Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Anatomi dan Fisiologi Payudara

Dosen Pengampu: Fitria Jannatul Laili, S. Keb., Bd., M. Keb

Oleh:

Kelompok 1

Gita Putri Ariandini P07124118200

Mukarramah P07124118214

Rizka Aulia P07124118235

Sheila Yunia Anggini P07124118239

Sri Wahyu Achiry P07124118245

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

DIII JURUSAN KEBIDANAN

SEMESTER 3A

2019
A. OBJEK GARAPAN
Setiap manusia memiliki payudara, baik pria maupun wanita. Hanya saja
payudara pria dan wanita memiliki fungsi yang sangat berbeda. Payudara pada pria ada,
tapi tidak dapat berkembang. Sementara pada wanita, payudara akan terbentuk setelah
pubertas dan memiliki fungsi yang sangat penting sebagai sumber produksi air susu ibu
(ASI). Mungkin beberapa dari Anda masih belum mengetahui seperti apa anatomi
payudara wanita.
Payudara pada wanita merupakan stuktur berpasangan yang terletak pada dinding
toraks anterior. Payudara mengandung kelenjar susu, fungsi utamanya untuk menyusui.
Kebanyakan payudara wanita tidak simetris, dari segi ukuran maupun letak.
Jika Anda perhatikan payudara Anda dengan cermat, biasanya ada salah satu
payudara yang lebih besar sedikit atau lebih kecil sedikit. Begitu pula dengan letaknya,
ada yang lebih tinggi atau lebih rendah sedikit, intinya keduanya tidak berukuran dan
berletak sama persis.
Struktur anatomi payudara dapat dibagi menjadi dua, yang pertama struktur yang
dapat Anda lihat dengan mata telanjang yakni anatomi luar payudara. Sementara bagian
yang menyusun payudara terletak di bagian dalam dan disebut anatomi payudara bagian
dalam.
Struktur anatomi payudara bagian luar

1. Korpus (badan payudara)


Yang dimaksud korpus adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran
pada payudara atau bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar badan
payudara terdiri dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi oleh kulit.
2. Areola
Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada banyak
kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea berfungsi
sebagai pelumas pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian areola inilah yang
akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan menyusui.
Di bagian dalam areola, terdapat saluran-saluran melebar yang disebut sinus
laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas untuk menyimpan susu dalam payudara
ibu selama masa menyusui sampai akhirnya dikeluarkan untuk bayi. Sel yang
berperan dalam pergerakan areola selama masa menyusui disebut sel myoepithelial,
gunanya untuk mendorong keluarnya air susu.
3. Puting susu (papilla)
Puting susu dan areola adalah area payudara yang paling gelap. Puting terletak
dibagian tengah areola yang sebagian besar terdiri dari serat otot polos, berfungsi
untuk membantu puting agar terbentuk saat distimulasi.
Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di puting susu dan
areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi lebih gelap) dan membuat puting
susu semakin menonjol.

Struktur anatomi payudara bagian dalam


1. Jaringan adiposa
Sebagian besar payudara wanita terdiri dari jaringan adiposa atau yang biasa
disebut sebagai jaringan lemak. Jaringan lemak terdapat bukan hanya di payudara,
tapi di beberapa bagian tubuh lainnya.
Pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan menentukan perbedaan ukuran
payudara wanita satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan konsistensi yang
lembut pada payudara.
2. Lobulus, lobus, dan saluran susu
Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyusun korpus atau
badan payudara, yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus sebagai unit
terkecil produksi susu. Lobulus yang terkumpul kemudian membentuk lobus, dalam
satu payudara wanita umumnya terdapat 12-20 lobus.
Lobus dan lobulus dihubungkan oleh saluran susu yang membawa susu bermuara
ke puting susu (lihat gambar di atas).
3. Pembuluh darah dan kelenjar getah bening
Pembuluh darah dan kelenjar getah bening juga merupakan bagian yang
menyusun payudara. Selain terdiri dari kumpulan lemak, pada payudara juga terdapat
kumpulan pembuluh darah yang berguna untuk menyuplai darah. Terutama pada ibu
hamil dan menyusui, darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan payudara
kemudian pembuluh darah di payudara bertugas memasok nutrisi yang dibutuhkan
untuk produksi ASI.
Sementara getah bening adalah cairan yang mengalir melalui jaringan yang
disebut sistem limfatik dan membawa sel-sel yang membantu tubuh untuk melawan
infeksi. Saluran getah bening mengarah ke kelenjar getah bening yang berukuran
kecil yang merupakan bagian dari sistem limfatik.
Kelenjar getah bening terletak di beberapa bagian tubuh seperti di ketiak, dada,
rongga perut, dan di atas tulang selangka. Pada kasus kanker payudara, sel yang
menyebabkan kanker bisa masuk melalui pembuluh darah atau saluran getah bening.
Jika kanker telah mencapi titik ini, kemungkinan besar sel kanker telah menyebar ke
bagian tubuh yang lain.
B. FOTO OBJEK GARAPAN

C. JURNAL
1. Jurnal Utama

TINJAUAN UTAMA
a. Anatomi Payudara
Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak, kelenjar
fibrosa, dan jaringan ikat (Faiz & Moffat, 2003). Jaringan ikat memisahkan
payudara dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior
(Price, 2012). Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi dinding
anterior dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media,
dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah musculus
pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda payudara
terletak di atas costaII–IV (Snell, 2006).
Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting. Korpus
adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus (penghasil ASI),
lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang kecokelatan atau kehitaman di
sekitar puting (Faiz & Moffat, 2003). Tuberkel–tuberkel Montgomery adalah
kelenjar sebasea pada permukaan areola (Price, 2012). Puting (papilla mammaria)
merupakan bagian yang menonjol dan berpigmen di puncak payudara dan tempat
keluarnya ASI (Faiz & Moffat,2003). Puting mempunyai perforasi pada ujungnya
dengan beberapa lubang kecil, yaitu apertura duktus laktiferosa (Price, 2012).
Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang
merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari cabang
arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan vena
supervisial yang menuju vena kava superior sedangkan aliran limfatik dari bagian
sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral
menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus
limfe aksilar (Sloane, 2004).

Gambar 1.Anatomi Payudara (Sumber: Trialsightmedicalmedia, 2008).

b. Fisiologi Payudara
Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat menarke
pada bayi, anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya berbentuk rudimenter.
Fungsi utama payudara wanita adalah menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi
ini diperantarai oleh hormon estrogen dan progesteron (Price, 2012).
Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan yang
dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa pubertas, di mana
estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya
asinus (Sjamsuhidajat & de Jong, 2005). Selain itu yang menyebabkan
pembesaran payudara terutama karena bertambahnya jaringan kelenjar dan
deposit lemak (Price, 2012).
Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama menstruasi
terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar sehingga menyebabkan
payudara mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri saat menstruasi.
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Payudara akan
membesar akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga
tumbuh duktus baru (Sjamsuhidajat&de Jong, 2005; Price, 2012).
Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara menyekresikan
kolostrum karena adanya sekresi hormon prolaktin di mana alveolus
menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus kemudian melalui duktus keputing
susu (Sjamsuhidajat & de Jong, 2005). Setelah menyapih, kelenjar lambat laun
beregresi dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada saat menopause, jaringan
lemak beregresi lebih lambat bila dibandingkan dengan jaringan kelenjar, namun
akhirnya akan menghilang meninggalkan payudara yang kecil dan menggantung
(Price,2012).
2. Jurnal Referensi 1

TINJAUAN PUSTAKA
a. Anatomi Payudara
Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar
ini menjadi fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan dan
pada laki-laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae
mencapai perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu (laktasi)
setelah melahirkan bayi.
1) Struktur Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose
yang tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak diatas otot
pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat.
Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan
jaringan ikat dan bukan pada jumlah glandular aktual.
a) Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap lobus dialiri
duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus lakteferus
(ampula).
b) Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh ligamen
suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa).
c) Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus
kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli
sekretori.
d) Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar sekitar 1
cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola.
2) Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
a) Sup lai arteri ke pa yudara berasal dari arteri mammaria internal, yang
merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari cabang
arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan
vena supervisial yang menuju vena kava superior.
b) Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, put ing, dan aerola
adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari
payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (Sloane, 2004).

Gambar 2.1. Anatomi Payudara (Farrer, 2001).

b. Fisiologi Payudara
Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh
hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas
sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen dan progesteron menyebabkan
berkembangnya duktus dan timbulnya sinus. Perubahan kedua, sesuai dengan daur
haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara akan mengalami pembesaran maksimal,
tegang, dan nyeri. Oleh karena itu pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan
pada saat ini. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil
payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus
alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi hormon prolakt in memicu
terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan ASI dan disalurkan ke sinus
kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu (Sjamsuhidajat, R., dan De
Jong, W., 2005)
3. Jurnal Referensi 2

TINJAUAN PUSTAKA
a. Anatomi mammae normal
Mammae merupakan kelenjar asesoris kulit yang berfungsi menghasilkan
susu. Mammae terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk Mammae sama pada
laki-laki dan perempuan yang belum dewasa. Papilla mammaria kecil dan dikelilingi
oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap, disebut areola mammae. Jaringan
mammae tersusun atas sekelompok kecil sistem saluran yang terdapat didalam
jaringan penyambung dan bermuara didaerah areola.
Pada masa pubertas, glandula mammaria perempuan lambat laun membesar
dan akan berbentuk setengah lingkaran. Pembesaran ini diduga disebabkan oleh
pengaruh hormon-hormon ovarium. Salurannya memanjang, meskipun demikian
pembesaran kelenjar terutama disebabkan penimbunan lemak. Dasar mammae
terbentang dari iga kedua sampai keenam dan dari pinggir lateral sternum sampai
linea axillaries media. Sebagian besar glandula mammaria terletak didalam fascia
superficialis. Sebagian kecil, yang disebut processus axillaris, meluas keatas dan
lateal, menembus fascia profunda pada pinggir caudal musculus pectoralis major, dan
sampai axilla.
Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun radier dan berpusat
pada papilla mammaria. Saluran utama dari setiap obus bermuara di papilla
mammaria, dan mempunyai ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar
papilla mammaria dikelilingi oleh areola. Tonjolan-tonjolan halus pada areola
diakibatkan oleh kelenjar areola di bawahnya. Lobus-lobus kelenjar dipisahkan oleh
septa fibrosa. Septa di bagian atas kelenjarberkembang dengan baik dan terbentang
dari kulit sampai ke fascia profunda dan berfungsi sebagai ligamentum
suspensorium. Glandula mammaria dipisahkan dari fascia profunda yang
membungkus otot-otot di bawahnya oleh spatium retromammaria yang berisi
jaringan ikat jarang. Pada perempuan muda, payudara cenderung menonjol ke depan
dari dasar yang sirkular; padaperempuan yang lebih tua payudara cenderung
menggantung. Mammae mencapai ukuran maksimal selama masalaktasi.
Vaskularisasi mammae:
1) Arteriae
a) Cabang-cabang perforantesa mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III, IV,
V dari arteria mammaria interna menembus di dinding dada dekat tepi sternum
pada interkostal yang sesuai, menembus muskulus pektoralis mayor dan
memberi aliran darah pada tepi medial glandulla mamma.
b) Rami pektoralis arteri thorako-akromialis.Arteri ini berjalan turun di antara
muskulus pektoralis minor dan muskulus pektoralis mayor. Pembuluh ini
merupakan pembuluh utama muskulus pektoralis mayor, arteri ini akan
memberikan aliran darah ke glandula mamma bagian dalam (deep surface)
c) A.thorakalis lateralis (arteri mammae eksternal).Pembuluh darah ini berjalan
turun menyusuri tepi lateral muskulus pektoralis mayor untuk mendarahi
bagian lateral payudara.
2) Vena
a) Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna. Vena ini merupakan vena
yang tersebar pada jaringan payudara yang mengalirkan darah dari payudara
dan bermuara pada v. Mammaria interna yang kemudian bermuara pada v.
minominata.
b) Cabang-cabang v. aksillaris,yang terdiri dari v. thorako-akromialis. v.
thoraklais lateralis dan v. thorako-dorsalis.
c) Vena-vena kecil bermuara pada v. Interkostalis. Vena interkostalis bermuara
pada v. Vertebralis, kemudian bermuara pada. Azygos (melalui vena-vena ini,
keganasan pada payudara akan dapat bermetastase langsung ke paru).
3) Aliran Limfe
Aliran limfe glandula mammaria penting sekali di klinik mengingat sering
timbulnya karsinoma pada glandula ini dan penyebaran sel-sel ganas sepanjang
pembuluh limfe ke kelenjar limfe. Untuk keperluan praktis, aliran limfe
mammaria dibagi menjadi kuadran-kuadran. Kuadran lateral mengalirkan cairan
limfenya ke nodi axillaris anterior atau kelompok pectorales. Kuadran medial
mengalirkan cairan limfenya melalui pembuluh-pembuluh yang menembus
ruangan intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nodi thoracales internae.
Beberapa pembuluh limfe mengikuti arteriae intercostales posterior dan
mengalirkan cairan limfenya ke posterior ke dalam nodi intercostales posterior.
b. Fisiologi Mammae
Mammae mulaiberkembang saat pubertas dan perkembangannya distimulasi oleh
estrogen yang berasal dari siklus seksual wanita bulanan. Estrogen merangsang
pertumbuhan kelenjar mammaria payudara ditambah dengan deposit lemak untuk
memberi massa payudara. Selain itu, pertumbuhan yang lebih besar terjadi selama
kadar estrogen yang tinggi pada kehamilan dan hanya jaringan kelenjar saja yang
berkembang sempurna untuk pembentukan air susu.
Terdapat 2 hormon yang berperan dalam proses perkembangan payudara antara
lain :
1) Peranan Estrogen (Pertumbuhan sistem duktus)
Selama kehamilan, sejumlah besar estrogen disekresikan oleh plasenta sehingga
sistem duktus payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan, stroma
payudara juga bertambah besar dan sejumlah besar lemak terdapat dalam stroma.
Sedikitnya ada 4 hormon lain yang penting dalam pertumbuhan sistem duktus
diantaranya hormon pertumbuhan, prolaktin, glukokortikoid adrenal dan insulin.
Masing-masing hormon tersebut diketahui memainkan paling sedikit beberapa
peranan dalam metabolisme protein.
2) Peranan Progesteron (Perkembangan sistem lobulus-alveolus)
Perkembangan akhir payudara menjadi organ yang menyekresi air susu juga
memerlukan progesteron. Sekali sistem duktus telah berkembang, progesteron
bekerja secara sinergistik dengan estrogen, juga dengan semua hormon-hormon
lain yang disebutkan di atas menyebabkan pertumbuhan lobulus payudara, dengan
pertunasan alveolus dan perkembangan sifat-sifat sekresi dari sel-sel alveoli.
Perubahan-perubahan ini analog dengan efek sekresi progesteron pada
endometrium uterus selama pertengahan akhir siklus seksual wanita.
Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar
payudara selama kehamilan, namun hormon ini mempunyai pengaruh untuk tidak
menyebabkan alveoli menyekresi air susu. Air susu disekresi hanya sesudah
payudara yang siap dirangsang lebih lanjut oleh prolaktin dari kelenjar hipofisis
anterior. Konsentrasi hormon prolaktin dalam darah ibu meningkat secara tetap
dari minggu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.usu.ac.id/bit
stream/handle/123456789/31363/Chapter%2520II.pdf%3Fsequence%3D4%26isAllowed
%3Dy&ved=2ahUKEwiSsNnK-
e_kAhWMe30KHRrsB_sQFjABegQIARAB&usg=AOvVaw1My1FMycLXIA6C6NOB
zX5e

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unila.ac.id/2064
2/15/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiSsNnK-
e_kAhWMe30KHRrsB_sQFjAAegQIBBAB&usg=AOvVaw1EN0PYKOSr3Nt63jG_Vx
sl

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unimus.ac.id/do
wnload.php%3Fid%3D11826&ved=2ahUKEwiSsNnK-
e_kAhWMe30KHRrsB_sQFjAEegQIBhAB&usg=AOvVaw1gVvtatWbYhdimlqcWUT8
y&cshid=1569551937360

Anda mungkin juga menyukai