Makalah Analisis Farmasi Docx, Tugas Ibu Niluh
Makalah Analisis Farmasi Docx, Tugas Ibu Niluh
“pengawet makanan”
OLEH:
MUSTAKIM (O1A1140
FIRDARINI (O1A114120)
JURUSAN FARAMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Analisis Farmasi
yang berjudul “HPLC pada Makanan” ini.
Atas bimbingan dosen, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, dan begitu pula pada teman-teman kelompok yang telah
mendukung sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah Anlisis Farmasi ini masih
banyak terdapat kekurangan ataupun kesalahan baik dari segi isi maupun dari segi
pengetikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kromatografi Cair Kinerja tinggi……………………………….
2.2 Prinsip Kerja Kromatografi Cair Kinerja tinggi ……………………………
2.3 Kelebihan dan kekurangan Kromatografi Cair Kinerja tinggi …...………..
2.4 Penerapan HPLC Dalam Makanan ....................…………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.3. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari HPLC
2. Untuk mengetahui prinsip kerja HPLC
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari HPLC
4. Untuk mengetahui penerapan HPLC pada makanan.
I.4. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mampu mengetahui pengertian dari HPLC
2. Mampu mengetahui prinsip kerja HPLC
3. Mampu mengetahui kekurangan dan kelebihan dari HPLC
4. Mampu mengetahui penerapan HPLC pada makanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.I. Pengertian
HPLC merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis
dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, antara
lain : farmasi; lingkungan; bioteknologi; polimer; dan industri- industri makanan.
HPLC merupakan satu teknik kromatografi cair – cair yang dapat digunakan baik
untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dengan
teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran luas atau area puncak analit dalam
kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area larutan standar.
Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan metode yang tidak
destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. HPLC
secara mendasar merupakan sebuah perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi
kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom di bawah pengaruh
gravitasi, HPLC didukung oleh pompa yang dapat memberikan tekanan tinggi
sampai dengan 400 atm. Hal ini membuat HPLC dapat memisahkan komponen
sampel lebih cepat. Saat ini, HPLC merupakan teknik pemisahan yang diterima
secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel
dalam berbagai bidang, antara lain : farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer,
dan industri-industri makanan. Beberapa perkembangan HPLC terbaru antara lain
: miniaturisasi sistem HPLC, penggunaan HPLC untuk analisis asam-asam nukleat,
analisis protein, analisis karbohidrat, dan analisis senyawa-senyawa kiral.
2.2. Prinsip Kerja
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan
kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu
sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi
lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak.
Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk
sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada
spektrum yang puncak-puncaknya terpisah. Urutan skala polaritas : golongan
fluorocarbon < golongan hidrokarbon < senyawa terhalogenasi < golongan eter <
golongan ester < golongan keton < golongan alkohol < golongan asam.
HPLC dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proses
kualitatif cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat
Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan standard
umumnya adalah sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal lain yang perlu
dilihat adalah spektrum 3D dari signal kromatogram. Zat yang sama akan
mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika spektrum 3D antara dua
zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang berlainan,
meskipun memiliki RT yang sama.
Kemudian melalui analisa kuantitatif dapat diketahui kadar komponen yang
dianalisis di dalam sampel. Yang berperan dalam proses separasi pada system
HPLC adalah kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis analisa,
misalnya kolom C18 yang dapat digunakan untuk analisa carotenoid, protein,
lovastatin, dan sebagainya. Namun ada juga kolom yang khusus dibuat untuk tujuan
analisa tertentu, seperti kolom Zorbax carbohydrat (Agilent) yang khusus
digunakan untuk analisa karbohidrat (mono-, di-, polysakarida). Keberhasilan
proses separasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis kolom dan juga fasa mobil.
Setelah komponen dalam sample berhasil dipisahkan, tahap selanjutnya
adalah proses identifikasi. Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk signal
kromatogram. Dalam kromatogram akan terdapat peak-peak yang menggambarkan
banyaknya jenis komponen dalam sample.
Metode pemisahan umum dalam HPLC tergantung sifat polaritas senyawa
dalam eluat :
a. Fasa Normal
Fasa gerak nonpolar
Fasa diam polar
b. Fasa Terbalik
Fasa gerak polar
Fasa diam nonpolar
Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi dapat
ditingkatkan dengan mengoptimasi parameter-parameter HPLC yaitu retensi,
selektifitas, dan efisiensi. Secara praktis parameter-parameter HPLC tersebut dapat
dioptimalkan dengan mengubah :
Komposisi dari fase gerak
Laju alir
Sifat kimia dari fase gerak
Jenis kolom Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan
sekaligus kualitatif.
Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampel
dengan kromatogram baku pembanding berdasarkan waktu retensinya. Sedangkan
untuk analisa kuatitatif dapat digunakan dengan persamaan : Cx = Ax / Ap X Cp
Keterangan :
- A = Peak area = Luas puncak
- C = Konsentrasi
- X = sampel
- P = pembanding
Atau jika ingin mendapatkan data yang lebih valid dapat pula ditentukan
dengan menggunakan kurva kalibrasi larutan standar. HPLC yaitu alat yang
berfungsi mendorong analit melalui sebuah kolom dari fase diam (yaitu sebuah tube
dengan partikel bulat kecil dengan permukaan kimia tertentu) dengan memompa
cairan (fase bergerak) pada tekanan tinggi melalui kolom. Sampel yang akan
dianalisis dijadikan dalam volume yang kecil dari fase bergerak dan diubah melalui
reaksi kimia oleh fase diam ketika sampel melalui sepanjang kolom.
Tujuan penggunaan alat ini adalah mengetahui kadar asam organik. Waktu
saat analit keluar dari ujung kolom disebut waktu retensi dan merupakan suatu
karakteristik yang unik dari tiap analit. Penggunaan dari tekanan menaikkan
kecepatan linear memberikan lebih sedikit waktu bagi analit untuk berdifusi, dan
menghasilkan chromatogram. Pelarut yang banyak digunakan yaitu air dan zat-zat
organik seperti metanol. HPLC ini digunakan untuk asam organik, seperti asam
formiat dan asam asetat. Jika sampel mula-mula berbentuk padatan harus di-
distruksi dulu kemudian di-treatment sehingga berupa larutan homogen yang tidak
terdapat endapan lagi dan bening karena syarat sampel yang dapat dianalisa
menggunakan HPLC adalah harus tidak ada endapan dan harus bening.
Sample yang mengandung banyak komponen didalamnya akan mempunyai
kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling bertumpuk
(overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan perhitungan konsentrasi.
Oleh karena itu biasanya untuk sample jenis ini dilakukan tahapan preparasi sample
yang lebih rumit agar sample yang siap diinjeksikan ke HPLC sudah cukup bersih
dari impuritis. Sample farmasi biasanya jauh lebih mudah karena sedikit
mengandung komponen selain zat aktif. Sample ini umumnya hanya melalui proses
pelarutan saja.
Kekurangan HPLC
1. Larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu
2. Hanya bisa digunakan untuk asam organic
3. Harus mengetahui kombinasi yang optimum antara pelarut, analit, dan gradient
elusi
4. Harganya mahal sehingga penggunaannya dalam lingkup penelitian yang
terbatas.
Validasi metode:
Hal ini juga diketahui bahwa panjang gelombang deteksi salah satu faktor yang
paling penting yang mempengaruhi sensitivitas metode ini. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dioptimalkan panjang gelombang untuk SB adalah pada 225
nm. Namun, panjang gelombang dioptimalkan untuk PS, MP dan PP ditemukan
pada 254 nm. Hasil ini dikonfirmasi oleh ilmuwan lain.
Komposisi fase gerak adalah faktor kunci dalam resolusi pemisahan
kromatografi sama dengan saat menjalankan analisis. fase gerak yang mengandung
buffer asetat (sebagai senyawa penyangga) yang jelas direkomendasikan sebagai
yang paling cocok untuk menjamin sangat pemisahan kromatografi yang baik dari
pengawet (SB, PS, MP dan PP). Temuan menunjukkan bahwa rendah persen
metanol (metanol-buffer asetat (35:65)), yang resolusi dari SB, PS dan MP yang
cocok; namun, PP dielusi begitu terlambat. Di sisi lain, di tinggi persen metanol
(seperti buffer metanol-asetat
(50:50)), resolusi SB, PS dan MP terlal buruk tapi PP dielusi dengan benar. Oleh
karena itu, gradien elusi (Tabel 2) diterapkan untuk memiliki pemisahan terbaik
dengan resolusi yang baik dan juga waktu jangka pendek.
Ekstraksi dari pengawet dari sampel harus dilakukan sebelum kromatografi
analisis. Ekstraksi dari makanan cair dan padat dengan metanol, natrium hidroksida
dan air deionisasi adalah alternatif yang baik untuk analisis rutin BA, SA, MP dan
PP dalam sampel makanan. Terlepas dari kompleksitas dari beberapa matriks
makanan, ekstraksi dengan metode ini adalah ekonomi, penghematan waktu, dan
mudah bawa. detektor UV-vis adalah alat yang berguna untuk pengujian
kekhususan metode HPLC disini disajikan untuk analisis kuantitatif rutin BA, SA,
MP dan PP dalam makanan. Karena sebagian besar protein gangguan hadir di
sampel diendapkan di hadapan solusi Carrez, pelarut ekstraksi tanpa Carrez solusi
(metanol-NaOH air 40:20:40 (V / V / V), 60: 0: 40 (V / V / V), dan 20:20:60 (V /
V / V)) tidak mengarah untuk mendapatkan yang baik bentuk puncak dan efektif
ekstraksi digunakan untuk sampel yang kompleks seperti saus, kecap, makanan
kaleng; ini mungkin bisa menjadi attributedto ekstraksi lengkap dan pembentukan
additional peaks pada waktu retensi yang sama. Selain itu, hasil menunjukkan
bahwa kehadiran NaOH pada ekstraksi pelarut efektif berdasarkan sifat kimia dari
pengawet (Tabel 1).
Analisis pengawet (SB, PS, MP dan PP) menunjukkan hubungan linear dengan
koefisien regresi linear tinggi tekad untuk semuanya (R2> 0.99). Linearitas
deskripsi ofstandard lengkap didukung oleh regresi isshown data dalam Tabel 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ekstraksi thedeveloped memberikan
akurasi reasonablygood untuk analisis pengawet inthe sampel makanan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah pemisahan senyawa-
senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase mobile (gerak) dan fase
stasioner (diam).
b. Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan
kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan
tertentu sebagai fasa geraknya
c. HPLC sebagai suatu metode pemisahan memiliki beberapa keuntungan yaitu
menghasilkan pemisahan yang sangat cepat, dapat memisahkan zat-zat yang
tidak mudah menguap ataupun tak tahan panas, banyak pilihan fasa geraknya,
mudah untuk mendapatkan kembali cuplikan, karena detector pada KCKT
tidak merusak komponen zat yang dianalisis, dan dapat dirangkai dengan
instrumen lain untuk meningkatkan efisiensi pemisahan. Sedangkan
kekurangannya adalah larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu, hanya
bisa digunakan untuk asam organic, harus mengetahui kombinasi yang
optimum antara pelarut, analit, dan gradient elusi, harganya mahal sehingga
penggunaannya dalam lingkup penelitian yang terbatas.
d. KCKT dapat diterapkan pada analisis senyawa yang terdapat dalam makanan
untuk menganalisis pengawet makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M., dan Suherman. 1991. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Airlangga
University Press. Surabaya.1995.
Analisis Instrumental. Airlangga University Press. Surabaya.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran. Bandung.
Faraji, Mohammad, Farzaneh Rahbarzare, 2016, Simultaneous Determination of
Four Preservatives in Foodstuffs by High Performance Liquid
Chromatography, Nutrition and Food Sciences Research, Vol 3, No 2
Putra, Effendy D. L., 2004. ’Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang
Farmasi’ J. Jurusan Farmasi Fakultas Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara :3-6.
Sudjadi, 1986. Metode Pemisahan. Kanisius. Yogyakarta.
Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia Analisis
Kuantitatif Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta.
Day, R.A dan Underwood, A.L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif,
Erlangga,Jakarta.
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press.
Ullah Shafqat, Arshad Hussain, Javid Ali, Khaliqurrehman and Asad ullah. 2012.
A Simple and Rapid HPLC Method for Analysis of Vitamin-C in Local
Packed Juices of Pakistan. Middle-East Journal of Scientific Research. 12
(8): 1085-1091