Bab 3 Struktur Teori Akuntansi
Bab 3 Struktur Teori Akuntansi
Telah terjadi suatu kebingungan umum, antara istilah hipotesis, hukum, dan teori. Definisi
dari teori dinyatakan oleh Mario Bunge secara spesifik dan mendetail berikt ini:
Dalam bahasa secara umum, “hipotesis” “hukum” dan “teori” sering tertukar, kadang kala hukum
dan teori dianggap sebagai bentuk lanjut dari hipotesis. Untuk meminimalkan kesimpulan, untuk
sementara kita akan menerima penggambaran berikut ini: Sekumpulan hipotesis ilmiah adalah suatu
teori ilmiah jika dan hanya jika ia mengacu kepada suatu permasalahan faktual tertentu dan setiap
bagian dari kumpulan tersebut adalah suatu asumsi awal (aksioma, asumsi tambahan, atau datum)
atau suatu konsekuensi logis dari satu ata lebih asumsi-asumsi awal.
Unsur-unsur yang terkandung dalam suatu teori adalah konsep, dalil, dan hipotesis yang
saling berhubungan dalam sebuah struktur sistematis yang memungkinkan diberikannya pnjelasan
dan prediksi. Sekumpulan dalil yang secara sistematis berhubungan dan membentuk hipotesis-
hipotesis dari suatu teori adalah bahan dasar yang penting dari teori. Hubungan yang sistematis dari
hipotesis yang saling berhubungan ini diperoleh melalui formalisasi suatu teori, yaitu dengan
menggunakan sebuah sitem bahasa formal yang telah diaksiomasi dan diartikan dengan tepat.
Tingkat formalisasi dari suatu teori menghasilkan enam jenis utama struktur teoritis: teori deduktif
lengkap, prapengandaian sistematis, teori kuasi-deduktif, percobaan-percobaan teoretis, teori yang
saling berhubungan, dan teori hierarki.
Teori dedktif lengkap memiliki sebuah stuktur formal yang lengkap dengan aksioma-aksioma
yang telah dijelaskan secara penuh dan seluru langkah-langkah dalam perluasan deduktifnya
dinyatakan dengan lengkap. Prapengandaian sistematis meliputi formulasi-formulasi yang
mengandaikan sebelumnya suatu isi dari teori yang lengkap atau lengkap sebagian. Teori kuasi-
deduktif proses deduktif yang tidak lengkap, atau mengandalkan pada primitif-primitif relatif.
Percobaan-percobaan teoritis adalah sistem-sistem yang dapat, “tanpa mmodifikasi yang formal”
atau sistem-sistem vrbal yang “bahkan sebagian daripadanya tidak dapat diformalisasi tanpa
modifiksi yang substansial atas konsep-konsep yang digunakan dan klarifikasi dari hubungan
deduktif yang diusulkan.
Teori dapat diidentifikasi melalui struktur dan fungsi yang dijalankannya. Baik struktur dan fungsi
dari suatu tori akan membantu memenuhi kebutuhan dari disiplin tertentu. Fungsi deskriptif
mencakup kegunaan gagasan atau konsep dan hubungan yang mereka miliki untuk memberikan
penjelasan terbaik atas suatu fenomena dan kekuatan-kekuatan yang mendasarinya. Fungsi
pembatasan mencakup pemilihan suatu kumpulan peristiwa favorit yang harus dijelasskan dan
memberikan suatu arti atas abstrasi yang diformulasikan dari tahapan deskriptif tersebut. Concept
and standard for external reports dari American Accounting Association menarik suatu kesimpulan:
1. Tidak ada satupun aturan keuangan yang cukup luas untuk mencakup seluruh jajaran spesifikasi
dari pengguna lingkungan secara efektif.
2. yang tercantum dalam literatur akuntansi bukanlah suatu teori akuntansi keuangan melainkan
sekumpulan teori yang dapat diatur sesuai perbedaan-perbedaan yang terdapatdalam spesifikasi dari
pengguna lingkungan. Masing-masing pengguna lingkungan menengah ini membuat asumsi-
asuminya sendiri mengenai lingkungan.
Meskipun pengembangan suatu teori adalah sebuah proyek yang layak untuk dilakukan,
keberhasilannya akan bergantung pada kebenaran yang ia miliki dan sampai sejauh mana ia
memiliki kesesuaian dengan kenyataan. Suatu teori dievaluasi untuk membuktikan kecukupan dari
permasalahan yang dikemukakannya. Suatu teori dievaluasi untuk membuktikan kecukupan dari
permasalahan yang dikemukakannya.
Suatu teori diidentifikasi sebagai suatu gagasan, definisi, dan usulan yang saling bergantung satu
sama lain. Harus disadari sejak awal bahwa saat ini tidak ada teori akuntansi yang komprehensif.
Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada upaya-upaya untuk mengembangkan teori umum
semacam itu. Sudah sejak lama ide ini dinggap mungkin untuk dilakukan dan secara umum dipicu
sebagai respons atas riset riset akuntansi yang tampak terfragmentasi. Sebagai contoh, Richard
Mattessich menyatakkan maksudnya sebagai berikut
Riset akuntansi selama lima belas tahun terakhir tidak saja telah sangat matang namun juga telah
menyebar ke berbagai arah. Kekuatan sentrifugal yang sedang terjadi dalam disiplin ilmu kita
selama periode transisi telah termanifestasi dengan baik di berbagai jenis topik-topik akuntansi
modern. Akan tetapi popularitas yang baru-baru ini ditunjukan oleh berbagai teori dan model
akuntansi adalah saksi dari tidak populernya pembuatan teori secara umum mengenai akuntansi.
3.2 PEMIKIRAN MENGENAI KONSEP
Konsep secara fundamental adalah sesuatu yang penting, baik dalam akuntansi maupun dalam ilmu
yang lain. Pengetahuan ilmiah adalah sepenuhnya konseptual; terdiri atas sitem-sistem konsep yang
saling berhubungan dengan cara-cara yang berbeda. Konsep adsalah unit-unit utama dari suatu
teori, dan pembuatan teori yang baik mengandung artian pembentukan konsep yang baik. Konsep-
konsep yang tepat dibutuhkan untuk membentuk suatu teori yang baik, namun baik konsep yang
kita miliki, semakin baik teori yang baik untuk mendapatkan konsep-konsep yang tepat. Semakin
baik konsep yang kita miliki maka semakin baik teori yang dapat kita formulasikan darinya, dan
berikutnya.
Maksud dari suatu konsep adalah daftar dari semua sifat yang ia miliki, seperti kemampuan untuk
dibalikkan, kemampuan untuk didemonstransikan, kompleksibilitas dan seterusnya. Denotasi dari
suatu konsep adalah kelas dari objek dan peristiwa yang membentuk sifat dari suatu konsep.
Melihat denotasinya, kita mungkin tertarik untuk menemukan seluruh sifat yang lazim bagi semua
unsur dari denotasi tersebut.
Konsep teoritis adalah konsep yang memainkan peranan khusus dan terkandung dalam suatu teori
tertentu. Tidak diperkenalkan oleh definisi atau klaim-klaim reduksi yang didasarkan atas hal-hal
yang dapat diobservasi. Dimana bahkan pada kenyataannya, mereka tidak diperkenalkan oleh
proses sedikit demi sedikit yang memberikan arti kepada mereka secara individual.
Konsep disposisi mengacu kkepada suatu kecenderungan untuk menunjukkan reaksi-reaksi yang
spesifik menurut kondisi-kondisi tertentu yang ditetapkan. Teori akutansi menengah diakibatkan
oleh adanya perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam cara para peneliti mengartikan baik
“pengguna” dari data akuntansi maupun “lingkungan” dimana para pengguna dan pembuat data
akuntansi sseharusnya bertingkah laku.
Meskipun kebanyakan konsep keuangan dalam akuntansi telah diidentifikasi dengan cukup
memadai hanya sedikit diantaranya yang telah divalidasi. Validasi dari suuatu konsep pada
kenyataanya penting untuk penerimaannya sebagai suatu konsep yang bermanfaat yang dapat
dimasukkan ke dalam suuatu teori tertentu. Jenis jenis validitas konsep yang terdapat dalam
literatur-literatur riset:
1. Validitas observasional: tingkat sampai dimana suatu konsep dapat disederhanakan oleh
observasi
2. Validitas isi: tingkat sampai dimana suatu operasionalisasi mencerminkan konsep yang dibuat
generalisasinya
3. Validitas yang berhubungan dengan kriteria: tingkat sampai dimana konsep yang sedang dinilai
memungkinkan seseorang untuk meramalkan nilai dari beberapa konsep yang membentuk
kriteria
4. Validitas gagasan: sampai sejauh mana operasionalisasi mengukur konsep yang seharusnya ia
ukur.
5. Validitas sitemik : tingkat sampai dimana suatu konsep memungkinkan adanya integrasi dari
konsep konsep yang sebelumnya tidak saling berhubungan atau pembuatan suatu sistem
konseptual yang baru
6. Validitas sistemik: tingkat sampai dimana suatu konsep memiliki penggunaan semantik yang
seragam.
7. Validitas pengendalian: tingkat sampai dimana suatu konsep dapat dimanipulasi dan mampu
memengaruhi variabel-variabel lain yang berpengaruh.
Dalil dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta-fakta yang tidak
berpengalaman dan pada waktu yang bersamaan dapat diperbaruhi berdasarkan atas pengetahuan
yang bariu diperoleh. Karakteristik utama dari subuah hipotesis adalah kemampuan untuk diuji
secara empiris. Sifat dari pengujian yang diberikan akan bergantung kepada apakah dalil yang
diberikan akan bersifat analitis atau sistetis. Dalil analitis hanya dapat dinyatakan benar atau salah
secara logis. Dalil sintetis yang memiliki signifikansi empiris dapat mejadi subjek dari suatu ujian
empiris.
Suatu hipotesis, oleh karenanya adalah dalil mengenai suatu hubungan yang kebenaran atau
kesalahannya masih harus ditentukan oleh suatu ujian empiris. Kemungkinan untuk dikatakan
benar dapat diperoleh dengan mengambil sampel dari konsekuesi logisnya dan mengkonfirmasikan
bahwa sampel tersebut adalah benar.
Terdapat suatu metodologi yang diterima umum oleh seluruh ilmu pengetahuan untuk
membenarkan suatu pengetahuan. Metodologi tersebut terletak dalam penentuan apakah suatu nilai
kebenaran dapat secara prinnsip ditempatkan sebagai hipotesis yaitu, apakah ia dapat disanggah,
dikonfirmasikan, dibuktikan kesalahannya atau diverifikasi. Konfirmasi (confirmation) adalah
sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan kebenaran secara empiris yaitu,
menggambarkan dunia nyata dengan akurat. Pembuktian kesalahan (falsification) adalah sampai
sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan bahwa ia secara empiris tidak benar, yaitu gagal
untuk menggambarkan dunia nyata dengan akurat.
Hipotesis yang semata-mata dapat dikonfirmasikan (purely confirmable hypoteses) datang
dari pernyataan eksistensial, yaitu pernyataan yang mengajukan eksistensi dari beberapa fenomena.
Hipotesis yang semata-mata dapat disanggah (purely refutable hypoteses) datang dari hukum
universal, yaitu pernyataan yang dapat mengambil bentuk dari persyaratan generalisasi yang
universal.
Kedua hipotesis yang dapat dikonfirmasi dan disanggah tersebut datang dari pernyataan
tunggal, yaitu pernyataan yang hanya mengacu kepada fenomena tertentu yang terkait dalam waktu
dan ruang.
Pembuktian kesalahan atau konfirmasi dilakukan melalui kesaksian yang berulang-ulang dan
bukti-bukti baru. Jika suatu pengujian memadai yang dilakukan berulang-ulang memperkuat suatu
hipotesis, maka secara rata-rata ia akan menjadi suatu generalisasi atau hukum yang benar secara
universal dan empiris.
Model deduktif-nomologi yang juga disebut sebagai hipotesis-deduktif dan meliputi hukum atau
hanya deduktif saja, memiliki struktur berikut ini
Pada dasarnya adalah karakteristik atau fakta-fakta dari suatu fenomena tertentu dan adalah
hukuman atau hukum deterministik yang universal. Karakteristik dan hukum yang mengikat
mereka adalah eksplanan yang secara deduktif menyatakan eksplanandum secara tidak langsung.
Model probabilistik berbeda dari model deduktif-nomologi dengan mengandalkan pada
probabilistik dari pada mempelajari suatu hukum universalitas. Hukum statistika ini memiliki
rumus:
P (G,F) = r
Yang berarti bahwa probabilitas G akibat F adalah r. Probabilitas ini dapat berupa probabilitas
matematis, frekuensi relatif, atau probabilitas subjektif. Pernyataan probabilistik tidak secara formal
dikonfirmasikan atau tidak dikonfirmasikan.
Model probabilistik dari penjelasan memiliki struktru berikut ini:
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
1. Postulate akuntansi
Postulate Akuntansi adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang telah diakui
secara umum yang harus sesuai dengan tujuan laporan keuangan dan menggambarkan lingkungan
ekonomi, politik, sosiologi, dan hukum dimana akuntansi akan beroperasi.
Postulat Akuntansi terdiri dari :
Postulat Entitas
Postulat entitas beranggapan, bahwa perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah dan
harus dibedakan dari kepentingan pemilik perusahaan maupun perusahaan lainnya.
Postulat Going Concern
Going concern postulat atau postulat kontinuitas beranggapan bahwa entitas bisnis akan terus
menjalankan aktivitas operasionalnya untuk jangka waktu yang tidak terbatas guna
merealisasikan protek-proyenya, serta aktivitas Operasionalnya
Postulate satuan unit pengukur
Postulate satuan pengukur menganggap bahwa akuntansi Adalah pengukuran dan proses
komunikasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat diukur berdasarkan satuan mata uang
yang diasumsikan stabil.
Postulate Periode Akuntansi
Postulate periode akuntansi menetapkan anggapan bahwa laporan keuangan yang
menggambarkan perubahan kekayaan perusahaan harus diungkapkan secara periodik.
Konsep teoritis akuntansi adalah postulat yang menggambarkan sifat kesatuan akuntansi yang
beroperasi yang menandai hak-hak kepemilikan kekayaan.
Beberapa penulis memberikan beberapa kemungkinan teori yang dipakai, yaitu sebagai berikut:
Teori Proprietary
Tujuan penting dari teori ini adalah penentuan dan analisis terhadap Kekayaan bersih milik
properior. Sesuai dengan tujuan tersebut persamaan akuntansi yang dikembangkan adalah :
Assets – Liabilities = Properior’s Equity
Teori proprietary memiliki dua bentuk yang dibedakan berdasarkan kelompok proprietor, sbb:
Hanya pemegang sahan umum yang dianggap sebagai kelompok proprietor, sedangkan
pemegang saham preferen dianggap diluar kelompok (Husband,1954) Dividen untuk pemegang
saham preferen harus dikurangkan dari perhitungan earning bagi proprietor.
Teori Entitas
Dalam teori entitas, perusahaan dianggap terpisah dan harus dibedakan dari para pemilik
modal. Dengan demikian, entitas perusahaan menjadi pusat kepentingan akuntansi. Persamaan
Akuntansi yang diterapkan berdasarkan teori entitas adalah:
Assets = equity Atau
Teori entitas paling tepat terapkan bagi perusahaan yang memandang adanya pemisahaan dan
perbedaan yang tegas antara perusahaan sebagai suatu entitas dengan pemiliknya
3. Prinsip akuntansi
Prinsip Akuntansi adalah ketentuan/pedoman yang Diputuskan dan disepakati secara umum
berdasarkan tujuan dan konsep teoritis akuntansi, yang dijadikan landasan untuk penetapan
teknik akuntansi.
Standar akuntansi keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar, yaitu :
Dasar Akrual
Kelangsungan usaha
APB Statement no. 4 memberikan Sembilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut :
Disamping itu laporan keuanga juga merupakan alat pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya (Stewardship)
Asumsi dasar dari laporan keuangan menurut PSAK ini adalah sebagai berikut :
1. Dasar akrual
Laporan keuangan menyajikan semua transaksi yang terjadi sesuai peristiwanya, hak dan
kewajiban yang melekat didalamnya bukan hanya melihat transaksi yang melibatkan kas
2. Kelangsungan usaha
Laporan keuangan dianggap menggambarkan perusahaan atau entitas yang memang di masa
depan tidak akan melakukan likuidasi seluruhnya atau sebagian
Karakteristik kualitas ini dimaksudkan untuk meningkatkan manfaat informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan sehingga lebih berguna bagi para pemakainya. Adpaun karakteristik
kualitas laporan keuangan ini adalah :
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Matrealitas
4. Keandalan
5. Penyajian jujur
6. Substansi mengungguli
7. Netralitas
8. Pertimbangan sehat
9. Kelengkapan
10. Dapat dibandingkan
Pengakuan berarti proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan yang sesuai dengan standar akuntansi dalam laporan neraca dan laba rugi. Pengukuran
adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukan setiap unsur laporan
keuangan dalam neraca atau laba rugi. Metode pengukuran yang dikenal adalah
1. Biaya historis
2. Biaya kini
3. Nilai realisasi
4. Nilai sekarang
Konsep modal berrati bahwa uang yang diinvestasikan dalam perusahaan adalah aktiva dikurangi
kewajiban. Konsep modal dimaksudkan bahwa modal itu harus dapat dipelihara yang dapat dinilai
dari kemampuan usaha atau kapasitas produksi misalnya diukur dengan output.