Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERAMPILAN

MENYIMAK BAHASA JEPANG DAN PENGAJARANNYA

Oleh: Juju Juangsih

(Dosen Universitas Pendidikan Indonesia)

Email : juangzu@yahoo.com

Abstrak

Menyimak sebagai faktor reseptif memiliki peran penting dalam membangun

kemampuan berbicara dan menulis. Pemahaman yang didengar dalam bahasa

Jepang selalu dituduh sebagai keterampilan bahasa yang paling sulit dilakukan

oleh siswa, terutama saat mereka akan mengikuti Japanese Proficiency Test

(JPLT). Sehingga guru harus menemukan cara yang efektif dalam mengajarkan

pemahaman mendengar agar bisa mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pendengaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses

mendengarkan yang harus diperhatikan oleh guru adalah sebagai berikut: (1)

faktor fisik, (2) faktor psikologis, (3) faktor pengalaman, (4) faktor sikap, (5)

faktor motivasi, dan (6) lingkungan faktor. Selanjutnya, juga perlu bagi para guru

untuk memperhatikan fase-fase yang harus dilakukan dalam proses

mendengarkan pembelajaran, seperti fase pra-activity, fase aktivitas utama, dan

fase pasca-aktivitas. Ada beberapa masalah dalam mendengarkan, sebagai

berikut: (1) pembicara yang salah bicara, (2) Berpura-pura tertarik, (3) bingung,

(4) keputusan dini, (5) menulis catatan dengan salah, (6) hanya mendengarkan

(7) Musing, dan (8) Bereaksi secara emosional.

Kata Kunci: Menyimak, Menerima Faktor, JPLT, Mendengar Masalah

FACTORS THAT INFLUENCE SKILLS THE JAPANESE LANGUAGES

AND TEACHING
Abstract

Listening as a receptive factor has a significant role in establishing

speaking and writing abilities. Listening comprehension in Japanese is always

accused as the most difficult language skill by students, especially when they are

going to take Japanese Language Proficiency Test (JPLT). So that teachers must

find an effective way in teaching listening comprehension in order to be able to

identify factors which affected process of listening comprehension. Factors which

affected listening process that should be noted by teachers are as follows: (1)

physical factor, (2) psychological factor, (3) experience factor, (4) attitude factor,

(5) motivation factor, and (6) environment factor. Subsequently, it’s also

necessary for teachers to pay attention to phases that have to be done in the

process of listening learning, as wit: pre-activity phase, main activity phase, and

post-activity phase. There are some problems in listening, as follows: (1)

Misdoubting speaker, (2) Pretending to take an interest, (3) Flustered, (4)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ….(Juju Juangsih)

13

Premature decision, (5) Writing down a note wrongly, (6) Only listen to the fact,

(7) Musing, and (8) React emotionally.

Keyword : Listening, Receptive Factor, JPLT, Listening Problems

A. PENDAHULUAN

Menyimak bukan merupakan hal yang mudah karena dalam proses

menyimak kita perlu mendapatkan informasi yang benar sesuai dengan informasi

yang diberikan oleh pembicara. Sehingga kegagalan dalam menerima dan

memahami pesan dapat berakibat gagalnya sebuah proses komunikasi. Oleh sebab

itu apabila kita dapat menjadi seorang penyimak yang baik, maka kita dapat
memperbaiki produktivitas kita, dan dapat menghindari konflik dan salah faham.

Menyimak merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, disamping

kerampilan membaca, berbicara, dan menulis. Menyimak sebagai faktor reseptif

mempunyai peran yang sangat besar dalam membangun kemampaun berbicara

dan menulis sebagai faktor produktifnya.

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa di dunia yang mempunyai

keunikan dalam tulisan dan struktur bahasanya. Bagi pembelajar Indonesia,

perbedaan kaidah struktur bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang, sering

menimbulkan kesulitan pada saat memahami maksud dari sebuah ujaran lawan

bicara. Karena predikat dalam bahasa Jepang disimpan di akhir kalimat sehingga

maksud sebuah ujaran tidak akan langsung difahami apabila kalimat yang

diucapkan belum tuntas tersampaikan oleh pembicara. Oleh karena itu, pada saat

menyimak sebuah tuturan dalam bahasa Jepang diperlukan kesungguhan dalam

menyimaknya.

Keterampilan menyimak bahasa Jepang, selalu dituding sebagai

keterampilan berbahasa yang sulit oleh banyak mahasiswa, terutama ketika

mereka mengikuti ujian kemampuan bahasa Jepang (Japanese Language

Proficiency Test/ JLPT). Sehingga pengajar perlu mencari cara-cara yang efektif

dalam mengajarkan keterampilan menyimak dan dapat mengidentifikasi faktorfaktor yang


mempengaruhi dalam menyimak.

Wahana Didaktika Vol. 15 No.2 Mei 2017 : 12-22

14

Dalam proses belajar mengajar bahasa, pengajar juga perlu memperhatikan

faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses pengajaran bahasa tersebut.

Kajian mengenai hal ini dipelajari dalam sebuah ilmu yang dinamakan

psikolinguistik. Harley (dalam Soenjono) mendefinisikan psikolinguistik sebagai


“studi tentang proses-proses mental dalam pemakaian bahasa”. Sementara Clark

dan Clark (dalam Soenjono, 2008:7) menyatakan bahwa psikologi bahasa

berkaitan dengan tiga hal utama: komprehensi, produksi, dan pemerolehan

bahasa”. Kemudian dari definisi di atas, Soenjono secara lebih rinci memerikan

tentang empat topik utama dalam mempelajari psikolinguistik sebagai berikut: (a)

komprehensi, yakni, proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga

mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memahami apa yang

dimaksud, (b) produksi, yakni proses-proses mental pada diri kita yang membuat

kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan, (c) landasan biologis serta neurologis

yang membuat manusia bisa berbahasa, dan (d) pemerolehan bahasa, yakni

bagaimana anak memperoleh bahasa mereka.

Tujuan umum pembelajaran bahasa, yaitu siswa mampu menggunakan

bahasa secara baik dan benar, baik dalam berbahasa lisan ataupun berbahasa tulis.

Agar siswa dapat berbahasa secara baik dan benar diperlukan pengetahuan akan

kaidah-kaidah bahasa. Kaidah-kaidah bahasa dipelajari dalam linguistik. Untuk

dapat menggunakan bahasa secara lancar dan komunikastif siswa tidak hanya

cukup memahami kaidah bahasa, tetapi diperlukan kesiapan kognitif (penguasaan

kaidah bahasa dan materi yang akan disampaikan), afektif (tenang, yakin, percaya

diri, mampu mengeliminasi rasa cemas, ragu-ragu, waswas, dan sebagainya), serta

psikomotor (lafal yang fasih, keterampilan memilih kata, frasa, klausa, dan

kalimat). Dengan demikian, jelaslah bahwa betapa penting peranan

Psikolinguistik dalam pembelajaran bahasa. B. PEMBAHASAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menyimak dapat disimpulkan

menjadi delapan, (Hermawan, 2012) yaitu :

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ….(Juju Juangsih)


15

a) Faktor Fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut

menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Misalnya,

ada orang yang sukar sekali mendengar, dalam keadaan yang serupa itu, dia

mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya untuk

mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Kondisi fisik

yang menentukan dalam menyimak, yaitu: (a) Kondisi fisiknya jauh di bawah gizi

normal, (b) Sangat lelah, (c) Mengidap suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya

dangkal. Selain itu lingkungan fisik yang juga menentukan dalam menyimak,

yaitu: (a) Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin, (b) Suara

atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan sebelah, (c) Para

hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya sehingga mengganggu

orang yang sedang menyimak, (d) Siswa yang membawa atau memegang benda

yang berisik dan mengganggu, seperti kelereng di dalam saku, handphone yang

berbunyi, dan lain-lain. Walaupun kelihatannya faktor-faktor fisik tersebut

bersifat sepele tetapi pengajar haruslah bijaksana agar selalu memperhatikan hal- hal tersebut supaya
proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan yang telah

ditentukan, karena faktor fisik yang prima merupakan modal utama bagi

penyimak.

b) Faktor Psikologis

Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi

atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak. Faktor

psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka

sebab dan alasan


2) Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang

hanya mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang

disampaikan oleh pembicara tidak di tanggapi dengan serius.

Wahana Didaktika Vol. 15 No.2 Mei 2017 : 12-22

16

3) Kepicikan atau pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan pandangan atau

wawasan penyimak terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna

atau salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara.

4) Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh

terhadap bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton

sehingga penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan

simakan.

5) Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses

menyimak, jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan

nyaman dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan

pembicaraan dengan sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada

pembicara dan kita akan lebih mudah melakukan simakan.

c) Faktor Pengalaman

Sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman

kita sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan

dalam menyimak, seperti: (a) Pertumbuhan dan perkembangan sikap

mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika kita mempunyai minat terhadap

sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat yang kita gemari maka kita

akan merasa senang untuk menyimaknya, misal hobby atau minat terhadap

sesuatu, (b) Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta


bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan, (c) Kosa-kata

juga turut mempengaruhi kualitas menyimak, (d) Makna yang dipancarkan oleh

kata-kata asing cenderung mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa,

karena ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman

mereka.

d) Faktor Sikap

Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai

berikut: (a) Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita

simak secara seksama dan penuh perhatian, (b) Pembicara harus memilih topik

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ….(Juju Juangsih)

17

yang disenangi oleh para penyimak, (c) Pembicara harus memahami sikap

penyimak karena merupakan modal penting bagi pembicara untuk menarik minat

atau perhatian menyimak, (d) Penampilan pembicara yang mengasyikkan dan

mengagumkan, sehingga membentuk sikap positif para siswa.

e) Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan

menyimak, berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut: (a) Memiliki

motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak, (b)

Melibatkan system penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu

yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat

untuk menyimaknya, (c) Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi

yang dapat saya petik dari ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut

adalah pertanyaan yang tepat dan sahih, (c) Penyimak tidak yakin akan

memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari pembicaraan, (d) Penyimak
harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati, dan

analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul.

f) Faktor Jenis Kelamin

Berikut adalah perbedaan gaya menyimak yang dibedakan atas jenis

kelamin, sebagai berikut:

Perbedaan Gaya Menyimak

Pria Wanita

Objektif Subjektif

Aktif Pasif

Keras hati Simpatik

Analisis Difusif

Rasional Sensitif

Tidak mau mundur Mudah terpengaruh

Netral Cenderung memihak

Intrusif Mudah mengalah

Berdikari Reseptif

Swasembada Bergantung

Menguasai emosi Emosional

Tabel 1. Perbedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin (Ridwan,

2011).

Wahana Didaktika Vol. 15 No.2 Mei 2017 : 12-22

18

g) Faktor Lingkungan

Faktor-faktor yang meal dari faktor mempengaruhi menyimak bisa berasal

dari faktor lingkungan yang meliputi:


1) Lingkungan Fisik

a. Di dalam ruangan guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan

kursi sedemikian rupa sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang

sama untuk menyimak dan disimak.

b. Sarana kerja harus ditempatkan berdekatan satu dan lainnya sehingga para

siswa dapat berkomunikasi dengan baik bahkan harus dapat meningkatkan

penyimakan yang baik.

c. Guru harus berbicara dengan suara yang menyenangkan, memberikan

pengarahan yang jelas dan tepat lagi tegas.

d. Guru harus menampilkan kegiatan yang dapat memotivasi atau mendorong

anak didik untuk dapat dengan mudah mengganti peranan mereka sebagai

penyimak dan pembicara. Seperti, ikut dalam diskusi panel, symposium,

dan seminar.

2) Lingkungan Sosial

Guru menciptakan suasana yang mendorong anak-anak untuk mengalami,

mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide memang penting sekali diterapkan

kalau keterampilan berkomunikasi dan seni berbahasa dikembangkan dan

berkembang, jadi nyatalah suasana saat guru merencanakan pengalaman- pengalaman yang
memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan

kelas untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka memang sesuai

dan sejalan dalam perencanaan kurikulum secara keseluruhan.

Kebiasaan Buruk dalam Menyimak

Berikut adalah beberapa kebiasaan buruk yang dilakukan pada saat

menyimak, (Tarigan, 2008) yaitu:

1. Menyimak Lompat Tiga

Orang berbicara mempergunakan kata-kata dengan kecepatan kira-kira 125


buah kata per menit dan kebanyakan orang dapat berpikir dengan mudah dengan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ….(Juju Juangsih)

19

kecepatan empat kali dari kecepatan berbicara tadi, dan ternyata hal ini amat susah

sekali karena akan memeperlambat kecepatan berpikir kita, sebab kita mempunyai

kira-kira 400 kata per menit untuk berpikir untuk menghadapi orang yang

berbicara kepada kita.

Berikut ini adalah hal-hal yang membantu penyimak agar dapat

menghindari petualangan mental berpikir, seperti pikiran kita di tempat lain atau

tentang hal lain : (a) Mengetahui terlebih dahulu apa yang harus dikatakan oleh

pembicara, Tanya pada diri kita sendiri “Apa yang hendak ditemukan oleh

pembicara? Maksud apa yang hendak dicapainya?”, (b) Merangkum secara mental

apa yang dikatakan dan tujuan yang telah dicapai oleh pembicara, (c)

Mempertimbangkan keterangan pembicara dengan jalan menanyakan secara

mental, seperti fakta-fakta yang dikemukakan, (d) Mendengarkan, menyimak

yang “tersirat”, seperti perubahan nada suara, gerak-gerik tangan dan mimik

mengandung makna tertentu.

2. Menyimak “Saya dapat Fakta” Ketika menjadi penyimak yang baik, tentu kita akan menyimak ide-ide

utama gagasan-gagasan penting, fakta-fakta yang disodorkan, kemudian

pertimbangkanlah satu terhadap lainnya dan menyusun hubungannya satu sama

lain, garaplah ide-ide bukan hanya terbatas pada serangkaian fakta yang kebetulan

dapat diingat saja.

3. Noda Ketulisan Emosional

Demi kegiatan menyimak yang lebih baik dan tepat guna perhatikanlah

reaksi kita terhadap kata-kata yang menimbulkan noda ketulisan emosional seperti
seks, pelacur, komunis, koruptor, tukang kredit, panti pijat, tuan tanah dan

pembunuhan, dan lain-lain, kata-kata seperti itu sebaiknya ditandai dan analisislah

baik-baik untuk lebih mendalam mengapa kata-kata tersebut mengganggu,

penilaian dan telaah yang seksama biasanya akan mencerminkan bahwa

sebenarnya kata-kata tersebut tidak akan mengganggu sama sekali.

Wahana Didaktika Vol. 15 No.2 Mei 2017 : 12-22

20

4. Menyimak Supersensitif

Ketika kita telah mengembangkan pendapat atau prasangka yang mendalam,

seorang yang berbicara kepada kita mungkin tanpa disadari secara lisan akan

menghina kita dengan kata-kata yang menusuk hati, dan secara spontan kita akan

menghentikan simakan kita terhadapnya, kita mencoba menginterupsinya,

merencanakan suatu pertanyaan pelik yang memalukannya ataupun bantahan yang

benar-benar menusuk hatinya, oleh karena itu sebelum hal itu terjadi awasilah diri

kita sendiri dan selalulah simak baik-baik ujaran, cermah, kuliah, dan pidato orang

tersebut, setelah dia selesai berbicara barulah rencanakan pertanyaan-pertanyaan

serta bantahan yang akan dilontarkan kepadanya.

5. Menghindari Penjelasan yang Sulit

Biasanya kita menghindari penjelasan yang sulit dari suatu pembicaraan

sehingga kegiatan menyimak menjadi tidak efektif, oleh karena itu simaklah baik- baik diskusi mengenai
subjek yang menuntut upaya untuk memahami dan

mengerti makna seperti komentar-komentar di suatu diskusi panel, karena

masalah bukan untuk dihindari tapi untuk dipecahkan atau diselesaikan.

6. Menolak secara gegabah suatu subjek sebagai sesuatu yang tidak menarik. Adakalanya ketika
pembicara membicarakan hal atau sesuatu yang tidak

menarik, kita pasti akan menutup diri, menjauhkan perhatian dari ujarannya, dan
membiarkan pikiran kita berkelana ke topik-topik yang lebih menyenangkan. Berikut adalah cara untuk
memperbaiki kebiasaan buruk dalam menyimak

tersebut : (a) Mengadakan suatu rancangan atau pendekatan egois, mengingat

kepentingan sendiri, (b) Walaupun subjek tidak menarik perhatian namun jangan

dilupakan bahwa subjek tersebut memiliki ide baik yang hendak disajikannya, (c)

Hargailah dan manfaatkanlah ide-ide apa saja yang disumbangkan pembicara.

7. Mengkritik Gaya dan Gaya Fisik Pembicara

Terkadang kita terlalu sibuk mengkritik gaya dan fisik pembicara sehingga

kita lupa untuk menyimak pembicaraannya, jika kita termasuk dalam orang atau

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ….(Juju Juangsih)

21

tipe yang suka mengkritik secara mental pakaian orang ataupun nada suaranya,

sebaiknya tunggu sampai orang tersebut selesai berbicara agar kita dapat

memahami isi keseluruhan ujarannya itu.

8. Memberi Perhatian Semu

“Kalau saja saya terlihat menyimak, segala sesuatu beres!”, terkadang ada

pribadi yang seperti itu, berpura-pura menyimak tetapi sebenarnya pikirannya

tidak berada di situ, mengarahkan kedua matanya dengan tatapan tanpa kedipan

ke arah pembicara padahal ia sama sekali tidak memperhatikan atau tidak

menyimak isi pembicaraan, oleh karena itu perlu kesadaran dari diri sendiri

berhenti untuk berpura-pura menyimak dan mulai mengarahkan perhatian ke arah

pembicara.

9. Menyerah pada Gangguan

Banyak gangguan yang datang baik dari sesuatu yang kita dengar maupun

sesuatu yang kita lihat, oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi, pemusatan pikiran

dan usahakan agar perhatian kita tetap pada hal-hal, ide-ide, dan gagasan-gagasan
yang dikemukakan oleh pembicara.

10. Menyimak dengan kertas dan pensil di tangan

Terkadang kita mencoba membuat kerangka yang telah diutarakan oleh

pembicara, dan membuat rangkuman yang berupa tanda-tanda, simbol-simbol dan

angka-angka sehingga kita lupa bahwa dengan begitu sebenarnya kita hanya

“setengah menyimak”, tentu saja tidak akan memberi hasil yang memuaskan.

Oleh karena itu sebaiknya letakkan pensil, pusatkan daya dan pikiran pada

kegiatan menyimak secara serius, atau simaklah terlebih dahulu dengan baik

sesudah itu ditulis atau dicatat dalam beberapa kata saja, pergunakanlah kata

kunci dalam catatan, karena panjang catatan tidak menjamin mutu catatan.

Mencatat harus dilakukan dengan penuh perhatian dan pemahaman sedangkan

Wahana Didaktika Vol. 15 No.2 Mei 2017 : 12-22

22

merekam dapat dilakukan tanpa pengertian dan pemahaman. Mencatat bersifat

selektif dan kritis, merekam bersifat mekanis dan reseptif penuh.

C. SIMPULAN

Kegiatan menyimak tidak hanya perlu dipahami pengertiannya saja, tetapi

kita juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak seperti:

kebiasaan buruk dalam menyimak, mengapa orang tidak menyimak, perilaku

penyimak yang buruk, kesalahpahaman dalam menyimak dan sebagainya.

Apabila kita sudah mengerti dan memahami faktor-faktor tersebut maka kita bisa

menjadi penyimak yang kritis yang tidak hanya mendengarkan saja, tetapi dapat

meniru serta mempraktekkan materi/ bahan yang telah disimak.

Pembelajaran menyimak dapat berhasil apabila seorang guru mempunyai

kompetensi dalam bidang pengetahuan dan pembelajaran. Ketika proses


pembelajaran dilaksanakan, tentu tidak semua siswa dapat berhasil. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor. Pembelajaran Menyimak akan berhasil apabila

guru dapat mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menemukan

sendiri apa yang telah disiapkan sebelumnya oleh guru yang pada akhirnya hasil

temuan siswa akan dijadikan konsep atau pengetahuan yang dibimbing oleh guru.
Hermawan, Herry.2012. Menyimak Keterampilan Komunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ridwan, Sakura. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Kepel

Press Yogyakarta. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa

1.1 Latar Belakang

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah di sampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan.

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tak pernah lepas dari kegiatan menyimak.Dalam kegiatan
menyimak sehari-hari kita sering kali mendapatkan banyak gangguan atau hambatan, aik hambatan dari
luar ataupun dari dalam diri kita sendiri.Begitu pentingnya menyimak bagi kita yang memiliki
penglihatan dan pendengaran yang normal untuk terus melaksanakan sosialisasi dan interaksi sosial
selama di lingkungan kampus maupun di lingkungan sosial masyarakat.Maka dari itu kita sebagai
penerus bangsa dan Negara tentunya harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak
agar kita bisa mengatasi segala hambatan dalam menyimak.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak?

1.2.2 Apa saja keebiasaan jelek menyimak?

1.2.3 Mengapa orang tidak mau menyimak?


1.2.4 Apa yang dimaksud kesalahpahaman dalam menyimak?

1.2.5 Apa saja permasalahan dalam menyimak?

1.3 Tujuan Penulisan

3.1 Untuk memenuhi salah satu tugas menyimak

3.2 Untuk menambah pengetahuan mengenai permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan


menyimak.

1.4. Manfaat Penulisan

4.1 Memudahkan pembaca dalam memahami dan mempeelajari mata kuliah menyimak.

4.2 Mendorong keinginan pembaca untuk mengetahui lebih banyak tentang meyimak.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang Masalah…….…………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah……………..…………….…………………………… 1

1.3 Tujuan Penulisan………………...…………………..…………………… 1

1.4 Manfaat Penulisan………………...……………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...…………… 3

2.1 Pengertian Menyimak………….……………………………………………... 3

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak……………………………… 3


2.3 Kebiasaan Jelek dalam Menyimak……………………….………………….. 9

2.4 Alasan Orang Tidak Menyimak…. …………………………………………. 12

2.5 Periaku Jelek dalam Menyimak……………………………………………... 13

2.6 Kesalahpahaman………………………………………………….…………. 15

2.7 Aneka Permasalahan Menyimak……………………………………………... 15

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………....... 17

3.1 Simpulan…………………………………………………………............... 17

3.2 Saran………………………………………………………….......................... 17

DAFTAR PUSTAKA…………...………………………………………………............. 18
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian, apresiasi dan
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak

Menurut tiga pakar (Hunt; 1981 : 19-20), (Webb, 1975: 137-9), (logan, 1972: 49-50), faktor-faktor yang
mempengaruhi menyimak dapat disimpulkan menjadi delapan, yaitu :

2.2.1 Faktor Fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta
kualitas keaktifannya dalam menyimak.Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar, dalam
keadaan yang serupa itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya
untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok seluruhnya.

Kondisi fisik yang menentukan dalam menyimak, yaitu :

Ø Kondisi fisiknya jauh di bawah gizi normal


Ø Sangat lelah

Ø Mengidap suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal.

Lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap menyimak, yaitu :

§ Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin

§ Suara atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan sebelah

§ Para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya sehingga mengganggu orang yang
sedang menyimak.

§ Siswa yang membawa atau memegang benda yang berisik dan mengganggu, seperti kelereng di dalam
saku, handphone yang berbunyi, dan lain-lain.

Faktor fisik pembicara :

· Pembicara membuat gerak-gerik yang canggung di ruangan.

· Suara pembicara yang membisankan atau intonasi yang mendatar apalagi melengking.

· Pengajian pembicara yang tidak menarik.

Walau nampaknya faktor-faktor fisik tersebut bersifat sepele namun pembicara atau pengajar
haruslah bijaksana dan banyak pengalaman agar selalu memperhatikan hal-hal tersebut agar proses
kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan yang telah ditentukan, karena faktor fisik yang prima
merupakan modal utama bagi penyimak.

2.2.2 Faktor Psikologis

Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi atau faktor psikologis juga
mempengaruhi dalam kegiatan menyimak, yaitu sebagai berikut :

1. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan

2. Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya mementingkan diri
sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaikan oleh pembicara tidak di tanggapi dengan serius.

3. Kepicikan atau pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan pandangan atau wawasan penyimak
terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna atau salah paham terhadap apa yang
disampaikan oleh pembicara.

4. Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap bahan simakan
yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga penyimak menjadi bosan, kemudian
enggan untuk melanjutkan simakan.
5. Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses menyimak , jika kita
menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman dalam menyimak, begitu pula jika
pembicara menyampaikan pembicaraan dengan sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada
pembicara dan kita akan lebih mudah melakukan simakan.

Dari faktor psikologis di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua faktor psikologis yang mempengaruhi
menyimak, yaitu :

1. Psikologis positif, maksudnya latar belakang hidup yang menyenangkan, yaitu proses menyimak
akan berjalan dengan baik jika suasana hati dan pikiran penyimak dalam keadaan tenang dan
menyenangkan. Juga Penentuan minat dan pilihan. Yaitu proses menyimak akan berjalan dengan baik
jika bahan yang akan disimak oleh penyimak sesuai dengan minat dan pilihannya, jika bahan yang
disimak sesuai dengan pilihan maka penyimak akan dengan penuh kesungguhan dalam menyimak,
namun sebaliknya jika bahan simakan tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan minat dan pilihan
penyimak maka penyimak akan setengah-setengah dan tidak serius dalam menyimak.

Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan yang baik pada penyimak untuk cepat dalam menanggapi,
memahami, dan merespon simakan. Faktor ini akan mempengaruhi apakah penyimak tangkas atau
tidaknya dalam menyimak.

2. Psikologis negatif, maksudnya memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak seperti
yang telah dijelaskan di atas.

2.2.3 Faktor Pengalaman

Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita sendiri, maka dari
itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan dalam menyimak, seperti:

ü Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika kita mempunyai
minat terhadap sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat yang kita gemari maka kita akan
merasa senang untuk menyimaknya, misal hobby atau minat terhadap sesuatu.

ü Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta bermusuhan timbul dari
pengalaman yang tidak menyenangkan.

ü Kosa kata simak juga turut mempengaruhi kualitas menyimak.

ü Makna yang dipancarkan oleh kata-kata asing cenderung untuk mengurangi serta menyingkirkan
perhatian para siswa, karena ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman
mereka.

2.2.4 Faktor Sikap

Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai berikut :
o Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara seksama dan penuh
perhatian.

o Pembicara harus memilih topik yang disenangi oleh para penyimak.

o Pembicara harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal penting bagi pembicara untuk
menarik minat atau perhatian menyimak.

o Penampilan pembicara yang mengasyikkan dan mengagumkan, sehingga membentuk sikap positif
para siswa.

2.2.5 Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan menyimak, berikut faktor
motivasi yang menentukan tersebut ;

· Memiliki motivasi atau dorongan yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak

· Melibatkan sistem penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga
dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat untuk menyimaknya.

· Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari ceramah sang
pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat dan sahih.

· Penyimak tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari pembicaraan.

· Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati, dan analitis
sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul

2.2.6 Faktor Jenis Kelamin

Pria

wanita

Objektif

subjektif

Aktif

Pasif

Keras hati

simpatik

Analisis
Difusif

Rasioonal

Sensitive

Netral

memihak

Intrusif

Mudah mengalah

Berdikari

Reseptif

Swasembada

Bergantung

Menguasai emosi

Emosional

Perbedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin (Silverman, 1970; Webb, 1975: 139).

2.2.7 Faktor Lingkungan

a. Lingkungan Fisik

· Di dalam ruangan guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikian rupa
sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menyimak dan disimak.

· Sarana kerja harus ditempatkan berdekatan satu dan lainnya sehingga para siswa dapat
berkomunikasi dengan baik bahkan harus dapat meningkatkan penyimakan yang baik.

· Guru harus berbicara dengan suara yang menyenangkan, memberikan pengarahan yang jelas dan
tepat lagi tegas.

· Guru harus menampilkan kegiatan yang dapat memotivasi atau mendorong anak didik untuk dapat
dengan mudah mengganti peranan mereka sebagai penyimak dan pembicara. Seperti, ikut dalam diskusi
panel, symposium, dan seminar.
b. Lingkungan Sosial

Guru menciptakan suasana yang mendorong anak-anak untuk mengalami, mengekspresikan, serta
mengevaluasi ide-ide memang penting sekali diterapkan kalau keterampilan berkomunikasi dan seni
berbahasa dikembangkan dan berkembang, jadi nyatalah suasana saat guru merencanakan pengalaman-
pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk
meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka memang sesuai dan sejalan dalam perencanaan
kurikulum secara keseluruhan.

2.2.8 Peranan dalam Masyarakat

Contoh faktor peranan dalam menyimak :

a. Peranan sebagai guru dan pendidik

b. Ingin sekali menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televise yang berhubungan
dengan masalah pendidikan dan pengajaran baik di tanah air maupun luar negeri.

c. Sebagai seorang berpendidikan (mahasiswa)

d. Mahasiswa harus dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian dibandingkan dengan
karyawan harian sebuah perusahaan.

e. Sebagai spesialis dan pakar dari berbagai profesi seperti hakim, psikolog, antropolog, sosiolog,
apoteker dan lainnya.

f. Pasti akan haus menyimak hal-hal yang ada kaitannya dengan mereka dengan profesi dan keahlian
mereka, yang dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka.

2.3 Kebiasaan Jelek dalam Menyimak

2.3.1 Menyimak Lompat Tiga

Orang berbicara mempergunakan kata-kata dengan kecepatan kira-kira 125 buah kata per menit dan
kebanyakan orang dapat berpikir dengan mudah dengan kecepatan empat kali dari kecepatan berbicara
tadi, dan ternyata hal ini amat susah sekali karena akan memeperlambat kecepatan berpikir kita, sebab
kita mempunyai kira-kira 400 kata per menit untuk berpikir untuk menghadapi orang yang berbicara
kepada kita.

Berikut ini adalah hal-hal yang membantu penyimak agar dapat menghindari petualangan mental
berpikir, seperti pikiran kita di tempat lain atau tentang hal lain :

a) Mengetahui terlebih dahulu apa yang harus dikatakan oleh pembicara, Tanya pada diri
kita sendiri “Apa yang hendak ditemukan oleh pembicara? Maksud apa yang hendak dicapainya?”.

b) Merangkum secara mental apa yang dikatakan dan tujuan yang telah dicapai oleh
pembicara.
c) Mempertimbangkan keterangan pembicara dengan jalan menanyakan secara mental,
seperti fakta-fakta yang dikemukakan.

d) Mendengarkan, menyimak yang “tersirat”, seperti perubahan nada suara, gerak-gerik


tangan dan mimik mengandung makna tertentu.

2.3.2 Menyimak “Saya dapat Fakta”

Ketika menjadi penyimak yang baik, tentu kita akan menyimak ide-ide utama gagasan-gagasan penting,
fakta-fakta yang disodorkan, kemudian pertimbangkanlah satu terhadap lainnya dan menyusun
hubungannya satu sama lain, garaplah ide-ide bukan hanya terbatas pada serangkaian fakta yang
kebetulan dapat diingat saja.

2.3.3 Noda Ketulisan Emosional

Demi kegiatan menyimak yang lebih baik dan tepat guna perhatikanlah reaksi kita terhadap kata-kata
yang menimbulkan noda ketulisan emosional seperti seks, pelacur, komunis, koruptor, tukang kredit,
panti pijat, tuan tanah dan pembunuhan, dan lain-lain, kata-kata seperti itu sebaiknya ditandai dan
analisislah baik-baik untuk lebih mendalam mengapa kata-kata tersebut mengganggu, penilaian dan
telaah yang seksama biasanya akan mencerminkan bahwa sebenarnya kata-kata tersebut tidak akan
mengganggu sama sekali.

2.3.4 Menyimak Supersensitif

Ketika kita telah mengembangkan pendapat atau prasangka yang mendalam, seorang yang berbicara
kepada kita mungkin tanpa disadari secara lisan akan menghina kita dengan kata-kata yang menusuk
hati, dan secara spontan kita akan menghentikan simakan kita terhadapnya, kita mencoba
menginterupsinya, merencanakan suatu pertanyaan pelik yang memalukannya ataupun bantahan yang
benar-benar menusuk hatinya, oleh karena itu sebelum hal itu terjadi awasilah diri kita sendiri dan
selalulah simak baik-baik ujaran, cermah, kuliah, dan pidato orang tersebut, setelah dia selesai berbicara
barulah rencanakan pertanyaan-pertanyaan serta bantahan yang akan dilontarkan kepadanya.

2.3.5 Menghindari Penjelasan yang Sulit

Biasanya kita menghindari penjelasan yang sulit dari suatu pembicaraan sehingga kegiatan menyimak
menjadi tidak efektif, oleh karena itu simaklah baik-baik diskusi mengenai subjek yang menuntut upaya
untuk memahami dan mengerti makna seperti komentar-komentar di suatu diskusi panel, karena
masalah bukan untuk dihindari tapiuntuk dipecahkan atau diselesaikan.
2.3.6 Menolak secara Gegabah suatu Subjek sebagai Sesuatu yang Tidak Menarik

Adakalanya ketika pembicara membicarakan hal atau sesuatu yang tidak menarik, kita pasti akan
menutup diri, menjauhkan perhatian dari ujarannya, dan membiarkan pikiran kita berkelana ke topik-
topik yang lebih menyenangkan.

Berikut adalah cara untuk memperbaiki kebiasaan jelek dalam menyimak tersebut :

a. Mengadakan suatu rancangan atau pendekatan egois, mengingat kepentingan sendiri.

b. Walaupun subjek tidak menarik perhatian namun jangan dilupakan bahwa subjek tersebut
memiliki ide baik yang hendak disajikannya.

c. Hargailah dan manfaatkanlah ide-ide apa saja yang disumbangkan pembicara.

2.3.7 Mengkritik Gaya dan Gaya Fisik Pembicara

Terkadang kita terlalu sibuk mengkritik gaya dan fisik si pembicara sehingga kita lupa untuk menyimak
pembicaraannya, jika kita termasuk dalam orang atau tipe yang suka mengkritik secara mental pakaian
orang ataupun nada suaranya, sebaiknya tunggu sampai orang tersebut selesai berbicara agar kita dapat
memahami isi keseluruhan ujarannya itu.

2.3.8 Memberi Perhatian Semu

“Kalau saja saya terlihat menyimak, segala sesuatu beres!”, terkadang ada pribadi yang seperti itu,
berpura-pura menyimak tetapi sebenarnya pikirannya tidak berada di situ, mengarahkan kedua matanya
dengan tatapan tanpa kedipan ke arah pembicara padahal ia sama sekali tidak memperhatikan atau
tidak menyimak isi pembicaraan, oleh karena itu perlu kesadaran dari diri sendiri berhenti untuk
berpura-pura menyimak dan mulai mengarahkan perhatian ke arah pembicara.

2.3.9 Menyerah pada Gangguan

Banyak gangguan yang datang baik dari sesuatu yang kita dengar maupun sesuatu yang kita lihat, oleh
karena itu dibutuhkan konsentrasi, pemusatan pikiran dan usahakan agar perhatian kita tetap pada hal-
hal, ide-ide, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pembicara.

2.3.10 Menyimak dengan Kertas dan Pensil di Tangan

Terkadang kita mencoba membuat kerangka yang telah diutarakan oleh pembicara, dan menjadi
rangkuman yang berupa tanda-tanda, symbol-simbol dan angka-angka sehingga kita lupa bahwa dengan
begitu sebenarnya kita hanya “setengah menyimak”, tentu saja tidak akan memberi hasil yang
memuaskan.

Oleh karena itu sebaiknya letakkan pensil, pusatkan daya dan pikiran pada kegiatan menyimaksecara
serius, atau simaklah terlebih dahulu dengan baik sesudah itu ditulis atau dicatat dalam beberapa kata
saja, pergunakanlah kata kunci dalam catatan, karena panjang catatan tidak menjamin mutu
catatan.Mencatat harus dilakukan dengan penuh perhatian dan pemahaman sedangkan merekam dapat
dilakukan tanpa pengertian dan pemahaman.Mencatat bersifat selektif dan kritis, merekam bersifat
mekanis dan reseptif penuh.

2.4 Mengapa Orang Tidak Menyimak?

Ada berapa sebab membuat orang tidak menyimak, antara lain:

1. Orang berada dalam keadaan capek.

2. Orang berada dalam keadaan tergesa-gesa

3. Orang berada dalam kebingungan

4. Orang yang dapat dibingungkan oleh faktor-faktor lain :

a. Ucapan-ucapan yang munafik

b. Penyimak dijejali dengan pesan bernada memerintah ataupun berbau slogan politik

c. Banyak perintah birokratis

d. Cenderung menjauhkan diri dari prasangka-prasangka

Golongan orang yang banyak menyimak pada diri sendiri sehingga tidak memiliki waktu mendengarkan
atau menyimak orang lain:

1. Tipe bunga karang (tipe penyerap)

2. Tipe orang berdikari (menolak untuk menyimak)

3. Tipe seniman ingatan (menolak untuk menyimak secara sadar)

4. Tipe orang yang tergoda bukan oleh pribadi tertentu (mendapat informasi dari media)

5. Tipe orang yang menyukai bunyi alamiah (kicau burung serta keriuhan kota merupakan musik bagi
perangkat penerima sensitifnya tidak mau mendnegar ocehan pembicara)

6. Estetikus luar biasa (mendengar atau menyimak musik bukan untuk kesenangan atau kenikmatan)

7. Tipe siap tenpur (sibuk dengan memikirkan jawaban-jawaban yang akan diajukan, sehingga tidak
ada waktu untuk menyimak)

2.5 Perilaku Jelek dalam Menyimak


Secara garis besar, perilaku-perilaku yang termasuk jelek atau tidak baik dalam praktik menyimak,
sebagai berikut :

1. Tidak mau menerima keanehan pembicara

Pembicara mempunyai cara dan gaya pribadi dalam penampilannya, akibatnya penyimak merasa jengkel
dan tidak mau menerima keanehan pembicara sehingga tidak memiliki minat dan perhatian untuk
menyimak.

2. Tidak mau memperbaiki sikap

Tubuh penyimak ada di ruang yang sama dengan pembicara namun pikiran dan angannya terbang
mengembara ke tempat lain, akibatnya ia tidak memiliki minta untuk menyimak ujaran pembicara.

3. Tidak mau memperbaiki lingkungan

Tidak adanya upaya penyimak untuk pindah duduk ketika dirinya merasa terganggu duduk di tempat
duduknya sekarang yang bising atau tempat orang keluar masuk.

4. Tidak dapat menahan diri

Berusaha mengajukan pertanyaan dan tanggapan sebelum pembicaraan belum selesai dan belum
diketahui ujung pangkalnya.

5. Tidak mau meningkatkan pembuatan catatan

Mencatat semua ucapan pembicara sebanyak mungkin tanpa menghiraukan ide, gagasan yang perlu
dicatat.

6. Tidak tahu dan tidak mau menyaring tujuan khusus

Tidak adanya ketekunan dan tidak adanya perhatian yang terarah, sehingga tujuan menyimak menjadi
tidak tentu arah, duduk menjadi tidak tenang, gelisah dan pembicara tidak disimak lagi.

7. Tidak memanfaatkan waktu secara tepat guna

Ketika menyimak ada yang tertidur dan mengantuk padahal menyimak menuntut kesiapsiagaan
mementik butir-butir penting, ide-ide berharga dari seorang pembicara.

8. Tidak dapat menyimak secara rasional

Menyimak dengan emosional tanpa melibatkan akal dan pikirannya dalam menerima simakan dari
ujaran pembicara.

9. Tidak mau berlatih menyimak hal-hal yang rumit

Tidak mau menyimak hal-hal yang rumit sehingga tidak memahami keseluruhan isi pembicaraan yang
dikemukakan oleh pembicara.
2.6 Kesalahpahaman

Berikut kesalahpahaman yang berkaitan dengan perilaku menyimak :

1. Anggapan bahwa semua perilaku menyimak itu sama saja

Jika kita memeriksa perilaku sendiri dalam satu hari saja, kita akan melihat dengan jelas bahwa perilaku
menyimak berubah-ubah secara dramatis dari satu situasi ke situasi lainnya, dari satu pribadi ke pribadi
lainnya, karena situasi dan kondisi mengatur perubahan perilaku menyimak seseorang.

2. Anggapan bahwa mendnegar dan menyimak sama saja

Mendengar dan menyimak mempunyai makna yang berbeda, mendengar yaitu suatu proses psikologis
ketika gelombang-gelombang bunyi ditransformasikan menjadi impuls-impuls atau gerak hati saraf
pendengaran, yang pada gilirannya akan berjalan melalui system saraf balik di dalam pengawasan
kemauan maupun luar pengawasan kemauan, sedangkan menyimak adalah suatu operasi psikologis
yang rumit yang merupakan sarana untuk merasakan butir-butir atau bagian-bagian lambang dan tanda
yang telah disandikan oleh system saraf pusat dan system saraf otomatis yang diubah menjadi pesan-
pesan yang dapat dipahami.

3. Anggapan bahwa menyimak tidak dapat dikembangkan atau ditingkatkan

4. Anggapan bahwa hanya sedikit waktu yang diperlukan buat menyimak

Hampir setengah waktu berkomunikasi diperuntukkan untuk menyimak, jadi tidak benar bahwa untuk
kegiatan menyimak hanya diperlukan waktu sedikit saja (Mc Cabe & Bender, 1981: 91)

2.7 Aneka Permasalahan Menyimak

ü Memprasangkai Pembicara

Lebih memusatkan perhatian pada gaya dan cara penampilan pembicara ketimbang pesan yang hendak
disampaikannya.

ü Berpura-pura Menaruh Perhatian

Terkadang orang berpura-pura menyimak dengan serius dengan menatap pembicara dengan kedua
matanya tetapi sebenarnya perhatiannya bukan tertuju kepada pembicara, pikirannya terbang melayang
mengembara ke tempat lain.

ü Kebingungan
Gangguan bisa datang dari suara luar dan di dalam ruangan dapat mengganggu konsentrasi kita, semua
itu dapat membuat kita bingung, sehingga dapat menjauhkan kita dari ide-ide pembicara.

ü Pertimbangan yang Prematur

Ketika pembicara belum selesai berbicara, terkadang kita sudah mengambil pertimbangan.

ü Salah Membuat Catatan

Mencoba menulis terlalu banyak ataupun mencoba menyelesaikan ide-ide pembicara dengan suatu pola
yang telah dirancang sebelumnya dapat mengurangi keefisienan menyimak.

ü Hanya Menyimak Fakta-fakta

Berbagai telaah menunjukkan bahwa menyimak demi fakta, bukan demi ide atau gagasan, pasti
mengurangi ketepatgunaan atau keefisienan kegiatan menyimak.

ü Melamun

Karena otak manusia sanggup memproses informasi lebih cepat daripada kecepatan berbicara yang
dilakukan oleh banyak pembicara, sehingga masih banyak waktu untuk memikirkan hal-hal lain di luar
topik yang disajikan oleh pembicara atau penceramah, penyimak pun menjadi melamun, sehingga
mengakibatkan penyimak kehilangan kontuinitas ide-ide pembicara.

ü Bereaksi Secara Emosional

Kata-kata, gaya, cara penampilan pembicara dapat saja mengundang emosi, sehingga kita tidak
menyimak lagi secara rasional, kegagalan menguasai emosi akan mengurangi mutu penyimakan.

BAB III

PENUTUP

4.1 Simpulan

Menyimak merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan suatu konsentrasi bagi


penyimaknya.Menyimak adalah proses mendengarkan yang memerlukan konsentrasi tinggi agar
mendapatkan informasi yang aktual berdasarkan fakta dan kenyataan yang sebenarnya.
Dalam proses menyimak ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini ada bukan hanya
dari penyimak saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada di sekitarnya.Faktor-faktor
itu dianataranya faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan
peranan dalam masyarakat. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak, dalam makalah ini juga
membahas, kebiasaan jelek menyimak, alasan orang tidak menyimak, perilaku jelek dalam menyimak,
kesalahpahaman dalam menyimak dan aneka permasalahan menyimak.

4.2 Saran

Sejalan dengan simpulan di atas penulis merumuskan saran sebagai berikut:

1. Penyimak sebaiknya dapat memperhatikan, mengapresiasikan dan menginterpretasikan apa yang


dibicarakan oleh pembicara.

2. Untuk menjadi pembicara yang baik, hendaknya bisa melakukan kegiatan berbicara dengan
mengetahui konsep-konsep berbicara agar penyimak bisa menyimak dengan baik tanpa terganggu oleh
tingkah laku pembicara.

3. Penyimak hendaknya menyimak apa yang dibicarakan oleh pembicara dan bukan memperhatikan
penampilan pembicara.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidayani, wenti.2012. Makalah Bahasa Indonesia Menyimak. Tersedia: http://wenti-


dwindayani93.blogspot.com/2012/12/makalah-bahasa-indonesia-menyimak-i.html [18 oktober 2014]

Ana. 2011. Faktor-faktor Keberhasilan Menyimak. Tersedia:


http://anancasa.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-keberhasilan-menyimak.html [18 oktober 2014]

Tarigan, Djago. 1991. Materi pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur (Ed). 1993. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry G. 2008. Menyimak. Bandung: Angkasa

Anda mungkin juga menyukai