Anda di halaman 1dari 8

APPRAISAL KONSELING TEKNIK NON TES

Ayu Fitri Aulania1)


1
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya
Email: aulaniaa@gmail.com

Appraisal berasal dari bahasa latin appretiare yang artinya menilai. Menurut KBBI,
kata appraisal mempunyai arti penilaian, penafsiran, dan pengharapan. Menurut W.S Winkel,
Apparsial dalam bimbingan konseling yaitu suatu usaha untuk memperoleh data tentang
peserta didik, menganalisis dan menafsirkan data serta menyimpan data tersebut. Sedangkan
Menurut Dewa Ketut Sukardi, Appraisal adalah layanan pengumpulan data atau suatu usaha
yang dilakukan oleh konselor untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan
selengkap-lengkapnya tentang diri individu dan lingkungan yang relevan dengan keperluan
pengembangan individu. 1 Sehingga, berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
appraisal konseling adalah bentuk penggalian data oleh seorang konselor terhadap konseli
yang mencakup diri individu maupun lingkungan disekitar konseli untuk keperluan dalam
proses konseling.
Lebih lanjut lagi, Hood & Johnson menjelaskan bahwa appraisal dalam bimbingan
dan konseling memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu 2 (1) Orientasi masalah, yakni
untuk membuat individu atau konseli mampu mengenali dan menerima permasalahan yang
dihadapinya, bukannya mengingkari permasalahan tersebut. (2) Identifikasi masalah, yakni
untuk membantu konselor dan konseli dalam memahami masalah yang dihadapi konseli
secara mendetail. (3) Memilih alternatif solusi untuk pemecahan masalah. Misalnya hasil tes
inventori minat akan dapat memberikan informasi kepada individu tentang alternatif pilihan
karir konseli yang lebih tepat sesuai dengan minatnya di masa mendatang. (4) Verifikasi,
yakni untuk menilai apakah layanan bimbingan dan konseling telah dilakukan telah berjalan
efektif dan telah mengurangi beban masalah konseli atau belum. Misalnya, hasil suatu tes
dapat memperlihatkan apakah program atau perlakuan yang diberikan kepada konseli berhasil
mengatasi masalahnya atau tidak. Hal ini dapat diukur dengan memberikan pre-test kepada
individu pada awal perlakuan dan post-test di akhir perlakuan. Melalui hasil tes yang objektif,
konseli dan konselor dapat melihat dengan jelas seberapa besar keberhasilan atau kegagalan
perlakuan (treatment) yang selama ini telah dijalani oleh konseli.
Selain itu, adapun manfaat dari appraisal konseling menurut Furqon dan Yaya
Sunarya ialah sebagai bahan penyusunan program, sebagai bahan pemberian bimbingan,
sebagai data bahan evaluasi, dan sebagai bahan diagnostic. 3 Appraisal konseling sendiri juga
dapat memberikan informasi bagi guru BK atau konselor maupun konseli sehingga dapat
memahami, memberikan tanggapan, membuat perencanaan serta melakukan evaluasi yang
tepat. Bimo Walgito menyatakan bahwa pengumpulan data merupakan suatu hal yang
penting dalam bimbingan dan konseling, kegiatan bimbingan dan konseling baru dapat
diberikan secara baik dan tepat jika data atau keterangan individu yang akan diberikan
layanan telah diketahui secara lengkap. Laporan atau data yang telah dihimpun dalam proses
pengumpulan data akan sangat membantu dalam upaya pemberian bantuan yang paling tepat
dan paling memungkinkan kepada individu dengan syarat laporan tersebut dapat berfungsi
dengan baik. Intinya, Appraisal sangat bermanfaat dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
1
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),
hal. 77.
2
W.S. Winkel, Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
lndonesia, 1991), 226.
3
Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013),225-226.

1
konseling serta dapat juga dijadikan sebagai dasar untuk menentukan tindak lanjut penilaian
maupun layanan selanjutnya.
Dalam proses pengumpulan data pada appraisal konseli, dapat dilakukan dengan
menggunakan dua teknik yaitu teknik tes dan non tes. Pada pembahasan ini, teknik yang akan
dibahas yaitu teknik non tes. Teknik non tes ini merupakan cara penilaian konseli yang
dilakukan tanpa menguji konseli tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis..
Sedangkan tes merupakan suatu metode atau alat yang digunakan untuk melakukan
penyelidikan menggunakan soal-soal, pernyataan-pernyataan atau tugas-tugas yang telah
dipilih dengan seksama dan distandarisasikan. Berikut ini adalah jenis-jenis teknik non tes
dan contoh data yang digali : (1) Observasi. Yakni, suatu teknik penilaian untuk
mengumpulkan data tentang diri siswa yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui
proses pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki. 4 Contoh data yang
digali ialah seperti kemampuan manajemen diri. Seseorang dengan kemampuan manajemen
diri yang baik dapat diamati melalui sikap atau tingkah lakunya seperti mampu
mengendalikan emosi, mampu mengatur waktu dengan baik, serta mampu beradaptasi
dengan cepat. (2) Angket. Yakni proses penggalian data dengan sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya,
atau hal yang diketahui oleh responden.5 Contoh data yang digali ialah seperti keyakinan
dalam beragama. Dalam hal tersebut, kita sebagai konselor tentu saja tidak bisa mengetahui
keyakinan seseorang terhadap agamnya hanya dengan melakukan pengindraan. Oleh sebab
itu, dibutuhkan angket untuk dapat menggali data tersebut. (3) Wawancara. merupakan suatu
teknik memahami individu dengan cara melakukan komunikasi langsung (face to face
relation) antara pewawancara (interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee) untuk
memperoleh keterangan atau informasi tentang individu. Contoh data yang digali ialah seperti
keyakinan dalam beragama atau pengalaman menyenangkan. Teknik wawancara ini biasanya
digunakan untuk menggali data tentang sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan,
perspektif atau sesuatu yang hanya diketahui atau dialami diri individu. (4) Sosiometri. Yakni
suatu alat untuk mengukur atau metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial,
pilihan-pilihan, dan sebagainya. Sehingga data yang cocok digali adalah data tentang
hubungan dengan teman dan lingkungan. (5) Studi kasus. merupakan penggalian data dimana
peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program,
even, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan
mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode
tertentu.6 Contoh data yang digali ialah seperti pengalaman menyenangkan. Pengalaman
menyenangkan disini tentulah merupakan pengalaman tertentu yang unik dan memenuhi
kriteria tertentu sehingga dinyatakan perlu untuk digali lebih lanjut. (6) Autobiografi.
Merupakan catatan riwayat hidup yang ditulis oleh diri tokoh itu sendiri. Contoh data yang
digali ialah seperti pendidikan dan prestasi. Dalam penerapannya, beberapa teknik
pengumpulan data diatas tentu saja dapat dikolaborasikan satu sama lain guna mendapat
jawaban yang lebih valid dan komprehensif.
Dari sini, kita tentu telah menyadari betapa pentingnya proses appraisal dalam
kegiatan konseling. Apabila suatu proses konseling dilaksanakan tanpa didahului dengan
proses appraisal, maka kemungkinan yang terjadi ialah kegagalan dari proses konseling itu
sendiri. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh beberapa hal seperti konselor salah mendiagnosis
konseli sebab belum mengetahui permasalahan yang dialami konseli secara mendalam.
Dengan adanya kesalahan diagnosis tersebut makan konselor bisa saja menetapkan terapi
4
M . Ramli, Dkk, Asesmen Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rektorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, 2016), 4.
5
Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),194.
6
Sri Wahyuningsih, Metode Penelitian Studi Kasus, (Madura: UTM PRESS, 2013), 3.

2
yang tidak sesuai dengan konteks permasalahan konseli. Analoginya, seorang pasien penyakit
asma diberikan obat penyakit lambung, tentu saja penyait asma pasien tersebut tidak akan
sembuh. Demikian pula dengan proses konseling, apabila terapi yang digunakan salah, maka
tingkat kegagalan proses konseli juga meningkat.
Selanjutnya, ialah mengenai program kegiatan appraisal konseling. Berikut ialah
contoh rencana kegiatan appraisal konseling selama satu tahun di sebuah lembaga konseling.

Waktu
Aspek Yang Teknik
No Tujuan Pelaksanaa Keterangan
Digali Apraisal
n
Formulir berupa
Untuk mengetahui Formulir, item-item profil
1 Data diri Bulan 1
profil konseli Wawancara yang ingin
diketahui
Untuk mengetahui
Riwayat
latar belakang Autobiograf
2 Pendidikan Bulan 2
pendidikan konseli i
dan prestasi
dan pencapaiannya
Untuk mengetahui
Riwayat Autobiograf
3 latar belakang Bulan 2
Kesehatan i
kesehatan konseli
Untuk mengetahui EQ, Mood
Stabilitas Observasi bentuk
4 pengendalian Tracker, Bulan 3
Emosi catatan anekdot
emosi diri konseli observasi
Observasi dapat
Untuk mengetahui Kunjungan
berupa observasi
5 Kebiasaan kegiatan keseharian rumah, Bulan 4
partisipan atau
konseli observasi
diwakilkan
Untuk mengetahui
latar belakang,
Kondisi Observasi dapat
budaya, prinsip dan Kunjungan
keluarga dan berupa observasi
6 nilai-nilai di dalam rumah, Bulan 4
lingkungan partisipan atau
lingkup keluarga observasi
sekitar diwakilkan
dan lingkungan
sekitar konseli
Untuk mengethaui
7 Kecerdasan tingkat kecerdasan Tes IQ Bulan 5
konseli
Wawancara,
Untuk mengethaui
observasi,
8 Kreativitas tingkat kreativitas Bulan 6
tes
konseli
kreativitas
Untuk mengetahui Tes bakat,
Minat dan
9 minat dan bakat Inventori Bulan 7
Bakat
konseli minat
Untuk mengetahui Inventori
10 Gaya Belajar jenis gaya belajar gaya belajar, Bulan 8
konseli observasi
11 Motivasi Untuk mengetahui Angket, Bulan 8
Belajar tingkat motivasi wawancara

3
belajar konseli
Untuk mengetahui
Sosiometri
posisi konseli
Observasi, dilakukan terhadap
Kemampuan dalam
12 wawancara Bulan 9 kelompok atau
bersosialisasi bersosialisasi dan
sosiometri komunitas tempat
menjalin hubungan
konseli berada
sosial
Untuk mengetahui Observasi,
Perilaku Observasi dengan
13 perilaku beragama Wawancara, Bulan 10
Beragama skala penilaian
konseli angket
Untuk mengetahui
14 tingkat
Kemandirian Angket Bulan 10
kemandirian
konseli
Untuk mengetahu
Manajemen kemampuan Observasi,
15 Bulan 10
diri manajemen diri wawancara
konseli
Untuk mengetahui
kejadian-kejadian
spesifik yang Studi kasus, Observasi dengan
16 Trauma Bulan 11
menghambat observasi catatan anekdot
konseli

Untuk mengetahui Observasi dapat


Perilaku
perilaku Observasi, berupa observasi
17 Bermasyaraka Bulan 12
bermasyarakat wawancara partisipan atau
t
konseli diwakilkan

Contoh Instrument appraisal konseling


a. Lembar observasi appraisal

LEMBAR OBSERVASI

Nama :
Usia :
Topik : Perilaku beragama
Tujuan : Untuk mengetahui perilaku beragama konseli

A. Skala Penilaian

Skala
No Aspek Yang Diamati Tidak
Selalu Sering Kadang
pernah
1 Meyakini adanya Allah SWT
2 Meyakini rukun iman
3 Menjalankan ibadah salat
4 Mengerjakan salat tepat

4
waktu
5 Salat berjamaah
6 Membaca Al-quran
7 Menghafal surah/Al-quran
8 Membaca doa ketika akan
memulai aktivitas
9 Menjalankan puasa
10 Membayar zakat
11 Mengikuti aktivitas
keagamaan
12 Sedang mengamalkan
amalan tertentu

B. Catatan Anekdot

No Tanggal Waktu Tempat Peristiwa


1
2
3

b. Lembar angket appraisal

Angket Terbuka

Nama :
Usia :
Topik : Kemandirian
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat kemandirian individu

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan diri anda!


1. Yang anda lakukan ketika mendapat masalah?
2. Yang anda lakukan ketika hendak memutuskan sesuatu?
3. Pendapat anda mengenai "meminta bantuan kepada orang lain"?
4. Pendapat anda mengenai pentingnya bersikap mandiri?
5. Perasaan anda ketika menyadari bahwa anda harus melakukan sesuatu
sendirian?
6. Bagaimana anda menggambarkan diri anda jika suatu saat anda akan pergi
merantau dan tinggal jauh dari orang tua serta sanak saudara?

Angket Tertutup

Nama :
Usia :
Topik : Motivasi Belajar
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa

5
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan diri anda!
A. Daftar Check

1. Ketika meniatkan diri untuk belajar, saya...


 Bersemangat dan langsung mulai belajar
 Biasa saja dan belajar secara terpaksa
 Malas dan kembali rebahan
2. Saya biasanya belajar untuk....
 Kembali meresume materi yang telah diajarkan dosen
 Mempelajari materi selanjutnya yang akan dibahas pada perkuliahan
besok
 Persiapan ujian
3. Saya belajar ketika....
 Jam telah menunjukkan jam belajar
 Mood
 Disuruh orang tua
 Disuruh dosen
 Ada tugas
4. Ambisi saya selama perkuliahan adalah.....
 Menjadi mahasiswi yang paling aktif dan bersemangat dalam tanya
jawab dan diskusi kelas
 Mengerjakan tugas dengan perfect
 Mendapat nilai A+ disetiap mata kuliah
 Mengerjakan tugas seadanya yang penting mengumpulkan
 Mendapat nilai berapapun yang penting lulus
 Selalu hadir kelas meskipun cenderung pasif

B. Pilihan Y/T

1. Membuat jadwal belajar/ menentukan jam belajar


Ya/Tidak
2. Selalu meluangkan waktu dalam sehari untuk belajar
Ya/Tidak

C. Skala Penilaian

Skala
Sangat
No Aspek Yang Diamati Sangat Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai
Sesuai
1 Berpikir bahwa belajar
merupakan suatu keharusan
2 Berhenti belajar seketika saat
ada sesuatu yang
mendistraksi kegiatan belajar

6
c. Sosiometri

SOSIOMETRI

Nama :
Usia :
Topik : Hubungan Intrapersonal
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan intrapersonal antar individu dalam suatu
kelompok

A. Tipe Nominatif

1. Untuk teman sebangku saya akan memilih:


a. ……………………... karena …………………..
b. ………………….….. karena …………………..
c. ……………………... karena ………………......
2. Teman yang nampak tidak menyukai saya adalah:
a. ……………………... karena …………………..
b. ………………….….. karena …………………..
c. ……………………... karena ……………….....
3. Teman yang paling dipercaya untuk berbagi masalah adalah:
a. ……………………... karena …………………..
b. ………………….….. karena …………………..
c. ……………………... karena ……………….....

B. Tipe Bertingkat

1. Saya sangat senang bersama dan bekerja sama dengan…..


2. Saya menyenangi kerja sama dan bercakap-cakap dengan…..
3. Saya rasa saya bisa bergaul cukup baik dengan…..
4. Saya tidak begitu akrab dengan…..
5. Saya tidak senang dengan…..

C. Tipe Siapa Dia

1. Teman yang sering usil adalah…..


2. Teman yang sering menyendiri adalah…..
3. Teman yang paling tegas adalah…..
4. Teman yang paling inisiatif adalah…..
5. Teman yang angkuh adalah…..
6. Teman yang selalu aktif dalam diskusi kelas adalah…..
7. Teman yang mudah bergaul adalah…..

Daftar Pustaka

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Ramli, M ., Dkk. Asesmen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rektorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan. 2016.

7
Sukardi, Dewa Ketut. Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
1995.
Supriatna, Mamat. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2013.
Wahyuningsih, Sri. Metode Penelitian Studi Kasus. Madura: UTM PRESS. 2013.
Winkel, W.S.. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Widiasarana lndonesia. 1991.

Anda mungkin juga menyukai