Observasi
Observasi
Burhanudin
I. PENDAHULUAN
Banyak sekali pengertian manajemen dan satu pengertian tentang manajemen tidak
bisa mewakili pengertian lain secra universal. Pengertian manajemen yang lebih kompleks
dikemukakan stoner dalam Stoner (1992) sebagai berikut, manajemen adalah proses
1
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
manajemen diatas, manajemen pelayanan bimbingan dan konseling dapat berarti proses
bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling juga bisa berarti bekerja dengan
bimbingan bergantung pada sejauh mana kualitas manajemen yang dilaksanakan. Oleh sebab
itu optimalisasi manajemen bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayaanan
bimbingan dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi dan
tujuan dari suatu organisasi, lembaga atau instansi.3 Pengaturan pelayannan bimbingan dan
konseling di suatu lembaga tidak mungkin tersusun apabila tidak diatur dalam sistem
manajemen yang baik. Manajemen yang baik itu sendiri akan banyak ditentukan oleh
1
Sugiyo, 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya
2
Saidah, 2014. Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jurnal Al-Fikrah Vol.
5, (Hal 2)
3
Su’ainah, 2017. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jurnal Pendidikan Vol. 11, (Hal. 288)
2
Pelaksananaan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang
baik dari segi program pelayanan bimbingan dan konseling, meneliti hal-hal apa sajakah
yang dibutuhkan oleh peserta didik, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan
konseling, dapat merumuskan dengan baik pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan
Di dalam makalah ini akan dibahas tentang pelaksanaan manajemen bimbingan dan
konseling di salah satu lembaga sosial, yayasan rehabilitasi untuk korban penyalahgunaan
narkoba atau IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) At-Tauhid, dimana di dalamnya
terdapat layanan berupa konseling adiksi sebagai salah satu dari banyak rangkaian kegiatan
A. Metode Observasi
Dalam observasi ini metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam kegiatan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Pengumpulan data lebih banyak pada observasi wawancara mendalam dan dokumentasi.
1. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu cara pengambilan data yang dilakukan melalui
kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk terstruktur, semi tersetruktur, dan tak
terstruktur.4 Dalam hal ini observer menggunakan wawancara semi terstruktur dengan
4
Suyitno, 2018. Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip, dan Operasionalnya . Tulungagung: Akademia
Pustaka
3
dan alur pembicaraan dan yang menjadi sasaran wawancara adalah ketua serta
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbntuk
tulisan, gambar atau karya, karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories).5 Teknik
yayasan, visi dan misi yayasan, jadwal program kegiatan, foto-foto kegiatan dan
lain.lain
1. Tempat Penelitian
Tembalang, Semarang.
2. Waktu Penelitian
5
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta.
4
III. HASIL OBSERVASI
Yayasan Rehabilitasi At-Tauhid atau IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) AT-
Tauhid Gayamsari Semarang merupakan sebuah lembaga sosial yang didirikan pada 05
Mei 1997. Alamat IPWL At-Tauhid berada di Jalan Gayamsari Selatan II No 41A, RT 03
IPWL At-Tauhid Gayamsari Semarang ini memiliki luas tanah 3.170 m2 dan luas
bangunan 1.250 m2. Secara transportasi tempat ini agak sulit untuk diakses dengan
angkutan umum karena memang jarak yayasan dengan jalan raya agak jauh. Dengan jalan
kaki atau menggunakan transportasi online lebih mudah untuk mengakses IPWL At-
Tauhid.
makam yang menuju jalan Lamper Tengah. Sebelah utara adalah jalan Gayamsari menuju
jalan Majapahit. Dan sebelah timur adalah jalan Sendangguwo Raya. Sedangkan sebelah
selatan adalah jalan sawi menuju jalan Kedungmundu Raya. Keadaan fisik IPWL At-
Tauhid Gayamsari Semarang ini meliputi satu gedung untuk tempat kegiatan beserta
mushala didalamnya, rumah Pembina yang bersebelahan, asrama putra, asrama putri,
adalah KH Muhammad Sastro Sugeng Al Hadad, BA. Berbekal ilmu hikmah yang
diterima belaiau akhirnya bisa mendirikan Yayasan At-Tauhid Gayamsari Semarang ini.
Yayasan ini lebih memfokuskan pada pelayanan perbaikan akhlak. Pada tahun 2001,
5
Yayasan At-Tauhid Gayamsari Semarang ini dulunya adalah sebuah pondok pesantren
yang mempunyai jumlah santri menetap mencapai 70 orang sedangkan santri wasilah atau
luar asrama lebih dari 400 orang. Ada beberapa latar belakang santri di sini, diantaranya
adalah 45% pengguna Napza, 40% Psikotik, dan 15% lain-lain. Pada tahun 2004, atas
dorongan dan motivasi dari masyarakat dan Pemerintah Kota Semarang Pondok pesantren
At-Tauhid gayamsari ini diresmikan menjadi Yayasan Rehabilitasi At-Tauhid. Dan pada
Gayamsari Semarang sebagai mitra binaan rehabilitasi narkoba. Pada tahun 2013 Yayasan
Indonesia sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) untuk melaksanakan kegiatan
sosial bagi korban penyalahgunaan Napza. Dari tahun 2013-2016 IPWL At-Tauhid
1. Visi
mempunyai visi di dalamnya. Visi yaitu gambaran masa depan yang akan diraih
6
Data hasil dokumentasi dan wawancara
6
2. Misi
yaitu:
Rehabilitasi At-Tauhid
Dalam wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa sebagai wadah terapi
beberapa pihak diantaranya Kepolisian, kejaksaan, Lapas, BNN, Dinas Sosial, Dinas
diantaranya Konselor Adiksi, Tenaga Terapis, Tenaga Kesehatan, Psikolog, Ahli agama
dan lain-lain.
Dalam rangkaian proses pemulihan atau movement of recovery terhadap pasien, IPWL At-
7
Data hasil dokumentasi dan wawancara
8
Data hasil wawancara
7
D. Hasil Wawancara dengan Koordinator Konseling tentang Manajemen Bimbingan
Observasi atau pengamatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengelolaan atau
evaluasi program layannan bimbingan dan konseling. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sugiyo (2018) bahwa manajemen bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang
semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia
bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah
1. Perencanaan (planning)
menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan
sangat strategis karena melalui kegiatan perencanaan ini dapat diketahui kegiatan atau
9
Sugiyo, 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya
10
Saidah, 2014. Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jurnal Al-Fikrah Vol.
5, (Hal 16)
8
aktivitas apa saja yang akan dilakukan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan
Dari hasil wawancara yang dilakukan observer dengan koordinator layanan konseling
memiliki perencanaan yang terprogram baik itu dalam jangka mingguan, bulanan
maupun tahunan yang dimana program tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pasien
2. Pengorganisasian (Organizing)
dengan baik. Terdapat kurang lebih 20 tenaga konselor adiksi dan setiap konselor
adiksi yang bertugas sudah memahami betul fungsi dan tanggung jawabnya masing-
masing. Koordinasi dari masing-masing konselor juga sangat baik. Hal tersebut dapat
melibatkan tenaga konselor, pekerja sosial, dan pemerhati ilmu adiksi yang dimana
11
Sugiyo, 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya
12
Data hasil wawancara
9
mereka telah melewati serangkaian kegiatan pelatihan serta pebekalan baik yang
diadakan oleh internal institusi maupun oleh pemerintah serta pihak lainnya.
Dalam pelaksanaan program konseling IPWL At-Tauhid bisa dikatakan juga sangat
baik. Penting untuk diketahui bahwa yang paling menonjol dalam pelaksanaan proses
terapi penyembuhan pasien, yakni terapi dengan unsur kerohanian terutama dengan
unsur-unsur keislaman karena pihak yayasan percaya bahwa salah satu faktor
lemah. Oleh sebab itu sebagian besar program layanan konseling yang diberikan
Selain itu juga program bimbingan dan konseling yang ada ditujukan untuk
wirausaha dan wawasan tentang dunia kerja dalam hal ini pihak yayasan bekerjasama
dengan berbagai pihak lain seperti Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat.
Selain itu juga program yang disusun juga bertujuan untuk menyaluran bakat dan
minat pasien dalam hal ini pihak yayasan pernah bekerjasama dengan beberapa
musisi, artis dan grup band ternama. Pemberian layanan informasi berupa penyuluhan
tentang bahaya narkoba, tentang HIV-AIDS juga sering dilaksanakan. Jadi dapat
bimbingan dan konseling oleh IPWL At-Tauhid sudah berjalan dengan baik dan dalam
informasi dan lain sebagainya juga bisa dikatakan telah terlaksana dengan baik.13
13
Data hasil wawancara
10
4. Evaluasi
Penilaian atau evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk
konseling dlam mencapai tujuan yang telah ditentukan merupakan kondisi yang
Dalam proses pemulihan pasien yang menjadi korban penyalahgunaan Napza, IPWL
AT-Tauhid melibatkan konselor adiksi yang berjumlah sekitar 20 orang, untuk dapat
memberikan kontribusi dalam proses movement of recovery bagi para pasien pecandu
Dari segi manajemen pada dasarnya pelaksanaan program khususnya program yang
berkaitan dengan layanan konseling di IPWL AT-Tauhid sudah berjalan dengan baik
14
Sugiyo, 2018. Penilaian dalam Bimbingan dan Konseling Sekolah. Semarang: Widya Karya
11
walaupun masih ada beberapa kekurangan terkait dengan sarana dan prasarana layanan
konseling seperti ruangan, media konseling dan lain sebagainya. Namun kekurangan tersebut
tidak terlalu mempengaruhi jalannya program dan hal tersebut juga dapat dimaklumi karena
Dengan adanya kegiatan observasi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya mengenai gambaran manajemen serta pelaksanaan
layanan konseling di Rayasan Rehabilitasi Narkoba atau IPWL AT-Tauhid. Dan dengan
adanya kegiatan observasi ini pula dapat memberikan manfaat bagi observer dan juga pihak
lainnya yang ingin mengembangkan wawassan serta keilmuan dalam manajemen bimbingan
dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta.
Sugiyo, 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya.
Sugiyo, 2018. Penilaian dalam Bimbingan dan Konseling Sekolah. Semarang: Widya Karya.
Saidah, 2014. Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah.
Jurnal Al-Fikrah. (5) 1-2
Su’ainah, 2017. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jurnal Pendidikan Vol. 11
(3), (Hal. 287-288)
12