Dosen Pembimbing
Ir. Tri Achmadi, Ph.D
N.I.P. 19650110 198803 1 001
Halaman 1 dari 50
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kemurahan hati, petunjuk, rahmat serta
nikmat-Nya lah hingga Laporan Kerja Praktek I ini dapat selesai. Tidak lupa pula ucapan terima kasih
kami ucapkan kepada dosen wali kami, Bapak Tri Achmadi yang telah membimbing kami dalam
proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek i ini. Begitu juga untuk keluarga yang senantiasa
memberikan dukungan baik material maupun moriil dan teman partner Kerja Praktek Gusi Made
Lestara Putra. Serta semua pihak dari PT. Adhiguna Putera Cabang Surabaya yang turut membantu
dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu disini.
Kami berharap Laporan Kerja Praktek I ini kedepannya bisa bermanfaat bagi mereka yang
membutuhkan. Namun kami juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karenanya demi kesempurnaan Laporan Kerja Praktek ini depannya, kritik dan saran sangat kami
harapkan. Selebihnya kami mohon maaf apabila ada kata yang salah dan kurang berkenan di hati.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun.
Halaman 2 dari 50
Halaman 3 dari 50
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Daftar Isi
4
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
4.1.3 Faktor Penghambat dan Masalah Pada Proses Bongkar Muat ............................................ 30
6.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 48
Referensi ............................................................................................................................................... 49
5
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Daftar Gambar
6
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Daftar Tabel
7
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Bab 1 Pendahuluan
ITS sebagai salah satu perguruan tinggi yang berada di kawasan timur Indonesia berupaya
menghasilkan output yang berkualitas sehingga dapat siap secara fisik maupun mental dalam
menunjang pembangunan industri maritim yang ada di Indonesia. Wawasan dari mahasiswa tentang
dunia kerja yang berkaitan dengan industrialisasi sangat diperlukan, sehingga dapat mengetahui
teknologi yang sedang berkembang dan dapat mengaplikasikannya.
Saat ini kita telah memasuki era globalisasi dimana tenaga kerja asing dapat bersaing dengan
tenaga kerja lokal. Oleh karena itu salah satu tantangan utama bagi lulusan perguruan tinggi adalah
mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum memasuki dunia kerja.
Salah satu upaya peningkatan SDM khususnya dalam pendidikan tinggi adalah melalui
kegiatan kerja praktek (KP), magang kerja atau training lain, sebagai sarana untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh di kelas, pengembangan diri, kemampuan berwirausaha serta
kemandirian bagi lulusannya.
Kebijaksanaan link and match yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
merupakan upaya dari pihak pemerintah untuk menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi
dengan dunia kerja (industri) dalam rangka memberikan sumbangan yang lebih besar dan sesuai
(menjadi patner in progress) bagi pembangunan bangsa dan negara.
PT Adhiguna Putera , sebuah perusahaan dibawah naungan PLN menjadi salah satu alternative
kami untuk melaksanakan kerja praktek karena mengimplementasi kegiatan yang mendukung teori
yang diajarkan seperti “stevedoring” atau sering disebut bongkar muat. Dengan harapan banyak
kegiatan di lapangan “mix and match” dengan apa yang diajarkan di institusi pendidikan.
8
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
1.2 Tujuan
1. Mengetahui struktur organisasi dan job description setiap bagian dalam perusahaan.
2. Mengetahui proses bisnis dan prosedur pelayanan kapal yang diterapkan perusahaan.
3. Mengetahui standar prosedur penyandaran dan pemberangkatan kapal serta faktor-faktor
penghambat pelaksanaan standar prosedur operasi.
4. Mengetahui standar prosedur bongkar muat serta faktor-faktor penghambat pelaksaaan
standar prosedur operasi.
5. Mengetahui standar prosedur operasional Pelabuhan Pelindo III serta faktor penghambat
standar prosedur operasi.
Ruang lingkup masalah yang dibahas selama kerja praktek adalah pada bagian operasional PT
Bahtera Adhiguna dan juga pada bagian bongkar muat PT Adhiguna Putera sebagai anak
perusahaannya.
1. Metode Observasi, yaitu pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung terhadap
objek yang diamati
2. Metode Wawancara, yaitu mengumpulkan informasi secara langsung melalui wawancara
dengan narasumber
3. Metode Dokumentasi, yaitu melengkapi data yang diperlukan dengan mencari dan mencatat
beberapa dokumen dalam perusahaan yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas
serta dengan pengambilan foto-foto dilapangan.
9
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai
sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis
ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau
menolak dari suatu gagasan usaha. Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari
gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial
maupun sosial benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko kegagalan dalam
memasarkan produk dapat dihindari (Digilib IT Telkom, 2008).
Ada beberapa tujuan dalam analisis kelayakan usaha. Tujuan analisis kelayakan usaha antara
lain untuk mengetahui tingkat keuntungan terhadap alternatif investasi, mengadakan penilaian
terhadap alternatif investasi, dan menentukan prioritas investasi, sehingga dapat dihindari investasi
yang hanya memboroskan sumber daya.
Aspek finansial sangat memegang peranan penting dalam melakukan studi kelayakan bisnis
pada PT Bahtera Adhiguna Putra (PERSERO) dan anak perusahaannya. Hal ini dimaksudkan sebagai
bahan kajian pertimbangan tersendiri bagi pihak manajemen perusahaan dalam mengambil langkah
strategi terhadap penyelenggaraan bisnis atau jasa keagenan dan bongkar muat pada perusahaan
tersebut. Untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu investasi diperlukan perhitungan
dan analisis yang tepat untuk menilai dan menentukan investasi yang menguntungkan ditinjau dari
segi ekonomis. Ada beberapa metode yang biasa dipertimbangkan dalam penilaian suatu investasi :
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas
bersih di masa yang akan datang.
Suatu proyek dikatakan layak secara ekonomis jika nilai NPV positif (lebih besar dari nol), dan
jika sebaliknya maka proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan.
10
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Perhitungan tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika
memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku (Minimum Attractive Rate of
Return / MARR ). Jika terjadi sebaliknya, maka rencana investasi tersebut dianggap tidak layak untuk
direalisasikan. Dengan mempergunakan rumus PW (Present Worth), IRR adalah i’ % pada nilai ini
dimana
11
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Payback period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya aruspenerimaan
secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Semakin kecil periode
waktu pengembaliannya, semakin cepat proses pengembalian suatu investasi.
Setelah dilakukan evaluasi terhadap kriteria investasi perlu dilakukan analisa sensitifitas untuk
mengetahui sejauh mana tingkat sensitifitas / pengaruh dari beberapa variabel terhadap
pendapatan dan keuntungan perusahaan berdasarkan skenario-skenario yang logis.
a. Analisa Breakeven
Dalam penerapannya analisa sensitifitas tidak akan dilakukan dengan ketiga metoda
Untuk melakukan analisis pendapatan dan arus kas perusahaan maka dilakukan beberapa
perhitungan, yaitu perhitungan profil biaya proyek dan operasi atau produksi.
Berikut adalah beberapa komponen utama biaya proyek dan biaya operasi atau produksi.
12
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Biaya pertama atau biaya modal adalah biaya pembangunan fisik dan pengeluaran lainnya,
yang meliputi modal tetap sebagai biaya pembangunan dan modal kerja.
1. Modal Tetap
Modal tetap untuk membangun proyek antara lain adalah pengeluaran untuk studi kelayakan,
perencanaan, pengembangan, desain, instalasi, dan fasilitas produksi.
2. Modal Kerja
Pengeluaran untuk membiayai keperluan operasi dan produksi pada waktu pertama kali
dijalankannya perusahaan.
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan- bahan mentah yang akan di
gunakan untuk menciptakan barang-barang yang di produksi perusahaan tersebut. Setiap pengusaha
harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang
dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya.
Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat di bedakan dalam 2 jenis, yaitu :
1. Biaya Ekplisit yaitu : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
input lain yang di bayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang).
2. Biaya Tersembunyi yaitu : pembayaran untuk keahliaan keusahawanan produsen tersebut
modalnya tersendiri yang di gunakan dalam perusahaan dan banguanan perusahaan yang di
miliki.
Teori biaya produksi erat kaitannya dengan teori fungsi pengeluaran. Kedua-duanya
membedakan analisisnya kepada jangka pendek dan jangka panjang. Kedua-duanya juga dipengaruhi
oleh hukum produksi marjinal yang semakin berkurang.
13
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
1. Jangka pendek yaitu : jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah
jumlahnya.
2. Jangka panjang yaitu : jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan.
Apabila dalam jangka pendek terdapat faktor produksi tetap dan faktor produksi berubah,
maka dengan sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi juga menyangkut
biaya tetap dan biaya variabel.
Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak
sedikitnya jumlah output. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan, biaya tetap ini harus
tetap dikeluarkan dalam jumlah yang sama.
Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga administrasi, penyusutan mesin,
penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa kantor dan sewa gudang. Dalam jangka
panjang biaya tetap ini akan mengalami perubahan
Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari banyak
sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar pula biaya variabel
yang harus dikeluarkan.
14
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
bahan bakar, listrik dsb. Biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya
total. Jika digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC) dan
biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut:
Biaya variabel total (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya mengikuti banyak sedikitnya
output yang dihasilkan. Gambar yang menunjukkan bahwa kurva biaya variabel total terus menerus
naik. Jadi semakin banyak output yang dihasilkan maka biaya variabel akan semakin tinggi.
Jika antara biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, maka hasilnya disebut biaya total (TC).
Jadi, TC = TFC + TVC. Total Cost (TC) berada pada jarak vertikal di semua titik antara biaya tetap total
(TFC) dan biaya berubah total (TVC), yaitu sebesar n.
15
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
PT Adhiguna Putera adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bongkar muat dengan
kompetensi bongkar muat muatan bertipe bulk dan general cargo. Perusahaan ini telah berdiri dari
berpuluh-puluh tahun silam. Saat ini PT Adhiguna Putera memiliki client yang berasal dari berbagai
perusahaan pelayaran dunia yang sering melakukan proses bongkar muat di pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya.
Menjadi perusahaan bongkar muat nasional dengan standar internasional yang mampu
bersaing di wilayah nusantara.
Mengelola dan mengembangkan penyediaan jasa bongkar muat transportasi laut dan jasa
penunjang yang kompetitif sehingga mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional.
3.2 Sejarah
Pada bulan Maret 2011, Pemerintah Indonesia menetapkan penambahan modal Negara ke
dalam modal saham Consists Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang berasal dari
pengalihan seluruh saham yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia pada Consists Perseroan
(Persero) PT Pelayaran Bahtera Adhiguna. Pada bulan Mei 2011, Menteri Badan Usaha Milik Negara
mengeluarkan keputusan tentang pengalihan saham Republik Indonesia pada Consists Perseroan
16
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Selain itu ada anak perusahaan dari PT Pelayaran Bahtera Adhiguna. PT. Adhiguna Putera
adalah Anak Perusahaan PT.(Persero) Bahtera Adhiguna yang bergerak dalam bidang jasa angkutan
laut (curah, kargo, dan batubara). Pendirian PT. Adhiguna Putera sesuai dengan Instruksi Presiden
nomor 4 tahun 1985 dan Keputusan Menhub No. KM.88/AL305/phb-85 tanggal 11 April 1985 bahwa
perusahaan pelayaran dilarang menyelenggarakan bongkar/muat dari dan ke kapal. Didirikan
berdasarkan Akta Notaris Soeleman Ardjasasmita SH no. 61. Dalam Tahun 1998 Anggaran Dasar
Perusahaan telah diubah dan disesuaikan Undang-undang No. 1 tahun 1995 (Undang-undang
Perseroan Terbatas) dengan Akta Notaris Imas Fatimah,SH no. 6 tanggal 4 September 1998 dan
diundangkan dalam tambahan Berita Negara RI no. 67 tanggal 21 Agustus 2001.
Kegiatan usaha perusahaan adalah bergerak dalam bidang jasa bongkar muat barang dari dan ke
kapal serta jasa penunjang lainnya. Tarif yang diberlakukan pada umumnya berdasarkan SKB (Surat
Kesepakatan Bersama) antara perusahaan serta Shipper (pemilik barang) baik melalui lelang ataupun
melalui negosiasi pada umumnya sangat bervariasi tergantung kondisi pasar.
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT Adhiguna Putera (PERSERO) adalah jasa bongkar muat
barang bertipe bulk dan general cargo.
Untuk memperlancar jalannya pekerjaan dalam suatu perusahaan perlu adanya struktur
organisasi dan juga tugas dari masing-masing bagian dalam perusahaan. PT Adhiguna Putera Cabang
Surabaya dipimpin oleh seorang kepala cabang yang bertanggungjawab kepada direktur utama PT
Bahtera Adhiguna (PERSERO).
17
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Berikut adalah tugas dari divisi yang ada di PT Bahtera Adhiguna (PERSERO) cabang Suraaya.
A. General Manager
1. Melakukan pengawasan atas kebijakan divisi dalam menjalankan tugas serta
memberikan nasihat kepada divisi yang bersangkutan dan masing-masing bagiannya.
2. Berhak memeriksa semua pembukuan, menandatangani surat dan alat bukti yang
lain,memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain.
3. Berhak mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh masing-masing divisi.
B. Manager Usaha
1. Mengawasi dan mengkoordinir bagian-bagian yang berada dibawahnya.
2. Melakukan checker terhadap transaksi yang sesuai dengan ketentuan perusahaan.
3. menandatangani slip setoran tunai, bukti-bukti transaksi untuk kelancaran
pengiriman barang dan bukti-bukti pembelian dalam pemesanan barang untuk
penyediaan barang.
18
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
19
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
G. Manajer Keuangan
1. Mengawasi dan mengkoordinir bagian-bagian yang berada dibawahnya.
2. Melakukan checker terhadap transaksi yang sesuai dengan ketentuan perusahaan.
3. menandatangani slip setoran tunai, bukti-bukti transaksi untuk kelancaran
pengiriman barang dan bukti-bukti pembelian dalam pemesanan barang untuk
penyediaan barang.
H. Ass. Manajer Keuangan
1. Pemeriksaan biaya operasional.
2. Pemeriksaan biaya umum.
3. Pemeriksaan biaya B/M.
4. Membuat surat koreksi.
5. Filling dokumen.
I. Kasir
1. Menerima dan mengeluarkan uang/melakukan pembayaran
2. Menyimpan, mencatat dan melaporkan biaya setiap minggu
3. Kliring dan transfer ke bank yang ditunjuk
4. Mengelola kas kecil dengan baik sesuai aturan yang ada.
J. Sie Keuangan
1. Membuat laporan keuangan tiap bulan.
2. Menyerahkan data ke beberapa bagian.
3. Membuat laporan pajak.
4. Menginput data keuangan.
5. Monitoring saldo bank dan input giro.
20
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
21
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Kegiatan bongkar muat yang akan dibahas dalam laporan ini merupakan kegiatan bongkar
muat dari kapal - kapal yang telah ditunjuk untuk dilaksanakan proses bogkar atau muat dari pihak
ship owner atau perusahaan pelayaran pemilik kapal kepada PT Adhiguna Putera selaku perusahaan
bongkar muat yang merupakan anak perusahaan PT Adhiguna Putra. Kapal – kapal tersebut adalah
MV Timber Trader IX, MV Farocean Star, MV Chang Lin, MV Glory Wisdom, dan LCT Container Pacific
-1. Kegiatan bongkar muat kapal – kapal tersebut rata – rata dilakukan di Terminal Jamrud Utara
karena kebanyakan kapal tersebut adalah kapal berjenis general cargo dan bulk carrier. Selain itu
ada pula kapal pengangkut container yaitu LCT Container Pacific -1 yang proses bongkarnya
dilakukan di dermaga berlian atau BJTI.
Prosedur bongkar adalah proses atau tahapan bongkar muatan kapal mulai sebelum kapal tiba
hingga kapal melakukan proses bongkar.
22
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Gambar prosedur bongkar muatan tersebut menjelaskan mengenai kegiatan yang dilakukan pada
saat pembongkaran muatan. Penjelasan dari gambar tersebut adalah :
1. Pengurusan dokumen muatan untuk bongkar
Setelah kapal berangkat dari pelabuhan asal, kantor cabang atau pemilik kapal atau pemilik
barang akan mengirimkan dokumen bongkar muat kapal ke kantor cabang Surabaya.
Dokumen-dokumen tersebut adalah cargo manifest dan stowage plan. Dokumen ini
digunakan untuk mendata barang atau muatan yang akan dibongkar untuk memastikan
barang atau muatan yang terkirim sesuai dengan permintaan.
2. Penunjukan PBM
cara mengirim surat permintaan bongkar muat ke PBM yang berisi tentang jumlah peti
kemas yang akan dibongkar dan dimuat, jumlah shift (jam kerja) yang diperlukan, dan
jumlah gang yang dibutuhkan. Dalam hal ini PBM yang ditunjuk oleh pemilik barang atau
ship owner adalah PBM Adhiguna Putera sebagai anak perusahaan dari PT Bahtera Adhiguna
(PERSERO).
3. Proses Pembongkaran
Proses bongkar muat biasanya dimulai beberapa menit atau jam setelah kapal bersandar.
Proses bongkar muat dimulai dengan TKBM menyiapkan barang atau muatan di dalam kapal
agar siap untuk dibongkar, kemudian operator crane akan mengarahkan crane ke barang
23
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
atau muatan yang akan dibongkar. TKBM akan memasang tali crane pada barang atau
muatan yang biasanya diangkut menggunakan jaring (biasanya muatan berjenis sack atau
karung). Kemudian muatan atu barang akan dipindahkan dari kapal ke truk. Di truk terdapat
TKBM yang siap untuk melepaskan tali crane. Selain itu terdapat pula foreman yang bertugas
mengawasi proses bongkar muat baik di palka maupun di darat, foreman bekerjasama
dengan chief officer untuk mengatur proses bongkar agar sesuai dengan stowage plan kapal.
24
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
25
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
5. Surat jalan dan proses pemberangkatan truk hingga ke consignee atau pemilik barang
Setelah cargo atau muatan berada di atas truk, checker akan memberikan surat jalan yang
berisi nomor cargo atau muatan dan nomor polisi truk kepada sopir truk. Salinan surat jalan
diserahkan ke pemilik barang sebagai bukti bahwa cargo atau muatan bongkaran telah
masuk ke gudang consignee atau pemilik barang.
Pada bab bongkar muat ini akan dijelaskan tentang pengamatan proses bongkar muatan pada
salah satu kapal pada saat kegiatan kerja praktek berlangsung. Kapal yang diamati adalah MV. Chang
Lin, yaitu kapal berjenis general cargo. MV. Chang Lin memiliki data seperti berikut.
26
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
MV Chang Lin mempunyai 5 lubang palka dan 4 unit ship crane. Pada saat pengamatan
bongkar muatan pada kapal Chang Lin, hanya 13.543 Ton muatan yang di bongkar di pelabuhan
Tanjung Perak sesuai dengan consignee atau pemilik barangnya. Hanya muatan di 4 lubang palka
yang terdapat di kapal Chang Lin yang dibongkar. Muatan tersebut adalah soda ash, dimana
menggunakan sack atau karung dalam pemuatannya. Sedangkan ship crane yang digunakan hanya
dua unit. Proses bongkarnya berawal dari TKBM yang masuk ke lubang palka tempat muatan akan
dibongkar, kemuadian TKBM akan memasang tali atau jaring dari crane ke muatan, kemudian crane
mengangkat muatan ke dermaga, kemudian forklift akan mengangkat muatan dari dermaga ke truk
atau truk trailer yang akan mengantarkan muatan ke consignee atau pemilik barang.
Berikut adalah beberapa dokumentasi dari proses bongkar muat kapal Chang Lin pada saat
kegiatan kerja praktek dilakukan.
27
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Gambar 5.6 Muatan MV Chang Lin (Soda Ash) Dalam Bentuk Sack Atau Karung
28
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
29
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Pada saat pengamatan bongkar muatan pada kapal selama kerj praktek, banyak beberapa
faktor penghambat maupun masalah dalam proses bongkar muatan. Antara lain adalah :
1. Penggunaan ship crane yang kurang maksimal. Dimana dari beberapa kapal dan jumlah
muatan dui beberapa lubang palkah yang akan dibongkar hanya beberapa ship crane yang
digunakan. Contohnya adalah proses bongkar muatan di kapal Chang Lin. Dari 4 lubang
palkah hanya dua unit ship crane yang digunakan. Hal tersebut disebabkan keterbatasan
kemampuan auxiliary Engine yang tidak bisa menggerakkan beberapa atau banyak ship
crane sekaligus karena mesin sudah tua. Selain itu skill atau ketrampilan operator crane juga
kurang baik, hal tersebut dilihat dari jumlah muatan yang dibongkar dan diselesaikan antara
ship crane satu dan yang lainnya tidak seimbang.
2. Keterlambatan truk pengangkut atau armada. Salah satu permasalahan yang ada adalah
menunggu armada ketika proses bongkar muat terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh lalu
lintas ke pelabuhan yang padat dan juga hal – hal lainnya.
3. Penanganan muatan yang buruk. Salah satu contoh penanganan muatan yang buruk ada
pada saat proses bongkar muatan pada kapal Chang Lin, dimana operator forklift lalai dalam
memindahkan muatan soda ash ke truk trailer, sehingga sack atau karung muatan soda ash
robek dan banyak muatan tercecer. Hal tersebut tidak hanya terjadi pada satu muatan
bahkan banyak muatan yang tercecer karena hal tersebut.
30
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
4. Faktor keselamatan atau safety yang sangat buruk. Hal tersebut dilihat dari semua proses
bongkar muatan pada beberapa kapal yang ditangani saat kerja praktek. Banyak faktor
keselamatan yang diabaikan khususnya oleh TKBM. Diantaranya adalah tidak adanya
kelengkapan keselamatan saat proses bongkar muat, contohnya helm keselamatan, baju
khusus keselamatan, sarung tangan, dan hal lainnya. Selain itu para TKBM terkesan bekerja
secara asal – asalan, dimana menangani muatan tanpa melihat bahaya sekitar, contohnya
membetulkan bagian dalam eskavator yang sedang bekerja tanpa menggunakan alat
keselamatan apapun dan hal lainnya. Faktor keselamatan ini seharusnya menjadi satu
masalah yang harus diselesaikan di banyak pelabuhan Indonesia.
31
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Cost of Product adalah biaya yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa yang secara
langsung menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Cost of Product terdiri dari biaya langsung dan
biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang dapat dilacak pada penciptaan produk
ataupun jasa dan termasuk biaya untuk bahan dan tenaga kerja sedangkan biaya tidak langsung
mengacu pada biaya-biaya yang tidak dapat ditelusuri seperti overhead (Business Dictionary). Selain
cost of product ada beberapa biaya yang dapat dihitung, antara lain adalah biaya modal dan
pemasukan serta pengeluaran perusahaan.
Modal dasar PT PBA pusat beserta cabangnya termasuk PT Adhiguna Putera dan PT Bahtera
Adhiguna (PERSERO) cabang Surabaya ditetapkan sebesar Rp86.696.000.000,00 terbagi atas 86.696
lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000,00 per lembar saham.dan Pemerintah
Republik Indonesia telah menempatkan atau menyetor sebesar Rp21.674.000.000,00 (Resume Hasil
Pemeriksaan Pada PT (PERSERO) Pelayaran Bahtera Adhiguna Di Jakarta, Surabaya dan Banjarmasin,
2005).
Sedangkan untuk investasi perusahaan secara menyeluruh, dimana PT Bahtera Adhiguna (PERSERO)
cabang Surabaya juga termasuk dalam perhitungan investasi juga dapat dilihat dalam tabel berikut.
32
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Komponen cost of product selanjutnya adalah biaya personil atau biaya yang dibayarkan
kepada tenaga kerja tetap dalam perusahaan. Biaya – biaya tersebut antara lain adalah.
2 Gaji Manager Cabang Gaji & Honorarium x 2 (Jumlah Manager Cabang) 6.574.000
7 Tunjangan Hari Tua Manager Cabang THT x 2 (Jumlah Manager Cabang) 2.300.000
33
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Pada komponen selanjutnya adalah biaya tata usaha kantor, yang meliputi biaya alat yang digunakan
dalam administrasi, biaya sewa gedung, listrik dan air, dan biaya lain atu biaya tak terduga. Berikut
perhitungan biaya tersebut.
Jumlah
No Jenis Barang Rincian Biaya (Rupiah)
3 Alat - Alat Kantor Lain Map, Stempel, Hole Punch, Dll 663.000
4 Benda - Benda Pos, Telepon Tagihan Telepon, Internet, Fax, Dll 7.232.000
Jumlah 9.189.800
Total 3.090.000
Jumlah
No Rincian Biaya (Rupiah)
3 Sumbangan 2.350.000
Total 8.760.950
34
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Dalam perhitungan selanjutnya, ada komponen biaya tenaga kerja (buruh). Biaya tersebut
merupakan variabel tidak tetap karena biaya yang dibayarkan tergantung dari permintaan jasa dan
permintaan tenaga kerja bongkar muat yang dibutuhkan. Sebelum melakukan perhitungan, terdapat
upah yang harus dibayarkan menurut kesepakatan bersama tarif pelayanan jasa bongkar muat di
lingkungan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Biaya
No Komponen Upah TKBM (Rupiah)
Jumlah 67.250
Biaya
No Upah TKBM Hari Biasa (Rupiah)
1 Anggota 67.250
Biaya
No Komponen (Rupiah)
Kesejahteraan TKBM
35
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
3 Helmet 46
6 Pendidikan 1868
Asuransi TKBM
Jumlah 19.264
Biaya
No Beban PBM (Rupiah)
Jumlah 86.514
Dari tarif kesepakatan bersama tersebut dapat dihitung biaya tenaga kerja (buruh) yang diperlukan
selama periode bulan Juli 2012. Biaya tersebut diperlukan untuk melakukan pelayanan jasa bongkar
muat beberapa kapal yang telah dipegang kewajibannya oleh pihak PBM Adhiguna Putera. Berikut
adalah perhitungannya.
36
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Jumlah
No Jenis Biaya Rincian Biaya (Rupiah)
1 Upah Kepala Regu Kerja (MV Chang Lin) Upah KKR x Jumlah Hari 262.275
2 Upah Tk Derek/ Komendir (MV Chang Lin) Upah Tk Derek/ Komendir x Jumlah Hari 232.014
3 Upah Kepala Regu Kerja (MV Timber Trader IX) Upah KKR x Jumlah Hari 437.125
4 Upah Tk Derek/ Komendir (MV Timber Trader IX) Upah Tk Derek/ Komendir x Jumlah Hari 386.690
5 Upah Kepala Regu Kerja (MV Farocean Star) Upah KKR x Jumlah Hari 262.275
6 Upah Tk Derek/ Komendir (MV Farocean Star) Upah KKR x Jumlah Hari 232.014
7 Upah Kepala Regu Kerja (MV Glory Wisdom) Upah KKR x Jumlah Hari 262.275
8 Upah Tk Derek/ Komendir (MV Glory Wisdom) Upah Tk Derek/ Komendir x Jumlah Hari 232.014
9 Upah Kepala Regu Kerja (MV Chang You) Upah KKR x Jumlah Hari 262.275
10 Upah Tk Derek/ Komendir (MV Chang You) Upah Tk Derek/ Komendir x Jumlah Hari 232.014
11 Upah TKBM (MV Chang Lin) Upah TKBM x Hari x Jumlah Orang (/Gang) 2.421.000
13 Upah TKBM (MV Timber Trader IX) Upah TKBM x Hari x Jumlah Orang (/Gang) 6.052.500
15 Upah TKBM (MV Farocean Star) Upah TKBM x Hari x Jumlah Orang (/Gang) 4.236.750
17 Upah TKBM (MV Glory Wisdom) Upah TKBM x Hari x Jumlah Orang (/Gang) 2.824.500
19 Upah TKBM (MV Chang You) Upah TKBM x Hari x Jumlah Orang (/Gang) 2.824.500
Rp
Jumlah 22.682.077
37
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Setelah itu terdapat komponen selanjutnya, yaitu biaya sewa alat bongkar muat. Biaya
tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa bongkar
muat untuk keperluan PBM Adhiguna Putera. Selama bulan Juli, ada beberapa kapal yang
memerlukan alat selain dari ship crane dan alat bongkar muat yang tidak ada di atas kapal maupun
yang belum dimiliki perusahaan. Berikut adalah perhitungannya.
Jumlah
No Jenis Biaya Rincian Biaya (Rupiah)
1 Sewa Forklift (MV Chang Lin) Harga Sewa Per Hari x Jumlah Forklift 9.600.000
4 Sewa Forklift (MV Timber Trader IX) Harga Sewa Per Hari x Jumlah Forklift 20.000.000
5 Sewa Forklift (MV Chang You) Harga Sewa Per Hari x Jumlah Forklift 12.000.000
6 Sewa Forklift (MV Glory Wisdom) Harga Sewa Per Hari x Jumlah Forklift 12.000.000
Rp
Jumlah Total 95.600.000
38
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Dari perhitungan – perhitungan diatas, dapat dilakukan perhitungan total cost of product.
Berikut adalah perhitungannya.
No Komponen Jumlah
Selain perhitungan diatas, masih ada beberapa biaya yang dikeluarkan seperti biaya timbun di
lapangan penumpukan, biaya pipa dan lainnya. Namun biaya – biaya tersebut langsung dibayarkan
oleh pihak perusahaan pelayaran sebagai pemilik kapal. PBM Adhiguna Putera sebagai penyedia jasa
bongkar muat tidak mengeluarkan biaya tersebut.
39
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Setelah melakukan perhitungan pada komponen biaya produksi atau cost of product, maka
dilakukan perhitungan pendapatan perusahaan untuk mengetahui laba atau rugi dari perusahaan.
MV Chang Lin
MV Timber Trader IX
MV Farocean Star.
MV Glory Wisdom
MV Chang You
40
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Kemudian ada pula pemasukan dari PBM Adhiguna Putera sebagai pelayan jasa bongkar muat.
Tarif yang ditetapkan disesuaikan dengan keputusan bersama tarif bongkar muat antar perusahaan
bongkar muat yang tergabung dalam APBMI (Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia) di
Surabaya. Berikut adalah tarif yang telah disepkati berdasar pelabuhan yang disinggahi.
41
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Sehingga dari tarif kesepakatan bersama tersebut dapat dilakukan perhitungan pendapatan
yang diperoleh PBM Adhiguna Putera selama bulan Juli 2012. Perusahaan tersebut telah melayani
beberapa kapal. Berikut perhitungannya.
Sehingga dari kedua perhitungan tersebut didapatkan total perusahaan PT Adhiguna Putera.
Berikut adalah perhitungannya.
42
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Dari perhitungan cost of product serta perhitungan pemasukan perusahaan, maka dapat
dihitung laba atau rugi perusahaan. Perhitungan dilakukan dengan cara mencari selisih dari cost
yang dibayarkan dengan pemasukan dari perusahaan. Berikut adalah perhitungannya.
No Jenis Jumlah
Profit Rp 1.227.193.787
Dalam Perhitungan investasi alat bongkar muat, diasumsikan bahwa PT Adhiguna Putera melakukan
investasi beberapa alat bongkar muat. Alat-alat tersebut adalah Mobile Crane, Forklift berjumlah 5
(lima) buah. Sedangkan umur ekonomis alat-alat tersebut adalah 13 (tiga belas) tahun. Dengan
pendapatan dari tarif bongkar muat yang ada, maka dapat dilihat nilai investasinya.
Cash flow (aliran kas) adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari
aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam
perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode yang diakibatkan
oleh aktivitas bisnis perusahaan tersebut. Pada Kerja Praktek ini, periode cash flow selama 13 tahun
karena investasi ini berisifat jangka panjang. Adapun perhitungan detail cash flow dapat dilihat pada
Tabel berikut.
43
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
1.700.000.000
Biaya Modal Rp
1.700.000.000
Pinjaman Rp
1.700.000.000
Bunga Pinjaman % 10%
Masa Pinjaman Tahun
10
Grace Period Tahun
-
Angsuran per Tahun Kali
1
Besar angsuran per Tahun Rp
276.667.171
Umur Ekonomis Tahun
13
Nilai Akhir Mobile Crane Rp
170.000.000
Depresiasi Rp
153.000.000 10%
44
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
45
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Pada perhitungan cash flow di atas, dari tahun pertama hingga tahun ke-8 mengalami kerugian dan
tahun ke-9 adalah titik balik modal.
46
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Perhitungan NPV adalah perhitungan yang digunakan untuk menghitung kelayakan investasi
perencanaan pengoperasian dan investasi alat bongkar muat perusahaan. Hal ini digunakan untuk
mengetahui apakah alat B/M yang kita rencanakan akan mengalami kerugian atau keuntungan pada
saat kita operasikan pada daerah tersebut. NPV > 0 (nol) → usaha/proyek bongkar muat dengan alat
B/M sendiri yang direncanakan ini layak (feasible) untuk dilaksanakan. NPV < 0 (nol) → usaha/proyek
bongkar muat dengan alat B/M sendiri yang direncanakan ini tidak layak untuk dilaksanakan.
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai NPV yang dihasilkan jika investasi untuk alat bongkar muat ini
dijalankan NPV bernilai positif sebesar Rp. 2.691.071.433,-. nilai tersebut berarti bahwa NPV ≥ 0 (nol)
→ usaha/proyek bongkar muat dengan alat B/M sendiri yang direncanakan ini layak (feasible) untuk
dilaksanakan/dioperasikan. Hal ini juga menghasilkan prosentase nilai IRR = 15,4 % sesuai dengan
prosentase nilai IRR minimum yaitu 10 % dan nilai prosentase IRR yang dihasilkan ≥ dari nilai
minimum IRR, sesuai dengan suku bunga pinjaman dari bank. Untuk BEP didapatkan pada tahun
operasional bongkar muat dengan alat B/M sendiri yang ke 9. BEP adalah suatu keadaan dimana
dalam suatu operasi bongkar muat dengan alat B/M sendiri tersebut tidak mendapat untung
maupun rugi/impas (penghasilan = pengeluaran).
47
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
6.1 Kesimpulan
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan Kerja Praktek di PT Adhiguna
Putera cabang Surabaya.
1. Dari perhitungan Cost of Product yang dilakukan, perusahaan mendapatkan profit sebesar
Rp 1.227.193.787 dalam sebulan. Hal tersebut dikarenakan oleh Total Revenue (TR) lebih
besar dari Total Cost (TC). Sehingga apabila dilihat dari tingkat kelayakan proyek atau usaha,
perusahaan tersebut dinilai baik dan sangat layak dalam pencapaian finansial.
2. Untuk perhitungan investasi alat bongkar muat, didapatkan hasil bahwa apabila PT Adhiguna
Putera berinvestasi dalam alat B/M maka perusahaan akan mendapatkan titik balik modal
pada tahun ke 9. Sehingga untuk tahun berikutnya perusahaan tidak perlu lagi menyewa alat
B/M. Hanya perlu biaya BBM dan pemeliharaan saja.
3. Pengamatan kinerja perusahaan selama kegiatan Kerja Praktek menghasilkan beberapa hal,
antara lain penilaian kinerja perusahaan yang cukup baik dilihat dari tingkat profesionalisme
tenaga kerja tetap atau personil perusahaan.
4. Selama pengamatan dalam kegiatan kerja praktek, didapatkan beberapa masalah yang lebih
banyak berasal dari kinerja pelabuhan, baik fasilitas maupun tenaga kerjanya. Masalah
tersebut antara lain adalah kurangnya tingkat safety dan kesadaran keselamatan para TKBM
yang berasal dari koperasi TKBM pelabuhan dan fasilitas dermaga yang kurang memadai
untuk tingkat pelayanan pelayaran berskala internasional.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pihak PT Adhiguna Putera adalah melakukan investasi pada alat
bongkar muat yang sering digunakan. Beberapa alat yang sering digunakan adalah mobile crane
serta forklift. Hal tersebut disarankan agar PT Adhiguna Putera semakin maju dalam bisnis serta
mudah untuk bersaing dengan perusahaan bongkar muat lain yang ada di wilayah pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya.
48
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
Referensi
Business Dictionary. (t.thn.). Cost Of Production. Dipetik September 3, 2012, dari Business
Dictionary: http://www.businessdictionary.com/definition/cost-of-production.html
Digilib IT Telkom. (2008, Oktober 22). Analisis Kelayakan Usaha. Diambil kembali dari
Ensiklopedia Digilib IT Telkom:
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=255:-analisis-
kelayakan-usaha&catid=25:industri&Itemid=14
49
Laporan Kerja Praktek II
PT Adhiguna Putera Cabang Surabaya
LAMPIRAN
(BERKAS-BERKAS PERUSAHAAN)
50