Pasta Gigi
Pasta Gigi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
B
1. Bagaimana karakteristik sediaan pasta gigi antiplak ?
2. Apa saja komponen dalam pembuatan sediaan pasta gigi antiplak ?
3. Bagaimana metode dalam pembuatan sediaan pasta gigi antiplak ?
4. Bagaimana evaluasi sediaan pasta gigi antiplak ?
1.3 Tujuan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak
vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan
mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk
merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama
karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki
struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang
di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya.
1. Mahkota gigi (mahkota klinis) yaitu bagian yang menonjol di atas gusi
(gingiva), sedangkan mahkota anatomis adalah bagian yang dilapisi
email
2. Akar gigi yaitu merupakan bagian gigi yang dilapisi jaringan sementum
dan ditopang oleh tulang alveolar dari maksila dan mandibula.
3. Leger gigi (serviks) yaitu tempat bertemunya mahkota anatomis dan
akar gigi. Di bagian tengah gigi terdapat rongga pulpa yang
melanjutkan diri menjadi saluran akar yang berakhir pada foramen
apikal. Rongga pulpa ini dikelilingi oleh dentin dan dibagian luar dentin
dilapisi oleh email (pada mahkota) dan sementum (pada akar).
4. Email atau enamel adalah bahan terkeras pada tubuh. Terdiri atas 97%
bahan berkapur, terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit,
dan hanya 1% bahan organik. Bahan organiknya terdiri dari enamelin,
suatu protein yang sangat kaya prolin.
5. Dentin merupakan bagian gigi berasal dari jaringan mesoderm yaitu
mempunyai susunan dan asal yang sama dengan jaringan tulang.
Dentin memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi bila
dihubungkan dengan jaringan pendukung gigi. Didalam dentin terdapat
pembuluh – pembuluh yang sangat halus. Mulai dari batas rongga pulpa
sampai ke batas email dan semen. Pembuluh ini berjalan menyebar ke
seluruh permukaan dentin yang disebut tubula dentin.
6. Sementum merupakan bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga
bagian dari jaringan periodontium karena menghubungkan gigi dengan
tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal.
Merupakan bagian terluar pada akar gigi yang membatasi gigi dengan
jaringan pendukungnya.
Jenis Gigi
Gigi Sementara
Gigi Tetap
Pasta gigi adalah produk semipadat yang terdiri dari campuran bahan
penggosok, bahan pembersih dan bahan tambahan yang digunakan untuk
membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran mukosa
mulut.
Sediaan pembersih gigi dapat berupa pasta, gel, pasta dengan lapisan
berwarna, serbuk atau cairan. Bentuk yang umum berada di pasaran adalah
dalam bentuk pasta dan gel. Sediaan dalam bentuk gel umumnya lebih disukai
karena mempunyai penampilan yang lebih baik.
Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk :
Konsistensi
Konsistensi menggambarkan reologi dari pasta. Konsistensi ideal dari
pasta yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat
mempertahankan bentuk pasta minimal selama 1 menit. Konsistensi dapat
diukur melalui densitas, viskositas, kelenturan. Viskositas adalah ukuran
resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar resistensi suatu zxat cair
untuk mengalir, makin besar pula viskositasnya
Kemampuan menggosok
Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat
bervariasi. Pasta gigi yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok
yang cukup untuk dapat dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda
dan mengkilatkan permukaan gigi
Penampilan
Pasta gigi yang disukai biasanya lembut, homogen, mengkilat, bebas
dari gelembung udara dan memiliki warna yang menarik.
Pembentukan busa
Surfaktan yang digunakan harus dapat mensuspensikan dan
membersihkan sisa makanan melalui proses gosok gigi.
Rasa
Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen dan
merupakan karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah
konsumen akan membeli produk atau tidak.
Stabilitas
Formulasi pasta gigi harus stabil, sesuai dengan waktu penyimpanan.
Waktu penyimpanan pasta gigi dapat mencapi tiga tahun. Sediaan pasta
gigi tidak boleh memisah atau terjadi sineresis. Viskositas dan pH sediaan
pasta gigi harus dapat dipertahankan selama waktu penyimpanan.
Bentuk : Pasta
Definisi Pasta Gigi : Pasta gigi adalah produk semipadat yang terdiri dari
campuran bahan penggosok, bahan pembersih dan bahan tambahan yang
digunakan untuk membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun
membran mukosa mulut.
1.
2. Mempunyai daya abrasif yang minimal tetapi mempunyai daya
pembersih yang maksimal
3. Harus stabil dalam jangka waktu yang lama
4. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut
5. Tidak beracun
2.4 Komponen – Komponen Pada Pasta Gigi
a) Bahan abrasif
Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi umumnya berbentuk
bubuk pembersih yang dapat memolis dan menghilangkan stain dan plak.
Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk
menambah kekentalan pasta gigi. Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta
gigi tidak sekeras email, tapi sekeras atau lebih keras dari dentin.
Kandungan bahan abrasif yang terdapat di dalam pasta gigi sebanyak 30-
40%. Contoh bahan abrasif ini antara lain natrium bikarbonat, kalsium
karbonat, kalsium sulfat, natrium klorida, partikel silika, dikalsium fosfat.
Efek yang diberikan oleh bahan ini antara lain membersihkan dan memoles
permukaan gigi tanpa merusak email, mempertahankan pelikel, mencegah
akumulasi stain.
b) Bahan Pelembab dan Humektan
Bahan ini terdapat dalam pasta gigi sebanyak 10-30%. Bahan
pelembab atau humectants ini dapat mencegah penguapan air dan
mempertahankan kelembaban pasta. Contoh bahan pelembab ini antara lain
gliserin, sorbitol, dan air.
c) Bahan pengikat
Bahan pengikat ini memberikan efek untuk mengikat semua bahan
dan membantu memberi tekstur pasta gigi, terdapat sebanyak 1-5% dalam
pasta gigi. Contoh bahan pengikat ini antara lain karboksimetil sellulose,
hidroksimetil sellulose, carragaenan, dan cellulose gum.
2) Sodium fluoride
3) Sodium desensitisasi
o Bahan Desensitisasi
Bahan desensititasi memberikan efek dengan cara
mengurangi atau menghilangkan sensitivitas dentin dengan cara
efek desensitisasi langsung pada serabut saraf, dan bahkan
tersebut yang digunakan dalam pasta gigi adalah sebagai
berikut :
Potassium nitrat dapat memblok transmisi nyeri diantara
sel-sel syaraf.
Stronsium chloride dapat memblok tubulus dentin.
Bahan anti-tartar
Bahan ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan
magnesium dalam saliva sehingga kedunya tidak dapat
berdeposit pada permukaan gigi. Contohnya tetrasodium
pyrophosphate.
Bahan antimikroba
Bahan ini digunakan untuk membunuh dan
menghambat pertumbuhan bakteri. Contoh bahan ini
adalah triklosan (bakterisisdal), zinc citrate atau zinc
phosphate (bakteriostatik). Selain itu ada beberapa herbal
yang ditambahkan sebagai antimikroba dalam pasta gigi,
contohnya ekstrak daun sirih dan siwak.
j) Bahan pemutih
Ada berbagai macam bahan pemutih yang digunakan antara lain
sodium carbonate, hydrogen perokside, citroxane, dan sodium
hexametaphosphate.
3 Gliserin 18 18 gram
4 Sorbitol 10 10 gram
5 CMC Na 4 4 gram
Metode 1
Pengikat sebelum dibasahi dengan zat pelembab, didispersikan pada
bagian cair yang mengandung sakarin dan pengawet dan gerus agar
membentuk gel yang homogen. Penggerusan dapat dipercepat oleh panas
dan agitasi. Bahan abrasif ditambahkan perlahan – lahan ke gel homogen
dan dicampur dengan mixer sampai terbentuk pasta. Kemudian perasa dan
surfaktan ditambahkan dicampur dan digiling sampai homogen.
Metode 2
Pengikat dicampur dengan bahan abrasif, kemudian dicampur dengan
fase cair (humektan, pengawet, dan pemanis) ke dalam mixer. Setelah
terbentuk pasta yang homogen, ditambahkan perasa dan surfaktan,
dicampur, dan digiling sampai homogen.
2.7 Pra Formulasi
BM : 100,09
Sifat Fisika
Pemerian:
Putih serbuk
Warna hablur mikro
Bentuk tidak berbau
Bau tidak berasa stabil di udara
Rasa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; kelarutan dalam air
meningkat dengan adanya sedikit garam
amonium atau karbon dioksida; adanya alkali
hidroksida menurunkan kelarutan; tidak larut
dalam etanol, larut dalam asam nitrat 1 N, dalam
asam klorida 3N dan dalam asam nitrat 2N
dengan membentuk gelembung gas.
Penyimpanan
Titik Lebur
Ph
Nama Bahan Gliserin (FI III Hal 271)
Sifat Kimia
Sifat Fisika
Pemerian:
Warna
Tidak berwarna
Bentuk
Cairan seperti sirup
Bau
Rasa Tidak berbau
Eter 1 : 500
Etil asetat 1 : 11
Metanol Larut
Air Larut
Indikasi
Zat tambahan (kosolven, emolien, humektan,
pelarut, agen pemanis, pengawet (antimikroba),
agen tonisitas)
Sifat Fisika
Pemerian:
Berwarna putih sampai krem
Warna
Berbentuk serbuk atau granul.
Bentuk
Hampir tidak berbau
Bau
Rasa Hampir tidak berasa
Penyimpanan
Titik Lebur
Ph
Sifat Fisika
Pemerian :
putih atau kuning pucat
Warna
serbuk atau hablur
Bentuk
bau lemah dan khas
Bau
Rasa Pahit
Indikasi Surfaktan
Sifat Fisika
Pemerian:
Warna Putih
Bentuk Serbuk
Bau Tidak berbau
Sifat Fisika
Pemerian:
Tidak berwarna, kuning pucat atau kuning
Warna kehijauan
Bentuk Cairan
Bau Bau aromatik
Rasa Rasa pedas dan hangat, kemudian dingin.
Sifat Fisika
Pemerian:
Putih
Warna
Serbuk Hablur
Bentuk
Tidak berbau
Bau
Rasa agak manis
Rasa
Kelarutan Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian
air mendidih; sukar larut dalam etanol (95%);
praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam
eter
Indikasi Pemanis
Pemerian:
Tidak berasa
Indikasi Pelarut
Sifat Kimia
Sifat Fisika
Pemerian:
Warna
Putih
Bentuk
Serbuk Hablur halus
Bau
Rasa Hampir tidak berbau
Etanol 1:2
Eter 1 : 10
Gliserin 1 : 60
Air 1 : 400
Ph 4–8
Sifat Fisika
Pemerian:
Warna
Bentuk Putih
Bau
Serbuk Hablur
Rasa
Tidak berbau
Tidak Berasa
Kelarutan Slkazif
Titik Lebur 95 - 98 0C
Sifat Fisika
Pemerian:
Putih
Warna
serbuk, granul atau lempengan, higroskopis
Bentuk
Tidak berbau
Bau
Manis
Rasa
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol, methanol dan asam asetat
Indikasi
Humektan
OTT (Incompatibilitas) -
pH 4,5-7
Sifat Kimia
Sifat Fisika
Pemerian:
Warna
Tidak berwarna
Bentuk
Cairan seperti sirup
Bau
Rasa Tidak berbau
Eter 1 : 500
Etil asetat 1 : 11
Metanol Larut
Air Larut
Indikasi
Zat tambahan (kosolven, emolien, humektan,
pelarut, agen pemanis, pengawet (antimikroba),
agen tonisitas)
PEMBAHASAN
3.1 Formulasi
Kelarutan :
Aseton: terlarut
Benzene,
kloroform,minyak
: Praktis tidak
larut Etanol
(95%), methanol,
air : larut Eter = 1
:500 Etil asetat=1
: 11
2. Sorbitol Putih 18 - 10
serbuk, granul
atau lempengan,
higroskopis
Tidak berbau
Manis
Pemerian :
Kristal tidak
berwarna atau
serbuk berwarna
putih, tidak
berbau atau
hampir tidak
berbau Kelarutan :
Serbuk putih,
tidak berbau, tidak
memiliki rasa,
seperti kristal
Kelarutan :
Pewarna - - - - -
BM : 18,02
Boiling point :
100⁰
Pemerian :
Cairan jernih
tidak berwarna,
tidak berbau, tidak
berasa
Pembahasan kali ini akan di bahas 3 formula untuk sediaan pasta gigi anti plak
dengan kandungan zat aktif berupa ekstrak dari baham alam, dan berisi zat tambahan
yang berbeda.
a. Formula I
1. Komponen Bahan :
b. Formula 2
1. Komponen Bahan :
1. Komponen Bahan :
4. Evaluasi Sediaan :
1. Uji Organoleptis
3. Uji pH
Buat larutan dari 1 gram pasta yang dilarutkan dalam 25 mL
aquades lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupkan ke dalam
sediaan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokan dengan standart
warna pH tertentu.
4. Uji Pemeriksaan Ukuran Partikel
0,01 gram pasta dari 3 tempat berbeda diambil. Tiap sampel
diletakkan pada kaca objek, lalu dengan bantuan kaca objek lain ditahan
di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Pengukuran terhadap
300 – 500 partikel.
5. Uji Daya Busa (Uji Kemampuan Berbusa)
Larutkan 1 gram pasta dengan 25 mL air. Tuangkan 5 mL
larutan kedalam tabung reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan kedua
jari tan;,gan lalu kocok ringan sebanyak 25 kali. Amati busa yang
terbentuk selama 30 menit untuk menilai kestabilan busanya, kemudian
amati onset, durasi dan kuantitas dari busa.
6. Uji Daya Sebar
Pasta sebanyak 1 gram diletakkan pada lempeng kaca berskala,
lalu diatasnya ditutup lempeng kaca dan diberi beban 5 gram lalu di
diamkan. Lalu bahan ditambah dengan beban 5 gram tiap 2 menit,
hingga pasta tidak dapat menyebar lagi diameter sebarnya.
7. Uji Viskositas
10 g pasta dimasukkan kedalam cawan porselen lalu pasangkan
spindel pada viskotester. Pasang spindel hingga tercelup seluruhnya
dalam sediaan pasta yang akan diamati, lalu catat besar viskositas yang
ditunjukkan oleh skala pada viskotester.
8. Uji Daya Abrasif
Letakkan 1 gram pasta gigi pada object glass bersih lalu
ditambahkan 1-2 tetes aquades. Gosok pasta gigi kedepan dan
kebelakang untuk meratakan dengan kapas bersih dengan gerakan
bolak-balik dengan panjang gosokan 1 cm. Bilas object glass dengan
air dan keringkan dengan tissu kering setelah itu dilihat bekas goresan
dibawah mikroskop dengan skala 0 (tidak ada goresan) sampai skala 5
(tingkat tinggi goresan).
9. Uji Konsistensi
Pasta yang telah dimasukkan kedalam tube diuji konsistensinya
dengan cara pasta dikeluarkan dari tube dan di tempelkan pada bulu
sikat untuk melihat:
Kemampuan atau kemudahan keluar dari tube
Kemampuan mempertahankan bentuk
Kemampuan menempel pada bulu sikat
10. Uji Stabilitas
Uji stabilitas dilakukan terhadap sediaan berbagai suhu
diantaranya ialah pada suhu 270C, 450C dan 550C selama 4 minggu.
11. Uji Efektifitas Antiplak Pasta Gigi Ekstrak Daun Binahong Dengan
Metode Rekam Kontrol Plak (RKP)
Pengujian ini dilakukan untuk menilai efek pemakaian pasta
gigi sebagai antiplak dengan cara menggunakan pasta gigi 2 kali sehari
pada pagi dan malam hari. Pengujian ini dilakukan terhadap 5 orang
panelis untuk formula stabil pasta gigi ekstrak daun binahong dan 5
orang panelis menggunakan pasta gigi daun sirih® dengan syarat
panelis tidak menggunakan pasta gigi lain, tidak menggunakan larutan
penyegar mulut lainnya. Parameter yang diamati kemampuan
menghilangkan plak setelah menggunakan pasta gigi. Untuk
pelaksanaan pengujian ini digunakan gel pink tua dental plague
disclosing gel yang dipakai sebelum menggunakan pasta gigi dan
setelah menggunakan pasta gigi selama 10 hari. Selama pengamatan
akan dipantau oleh dokter gigi sampai selesai perlakuan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus
disempurnakan, dengan demikian penulis sangat mengharapkan masukan kritik
dan saran untuk memberikan kontribusi kepada penulis dan demi penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartono, Ronald. 2013. Studi Komposisi Pasta Gigi Detergen Dan Pasta Gigi
Non Detergen Terhadap Pertumbuhan Plak Dan Sekresi Saliva: Penelitian
Dilakukan Pada Murid Sekolah Dasar Inpres Universitas Hasanuddin,
Kecamatan Tamalarea Jaya, Kelurahan Tamanlarea Kota Madya Makassar.
Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Makassar.
2. Qomariah, Laila Ria. 2017. Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Etanol Bunga Turi
(Sesbania grandiflora L.) Dengan Basis Karboksil Metil Selulosa Dan
Aktivitas Terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Skripsi. Farkultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
3. Pratama, Nugraha Randy. 2014. Efek Antibakteri Pasta Gigi Yang
Mengandung Baking Soda Dan Pasta Gigi Yang Mengandung Fluor Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Plak. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanudin. Makassar.
4. Daud, Desi, dkk. 2016. Formulasi Pasta Gigi Infusa Daun Jambu Biji (Psidium
guajavaLinn) Dengan Variasi Konsentrasi Na.CMC Sebagai Bahan Pengikat.
Akademik Farmasi Bina Husada. Kendari.
5. Khairi, Nur, Rahmat, dkk. 2016. Uji Efektivitas Formula Pasta Gigi Ekstrak
Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Sebagai Antiplak.
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi. Makassar.