Anda di halaman 1dari 7

Satya Widya, Vol. 29, No.1.

Juni 2013: 40-46

PENGETAHUAN METAKOGNITIF
UNTUK PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

Endang Indarini, Tri Sadono, dan Maria Evangeli Onate


Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Tulisan ini akan menghadirkan pemaparan singkat mengenai pengetahuan metakognitif yang merupakan
dimensi terpenting dari Revisi Taksonomi Bloom. Pengetahuan Metakognitif sekiranya perlu menjadi
perhatian penting di dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas di Indonesia yang sebenarnya
mampu diterapkan di dalam Kurikulum 2013. Hal itu bisa dilihat dari tujuan kurikulum 2013 yaitu
untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui
setelah menerima materi pembelajaran. Oleh karena itu, menjadi penting apabila para pendidik dan
peserta didik mempunyai pengetahuan metakognitif dalam dirinya. Pengetahuan metakognitif
merupakan salah satu dimensi pengetahuan dari Taksonomi Revisi. Pengetahuan metakognitif meliputi
pengetahuan tentang strategi umum yang dapat digunakan untuk tugas yang berbeda, pengetahuan
tentang kondisi di mana strategi ini dapat digunakan, pengetahuan tentang sejauh mana strategi yang
efektif, dan pengetahuan tentang diri. Pengetahuan Metakognitif terdiri dari pengetahuan akan strategi
belajar, Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif dan pengetahuan diri.
Kata kunci: Taksonomi Bloom, Pengetahuan Metakognitif, Pesertadidik

PENDAHULUAN menghasilkan “kegunaan”, pendidikan harus


membantu manusia-manusia muda agar mereka
Masalah dan tantangan pendidikan meru- dapat mengolah bakat dan kemampuan personal-
pakan bagian tidak terpisahkan dari pendidikan nya untuk menemukan kepribadiannya. Pendidik-
nasional. Dalam konteks dunia yang mengglobal an yang membantu manusia-manusia muda,
dengan adanya era globalisasi, maka menuntut dalam tulisan ini kami sebut sebagai siswa di
negara Indonesia bisa menyesuaikan segala sekolah yang saat ini sedang ditimpa banyak
kebijakan makro maupun kebijakan pendidikan persoalan. Para pendidik termasuk guru di
yang bisa menjaga keutuhan dan kesinambungan Indonesia sedang berjuang keras memperjuangkan
pembangunan nasional, Fattah (2012). Masalah tugas pendidikan supaya bisa membantu para
pendidikan dapat diatasi oleh pemerintah dengan siswanya mendapatkan pendidikan yang ber-
melahirkan kebijakan-kebijakan baru dan pro- kualitas.
gram-program baru yang diharapkan bisa mengu-
Sering kita mendengar bahwa tugas pen-
rangi masalah secara bertahap. Indonesia sudah
didikan yang paling penting adalah mengajar
berjuang untuk membantu mewujudkan hal
siswa bagaimana belajar sepanjang hidupnya
tersebut yang terbukti dengan adanya pergantian
menurut jalannya sendiri. Tetapi bagaimana siswa
kurikulum tujuh kali sejak tahun 1968 hingga
belajar “bagaimana belajar”? bagaimana siswa
2013.
mengetahui apa yang telah kita pelajari dan bagai-
Sindhunata (2001) dalam pengantar
mana siswa mengarahkan belajarnya di masa
bukunya yang berjudul “Pendidikan: Kegelisahan
datang? (Hammond, Austin, Cheung dan Martin,
Sepanjang Hidup” mengungkapkan bahwa
2003). Semua itu adalah pertanyaan-pertanyaan
pendidikan seharusnya lebih daripada sekedar

40
Pengetahuan Metakognitif Untuk Pendidik dan Peserta Didik (Endang Indarini)

yang diajukan oleh konsep metakognitif. Holt Flavell tahun 1979 dalam artikel klasiknya
(2012) mengemukakan para guru saat ini miskin mengenai metakognisi, mengungkapkan bahwa
ide tentang apa yang mereka ajarkan, bagaimana metakognisi mencakup tiga macam pengetahuan,
mereka mengajar, serta mengujinya yaitu pengetahuan tentang strategi, pengetahuan
Pengetahuan Metakognitif sering diabaikan tentang tugas kognitif, dan pengetahuan diri.
padahal sangat diperlukan dalam mencapai tujuan Pintrich (2002) menyajikan kembali kerangka
pendidikan. Pengetahuan metakognitif tidak kerja umum mengenai metakognisi ke dalam tiga
mudah didapatkan tetapi perlu pemahaman penuh kategori dengan memasukkan pengetahuan siswa
mengenai apa itu metakognitif dan bagaimana tentang strategi umum untuk belajar dan berpikir
pengetahuan metakognitif bisa dimiliki oleh setiap (pengetahuan tentang strategi) dan pengetahuan
siswa. mereka untuk tugas-tugas kognitif serta kapan dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga mengapa menggunakan strategi yang berbeda
menambahkan bahwa perubahan kurikulum ini (pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, terma-
bertujuan untuk menelurkan generasi yang cerdas suk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang
komprehensif. Tidak hanya unggul secara penge- tepat). Akhirnya, kita memasukan pengetahuan
tahuan, namun generasi ini juga memiliki tentang diri (variabel individu) yang berkaitan
kepedulian pada sesama, jujur serta kreatif dan dengan komponen kognitif dan motivasi kinerja
produktif. (Pengetahuan Diri).
PENGETAHUAN METAKOGNITIF Pengetahuan Strategis
Metacognition berasal dari dua kata yang Pintrich (2002) memaparkan pengetahuan
dirangkai yaitu meta dan kognisi (cognition). strategi adalah pengetahuan pada strategi umum
Meta berasal (Yunani) μετά, bahasa Inggris: after, untuk belajar, berpikir, dan memecahkan masalah.
beyond, with, adjacent), adalah suatu prefik yang Strategi ini dapat diterapkan pada semua atau
digunakan dalam bahasa Inggris untuk menunjuk- sebagian besar disiplin ilmu atau domain materi
kan pada suatu abstraksi dari suatu konsep. pelajaran berbeda dengan strategi yang lebih
Menurut Flavel (Jonassen, 2000) metakognitif spesifik dari disiplin atau domain. Pengetahuan
yaitu kesadaran seseorang tentang bagaimana ia strategi dapat digunakan di sejumlah besar tugas
belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran dan domain yang berbeda, lebih berguna untuk
sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati satu jenis tugas tertentu dalam satu mata pelajaran
tingkat pemahaman dirinya, kemampuan meng- tertentu. Pengetahuan strategis meliputi penge-
gunakan berbagai informasi untuk mencapai tahuan tentang berbagai strategi yang mungkin
tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar digunakan oleh siswa untuk menghafal materi,
sendiri. Kegiatan-kegiatan Metakognitif meminta untuk memperoleh makna dari bacaan dan untuk
siswa untuk merefleksikan apa yang mereka memahami apa yang mereka dengar di kelas atau
ketahui, apa yang mereka pedulikan dan apa yang apa yang mereka baca dalam buku-buku dan
mereka bisa lakukan tidak hanya menolong siswa materi pelajaran lainnya.
membangun kesadaran dirinya, melainkan juga Strategi-strategi metakognitif membantu
memberi informasi yang bernilai bagi guru siswa lebih efisien dan lebih memiliki kekuatan
(Hammond, Austin, Cheung dan Martin, 2003). dalam belajar karena strategi metakognitif meno-
Maka penting bagi para guru untuk memberi long siswa untuk menemukan informasi, menilai
kesempatan sesering mungkin kepada siswanya kapan siswa perlu tambahan sumber materi dan
untuk merefleksikan belajarnya agar mereka mengerti kapan harus menerapkan pendekatan
mengetahui apa yang mereka lakukan baik ketika yang berbeda terhadap suatu masalah yang
mereka berhasil maupun ketika mereka gagal ditemukan ketika siswa belajar (Hammond,
dalam belajar. Austin, Cheung dan Martin, 2003). Siswa yang

41
Satya Widya, Vol. 29, No.1. Juni 2013: 40-46

semakin banyak belajar tentang strategi umum apa saja yang sudah dipahami dan mencatat
untuk belajar dalam konteks yang lebih khusus, hal-hal yang belum dipahami untuk ditanyakan
mereka akan semakin mampu menggunakannya pada guru pada pertemuan selanjutnya.
secara baik dalam berbagai bidang lain. Selanjut- 5. Pengetahuan tentang analisis alat-tujuan seperti
nya, siswa dapat memiliki pengetahuan tentang metode heuristik untuk menyelesaikan masalah
berbagai strategi metakognitif yang akan berguna pelik
bagi mereka dalam perencanaan, pemantauan, dan 6. Pengetahuan tentang masalah-masalah
mengatur proses belajar dan berpikir. availability heuristic dan pengambilan sampel
Siswa yang tahu tentang berbagai jenis yang bias.
strategi untuk belajar, berpikir, dan memecahan
masalah akan lebih cenderung akan menggunakan Pengetahuan tentang Tugas-Tugas Kognitif
strategi tersebut dalam proses pembelajaran. Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif
Selanjutnya, jika siswa tidak mengetahui strategi menjelaskan bahwa tugas belajar yang berbeda
untuk belajar, berpikir dan memecahkan masalah, bisa dikatakan sulit, bisa juga dikatakan kurang
dengan demikian mereka tidak bisa menggunakan sulit oleh siswa tertentu sesuai dengan kemam-
strategi tersebut dalam belajar. Siswa yang tahu puan kognitif siswa dan situasi belajar. Hal ini bisa
tentang strategi yang berbeda untuk tugas-tugas terjadi dikarenakan tugas yang berbeda memung-
memori, misalnya lebih cenderung menggunakan- kinkan memerlukan strategi kognitif yang berbeda
nya untuk mengingat kembali informasi yang pula. Sebagai contoh, sebuah tugas mengingat
relevan. Demikian pula, siswa yang tahu tentang kembali lebih sulit daripada tugas mengenali
strategi belajar yang berbeda lebih cenderung sebuah suara, misalnya, karena dalam tugas
untuk menggunakannya ketika belajar. Anderson mengingat kembali, individu harus secara aktif
dan Krathwohl (2010), contoh-contoh pengeta- mencari memori dan mengambil informasi yang
huan stategis adalah sebagai berikut: relevan, sedangkan dalam tugas mengenali suara,
1. Pengetahuan bahwa mengulang-ulang infor- penekanannya adalah pada diskriminatif antara
masi merupakan salah satu cara untuk me- alternatif dan memilih jawaban yang tepat
ngingat informasi (Pintrich, 2002). Sebagai siswa yang mengem-
2. Pengetahuan perihal beraneka strategi mnemonic bangkan pengetahuan mereka tentang belajar yang
untuk menghafal (misal menggunakan akronim berbeda, strategi berpikir yang berbeda, penge-
untuk menghafal warna pelangi seperti tahuan ini mencerminkan “apa” dan “bagaimana”
mejikuhibiniu: merah, jingga, kuning, hijau, dari strategi yang berbeda. Paris, Lipson, & Wixson
biru, nila, ungu) (Pintrich, 2002) mengungkapkan bahwa siswa juga
3. Pengetahuan tentang berbagai strategi pe- harus mengembangkan beberapa pengetahuan
ngorganisasian seperti menuliskan garis besar tentang “kapan”dan “mengapa” dari penggunaan
dan menggambar diagram. Siswa dapat mem- strategi ini dengan tepat. Karena tidak semua
buat proses metamorphosis kepompong men- strategi sesuai untuk semua situasi, siswa harus
jadi kupu-kupu, supaya mudah dipahami untuk mengembangkan beberapa pengetahuan tentang
diri sendiri. kondisi yang berbeda dan tugas di mana strategi
4. Pengetahuan untuk merencanakan strategi yang berbeda yang digunakan paling tepat.
seperti merumuskan tujuan membaca, pe- Anderson dan Krathwohl (2010), contoh
ngetahuan tentang strategi-strategi pemaham- pengetahuan tentang tgas-tugas kognitif, yang
an-pemonitoran seperti menguji diri sendiri dan meliputi pengetahuan kontekstual dan kondisional
mengajukan pertanyaan pada diri sendiri. adalah sebagai berikut:
Setelah menerima materi dari guru di sekolah, 1. Pengetahuan bahwa tugas mengingat kembali
kemudian di rumah siswa membaca ulang (soal jawaban singkat), berbeda dengan tugas
materi tersebut dan membuat catatan hal-hal mengenali (soal pilihan ganda) yang pada

42
Pengetahuan Metakognitif Untuk Pendidik dan Peserta Didik (Endang Indarini)

umumnya lebih banyak menuntut kerja sistem Pengetahuan Diri


memori. Siswa diberi tes tentang mata pela- Flavell (Pintrich, 2002) mengusulkan bahwa
jaran sejarah, dalam tes tersebut soal dibagi pengetahuan diri adalah komponen penting dalam
menjadi dua bagian. Bagian pertama berupa pengetahuan metakognitif. Pengetahuan diri ini
pilihan ganda dan bagian kedua berupa essay, mencakup pengetahuan mengenai kekuatan dan
setelah dilakukan penilaian siswa tersebut kelemahan seseorang. Misalnya, seorang mahasiswa
memiliki skor yang rendah dalam jawaban yang tahu bahwa dia lebih bisa mengerjakan tes
pilihan ganda dan justru baik skor tinggi berupa pilihan ganda dibanding tes berupa essay
didapat pada jawaban essay. memiliki beberapa pengetahuan metakognitif ten-
2. Pengetahuan bahwa buku babon lebih sukar tang dirinya. Tidak sedikit siswa tidak mengetahui
dipahami daripada buku teks atau buku popular kalau sebenarnya dirinya tidak tahu sesuatu. Oleh
3. Pengetahuan bahwa tugas sederhana untuk karena itu pengetahuan diri berkaitan erat dengan
menghafal hal-hal yang sederhana (misalnya kesadaran diri. Kesadaran diri yang luas dan
mengingat no handphone teman) hanya me- mendalam dari pengetahuan dasar orang itu
merlukan strategi pengulangan. sendiri merupakan aspek penting dari pengetahuan
4. Pengetahuan bahwa strategi elaborasi seperti diri. Akhirnya, individu perlu menyadari berbagai
merangkum dan memparafrasakan dapat mem- jenis strategi mereka cenderung mengandalkan
buahkan pemahaman yang mendalam. Siswa dalam situasi yang berbeda. Sebuah kesadaran
di kelas meminta guru untuk kembali me- bahwa satu overrelies pada strategi tertentu ketika
ngulang penjelasan mengenai satu kalimat mungkin ada strategi yang lebih adaptif untuk
tertentu yang belum bisa dipahami siswa. Atau, tugas lainnya dapat menyebabkan kemungkinan
di dalam kelas siswa mencoba mengulang perubahan penggunaan strategi.
sendiri penjelasan guru sesuai dengan pema- Selain pengetahuan diri secara umum,
hamannya dengan maksud apabila siswa individu juga memiliki keyakinan tentang
tersebut kurang tepat dalam memahami apa motivasi mereka (Pintrich, 2002). Meskipun
yang dijelaskan guru, guru bisa memberi keyakinan motivasi biasanya tidak dipertimbang-
penjelasan yang tepat. kan dalam model kognitif, ada bagian literature
5. Pengetahuan bahwa metode heuristic penye- yang cukup banyak muncul menunjukkan hubung-
lesaian masalah sangat bermanfaat ketika siswa an penting antara keyakinan motivasi siswa,
tidak mempunyai pengetahuan dalam bidang kognisi dan pembelajaran siswa (Pintrich &
tertentu. Ketika siswa tidak mengetahui bagai- Schrauben, 1992; Pintrich & Schunk, 2002; salju,
mana terjadinya siang dan malam, siswa akan Corno, & Jackson, 1996). Tampaknya penting
mencari tahu “apa” itu siang dan malam dan bahwa sama seperti siswa perlu mengembangkan
“bagaimana” siang dan malam bisa terjadi. pengetahuan diri dan kesadaran diri tentang
6. Pengetahuan tentang norma-norma sosial lokal pengetahuan dan kognisi mereka, mereka juga
dan umum, konvensional dan kultural untuk perlu untuk mengembangkan pengetahuan diri
bagaimana, kapan dan mengapa menerapkan dan kesadaran diri tentang motivasi mereka.
strategi tertentu. Siswa mampu menerapkan Dalam hal pembelajaran, pengetahuan diri
hal-hal yang dipelajari dari mata pelajaran bisa menjadi fasilitator penting namun bisa juga
Pendidikan Kewarganegaraan, seperti meng- menjadi penghambat. Siswa yang mengetahui
hormati Negara dan para pahlawan yang telah kekuatan dan kelemahan diri dapat menyesuaikan
gugur untuk kemerdekaan RI dengan mema- kognisi mereka sendiri dan berpikir untuk menjadi
sang bendera di rumah saat menjelang HUT lebih bisa menyesuaikan dengan tugas yang
RI. beragam, dengan demikian mampu memfasilitasi
pembelajaran. Jika, misalnya, seorang siswa
menyadari bahwa dia tidak tahu banyak tentang

43
Satya Widya, Vol. 29, No.1. Juni 2013: 40-46

topik tertentu, ia mungkin lebih memperhatikan melakukan tugas tertentu. Siswa yang
topik tersebut saat membaca dan menggunakan mengetahui bahwa dirinya tidak suka berhitung
strategi yang berbeda untuk memastikan dia akan lebih mempersiapkan diri saat mengikuti
mengerti mengenai topik yang sedang dipelajari. pelajaran matematika dan mengerjakan PR
Dalam kebiasaan yang sama, jika siswa menyadari bersama teman yang memang menyukai
bahwa mereka mempunyai kesulitan dalam tes matematika.
tertentu misalnya tes matematika vs tes sejarah, 6. Pengetahuan tentang keputusan pribadi tentang
selanjutnya siswa tersebut dapat mempersiapkan manfaat suatu tugas. Siswa berusaha keras
diri dengan baik untuk tes matematika yang akan dengan rajin mengikuti les tambahan dan
datang dengan kebiasaan belajar yang tepat. Siswa menambah waktu belajar daripada bermain
yang kurang mengetahui kelemahan dan kelebihan seperti biasanya supaya berhasil dalam ujian
diri mereka sendiri kemungkinan akan kurang bisa akhir semester.
beradaptasi pada situasi yang berbeda dan kurang
bisa mengatur belajar mereka. Manfaat Pengetahuan Metakognitif
Anderson dan Krathwohl (2010), contoh Pintrich (2002) mengungkapkan bahwa
pengetahuan diri adalah sebagai berikut: banyak siswa akan memperoleh pengetahuan
1. Pengetahuan bahwa dirinya mempunyai metakognitifnya melalui pengalaman yang siswa
pengetahuan yang mendalam pada sebagian dapatkan dimana dia belajar sesuatu. Setelah siswa
bidang, tetapi tidak pada sebagian bidang dapat mengetahui pengetahuan metakognitifnya
lainnya. Seorang siswa yakin dan sadar bahwa sendiri, para pendidik perlu tetap melakukan
apabila masuk jurusan Bahasa, suatu saat dia bimbingan dan pengamatan kepada siswa supaya
akan menjadi seseorang yang berhasil diban- bisa mengetahui tingkat pengetahuan metakognitif
ding ketika masuk jurusan IPA karena siswa siswa. Menurut Pintrich (2002) guru dan siswa
tersebut tidak pandai dalam bidang penghitung- bisa memulai sebuah diskusi, guru menanyakan
an yang rumit namun siswa tersebut selalu juara beberapa pertanyaan, mendengarkan jawaban dan
dalam lomba pidato dan baca puisi meng- berbicara dengan siswa. Melalui diskusi guru bisa
gunakan bahasa Inggris dan bahasa Jepang. secara cepat mengetahui kedalaman pengetahuan
2. Pengetahuan bahwa dirinya cenderung me- metakognitif siswa. Melalui ini pula guru dibantu
ngandalkan satu “alat kognitif” (strategi) dalam untuk menyesuaikan metode pengajaran untuk
situasi tertentu. Seorang siswa yang belajar membantu siswa memperoleh pengetahuan meta-
sejarah hanya dengan membaca dan menghafal kognitif. Guru juga sebaiknya membuka diri untuk
peristiwa tertentu terjadi kapan, di mana dan menerima setiap siswa yang datang kepadanya
siapa tokoh yang berperan penting, begitu pula untuk diskusi mengenai kesulitan dan hambatan
dengan mata pelajaran matematika hanya yang dialaminya dalam proses belajar.
menghafal rumus-rumus. Akhirnya, ketika pengetahuan metakognitif
3. Pengetahuan yang akurat dan tidak palsu telah dimiliki oleh siswa, hal tersebut akan meng-
(kepercayaan diri yang berlebihan) tentang hasilkan sebuah proses pembelajaran yang berarti
kemampuan sendiri untuk melakukan tugas bagi siswa, tidak sekedar hanya berhenti sampai
tertentu. mengingat sebuah materi pelajaran saja. Hal
4. Pengetahuan tentang tujuan-tujuan pribadi tersebut berkaitan dengan pencapaian tujuan
dalam melakukan suatu tugas. Seorang siswa pendidikan. Tujuan-tujuan pendidikan yang
belajar giat ketika kelas X supaya kelak bisa menumbuhkan kemampuan untuk mengingat
masuk kelas IPA dan bisa lulus dengan nilai cukup mudah dirumuskan, tetapi tujuan-tujuan
yang baik untuk bisa kuliah di bidang kesehatan yang mengembangkan kemampuan untuk men-
khususnya jurusan gizi. transfer lebih sulit dirumuskan, diajarkan dan
5. Pengetahuan tentang minat pribadi dalam dinilai. Siswa diharapkan dapat menggunakan

44
Pengetahuan Metakognitif Untuk Pendidik dan Peserta Didik (Endang Indarini)

kembali strategi belajar yang sama pada situasi Belajar yang bermakna adalah mengkonstruk-
dan masalah yang berbeda. Bransford mengung- sikan kerangka pengetahuan
kapkan bahwa pengetahuan metakognitif pada
Fokus pembelajaran yang bermakna sesuai
semua strategi yang berbeda tampaknya berhu-
dengan pandangan bahwa belajar adalah meng-
bungan dengan transfer belajar, yaitu, kemampuan
konstruksi pengetahuan di mana siswa memahami
untuk menggunakan pengetahuan yang didapat
pengalaman-pengalaman mereka. Pembelajaran
dalam suatu situasi lain (Pintrich, 2002).
konstruktif mensyaratkan pembelajaran yang tidak
Ada tiga macam hasil belajar, ketiganya
sekedar menyampaikan pengetahuan faktual dan
merupakan hasil suatu proses pembelajaran yang
juga mensyaratkan pertanyaan-pertanyaan assesmen
bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Mayer
yang menuntut siswa bukan sekedar mengingat
(2002), pertama adalah tidak ada aktivitas belajar
atau mengenali pengetahuan faktual. Proses kog-
(tidak ada aktivitas belajar yang diinginkan),
nitiflah yang menjadi alat untuk mendeskripsikan
kedua ialah belajar menghafal (rote learning), dan
aktivitas-aktivitas kognitif siswa dalam pembe-
ketiga adalah belajar bermakna (meaningful
learning). Dari ketiganya yang paling penting lajaran konstruktif; proses-proses kognitif adalah
adalah belajar bermakna. Di sinilah peran penge- cara-cara yang dipakai siswa secara aktif dalam
tahuan Metakognitif memampukan siswa men- proses mengkonstruksi makna.
capai proses yang dinamakan belajar bermakna. Proses Kognitif dalam Meretensi dan
Belajar bermakna merupakan hal yang Mentransfer
penting dan harapannya harus terjadi dalam setiap
proses belajar. Mengapa? Kami memiliki sebuah Kategori proses kognitif yang paling dekat
ilustrasi seperti di bawah ini: “Di dalam kelas, dengan meretensi adalah Mengingat, sedangkan
Agnes membaca materi tentang rangkaian listrik lima kategori lainnya merupakan proses-proses
menggunakan lampu, baterai dan kabel tembaga, kognitif yang dipakai untuk mentransfer. Anderson
ia membaca secara teliti dan berusaha memahami- dan Krathwol (2010) memaparkan ada 19 proses
nya. Setelah membacanya Agnes mampu me- kognitif (Tabel B.5) yang sesuai dengan enam
rangkai listrik tersebut di dalam kelas, dan berhasil kategori proses kognitif. Sembilan belas proses
membuat satu rangkaian. Setelah pulang ke kognitif ini saling terpisah satu sama lain dan
rumah, malam harinya Agnes mencoba merangkai menggambarkan keluasan dan batas-batas enam
listrik dengan dua lampu dan menambah baterai. kategori proses kognitif.
Dan ternyata percobaannya berhasil, Agnespun Penulis beranggapan bahwa siswa dapat
menyimpulkan ketika menambah lampu, rangkaian mengkonstruksikan kerangka pengetahuan dan
listrik memerlukan tambahan daya berupa baterai.” mampu mentransfer pengetahuan apabila siswa
Saat ini di Indonesia banyak siswa yang tidak bisa sudah mampu “belajar bagaimana belajar” dan
mentransfer informasi yang baru saja di dapatkan. “berpikir mengenai berpikir” melalui pengetahuan
Sehingga dalam menghadapi per-soalan baru tentang strategi belajar, pengetahuan tugas-tugas
dalam konteks yang baru seringkali siswa sudah kognitif dan pengetahuan diri yang kesemuanya
kesulitan dan merasa “yang ini belum diajarkan terdapat di dalam pengetahuan metakognitif.
oleh guru”. Oleh karena itu, belajar bermakna
KESIMPULAN
menghadirkan pengetahuan dan proses-proses
kognitif yang siswa butuhkan untuk menye- Kurikulum 2013 sudah mulai dilaksanakan
lesaikan masalah. Penyelesaian masalah terjadi dan pemerintah mengharapkan siswa mampu
ketika siswa menggagas cara untuk mencapai mengetahui cara belajar yang kreatif dan
tujuan yang belum pernah dia capai, yakni produktif. Belajar yang sesungguhnya terdapat
mengerti bagaimana cara mengubah keadaan jadi dalam tujuan dari Kurikulum 2013 yaitu siswa
keadaan yang diinginkan (Mayer,2002). dapat lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

45
Satya Widya, Vol. 29, No.1. Juni 2013: 40-46

(mempresentasikan), terhadap apa yang mereka yang dibutuhkan. Sebagai hasil dari taxonomi
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima revisi menekankan pada suatu kebutuhan untuk
materi pembelajaran. Tujuan tersebut bisa dicapai meluruskan tujuan, pengajaran, dan penilaian yang
apabila para pendidik dan peserta didik bisa menghendaki kita untuk mempertimbangkan
mengetahui strategi, tugas-tugas kognitif peserta peran pengetahuan meta-kognitif di dalam tujuan
didik dan pengetahuan akan keadaan diri mereka pendidikan. Apabila peran metakognitif sudah
sendiri. Tulisan ini menyajikan pengetahuan ditingkatkan dalam diri siswa, siswa akan mampu
metakognitif sebagai dimensi pengetahuan yang menyusun strategi belajar untuk mencapai proses
penting yang sekiranya bisa dipertimbangkan belajar yang bermakna.
sebagai dimensi yang perlu diketahui oleh para
pendidik dan siswa. Pengetahuan metakognitif DAFTAR PUSTAKA
merupakan dimensi baru dari Taksonomi Revisi. Anderson, Lorin W & David R. Krathwohl. 2010.
Revisi dilakukan oleh Kratwohl dan Anderson, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
taksonomi menjadi dua dimensi yaitu dimensi Pengajaran dan Asesmen – Revisi Taksonomi
kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka
kognitif terdiri dari: (1) mengingat (remember); Pelajar.
(2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan Fattah, Nanang. 2012. Analisis Kebijakan
(apply); (4) menganalisis (analyze); (5) meng- Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
evaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create). Hammond, Linda Darling, Kim Austin, Melissa
Dimensi pengetahuan terdiri dari: 1) Faktual, 2) Cheung & Daisy Martin.2003. Thinking
Konseptual, 3) Prosedural, dan 4) Metakognitif. about Thinking: Metacognition. Stanford:
Pengetahuan metakognitif merupakan Stanford University School of Education.
sebuah kategori yang baru dari pengetahuan Holt, John. 2012. Bagaimana Siswa Belajar.
Taxonomi yang telah di revisi. Bagaimanapun, Jakarta. Erlangga
pengetahuan metakognitif berperan penting dalam
Krathwohl, David R. 2002. A Revision of Bloom’s
pembelajaran, ini merupakan sesuatu yang baru
Taxonomy: An Overview.Ohio: College of
saja muncul dan banyak dibutuhkan. Pengetahuan Education, The Ohio State University.
Metakognitif memiliki komponen penting di
dalamnya yaitu Pengetahuan strategi merujuk Mayer, Richard E. 2002. Rote Versus Meaningful
kepada pengetahuan strategi pada belajar dan Learning. Ohio: College of Education, The
berpikir. Pengetahuan akan tugas mereka dan Ohio State University.
konteks mereka menyajikan kembali pengetahuan Pintrich, Paul R. 2002. The Role of Metacognitive
tentang perbedaan macam-macam tugas kognitif Knowledge in Learning, Teaching, and
seperti kelas dan aturan budaya. Terakhir, penge- Assessing. Ohio: College of Education, The
tahuan diri merupakan komponen penting dari Ohio State University.
pengetahuan metakognitif pada umumnya yang Sindhunata. 2001. Pendidikan: Kegelisahan
terdaftar secara pasti untuk pembelajaran siswa, Sepanjang Zaman.Yogyakarta:Kanisius.
secara eksplisit pengajaran pengetahuan metakog-
nitif berguna untuk memfasilitasi perkembangan

46

Anda mungkin juga menyukai