Cystic Fibrosis
Disusun Oleh :
Larasati Dewi Sartika
1806180064
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya mendapatkan kesehatan dan kekuatan untuk menyelesaikan
makalah “Cystic Fibrosis” ini.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya
kepada dosen pembimbing atas ketersediaannya dalam membimbing, sehungga
makalah ini dapat terselesaikan.
Larasati Dewi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada fibrosis kistik, disfungsi kelenjar endokrin mempengaruhi lebih dari satu
sistem organ. Penyakit ini mengenai laki-laki maupun perempuan dan merupakan
penyakit genetic fatal yang paling sering ditemukan diantara anak-anak kulit
putih. Fibrosis kistik disertai
banyak komplikasi dan saat ini memberikan angka harapan hidup rata-rata 32
tahun bagi penderitanya. Gangguan tersebut ditandai oleh infeksi jalan nafas
kronis kemudian akan menimbulkan penyakit-penyakit lainnya. Insidensi fibrosis
kistik bervariasi menurut asal etnis.
Kondisi ini terjadi pada satu dari 2000 kelahiran dalam masyarakat kulit putih
di Amerika Utara serta keturunan Eropa sebelah utara, 1 dari 17.000
kelahiran dalam masyarakat kulit hitam dan 1 dari 90.000 kelahiran di antara
populasi Asia yang tinggal di Hawai (Kowlak, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
• Anatomi
Struktur spesifik yang dipengaruhi oleh Cystic fibrosis :
- Bronkiolus - Obstruksi sekunder karena lendir kental yang menempel
pada dinding saluran udara.
- Usus kecil - Obstruksi distal (meconium ileus).
- Saluran pankreas – Obstruksi.
- Saluran empedu – Obstruksi.
- Organ reproduksi pria - Tidak ada atau menghalangi vas deferens.
- Organ reproduksi wanita - Saluran serviks terhalang oleh lendir yang
menebal.
Sistem muskuloskeletal:
- Atrofi otot inspirasi.
- kelemahan / atrofi pada otot anti gravitasi seperti gastrocnemius.
- Kyphosis tulang belakang yang mengakibatkan sakit leher dan
Punggung.
2.2 Etiologi
- Cystic fibrosis adalah penyakit yang disebabkan karena kalainan pada
gen CFTR. Gen ini membuat protein yang mengontrol pergerakan
garam dan air yang masuk dan keluar dari sel-sel tubuh manusia. Pada
penderita Cystic fibrosis, gen akan membuat protein tidak bekerja
dengan baik. Hal ini menyebabkan lender menjadi tebal, lengket, dan
keringat asin.
- Cystic fibrosis adalah penyakit resesif autosom yang disebabkan oleh
cacat pada gen CFTR (Girish & Sharma, 2008). Gen CFTR ini
biasanya mengkodekan protein yang berfungsi sebagai saluran klorida
dan diatur oleh siklik AMP. Tetapi dalam Cystic fibrosis, gen CFTR
bermutasi dan menghasilkan kelainan siklik AMP, yang berfungsi
dalam mengatur pengangkutan klorida untuk melintasi sel-sel epitel
pada mukosa. Permukaan gen yang rusak ini, menyebabkan tubuh
memproduksi cairan yang kental dan lengket di saluran pernapasan,
saluran pencernaan, pankreas, dan di kelenjar keringat.
- Cystic fibrosis adalah penyakit resesif autosom. Hal ini disebabkan
oleh mutasi pada CFTR (cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator) gen.2 Mutasi yang paling umum adalah penghapusan
fenilalanin pada kodon 508 (phe508del, sampai saat ini dikenal
sebagai ΔF508). Ini terjadi pada sekitar 70% pasien dengan kelainan
cystic fibrosis.
2.3 Patologi / Patofisiologi
Sebuah kaskade singkat dan disederhanakan dari konsep saat ini tentang
bagaimana penyakit paru-paru
berevolusi dalam CF dirangkum dalam
Gambar 1. Cacat gen CF menyebabkan
protein CFTR tidak ada atau tidak
berfungsi, yang menghasilkan konduksi
klorida abnormal pada membran apikal
epitel. sel. Di paru-paru ini
mengakibatkan penipisan cairan
permukaan jalan nafas dan, karena
cairan permukaan jalan nafas sangat
penting untuk mendukung stabilitas dan
fungsi siliaris, kolaps siliaris dan
penurunan transpor mukosiliar. Konsekuensi dari ini adalah lingkaran setan
retensi dahak, infeksi, dan peradangan. Meskipun konsep luas ini sebagian besar
tidak perlu dipersoalkan, kontroversi ada pada banyak aspek dari kaskade ini.
Topik yang memiliki relevansi spesifik untuk pengembangan terapi akan
dijelaskan di bawah ini.
A. Genetik
Setelah cacat gen CFTR terdeteksi pada tahun 1989, diharapkan bahwa
sejumlah mutasi penyebab penyakit akan menyebabkan CF.1, 2. Saat ini lebih
dari 1.500 mutasi yang berbeda telah dijelaskan, tetapi penting untuk
memahami bahwa konsekuensi fungsional dari banyak mutasi ini kurang
dipahami dan mayoritas mutasi ini jarang terjadi.3 Bahkan, kurang dari 10
mutasi terjadi dengan frekuensi lebih dari 1%, sedangkan mutasi yang paling
umum di seluruh dunia, disebabkan oleh penghapusan phenylananine pada
posisi 508 (DF508) ditemukan pada sekitar 66% pasien CF. Mutasi CFTR
dapat dikelompokkan ke dalam kelas yang berbeda berdasarkan pada
konsekuensi fungsional mereka pada CFTR dalam sel: CFTR baik tidak
disintesis (I), diproses secara tidak memadai (II), tidak diatur (III),
menunjukkan konduktansi abnormal (IV), memiliki sebagian produksi cacat
(V), atau telah mempercepat degradasi (VI) (Gambar 2).
b) Pemeriksaan lain:
- Posisi: berbaring di kedua sisi, depan atau belakang dan duduk.
- Siklus pernapasan aktif (ACBT): Teknik ini terdiri dari Breathing
Control (BC), Latihan Ekspansi Thoracic (TEE), dan Teknik
Kadaluarsa Paksa (FET).
- Breathing Control (BC): Pernapasan diafragma santai yang
memungkinkan untuk beristirahat dan membantu menghindari
pengetatan saluran udara, yang dapat membuat sulit untuk
membersihkan sekresi.
- Forced Expiration Technique (FET): Ini terdiri dari desah atau
desahan, untuk membantu memindahkan sekresi dari yang lebih kecil
ke saluran udara yang lebih besar dari tempat mereka dapat
dibersihkan dengan lebih mudah.
- Positive expiratory pressure (PEP): Suatu teknik yang membantu
untuk membuka jalan udara dan mendapatkan udara di belakang
sekresi untuk membantu memindahkan mereka lebih tinggi ke jalan
napas.
- Oscillating PEP: Perangkat ini menggabungkan getaran saluran udara
dengan PEP dan ada beberapa jenis. Flutter adalah perangkat
berbentuk pipa kecil yang mengganggu aliran udara dan memberikan
tekanan balik yang terputus-putus ke saluran udara sehingga
menyebabkan bergetar.
2. Perkusi
Kontraindikasi
• Tension pneumothoraks.
• Hemoptisis (batuk darah).
• Gangguan sistem kariovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark
miokard akut, dan aritmia.
• Edema paru.
• Efusi pleura yang luas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Cystic fibrosis atau fibrosis kistik merupakan penyakit herediter yang ditandai
perubahan fungsi kelenjar eksokrin di seluruh tubuh. Perubahan ini
menyebabkan terbentuknya mukus kental dalam jumlah besar serta
peningkatan konsentrasi natrium dan klorida di dalam keringat. Penyakit
cystic fibrosis ini disebakan oleh oleh mutasi pada gen pengatur konduktansi
transmembran fibrosis kistik (cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator/CFTR) yang terletak pada kromosom.
3.2 SARAN
Daftar Pustaka
Ferri, Fred. Ferri’s Netter Patient Advisor. Philadelphia, PA: Saunders / Elsevier,
2012.
Danusantoso, Halim, Dr. 2010. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EDC.