Anda di halaman 1dari 5

BUDAYA ORGANISASI

Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen SDM Lanjutan

Dosen Pengampu
Tamriatin Hidayah, SE, MP

Disusun Oleh :

FAJAR IMANNI 1710401

NADILLA FILDZAH Q.A 1710398

ZAINUL HASAN 1710400

AYU AMELIA YASMIN 1710402

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MANDALA JEMBER


PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS
2019
Google
“ 20% TIME ”

1. Pengertian Budaya Organisasi :


Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai
organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan
berperilaku.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi adalah sistem nilai
organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja
dan berperilaku dari para anggota organisasi.

2. Kasus :
Kehidupan dalam dunia pekerjaan sangat terikat dengan adanya budaya organisasi, hal ini
pada akhirnya terkait pula dengan inovasi yang nantinya diciptakan oleh para karyawan.
Budaya organisasi memfasilitasi karyawan untuk dapat membangun inovasi-inovasi yang
dapat mengembangkan organisasi dan membangun kepuasan kerja karyawan itu sendiri.
Untuk itu, budaya organisasi yang sesuai sangat diperlukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan akan inovasi tersebut.

Seperti halnya perusahaan Google Inc (Google), perusahaan tersebut menerapkan aturan
“20% Time” dalam melakukan suatu pekerjaan atau bekerja. Hal tersebut merupakan keadaan
dimana karyawan didorong untuk menghabiskan 20 persen waktu kerja mereka untuk
melakukan apa pun yang mereka sukai. Namun, hal ini memang belum tentu selalu dapat
melahirkan inovasi dan kreatifitas yang dapat menjadi keunggulan dan keuntungan
perusahaan, tetapi aturan “20% Time” ini dipercaya telah menjadi asal muasal terciptanya
inovasi-inovasi dan kreasi-kreasi besar Google yang telah kita nikmati seperti sekarang ini.
Google adalah satu-satunya perusahaan yang tidak mengalami pergantian karyawan
selama dotcom booming pada akhir tahun 1990-an. Terkait dengan budaya organisasi yang
diterapkan oleh Google, terdapat keunggulan yang dimilikinya yaitu kelebihan teknologi atas
kompetitor-nya dan juga bisa dikatakan sukses dalam kemampuan untuk menarik dan
mempertahankan bakat terbaik karyawannya.
Dikutip dari Google.com mengenai Budaya Organisasinya, Google menyatakan bahwa :

“Orang-orang di balik layarlah yang membuat Google menjadi perusahaan seperti


saat ini. Kami memperkerjakan orang-orang yang cerdas dan tekun, dan kami lebih
mengutamakan kemampuan di atas pengalaman. Meskipun Karyawan Google berbagi tujuan
dan visi yang sama untuk perusahaan, kami menerima semua orang dari latar belakang yang
berbeda dan dengan keragaman bahasa, yang mencerminkan pengguna global yang kami
layani. Di luar pekerjaan, Karyawan Google melakukan bermacam hobi, mulai dari
bersepeda hingga beternak lebah, mulai dari bermain frisbee hingga berdansa foxtrot.
Kami berusaha mempertahankan budaya terbuka yang sering kali dikaitkan dengan
perusahaan rintisan, yang mana setiap orang merupakan kontributor aktif dan merasa
nyaman untuk berbagi ide serta opini. Dalam pertemuan wajib mingguan kami (“TGIF”)—
tidak termasuk yang lewat email atau di kafe—para Karyawan Google mengajukan
pertanyaan langsung kepada Larry, Sergey, serta eksekutif lainnya mengenai masalah
perusahaan, berapa pun banyaknya. Kantor dan kafe kami dirancang untuk mendorong
interaksi antara Karyawan Google di dalam tim dan antartim lainnya, serta untuk me
nghidupkan percakapan tentang pekerjaan serta bermain.”
“Pendiri kami membuat Google dengan ide bahwa kerja seharusnya menantang, dan
tantangan itu seharusnya menyenangkan. Kami yakin bahwa hal-hal kreatif yang hebat lebih
cenderung muncul dalam budaya perusahaan yang benar–dan itu bukan sekadar aksesori
dalam perusahaan. Ada penegasan dalam pencapaian tim dan kebanggaan atas keberhasilan
individu yang berkontribusi pada keberhasilan kami secara keseluruhan. Kami memiliki
pegawai yang hebat–orang-orang yang bersemangat dan berhasrat tinggi dari latar
belakang yang berbeda dengan pendekatan kreatif untuk bekerja, bermain, dan menjalani
hidup. Atmosfer kami mungkin santai, namun saat ide muncul di antrean kafe, di rapat tim,
atau di gimnasium, ide itu disepakati, diuji, dan dipraktikkan dalam sekejap–dan itu bisa jadi
landasan luncur untuk proyek baru yang ditujukan bagi penggunaan di seluruh dunia.”
Google
3. Suasana Kantor Google :
4. Komentar Kelompok :
Pada umumnya di Indonesia, budaya organisasi cenderung membuat para karyawan
terbebani dan stres dengan tugas-tugas yang harus mereka kerjakan. Jam kerja yang terikat
dan peraturan selama jam kerja yang mengharuskan duduk di depan layar komputer berjam-
jam akan membuat karyawan pada akhirnya jenuh dan bosan. Bawahan yang harus selalu
patuh pada perintah atasan, takut memberikan saran dan kritikan, tidak mau melampaui batas
untuk bisa berkembang, serta hiburan yang jarang sekali diperoleh selama jam kerja. Hal-hal
inilah yang membuat inovasi yang seharusnya dapat lebih baik dan berkembang menjadi
terhambat.

5. Analisa Kelompok :
Dilihat dari fenomena tersebut, budaya organisasi seperti halnya yang terdapat di Google
sebenarnya dapat pula diadopsi oleh perusahaan yang ada di Indonesia, terutama perusahaan
bisnis yang berkecimpung di bidang teknologi. Budaya yang di adopsi tersebut dapat
disesuaikan dengan kebiasaan dan aturan yang memang sudah tidak dapat dirubah lagi,
seperti aturan sosial yang telah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Atasan perusahan
sebaiknya harus mampu menerapkan budaya organisasi berupa suasana kerja yang
menyenangkan, kebebasan dalam menyatakan pendapat, perlakuan adil, kebebasan untuk
menyampaikan ide-ide kreatif untuk berinovasi, dan menyediakan sarana hiburan serta ruang
untuk interaksi karyawan yang lebih bersahabat, sehingga kepuasan karyawan juga dapat
diciptakan dari hasil penerapan budaya organisasi tersebut.

6. Kesimpulan Kelompok :
Pengadopsian yang dilakukan perusahaan yang ada di Indonesia dapat diterapkan sedikit
demi sedikit tanpa harus merubah keseluruhan kebiasaan dan peraturan yang telah ada.
Suasana kerja seperti di perusahaan Google nantinya dapat tercipta dan dirasakan sepenuhnya
oleh karyawan, yaitu dengan munculnya inovasi dan kreatifitas yang tinggi serta hubungan
interaksi yang lebih baik antar karyawan.

Anda mungkin juga menyukai