Omsk
Omsk
Disusun Oleh :
NIM. 1808437033
Pembimbing :
PEKANBARU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1
menerus. Komplikasi OMSK ini terdiri dari komplikasi intrakranial dan
ekstrakranial.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah peradangan kronik telinga
tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga
lebih dari dua bulan, baik terus menerus maupun hilang timbul.2,3 Sekret yang
timbul mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.4,5 Otitis media
supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut otitis media perforata, dalam kehidupan
sehari-hari disebut congek.5
Perjalanan penyakit otitis media akut (OMA) dengan perforasi membran
timpani menjadi otitis media supuratif kronis (OMSK) apabila prosesnya sudah
lebih dari dua bulan. Bila proses infeksi kurang dari dua bulan disebut otitis media
supuratif subakut. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK
2
yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman
tinggi dan daya tahan tubuh yang rendah serta higiene buruk.1
II. KLASIFIKASI
Secara klinis, otitis media supuratif kronik (OMSK) dibagi menjadi dua
tipe, yaitu:
3
Gambar 1. Jenis otitis media supuratif kronik6
4
Kolesteatom adalah tumpukan dari pengelupasan lapisan keratin epitel dalam
kavum timpani atau kavum mastoid (gambar 2). Kolesteatom dapat dibagi atas dua
tipe yaitu:
1. Kolesteatom kongenital
Kolesteatom yang terbentuk pada masa embrionik dan ditemukan pada telinga
dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi. Lokasi kolesteatom
biasanya di kavum timpani, daerah petrosus mastoid atau di cerebellopontin angel.
2. Kolesteatom didapat (kolesteatom akuisital)
5
Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar, OMSK dibagi menjadi:
a. OMSK aktif
Tipe aktif ditandai dengan adanya sekret pada telinga. Biasanya kuman
masuk melalui liang telinga luar setelah sebelumnya didahului oleh perluasan
infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius atau setelah berenang. Sekret
bervariasi dari mukoid sampai mukopurulen.
b. OMSK tenang (pasif)
Tipe pasif ditandai dengan perforasi total yang kering dengan mukosa
telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan.
Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam
telinga.4,5,9
III. PATOFISIOLOGI
OMSK dimulai dari episode infeksi akut terlebih dahulu. Patofisiologi dari
OMSK dimulai dari adanya iritasi dan inflamasi dari mukosa telinga tengah yang
disebabkan oleh multifaktorial, diantaranya infeksi yang dapat disebabkan oleh
virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh turun, lingkungan
6
dan sosial ekonomi. Anak lebih mudah mendapat infeksi telinga tengah
dikarenakan struktur tuba pada anak yang berbeda dengan dewasa dan kekebalan
tubuh yang belum berkembang sempurna sehingga bila terjadi infeksi jalan napas
atas, maka lebih mudah terjadi infeksi telinga tengah berupa Otitis Media Akut
(OMA).5
Respon inflamasi pada fase awal yang timbul adalah berupa udem mukosa.
Jika proses inflamasi ini tetap berjalan, pada akhirnya dapat menyebabkan
terjadinya ulkus dan merusak epitel. Mekanisme pertahanan tubuh penderita dalam
menghentikan infeksi biasanya menyebabkan terdapatnya jaringan granulasi yang
pada akhirnya dapat berkembang menjadi polip di ruang telinga tengah. Jika
lingkaran antara proses inflamasi, ulserasi, infeksi dan terbentuknya jaringan
granulasi ini berlanjut terus akan merusak jaringan sekitarnya.3 Perbedaan
patofisiologi tipe benigna dengan tipe maligna adalah terletak dari pembentukan
kolesteatom. Pada tipe benigna, kolesteatom tidak terbentuk.5
Proses patogenesis telinga tengah yang terjadi pada OMSK maligna sudah
melewati periosteum tulang pada atik, antrum mastoid sehingga menyebabkan
destruksi tulang atau osteomielitis. Jaringan patologik yang sering ditemukan
adalah kolesteatoma, jaringan granulasi dan granuloma kolesterol. Kolesteatoma
adalah suatu struktur kistik yang dibungkus oleh lapisan sel-sel epitel berlapis
gepeng yang mengalami keratinisasi. Jaringan granulasi adalah suatu jaringan ikat
yang bervaskularisasi dan menunjukkan reaksi inflamasi. Granuloma kolesteol
adalah reaksi terhadap benda asing dari hasil pemecahan darah ( kristal kolesterol)
didalam telinga tengah.10
7
Terjadinya proses nekrosis terhadap tulang diperhebat oleh reaksi asam oleh
pembusukan bakteri.7,8
IV. DIAGNOSIS
V. PENATALAKSANAAN
VI. KOMPLIKASI
8
Otitis media supuratif dapat memiliki komplikasi yang sangat mengancam
kesehatan dan dapat menyebabkan kematian sehingga mempunyai potensi untuk
menjadi serius. Biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna,
dan jarang ditemukan pada pasien dengan OMSK tipe benigna.5,11,12 Komplikasi
otitis media terjadi apabila sawar (barrier) pertahanan telinga tengah yang normal
dilewati, sehingga memungkinkan infeksi menjalar ke struktur disekitarnya. Jalan
penyebaran suatu infeksi dapat melalui:
1. Penyebaran hematogen
2. Penyebaran melalui erosi tulang
3. Penyebaran melalui jalan yang sudah ada.5
Komplikasi yang dapat terjadi adalah komplikasi ekstrakranial, intrakranial
dan intratemporal, tergantung dari tingkat keparahan penyakit.5,7,12 Komplikasi
ekstrakranial yang dapat terjadi antara lain abses retroaurikular, abses Bezold’s dan
abses zigomatikus. Komplikasi intrakranial yaitu abses ekstradura, abses subdura,
abses otak, meningitis, trombofleibitis sinus lateralis dan hidrosefalus otikus.
Komplikasi intratemporal yaitu berupa paresis nervus fasialis, petrositis,
mastoiditis, labirinitis dan tuli saraf.2,7,11
VII. PROGNOSIS
Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan semakin bahaya dan bersifat
fatal. Sehingga OMSK tipe maligna harus diobati secara aktif dan proses erosi
tulang berhenti.5
9
BAB III
LAPORAN KASUS
Status Pasien
Nama Dokter Muda :M. Beni Septima Pembimbing : dr. Ariman Syukri,
Sp.THT-KL
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Umur : 19 tahun
10
Jenis Kelamin : laki laki
ANAMNESA
Keluhan Utama : Keluar cairan dari telinga kanan sejak 3 minggu yang lalu
Pasien datang ke Poli THT RSUD Arifin Achmad dengan keluhan keluar
cairan dari telinga kanan sejak tiga minggu sebelum datang ke Poliklinik THT-
11
KL RSUD Arifin Achmad. Keluhan dirasakan terus-menerus, cairan berwarna
kuning, kental dan berbau. Pasien juga mengeluhkan telinganya terasa
berdenging. Pasien mengaku pendengarannya juga berkurang. Keluhan tidak
disertai gatal, dan tidak ada pusing berputar.
Tidak ada anggota keluarga yang pernah memiliki keluhan yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
12
Frekwensi Nadi : 76 denyut per menit
Pemeriksaan Sistemik
Kepala
Telinga
Kel. Kongenital - -
Trauma - -
Nyeri tarik - -
13
Edema - -
Massa - -
Bau Berbau -
Membran Tympani
Jumlah perforasi 1 -
Jenis Sentral -
Pinggir Rata -
Gambar
14
Tanda radang/abses Tidak ada Tidak ada
Hidung
15
Radang Tidak ada Tidak ada
Sinus Paranasal
Rinoskopi Anterior
Radang - -
Lokasi - -
Jenis - -
Sekret Jumlah - -
Bau - -
Edema - -
16
Konkha Media Warna Merah muda Merah muda
Edema - -
Septum Spina - -
Krista - -
Abses - -
Perforasi - -
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukaan - -
Massa Warna - -
Konsistensi - -
Mudah digoyang - -
Pengaruh vasokonstriktor - -
Gambar
17
Orofaring / Mulut
Bercak/ Eksudat - -
Ukuran T1 T1
Detritus - -
Eksudat - -
Peritonsil Edema - -
Abses - -
Lokasi - -
Bentuk - -
Tumor Ukuran - -
Permukaan - -
Konsistensi - -
18
Gigi Karies / Radiks - -
Tumor - -
Gambar
Pemeriksaan kelenjar Getah Bening Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer Limfe
Inspeksi :
lokasi..................................................................................................
Bentuk................................................................................................
Soliter/Multiple..................................................................................
Palpasi : Bentuk
..............................................................................................
Ukuran..............................................................................................
19
Konsistensi........................................................................................
Mobilitas...........................................................................................
Anamnesis :
Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan telinga kanan kemasukan air dan berdenging pada saat pasien
berenang.
Pemeriksaan Fisik
Normal Normal
20
Daun Telinga
Membran Tympani
Gambar
21
Konkha Inferior Normal Normal
Gambar
Rinoskopi Posterior - -
Laringoskopi Indirek - -
Epiglotis - -
Pita Suara - -
Gambar - -
22
Faring Normal Normal
Gambar
Diagnosis : Otitis media supuratif kronik tipe jinak fase aktif aurikula
dekstra
Audiometri
Ct Scan
Terapi :
23
Ofloksasin tetes telinga 2x6 tetes/ hari
Prognosis :
Nasehat :
BAB IV
24
PEMBAHASAN
25
Sebagai edukasi, pasien disarankan untuk menghindari masuknya air ke
dalam telinga dan tidak membersihkan telinga secara berlebihan. Prognosis pada
pasien untuk Quo ad vitam adalah bonam sedangkan Quo ad sanam adalah Dubia
karena OMSK merupakan penyakit yang berulang. OMSK memiliki berbagai
komplikasi. Biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, dan
jarang ditemukan pada pasien dengan OMSK tipe benigna.1
26
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed.
Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi Tujuh.
Jakarta: FKUI, 2011. p: 62-7
2. Sari Jenny, Edward Yan, Rosalinda Rossy. Otitis media supuratif kronis tipe
kolesteatom dengan komplikasi meningitis dan paresis nervus fasialis perifer.
Jurnal kesehatan andalas. 2018;7: p: 88-95
4. WHO. Chronic suppurative otitis media burden off illness and management
options. Child and Adolescent Health and Development Prevention of
Blindness and Deafness. Geneva Switzerland. 2004. p. 9-46.
6. Michael et al. Penyakit telinga tengah dan mastoid. Dalam: Adams GL, Boies
LR, Higler PA. Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Jakarta; EGC; 1997. p : 88-
119.
7. Ludman H. Discharge from the ear. In: Ludman H, Bradley PJ. ABC of Ear,
Nose and Throath. Fifth Edition. Blacwell Publishing: 2007. p : 7-9
28
8. Dhingra PL, Dhingra S. Cholesteatoma and Chronic Otitis Media. In: Disease
of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. Sixth Edition. Elsevier:
2014. p. 69-74
10. Ganong, william. Pendengaran dan keseimbangan dalam: Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, Edisi 22. Jakarta: EKG;2008. p: 179-85.
12. Ballenger, John jacob. Diseaes of The Nose Throat Ear Head and Neck, Lea &
Febiger 14th edition. Philadelphia. P : 340-52
29