Anda di halaman 1dari 11

RESUME

Struktur Teori Akuntansi


Disusun Oleh :
1. Ni Luh Ratna Puspa Dewi 20170102182
2. Roro Mustika Wulan Suci 20170102185
3. Arifa Rizqi Amalia Tukan 20170102188
Mata Kuliah / Sesi : Teori Akuntansi / KJ01
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Fachruddin Arrozi Adhikara, S.E, Ak., M.Si, CA

3.1 PEMIKIRAN MENGENAI TEORI

3.1.1 Jenis struktur teoritis

Telah terjadi suatu kebingungan umum, antara istilah hipotesis, hukum, dan teori. Definisi
dari teori dinyatakan oleh Mario Bunge secara spesifik dan mendetail berikt ini:
Dalam bahasa secara umum, “hipotesis” “hukum” dan “teori” sering tertukar, kadang kala hukum
dan teori dianggap sebagai bentuk lanjut dari hipotesis. Untuk meminimalkan kesimpulan, untuk
sementara kita akan menerima penggambaran berikut ini: Sekumpulan hipotesis ilmiah adalah suatu
teori ilmiah jika dan hanya jika ia mengacu kepada suatu permasalahan faktual tertentu dan setiap
bagian dari kumpulan tersebut adalah suatu asumsi awal (aksioma, asumsi tambahan, atau datum)
atau suatu konsekuensi logis dari satu ata lebih asumsi-asumsi awal.

Unsur-unsur yang terkandung dalam suatu teori adalah konsep, dalil, dan hipotesis yang
saling berhubungan dalam sebuah struktur sistematis yang memungkinkan diberikannya pnjelasan
dan prediksi. Sekumpulan dalil yang secara sistematis berhubungan dan membentuk hipotesis-
hipotesis dari suatu teori adalah bahan dasar yang penting dari teori. Hubungan yang sistematis dari
hipotesis yang saling berhubungan ini diperoleh melalui formalisasi suatu teori, yaitu dengan
menggunakan sebuah sitem bahasa formal yang telah diaksiomasi dan diartikan dengan tepat.
Tingkat formalisasi dari suatu teori menghasilkan enam jenis utama struktur teoritis: teori deduktif
lengkap, prapengandaian sistematis, teori kuasi-deduktif, percobaan-percobaan teoretis, teori yang
saling berhubungan, dan teori hierarki.

Teori dedktif lengkap memiliki sebuah stuktur formal yang lengkap dengan aksioma-aksioma
yang telah dijelaskan secara penuh dan seluru langkah-langkah dalam perluasan deduktifnya
dinyatakan dengan lengkap. Prapengandaian sistematis meliputi formulasi-formulasi yang
mengandaikan sebelumnya suatu isi dari teori yang lengkap atau lengkap sebagian. Teori kuasi-
deduktif proses deduktif yang tidak lengkap, atau mengandalkan pada primitif-primitif relatif.
Percobaan-percobaan teoritis adalah sistem-sistem yang dapat, “tanpa mmodifikasi yang formal”
atau sistem-sistem vrbal yang “bahkan sebagian daripadanya tidak dapat diformalisasi tanpa
modifiksi yang substansial atas konsep-konsep yang digunakan dan klarifikasi dari hubungan
deduktif yang diusulkan.

3.1.2 Fungsi dan Struktur teori

Teori dapat diidentifikasi melalui struktur dan fungsi yang dijalankannya. Baik struktur dan fungsi
dari suatu tori akan membantu memenuhi kebutuhan dari disiplin tertentu. Fungsi deskriptif
mencakup kegunaan gagasan atau konsep dan hubungan yang mereka miliki untuk memberikan
penjelasan terbaik atas suatu fenomena dan kekuatan-kekuatan yang mendasarinya. Fungsi
pembatasan mencakup pemilihan suatu kumpulan peristiwa favorit yang harus dijelasskan dan
memberikan suatu arti atas abstrasi yang diformulasikan dari tahapan deskriptif tersebut. Concept
and standard for external reports dari American Accounting Association menarik suatu kesimpulan:
1. Tidak ada satupun aturan keuangan yang cukup luas untuk mencakup seluruh jajaran spesifikasi
dari pengguna lingkungan secara efektif.

2. yang tercantum dalam literatur akuntansi bukanlah suatu teori akuntansi keuangan melainkan
sekumpulan teori yang dapat diatur sesuai perbedaan-perbedaan yang terdapatdalam spesifikasi dari
pengguna lingkungan. Masing-masing pengguna lingkungan menengah ini membuat asumsi-
asuminya sendiri mengenai lingkungan.

3.1.3 Evaluasi teori

Meskipun pengembangan suatu teori adalah sebuah proyek yang layak untuk dilakukan,
keberhasilannya akan bergantung pada kebenaran yang ia miliki dan sampai sejauh mana ia
memiliki kesesuaian dengan kenyataan. Suatu teori dievaluasi untuk membuktikan kecukupan dari
permasalahan yang dikemukakannya. Suatu teori dievaluasi untuk membuktikan kecukupan dari
permasalahan yang dikemukakannya.

Sebagai kriteria epistemologi, mereka mengusulkan konfirmasi, originalitas, onsistensi esternal,


kekuatan untuk menyatukan, kekuatan heuritis, dan stabilitas. Pada dasarnya:

a. pernyataan teoritis hendaknya dibuat dengan baik


b. pernyataan teoritis hendaknya tidak memiliki pertentangan-pertentangan logis
c. pernyataan teoritis hendaknya komprehensif
d. pernyataan teoritis hendaknya memiliki kedalaman
e. pernyataan teoritis hendaknya tetap benar jika dibenarkan
f. pernyataan teoritis hendaknya mampu mengahsilkaan ide-ide riset yang baru
g. pernyataan teoritis hendaknya cukup fleksibel untuk mengakomodasi bukti-bukti baru dan tidak
bertentangan.

3.1.4 Teori umum versus teori menengah tentang akuntansi

Suatu teori diidentifikasi sebagai suatu gagasan, definisi, dan usulan yang saling bergantung satu
sama lain. Harus disadari sejak awal bahwa saat ini tidak ada teori akuntansi yang komprehensif.
Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada upaya-upaya untuk mengembangkan teori umum
semacam itu. Sudah sejak lama ide ini dinggap mungkin untuk dilakukan dan secara umum dipicu
sebagai respons atas riset riset akuntansi yang tampak terfragmentasi. Sebagai contoh, Richard
Mattessich menyatakkan maksudnya sebagai berikut

Riset akuntansi selama lima belas tahun terakhir tidak saja telah sangat matang namun juga telah
menyebar ke berbagai arah. Kekuatan sentrifugal yang sedang terjadi dalam disiplin ilmu kita
selama periode transisi telah termanifestasi dengan baik di berbagai jenis topik-topik akuntansi
modern. Akan tetapi popularitas yang baru-baru ini ditunjukan oleh berbagai teori dan model
akuntansi adalah saksi dari tidak populernya pembuatan teori secara umum mengenai akuntansi.
3.2 PEMIKIRAN MENGENAI KONSEP

3.2.1 Hakikat dan pentingnya konsep

Konsep secara fundamental adalah sesuatu yang penting, baik dalam akuntansi maupun dalam ilmu
yang lain. Pengetahuan ilmiah adalah sepenuhnya konseptual; terdiri atas sitem-sistem konsep yang
saling berhubungan dengan cara-cara yang berbeda. Konsep adsalah unit-unit utama dari suatu
teori, dan pembuatan teori yang baik mengandung artian pembentukan konsep yang baik. Konsep-
konsep yang tepat dibutuhkan untuk membentuk suatu teori yang baik, namun baik konsep yang
kita miliki, semakin baik teori yang baik untuk mendapatkan konsep-konsep yang tepat. Semakin
baik konsep yang kita miliki maka semakin baik teori yang dapat kita formulasikan darinya, dan
berikutnya.

Maksud dari suatu konsep adalah daftar dari semua sifat yang ia miliki, seperti kemampuan untuk
dibalikkan, kemampuan untuk didemonstransikan, kompleksibilitas dan seterusnya. Denotasi dari
suatu konsep adalah kelas dari objek dan peristiwa yang membentuk sifat dari suatu konsep.
Melihat denotasinya, kita mungkin tertarik untuk menemukan seluruh sifat yang lazim bagi semua
unsur dari denotasi tersebut.

Konsep teoritis adalah konsep yang memainkan peranan khusus dan terkandung dalam suatu teori
tertentu. Tidak diperkenalkan oleh definisi atau klaim-klaim reduksi yang didasarkan atas hal-hal
yang dapat diobservasi. Dimana bahkan pada kenyataannya, mereka tidak diperkenalkan oleh
proses sedikit demi sedikit yang memberikan arti kepada mereka secara individual.

Konsep disposisi mengacu kkepada suatu kecenderungan untuk menunjukkan reaksi-reaksi yang
spesifik menurut kondisi-kondisi tertentu yang ditetapkan. Teori akutansi menengah diakibatkan
oleh adanya perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam cara para peneliti mengartikan baik
“pengguna” dari data akuntansi maupun “lingkungan” dimana para pengguna dan pembuat data
akuntansi sseharusnya bertingkah laku.

3.2.2 Validitas Konsep

Meskipun kebanyakan konsep keuangan dalam akuntansi telah diidentifikasi dengan cukup
memadai hanya sedikit diantaranya yang telah divalidasi. Validasi dari suuatu konsep pada
kenyataanya penting untuk penerimaannya sebagai suatu konsep yang bermanfaat yang dapat
dimasukkan ke dalam suuatu teori tertentu. Jenis jenis validitas konsep yang terdapat dalam
literatur-literatur riset:

1. Validitas observasional: tingkat sampai dimana suatu konsep dapat disederhanakan oleh
observasi
2. Validitas isi: tingkat sampai dimana suatu operasionalisasi mencerminkan konsep yang dibuat
generalisasinya
3. Validitas yang berhubungan dengan kriteria: tingkat sampai dimana konsep yang sedang dinilai
memungkinkan seseorang untuk meramalkan nilai dari beberapa konsep yang membentuk
kriteria
4. Validitas gagasan: sampai sejauh mana operasionalisasi mengukur konsep yang seharusnya ia
ukur.
5. Validitas sitemik : tingkat sampai dimana suatu konsep memungkinkan adanya integrasi dari
konsep konsep yang sebelumnya tidak saling berhubungan atau pembuatan suatu sistem
konseptual yang baru
6. Validitas sistemik: tingkat sampai dimana suatu konsep memiliki penggunaan semantik yang
seragam.
7. Validitas pengendalian: tingkat sampai dimana suatu konsep dapat dimanipulasi dan mampu
memengaruhi variabel-variabel lain yang berpengaruh.

3.3 MENANGANI HIPOTESIS

3.3.1 Dari Dalil ke Hipotesis

Dalil dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta-fakta yang tidak
berpengalaman dan pada waktu yang bersamaan dapat diperbaruhi berdasarkan atas pengetahuan
yang bariu diperoleh. Karakteristik utama dari subuah hipotesis adalah kemampuan untuk diuji
secara empiris. Sifat dari pengujian yang diberikan akan bergantung kepada apakah dalil yang
diberikan akan bersifat analitis atau sistetis. Dalil analitis hanya dapat dinyatakan benar atau salah
secara logis. Dalil sintetis yang memiliki signifikansi empiris dapat mejadi subjek dari suatu ujian
empiris.
Suatu hipotesis, oleh karenanya adalah dalil mengenai suatu hubungan yang kebenaran atau
kesalahannya masih harus ditentukan oleh suatu ujian empiris. Kemungkinan untuk dikatakan
benar dapat diperoleh dengan mengambil sampel dari konsekuesi logisnya dan mengkonfirmasikan
bahwa sampel tersebut adalah benar.

3.3.2 Konfirmasi Atas Hipotesis

Terdapat suatu metodologi yang diterima umum oleh seluruh ilmu pengetahuan untuk
membenarkan suatu pengetahuan. Metodologi tersebut terletak dalam penentuan apakah suatu nilai
kebenaran dapat secara prinnsip ditempatkan sebagai hipotesis yaitu, apakah ia dapat disanggah,
dikonfirmasikan, dibuktikan kesalahannya atau diverifikasi. Konfirmasi (confirmation) adalah
sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan kebenaran secara empiris yaitu,
menggambarkan dunia nyata dengan akurat. Pembuktian kesalahan (falsification) adalah sampai
sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan bahwa ia secara empiris tidak benar, yaitu gagal
untuk menggambarkan dunia nyata dengan akurat.
Hipotesis yang semata-mata dapat dikonfirmasikan (purely confirmable hypoteses) datang
dari pernyataan eksistensial, yaitu pernyataan yang mengajukan eksistensi dari beberapa fenomena.
Hipotesis yang semata-mata dapat disanggah (purely refutable hypoteses) datang dari hukum
universal, yaitu pernyataan yang dapat mengambil bentuk dari persyaratan generalisasi yang
universal.
Kedua hipotesis yang dapat dikonfirmasi dan disanggah tersebut datang dari pernyataan
tunggal, yaitu pernyataan yang hanya mengacu kepada fenomena tertentu yang terkait dalam waktu
dan ruang.
Pembuktian kesalahan atau konfirmasi dilakukan melalui kesaksian yang berulang-ulang dan
bukti-bukti baru. Jika suatu pengujian memadai yang dilakukan berulang-ulang memperkuat suatu
hipotesis, maka secara rata-rata ia akan menjadi suatu generalisasi atau hukum yang benar secara
universal dan empiris.

3.3.3 Hakikat Dari Penjelasan


Penjelasan adalah langkah vital dari seluruh jenis pertanyaan ilmiah. Ernest Nagel
menyatakan bahwa “tujuan khusus dari suatu usaha ilmiah adalah untuk memberikan penjelasan
yang sistematis dan didukung secara bertanggung jawab. Model-model penjelasan harus memenuhi
persyaratan-persyaratan berikut ini:
1. Persyaratan akan relevansi penjelasan berarti bahwa model penjelasan harus bagaimana pun
caranya menunjukkan bahwa fenomena yang akan dijelaskan adalah telah diekspektasikan
mengingat kondisi-kondisi yang ada. Relevansi penjelasan tercapai ketika “informasi yang
mengemukakan dasar untuk mempercayai bahwa fenomena yang akan dijelaskan memang atau
telah benar-benar terjadi.
2. Persyaratan akan kemampuan untuk diuji berarti bahwa penjelasan ilmiah harus dapat diuji
secara empiris. Tujuh model penjelasan dasar telah diusulkan, yaitu: deduktif-nomologi, model
probabilistik, model fungsional attau teleologi, model genetik, model pola, model peristiwa-
peristiwa individual, dan model logis empiris.

Model deduktif-nomologi yang juga disebut sebagai hipotesis-deduktif dan meliputi hukum atau
hanya deduktif saja, memiliki struktur berikut ini

Pada dasarnya adalah karakteristik atau fakta-fakta dari suatu fenomena tertentu dan adalah
hukuman atau hukum deterministik yang universal. Karakteristik dan hukum yang mengikat
mereka adalah eksplanan yang secara deduktif menyatakan eksplanandum secara tidak langsung.
Model probabilistik berbeda dari model deduktif-nomologi dengan mengandalkan pada
probabilistik dari pada mempelajari suatu hukum universalitas. Hukum statistika ini memiliki
rumus:
P (G,F) = r

Yang berarti bahwa probabilitas G akibat F adalah r. Probabilitas ini dapat berupa probabilitas
matematis, frekuensi relatif, atau probabilitas subjektif. Pernyataan probabilistik tidak secara formal
dikonfirmasikan atau tidak dikonfirmasikan.
Model probabilistik dari penjelasan memiliki struktru berikut ini:

Hukum probabilistik P (G,F) = r menetapkan bahwa dengan memperhitungkan F, maka probabilitas


terjadinya G adalah r. Sebagai contoh, probabilitas dari suatu perusahaan yang memiliki rasio
pengungkit (leverage) yang sangat tinggi untuk mengalami kebangkrutan tinggi.
Model fungsional atau teleologi penjelasan (fuctional or teleological—explanation model)
menjawab pertanyaan “mengapa” atas semua fenomena dengan mengacu kepada fungsi-fungsi
tertentu dari fenomena tersebut. penjelasan fungsional adalah bagian dari kelas umum penyelidikan
filosofi yang dikenal sebagai teleologi atau studi atas tujuan.
Model genetik-penjelasan (genetic-explanation model) menjawab pertanyaan “mengapa”
atas suatu fenomena dengan mengacu kepada suatu kondisi sebelumnya atau suatu urutan dari
kondisi sebelumnya. Dikenal pula dengan nama penjelasan historis (historiest explanation), ia
mengacu pada suatu model “dimana efek yang ditimbulkan oleh penyebab periode sebelumnya
menjadi penyebab dengan efek yang sama diperiode berikutnya”.
Model pola (pattern model) dari penjelasan menjawab pertanyaan “mengapa” dengan
mencocokkan suatu fenomena ke dalam pola yang diketahui. Model peristiwa-peristiwa individual
(individual-events model) menjelaskan pertanyaan “mengapa” dengan mengacu kepada penjelasan
individual sebagai penjelasnya. Model empiris (empiricist model) logis menjawab pertanyaan
“mengapa” dengan tidak mengacu kepada peristiwa individual namun kepada generalisasi empiris
yang menggolongkan dan secara induktif menggeneralisasi temuan-temuan yang ada.
Mengingat jenis-jenis model penjelasan di atas, pertanyaannya adalah menjadi menentukan
salah satu kriteria yang akan membantu dalam evaluasi penjelasan.

3.3.4 Hakikat Dari Prediksi


Apakah hubungan antara penjelasan dengan prediksi? Hampel menjawab pertanyaan ini dari
segi tesis Identitas Struktural (thesis of structural identity) atau simetri struktural (structural
symmtetry): setiap penjelasan yang memdai adalah suatu potensi prediksi, dan setiap prediksi yang
memadai adalah suatu potensi penjelasan. Hampel dan PA. Oppenheim memandang prediksi
sebagai suatu kasusu khusus dari penjelasan. Prediksi (prediction) itu sendiri adalah berarti proses
“pmbuatan deduksi dari peristiwa yang diketahui ke peristiwa yang tidak diketahui dalam sebuah
sistem yang statis secara konseptual”. Sedangkan prediksi ilmiah (scientific prediction) memiliki
arti prediksi yang dipandu oleh aturan-aturan ilmiah. Bunge membedakan antara prediksi ilmiah
dengan tiga prediksi tidak ilmiah yaitu, ekspektasi, tekanan, dan prognosis. Prediksi dapat dilakukan
dengan teknik eksplorasi yang memprediksi suatu variabel atas dasar dari variabel itu sendiri, atau
teknik asosiatif yang memprediksi suatu variabel atas dasar variabel lain.

3.4 KONTEKS PENEMUAN


Secara umum ada empat prosedur yang digunakan untuk menghasilkan atau menemukan
generalisasi, hukum, atau teori-teori empiris: mimpi, eureka, pendekatan deduktif, dan pendekatan
induktif.
Mimpi mungkin adalah salah satu prosedur penemuan yang memiliki peranan penting dalam
penemuan ilmiah. Cara eureka dapat menjadi salah satu prosedur penemuan juga. Archimedes,
melihat bahwa air di bak mandinya mengalami kenaikan ketika ia berendam, meneriakkan “Eureka”
saat ia menyadari bahwa tubuhnya yang terendam dalam air akan “diambangkan” oleh kekuatan
yang setara berat dengan cairan yang dipindahkannya.
Pendekatan deduktif adalah prosedur penemuan lainnya. Pendekatan deduktif terhadap
penyusunan suatu teori apa pun dimulai dengan dalil-dalil dan dilanjutkan untuk menghasilkan
kesimpulan logis atas subjek yang dipermasalahkan. Langkah-langkah yang digunakan untuk
menghasilkan suatu pendekatan deduktif akan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Menyatakan tujuan dari laporan-laporan keuangan
2. Memilih dalil-dalil akuntansi
3. Menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi
4. Mengembangkan teknik-teknik akuntansi
Pendekatan induktif juga merupakan prosedur penemuan. Pendekatan induktif bagi
penyusunan suatu teori di mulai dengan observasi serta pengukuran, dan selanjutnya bergerak ke
arah generalisasi kesimpulan. Jika diterapkan dalam akuntansi, pendekatan induktif di mulai dari
observasi tentang informasi keuangan dari perusahaan bisnis dan diteruskan dengan penyusunan
generalisasi dan prinsip akuntansi atas dasar observasi dengan basis hubungan yang terus berulang.

Pendekatan induktif atas teori melibatkan empat tahapan:


1. Mencatat seluruh observasi yang dilakukan,
2. Menganalisis dan mengklasifikasikan observasi-observasi ini untuk mendeteksi adanya hubungan
yang terus berulang,
3. Secara induktif menghasilkan generalisasi dan prinsip-prinsip akuntansi dari observasi-observasi
yang menggambarkan hubungan yang terus berulang,
4. Menguji generalisasi tersebut.
Berbeda dengan pendekatan deduktif, kebenaran atau kesalahan dari usulan yang diberikan tidak
bergantung kepada usulan lainnya melainkan harus diverifikasi secara empiris. Dalam induksi,
kebenaran dari usulan akan bergantung kepada observasi atas contoh yang memadai dari
hubungan yang terus berulang.
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

A. Elemen Struktur Teori Akuntansi


Menurut Harahap (2008 : 65) Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkait yang
menjadi pedoman pengembangan teori dan penyusunan teknik-teknik (standar) akuntansi

Struktur teori akuntansi berisi elemen sebagai berikut :

1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan


2. Rumusan tentang postulat
3. Konsep teoritis akuntansi
4. Rumusan prinsip akuntansi
5. Standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan sesuai
kebutuhan para pemakai

B. Tujuan Laporan Keuanagan


Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi. Banyak pendapat
tentang tujuan laporan keuangan ini, baik objek maupun penekananny, namun tujuan yang selama
ini mendapat dukungan luas adalah bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
Standar akuntansi indonesia misalnya merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut :

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.

C. Sifat Postulat Akuntansi


Dalam teori akuntansi kita selalu dibingungkan oleh isilah-istilah yang agak mirip tetapi mungkin
memiliki arti yang berbeda seperti istilah-istilah aksioma, postulat, konsep, metode, peraturan,
postulat, praktik, prosedur, prinsip, norma dll. Untuk mengurangi kebingungan itu belkaoui
memberikan sebagian definisi peristilahan sebagai berikut :

1. Postulate akuntansi

Postulate Akuntansi adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang telah diakui
secara umum yang harus sesuai dengan tujuan laporan keuangan dan menggambarkan lingkungan
ekonomi, politik, sosiologi, dan hukum dimana akuntansi akan beroperasi.
Postulat Akuntansi terdiri dari :

 Postulat Entitas
Postulat entitas beranggapan, bahwa perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah dan
harus dibedakan dari kepentingan pemilik perusahaan maupun perusahaan lainnya.
 Postulat Going Concern
Going concern postulat atau postulat kontinuitas beranggapan bahwa entitas bisnis akan terus
menjalankan aktivitas operasionalnya untuk jangka waktu yang tidak terbatas guna
merealisasikan protek-proyenya, serta aktivitas Operasionalnya
 Postulate satuan unit pengukur
Postulate satuan pengukur menganggap bahwa akuntansi Adalah pengukuran dan proses
komunikasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat diukur berdasarkan satuan mata uang
yang diasumsikan stabil.
 Postulate Periode Akuntansi
Postulate periode akuntansi menetapkan anggapan bahwa laporan keuangan yang
menggambarkan perubahan kekayaan perusahaan harus diungkapkan secara periodik.

2. Konsep teoritis akuntansi,

Konsep teoritis akuntansi adalah postulat yang menggambarkan sifat kesatuan akuntansi yang
beroperasi yang menandai hak-hak kepemilikan kekayaan.
Beberapa penulis memberikan beberapa kemungkinan teori yang dipakai, yaitu sebagai berikut:

 Teori Proprietary

Tujuan penting dari teori ini adalah penentuan dan analisis terhadap Kekayaan bersih milik
properior. Sesuai dengan tujuan tersebut persamaan akuntansi yang dikembangkan adalah :
Assets – Liabilities = Properior’s Equity
Teori proprietary memiliki dua bentuk yang dibedakan berdasarkan kelompok proprietor, sbb:
Hanya pemegang sahan umum yang dianggap sebagai kelompok proprietor, sedangkan
pemegang saham preferen dianggap diluar kelompok (Husband,1954) Dividen untuk pemegang
saham preferen harus dikurangkan dari perhitungan earning bagi proprietor.

 Teori Entitas
Dalam teori entitas, perusahaan dianggap terpisah dan harus dibedakan dari para pemilik
modal. Dengan demikian, entitas perusahaan menjadi pusat kepentingan akuntansi. Persamaan
Akuntansi yang diterapkan berdasarkan teori entitas adalah:
Assets = equity Atau

Assets = Liabilities + Stockholder Equities

Teori entitas paling tepat terapkan bagi perusahaan yang memandang adanya pemisahaan dan
perbedaan yang tegas antara perusahaan sebagai suatu entitas dengan pemiliknya

 The Fund Theory


Menurut teori dana (fund theory) yang dikembangkan oleh vetter (1947): Teori dana
berpandangan bahwa dalam suatu entitas terdapat sumber daya ekonomi berupa dana, dan
kewajiban hutang serta batasan tertentu dalam hal penggunaan sumber daya ekonomis.
Persamaan akuntansi yang berlaku:
Assest = Batasan Penggunaan Assest
Dana adalah sumber daya fiskal yang independen dan entitas akuntnsi yang seimbang, terdiri
dari seperangkat pikiran untuk mencatat dan atau sumber lainnya, bersamaan dengan seluruh
kewajiban yang berkaitan, utang, cadangan, dan ekuitas, untuk tujuan tertentu sesuai dengan
aturan khusus, ketentuan serta batasan tertentu”.

 The Enterprise theory


 Residual equity theory
 Commander theory
 The investor theory
 Amanah atau ibadah theory

3. Prinsip akuntansi
Prinsip Akuntansi adalah ketentuan/pedoman yang Diputuskan dan disepakati secara umum
berdasarkan tujuan dan konsep teoritis akuntansi, yang dijadikan landasan untuk penetapan
teknik akuntansi.
Standar akuntansi keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar, yaitu :

 Dasar Akrual
 Kelangsungan usaha

APB Statement no. 4 memberikan Sembilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut :

 The Cost Principles


 The revenue Principles
 The matching principles
 The Objectivity principles
 The consistency principles
 The disclosure principles
 The conservatism principles
 The materiality principles
 The uniformity dan comparability principles

3.1 Kerangka Dasar Akuntansi Keuangan Menurut PSAK


Kerangka dasar akuntansi laporan keuangan ini sebenarnya diambil sepenuhnya dari
international accounting standard commite denga judul framework for the preparation and
presentation standard of financial statement (IASC). Yang mencakup:

1. Tujuan laporan keuangan


2. Asumsi dasar
3. Karakteristik kualitas informasi
4. Pengakuan dan pengukuran
5. Konsep dan pemeliharaan modal

Disamping itu laporan keuanga juga merupakan alat pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya (Stewardship)

Asumsi dasar dari laporan keuangan menurut PSAK ini adalah sebagai berikut :
1. Dasar akrual
Laporan keuangan menyajikan semua transaksi yang terjadi sesuai peristiwanya, hak dan
kewajiban yang melekat didalamnya bukan hanya melihat transaksi yang melibatkan kas
2. Kelangsungan usaha
Laporan keuangan dianggap menggambarkan perusahaan atau entitas yang memang di masa
depan tidak akan melakukan likuidasi seluruhnya atau sebagian

3.2 Karakteristik Kualitas

Karakteristik kualitas ini dimaksudkan untuk meningkatkan manfaat informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan sehingga lebih berguna bagi para pemakainya. Adpaun karakteristik
kualitas laporan keuangan ini adalah :

1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Matrealitas
4. Keandalan
5. Penyajian jujur
6. Substansi mengungguli
7. Netralitas
8. Pertimbangan sehat
9. Kelengkapan
10. Dapat dibandingkan

3.3 Pengakuan Dan Pengukuran

Pengakuan berarti proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan yang sesuai dengan standar akuntansi dalam laporan neraca dan laba rugi. Pengukuran
adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukan setiap unsur laporan
keuangan dalam neraca atau laba rugi. Metode pengukuran yang dikenal adalah

1. Biaya historis
2. Biaya kini
3. Nilai realisasi
4. Nilai sekarang

3.4 Konsep Dan Pemeliharaan Modal

Konsep modal berrati bahwa uang yang diinvestasikan dalam perusahaan adalah aktiva dikurangi
kewajiban. Konsep modal dimaksudkan bahwa modal itu harus dapat dipelihara yang dapat dinilai
dari kemampuan usaha atau kapasitas produksi misalnya diukur dengan output.

Ada dua konsep pemeliharaan modal, yaitu :


1. Pemeliharaan modal keuangan
Menurut konsep ini baru disebut lab ajika jumlah aktiva finansial bersih pada akhir periode
melebihi jumlah finansial aktiva bersih pada awal periode setelah memasukan kembali setiap
distribusi dari dan kepada pemilik
2. Pemeliharaan modal fisik
Menurut konsep ini hanya bisa disebut lab ajika kapasitas produksi fisik atau kemampuan
usaha fisik pada awal periode setelah memasukan kembali distribusi dari dan kepada pemilik
selama periode itu.

Anda mungkin juga menyukai