Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Ketidaknyamanan pada ibu hamil trisemester 1, 2, dan 3 serta kebutuhan dasar pada ibu
hamil”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “ Ketidaknyamanan pada ibu
hamil trisemester 1, 2, dan 3 serta kebutuhan dasar pada ibu hamil” dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
6. Keputihan
a. Penyebab
1) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembetukan sel-sel
2) Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada leher rahim
b. Cara mengatasi
1) Jangan membilas bagian dalam vagina
2) Kenakan pembalut wanita
3) Jaga kebersihan alat kelamin
4) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau busuk atau perubahan sifat dan
warna.
7. Gingivitis dan epulis (peradangan pada gusi, tonjolan pada gusi, kemerahan dan mudah
berdarah)
a. Penyebab
1) Peningkatan pembentukan gusi dan peningkatan pembuluh darah pada gusi
b. Cara mengatasi
1) Makan menu seimbang dengan protein cukup, perbanyak sayuran dan buah
2) Jaga kebersihan gigi, gosok gigi dengan sikat yang lembut.
2.1.2 TRIMESTER II
1. Haemorroida
a. Penyebab
1) Sering terjadi karena konstipasi
2) Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena haemorroida
3) Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar
4) Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena haemorroid,
tekanan mengganggu sirkulasi vanous dan menyebabkan kongesti pada vena pelvic.
b. Cara mengatasi
1) Mandi air hangat/kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan kenyamanan tapi juga
meningkatkan sirkulasi.
2) Kompres es/garam Epsom
3) Istirahat ditempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan
2. Konstipasi
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus menjadi lambat
2) Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot polos usus besar penyerapan air
dari kolon meningkat
3) Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi
b. Cara mengatasi
1) Tingkatkan intake cairan serat didalam diet seperti buah/jus prem, minum cairan
dingin/panas (terutama ketika perut kosong)
2) Istirahat cukup
3) Senam/exersice
4) Membiasakan BAB secara teratur
5) BAB segera setelah ada dorongan
6) Terapi sesuai petunjuk dokter atau bidan.
4. Gas
a. Penyebab
1) Beban janin yang sedang tumbuh menekan usus, sehingga membuat usus bergerak lebih
lambat, diperberat karena adanya perubahan hormone yang juga terjadi dalam tubuh.
b. Cara mengatasi
1) Setiap pagi mengkonsumsi minuman hangat, seperit jus jeruk hangat.
2) Olahraga yang teratur (berjalan/berenang beberapa kali setiap minggu). Ini dapat membantu
tubuh ibu menghilangkan gas.
3) Olahraga lain (memutar panggul, menekuk bokong, dan posisi lutut dada)
5. Insomnia
a. Penyebab
1) Perasaan gelisah, kuatir, ataupun bahagia
2) Ketidaknyamanan fisik seperti membesarnya uterus, pergerakan janin, bangun ditengah
malam karena nocturia, dispnea, heartburn, sakit otot, stress dan cemas.
b. Cara mengatasi
1) Gunakan teknik relaksasi
2) Mandi air hangat
3) Minum minuman hangat (susu, teh dengan susu), sebelum pergi tidur
4) Melakukan aktifitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur
5) Hindari obat-obatan tidur (dapat emlitasi sawat plasenta)
6. Heart Burn
a. Penyebab
1) Keadaan sesak dalam perut dan meningkatnya keasaman perut karena perubahan hormone
2) Menurunnya motilitas saluran cerna dihasilkan dari relaksasi otot polos, yang kemungkinan
meningkatnya progesterone dan tekanan uterus.
3) Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan dan ditekan oleh pembesaran
uterus.
b. Cara mengatasi
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/makanan yang
berbumbu merangsang.
3) Hindari rokok, kopi, alcohol, coklat ( mengiritasi gastric )
4) Hindari berbaring setelah makan
5) Hindari minuman selain air putih saat makan
6) Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang baik
7) Lakukan posisi lutut-dada, peregangan lengan super-dooper.
8) Hindari obat antacid yang terbuat dari bahan lain selain kalsium
7. Anemia
a. Rendahnya asupan zat besi, yaitu mineral yang membantu tubuh untuk membuat
hemoglobin.
b. Cara mengatasi
1) Makan-makanan yang kaya zat besi
2) Konsumsi produk hewani yang rendah kolestrol dan lemaknya. Misalnya, ikan dan ayam.
3) Mengkonsumsi sumber makanan vegetarian. Misalnya, kacang-kacangan, polong-polongan,
biji-bijian, kismis, sayur-sayuran dan molase.
3. Edema Dependen
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal
2) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
3) Meningkatkan kadar permeabilitas kapiler
4) Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/pada kafa inferior ketika
berbaring
b. Cara mengatasi
1) Hindari posisi berbaring terlentang
2) Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri, dengan kaki agak
ditinggikan.
3) Angkat kaki ketika duduk/istirahat
4) Hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki
5) Lakukan senam secara teratur
4. Kram Kaki
a. Penyebab
1) Kekurangan asupan kalsium
2) Ketidakseimbangan rasio kalsium fosfor
3) Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada dasar pelvic dengan demikian dapat
menurunkan sirkulasi darah dari tungkai bagian bawah
b. Cara mengatasi
1) Kurangi konsumsi susu (kandungan fosforna tinggi) dan cari yang high kalsium
2) Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk meregangkan otot yang terkena kram
3) Gunakan penghangat untuk otot
4) Terapi : gunakan antacid aluminium hidroksida untuk meningkatkan pembentukan fosfor
yang tidak melarut.
5. Sakit punggung
a. Penyebab
1) Sakit pada punggung ini disebabkan meningkatnya beban berat janin sehingga membuat
tubuh terdorong kedepan dan untuk mengimbanginya cenderung menegakan bahu sehingga
memberatkan punggung.
2) Kurvator dari vertebra umbosacral yang meningkat saat uterus terus membesar.
3) Keletihan
4) Kadar hormone yang meningkat, sehingga cartilage ddalam sendi-sendi besar menjadi
lembek.
b. Cara mengatasi
1) Hindari sepatu atau sandal hak tinggi
2) Hindari mengangkat beban yang berat
3) Gunakan kasur yang keras untuk tidur
4) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
5) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi
terhambat.
6. Merasa kepanasan
a. Penyebab
1) Hal ini terjadi karena kecepatan metabolism ibu hami rata-rata meningkat kurang lebih 20%
selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi.
b. Cara mengatasi
1) Jangan lupa untuk minum lebih banyak untuk menggantikan cairan yang keluar.
2) Untuk mengurang rasa tidak nyaman, seringlah mandi
3) Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat.
Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah
tempat.
Tindakan yang berhubungan dengan ambulasi
a. Latihan ambulasi
1) Duduk diatas tempat tidur
a) Anjurkan pasien untuk meletakan tangan di samping badannya, dengan telapak tangan
menghadap ke bawah
b) Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu pasien
c) Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang/ bantal
2) Turun dan berdiri
a) Atur kursi roda dalam posisi terkunci
b) Berdirilah menghadap pasien dengan ke dua kaki merenggang
c) Fleksikan lutut dan pinggang anda
d) Anjurkan psien untuk meletakkan ke dua tangannya di bahu anda dan letakkan kedua tangan
anda disamping kanan kiri pinggang pasien
e) Ketika pasien melangkah ke lantai tahan lutut anda pada lutut pasien
f) Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
g) Bantu pasien di kursi dan atur posisi cara nyaman
3) Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat
berjalan dari tempat tdiur ke brachard
a) Atur brachard dalam posisi terkunci
b) Bantu pasien dengan 2-3 orang, berdiri menghadap pasien
c) Silangkan tangan di depan dada, tekuk lutut anda kemudian masukkan tangan ke bawah
tubuh pasien
d) Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher/ bahu dan bawah pinggang, orang kedua
meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien dan orang ketiga meletakkan
tangan di bawah pinggul dan kaki
e) Angkat bersama-sama dan pindahkan ke brachard
f) Atur posisi pasien di brachard
2.2.3 Eliminasi
Kebanyakan ibu hamil lebih sering ke kamar mandi untuk melakukan tindakan
eliminasi. Salah satu alasan akan meningkatnya pembuangan air kemih adalah meningkatkan
volume cairan tubuh dan membaiknya efisiensi ginjal, yang membantu produk sisa dari tubuh
dengan cepat. Alasan lainnya adalah adanya penekanan dari rahim yang berkembang, yang
masih terletak di ronga panggul di sebelah kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih ini
seringkali mereda setelah rahim naik ke rongga perut, pada sekitar bulan keempat.
Mungkin hal ini tidak akan kembali sampai bayi kembali turun ke rongga panggul pada bulan
kesembilan. Karena pengaturan alat-alat di dalam tubuh berbeda pada setiap orang, maka
derajat seringnya pengeluaran air kemih pada kehamilan juga bisa berbeda-beda. Kebutuhan
Eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh setiap Ibu hamil yang berhubungan
dengan BAK dan BAB karena terjadinya perubahan kondisi fisik yang terjadi pada masa
kehamilan. Supaya BAK dan BAB tidak bermasalah maka ada hal – hal tertentu yang harus
dilakukan supaya tidak mengalami gangguan BAK dan BAB.
1. Eliminasi urin
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine atau alvi
(buang air besar). Kebutuhan eliminasi terdiri dari eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil)
dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).
2. Eliminasi alvi (Defekasi)
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua
pusat yang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang
belakang. Secara umum, terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu
refleks defekasi intrinsic dan refleks defekasi parasimpatis.
Kebutuhan Eliminasi pada Ibu Hamil pada trimester 1, 2 dan 3 yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut :
a. Trimester I : Cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin mineral dan air.
b. Trimester II : Jumlah karbohidrat dan protein tetap.
c. Trimester III : Karbohidrat dikurangi, perbanyak sayur, buah – buahan segar, kenaikan
Berat Badan tidak boleh lebih dari ½ kg perminggu.
Eliminasi yang terjadi pada Ibu Hamil
a. Trimester I : Frekuensi BAK menigkat karena kandungan kencing tertekan oleh
pembesaran uterus, BAB normal konsistensi lunak.
b. Trimester II : Frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga
panggul.
c. Trimester III : Frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala bayi, BAB sering
obstipasi ( sembelit ) karena hormone progesteron meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urin dan alvi adalah
a. Diet dan asupan
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine (jumlah
urine) dan defekasi. Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk.
Selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine. Disamping itu makanan
yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan
jumlah yang dikonsumsi pun dapat memengaruhinya
b. Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat menyebabkan urin banyak
tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah
pengeluaran urine
c. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait
dengan tersedianya fasilitas toilet.
Hal ini dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/ kebiasaan melakukan
eliminasi di tempat yang bersih atau toilet, ketika seseorang tersebut buang air di tempat
terbuka atau tempat kotor, maka akan mengalami kesulitan dalam proses defekasi.
d. Stress psikologis
Meningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena
meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
e. Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. Hal
tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih mengalami kesulitan untuk mengontrol
buang air kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat dengan
bertambahnya usia
Hal-hal untuk mengatasi terjadinya Eliminasi pada masa kehamilan
a. BAK : Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan
minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
b. BAB : Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan usus besar
sehingga pada Ibu Hamil sering mengalami obstipasi, untuk mengatasi dianjurkan
meningkatkan aktivitas jasmani dan makan berserat.
c. Menjaga kebersihan vulva setelah BAK / BAB bisa dilakukan dengan cara tidak hanya
bagian luar saja yang dibersihkan tetapi juga lipatan – lipatan labia mayora dan minora serta
vestibula.
Gangguan /masalah pada proses eleminasi
a. Retensi urine, merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan
kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih.
b. Inkontinensia urine, merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau
menetap untuk mengontrol ekskresi urine.
c. Perubahan pola eliminasi urine, merupakan keadaan seseorang yang mengalami gangguan
pada eliminasi urine karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi
saluran kemih. Perubahan eliminasi terdiri atas : Frekuensi, Urgensi, Disuria, Poliuria,
Urinaria supresi.
Selama hamil, tubuh ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini sama dengan tidur orang
sehat pada umumnya. Hanya saja, berbagai perubahan tubuh kerap membuat ibu hamil
gampang lelah dan mengantuk. Itu sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu
istirahat dan tidur sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3 hingga 4 jam. Bila
kehamilan dibawah 3 bulan, maka diperbolehkan banyak istirahat, terutama bila kandungan
lemah maka sebaiknya banyak istirahat di tempat tidur (bed rest). Selama masa kehamilan,
istirahat memegang peranan yang sama penting dengan kegiatan. Pada masa awal
kehamilan, mungkin merasa lebih lelah dari biasanya, oleh sebab itu perbanyaklah istirahat/
tidur. Tidur siang sangat dianjurkan, atau beristirahatlah beberapa kali disiang hari. Upayakan
untuk menyederhanakan rutinitas sehari-hari. Prinsipnya, ibu hamil mesti istirahat cukup dan
dianjurkan tidur 8 jam sehari. Namun begitu jangan lupa untuk melakukan aktivitas fisik
yang ringan, agar tubuh lebih sehat dan fit.
Kebersihan badan mengurangi infeksi, puting susu harus dibersihakan kalau terbasahi oleh
kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan karena gigi yang bersih menjamin pencernaan
yang sempurna. Personal hygine yang perlu diperhatikan :
a. Kebersihan rambut dan kulit kepala
Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan karena overactivity
kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan keramas lebih sering. Rambut bisa
tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan mungkin memerlukan pemotongan lebih sering.
Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil sangatlah penting.
Disarankan ibu hamil untuk mencuci rambut secara teratur guna menghilangkan segala
kotoran, debu, dan endapan minyak yang menumpuk pada rambut kita membantu
memberikan stimulasi sirkulasi darah pada kulit kepala dan memonitor masalah-masalah
pada rambut dan kulit kepala. Dengan keramas, dimana cara ini dapat membersihkan kotoran
yang menyumbat pori-pori di kulit kepala yang bisa menghambat pertumbuhan rambut.
Selain itu, keramas juga merupakan kegiatan pemijatan yang baik pada kulit kepala ibu hamil
untuk menstimulasi dan menyediakan jalan rambut baru untuk tumbuh dengan mudah.
a. Kebersihan gigi dan mulut
Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk menjaga dari semua
kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal di dalam gigi yang mengakibatkan
kerusakan pada gigi dan bau mulut. Tidak ada dokumentasi yang mendukung peningkatan
rongga gigi selama kehamilan. Kebersihan dan perawatan gigi dapat dilakukan dengan oral
hygiene dengan menggunakan sikat dan pasta gigi, sedangkan kebersihan area mulut dan
lidah bisa dilakukan dengan menggunakan kasa yang dicampur dengan antiseptik.
Keadaan klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak berbeda jauh dengan jaringan gusi
ibu yang tidak hamil, di antaranya :
1) Warna gusi, jaringan gusi yang mengalami peradangan berwarna merah terang sampai
kebiruan, kadang-kadang berwarna merah tua.
2) Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi dan pinggiran
gusi terlihat membulat.
3) Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat.
Bagian gusi yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak, dan lentur.
4) Risiko perdarahan, warna merah tua menimbulkan bertambahnya aliran darah, keadaan ini
akan meningkatkan risiko perdarahan gusi.
5) Luas peradangan, radang gusi pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal maupun
menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan periodontal dan
menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut.
b. Kebersihan vulva
1) Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang
sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di tempat
tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian infus, section caesarea) harus dimandikan
setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari dan pada waktu
sesudah selesai membuang hajat. Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya masih muda dan
sehat, daerah daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian serta perawatan protektif.
2) Wanita yang hamil jangan melakukan irrigasi vagina kecuali dengan nasihat dokter karena
irrigasi dalam kehamilan dapat menimbulkan emboli udara.
Hal – hal yang harus diperhatikan adalah:
a) Celana dalam harus kering.
b) Jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina.
c) Sesudah bab / bak dilap dengan lap bersih dan kering
d) Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari), biasanya daerah perineum
dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang disediakan khusus
untuk keperluan tersebut.
d. Kebersihan kuku tangan dan kaki
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan
perawatan diri, melalui kuku berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh, untuk itu
seharusnya kuku tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas
dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula. Kondisi normal
kuku ini dapat terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar kuku berwarna
merah muda.
Masalah/gangguan pada kuku :
1) Ingrown nail, kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada darah
tersebut.
2) Paronychia, radang di sekitar jaringan kuku.
3) Ram's horn nail, gangguan kuku yang ditumbuhi pertumbuhan yang lambat disertai
kerusakan dasar kuku atau infeksi bau tidak sedap, reaksi mikroorganisme yang
menyebabkan bau tidak sedap.
e. Kebersihan kulit
Kelenjar kulit mungkin lebih aktif selama kehamilan dan pasien mungkin cenderung
lebih berkeringat. Baths terapi melemaskan otot-otot tegang dan lelah, membantu insomnia
counter, dan membuat pasien merasa segar dan berbau manis. Baths dapat menimbulkan
masalah manuver fisik yang meningkatkan kemungkinan jatuh di akhir kehamilan; shower
direkomendasikan, tetapi dengan hati-hati saat masuk dan keluar dan bergerak di dalam
kamar mandi.
f. Kebersihan pakaian
Selama kehamilan, pakaian harus diberikan sama atau mungkin bahkan lebih sedikit
perhatian dari pada waktu lain. Pakaian harus ringan, nonconstrictive, disesuaikan, mudah
menyerap keringat, dan meningkatkan rasa kesejahteraan pasien.
Manfaat personal hygiene dan aktivitas pada ibu hamil
Bagi ibu hamil yang menjaga personal hyginenya sangat bermanfaat untuk dirinya sendiri,
dengan si ibu menjaga kebersihan dirinya maupun personal hyginenya akan memberikan rasa
nyaman terhadap dirinya sendiri serta terjamin kebersihan badannya.
Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
1) Body image
Adalah gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik pada ibu hamil sehingga ibu hamil tidak peduli terhadap
kebersihannya.
2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene pada ibu hamil memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene pada ibu hamil sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan pada ibu hamil itu sendiri.
5) Kebiasaan
Adalah kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya
seperti penggunaan sabun, sampo dll.
6) Kondisi fisik
Pada kondisi fisik ibu hamil, kemampuan untuk merawat diri berkurang, sehingga
memerlukan bantuan untuk melakukannya.
3.1 KESIMPULAN
Selama masa kehamilan, ada beberapa hal yang akan dialami oleh ibu hamil, terutama
rasa tidak nyaman akan perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, perlunya bagi ibu
hamil untuk mengetahui penyebab dari ketidaknyamanan tersebut dan tanda-tanda bahaya
sehingga dapat dikurangi/diatasi.
3.2 SARAN
Sebaiknya ibu hamil tidak perlu khawatir terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
selama masa kehamilan. Yakinlah kalau kehamilan merupakan sebuah anugrah dan tidak
semua perempuan mendapat kesempatan memperoleh anugerah istimewa itu. Jadi, jalani
kehamilan dengan relaks dan penuh syukur. Biarkan tubuh berubah sesuai tuntutan kehamilan
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
2. Stoppard, Miriam. 2002. Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta :Mitra Media publisher.
3. Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
4. Susilowati H, Endang. 2006. Lebih jauh tentang kehamilan. Jakarta : Edsa Mahkota.
5. Walsh, Linda. 2001. Community – Based Care During the Childbearing Year. W.B
Saunders Company. United States of America.
6. ______________ . 2003. Buku 2 : Asuhan Antenatal. Pusdiknakes.
7. Jimenez, Sherry LM. Kehamilan Yang Menyenangkan. 2000. Jakarta : ARCAN
Kusmiyati, 2009 : 123
8. dr.I.A.Chandranita Manuaba, Sp.OG dkk, Gawat Darurat Obstetri Ginekologi Untuk Profesi
Bidan