiwanya. Walaupun Keenan melakukan hubungan jarak
jauh dengan Luhde dan Kugy tidak bisa selalu bertemu tiap hari dengan
Remi, hubungan cinta mereka baik-baik saja. Mereka merasa telah
menemukan cinta masing-masing. Namun, hal tersebut tidak bertahan lama.
Luhde merasa hati Keenan tidak sepenuhnya untuk dirinya dan Remi-pun
2. Judul : Istanbul (Kenangan Sebuah Kota)

Penulis : Orhan Pamuk

Penerjemah : Rahmani Astuti

Penerbit : Serambi

Tahun terbit : 2015

Tebal : 561
Istanbul atau dulunya dikenal dengan nama Byzantium merupakan kota yang paling
penting dalam sejarah. Kota ini menjadi ibu kota dari empat kekaisaran, yaitu Kekaisaran
Romawi, Kekaisaran Romawi Timur, Kekaisaran Latin dan terakhir Kekaisaran
Utsmaniyah. Penyebaran agama Kristen mengalami kemajuan pada masa Kekaisaran
Romawi dan Romawi Timur sebelum Utsmaniyah menakhlukkannya pada tahun 1453 di
bawah kepemimpinan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih) yang mengubahnya menjadi
pertahanan Islam sekaligus ibu kota kekhalifahan terakhir.

Kesultanan Utsmaniyah berakhir pada tahun 1922. Istanbul beralih menjadi Republik
Turki pada tahun 1923. Namun tak banyak kemajuan yang terjadi pada periode ini. Kota
yang dahulunya pernah menjadi rebutan karena kekayaan dan posisinya yang strategis
mendadak diabaikan setelah Kesultanan Utsmani jatuh. Sebaliknya, kota ini menjadi lebih
miskin, kumuh, dan terasing. Kegemilangan kota ini perlahan memudar. Rakyat hidup
dalam kemiskinan dan penderitaan akan kenangan kejayaan masa lalu.“Seakan-akan
begitu kami aman berada di rumah kami, kamar tidur kami, ranjang kami, maka kami
dapat kembali pada mimpimimpi tentang kekayaan kami yang telah lama hilang, tentang
masa lalu kami yang legendaris.” (halaman 50).

Sebesar apa pun hasrat untuk meniru Barat dan menjalankan modernisasi, tampaknya
keinginan yang lebih mendesak adalah terlepas dari seluruh kenangan pahit dari
kesultanan yang jatuh: lebih menyerupai tindakan seorang pria yang diputus cinta
membuang seluruh pakaian, barang-barang, dan foto-foto bekas kekasihnya. Namun,
karena tidak ada sesuatu pun, baik dari Barat maupun dari tanah air sendiri, yang bisa
digunakan untuk mengisi kekosongan itu, dorongan kuat untuk berkiblat ke Barat
sebagian besar merupakan usaha untuk menghapus masa lalu; pengaruhnya pada
kebudayaan bersifat mereduksi dan membuat kerdil, mendorong keluargakeluarga seperti
keluargaku yang, meskipun senang melihat kemajuan Republik, melengkapi perabot
rumah mereka layaknya museum. Sesuatu yang di kemudian hari aku ketahui sebagai
misteri dan kemurungan yang mewabah, kurasakan pada masa kanak-kanakku sebagai
kebosanan, dan kemuraman, rasa jemu mematikan, yang kuhubungkan dengan musik
“alaturka” yang membuat nenekku tergerak untuk mengetuk-ngetukkan kakinya yang
bersandal: aku melarikan diri dari situasi ini dengan membangun mimpi” (halaman 43).
3.Teks Judul : Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang

Pengarang : Andrias Harefa

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2002

Halaman : i-xi + 103 halaman

Aktivitas menulis sering kali dikaitkan dengan bakat seseorang. Padahal, tidak
selamanya bakat dapat membuat aktivitas tulis-menulis menjadi selancar dan semudah
yang kita bayangkan. Berulang kali para pakar menyatakan bahwa menulis merupakan
pelajaran dasar yang sudah kita dapatkan semenjak duduk di bangku sekolah dasar
bahkan di taman kanak-kanak. Dengan kata lain, mengarang adalah keterampilan
sekolah dasar. Namun, sering kali ketika kita hendak menuangkan ide-ide kita dalam
bentuk tulisan, sesuatu yang bernama “bakat” selalu menjadi semacam “kambing
hitam” yang harus siap dipersalahkan. Mengarang bukanlah pekerjaan yang mudah.
Namun, juga bukan merupakan hal yang sulit jika ada komitmen, janji pada diri
sendiri tentu saja, jika komitmen itu diniati untuk benar-benar ditepati. Komitmen,
inilah satu lagi kata kunci agar proses menulis dan mengarang menjadi mudah.
Komitmen tersebut adalah janji pada diri sendiri bahwa saya akan menjadi penulis.
Jadi, menulis itu bukan perlu bakat, sebab bakat tidak lebih dari “minat dan ambisi
yang terus-menerus berkembang”. Jadi, jika “bakat” bermakna demikian, segala
sesuatu memerlukan bakat, tidak hanya dalam soal tulis-menulis. Masalahnya
kemudian, bagaimana agar ambisi tersebut terus dipelihara sampai waktu yang lama?
Jawabnya, “komitmen pada diri sendiri.
4

Sumber: www.ecs12.tokopedia.net

Gambar 7.3 Kover buku Bermain Gitar

Judul buku : Teknik Bermain Gitar


Penulis : Famoya
Penerbit : Terbit TerangSurabaya
Kota Penerbit : Surabaya
Tahun Terbit : 1999
Jumlah Halaman : 80
Gitar merupakan sebuah alat musik yang sangat populer dengan “Gitaris” sebagai
sebutan untuk pemain gitar. Getar nurani menjadi seorang gitaris muncul alami yang
menciptakan kreasi meluap tidak kenal waktu, yang mungkin sejenis akademi hanya
sebatas formalitas belaka. Akan tetapi, nurani darah seni lebih memotivasi yang dicita-
citakan.

Gitar adalah alat musik yang menghasilkan melodi indah dengan cara memetik
senarnya. Bentuk gitar memengaruhi baik dan tidaknya suara gitar. Dalam bermain
gitar tidak hanya berpedoman teori nada minor dan mayor, melainkan dengan
ketajaman perasaan dan mengatur senar gitar.

Selain itu untuk menghasilkan melodi yang indah tidak bisa asal petik, tetapi
menggunakan nada dasar dan menentukan kunci nada. Kunci nada dalam sebuah lagu
harus sesuai dengan kemampuan suara penyanyi. Dengan demikian, lantunan lagu
dapat dinikmati dengan indah. Teknik Seni Bermain Gitar ini merupakan buku yang
menarik. Itu terletak pada bab Body Gitar yang menjelaskan cara memilih gitar dan
kunci nada yang memberikan sugesti bahwa tanpa melihat nada tertentu, mendengar
5. SANG PEMIMPI”

1. Identitas Buku

Judul : Sang Pemimpi

Penulis : Andrea Hirata

Penerbit : PT Bentang Pustaka

Halaman : x + 292 Halaman

Cetakan : ke-14, januari 2008

ISBN: 979-3062-92-4

Setelah 40 tahun bumi pertiwi merdeka, akhirnya Belitong Timur, pulau timah yang kaya
raya itu, memiliki sebuah SMA Negeri, yaitu SMA Negeri Bukan Main. Artinya tidak perlu lagi
menempuh 120 kilometer untuk mengenyam pendidikan di bangku SMA. Namun tetap tidak
mudah, karena sang kepala sekolah, Drs. Julian Ichsan Balia, yang juga seorang guru
kesusastraan, sangat disiplin dan konsisten dalam menentukan siapa anak didiknya, NEM
minimal 42, tidak bisa ditawar-tawar. Bahkan Mustar M. Djai’din, B.A, seorang guru biologi
yang juga merupakan salah satu perintis berdirinya SMA Negeri Bukan Main, tidak berhasil
menggoyahkan kokohnya peraturan Pak Balia. Meski beropini apapun anak laki-lakinya yang
memiliki NEM 41,75 tetap gagal menjadi siswa di sekolah yang telah diusahakannya itu.

Ikal, Arai, dan Jimbron, yang merupakan tokoh protagonis dalam novel ini, diterima
bersekolah di SMA Negeri Bukan Main. Mereka salah satu anak dari keluarga kurang beruntung
di kampung terpencil di Belitong. Ikal sedikit lebih beruntung dari Arai dan Jimbron. Karena
walau ia hanyalah anak seorang pekerja PN Timah Belitong yang terancam terseret gelombang
PHK, setidaknya ia memiliki keluarga yang lengkap dan penuh cinta kasih. Ia sangat mengagumi
sosok ayahnya, yang ia sebut juara satu seluruh dunia.
Sedangkan Arai dan Jimbron memiliki kisah yang dapat dikatakan serupa. Arai
merupakan simpai keramat, yakni orang terakhir yang tersisa dari suatu klan. Saat ia kelas satu
SD, Ibunya meninggal ketika melahirkan, begitu pula adiknya yang baru lahir. Belum berakhir
masa dukanya, saat ia naik kelas tiga SD, ayahnya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Arai yang
ternyata adalah sepupu jauh Ikal, kemudian diadopsi oleh Pak Seman Said Harun, ayah Ikal.
Jimbron yang kini gagap sebenarnya memiliki kisah amat pilu dibalik kegagapannya. Jimbron
memiliki dua adik kembar perempuan. Ibunya wafat ketika Jimbron kelas empat SD. Sementara
ayah yang ia jadikan orientasi hidupnya, terkena serangan jantung saat membonceng Jimbron
dengan sepeda. Saat itu belum sampai 40 hari ibunya wafat. Jimbron sekuat tenaga pontang-
panting membonceng ayahnya menuju Puskesmas. Setelah beberapa menit di Puskesmas, ayah
Jimbron meninggal. Sejak saat itu Jimbron gagap. Kejadian memilukan itu juga berakibat
munculnya ketertarikan Jimbron pada kuda yang mencapai tingkat obsesi komplusif. Kedua adik
kembarnya diasuh bibinya di Pangkal Pinang, Pulau Bangka, sedangkan Jimbron diasuh oleh
Pendeta Geovanny, sahabat keluarganya.

Ikal, Arai, dan Jimbron menyewa kamar kontrakan di Magai, karena jarak dari sekolah ke
kampungnya terlalu jauh, yaitu 30 kilometer. Demi membiayai kehidupan dan membantu
keluarga, mereka bekera menjadi kuli ngambat. Pekerjaan teramat berat dan kasar ini
mengharuskan ketiganya bangun pukul 2 pagi, mengangkut ikan-ikan yang panjangnya rata-rata
mencapai dua meter. Biasanya pekerjaan ini selesai pada pukul enam, sehingga mereka akan
tergesa-gesa menggunakan sisa waktu sebelum jam tujuh.
Namun, walau bekerja sebegitu berat sambil sekolah, mereka tetap tidak melupakan status
pelajar yang melekat dalam diri mereka. Buktinya, saat pembagian rapot, Ikal dan Arai berada di
garda depan (peringkat sepuluh besar), Ikal di peringkat ketiga dan Arai di peringkat kelima.
Sedangkan Jimbron, yang tumbuh invalid (kakinya panjang sebelah), namun memiliki semangat
dan ketenangan yang luar biasa, berhasil mempersembahkan kursi nomor 78 untuk Pendeta Geo.
Mereka punya mimpi yang hebat: berkelana menjelajahi Eropa sampai ke Afrika. Sekolah ke
Prancis. Menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne.

Ikal, Arai, dan Jimbron, walau memberi inspirasi, tetap saja adalah remaja. Mereka tidak
lepas dari jeratan perasaan yang sulit diterjemahkan dengan berbagai pemahaman dan kata-kata,
yang disebut cinta. Ikal tetap setia pada cinta pertama yang entah dimana kini, A Ling, anak
pemilik Toko Sinar Harapan. Arai pantang menyerah menjaga dan membuktikan cintanya pada
sosok wanita yang sayangnya sangat tidak peduli. Pengorbanannya yang gigih, entah menguap
kemana bagi seorang Zakiah Nurmala binti Berahim. Dan Jambron, lebih dari keobsesian
komplusifnya terhadap kuda, ia mencintai Laksmi, gadis malang yang seakan lupa bagaimana
cara tersenyum sejak keluarganya terenggut dalam peristiwa kecelakaan kapal di semenanjung
yang kini dinamakan semenanjung Ayah.

Sebagai remaja, mereka terkadang lalai dan tergoda dengan gejolak perubahan menuju
dewasa. Oleh karena itu, ketiganya kadang terseret masalah-masalah yang menimpa remaja pada
umumnya. Namun dibalik setiap persoalan yang mereka ikut nimbrung atau bahkan yang mereka
sebabkan, mereka mampu memetik dan menyimpulkan hikmah.
Ikal yang kini menginjak usia delapan belas rupanya telah mulai memahami realitas kehidupan.
Ia kehilangan semangatnya. Dulu ia optimis bermimpi hingga melampaui posibilities-line, tapi
kini, membayangkan mimpinya yang sangat tinggi itu, ia tersenyum pahit, menertawakan diri
sendiri. Ia jadi banyak merenung memikirkan nasibnya masa depan yang paling banter menjadi
pelayan restoran mi rebus atau kernet mobil omprengan reyot.
Walhasil, ia mempermalukan ayah yang ia cintai pada acara pembagian rapot di semester
berikutnya. Ikal terhempas dari garda depan, merosot ke peringkat 75. Pak Mustar menerjangnya
dengan kata-kata yang menyayat, ditambah kemarahan Arai yang membuat dadanya sesak.
Puncaknya adalah ketabahan sang ayah yang pendiam, yang selalu menganggap hari pembagian
rapot anaknya adalah momentum penting dalam hidupnya. Ia mengenakan setelan terbaiknya dan
mengendarai sepeda sejauh 30 kilometer demi menerima rapot anaknya. Ia tidak pernah berkata
apapun, selain mengucap salam dan tersenyum bangga. Semua itu, ditambah penyesalan yang
amat sangat, mampu membuatnya bangkit lagi.

Di semester terakhirnya bersekolah di SMA Negeri Bukan Main, Ikal berhasil


membersihkan nama baik ayahnya, mempersembahkan kursi nomor tiga. Arai melejit naik
menempati kursi nomor dua, tepat di samping kirinya, pujaan hati Arai bertengger, Nurmala
tetap di posisi pertama sejak kelas sepuluh.

Berbekal tabungan hasil kerja sebagai kuli ngambat selama kurang lebih tiga tahun,
ditambah masing-masing sebuah celengan penuh, pemberian dari Jimbron, Arai dan Ikal
berangkat ke Jakarta. Mereka hanya memiliki dua petunjuk. Yang pertama adalah dari mualim
kapten kapal Bintang Laut Selatan: tujulah Ciputat di Jakarta Selatan, tempat itu lumayan aman
dibanding wilayah Jakarta lainnya. Yang kedua adalah wejangan kedua orangtuanya agar setiba
di Jakarta mereka harus menemukan masjid terlebih dahulu. Namun, mereka malah terdampar di
Bogor dengan pengetahuan sangat minim tentang kota itu.
Keberuntungan datang berbondong-bondong kepada dua petualang pencari ilmu ini. Mereka
berhasil mencapai kompleks IPB, menemukan masjid, dan keesokan harinya menyewa kamar
kontrakan di kawasan tersebut. Lebih dari itu, mereka berhasil memperoleh pekerjaan
menjadi salesman. Namun, jiwa pekerja kasar yang melekat pada diri mereka bahkan selama tiga
generasi sebelumnya tidak mampu ditransformasi seketika menjadi pedagang dalam masa
percobaan satu bulan. Mereka kembali menganggur setelah diputuskan gagal menjadi salesman.
Beruntung, salah satu sahabat mereka yang mempunyai usaha fotokopi merekrut keduanya.
Tawaran menjadi pegawai pos ternyata cukup menggiurkan. Namun prosesnya lumayan berat.
Mereka harus menjalani beberapa test dan pelatihan fisik berbulan-bulan. Arai tersingkir pada
test paru-paru, sedangkan Ikal melenggang maju hingga sukses menjadi pegawai pos bagian
penyortiran surat. Tanpa sepengetahuan Ikal dan tanpa memberitahu alamat jelas, Arai bersama
seorang temannya pergi ke Kalimantan untuk bekerja.

Ikal sangat lega karena akhirnya dapat mengenyam pendidikan lagi, tidak tanggung-tanggung,
Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia. Di sumur ilmu yang kondang hingga berpuluh-puluh
Zakiah Nurmala. Sayang, Arai sedang tidak bersamanya.Ikal baru saja lulus kuliah saat
membaca pengumuman beasiswa strata dua yang diberikan Uni Eropa kepada sarjana-sarjana
Indonesia. Ikal tidak sedetikpun melewatkan kesempatan berharga ini. Ia belajar jungkir balik
demi mewujudkan mimpinya. Ia akhirnya berhasil melalui berbagai test panjang dan melelahkan,
juga wawancara akhir. Saat itu, ia bertemu Arai kembali setelah berbulan-bulan berpisah. Arai
juga mengambil kesempatan ini. Keduanya lalu memutuskan penantian hasil test akan mereka
habiskan di kampung halaman, Belitong.

Arai dan Ikal menemui sahabat lamanya, yang turut menyumbang dalam kesuksesan
mereka hingga mencapai hari itu. Jimbron. Ia sukses merebut hati Laksmi dan membuat gadis itu
tersenyum sepanjang waktu. Mereka kini mempunyai seorang anak berusia lima tahun. Arai dan
Ikal lalu berkeliling kampung.Dua amplop surat berisi keputusan hasil tes tiba di kediaman
Bapak Seman Said Harun. Usai sholat Maghrib, Ikal dan kedua orangtuanya, arai ditemani foto
alm. kedua orangtuanya, membuka suratnya masing-masing. Keduanya lulus tes dan berhak
menerima beasiswa Uni Eropa, di Universitas yang sama, Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD )

NAMA SISWA :

KELAS/SEMESTER :

MATA PElAJARAN :

MATA PElAJARAN :

Kompetensi dasar : 3.16


Indikator : 3.16.

3.16.

3.16.
Materi :

Petunjuk untuk Guru

Pada pembahasan pertama ini, peserta didik membandingkan isi teks resensi. Resensi adalah
ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, flm, atau karya lain.
Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya
apakah layak dibaca atau tidak. Hal-hal yang dapat ditanggapi dalam resensi ialah kualitas isi,
penampilan, unsur-unsur, bahasa, dan manfaat bagi pembaca. Unsur-unsur atau sistematika yang
terdapat dalam resensi di antaranya sebagai berikutt :

1. Judul resensi

2. Identitas buku yang diresensi

3. Pendahuluan (memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dan lain-lain)

4. Inti/isi resensi

5. Keunggulan buku

6. Kekurangan buku

7. Penutup

Setelah kamu membaca teks resensi perahu kertas di atas, lakukanlah analisis isi resensi
berdasarkan format tabel berikut!

NO Unsur/Sistematika Resensi jawaban Tangapan isi resensi


1 Judul resensi
2 Identititas resensi
3 Pendahuluan
4 Isi resensi
5 keunggulan buku
6 Kekurangan buku
7 Penutup

2. Petunjuk untuk Guru

Pada pembahasan ini, peserta didik diarahkan dan ditugaskan untuk membuat resensi dari sebuah
buku yang disajikan. Namun, sebelum itu peserta didik mempelajari untuk membandingkan isi
dari teks resensi. Hal yang dapat dibandingkan ialah dari penyajian isinya.

Setelah membaca kedua cuplikan resensi buku di atas, kemukakanlah karakteristik resensi
berdasarkan isi resensi dengan mengikuti format berikut..
ISI RESENSI TANGGAPAN /KOMENTAR
Teks 1 Teks 2

4. Petunjuk untuk Guru


Menulis resensi tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa
persyaratan. Berikut persyaratan tersebut.
1. Penulis harus memiliki pengetahuan di bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan
meresensi sebuah novel, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang teori novel dan
perkembangannya.
2. Penulis harus memiliki kemampuan menganalisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur
internal dan eksternal atau yang lebih dikenal dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Seorang penulis harus mampu menggali unsur-unsur tersebut.
3. Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding.
Artinya, penulis akan membandingkan sebuah karya lain yang sejenis. Dengan demikian,
ia akan mampu menemukan kelemahan dan keunggulan sebuah karya.
Tugas!
Setelah selesai membaca, lakukanlah resensi berdasarkan sistematika dan unsur-unsur
resensi!

Anda mungkin juga menyukai