Anda di halaman 1dari 25

MK.

SEMINAR
(PERIODE SEMESTER GENAP 2018-2019)

LAPORAN AKHIR
PELESTARIAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA EX-JAVASCHE BANK

Dikerjakan oleh :
Yusica Oktaviar Jaya
15.A1.0184

Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Krisprantono, MA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG

1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
“PELESTARIAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA EX-JAVASCHE BANK”

Nama : Yusica Oktaviar Jaya


NIM : 15.A1.0184
Mata Kuliah : Seminar
Program Studi : Arsitektur
Fakultas : Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata Semarang
Alamat : Jl. Pawiyatan Luhur IV No.1, Bendan Dhuwur,
Semarang
Pembimbing 50234
Dosen : Dr. Ir. Krisprantono, MA
Koordinator : Ir. Supriyono, MT

Semarang, Juni 2019

Menyetujui,

Pembimbing Penyusun

Dr. Ir. Krisprantono, MA Yusica Oktaviar Jaya


NIDN : 0616085701 NIM : 15.A1.0184

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR......................................................i


2
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... iv
BAB 1............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.1.1 Jenis-jenis konservasi..................................................................1
1.1.2 Kota Lama Semarang....................................................................2
1.1.3 Bangunan Ex-Javasche bank Semarang dulu dan sekarang............3
1.2 Perumusan Masalah............................................................................ 4
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................. 4
1.4 Sasaran.............................................................................................. 5
BAB 2............................................................................................................. 5
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................... 5
2.1 KAJIAN TEORI.................................................................................... 5
2.1.1 Nilai Sejarah................................................................................. 5
2.1.2 Proses Pelestarian........................................................................6
2.1.3 Pelestarian................................................................................... 7
BAB 3............................................................................................................. 8
METODA PENELITIAN...................................................................................... 8
3.1 Metode Analisis Data...........................................................................8
BAB 4............................................................................................................. 9
ANALISA......................................................................................................... 9
4.1 Peta Lokasi Gedung Ex-Javasche Bank Semarang...............................9
4.2 Batas-Batas Gedung Ex-Javasche Bank Semarang.............................10
4.3 Keadaan Bangunan Ex-Javasche Bank Semarang..............................11
4.4 Kajian Arsitektural............................................................................. 11
4.5 Analisa Bangunan............................................................................. 15
4.6 Analisa dan Identifikasi Permasalahan Bangunan Ex-Javasche Bank
Semarang................................................................................................... 16
4.7 Konservasi Bangunan Ex-Javasche Bank Semarang...........................16
4.7.1 Konservasi Dinding dan Plesteran...............................................16
4.7.2 Konservasi Pintu dan Jendela.....................................................17
4.7.3 Konservasi Plafond dan Atap......................................................17
BAB 5........................................................................................................... 18
KESIMPULAN................................................................................................ 18
5.1 Kajian Nilai Sejarah............................................................................... 18
5.2 Proses Pelestarian............................................................................ 18

3
5.3 Pelestarian Bangunan.......................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 19

DAFTAR GAMBA
Gambar 1. 1 Kantor De Javasche Bank di Batavia 1930..........................................4
Y
Gambar 4 1 Peta Kota Semarang........................................................................8
Gambar 4 2 Peta Semarang Tengah....................................................................8
Gambar 4 3 Peta Lokasi Gedung Ex-Javasche Bank Semarang...............................9
Gambar 4 4 Batas Gedung Ex Javasche...............................................................9
Gambar 4 5Area pintu masuk ke Bank Jateng.....................................................10
4
Gambar 4 6 Fasad Bangunan Bank Jateng.........................................................11
Gambar 4 7 Kondisi Dalam Bangunan Bank Jateng..............................................11
Gambar 4 8 Material dan Furniture.....................................................................12
Gambar 4 9 Denah Bangunan...........................................................................12
Gambar 4 10 Tampak Depan............................................................................. 13
Gambar 4 11 Tampak Samping..........................................................................13

ABSTRAK

Konservasi yang berarti pelestarian atau perlindungan terhadap sesuatu,


termasuk dalam arsitektural. Dan cagar budaya juga terdapat isilah konservasi
yang berarti pelestarian atau perlindungan. Kota Lama Semarang yang menjadi
pusat kawasan bangunan banyak cagar budaya yang dilindungi termasuk
bangunan Ex-Javasche Bank yang sekarang menjadi Bank Jateng, sudah
dikenal banyak masyarakat dan menjadi asset pemerintah maupun negara.

5
Ex-Javasche Bank ini dibangun pada tahun 1828 atas perintah Raja
Willem I, berawal dana dari perseroan terbatas lalu mendapatkan nasionalisasi
sebagai bank sirkulasi. De Javasche Bank selain diberi kewenangan untuk
dapat mencetak uang juga berhak untuk menyimpan asset maupun kredit untuk
perusahaan yang membutuhkan.

Kata kunci : Konservasi, Kota Lama

6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam buku Burra Charter (1981) proses pemeliharaan suatu tempat untuk
melestarikan budaya. Termasuk preservasi, restorasi, rekonstruksi, dan
adaptasi. Kegiatan yang dilakukan sebuah karya dari arsitektur untuk
mencegah kerusakan dan pelapukan untuk memperbaiki kerusakan yang
telah terjadi.

Konservasi memiliki pengertian untuk bisa menjaga dan melestarikan


bangunan yang sudah ada sebelumnya. Menyempurnakan proses budaya
dan meningkatkan nilai dari sebuah bangunan tersebut dan memerlukan
proses dan panduan untuk menghasilkan hasil yang maksimal.

Dari faktor ekonomi dapat mempengaruhi perubahan dari penggunaan


bangunan lama atau tidak terawat. Terkadang dari bangunan cagar budaya
juga ada beberapa bangunan baru, sehingga ini juga menjadi salah satu
perhatian yang termasuk bangunan cagar budaya, dan perlu disesuaikan
dengan bangunan lama dari skala, bentuk dan aliran dari bangunan itu sendiri.

1.1.1 Jenis-jenis konservasi

Dalam pelaksanaan ada tindakan khusus yang dilakukan dalam setiap


penanganannya, antara lain:

1. Konservasi yaitu proses pemeliharaan suatu bangunan, tempat atau


kawasan sehingga mempertahankan nilai kulturnya.
2. Preservasi yaitu proses mempertahankan bahan material dalam kondisi
eksisting dan mencegah terjadinya kerusakan.
3. Restorasi yaitu proses mengembalikan kondisi fisik seperti awal mula
dengan menjaga bentuk asli dari ornamen tambahan apabila ada yang
hilang dari bentuk awal bangunan.
4. Rekonstruksi yaitu mengembalikan sebuah bangunan atau kawasan
sesuai keadaan awal dan menggunakan bahan material baru dan lama
yang sudah ada.
5. Adaptasi atau Revitalisasi yaitu semua cara untuk mengubah suatu
bangunan agar bisa digunakan seperti semula.
6. Demolisi yaitu cara perombakan atau penghacuran suatu tempat atau
bangunan yang sudah tidak bisa digunakan lagi.

Konservasi bangunan bersejarah perlu diperhatikan bagaimana posisi


konservasi. Struktur dan organisasi pengelola terdiri atas pemerintah,
masyarkat dan swasta. Implikasi pada umumnya menghasilkan beberapa
rekomendasi yaitu:
1. Sistem dan pola lalu lintas
2. Bangunan (manfaat dari sebuah bangunan, peraturan periklanan, fasade
dan lighting)
3. Acara / festival yang berkaitan dengan kota.

1.1.2 Kota Lama Semarang


Bangunan mencapai 274 unit menunjukan bahwa kawasan kota lama
dulu merupakan kawasan permukiman, total keseluruhan dari kawasan kota
lama sekitar 157 unit yang dihuni, 87 unit kosong dan 28 unit yang
disewakan dan hanya 2 unit yang sedang dijual (menurut Grand Desain
Kota Lama tahun 2011). Pasal 25 Perda Kota Semarang no 3 tahun 2010
tentang kepariwisataan berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan daya
tarik wisata, tertib, dan bersih di seluruh tempat pariwisata berperilaku
santun dan menjaga kelestarian lingkungan.
Pemerintah sudah memiliki program untuk merevitalisasi Kawasan Kota
Lama Semarang yaitu pengembangan bangunan berfungsi untuk
mengembalikan kembali fungsi dari bangunan kuno yang berpotensi dapat
berfungsi kembali untuk menjadi permukiman dan bangunan dengan desain
yang baru secara kontekstual. Mengembangkan fungsi program untuk
menjadi ungkapan sejarah, sub kawasan, penentuan landmark dan aktivitas
Kawasan kota Lama Semarang dengan rute yang sudah direncanakan dari
segi budaya, makanan dan kerajinan yang dapat dikembangkan kembali.
Revitalisasi bangunan sejarah melalui program yang sudah dirancang
dalam penentuan dan mengidentifikasi landmark dan pengembangan untuk
wisata. Menciptakan untuk memberikan kesempatan untuk sekitar kota
lama dalam segi investasi ekonomi dengan mengembangkan usaha
masyarakat, pengembangan daerah sekitar tepian sungai sebagai river
front dan mengembangkan karnaval dengan mempromosikan kesenian dan
kebudayaan Kota Semarang untuk meningkatkan pariwisata dengan
mementingkan kualitas yang ada untuk menunjang.

1.1.3 Bangunan Ex-Javasche bank Semarang dulu dan sekarang


Pada zaman penjajahan Belanda, sebuah perusahaan perbankan
dengan nama De Javasche Bank. Lembaga yang mengatur sirkulasi
keuangan, berkembang secara luar biasa membuka cabang di berbagai
kota di Indonesia dan di luar negeri, termasuk Amsterdam dan New York.
Sekarang mengenalnya dengan nama Bank Indonesia.
Didirikan tahun 1828 atas perintah Raja Willem I, bentuk perseroan
terbatas lalu mendapatkan nasionalisasi sebagai bank sirkulasi. Pada
hakekatnya, De Javasche Bank selain diberi kewenangan untuk dapat
mencetak uang juga berhak untuk menyimpan asset maupun kredit untuk
perusahaan yang membutuhkan.

Gambar 1. 1 Kantor De Javasche Bank di Batavia 1930


Sumber : abualbanie.wordpress.com

Kantor pertama berada di Jakarta (Batavia) dengan Mr. C. De Haan


presiden dari De Javasche Bank dan C.J Smulders sebagai sekretaris. Satu
tahun kemudian membuka cabang di Semarang, Surabaya, Cirebon, Solo,
Jogja, Bandung dan Malang. Setelah membuka cabang dari kota tersebut
semakin berkembang dan akhirnya membuka cabang pula dipulau Kantor
kantor De Javasche bank direncanakan oleh the Architecten Ingenieurs
Bureau Hulswit en Fermont, Batavia), sedangkan kantor cabang di luar
Jawa ada di Medan Tanjung Poera, Tandjoeng Balei, Bengkalis, Pematang
Siantar, Palembang dan Kota Radja, di Borneo ada di Banjarmasin dan
Pontianak sedangkan di Celebes ada di Masser dan Menado (City And Port
Of Semarang, Encyclopedia Of The Port Cities In South East Asia And
Australia 1925, 479). Selama 125 tahun perjalanan De Javasche Bank
membuka 23 kantor cabang. Status De Javasche Bank pada saat
kemerdekaan tetap menjadi milik Belanda, dikarenakan Indonesia masih
susah untuk mengelola bank tersebut. Pada tahun 1951, De Javasche
Bank diambil alih oleh Indonesia namun membayar seluruh saham dari
harga normal seharusnya sekitaer 120%. UU No.24 tahun 1951 tentang
nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia yang berfungsi
sebagai bank pusat negara Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan timbul permasalahan
yang timbul dari penelitian bangunan Ex-Javasche Bank Semarang yaitu:

A. Bagaimana konsep konservasi yang tepat diterapkan pada bangunan


Cagar Budaya Ex-Javasche Bank Semarang?

1.3 Maksud dan Tujuan


Agar tersusunnya bangunan cagar budaya yang mengandung nilai
sejarah serta ilmu pengetahuan dan budaya agar tetap terjaga dan dapat
terus dilestarikan. Pengelolaan yang dapat sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Tujuan penelitian bangunan Ex-Javasche Bank Semarang yaitu :

1. Mengkaji nilai sejarah dan arkeologi dari bangunan


2. Menganalisa proses pelestarian
3. Melestarikan Bangunan Ex-Javasche Bank Semarang

1.4 Sasaran
Sasaran berdasarkan aspek dengan data yang berkaitan adalah sebagai
berikut:

1. Tata ruang
2. Bentuk bangunan
3. Penggunaan material

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Nilai Sejarah
Kota Lama Semarang menjadi saksi sejarah, banyak bangunan yang
dibangun saat zaman Belanda. Bangunan yang berada di Kota Lama
sendiri seperti bangunan Eropa pada tahun 1970. Dan dapat dilihat dari
ornament dan detail dari bangunan yang tidak jauh beda dari negara Eropa.
Dapat dilihat dari jendela yang khas dengan warna dan pintu yang besar
dan lebar, selain itu terdapat bangunan bawah tanah setiap gedungnya.
Penataan kota yang dibuat memusat dengan gereja Blenduk dan
bangunan pemerintahan sekitarnya. Dari dulu hingga sekarang gereja
adalah pusat dari pemerintahan negara Eropa.
Seluruh bangunan Kota Lama Semarang adalah aset berharga dari Kota
Semarang termasuk Negara yang harus dilindungi dan terus dapat
dilestarikan. Dalam negara berkembang bangunan cagar budaya masih
menjadi perhatian utama karena banyak yang terbengkalai dan dirobohkan.
Penggunaan fungsi bangunan Ex-Javasche Bank yang masih sama
digunakan sebagai Bank Jateng KCP Johar.
Herman Thomas Karsten tokoh dalam perencanaan kota dan arsitektur
di Indonesia. Tapatnya bangunan Ex-Javasche Bank di Semarang.
Rancangan Karsten dalam bidang perencanaan kota dinilai lebih
pancasilais atau lebih disebut dengan merakyat dari pada rancangan kota
masa kini. Dan kepedulian Karsten terhadap isu social dan politik yang saat
itu berkembang pada masanya.
2.1.2 Proses Pelestarian
Bangunan cagar budaya adalah bukti nyata dan sumber ilmu yang dapat
dipelajari hingga sekarang, termasuk dapat arsitektural. Menurut UU RI
nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dengan istilah Cagar Budaya,
Situs Cagar Budaya dan Kawasan Cagar Budaya di air dan/atau darat perlu
dilestarikan karena terdapat ilmu dan manfaat yang penting bagi sejarah.
Dalam negara berkembang bangunan cagar budaya masih menjadi
perhatian utama karena banyak yang terbengkalai dan dirobohkan, maka
dari itu terdapat peraturan mengenai bangunan cagar budaya agar tetap
terjaga dan menjadi tempat ilmu dan bukti sejarah dengan cara
mendokumentasikan secara komprehensif. Ini ada beberapa penjelasan
mengenai proses pelestarian bangunan:
 Preservasi yaitu proses yang digunakan dalam mendukung
bangunan eksisting agar tetap sesuai dengan bentuk awal dan
memperlambat bentukan fisik dari proses kerusakan
 Konservasi yaitu tindakan memelihara sebanyak mungkin secara
utuh dari bangunan bersejarah yang ada. Proses pengelolaan
suatu tempat hingga terjaga segnifikasi budayanya.
 Restorasi yaitu kegiatan mengembalikan bentuk fisik bangunan
sesuai dengan bentuk asli dan menghilangkan tambahan atau
merakit kembali mulai dari material dan bentuk bangunan
komponen eksisting menggunakan material baru.
 Rekonstruksi yaitu membangun kembali dan memperbaiki yang
hancur diakibatkan oleh bencana alam dengan ada beberapa
penambahan bahan bangunan baru dan layak sesuai fungsi
tentunya memenuhi persyaratan teknis.
 Revitalisasi yaitu pemugaran untuk mendapatkan nilai yang
optimal. Mencegah hilangnya aset-aset kota yang bernilai sejarah
karena kawasan tersebut mengalami penurunan produktivitas.
 Pemugaran yaitu memperbaiki atau memulihkan kembali
bangunan gedung yang bisa dipertanggung jawabkan dari segi
arkeologis, histori dan teknis.
 Konsoilidasi yaitu memperkuat, memperkokoh struktur yang rusak
agar persyaratan sebuah bangunan dapat terpenuhi dan
bangunan dapat dengan layak fungsi jika digunakan.
2.1.3 Pelestarian
Konservasi berarti pelestarian dalam Bahasa Indonesia, sedangkan
dalam Bahasa Inggris dikenal dengan conservation digunakan untuk
kegiatan pelestarian dan pelestarian untuk maksud yang lebih luas dan
dinamis. Dalam kegiatan konservasi terdapat sebuah objek, dan ada
tindakan seperti restorasi, preservasi, rehabilitasi, rekonstruksi dan
demolisi. menurut Bernard Fielden: ”Conservation can be seen as a
process to maintain the continuity of cultural property now and in the future”
(Fielden 1994, 1); konservasi proses untuk menjaga kesinambungan
peninggalan budaya. Proses memelihara adalah hal yang sangat penting.
Merawat secara berkelanjutan dan memperbaiki apabila ada hal yang
rusak.
Dengan adanya konservasi dapat menguntungkan pula bagi masyarakat
yang tinggal disekitar kawasan tersebut, dan ini adalah tujuan dari
konservasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

Konsep konservasi yang tepat untuk bangunan Ex-Javasche Bank ini


adalah preservasi yaitu pemeliharaan sebuah bangunan sesuai dengan
kondisi awalnya bangunan ini dibentuk dan berusaha memperlambat
bentukan fisik dari proses kerusakan pada bangunan, selalu dalam
pengawasan untuk proses pemeliharaan pada bangunan Ex-Javasche
dengan melihat kondisi saat ini yang masih sangat dijaga dan dirawat
dengan baik oleh pihak pengelola.

BAB 3
METODA PENELITIAN

Penelitian ini mengenai bangunan Ex-Javasche Bank Semarang. Metode


pengambilan data pembahasan ini dibedakan menjadi dua, sebagai berikut :

1. Data Primer

Dengan cara observasi melihat langsung dan mencatat kebutuhan data


yang diperoleh dari hasil studi pengamatan.

2. Data Sekunder

Data diperoleh dari narasumber pada literatur buku ataupun internet untuk
membahas objek secara literatur, dan akan dibandingkan dengan yang ada
di lapangan.

a. Literatur
Mendapatkan informasi dari sumber pustaka, kutipan buku maupun
makalah.

b. Web Surfing

Mengutip dan merumuskan teori dan kasus yang didapatkan pada


website dan jurnal melalui software internet.

3.1 Metode Analisis Data


Metode deskriptif induktif menjadi metode yang digunakan dengan langkah
sebagai berikut:

1. Studi literatur dengan mencari data dari buku dan jurnal yang terkait
2. Display data yaitu dengan merangkum data yang sudah disusun
sehingga dapat dibaca dengan mudah dan komunikatif

BAB 4
ANALISA

4.1 Peta Lokasi Gedung Ex-Javasche Bank Semarang

Gambar 4 1 Peta Kota Semarang


Sumber : Google Maps

Gambar 4 2 Peta Semarang Tengah

Sumber : Google Maps

Gambar 4 3 Peta Lokasi Gedung Ex-Javasche Bank Semarang

Sumber : Google Maps

4.2 Batas-Batas Gedung Ex-Javasche Bank Semarang

Kantor Pelayanan Kantor POS


Utara
Pajak : Kantor pelayanan pajak Semarang Barat
Semarang
Barat
Selatan : STIE BPD Jateng
Timur : Kantor POS Indonesia
Barat : Bank Artha Graha

Bank Artha STIE BPD


Graha Jateng
Gambar 4 4 Batas Gedung Ex Javasche

Sumber : Google Maps

4.3 Keadaan Bangunan Ex-Javasche Bank Semarang


Pada tahun 2006 digunakan sebagai gedung arsip namun diperkirakan
bahwa gedung arsip bangunan akan menanggung beban bangunan yang
sangat berat dan saat ini digunakan untukgedung arsip dan sebagian untuk
bank.

Penggunaan fungsi bangunan Ex-Javasche Bank yang masih sama ini


digunakan sebagai Bank, yaitu Bank Jateng KCP Johar. Dari pihak pengelola
sudah cukup layak untuk menjaga perawatan bangunan Bank Jateng saat
ini, dan berfungsi dengan selayaknya. Menjaga dan merawat bangunan
dengan masih mempertahankan beberapa furniture pada bangunan ini.

4.4 Kajian Arsitektural

Neo-Pribumi adalah gaya modernis dan fungsionalis Nieuwe Bouwen


yang memiliki perbedaan dengan Mazhab Delft yang tradisionalis. Mazhab
sendiri artinya arsitektur Eropa atau rumah tradisional. Meski Nieuwe
Bouwen dan Indische Architecture berbeda, keduanya sama-sama beralih
dari gaya arsitektur imperium.
Atap local lebih ditonjolkan dan terdapat berbagai pencampuran elemen
dan teknik konstruksi local dan Eropa. Gaya ini melahirkan eksperimen baru
yang menggabungkan bentuk dari struktual dengan adanya hubungan
pribumi tradisional, memungkinkan angin dapat masuk lewat celah atap. Dari
beberapa bangunan cagar budaya yang ada, bangunan Ex-Javasche Bank
Semarang yang sekarang berfungsi sebagai Bank Jateng termasuk cukup
layak dari segi perawatan dan penggunaan dari bangunan yang dilindungi.
Bangunan pada fasad yang menjadi citra dari identitas bangunan ini sendiri.

Karena kurangnya bukaan pada bangunan ini maka pencahayaan dan


penghawaan pada dalam bangunan ini menggunakan buatan yaitu
menggunakan pendingin ruangan yang cukup banyak

Gambar 4 5Area pintu masuk ke Bank Jateng

Sumber : Dokumen Pribadi

Bagian atas adalah area masuk pada bangunan ini, terdapat tangga sebagai
alur utama untuk memasuki ruangan yang ada didalam. Dan pintu yang masih
berfungsi selayaknya, dan ada beberapa furniture pada bangunan ini yang
masih tetap berfungsi dengan baik.
Gambar 4 6 Fasad Bangunan Bank Jateng

Sumber :Dokumen Pribadi

Fasad bangunan terlihat terlihat terawat dengan adanya pengecatan ulang


pada bangunan ini sehingga identitas yang ada tetap terjaga dengan baik.

Gambar 4 7 Kondisi Dalam Bangunan Bank Jateng

Sumber : Dokumen Pribadi


Penggunaan cahaya dan pendingin buatan yang ada dibangunan ini
menunjukan bahwa kurangnya bukaan sehingga alternatif yang diambil adalah
penggunaan pencahayaan dan pendingin buatan yang diberikan cukup banyak.

Gambar 4 8 Material dan Furniture

Sumber : Dokumen Pribadi

Penggunaan material yang masih ada dibangunan ini contohnya penggunan


tegel pada lantai dan pendingin ruangan yang sudah lama namun tetap
terpasang pada bangunan ini, walau sudah tidak berfungsi namun tetap terawat
dengan cara dibersihkan dalam beberapa tempo waktu.

Denah pada bangunan Ex-Javasche Bank sekitar 26x31 meter dan tinggi
bangunan menara yaitu 10 meter. Bentuk tegel lantai yang digunakan masih
sama dengan awal pembangunan bangunan ini.

Bangunan Ex-Javasche Bank sudah pernah melakukan penelitian yaitu


dengan cara uji beban untuk dapat mengetahui mengenai struktur yang masih
bertahan saat ini. Dan dapat dipastikan kapasitas dalam memikul beban
berkurang. Karena adanya degradasi kekuatan dari material yang digunakan.
Kerusakan pada elemen struktur karena kurangnya perawatan, akan semakin
mengurangi kapasitas kekuatan daya dukung struktur. Selain itu beban
bangunan disekitar lokasi turut memperparah kondisi dengan terjadinya
dampak banjir air pasang.

4.5

Analisa Bangunan
a. Denah
Gambar 4 9 Denah Bangunan

Sumber : Dokumen Pribadi

b. Tampak

Gambar 4 10 Tampak Depan

Sumber : Dokumen Pribadi


Gambar 4 11 Tampak Samping

Sumber : Dokumen Pribadi

4.6 Analisa dan Identifikasi Permasalahan Bangunan Ex-Javasche Bank


Semarang
Bangunan Ex-Javasche Bank ini sudah layak berfungsi untuk kantor Bank
Jateng dan perawatan yang sudah dilakukan lebih baik dan cukup layak
dibilang terawat. Pengelolaan yang baik namun untuk peningkatan perawatan
yang bisa lebih untuk ditingkatkan sesuai dengan persyaratan konservasi
yang ada.

4.7 Konservasi Bangunan Ex-Javasche Bank Semarang

4.7.1 Konservasi Dinding dan Plesteran


a. Jamur yang berada di dinding dapat lebih diperhatikan karena timbulnya
jamur pada dinding dapat menyebabkan lembab karena jarang terjamah
atau diluar jangkauan pengelola
b. Jika ada dinding yang retak dapat dilakukan plesteran ulang dan ukuran
dapat disesuaikan dengan ukuran dinding asli
c. Melakukan pengecetan ulang berjangka untuk tetap menjaga fasad
bangunan terlihat baik dan dinding dapat terjaga pula

4.7.2 Konservasi Pintu dan Jendela


a. Jika terdapat pintu dan jendela yang sudah pecah atau kusein sudah
tidak layak dapat diganti dan dapat tetap mempertahankan yang sudah
ada aslinya
b. Memberikan obat anti rayap untuk tetap menjaga terhindar dari rayap
4.7.3 Konservasi Plafond dan Atap
a. Apabila terjadi masalah pada atap sebaiknya langsung diganti karena
jika terjadi bocor yang terus-menerus dan langsung dapat ditambal untuk
hujan tidak dapat meresap kedalam ruangan
b. Plafond yang lapuk sebaiknya segera diganti yang terjadi karena
rembesan air hujan.

Secara umum yang dapat dilakukan terhadap bangunan Ex-Javasche


Bank Semarang ini dilakukan secara berkala sehingga bangunan cagar
budaya ini dapat terus bertahan dan menjadi bukti untuk Kota Semarang
bahwa saksi sejarah pada bangunan arsitektural.

BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kajian Nilai Sejarah

Ex-Javasche Bank didirikan tahun 1928 atas perintah Raja Wiliem I, pada
tahun 1951 diambil alih Indonesia dengan syarat membayar saham dari
harga normal sekitar 120%. Dan bangunan ini dirancang oleh Thomas
Karsten, tokoh utama perencanaan dan perancangan kota di Indonesia.
Dengan gaya khas yaitu Neo-Pribumi.

Ex-Javasche Bank ini tidak mengalami banyak perubahan dilihat dari ada
beberapa furniture yang sudah tidak digunakan tetapi tetap berada
dibangunan ini namun tetap terawat dengan baik. Ada juga yang masih
berfungsi selayaknya sejak dahulu hingga sekarang.

Pengelolaan Bank Jateng saat ini dengan pengelolaan yang cukup layak,
namun tetap diharuskan untuk tetap dalam pantauan untuk pengelolaan dan
perawatan pada bangunan ini agar dapat terus bertahan selamanya sesuai
dengan fungsi yang seharusnya.

Tetap dalam pengawasan dan pengelolaan yang baik agar terjaga tidak
hanya tampak bangunan namun segala aspek mengenai bangunan ini terus
dijaga dengan baik dan dipantau secara berkala.

5.2 Proses Pelestarian


Konservasi tindakan untuk memelihara semaksimal mungkin utuh dari
bangunan bersejarah yang ada. Dan proses tersebut terdiri dari preservasi,
restorasi, rekonstruksi, konsoilidasi serta revitalisasi. Biasanya kegiatan ini
merupakan kombinasi beberapa tindakan tersebut.
5.3 Pelestarian Bangunan
Bangunan Ex-Javasche masih layak fungsi dan pengelolaan yang baik,
dan preservasi adalah cara yang tepat untuk proses konservasi pada bangunan
Ex-Javasche Bank Semarang.

DAFTAR PUSTAKA
Perusahaan perbankan dari Jawa ini pernah menguasai derah New York.
(2016, November). Dipetik April Kamis, 2019.

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/11/03/perusahaan-
perbankan-dari-jawa-ini-pernah-menguasai-daerah-new-york

Feilden, Bernard M. Conservation of Historic Building, Technical Studies


in the Arts, Archeology and Architecture.London: Butterworth Scientific,
1982), 3.

Kriswandhono, A, & Nurtjahja Eka Pradana. (2014). Sejarah dan Prinsip


Konservasi Arsitektural Bangunan Cagar Budaya Kolonial.

Bappeda. 2011. Grand Design Kota Lama Tahun 2011 (Buku II) Buku
Antara. Semarang: CV. Rekayasa Jati Mandiri.

Bappeda. 2011. Grand Design Kota Lama Tahun 2011 (Buku III) Laporan
Akhir.

Semarang: CV. Rekayasa Jati Mandiri.

https://www.sudiana1526.wordpress.com/2016/03/30/konservasi-
arsitekturkawasan-kota-lama-semarang/

Anda mungkin juga menyukai