Anda di halaman 1dari 12

OBSERVASI MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI

YAYASAN REHABILITASI NARKOBA AT-TAUHID SEMARANG


TAHUN 2019

Burhanudin

Program Magister Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang, Indonesia


burhanblues650@students.unnes.ac.id
Manajemen Bimbingan dan Konseling

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripksikan perencanaan, pelaksanaan


evaluasi dan kendala pelaksanaan bimbingan konseling yang diselenggarakan oleh Yayasan
Rehabilitasi Narkoba atau IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) At-Tauhid Semarang.
Metode pengumpulan data mengunakan observasi, wawancara secara langsung dan
dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala pendiri yayasan, ketua yayasan dan konselor
adiksi yang bertugas di yayasan tersebut. Hasil penelitian ini adalah bahwa dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu rangkaian
penyembuhan pasien dalam manajemennya yang meliputi perencanaan, dan pelaksanaan
bimbingan konseling serta evaluasi berjalan dengan baik, kendala dalam pelaksanaan
bimbingan konseling meliputi kekurangan tenaga layanan bimbingan dan keterbatasan sarana
dan prasarana, evaluasi pelaksanaan bimbingan konseling dilakukan tiap bulan, semester dan
tahunan.
Kata kunci: Manajemen, Bimbingan dan Konseling, Sarana dan Prasaran.

I. PENDAHULUAN

Banyak sekali pengertian manajemen dan satu pengertian tentang manajemen tidak

bisa mewakili pengertian lain secra universal. Pengertian manajemen yang lebih kompleks

dikemukakan stoner dalam Stoner (1992) sebagai berikut, manajemen adalah proses

perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usahna-usaha para anggota

1
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan.1

Dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling berdasarkan pengertian

manajemen diatas, manajemen pelayanan bimbingan dan konseling dapat berarti proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktivitas-aktivitas pelayanan

bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling juga bisa berarti bekerja dengan

orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan, dan mencapai tujuan-tujuan

pelayanan bimbingan dan konseling dengan pelaksasnaan fungsi-fungsi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan

12dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).2

Manajemen ini tentu sangat penting karena kesuksesan pelaksanann layannan

bimbingan bergantung pada sejauh mana kualitas manajemen yang dilaksanakan. Oleh sebab

itu optimalisasi manajemen bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayaanan

bimbingan dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi dan

tujuan dari suatu organisasi, lembaga atau instansi.3 Pengaturan pelayannan bimbingan dan

konseling di suatu lembaga tidak mungkin tersusun apabila tidak diatur dalam sistem

manajemen yang baik. Manajemen yang baik itu sendiri akan banyak ditentukan oleh

kemampuan manejerial dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengaktifkan , dan

mengontrol sumber daya yang ada.

1
Sugiyo, 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya
2
Saidah, 2014. Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jurnal Al-Fikrah Vol.
5, (Hal 2)
3
Su’ainah, 2017. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jurnal Pendidikan Vol. 11, (Hal. 288)

2
Pelaksananaan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang

baik dari segi program pelayanan bimbingan dan konseling, meneliti hal-hal apa sajakah

yang dibutuhkan oleh peserta didik, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan

konseling, dapat merumuskan dengan baik pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan

mengevaluasi program yang telah dilaksanakan dalam bimbingan dan konseling.

Di dalam makalah ini akan dibahas tentang pelaksanaan manajemen bimbingan dan

konseling di salah satu lembaga sosial, yayasan rehabilitasi untuk korban penyalahgunaan

narkoba atau IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) At-Tauhid, dimana di dalamnya

terdapat layanan berupa konseling adiksi sebagai salah satu dari banyak rangkaian kegiatan

bantuan penyembuhan yang diberikan kepada korban penyalahguna narkoba.

II. METODOLOGI OBSERVASI

A. Metode Observasi

Dalam observasi ini metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling

utama dalam kegiatan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Pengumpulan data lebih banyak pada observasi wawancara mendalam dan dokumentasi.

1. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan salah satu cara pengambilan data yang dilakukan melalui

kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk terstruktur, semi tersetruktur, dan tak

terstruktur.4 Dalam hal ini observer menggunakan wawancara semi terstruktur dengan

mempersiapkan beberapa pertanyaan terbuka namun tetap memiliki batasan tema ,

4
Suyitno, 2018. Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip, dan Operasionalnya . Tulungagung: Akademia
Pustaka

3
dan alur pembicaraan dan yang menjadi sasaran wawancara adalah ketua serta

Koordinator konselor di Institusi tersebut.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbntuk

tulisan, gambar atau karya, karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories).5 Teknik

dokumentasi dalam kegiatan observasi meliputi dokumentasi stuktur pimpinan

yayasan, visi dan misi yayasan, jadwal program kegiatan, foto-foto kegiatan dan

lain.lain

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di:

Nama tempat : Yayasan Rehabilitasi Narkoba At-Tauhid

Alamat : Jln. Gayamsari Selatan Raya, Sendangguwo, Kec.

Tembalang, Semarang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan 25 November 2019.

Setelah peneliti mendapatkan izin untuk mengumpulkan data di lapangan.

5
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta.

4
III. HASIL OBSERVASI

A. Gambaran Umum Yayasan Rehabilitasi Narkoba At-Tauhid

Yayasan Rehabilitasi At-Tauhid atau IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) AT-

Tauhid Gayamsari Semarang merupakan sebuah lembaga sosial yang didirikan pada 05

Mei 1997. Alamat IPWL At-Tauhid berada di Jalan Gayamsari Selatan II No 41A, RT 03

RW 03, Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.

IPWL At-Tauhid Gayamsari Semarang ini memiliki luas tanah 3.170 m2 dan luas

bangunan 1.250 m2. Secara transportasi tempat ini agak sulit untuk diakses dengan

angkutan umum karena memang jarak yayasan dengan jalan raya agak jauh. Dengan jalan

kaki atau menggunakan transportasi online lebih mudah untuk mengakses IPWL At-

Tauhid.

Secara geografis letak IPWL At-Tauhid Gayamsari Semarang berada di Kelurahan

Sendangguwo, Kecamatan Tembalang. Sebelah barat Yayasan At-Tauhid adalah jalan

makam yang menuju jalan Lamper Tengah. Sebelah utara adalah jalan Gayamsari menuju

jalan Majapahit. Dan sebelah timur adalah jalan Sendangguwo Raya. Sedangkan sebelah

selatan adalah jalan sawi menuju jalan Kedungmundu Raya. Keadaan fisik IPWL At-

Tauhid Gayamsari Semarang ini meliputi satu gedung untuk tempat kegiatan beserta

mushala didalamnya, rumah Pembina yang bersebelahan, asrama putra, asrama putri,

dapur umum, dan satu ruang kantor untuk administrasi.

Pendiri Yayasan Rehabilitasi atau IPWL At-Tauhid Gayamsari Semarang ini

adalah KH Muhammad Sastro Sugeng Al Hadad, BA. Berbekal ilmu hikmah yang

diterima belaiau akhirnya bisa mendirikan Yayasan At-Tauhid Gayamsari Semarang ini.

Yayasan ini lebih memfokuskan pada pelayanan perbaikan akhlak. Pada tahun 2001,

5
Yayasan At-Tauhid Gayamsari Semarang ini dulunya adalah sebuah pondok pesantren

yang mempunyai jumlah santri menetap mencapai 70 orang sedangkan santri wasilah atau

luar asrama lebih dari 400 orang. Ada beberapa latar belakang santri di sini, diantaranya

adalah 45% pengguna Napza, 40% Psikotik, dan 15% lain-lain. Pada tahun 2004, atas

dorongan dan motivasi dari masyarakat dan Pemerintah Kota Semarang Pondok pesantren

At-Tauhid gayamsari ini diresmikan menjadi Yayasan Rehabilitasi At-Tauhid. Dan pada

tahun 2008, Badan Narkotika Nasional menunjuk Pondok Pesantrean At-Tauhid

Gayamsari Semarang sebagai mitra binaan rehabilitasi narkoba. Pada tahun 2013 Yayasan

Rehabilitasi At-Tauhid Gayamsari Semarang ditunjuk oleh menteri sosial Republik

Indonesia sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) untuk melaksanakan kegiatan

sosial bagi korban penyalahgunaan Napza. Dari tahun 2013-2016 IPWL At-Tauhid

Gayamsari Semarang sudah melayani sekitar 370 orang penyalahgunaan Napza.6

B. Visi dan Misi

1. Visi

IPWL At-Tauhid Gayamsari Semarang merupakan Institusi yang tentunya

mempunyai visi di dalamnya. Visi yaitu gambaran masa depan yang akan diraih

dalam waktu yang telah ditentukan.

Visi dari IPWL At-Tauhid Gayamsari Semarang yaitu “Meningkatkan Potensi IQ

Menjadi Manusia Cerdas, Menumbuhkan EQ Sebagai Jiwa Sosial dan

Mengembangkan Sq Menuju Ridho Allah SWT”

6
Data hasil dokumentasi dan wawancara

6
2. Misi

Untuk mewujudkan visi, IPWL At-Tauhid Gayamsari Semarang mempunyai Misi

yaitu:

a. Meningkatkan kualitas Iman Menuju ridho Illahi.

b. Membentuk insane agamis, cerdas, dan berakhlaqul karimah.

c. Menumbuhkembangkan potensi kemandirian hidup.

d. Menjadikan diri yang bermanfaat bagi orang lain.7

C. Hasil Wawancara dengan Ketua Yayasan tentang Program Rehabilitasi di Yayasan

Rehabilitasi At-Tauhid

Dalam wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa sebagai wadah terapi

penyembuhan pasien korban penyalahgunaan napza, IPWL At-Tauhid bermitra dengan

beberapa pihak diantaranya Kepolisian, kejaksaan, Lapas, BNN, Dinas Sosial, Dinas

Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja, tokoh-tokoh masyarakat dan lain-lain. Dalam

penyelenggaraan programnya IPWL At-Tauhid menggandeng beberapa tenaga ahli

diantaranya Konselor Adiksi, Tenaga Terapis, Tenaga Kesehatan, Psikolog, Ahli agama

dan lain-lain.

Dalam rangkaian proses pemulihan atau movement of recovery terhadap pasien, IPWL At-

Tauhid menerapkan layanan konseling dimana konseling dimaksudkan untuk:

1. Mengidentifikasi sejauh mana permasalahan yang dihadapi pasien.

2. Konsultasi perkembangan kondisi pasien.

3. Pengembangan potensi keterampilan pasien.

4. Upaya bantuan yang diberikan kepada pasien dalam proses penyadaran.8

7
Data hasil dokumentasi dan wawancara
8
Data hasil wawancara

7
D. Hasil Wawancara dengan Koordinator Konseling tentang Manajemen Bimbingan

dan Konseling di IPWL At-Tauhid

Observasi atau pengamatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengelolaan atau

manajemen bimbingan dan konseling di yayasan At-Tauhid, observer membaginya dalam

beberapa bagian utama sasaran pengamatan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi program layannan bimbingan dan konseling. Hal ini sejalan dengan pendapat

Sugiyo (2018) bahwa manajemen bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang

diawali perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan

semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia

untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling dan mengevaluasi kegiatan

bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah

dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.9

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi, penentuan

strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan

standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan (planning) ialah

menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan

yang digariskan.10 Perencanaan sangat penting dalam pelayanan bimbingan dan

konseling Perencanaan dalam suatu organisasi apapun mempunyai kedudukan yang

sangat strategis karena melalui kegiatan perencanaan ini dapat diketahui kegiatan atau

9
Sugiyo, 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya
10
Saidah, 2014. Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jurnal Al-Fikrah Vol.
5, (Hal 16)

8
aktivitas apa saja yang akan dilakukan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.11

Dari hasil wawancara yang dilakukan observer dengan koordinator layanan konseling

dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan layanan konseling IPWL At-Tauhid

memiliki perencanaan yang terprogram baik itu dalam jangka mingguan, bulanan

maupun tahunan yang dimana program tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pasien

melalui screening, assasement maupun teknik identifikasi lainnya untuk memperoleh

data kebutuhan siswa yang dilakukan di tahap awal penerimaan pasien.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Aktivitas pegorganisasian layanan konseling di IPWL AT-Tauhid juga sudah berjalan

dengan baik. Terdapat kurang lebih 20 tenaga konselor adiksi dan setiap konselor

adiksi yang bertugas sudah memahami betul fungsi dan tanggung jawabnya masing-

masing. Koordinasi dari masing-masing konselor juga sangat baik. Hal tersebut dapat

terlihat dengan adanya:

a. Adanya pembagian tugas antar petugas bimbingan dan konseling.

b. Pelibatan dan koordinasi dengan stakeholder (Ketua, penasihat Yayasan, dan

pihak terkait lainnya).12

3. Menggerakan sumber daya manusia

Koordinator Konseling di IPWL At-Tauhid menuturkan bahwa dalam

penyelenggaraan layanan maupun program tentu memerlukan sumber daya manusia

yang handal dan menguasai dalam bidangnya masing-masing. IPWL At-Tauhid

melibatkan tenaga konselor, pekerja sosial, dan pemerhati ilmu adiksi yang dimana

11
Sugiyo, 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya
12
Data hasil wawancara

9
mereka telah melewati serangkaian kegiatan pelatihan serta pebekalan baik yang

diadakan oleh internal institusi maupun oleh pemerintah serta pihak lainnya.

Dalam pelaksanaan program konseling IPWL At-Tauhid bisa dikatakan juga sangat

baik. Penting untuk diketahui bahwa yang paling menonjol dalam pelaksanaan proses

terapi penyembuhan pasien, yakni terapi dengan unsur kerohanian terutama dengan

unsur-unsur keislaman karena pihak yayasan percaya bahwa salah satu faktor

penyebab munculnya penyalahgunaan narkoba ini dikarenakan pondasi agama yang

lemah. Oleh sebab itu sebagian besar program layanan konseling yang diberikan

diintegrasikan dengan nilai-nilai kerohanian.

Selain itu juga program bimbingan dan konseling yang ada ditujukan untuk

meningkatkan kualitas hidup para pasien melalui pelatihan, peningkatan keterampilan

wirausaha dan wawasan tentang dunia kerja dalam hal ini pihak yayasan bekerjasama

dengan berbagai pihak lain seperti Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat.

Selain itu juga program yang disusun juga bertujuan untuk menyaluran bakat dan

minat pasien dalam hal ini pihak yayasan pernah bekerjasama dengan beberapa

musisi, artis dan grup band ternama. Pemberian layanan informasi berupa penyuluhan

tentang bahaya narkoba, tentang HIV-AIDS juga sering dilaksanakan. Jadi dapat

dikatakan dalam penggerakan sumber daya manusia dalam pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling oleh IPWL At-Tauhid sudah berjalan dengan baik dan dalam

layanan dasar meliputi pengumpulan data, pemberian layanan orientasi, layanan

informasi dan lain sebagainya juga bisa dikatakan telah terlaksana dengan baik.13

13
Data hasil wawancara

10
4. Evaluasi

Penilaian atau evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaaan bimbingan mencapai tujuan yang ditetapkan.

Penilaian program merupakan langkah penting dalam pengelolaan program

bimbingan dan konseling. Keberhasilan pelaksanaan program bibmbingan dan

konseling dlam mencapai tujuan yang telah ditentukan merupakan kondisi yang

hendak dilihat melalui kegiatan evaluasi.14

Evaluasi yang dilakukan terhadap program kegiatan bimbingan dan konseling, di

IPWL At-Tauhid meliputi:

a. Mengukur dan menilai hasil kerja atau pelaksanaan program

b. Mengambil tindakan perbaikan dan pengembangan program

IV. SIMPULAN DAN SARAN

Dalam proses pemulihan pasien yang menjadi korban penyalahgunaan Napza, IPWL

AT-Tauhid melibatkan konselor adiksi yang berjumlah sekitar 20 orang, untuk dapat

menyelngggarakan layanan konseling. Dimana layanan konseling diharapkan dapat

memberikan kontribusi dalam proses movement of recovery bagi para pasien pecandu

kuhusnya dalam mengidentifikasi sejauh mana permasalahan yang dihadapi pasien,

konsultasi perkembangan kondisi pasien. Pengembangan potensi keterampilan pasien, upaya

bantuan yang diberikan kepada pasien dan lain sebagainya.

Dari segi manajemen pada dasarnya pelaksanaan program khususnya program yang

berkaitan dengan layanan konseling di IPWL AT-Tauhid sudah berjalan dengan baik

14
Sugiyo, 2018. Penilaian dalam Bimbingan dan Konseling Sekolah. Semarang: Widya Karya

11
walaupun masih ada beberapa kekurangan terkait dengan sarana dan prasarana layanan

konseling seperti ruangan, media konseling dan lain sebagainya. Namun kekurangan tersebut

tidak terlalu mempengaruhi jalannya program dan hal tersebut juga dapat dimaklumi karena

IPWL At-Tauhid masih dalam proses pembangunan dan pengembangan.

Dengan adanya kegiatan observasi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya mengenai gambaran manajemen serta pelaksanaan

layanan konseling di Rayasan Rehabilitasi Narkoba atau IPWL AT-Tauhid. Dan dengan

adanya kegiatan observasi ini pula dapat memberikan manfaat bagi observer dan juga pihak

lainnya yang ingin mengembangkan wawassan serta keilmuan dalam manajemen bimbingan

dan konseling.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta.

Sugiyo, 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya.

Suyitno, 2018. Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip, dan Operasionalnya.


Tulungagung: Akademia Pustaka.

Sugiyo, 2018. Penilaian dalam Bimbingan dan Konseling Sekolah. Semarang: Widya Karya.

Saidah, 2014. Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah.
Jurnal Al-Fikrah. (5) 1-2

Su’ainah, 2017. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jurnal Pendidikan Vol. 11
(3), (Hal. 287-288)

12

Anda mungkin juga menyukai