Anda di halaman 1dari 5

Ideologi Tokoh Karman dalam Novel Kubah

Karya Ahmad Tohari


oleh
Rafika Imamia
NIM. 17201244009
email: rafika.imamia@gmail.com

Masing-masing individu memiliki cara berpikir


dan pahamnya sendiri, inilah yang sering kita sebut
dengan ideologi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pengertian ideologi salah satunya adalah paham, teori dan
tujuan yang merupakan satu program sosial politik.
Dengan begitu ideologi adalah hal pokok yang pasti
dimiliki setiap orang. Kemudian, dengan adanya
kesepakatan dan kesamaan perspektif dan paham yang
diyakini maka akan muncul beberapa golongan yang
memperjuangkan paham tujuannya.
Seperti yang diungkapkan Marx dalam kritik
ideologinya, bahwa ideologi adalah ajaran yang
menjelaskan suatu struktur kekuasaan yang dirancang
sedemikian rupa, sehingga orang menganggapnya sah,
padahal jelas tidak sah. Ideologi melayani kepentingan
kelas berkuasa karena memberikan legitimasi kepada
suatu keadaan yang sebenarnya tidak memiliki legitimasi
(Basid & As Shultoni, 2018: 59). Ideologi dalam sastra
merupakan suatu perspektif yang berhubungan dengan
posisi kelas, pandangan, dan sisi kehidupan yang faktanya
seringkali diputar balikkan. Beberapa karya sastra
Indonesia juga menghadirkan perihal sejarah yang
kaitannya dengan perubahan dan hadirnya ideologi-
Tugas Akhir Esai Kritik Sastra
ideologi yang terjadi pada bangsa Indonesia. Salah
satunya novel karya Ahmad Tohari menceritakan
peristiwa-peristiwa sejarah yang ada di Indonesia.
Manfaat penulisan esai kritik novel kubah karya Ahmad
Tohari ini untuk mengenal dan menyelami lagi kisah
sejarah berdarah bangsa ini pada peristiwa G30SPKI
1965, karena dalam karya sastra penyajian sejarah tersebut
akan lebih kental dengan realitas penggambaran
pengarang yang membawa pembaca pada masa kala itu,
dengan begitu akan lebih memberikan kesan dan rasa pada
pembacanya karena bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghargai sejarahnya.
Novel kubah adalah novel pertama karya Ahmad
Tohari yang diterbitkan pada tahun 1980. Novel yang
pernah mendapat gelar terbaik pada tahun 1981 oleh
Yayasan Buku Utama Kementerian P & K, juga telah
diterbitkan ke dalam berbagai bahasa salah satunya
Jepang. Novel Kubah karya Ahmad Tohari berlatarkan
masa orde baru yang ditandai dengan pembunuhan dan
penculikan yang dilakukan oleh PKI (Partai Komunis
Indonesia). Pada masa orde baru terjadi perekrutan
anggota PKI secara besar-besaran untuk melakukan
kudeta, sehingga anggota dan perwira Angkatan Darat
(AD) menjadi korban penculikan PKI. Pembahasan yang
dikaji tidak hanya masalah sejarah pada masa orde baru,
melainkan masalah budaya dan ekonomi.
Penceritaan ini dimulai dari keberadaan tokoh
utama yakni Karman, digambarkan sebagai tokoh yang
baik, religius, pandai dan cakap namun tiba-tiba seiring
berjalannya waktu Karman berubah menjadi sosok yang
Tugas Akhir Esai Kritik Sastra
yang sinis dan penuh curiga dan memiliki pandangan yang
buruk terhadap orang-orang pada kelas atau tatanan sosial
yang tinggi. Bertemunya Karman dengan tokoh Margo
dan Triman, sejak saat itulah perubahan drastis yang
terjadi pada diri Karman. Karena dua tokoh tersebut
berperan besar atas penanaman ideologi komunis pada diri
Karman yang dilakukannya dengan tipu muslihat agar
menimbulkan hutang budi pada diri Karman. Hal tersebut
terbukti pada kutipan berikut.
“Yah, tentu saja berusaha menanam jasa kepada
dia. Sudah saya laporkan, saat ini Karman sangat
membutuhkan pekerjaan. Apabila dia bisa
menjadi pegawai atas bantuan kita, maka
perkenalan dia dengan kita berlangsung sangat
wajar dan mulus. Jadi pertanyaan saya saat ini
adalah: apakah ada lowongan pekerjaan yang
bisa kita berikan kepada Karman?” (Kubah,
2017: 86)
Kutipan tersebut membuktikan bahwa perubahan ideologi
pada diri Karman terjadi akibat manusia berhati licik yang
rela menghasut orang lain untuk memperlancar jalannya
sendiri. Sebagai manusia yang berhati lembut dan mudah
diperdaya, tentu saja Karman dengan cepatnya berubah
menjadi sosok yang angkuh dan mengerikan. Tampak
pada kutipan berikut.
“Hanya setahun sejak perkenalannya dengan
kelompok Margo, perubahan besar terjadi pada
pribadi Karman. Ia menjadi sinis. Segala sesuatu,
apalagi yang menyangkut Haji Bakir selalu di
tanggapi dengan perasaan buruk.” (Kubah, 2017:
103)

Tugas Akhir Esai Kritik Sastra


Margo membuat Karman memiliki pembenaran hubungan
kekuasaan yang tidak simetris, yaitu misi
memutarbalikkan fakta mengenai kebaikan-kebaikan Haji
Bakir pada hidup Karman semasa kecil. Sehingga karman
menilai kejadian itu menjadi persoalan yang tidak adil
bagi dirinya dan keluarganya.
“Paman, bagaimana aku akan mengatakan adil
bila satu setengah hektar sawah hanya ditukar
dengan satu ton padi? Pokoknya tidak adil. Sudah
bagus bila aku tidak menuntut sawah itu kembali.
Mengapa aku harus berbaik terhadap orang yang
menyebabkan seisi rumahku sengsara?” (Kubah,
2017: 109)
Karman yang sangat bersikeras atas transaksi yang
pernah dilakukan oleh ayahnya dan Haji Bakir dulu
menganggap sesuatu yang salah, meski secara sistem
benar namun akibat pengaruh propaganda dari Margo
menimbulkan kesadaran pada dirinya tentang eksistensi
sebagai suatu kelas ekonomi yang dipinggirkan dan tidak
diperlakukan secara adil oleh tatanan kelas ekonomi atas.
Kemudian, dalam akhir cerita akibat peristiwa
G30SPKI yang membuat Karman tertangkap dan
diasingkan di Pulau Buru menjadikannya kembali lagi
pada ideologi awal yang terbuka dan berkeyakinan sesuai
masyarakat biasanya.
Tampak bahwa perubahan yang terjadi pada diri
Karman terutama ideologi komunis yang tertanam dalam
dirinya akibat dari rendahnya tingkat ekonomi yang
memaksanya untuk terjerumus akibat tipu muslihat dari
tokoh Margo dan Triman. Kemudian atas kekecewan yang

Tugas Akhir Esai Kritik Sastra


teramat dalam akibat ditolaknya lamarannya kepada Rifah
putri dari Haji Bakir. Kembalinya ia pada dirinya sendiri
akibat penerimaan masyarakat kembali atas dirinya yang
membuat semakin berubah dan memperbaiki kesalahan
yang pernah ia lakukan.
Dalam penceritaan tragedi G30SPKI rasanya
masih sangat minim, pembaca tidak mengetahui peristiwa
dalam novel ini secara banyak dan kurang mendalam.
Secara keseluruhan alur cerita mudah dipahami dan
mengajak pembaca seolah-olah terus ingin membaca
hingga cerita kembali pada cerita berawal. Penggambaran
latar sangat nyata akan lingkungan pada kala itu, sehingga
pembaca dengan jelas membayangkan situasi Indonesia
pada masa itu.

DAFTAR PUSTAKA
Basid, Abdul dan As Shultoni. 2018. “Dinamika Ideologi
Karman dalam Novel Kubah Karya Ahmad
Tohari berdasarkan Perspektif Sosiologi Sastra
Marxisme.” Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Vol 18, Nomor 1, hlm 58-68.
KBBI V 0.2.1 Luar Jaringan Offline
Tohari, Ahmad. 2017. Kubah. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.

Tugas Akhir Esai Kritik Sastra

Anda mungkin juga menyukai