Anda di halaman 1dari 48

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. i

Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar belakang ............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................4

2.1 Anatomi Gigi ............................................................................................ 4


2.2 Bentuk Sediaan Dasar ................................................................................7
2.3 Bentuk Sediaan Yang Dipilih ....................................................................9
2.4 Komponen-Komponen pada Pasta Gigi ..................................................10
2.5 Komposisi Bahan .....................................................................................13
2.6 Metode Pembuatan Pasta Gigi .................................................................14
2.7 Pra Formulasi ...........................................................................................15

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................29


3.1 Formulasi ..................................................................................................29
3.2 Pembahasan Formula I, II ........................................................................34
3.3 Pembahasan Formula III ..........................................................................39

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................43


4.1 Kesimpulan ............................................................................................43
4.2 Saran ......................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................46


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kosmetik berasal dari kata Yunani ‘kosmetikos’ yang mempunyai arti
keterampilan menghias atau mengatur. Pengertian kosmetik dalam Peraturan
Menkes RI no 445 tahun 1998 dijelaskan sebagai berikut : Kosmetika adalah bahan
atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau
disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian
badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah
daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata.
Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk
melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan
mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai
senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang
disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi
menciut dan dentin terdeposit di tempatnya.
Penyebab utama penyakit gigi dan kerusakan gigi adalah plak, yang
menyebabkan karies maupun radang periodonsium. Akibat dari penyakit gigi ini
tidak hanya kehilangan gigi, namun bakteri dapat menyebar melalui aliran darah
ke organ- organ tubuh yang penting lainnya. Karies dan penyakit pada
periodonsium merupakan penyakit gigi dengan prevalensi tinggi, bahkan di
negara–negara maju sampai mencapai 50%.
Pasta gigi adalah sediaan semipadat yang terdiri dari campuran bahan
penggosok, bahan pembersih dan bahan tambahan yang digunakan untuk
membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran mukosa
mulut. Komponen – komponen pada pasta gigi terdiri dari bahan abrasif,
humektan, bahan pengikat, detergen, pengawet, penggosok, pewarna atau perasa,
air dan bahan terapeutik lain.
Plak adalah lapisan tipis dan lengket tempat mikroorganisme tertanam yang
melekat di permukaan gigi sebagai akibat dari sisa makanan yang tidak sempurna
dibersihkan dan terakumulasi. Plak tidak dapat dihilangkan dengan berkumur
melainkan dengan disikat atau di flossing.
Pada tahap awal pembentukan plak gigi yaitu pembentukan pelikel pada
permukaan gigi. setelah pembentukan pelikel adalah kolonisasi mikroorganisme
pada pelikel tersebut. Mikroorganisme tersebut melekat pada gigi di atas pelikel
karena adanya matriks interbakterial dan mikroorganisme yang adesif dan afinitas
hidroksiapatit enamel terhadap glikoprotein yang mengabsorpsi pelikel dan
mikroorganisme pada gigi.
Pengendalian plak adalah upaya membuang dan mencegah penumpukan plak
pada permukaan gigi. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun
kimiawi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan gigi dan
mulut adalah dengan menyikat gigi. Menyikat gigi menggunakan pasta gigi dapat
membantu mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut serta membuat gigi tetap
kuat.

1.2 Rumusan Masalah


A
1. Bagaimana karakteristik sediaan pasta gigi antiplak secara umum?
2. Apa saja komponen dalam pembuatan sediaan pasta gigi antiplak secara
umum?
3. Bagaimana metode dalam pembuatan sediaan pasta gigi antiplak secara umum?
4. Bagaimana evaluasi sediaan pasta gigi antiplak secara umum?

B
1. Bagaimana karakteristik sediaan pasta gigi antiplak ?
2. Apa saja komponen dalam pembuatan sediaan pasta gigi antiplak ?
3. Bagaimana metode dalam pembuatan sediaan pasta gigi antiplak ?
4. Bagaimana evaluasi sediaan pasta gigi antiplak ?
1.3 Tujuan Penulisan

1 Untuk memahami karakteristik sediaan pasta gigi antiplak.


2 Untuk memahami komponen yang digunakan dalam pembuatan sediaan pasta
gigi antiplak.
3 Untuk memahami metode yang dapat digunakan dalam pembuatan sediaan
pasta gigi antiplak.
4 Untuk memahami evaluasi yang dilakukan dalam pembuatan sediaan pasta gigi
antiplak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Gigi

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak
vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan
mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk
merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama
karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki
struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang
di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya.

Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher dan akar. Mahkota gigi


menjulang di atas gusi, lehernya dikelilingi gusi dan akarnya berada
dibawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di dalam
pusat strukturnya terdapat rongga pulpa. Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat,
pembuluh darah dan sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf.
Bagian gigi yang menjulang diatas gusi ditutupi email, yang jauh lebih keras
dari pada dentin.
Gigi tertanam di dalam tulang rahang bawah dan atas serta tersusun
dalam dua lengkung. Lengkung rahang atas lebih besar daripada lengkung
rahang bawah. Gigi tetap berjumlah 32, pada setiap setengah rahang
terdapat 8 buah gigi, yaitu 2 gigi insisivus, 1 kaninus, dan 2 premolar yang
menggantikan kedua molar gigi susu dan tambahan 3 molar lagi di bagian
posterior.

Gigi terdiri dari :

1. Mahkota gigi (mahkota klinis) yaitu bagian yang menonjol di atas gusi
(gingiva), sedangkan mahkota anatomis adalah bagian yang dilapisi
email
2. Akar gigi yaitu merupakan bagian gigi yang dilapisi jaringan sementum
dan ditopang oleh tulang alveolar dari maksila dan mandibula.
3. Leger gigi (serviks) yaitu tempat bertemunya mahkota anatomis dan
akar gigi. Di bagian tengah gigi terdapat rongga pulpa yang
melanjutkan diri menjadi saluran akar yang berakhir pada foramen
apikal. Rongga pulpa ini dikelilingi oleh dentin dan dibagian luar dentin
dilapisi oleh email (pada mahkota) dan sementum (pada akar).
4. Email atau enamel adalah bahan terkeras pada tubuh. Terdiri atas 97%
bahan berkapur, terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit,
dan hanya 1% bahan organik. Bahan organiknya terdiri dari enamelin,
suatu protein yang sangat kaya prolin.
5. Dentin merupakan bagian gigi berasal dari jaringan mesoderm yaitu
mempunyai susunan dan asal yang sama dengan jaringan tulang.
Dentin memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi bila
dihubungkan dengan jaringan pendukung gigi. Didalam dentin terdapat
pembuluh – pembuluh yang sangat halus. Mulai dari batas rongga pulpa
sampai ke batas email dan semen. Pembuluh ini berjalan menyebar ke
seluruh permukaan dentin yang disebut tubula dentin.
6. Sementum merupakan bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga
bagian dari jaringan periodontium karena menghubungkan gigi dengan
tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal.
Merupakan bagian terluar pada akar gigi yang membatasi gigi dengan
jaringan pendukungnya.

Jenis Gigi

Manusia memiliki empat jenis gigi untuk berbagi tugas mengunyah


makanan, yaitu:

1. Gigi seri : berbentuk pipih dan tajam untuk mengiris makanan.


2. Gigi taring : ujungnya yang runcing untuk mencabik dan menyobek
makanan.
3. Gigi pramolar (geraham depan) : bentuknya berlekuk-lekuk untuk
mengiris dan melembutkan makanan.
4. Gigi molar (geraham belakang) : bentuknya berlekuk-lekuk untuk
melembutkan makanan.

 Gigi Sementara

Jenis ini juga disebut Gigi Susu. Susunannya yang lengkap


terdiri dari 20 buah gigi :

1. Delapan gigi seri.


2. Empat gigi taring.
3. Delapan geraham belakang.

Gigi-gigi ini mulai muncul pada usia 6 sampai 30 bulan.


Biasanya pada usia 7 sampai 12 tahun gigi-gigi tersebut tanggal (copot)
dan digantikan dengan susunan yang tetap.

 Gigi Tetap

Susunan gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah:

1. Delapan gigi seri.


2. Empat gigi taring.
3. Delapan geraham depan.
4. Dua belas geraham belakang.
2.2 Bentuk Sediaan Dasar

Pasta gigi adalah produk semipadat yang terdiri dari campuran bahan
penggosok, bahan pembersih dan bahan tambahan yang digunakan untuk
membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran mukosa
mulut.

Sediaan pembersih gigi dapat berupa pasta, gel, pasta dengan lapisan
berwarna, serbuk atau cairan. Bentuk yang umum berada di pasaran adalah
dalam bentuk pasta dan gel. Sediaan dalam bentuk gel umumnya lebih disukai
karena mempunyai penampilan yang lebih baik.

Fungsi Pasta Gigi :

Fungsi utama dari pasta gigi adalah menghilangkan pengotor dari


permukaan gigi dengan efek buruk yang kecil terhadap gigi. Timbulnya busa
saat menggosok gigi membuat proses pembersih gigi menjadi lebih
menyenangkan. Fungsi lain dari pasta gigi adalah untuk mencegah kerusakan
gigi dan mengurangi bau mulut.

Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk :

 Mengurangi pembentukan plak


 Memperkuat gigi terhadap karies
 Membersihkan dan memoles permukaan gigi
 Menghilangkan atau mengurangi bau mulut
 Memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan giginya.

Fungsi lain pasta gigi yaitu :


 Meringankan iritasi karena gigitan serangga atau luka melepuh
 Menenangkan luka bakar ringan
 Meredakan jerawat yang meradang
 Menghilangkan bau tidak sedap
 Menghilangkan noda
 Menghilangkan goresan pada sepatu
 Menyingkirkan goresan krayon pada dinding.

Karakteristik Pasta Gigi

Karakteristik yang penting dari pasta gigi adalah konsistensi


kemampuan menggosok, penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas dan
keamanan.

 Konsistensi
Konsistensi menggambarkan reologi dari pasta. Konsistensi ideal dari
pasta yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat
mempertahankan bentuk pasta minimal selama 1 menit. Konsistensi dapat
diukur melalui densitas, viskositas, kelenturan. Viskositas adalah ukuran
resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar resistensi suatu zxat cair
untuk mengalir, makin besar pula viskositasnya
 Kemampuan menggosok
Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat
bervariasi. Pasta gigi yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok
yang cukup untuk dapat dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda
dan mengkilatkan permukaan gigi
 Penampilan
Pasta gigi yang disukai biasanya lembut, homogen, mengkilat, bebas
dari gelembung udara dan memiliki warna yang menarik.
 Pembentukan busa
Surfaktan yang digunakan harus dapat mensuspensikan dan
membersihkan sisa makanan melalui proses gosok gigi.
 Rasa
Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen dan
merupakan karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah
konsumen akan membeli produk atau tidak.
 Stabilitas
Formulasi pasta gigi harus stabil, sesuai dengan waktu penyimpanan.
Waktu penyimpanan pasta gigi dapat mencapi tiga tahun. Sediaan pasta
gigi tidak boleh memisah atau terjadi sineresis. Viskositas dan pH sediaan
pasta gigi harus dapat dipertahankan selama waktu penyimpanan.

Syarat – syarat sediaan pasta gigi yang baik :

1. Mempunyai daya abrasif yang minimal tetapi mempunyai daya pembersih


yang maksimal
2. Harus stabil dalam jangka waktu yang lama
3. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut
4. Tidak beracun

2.3 Bentuk Sediaan Yang Di Pilih

Bentuk : Pasta

Definisi Pasta Gigi : Pasta gigi adalah produk semipadat yang terdiri dari
campuran bahan penggosok, bahan pembersih dan bahan tambahan yang
digunakan untuk membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun
membran mukosa mulut.

Persyaratan Pasta Gigi :

1.
2. Mempunyai daya abrasif yang minimal tetapi mempunyai daya
pembersih yang maksimal
3. Harus stabil dalam jangka waktu yang lama
4. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut
5. Tidak beracun
2.4 Komponen – Komponen Pada Pasta Gigi

Pasta gigi biasanya mengandung bahan abrasif, pembersih, bahan


penambah rasa dan warna, serta pemanis, selain itu dapat juga ditambahkan
bahan pengikat, pelembab, pengawet, fluor, dan air.

a) Bahan abrasif
Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi umumnya berbentuk
bubuk pembersih yang dapat memolis dan menghilangkan stain dan plak.
Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk
menambah kekentalan pasta gigi. Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta
gigi tidak sekeras email, tapi sekeras atau lebih keras dari dentin.
Kandungan bahan abrasif yang terdapat di dalam pasta gigi sebanyak 30-
40%. Contoh bahan abrasif ini antara lain natrium bikarbonat, kalsium
karbonat, kalsium sulfat, natrium klorida, partikel silika, dikalsium fosfat.
Efek yang diberikan oleh bahan ini antara lain membersihkan dan memoles
permukaan gigi tanpa merusak email, mempertahankan pelikel, mencegah
akumulasi stain.
b) Bahan Pelembab dan Humektan
Bahan ini terdapat dalam pasta gigi sebanyak 10-30%. Bahan
pelembab atau humectants ini dapat mencegah penguapan air dan
mempertahankan kelembaban pasta. Contoh bahan pelembab ini antara lain
gliserin, sorbitol, dan air.
c) Bahan pengikat
Bahan pengikat ini memberikan efek untuk mengikat semua bahan
dan membantu memberi tekstur pasta gigi, terdapat sebanyak 1-5% dalam
pasta gigi. Contoh bahan pengikat ini antara lain karboksimetil sellulose,
hidroksimetil sellulose, carragaenan, dan cellulose gum.

d) Deterjen atau surfaktan


Deterjen dalam pasta gigi berfungsi menurunkan tegangan
permukaan dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan
membantu gerakan pembersihan sikat gigi. Persentasi deterjen dalam pasta
gigi sebanyak 1-2%. Contoh deterjen yang terdapat dalam pasta gigi antara
lain Sodium Laurly Sulfat (SLS) dan Sodium Nlaurly Sarcosinate.
e) Bahan pengawet
Bahan pengawet dalam pasta gigi berfungsi mencegah kontaminasi
bakteri dan mempertahankan keaslian produk. Jumlah bahan pengawet
dalam pasta gigi diatas dari 1%. Contoh bahan pengawet yang digunakan
dalam pasta gigi antara lain formalin, alcohol, dan natrium benzoat.
f) Bahan penggosok (polishing)
Bahan polishing ini merupakan salah satu bahan yang terpenting
didalam kandungan pasta gigi dimana fungsi dari bahan polishing ini ialah
untuk menghilangkan partikel partikel makanan yang menempel pada gigi
dan juga membantu menghilangkan diskolorisasi atau yang biasa disebut
terjadinya perubahan warna pada gigi. Dapat dikatakan bahwa hampir
separuh dari total berat pasta gigi adalah Bahan Polishing (penggosok).
Bahan yang sering digunakan sebagai bahan polishing antara lain sebagai
berikut : kapur presipitasi, Trikalsium Fosfat, Aluminium Fosfat,
Magnesium Trisilikat.
g) Bahan pewarna atau bahan pemberi rasa
Persentase bahan ini dalam pasta gigi sebanyak 1-5%. Bahan
pewarna dan bahan pemberi rasa ini berfungsi untuk menutupi rasa bahan-
bahan lain yang kurang enak, terutama SLS, dan juga memenuhi selera
pengguna seperti rasa mint, stroberi, dan rasa permen karet pada pasta gigi
anak-anak. Contoh bahan ini antara lain peppermint atau spearmint,
menthol, eucalyptus, aniseed,dan sakharin.
h) Air
Kandungan air dalam pasta gigi sebanyak 20-40% dan berfungsi
sebagai bahan pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan
konsistensi.
i) Bahan terapeutik
Bahan terapeutik yang terdapat dalam pasta gigi, antara lain :
 Fluoride
Penambahan fluoride dalam pasta gigi dapat memperkuat
enamel dengan cara membuatnya resisten terhadap asam dan
menghambat bakteri untuk memproduksi asam. Adapun macam-
macam fluoride yang terdapat dalam pasta gigi yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1) Stannous fluoride

Tin fluor merupakan fluor yang pertama ditambahkan


dalam pasta gigi yang digunakan secara bersamaan dengan bahan
abrasif (kalsium fosfat). Fluor ini bersifat antibakterial, namun
kelemahannya dapat membuat stain abu – abu pada gigi.

2) Sodium fluoride

Naf merupakan fluor yang paling sering ditambahkan dalam


pasta gigi, tapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan bahan
abrasif.

3) Sodium desensitisasi
o Bahan Desensitisasi
Bahan desensititasi memberikan efek dengan cara
mengurangi atau menghilangkan sensitivitas dentin dengan cara
efek desensitisasi langsung pada serabut saraf, dan bahkan
tersebut yang digunakan dalam pasta gigi adalah sebagai
berikut :
 Potassium nitrat dapat memblok transmisi nyeri diantara
sel-sel syaraf.
 Stronsium chloride dapat memblok tubulus dentin.
 Bahan anti-tartar
Bahan ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan
magnesium dalam saliva sehingga kedunya tidak dapat
berdeposit pada permukaan gigi. Contohnya tetrasodium
pyrophosphate.
 Bahan antimikroba
Bahan ini digunakan untuk membunuh dan
menghambat pertumbuhan bakteri. Contoh bahan ini
adalah triklosan (bakterisisdal), zinc citrate atau zinc
phosphate (bakteriostatik). Selain itu ada beberapa herbal
yang ditambahkan sebagai antimikroba dalam pasta gigi,
contohnya ekstrak daun sirih dan siwak.
j) Bahan pemutih
Ada berbagai macam bahan pemutih yang digunakan antara lain
sodium carbonate, hydrogen perokside, citroxane, dan sodium
hexametaphosphate.

2.5 Komposisi Bahan

No Nama Bahan Konsentrasi Per Satuan

(%) (100 gram)

1 Ekstrak Daun Binahong 12,5 12,5 gram

2 Kalsium Karbonat 40 45 gram

3 Gliserin 18 18 gram

4 Sorbitol 10 10 gram

5 CMC Na 4 4 gram

6 Natrium Lauril Sulfat 2 2 gram


7 Methyl paraben/ Nipagin 0,1 0,1 gram

8 Propyl Paraben/ Nipasol 0,1 0,1 gram

9 Magnesium Karbonat 2 2 gram

10 Oleum Menthae Piperitae 1 tetes 1 tetes

11 Natrium Saccharin 2 2 gram

12 Aqua dest Ad 50 gram Ad 50 gram

2.6 Metode Pembuatan Pasta Gigi

Metode pembuatan dalam pasta gigi adalah metode preparasi. Ada 2


metode preparasi, yaitu :

 Metode 1
Pengikat sebelum dibasahi dengan zat pelembab, didispersikan pada
bagian cair yang mengandung sakarin dan pengawet dan gerus agar
membentuk gel yang homogen. Penggerusan dapat dipercepat oleh panas
dan agitasi. Bahan abrasif ditambahkan perlahan – lahan ke gel homogen
dan dicampur dengan mixer sampai terbentuk pasta. Kemudian perasa dan
surfaktan ditambahkan dicampur dan digiling sampai homogen.
 Metode 2
Pengikat dicampur dengan bahan abrasif, kemudian dicampur dengan
fase cair (humektan, pengawet, dan pemanis) ke dalam mixer. Setelah
terbentuk pasta yang homogen, ditambahkan perasa dan surfaktan,
dicampur, dan digiling sampai homogen.
2.7 Pra Formulasi

Nama Bahan Kalsium Karbonat

 Sifat Kimia Rumus Kimia :CaCO3

BM : 100,09

 Sifat Fisika
Pemerian:
Putih serbuk
 Warna hablur mikro
 Bentuk tidak berbau
 Bau tidak berasa stabil di udara

 Rasa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; kelarutan dalam air
meningkat dengan adanya sedikit garam
amonium atau karbon dioksida; adanya alkali
hidroksida menurunkan kelarutan; tidak larut
dalam etanol, larut dalam asam nitrat 1 N, dalam
asam klorida 3N dan dalam asam nitrat 2N
dengan membentuk gelembung gas.

Indikasi Bahan Abrasif

Penyimpanan

OTT (Incompatibilitas) Inkompatibel dengan asam dan garam amonium.

Titik Lebur

Ph
Nama Bahan Gliserin (FI III Hal 271)

 Sifat Kimia

Nama Kimia : Propane-1,2,3-triol

Rumus empiris: C3H8O3

Berat molekul : 92.09

Nama Lain : Croderol; E422; glycerine;


Glycon G-100; Kemstrene; Optim; Pricerine;
1,2,3-propanetriol; trihydroxypropane glycerol.

 Sifat Fisika
Pemerian:

 Warna
Tidak berwarna
 Bentuk
Cairan seperti sirup
 Bau
 Rasa Tidak berbau

Manis diikuti rasa hangat


Kelarutan Dapat campur dengan air dan dengan etanol
(95%), praktis tidak larut dalam kloroform, eter
dan dalam minyak lemak.

Pelarut Kelarutan pada


suhu 200C

Aseton Sukar larut

Benzen Praktis tidak larut

Kloroform Praktis tidak larut

Etanol (95%) Larut

Eter 1 : 500

Etil asetat 1 : 11

Metanol Larut

Minyak Praktis tidak larut

Air Larut

Indikasi
Zat tambahan (kosolven, emolien, humektan,
pelarut, agen pemanis, pengawet (antimikroba),
agen tonisitas)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

OTT (Incompatibilitas) Dapat meledak dengan agen oksidasi kuat seperti


kromium trioksida, potassium klorat atau kalium
permanganate. Perubahan warna hitam gliserin
terjadi jika terpapar cahaya atau pada kontak
dengan ZnO atau nitrat bismuth. Gliserin dapat
membentuk kompleks dengan asam borat, asam
glyceroboric. Kontaminan zat besi dalam gliserin
dapat menyebabkan warna gelap pada campuran
yang mengandung fenol, salisilat dan tannin

Stabilitas Terurai pada pemanasan; tidak rentan terhadap


oksidasi dalam penyimpanan biasa; higroskopis;
campuran air dengan gliserin, etanol (95%) dan
propilen glikol secara kimiawi stabil; dapat
mengkristal pada suhu rendah, Kristal tidak
meleleh sampai dihangatkan sampai 200C

Titik Lebur 17, 80C

Nama Bahan CMC Na

 Sifat Fisika
Pemerian:
Berwarna putih sampai krem
 Warna
Berbentuk serbuk atau granul.
 Bentuk
Hampir tidak berbau
 Bau
 Rasa Hampir tidak berasa

Kelarutan Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan


koloid. Tidak larut dalam etanol, dalam eter dan
dalam pelarut organik lain

Indikasi Bahan Pengikat

Penyimpanan

OTT (Incompatibilitas) Inkompatibilitas dengan larutan asam kuat dan


dengan larutan garam dari beberapa logam.
Pengendapan terjadi pada pH 2 dan pada saat
pencampuran dengan etanol 95%. Membentuk
kompleks dengan gliserin dan pektin
Stabilitas Higroskopis dan dapat menyerap air pada
kelembapan tinggi. Stabil pada pH 2 – 10,
pengendapan terjadi pada pH 2, viskositas
berkurang pada pH lebih dari pH 10. Sterilisasi
cara kering pada suhu 1600 C selama 1 jam, akan
mengurangi viskositas dalam larutan. Perlu
penambahan antimikroba dalam larutan

Titik Lebur

Ph

Nama Bahan Natrium Lauryl Sulfate

 Sifat Kimia Nama lain : Dodecyl sodium sulfat,


sodium monolauryl sulfat

Rumus molekul : C12H25NaO4S

 Sifat Fisika
Pemerian :
putih atau kuning pucat
 Warna
serbuk atau hablur
 Bentuk
bau lemah dan khas
 Bau
 Rasa Pahit

Kelarutan sangat larut dalam air, larutan berkabut, larutan


sebagian dalam etanol (95%) P

Indikasi Surfaktan

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari


cahaya
OTT (Incompatibilitas) kationik surfaktan, garam alkaloid, garam
potassium.

Stabilitas Stabil dalam kondisi penyimpanan normal,


dalam larutan dengan pH 2,5 atau kurang akan
mengalami hidrolisis.

Nama Bahan Magnesium Karbonat

 Sifat Fisika
Pemerian:

 Warna Putih
 Bentuk Serbuk
 Bau Tidak berbau

 Rasa Tidak berasa.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam


encer dan disertai terjadinya buih kuat

Indikasi Bahan Penggosok

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Nama Bahan Oleum Mentha Piperita

 Sifat Kimia Nama lain : Minyak permen

 Sifat Fisika
Pemerian:
Tidak berwarna, kuning pucat atau kuning
 Warna kehijauan
 Bentuk Cairan
 Bau Bau aromatik
 Rasa Rasa pedas dan hangat, kemudian dingin.

Kelarutan Larut dalam 4 bagian volume etanol (70%)P.

Indikasi Pemberi Rasa

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan tempat sejuk


dan kering.

Nama Bahan Na Saccharin

 Sifat Kimia Rumus kimia : C12H22O11.H2O


BM : 36,30

 Sifat Fisika
Pemerian:
Putih
 Warna
Serbuk Hablur
 Bentuk
Tidak berbau
 Bau
Rasa agak manis
 Rasa
Kelarutan Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian
air mendidih; sukar larut dalam etanol (95%);
praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam
eter

Indikasi Pemanis

Nama Bahan Aquadest ( FI IV Hal 112 )

Pemerian:

 Warna Tidak berwarna


 Bentuk
 Bau Cairan jernih
 Rasa
Tidak berbau

Tidak berasa

Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar

Indikasi Pelarut

Stabilitas Stabil dalam semua keadaan fisik (es, cairan ,


udara)

OTT (Incompatibilitas) Bereaksi dengan obat – obatan dan eksipien lain


yang rentan terhadap hidrolisis, bereaksi keras
dengan logam alkali

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Nama Bahan Metyl Paraben/ Nipagin (FI III Hal 378)

 Sifat Kimia

Nama Kimia : Methyl-4-


hydroxybenzoate

Rumus empiris : C8H8O3

Berat molekul : 152,15


Nama Lain : E218; 4-hydroxybenzoic acid
methyl ester; methyl p-hydroxybenzoate;
Nipagin M; Uniphen P-23.

 Sifat Fisika
Pemerian:

 Warna
Putih
 Bentuk
Serbuk Hablur halus
 Bau
 Rasa Hampir tidak berbau

Tidak Berasa, kemudiam agak membakar diikuti


rasa tebal

Kelarutan Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air


mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) dan
dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter
dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam
60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian
minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jernih.

Pelarut Kelarutan pada suhu


250C

Etanol 1:2

Etanol (95%) 1:3

Etanol (50%) 1:6

Eter 1 : 10

Gliserin 1 : 60

Minyak mineral Parktis tidak larut


Minyak kacang 1 : 200

Propilen glikol 1:5

Air 1 : 400

1 : 50 pada suhu 500C

1 : 30 pada suhu 900C

Indikasi Zat tambahan dan zat pengawet

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

OTT (Incompatibilitas) Aktivitas antimikroba dan metil paraben jauh


berkurang dengan adanya surfaktan nonionik,
seperti polisorbat 80, sebagai akibat dari
micellization aktivitas. Namun, propilen glikol
(10%) telah ditunjukkan untuk mempotensiasi
antimikroba yang dari paraben di hadapan
surfaktan nonionik dan mencegah interaksi
antara metil dan 80 polisorbat. Incompatibilitas
lain dengan zat, seperti bentonit, magnesium
trisilicate, talk, tragacanth, natrium alginat,
minyak esensial, sorbitol, dan atropine juga
bereaksi dengan berbagai gula.

Titik Lebur 125 – 128 0C

Ph 4–8

Nama Bahan Propyl Paraben/ Nipasol (FI III Hal 535)

 Sifat Fisika
Pemerian:

 Warna
 Bentuk Putih
 Bau
Serbuk Hablur
 Rasa
Tidak berbau

Tidak Berasa

Kelarutan Slkazif

Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5


bagian etanol (95%), dalam 3 bagian aseton,
dalam 140 bagian gliserol, dalam 40 bagian
minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida.

Indikasi Zat pengawet

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Titik Lebur 95 - 98 0C

Nama Bahan Sorbitol (Farmakope Indonesia IV hal 756 ,


Handbook of Pharmaceutical Excipients hal
596)

 Sifat Fisika
Pemerian:
Putih
 Warna
serbuk, granul atau lempengan, higroskopis
 Bentuk
Tidak berbau
 Bau
Manis
 Rasa
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol, methanol dan asam asetat

Indikasi
Humektan

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

OTT (Incompatibilitas) -

Stabilitas Bersifat Higroskopis

pH 4,5-7

Titik Lebur 1740 – 1790

Nama Bahan Gliserin (FI III Hal 271)

 Sifat Kimia

Nama Kimia : Propane-1,2,3-triol

Rumus empiris: C3H8O3

Berat molekul : 92.09

Nama Lain : Croderol; E422; glycerine;


Glycon G-100; Kemstrene; Optim; Pricerine;
1,2,3-propanetriol; trihydroxypropane glycerol.

 Sifat Fisika
Pemerian:

 Warna
Tidak berwarna
 Bentuk
Cairan seperti sirup
 Bau
 Rasa Tidak berbau

Manis diikuti rasa hangat

Kelarutan Dapat campur dengan air dan dengan etanol


(95%), praktis tidak larut dalam kloroform, eter
dan dalam minyak lemak.

Pelarut Kelarutan pada


suhu 200C

Aseton Sukar larut

Benzen Praktis tidak larut

Kloroform Praktis tidak larut

Etanol (95%) Larut

Eter 1 : 500

Etil asetat 1 : 11

Metanol Larut

Minyak Praktis tidak larut

Air Larut

Indikasi
Zat tambahan (kosolven, emolien, humektan,
pelarut, agen pemanis, pengawet (antimikroba),
agen tonisitas)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

OTT (Incompatibilitas) Dapat meledak dengan agen oksidasi kuat seperti


kromium trioksida, potassium klorat atau kalium
permanganate. Perubahan warna hitam gliserin
terjadi jika terpapar cahaya atau pada kontak
dengan ZnO atau nitrat bismuth. Gliserin dapat
membentuk kompleks dengan asam borat, asam
glyceroboric. Kontaminan zat besi dalam gliserin
dapat menyebabkan warna gelap pada campuran
yang mengandung fenol, salisilat dan tannin

Stabilitas Terurai pada pemanasan; tidak rentan terhadap


oksidasi dalam penyimpanan biasa; higroskopis;
campuran air dengan gliserin, etanol (95%) dan
propilen glikol secara kimiawi stabil; dapat
mengkristal pada suhu rendah, Kristal tidak
meleleh sampai dihangatkan sampai 200C

Titik Lebur 17, 80C


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Formulasi

Komponen Bahan Karakteristik JUMLAH


Bahan (%)

Formula I Formula II Formula III


(Modifikasi)

Bahan Aktif 1.Ekstrak Ekstrak kental, 5 - -


Daun Sirih bewarna hijau,
bau khas daun
sirih

2. Ekstrak Ekstrak kental, - 10 -


Daun bau khas aromatik
Kemangi

3. Ekstrak Pemerian : berupa - - 12,5


Daun cairan kental
Binahong berwarna hijau
kecoklatan,
memiliki bau
aromatik khas,
memiliki rasa
pahit

Abrasif 1.Kalsium Senyawa padat 40 -


Sulfat berwarna putih
yang sulit larut
dalam ai

2.Natrium Kristal tidak - 40 -


Klorida berbau tidak
berwarna atau
serbuk kristal
putih, tiap 1g
setara dengan 17,1
mmol NaCl.

3.Kalsium Putih serbuk - - 40


Karbonat/Ca hablur mikro
CO3 tidak berbau
tidak berasa stabil
di udara

Pelembab / 1. Gliserin Pemerian : 10 10 18


Humektan
Cairan jernih,
tidak berwarna,
tidak berbau,
kental,
higroskopis cair,
tetapi memiliki
rasa manis,
kirakira0,6kalise
manis sukrosa

Kelarutan :

Aseton: terlarut
Benzene,
kloroform,minyak
: Praktis tidak
larut Etanol
(95%), methanol,
air : larut Eter = 1
:500 Etil asetat=1
: 11

2. Sorbitol Putih 18 - 10
serbuk, granul
atau lempengan,
higroskopis
Tidak berbau
Manis

Pengikat Na. CMC Berwarna putih 4 5 4


sampai krem,
Berbentuk serbuk
atau granul,
Hampir tidak
berbau, Hampir
tidak berasa

Detergen / 1.Natrium Nama lain : 1 2 2


surfaktan lauril sulfat Dodecyl sodium
sulfat, sodium
monolauryl sulfat

Pemerian :

putih atau kuning


pucat

serbuk atau hablur

bau lemah dan


khas
Pahit

Pengawet 1. Nipagin Pemerian : 0,1 - 0,1

Kristal tidak
berwarna atau
serbuk berwarna
putih, tidak
berbau atau
hampir tidak
berbau Kelarutan :

Larut 1:6 dalam


gliserin, 1:400
dalam air, 1:50
dalam air 25⁰,
1:30 dalam air
80⁰C, 1:5 dalam
propilenglikol

2. Nipasol Pemerian : - - 0,1

Serbuk putih,
tidak berbau, tidak
memiliki rasa,
seperti kristal
Kelarutan :

Larut 1:250 dalam


gliserin, 1:2500
dalam air, 1:225
dalam air 80⁰C

3.Natrium Granul putih atau - 0,1 -


Benzoat kristal, tidak
berbau
atau praktis tidak
berbau, stabil
diudara

Penggosok Magnesium Putih - - 2


karbonat Serbuk
Tidak berbau
Tidak berasa.

Pewarna - - - - -

Perasa 1.Oleum Tidak berwarna, 1 tetes - 1 tetes


Menthae kuning pucat atau
Piperitae kuning kehijauan
Cairan
Bau aromatik
2.Menthol Pemerian : 1 tetes 1 tetes -
Hablur berbentuk
jarum atau
prisma; tidak
berwarna; bau
tajam seperti
minyak permen;
rasa panas dan
aromatic diikuti
rasa dingin
Pemanis Na.sacharin Rumus kimia : 2 2 2
C12H22O11.H2O
BM :
36,30
Pemerian : Serbuk
Putih
Serbuk Hablur
Tidak berbau
Rasa agak manis

Pelarut Aquadest Rumus Kimia : Ad 100 Ad 100 Ad 100


H₂O

BM : 18,02

Boiling point :
100⁰

Pemerian :

Cairan jernih
tidak berwarna,
tidak berbau, tidak
berasa

Pembahasan kali ini akan di bahas 3 formula untuk sediaan pasta gigi anti plak
dengan kandungan zat aktif berupa ekstrak dari baham alam, dan berisi zat tambahan
yang berbeda.

3.2 Pembahasan Formula 1 Dan 2

a. Formula I

1. Komponen Bahan :

- Bahan aktif : Ekstrak daun sirih


- Bahan Abrasif : Kalsium Sulfat
- Bahan Pelembab/ Humektan : Gliserin dan Sorbitol
- Bahan Pengikat : Na. CMC
- Surfaktan : Na. Lauril Sulfat
- Bahan Pengawet : Nipagin
- Perasa : Oleum Menthae Piperitae
- Pemanis : Na. Saccharin
- Bahan Pelarut : Aqua Dest
2. Karakteristik Bahan :
- Pasta gigi berwarna hijau
- Memiliki bau khas daun sirih
- Pasta gigi yang dihasilkan homogen
- Memiliki pH 5,5
3. Cara Pembuatan :

Metode pembuatan yang dilakukan adalah metode preparasi dengan


metode kedua. Berikut cara membuat sediaan formula :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Mengekstrak Daun Sirih dengan cara maserasi dengan etanol 70 %
3. Na. CMC ditaburkan diatas air panas (15x jumlah Na. CMC) didiamkan
selama 15 menit dan diaduk homogen. Kemudian ditambahkan kalsium
sulfat gerus sampai halus dan homogen. (Massa 1).
4. Na.Sacharin, Nipagin digerus dengan sisa air panas sampai homogen.
(Massa 2).
5. Gliserin dan Sorbitol ditambahkan dengan Massa 1 gerus sampai homogen
lalu tambahkan Massa 2 gerus sampai homogen.
6. Kemudian tambahkan Na.lauril sulfat gerus sampai homogen dan sampai
terbentuk massa pasta.
7. Ol. Menthae Piperitae dimasukkan terakhir, gerus sampai homogen
8. Kemudian masukan pasta ke dalam tube.

b. Formula 2

1. Komponen Bahan :

- Bahan aktif : Ekstrak daun kemangi


- Bahan Abrasif : Natrium Klorida
- Bahan Pelembab/ Humektan : Sorbitol
- Bahan Pengikat : Na. CMC
- Surfaktan : Na. Lauril Sulfat
- Bahan Pengawet : Na. Benzoat
- Perasa : Menthol
- Pemanis : Na. Saccharin
- Bahan Pelarut : Aqua Dest
2. Karakteristik Bahan :
- Pasta gigi memiliki tekstur yang lembut
- Pasta gigi berwarna hijau
- Memiliki bau khas daun kemangi
- Memiliki pH 6
3. Cara Pembuatan :

Metode pembuatan yang dilakukan adalah metode preparasi dengan


metode pertama. Berikut cara membuat sediaan formula :

Pengikat sebelum dibasahi dengan zat pelembab, didispersikan pada


bagian cair yang mengandung sakarin dan pengawet dan gerus agar
membentuk gel yang homogen. Penggerusan dapat dipercepat oleh panas
dan agitasi. Bahan abrasif ditambahkan perlahan – lahan ke gel homogen
dan dicampur dengan mixer sampai terbentuk pasta. Kemudian perasa dan
surfaktan ditambahkan dicampur dan digiling sampai homogen.
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mengekstrak daun kemangi dengan cara maserasi dengan etanol 70 %
3. Na. CMC didispersikan diatas air panas (15x jumlah Na. CMC)
didiamkan selama 15 menit dan diaduk homogen. Kemudian
ditambahkan Na. Saccahrin dan Na. Benzoat gerus sampai halus dan
homogen. (Massa 1).
4. Sorbitol dan Natrium Klorida ditambahkan ke Massa 1 gerus ad
homogen ad terbentuk massa pasta
5. Kemudian tambahkan Na.lauril sulfat gerus sampai homogen
6. Menthol dimasukkan terakhir, gerus sampai homogen
7. Kemudian masukan pasta ke dalam tube.
4. Evaluasi Sediaan :
1. Uji Organoleptis
Pengamatan sediaan akhir meliputi bau, rasa, dan warna yang
diamati secara obyektif dan kontinyu. Pengamatan ini bertujuan untuk
melihat terjadinya perubahan secara signifikan pada sediaan akhir yang
telah dibuat. Pengamatan sediaan meliputi bentuk sediaan, bau, dan
warna.
2. Uji Kemampuan Membersihkan
Tarik garis sepanjang cangkang telur dengan spidol permanen,
basahi sikat dengan air dan kelebihan air pada sikat dikibaskan. Sikat
yang sudah terbasahi diberi pasta gigi. Menyikat satu sisi cangkang
telur dengan sikat gigi selama 5-10 sapuan. Bilas dan amati cangkang
telur untuk melihat apakah warnanya sudah tehapus atau tidak.
3. Uji pH
Buat larutan dari 1 gram pasta yang dilarutkan dalam 25 mL
aquades lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupkan ke dalam
sediaan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokan dengan standart
warna pH tertentu.
4. Uji Pemeriksaan Ukuran Partikel
0,01 gram pasta dari 3 tempat berbeda diambil. Tiap sampel
diletakkan pada kaca objek, lalu dengan bantuan kaca objek lain
ditahan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Pengukuran
terhadap 300 – 500 partikel.
5. Uji Daya Busa (Uji Kemampuan Berbusa)

Larutkan 1 gram pasta dengan 25 mL air. Tuangkan 5 mL


larutan kedalam tabung reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan kedua
jari tangan lalu kocok ringan sebanyak 25 kali. Amati busa yang
terbentuk selama 30 menit untuk menilai kestabilan busanya, kemudian
amati onset, durasi dan kuantitas dari busa.

6. Uji Daya Sebar


Pasta sebanyak 1 gram diletakkan pada lempeng kaca berskala,
lalu diatasnya ditutup lempeng kaca dan diberi beban 5 gram lalu di
diamkan. Lalu bahan ditambah dengan beban 5 gram tiap 2 menit,
hingga pasta tidak dapat menyebar lagi diameter sebarnya.
7. Uji Viskositas
10 g pasta dimasukkan kedalam cawan porselen lalu pasangkan
spindel pada viskotester. Pasang spindel hingga tercelup seluruhnya
dalam sediaan pasta yang akan diamati, lalu catat besar viskositas yang
ditunjukkan oleh skala pada viskotester.
8. Uji Daya Abrasif
Letakkan 1 gram pasta gigi pada object glass bersih lalu
ditambahkan 1-2 tetes aquades. Gosok pasta gigi kedepan dan
kebelakang untuk meratakan dengan kapas bersih dengan gerakan
bolak-balik dengan panjang gosokan 1 cm. Bilas object glass dengan
air dan keringkan dengan tissu kering setelah itu dilihat bekas goresan
dibawah mikroskop dengan skala 0 (tidak ada goresan) sampai skala 5
(tingkat tinggi goresan).
9. Uji Konsistensi
Pasta yang telah dimasukkan kedalam tube diuji konsistensinya
dengan cara pasta dikeluarkan dari tube dan di tempelkan pada bulu
sikat untuk melihat:
 Kemampuan atau kemudahan keluar dari tube
 Kemampuan mempertahankan bentuk
 Kemampuan menempel pada bulu sikat
10. Uji Stabilitas
Uji stabilitas dilakukan terhadap sediaan berbagai suhu
diantaranya ialah pada suhu 270C, 450C dan 550C selama 4 minggu.
3.3 Pembahasan Formula 3 (Formula Modifikasi)

1. Komponen Bahan :

- Bahan aktif : Ekstrak daun binahong


- Bahan Abrasif : Kalsium Karbonat
- Bahan Pelembab/ Humektan : Gliserin dan Sorbitol
- Bahan Pengikat : Na. CMC
- Surfaktan : Na. Lauril Sulfat
- Bahan Pengawet : Nipagin Dan Nipasol
- Perasa : Oleum Menthae Piperitae
- Pemanis : Na. Saccharin
- Bahan Pelarut : Aqua Dest
2. Karakteristik Bahan :
- Pasta gigi memiliki tekstur yang lembut
- Pasta gigi berwarna hijau
- Memiliki bau khas daun kemangi
- Memiliki pH 6
- Pasta gigi berwarna putih, berbentuk pasta
- memiliki rasa mint
- memiliki kemampuan membersihkan yang cukup bagus
- memiliki pH 6 (sesuai syarat yang berlaku)
- memiliki daya sebar sesuai persyaratan
- memiliki viskositas yang baik
- memiliki daya abrasif yang baik ( tidak ada goresan )
- memiliki kemudahan keluar dari tube dan mempertahankan bentuk
- memiliki kemudahan menempel pada bulu sikat
- memiliki stabilitas yang baik pada suhu ruang.
3. Cara Pembuatan :

Metode pembuatan yang dilakukan adalah metode preparasi dengan


metode kedua. Berikut cara membuat sediaan formula :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Mengekstrak daun binahong dengan cara maserasi dengan etanol 70 %
3. Na. CMC ditaburkan diatas air panas (15x jumlah Na. CMC) didiamkan
selama 15 menit dan diaduk homogen. Kemudian ditambahkan kalsium
karbonat gerus sampai halus dan homogen. (Massa 1).
4. Na.Sacharin, Nipagin, Nipasol dan Mg.karbonat digerus dengan sisa air
panas sampai homogen. (Massa 2).
5. Gliserin dan Sorbitol ditambahkan dengan Massa 1 gerus sampai homogen
lalu tambahkan Massa 2 gerus sampai homogen.
6. Kemudian tambahkan Na.lauril sulfat gerus sampai homogen dan sampai
terbentuk massa pasta.
7. Ol. Menthae Piperitae dimasukkan terakhir, gerus sampai homogen
8. Kemudian masukan pasta ke dalam tube.

4. Evaluasi Sediaan :

1. Uji Organoleptis

Pengamatan sediaan akhir meliputi bau, rasa, dan warna yang


diamati secara obyektif dan kontinyu. Pengamatan ini bertujuan untuk
melihat terjadinya perubahan secara signifikan pada sediaan akhir yang
telah dibuat. Pengamatan sediaan meliputi bentuk sediaan, bau, dan
warna.

2. Uji Kemampuan Membersihkan

Tarik garis sepanjang cangkang telur dengan spidol permanen,


basahi sikat dengan air dan kelebihan air pada sikat dikibaskan. Sikat
yang sudah terbasahi diberi pasta gigi. Menyikat satu sisi cangkang
telur dengan sikat gigi selama 5-10 sapuan. Bilas dan amati cangkang
telur untuk melihat apakah warnanya sudah tehapus atau tidak.

3. Uji pH
Buat larutan dari 1 gram pasta yang dilarutkan dalam 25 mL
aquades lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupkan ke dalam
sediaan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokan dengan standart
warna pH tertentu.
4. Uji Pemeriksaan Ukuran Partikel
0,01 gram pasta dari 3 tempat berbeda diambil. Tiap sampel
diletakkan pada kaca objek, lalu dengan bantuan kaca objek lain ditahan
di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Pengukuran terhadap
300 – 500 partikel.
5. Uji Daya Busa (Uji Kemampuan Berbusa)
Larutkan 1 gram pasta dengan 25 mL air. Tuangkan 5 mL
larutan kedalam tabung reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan kedua
jari tan;,gan lalu kocok ringan sebanyak 25 kali. Amati busa yang
terbentuk selama 30 menit untuk menilai kestabilan busanya, kemudian
amati onset, durasi dan kuantitas dari busa.
6. Uji Daya Sebar
Pasta sebanyak 1 gram diletakkan pada lempeng kaca berskala,
lalu diatasnya ditutup lempeng kaca dan diberi beban 5 gram lalu di
diamkan. Lalu bahan ditambah dengan beban 5 gram tiap 2 menit,
hingga pasta tidak dapat menyebar lagi diameter sebarnya.
7. Uji Viskositas
10 g pasta dimasukkan kedalam cawan porselen lalu pasangkan
spindel pada viskotester. Pasang spindel hingga tercelup seluruhnya
dalam sediaan pasta yang akan diamati, lalu catat besar viskositas yang
ditunjukkan oleh skala pada viskotester.
8. Uji Daya Abrasif
Letakkan 1 gram pasta gigi pada object glass bersih lalu
ditambahkan 1-2 tetes aquades. Gosok pasta gigi kedepan dan
kebelakang untuk meratakan dengan kapas bersih dengan gerakan
bolak-balik dengan panjang gosokan 1 cm. Bilas object glass dengan
air dan keringkan dengan tissu kering setelah itu dilihat bekas goresan
dibawah mikroskop dengan skala 0 (tidak ada goresan) sampai skala 5
(tingkat tinggi goresan).
9. Uji Konsistensi
Pasta yang telah dimasukkan kedalam tube diuji konsistensinya
dengan cara pasta dikeluarkan dari tube dan di tempelkan pada bulu
sikat untuk melihat:
 Kemampuan atau kemudahan keluar dari tube
 Kemampuan mempertahankan bentuk
 Kemampuan menempel pada bulu sikat
10. Uji Stabilitas
Uji stabilitas dilakukan terhadap sediaan berbagai suhu
diantaranya ialah pada suhu 270C, 450C dan 550C selama 4 minggu.
11. Uji Efektifitas Antiplak Pasta Gigi Ekstrak Daun Binahong Dengan
Metode Rekam Kontrol Plak (RKP)
Pengujian ini dilakukan untuk menilai efek pemakaian pasta
gigi sebagai antiplak dengan cara menggunakan pasta gigi 2 kali sehari
pada pagi dan malam hari. Pengujian ini dilakukan terhadap 5 orang
panelis untuk formula stabil pasta gigi ekstrak daun binahong dan 5
orang panelis menggunakan pasta gigi daun sirih® dengan syarat
panelis tidak menggunakan pasta gigi lain, tidak menggunakan larutan
penyegar mulut lainnya. Parameter yang diamati kemampuan
menghilangkan plak setelah menggunakan pasta gigi. Untuk
pelaksanaan pengujian ini digunakan gel pink tua dental plague
disclosing gel yang dipakai sebelum menggunakan pasta gigi dan
setelah menggunakan pasta gigi selama 10 hari. Selama pengamatan
akan dipantau oleh dokter gigi sampai selesai perlakuan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

A. Formulasi Pasta Gigi Antiplak dari jurnal ( secara umum )


 Sediaan pasta gigi antiplak yang baik secara umum : memiliki karakteristik
yaitu, memiliki konsistensi yang baik, kemampuan atau kemudahan keluar
dari tube, kemampuan mempertahankan bentuk, kemampuan menempel
pada bulu sikat, penampilan, pembentukan busa, rasa dan stabilitas.
 Komponen utama sediaan pasta gigi secara umum terdiri dari komponen :
1. Bahan Abrasif : natrium bikarbonat, kalsium
karbonat, kalsium sulfat,
natrium klorida, partikel silika,
dikalsium fosfat.
2. Bahan Pelembab / Humektan : gliserin, sorbitol
3. Bahan Pengikat : karboksimetil sellulose,
hidroksimetil sellulose,
carragaenan, cellulose gum.
4. Detergen atau Surfaktan : Sodium Laurly Sulfat (SLS)
, Sodium N laurly Sarcosinate
5. Bahan Pengawet : Nipagin, Nipasol, formalin,
alcohol, dan natrium benzoat.
6. Bahan Penggosok ( polishing ) : Kapur presipitasi, Trikalsium
Fosfat, Aluminium Fosfat,
Magnesium Trisilikat.
7. Bahan Pewarna dan Pemberi Rasa : Peppermint atau spearmint,
menthol, eucalyptus,
aniseed,dan sakharin.
8. Bahan Pelarut : Aqua Dest
 Metode – metode yang dapat digunakan dalam pembuatan pasta gigi secara
umum yaitu dengan metode preparasi. Ada dua metode preparasi yaitu, metode
1 dan metode 2.
 Evaluasi pasta gigi yang dilakukan secara umum meliputi evaluasi :
1. Uji Organoleptik
2. Uji Kemampuan Membersihkan
3. Uji pH
4. Uji Daya Sebar
5. Uji Viskositas
6. Uji Daya Abrasif
7. Konsistensi
8. Stabilitas
9. Uji pemeriksaan ukuran partikel
10. Uji Daya Busa ( Uji kemampuan Berbusa)

B. Formulasi Pasta Gigi Antiplak


Karakteristik sediaan dari pasta gigi antiplak yang diformulasi yaitu,
berwarna putih, berbentuk pasta, memiliki rasa mint, memiliki kemampuan
membersihkan yang cukup bagus, memiliki pH 6 sesuai syarat yang berlaku,
memiliki daya sebar sesuai persyaratan, memiliki viskositas yang baik,
memiliki daya abrasif yang baik ( tidak ada goresan ), memiliki kemudahan
keluar dari tube dan mempertahankan bentuk serta kemudahan menempel pada
bulu sikat, memiliki stabilitas yang baik pada suhu ruang.
Komponen bahan yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta gigi
antiplak meliputi : Kalsium karbonat (bahan abrasif), Gliserin (bahan
pelembab), Na. CMC (bahan pengikat), Natrium lauril sulfat (detergen),
Nipagin dan Nipasol (bahan pengawet), Magnesium karbonat (bahan
penggosok), Ol. Menthae Pip (bahan perasa), Na.Sacharin (bahan pemanis),
Aquadest (bahan pelarut).
Metode yang digunakan dalam pembuatan sediaan pasta gigi antiplak
yaitu dengan metode preparasi dengan metode kedua. Dimana pasta dibuat
dengan massa 1 dan massa 2 yang kemudian dilakukan pencampuran sampai
terbentuknya pasta yang homogen.
Evaluasi sediaan pasta gigi antiplak yang dilakukan, meliputi : Uji
organoleptik, Uji kemampuan membersihkan, Uji pH, Uji daya sebar, Uji
viskositas, Uji daya abrasif, Konsistensi, Uji stabilitas, Uji Efektifitas Antiplak
Pasta Gigi Ekstrak Daun Binahong Dengan Metode Rekam Kontrol Plak
(RKP)

4.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus
disempurnakan, dengan demikian penulis sangat mengharapkan masukan kritik
dan saran untuk memberikan kontribusi kepada penulis dan demi penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hartono, Ronald. 2013. Studi Komposisi Pasta Gigi Detergen Dan Pasta Gigi
Non Detergen Terhadap Pertumbuhan Plak Dan Sekresi Saliva: Penelitian
Dilakukan Pada Murid Sekolah Dasar Inpres Universitas Hasanuddin,
Kecamatan Tamalarea Jaya, Kelurahan Tamanlarea Kota Madya Makassar.
Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Makassar.
2. Qomariah, Laila Ria. 2017. Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Etanol Bunga Turi
(Sesbania grandiflora L.) Dengan Basis Karboksil Metil Selulosa Dan
Aktivitas Terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Skripsi. Farkultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
3. Pratama, Nugraha Randy. 2014. Efek Antibakteri Pasta Gigi Yang
Mengandung Baking Soda Dan Pasta Gigi Yang Mengandung Fluor Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Plak. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanudin. Makassar.
4. Daud, Desi, dkk. 2016. Formulasi Pasta Gigi Infusa Daun Jambu Biji (Psidium
guajavaLinn) Dengan Variasi Konsentrasi Na.CMC Sebagai Bahan Pengikat.
Akademik Farmasi Bina Husada. Kendari.
5. Khairi, Nur, Rahmat, dkk. 2016. Uji Efektivitas Formula Pasta Gigi Ekstrak
Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Sebagai Antiplak.
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai