Anda di halaman 1dari 28

INTERNAL AUDIT

CHAPTER 29 “HUBUNGAN DENGAN AUDITOR EKSTERNAL”

KELOMPOK 5:

BIDARI DHAIFINA (023161026)

KHADIHAH NABILA (023161145)

ELSEFTANURIA (023161154)

SELPITA DAMAYANTI (023161158)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRISAKTI
BAB 29

HUBUNGAN DENGAN AUDITOR EKSTERNAL

Pendahuluan

Auditor eksternal dan auditor intcrnal memiliki sasaran, pertanggungjawaban, dan kualifikasi
yang berbeda, serta bertugas dalam aktivitas yang berbeda pula. Tetapi mercka memiliki
kepentingan bersama yang menuntut adanya koordinasi bakat mereka untuk kepentingan
perusahaan. biasanya, sasarannya adalah untuk menelaah efisiensi dan efektivitas operasi,
kepatuhan, serta kecukupan dan efektivitas konttol internal di perusahaan secara kescluruhan.

Sasaran auditor internal ditentukan oleh manajemen senior dan dewan, dan oleh standar
prdfesional: seperti yang disyaratkan oleh peraturan atau seperti yang ditentukan oleh
perwakilan dari pemegang saham-anggota dewan komisaris-yang mempekerjakan mereka;
biasanya, sasarannya adalah untuk menyatakan suatu opini tentang kewajaran dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Pentingnya dan Manfaat Koordinasi

Koordinasi antara cuditor internal dengan eksternal merupakan hal penting karena berpotensi
untuk meningkatkan nilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dari keseluruhan aktivitas audit
bagi perusahaan. Tidak ada bentuk audit yang bisa menggantxan yang lainnya. Namun dalam
banyak hal, audit internal dan eksternal salıng berbenturan. Jika kedua audit tidak
terkoordinasi, maka akan terjadi tumpang- tindih dan duplikasi yang tidak perlu, sehingga
akan mempertinggi biaya audit dan membuat rumit pertanggungjawaban audit. Kebutulan
koordin.si semakin mendesak seiring berjalannya waktu. Baik sektor usaha maugun sektor
publik menjadi lebih kompleks. Standar pelaporan keuangan telah membentangkan cakupan
yang dibutubkan untuk audit keuangan. Inflasi telah meningkatkan biaya personel kantor
akuntan publik. Biaya jasa audit meningkat karenanya, dan peningkatan hiaya tersebut terjadi
tanpa disadari oleh manajemen dan dewan komisaris. Maka, sedapat mungkin auditor internal
dan eksternat harus

Peningkatan biaya bukanlah satu-satunya alasan untuk berkoordinasi. U.S. Foreign Corrupt
Practice Act yang dikenakan pada pelanggaran undang-undang tersebut memberikan motivasi
untuk suatu upaya dari kedua bidang disiplin agar mematuhi hukum. Teknik lanjutan yang
dikembangkan oleh kantor akuntan publik, digabung dengan keahlian audit internal dan
pengetahnan pribadi organisasi memberikan kebahagiaan yang lebih besar bagi manajemen

1
dan dewan. Tujuan utamanya bukan semata-mata ekonomi; melainkan unfuk mencapai
efistensi dan efektiasi maksimum dari keseluruhan upaya audit. Efisiensi ditingkatkan apabila
lasi audit tiap kelomnek tersedia untuk kelompok yang lainnya, tepat waktu, dan sesuai
dengan yang dibutuhkan.Perluasan kewaijban dewan komisaris dan komite auditnya
menambah tekanan vang menanut kepastian tentang tidak adanya hal-Ital yang mengejutkan.
Suatu upaya yang terkoordinasi dengan baik oleh auditor internal dan eksternal yang
profesional dapat memberikan anggota dewan dan manajemen.

Hambatan-hambatan Historis untuk Koordinasi

Hubungan antara auditor internal dengan eksternal harus didasarkan atas koordinasi dan kerja
sama. Auditor eksternal dapat menerima banyak bantuan dari pekerjaan auditor internal.
Namun ada beberapa hal vang menghambat koordinasi yang sempurna. Hal ini disebutkan
dalam Statement on Auditing Standards No. 9 (SAS No. 9) yang diterbitkan oleh AICPA.5
SAS No. 9 menggantikan Statement on Auditing Standards No. 1 AICPA, Seksi 320.74. SAS
No. 9 telah ditambahkan (tahun 1991) dengan SAS No. 65.

SAS No. 9 menyatakan bahwa, "Pekerjaan auditor internal tidak dapat digantikan oleh
pekerjaan auditor independen." Penolakan ini membingungkan auditor internal yang berasal
dari kantor akuntan publik dan telah cukup dibekali dengan pelatihan, pengalaman, dan
pendidikan yang berkelanjutan untuk melaksanakan audit keuangan yang dapat diterima.
SAS No. 9 melanjutkan dengan mengatakan bahwa, mempertimbangkan sifat, waktu, dan
luas prosedur audlt mereka, auditor independen harus mempertimbangkan prosedur-prosedur,
jika ada, yang dilaksanakan oleh auditor internal. Namun tetap saja larangan untuk substitusi
tidak berubah.

Penelitian Berry mengungkapkan kritik terhadap SAS No. 9 bahwa standar tersebut
ketingggalan, sehubungan dengan perubahan-perubahan yang telah terjadi dalam praktik.14
Lebih khusus, kritik-kritik tersebut adalah sebagai berikut:

 SAS No. 9 tidak mengakui kontribusi audit internal sebagai suatu profesi.
 SAS No. 9 tidak mengakui perkembangan signifikan dari audit internal sebagai suatu
disiplin yang kompeten.
 SAS No. 9 mengasumsikan bahwa auditor eksternal menanggalkan independensi
mereka dan meningkatkan risiko audit apabila mereka mengandalkan pekerjaan
auditor internal.

2
 Karena ketidakpasti nnya, auditor eksternal menerapkan pernyataan-pernyataan dalam
SAS N 9 secara tidak konsisten dalam audit mereka. WValaupun ada pernyataan
bahwa "pekerjaan auditos internal tidak dapat digantikan dengan pekerjaan auditor
independen," Berry menemukan bahwa dalam 14 organisasi yang ia teliti, pekerjaan
auditor internal telah digantikan dalam jumlah vane besar.
 SAS No. 9 tidak menunjukkan subjek koordinasi dengan suatu cara yang sistematis
dan banye berdasarkan pada pandangan auditor eksternal.

Dalam praktiknya, SAS No. 9 terlihat dilanggar; auditor eksternal merasa percaya diri dengan
profesionalisme auditor internal dengan siapa mereka berhubungan dan yang mereka
andalkan. Dan menurut penelitian yang telah dilakukan, terlihat profesionalisme tingkat
tinggi dalam denartemen audit internal yang lebih besar. Clay dan Haskin mengirimkan 100
kuesioner kepada CFO dari 500 organisasi Fortune, yang diminta untuk menentukan tingkat
profesionalisme dari staf audit internal mereka.15 Hasil dari 60 tanggapan sangat positif dan
menunjukkan suatu kompetensi internal audit tingkat tinggi.

Clay dan Haskin menyimpulkan dari survei mereka bahwa terdapat pembenaran untuk
penggunaan yang lebih luas dari departemen audit internal oleh auditor eksternal dari
perusahaan-perusahaan besar di AS.

Penerbitan SAS No. 65–Sebuah Kontrak Baru

SAS No. 9 adalah peraturan yang menjadi pedoman sejak penerbitannya di tahun 1975
sampai tahun 1990 Telah disepakati secara umum bahwa standar tersebut bernilai. Namun,
karena audit internal mulai diakui sebagai suatu disiplin yang bertanggung jawab, dan juga
teknik-tekniknya semakin canggih dan efektif, serta karena kompetensi anggotanya yang
progresif dan mengandung konsep perkembangan yang modern, maka menjadi jelas bahwa
peringatan, pendekatan negatif dari SAS No, 9 tidak sesuai kagi. Dan juga, diakui bahwa
pendekatan umum SAS No. 9 membutuhkan lebih banyak spesifikasi untuk menyediakan
lebih banyak arahan bagi kualitas yang perlu dipertimbangkan oleh auditor eksternal dalam
proses penerimaan pekerjaan auditor internal.

Akhirnya, menjadi jelas bahwa arahan baru dibutuhkan untuk memasukkan tekanan yang
lebih kooperatif secara relatif terhadap interaktivitas prospektif dari kedua kumpulan auditor
dalam membantu tanggung jawab satu sama lain. Konsep mutualitas ini dibuktikan dengan
fakta bahwa AICPA menarik draf awal pertamanya untuk mengevaluasi kembali isinya dan

3
untuk menerbitkan kembali draf yang akan lebih sesuai untuk berhadapan dengan kompetensi
profesi audit internal yang baru diakui.

Filosofi SAS no. 65. SAS No. 9 memberikan petunjuk yang sangat umum untuk operasi audit
internal. Petunjuk yang rinci saat ini diberikan melalui SAS No. 65, “The Auditor's
Consideration of the Internal Audit Function in the Audit of Financial Statements"
[Pertimbangan Auditor mengenai Fungsi Audit Internal dalam Audit Laporan Keuangan].
SAS, sesuai dengan namanya, berhubungan dengan audit

laporan keuangan dan menjelaskan dengan istilah yang lebih khusus evaluasi yang harus
dibuat oleh internal untuk mendefinisikan batasan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap
prosedur auditor eksternal. Harus diakui bahwa audit laporan keuangan sendiri telah
berkembang menjadi lebih andalam sebagai hasil dari diterbitkannya "expectation gap" yang
baru. Sebanyak 50 seri dalam SAS dan tegas dan lebih menuntut. Maka, penggunaan audit
internal, khususnya dalam penelaahan kontrol Teomal dan dalam kepatuhan yang meluas
serta pengujian substansi, harus menjadi tambahan yang disambut.Untuk mengakomodasi
pernyataan SAS No. 65, auditor eksternal haruslah:16

 Menentukan relevansi fungsi audit internal.


 Mengevaluasi tujuan dan kompetensi auditor internal.
 Mempertimbangkan akibat dari pekerjaan auditor internal terhadap audit keuangan
yang dilaksanakan oleh auditor eksternal, termasuk prosedur audit yang diperlukan.
 Mengevaluasi dan menguji efektivitas pekerjaan yang dilaksanakan ol.h auditor
internal.

Kandungan SAS 65. SAS No. 65 memberikan instruksi dalam tujuh bidang yang sama
dengan yang ada dalam SAS No. 9. Bidang-bidang tersebut adalah:

1. Peranan auditor dan auditor internal.


2. Fungsi audit internal.
3. Kompetensi dan tujuan auditor internal.
4. Luas dampak pekerjaan audit internal.
5. Koordinasi auditor/auditor internal.
6. Evaluasi auditor terhadap pekerjaan audit internal.
7. Bantuan langsung oleh auditor internal.

4
Telah dipahami bahwa ada kebutuhan untuk menge.bangkan arahan khusus sebagaimana
ketujuh bidang tersebut akan dipertimbangkan dan evaluasi yang harus dibuat oleh staf audit
eksternal. Bagian di bawah ini memberikan rincian yang harus diketahui auditor internal.

Peranan auditor eksternal dan internal. Pekerjaan auditor internal dapat dianggap sebagai
suatu unsur dari proses kontrol auditor internal. Namun, pekerjaan auditor internal tidak dapat
digantikan oleh pekerjaan auditor eksternal. SAS No. 65 telah memperluas konsep di atas
dengan menyatakan bahwa auditor eksternal harus menjaga independensi dari klien dan
auditor internal harus menjaga objektivitas terhadap unit-unit dari klien. (Pernyataan yang
terakhir adalah GAAS bagi kedua organisasi tersebut.)

Fungsi audit internal. Baik SAS No. 9 maupun SAS No. 65 menyatakan bahwa auditor
eksternal membutuhkan suatu pemahaman tentang fungsi audit internal. Namun, SAS No. 65
menjelaskan hal tersebut haras dilakukan. Maka, auditor eksternal harus menanyakan hal-hal
bErikut ini:

 Status organisasi auditor internal. Hal ini dapat menjadi suatu ukuran independensi
dan objektivitas.
 Tingkat penerapan standar audit profesional oleh auditor internal (IIA, pemerintahan,
dan lain- lain.). Hal ini dapat menjadi ukuran keandalan.
 Isi dari program tahunan audit internal serta sejauh mana program tersebut diikuti.
 Batas akses pada catatan dan pada personel sert jumlah kendala yang coba diatasi
pada lingkup pekerjaan auditor internal.
 Isi dari akta auditor internal atau arahan yang serupa dan tingkat sejauh mana hai
tersebut dipatuhi.

Anditor eksternal, berdasarkan evaluasi di atas, harus menentukan relevansi dari pekerjaan
audis internalnya yang berhubungan dengan struktur kontrol internal dan pengaruhnya
terhadap laporan keuangan atau terhadap potensi saläh saji dari data keuangan. Tingkat
relevansi dapat diperoleh di suatu penelaahan terhadap audit tahun-tahun sebelumnya dan isi
dari laporan audit internal

Menilai Kompetensi dan Tujuan dari Auditor Internal. SAS No. 65 menyatakan bahwa
kompetensi audit internal dapat dinilai berdasarkan hal-hal berikut:

 Tingkat pendidikan dan pengalaman profesional.


 Sertifikasi profesi dan pendidikan profesi yang berkelanjutan.

5
 Kebijakan, program, dan proses audit yang sedang digunakan.
 Praktik yang berhubungan dengan penugasan staff
 Supervisi dan penelaahan aktivitas audit.
 Kualitas dari dokumentasi kertas kerja, laporan, dan rekomendasi.
 Evaluasi kinerja audit secara umun.
 Tujuan audit internal harus dinilai berdasarkan
 Status organisasional seperti pelaporan dan administrasi.
 Kebijakan yang mencegah auditor internal dari mengaudit bidang-bidang yang
objektivitesnya akan dikompromikan dengan kendala personal.
 Luas Dampak Pekerjaan Audit Internal. Kerja audit internal dapat memengaruhi
pekerjaan auditor eksternal sebagai berikut:
 Pemahaman tentang struktur kontrol internal.

Sejauh mana auditor eksternal harus menggunakan pekerjaan auditor internal tergantung
pada:

 Materialitas dari laporan keuangan yang sidertakan


 Risiko inheren dan risiko kontrol dari asersi material.
 Tingkat subjektivitas yang tercakup dalam pengevaluasian bukti audit.

Koordinasi auditor eksternal/internal. SAS No. 65 memperluas pernyataan SAS No.9 dalam
hal koordinasi. Aktivitas yang disebutkan adalah:

 Pertemuan rutin antara auditor internal dan eksternal.


 Pengembangan suatu skedul audit yang terkoordinasi.
 Akses oleh auditor ekternal terhadap kertas kerja dan laporan auditor internal.
 Diskusi tentang masalah-masalah akuntansi yang potensial.

Diskusi yang sepenuhnya jujur dan terus terang antara kedua kelompok audit tersebut,
termasuk umpan balik dari auditor eksternal dapat membantu auditor internal untuk bekerja
lebih efektif.

Bantuan langsung oleh auditor internal. Setelah menentukan bahwa kompetensi dan
objektivitas auditor internal telah memadai, auditor eksternal mungkin akan meminta bantuan
langsung, bantuan tersebut dapat berupa:

 Bantuan dalam memahami struktur kontrol internal

6
 Kinerja dari pengujian terhadap kontrol.
 Kinerja dari pengujian substantive.

Auditor eksternal, selain menentukan kompetensi dan objektivitas, harus menelaah, menguji,
dan mengevaluasi pekerjaan auditor internal. Apabila melaksanakan pekerjaan untuk auditor
eksternal, auditor internal diberikan informasi tentang tanggung jawab yang sesuai, tujuan-
tujuan, dan prosedur-prosedur agar dapat bekerja secara efektif.

Ikhtisar tentang Filosofi Auditor Eksternal

Banyak upaya audit internal tidak relevan dengan pekerjaan auditor eksternal. Perbedaan
utama dalam tujuan audit antara kedua kelompok dapat mengorbankan banyak pekerjaan
audit internal yang ditujukan untuk menentukan kepatuha, efisiensi, dan efektivitas dehingga
memiliki sedikit aplikasi pada penetapan kewajaran penyajian laporan keuangan.

Evaluasi Audit Eksternal-Suatu Substitusi untuk Penelaahan Auditor Eksternal

Standar audit IIA No. 1311 dan 1312 memberikan penelaahan quality assurancedari aktivitas
audit internal. Penelaahan tersebut dapat berupa:

 Penilaian internal
 Penilaian eksternal

Sebagai contoh dalam bidang kompetensi, hal-hal yang akan diperiksa oleh penelaah eksternl
dan juga yang dicakup dalam SAS No. 65 adalah:

 Tingkat pendidikan dan pengalaman profesional dari staf anggota IIA.


 Program pendidikan yang berkelanjutan.
 Penunjukan staf anggota IIA untuk penugasan dan pengawasan pekerjaan staf
anggota.
 Sertifikasi profesional yang dimiliki oleh staf anggota.
 Kualitas kebijakan audit internal, kertas kerja, laporan, rekomendasi, dan kinerja.

Persiapan Penelaahan Auditor Eksternal

Direktur audit seharusnya, dalam persiapan penelaahan oleh auditor eksternal, menyediakan
dalam bentuk terdokumentasi, bahan-bahan berikut ini:

7
Pemahaman Fungsi Audit Internal

Persyaratan SAS No. 65

 Status organisasi dalam entitas.


 Penerapan standar profesional.
 Rencana audit.
 Akses pada catatan pembatasan lingkup.

Penilaian Kompetensi dan Objektivitas

Persyaratan SAS No. 65

 Tingkat pendidikan dan pengalaman profesi.


 Sertifikasi profesi dan pendidikan yang berkelanjutan.
 Kebijakan, program, dan prosedur audit.
 Praktik yang berhubungan dengan penunjukkan audi or internal.
 Pengawasan dan penelaahan aktivitas audit internal.
 Kualitas dokumentasi kertas kerja, laporan, dan rekomendasi.
 Evaluasi kinerja auditor internal menurut persyaratan SAS No. 65.

Evolusi Posisi Ikatan Auditor Internal

Berikut ini adalah ringkasan substansi SIAS No. 5:

 Sejauh diperbolehkan oleh tanggung jawab profesi dan organisasi, auditor internal
harus melaksanakan pemeriksaan dengan cara yang memungkinkan bagi koordinasi
dan efisiensi audit yang maksimum.
 Direktur audit harus membuat evaluasi secara berkala tentang koordinasi antara
auditor dengan auditor independen dari luar.
 Auditor internal memerlukan akses yang cukup pada program, kertas kerja, laporan
audit, dan surat manajemen dari auditor independen luar dan sebaliknya harus
menyediakan bagi auditor independen dari luar akses yang cukup pada program audit
internal, kertas kerja, dan laporan audit.
 Direktur audit harus memastikan bahwa teknik, metode, dan istilah-istilah dari auditor
independen luar cukup dipahami oleh auditor internal dan sebaliknya, ia harus
menyediakan informasi yang cukup untuk membuat auditor independen memahami
teknik, metode, dan istilah-istilah dari auditor internal.

8
Filosofi koordinasi. SIAS menjelaskan filosofi yang mendasari upaya koordinasi dengan
cara:

 Mengidentifikasikan perbedaan lingkup upaya audit internal dan audit eksternal yang
normal dan menghubungkan upaya audit eksternal dengan persyaratan dalam standar
AICPA.
 Menyatakan bahwa pengawasan terhadap pekerjaan auditor eksternal secara umum
adalah tanggung jawab komite audit. Koordinasi yang nyata harus menjadi tanggung
jawab direktur audit, dengan dukungan komite audit.
 Mengharuskan direktur audit untuk memastikan bahwa lingkup audit internal tidak
mengulang pekerjaan auditor eksternal. Audit internal harus mengupayakan
koordinasi dan efisiensi audit yang maksimum.
 Menjelaskan bahwa auditor internal dapat melaksanakan pekerjaan untuk auditor
eksternal. Jika demikian, pekerjaan auditor internal akan mengonfirmasi standar IIA.
 Menyatakan bahwa direktur audit harus membuat evaluasi periodic tentang koordinasi
antara auditor internal dengan eksternal. Evaluasi tersebut dapat meliputi penilaian
efisiensi staf kedua kelompok audit termasuk biaya audit keseluruhan.
 Menerangkan bahwa komite audit dapat meminta direktur audit untuk menentukan
kinerja auditor luar. Penilaian tersebut harus didasarkan pada bukti yang cukup
tentnag efisiensi dan efektivitas pekerjaan.

Perolehan Jasa Audit Eksternal

IIA meyakini bahwa adalah hal yang tepat untuk lebih memperluas Standar 2050 yang
berkenaan dengan koordinasi antara operasi audit internal dengan eksternal agar dapat
memastikan cakupan yang tepat dan meminimalkan duplikasi upaya audit. Maka, IIA
menerbitkan Practice Advisory 2050-2, yaitu “Acquisition of External Audit Services”.
Tujuannya adalah agar auditor internal memiliki suatu “peran dalam pemilihan atau
pembatasan auditor eksternal dan dalam pendefinisian lingkup pekerjaan.”

Practice Advisory tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

 Permintaan untuk proposal periodic secara berkala untuk jasa auditor eksternal tanpa
mempertimbangkan ada atau tidaknya kepuasan terhadap kinerja auditor eksternl saat
ini.

9
 Pengembangan kebijakan yang tepat untuk mengurangi atau membatasi jasa audit
eksternal seperti:
- Sifat dan jenis jasa.
- Persetujuan akan kebijakan.
- Masa kontrak dan aspek-aspek penyimpanan.
- Kriteria evaluasi.
- Aspek-aspek biaya jasa,
- Aspek-aspek peraturan yang unik.
 Jenis jasa selain audit keuangan yang dapat ditawarkan adalah seperti:
- Jasa perpajakan.
- Jasa konsultan.
- Jasa outsourcing dan cosourcing audit internal.
- Jasa-jasa khusus:
 Valuasi.
 Penilaian.
 Aktuaria.
- Bantuan keuangan temporer.
- Jasa hukum.
 Dokumentasi yang memadai untuk permohonan dan penyimpanan.
 Pengembangan rencana pemilihan seperti:
- Pemilihan peserta komite.
- Bahan-bahan.
- Tanggal-tanggal target.
- Kandidat-kandidat.
- Jasa yang akan diminta.
- Metode penyerahan informasi kepada para peserta.
 Penggunaan permintaan dua tahap untuk tujuan penyaringan da nisi dari metodologi
untuk tiap tahap (kinerja dan keuangan).
 Pengembangan metode analitis.
 Dokumentasi perjanjian jasa.
 Prosedur penggantian apabila penyedia jasa baru ditugaskan.
 Metode pengawasan yang berkelanjutan terhadap penyedia jasa audit termasuk
independensi dan kepatuhan mereka terhadap persyaratan kontrak.

10
Persyaratan Independensi Auditor Eksternal untuk Menyediakan Jasa Audit Internal
IIA telah menerbitkan Practice Advisory 2030-2, "SEC, External Auditor Independence
Requirements” ISEC. Persyaratan Independensi Auditor Eksternal, untuk menyediakan jasa
audit internal Advini el memiliki karakter yang informatif, dan berhubungan dengan
organisasi karena persyaratan SEC dan menyediakan informasi yang berkenaan dengan
penilaian independensi dari penyedia jasa audit internal yang ada atau yang diajukan.
Amendemen SEC berhubungan dengan:

 Investasi oleh auditor atau anggota keluarga mereka dalam klien audit.
 Hubungan ketenagakerjaan antara auditor dan anggota keluarganya dengan klien audit.
 Lingkup jasa yang disediakan oleh perusahaan audit kepada klien audit mereka.

Amendemen SEC tersebut, yang berlaku efektif tanggal 5 Februari 2001, memberikan
pernyataan yang lebih terbatas yang digambarkan secara sangat rinci dalam Advisory tersebut
yang juga mengharuskan pengungkapan untuk pengaturan tersebut. Tanggal-tanggal transaksi
khusus di tahun 2002 disediakan untuk mengimplementasikan peraturan baru. Peraturan SEC
menyatakan bahwa auditor tidak ndependen jika auditor eksternal, kapan pun selama periode
audit, menyediakan kepada klien audil, Tergantung pada "pelepasan dan pembatasan kriteria"
yang dijelaskan dalam peraturan:

 Tata buku atau jasa akuntansi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan klien.
 rancangan dan implementasi sistem informasi keuangan.
 Jasa penilaian atau valuasi atau opini tentang kewajaran.
 Jasa aktuaria.
 Jasa audit internal.
 Fungsi manajemen.
 Sumber daya manusia.
 Jasa pialang perdagangan.
 Jasa hukum.

Practice Advisory merinci peraturan SEC yang berhubungan, yang salah satunya
menyatakan bahwa independensi akan menurun jika auditor eksternal menyediakan jasa audit
internal dalam jumlah yang lebih besar dari 40 persen total jam jaşa audit internal di klien,
(tidak termasuk "jasa audit internal operasional yang tidak berhubungan dengan kontrol
akuntansi internal, sistem keuangan, atau laporan keuangan"). Practice Advisory ini

11
selanjutnya menggambarkan pengecualian, yang salah satunya merupakan pernyataan tentang
karyawan yang kompeten atau karyawan dalam manajemen senior yang akan bertanggung
jawab atas fungsi audit internal. Yang lainnya adalah evaluasi oleh manajemen klien tentang
temuan dan hasil dari akuntan. Yang ketiga adalah penentuan oleh klien tentang lingkup
risiko dan frekuensi aktivitas audit internal oleh akuntan. Terakhir, "manajemen dari klien
yang diaudit tidak bergantung pada pekerjaan akuntan sebagai dasar utama untuk
menentukan kecukupan kontrol internal”

Partisipasi Auditor Internal dalam Audit Eksternal

Bab ini selanjutya membahas hubungan auditor internal-eksternal dan kualitas


eksternal dalam menetapkan tingkat bantuan yang akan diperoleh dari staf audit internal. Juga
dibahas tentang pendekatan auditor internal atas bantuan. Tetapi, berapakah sebenarnya
jumlah waktu yang digunakan oleh auditor internal dalam memberikan bantuan dan tugas-
tugas apa saja yang dikerjakannya? Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Internal
Auditing pada musim dingin tahun 1991, berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
ini. Sejumlah sampel dengan 170 respons digunakan dari 501 organisasi terpilih secara acak
di Forbes 500 tahun 1987. Tingkat respons ini adalah sebesar 33,9 persen. Penelitian ini
sesungguhnya merupakan tambahan informasi profesi yang signifikan. yang dicari oleh
auditor Beberapa pertanyaan muncul; dan di sini hanya akan disajikan ringkasan
informasinya sehingga akan didapatkan gambaran umumnya.

Banyaknya Peserta

Dari 170 respons, 10 tidak berpartisipasi. Akibatnya, penyajian statistik berikut ini hanya
akan meliputi 61 respons dengan partisipasi terbatas, dan 99 respons yang signifikan.
Pemisahan menjadi dua kelompok didasarkan pada jawaban responden. Pemisahan ini
bermanfaat karena memungkinkan adanya perbandingan secara kasar yang didasarkan pada
konsep responden tentang partisipasi mereka.

Jumlah %
Tidak berpartisipasi 10 5,9
Berpartisipasi dengan tingkat yang terbatas 61 35,9
Berpartisipasi dengan tingkat yang signifikan 99 58,2
170 100

12
Kontribusi Auditor Internal bagi Auditor Eksternal

Kelompok yang terbatas mengungkapkan bahwa auditor internal memberikan hanya sedikit
bantuan dalam 16 persen penugasan. Namun, auditor internal menggunakan lebih dari 100
jam dalam 836 kasus. Dengan mengacu pada tabel berikut untuk 40 responden yang
mengkhususkan pada jumlah jam yang digunakan, dapat diketahui bahwa bantuan substansial
diberikan dalam 60 penugasan (lebih dari 500 jam). Dalam 14 kasus, 35 persen, bantuan
tersebut adalah dari 1.000 jam sampai 10.000 jam. Hal ini dapat dikelompokkan sebagai
bantuan yang cukup besar.

Luas Partisipasi
Terbatas Signifikan
Jumlah % Jumlah % Total
Tidak lebih dari 50 jam 1 1,6 0 0 1
50 sampai 100 jam 9 14,8 0 0 9
Lebih dari 100 jam 51 83,6 99 100 150
Total 61 100 99 100 160

Jumlah Jam Partisipasi dalam Tugas-tugas yang Berhubungan dengan Audit Eksternal

Dari 61 responden yang berpartisipasi secara terbatas, hanya 40 yang menggunakan jam-jam
khusus dari 99 yang berpartisipasi secara signifikan, 76 memberikan jam khusus.

Luas Partisipasi
Terbatas Signifikan
Jumlah % Jumlah %
Tidak lebih dari 500 jam 16 40 7 9,2
501 sampai 999 jam 10 25 10 13,2
1000 sampai 4999 12 30 43 56,6
4999 sampai 9999 2 5 9 11,8
10000 sampai 17250 0 0 7 9,2
Total 40 100 76 100

13
Jumlah Jam Partisipasi dalam Audit Eksternal dari Gabungan Kelompok

Modus untuk kelompok yang merespons adalah klasifikasi waktu dari 1.000 sampai 4.999
jam. Dengan perhitungan kasar, jika kami dapat membuat postulat bahwa rata-ratanya adalah
3.000 jam dan mengasumsikan bahwa penugasan audit eksternal adalah kurang lebih enam
minggu, hal ini akan sama dengan 500 jam per minggu dan dengan mengasumsikan satu
minggu sebanyak 50 jam (40 jam unambah 10 jam lembur), maka rata-ratanya 10 anggota
staf audit internal dalam tiap penugasan.

Bagian dari Total Jam Audit Internal yang Dikontribusikan untuk Audit Eksternal
Pertanyaan selanjutnya adalah, berapakah bagian dari keseluruhan jam audit internal yang
dikontribusikan untuk auditor eksternal? Dalam kelompok yang terbatas, 92 persen
melaporkan bahwa mereka mengontribusikan 10 persen atau kurang untuk auditor eksternal.
Tetapi dalam kelompok dengan luas yang signifikan, persentase kontribusi yang lebih besar
diberikan. Hampir dari 50 persen responden menunjukkan bahwa mereka memberikan 11
persen atau lebih, dengan 20 persen dari responden yang waktu staf auditnya melebihi 20
persen. Ini adalah kontribusi yang substansial dan menimbulkan pertanyaan tentang kuantitas
dan kualitas pekerjaan audit internal yang dapat dikerjakan dengan dasar yang diarahkan atau
bebas.

14
Persentase Audit Eksternal yang Dikerjakan oleh Auditor Internal

Akan tampak bahwa dalam banyak kasus sejumlah besar audit-kurang lebih 27 persen-
dilaksanakan oleh auditor internal. Ini adalah pertanda yang baik mengenai kerja sama yang
lebih baik antara kedua staf dan seharusnya mengakibatkan pengaruh ekonomis yang
menguntungkan dalam hal biaya jasa dan kesadaran yang lebih besar dari si si auditor internal
tentang kondisi keuangan organisasi.

Sifat Tugas yang Dilaksanakan oleh Auditor Internal

Tanggapan-tanggapan tentang sifat umum dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor
internal menunjukkan bahwa tugas yang paling banyak dibantu adalah dalam tiga bidang
audit yang utama: penelaahan kontrol internal, uji kepatuhan, dan pengujian substantif. Hal
ini merupakan petunjuk pertama tentang luasnya pekerjaan semacam itu dan merupakan
informasi yang berharga.

Tugas Khusus yang Dilaksanakan oleh Auditor Internal

Hal ini mungkin merupakan satu dari indikasi-indikasi ekstensif pertama yang ada tentang
tugas- tugas khusus yang dilaksanakan oleh auditor internal yang membantu auditor
eksternal. Sangat menarik untuk diketahui bahwa banyak dari pekerjaan tersebut berada di

15
luar angka-angka yang dikarakteristikkan dengan banyaknya auditor internal yang
berpartisipasi. Sebanyak 20 audit cabang dan unit yang sempurna, walaupun hanya 12,5
persen, merupakan suatu indikasi rasa percaya diri oleh auditor eksternal.

Penilaian Kerja Sama Selama Audit Tahunan Terakhir

Indikasi positif tentang efektivitas kerja sama selama audit (84,4 persen) merupakan suatu
tanda menggembirakan tentang status kerja sama dari upaya audit gabungan.

Bagaimana Auditor Internal Memandang Auditor Eksternal

Survei tentang sikap auditor internal terhadap auditor eksternal dilakukan tidak lama setelah
diterbitkannya SIAS 5 pada tahun 1987, "Internal Auditor's Relationship with Independent
Outside Auditors," namun sebelum diterbitkannya SAS No. 65 tahun 1991 oleh AICPA, "The
Auditors Consideration of the Internal Audit Function in the Audit of Financial Statements
Survei ini mungkin merupakan hasil dari survei sebelumnya yang menunjukkan

16
ketidakpuasan umum di sisi auditor internal terhadap evaluasi: (1) fungsi audit internal; dan
(2) hubungan kerja selama audit. Juga, komentar auditor eksternal dalam surat manajemen.

Eksekutif Staf
Saya tidak perlu melatih auditor eksternal. 55% 52%
Saya menerima pujian yang sesuai dengan perkerjaan yang saya 75% 37%
lakukan pada audit eksternal.
Saya merasa bahwa tenggat waktu auditor cukup wajar. 68% 49%
Bekerja dengan auditoe eksternal adalah sesuatu yang berharga. 37% 28%
Saya belajar dari auditor eksternal. 33% 33%
Saya mengevaluasi control internal untuk audit eksternal. 61% 66%
Saya merasa bahwa auditor eksternal menggunakan keahlian saya 40% 33%
secara maksimal.
Saya melihat dan mengomentari surat manajemen. 61% 36%
Saya memiliki akses ke komite audit organisasi. 86% 36%
Manajemen menilai dan mendengar auditor eksternalnya 77% 69%

Analisis umum dari respons-respons di atas (empat pertanyaan tambahan yang berhubungan
dengan status profesi auditor internal tidak dikutip di sini), tampak seperti

Nomor Respons
Banyak pekerjaan perlu dilakukan oleh 2,4
auditor eksternal dalam hubungan
interpersonal
Hubungan teknik yang wajar. 3,5,6,8
Kualitas auditor eksternal diberi peringkat 1,7
yang wajar
Hubungan audit internal dengan manajemen 9, 10
internal yang bagus.
Gambaran tersebut tidak jelas dan apabila kondisi ini masih ada, akan tampak bahwa banyak
pekerjaan yang harus dilakukan. Diharapkan SAS No. 65 memiliki pengaruh yang
bermanfaat terhadap kondisi ini.

17
Opini Auditor Internal tentang Audit Eksternal

Peringkat tersebut tidaklah luar biasa. Hanya menunjukkan tingkat kecukupan, tidak lebih.
Persentase peringkat sempurna dan bagusnya mengecewakan: lima dari kualitas tersebut
memiliki 10 persen responden yang diberi peringkat seperti itu, salah satunya (pengetahuan
tentang akuntansi) memiliki nilai 20 persen. Persentase yang menonjol tersebut ada dalam
peringkat "baik"– masih banyak hal yang perlu diperbaiki.

Persentase Rata-rata dari


Staf Audit Internal yang
Berpartisipasi
Perencanaan:
o Memutuskan sifat pengujian 33%
o Memutuskan staf yang akan melakukan pengujian 56
o Memutuskan waktu pengujian 45
Kontrol Internal:
o Penelaahan kontrol internal 50
o Pendokumentasian kontrol internal 51

Persentase Rata-rata dari


Staf Audit Internal yang
Berpartisipasi
Pengujian interim yang dilakukan pada:
o Penerimaan kas 52%
o Pengeluaran kas 54
o Penjualan 42
o Pembelian 52
o Penggajian 52
Pengujian akhir tahun:
o Rekonsiliasi bank 41
o Konfirmasi piutang 52
o Persediaan 52
o Penelaahan analitis 18

18
Pengungkapan-pengungkapan di atas menunjukkan bahwa auditor internal yakin
bahwa mereka berpartisipasi secara material dalam audit eksternal. Bahkan dalam tahap
perencanaan, auditor internal secara mengejutkan melaksanakan sebagian besar dari
pekerjaan tersebut. Upaya yang dilakukan untuk penelaahan kontrol internal dan pengujian
interim bukanlah suatu hal yang mengherankan. Banyak yang merupakan bagian dari
penelaahan normal audit internal dari operasi organisasi. Hal yang mengherankan adalah
keunggulan pekerjaan terhadap kas, piutang, dan persediaan, serta sejumlah kecil pekerjaan
penelaahan analitis, suatu bidang di mana auditor internal mungkin lebih ahli daripada
auditor eksternal.

Para penulis tersebut menyimpulkan bahwa direktur audit memanfaatkan secara


penuh staf audit internal (92 persen). Staf tersebut (38 persen) tidak menyetujuinya. Para
penulis yakin bahwa para staf mungkin melihat kemampuannya lebih tinggi daripada para
eksekutifnya; dan staf anggota tidak memahami secara utuh audit laporan keuangan (kurang
dari 25 persen memiliki pengalaman sebagai akuntan publik).

Konsep "Audit sebagai Satu Kesatuan" (Unified Audit)

Banyak dari pekerjaan yang terkoordinasi yang digambarkan sebelumnya melibatkan


suatu divisi pekerja antara auditor internal dengan eksternal. Hal ini sering kali tidak
terencana dan acak. Akibatnya, banyak pekerjaan yang dilakukan oleh dua kelompok saling
tumpang-tindih dan mengakibatkan sejumlah besar kemubaziran. Jawaban untuk metode
yang tidak efisien dan tidak ekonomis ini adalah apa yang disebut dengan "audit tunggal"
(single audit). Karena penggunaan istilah "audit tunggal" yang digunakan oleh pemerințahan
federal menunjukkan suatu audit audit untuk keseluruhan agen federal lainnya, konsep ini
akan diistilahkan dengan "audit sebagai satu kesatuan" (unified audit). Sekali auditor internal
dan eksternal dianggap sama, kedua staf audit dapat dilaksanakan oleh satu organisasi yang
dianggap sebagai satu kumpulan auditor yang tersedia untuk penugasan satu segmen audit
tertentu di auditor internal atau auditor eksternal.

Bila kompetensi telah diterima oleh kedua kelompok, pekerjaan salah satu dapat
diterima oleh yang lainnva tanpa duplikasi pengujian. Di suatu organisasi yang diteliti oleh
Berry, direktur audit internal mengatakan bahwa auditor eksternal menerima 99,9 persen
pekerjaan audit internal tanpa mengui kertas keria untuk dokumentasi salinannya; auditor
eksternal menyetujuinya.

19
Masalah logistik juga memainkan peranan. Di mana satu kelompok melakukan audit
di suatu lokasi yang jauh, mereka dapat mengambil tanggung jawab kelompok lainnya
dengan melanjutkan audit yang utuh di tempat tersebut. Risiko auditnya juga berkurang.
Dengan bekerja sama dan memanfaatkan pengetahuan auditor internal tentang industri dan
organisasi, risiko audit dapat diminimalkan. Perencanaan yang tepat penting bagi
keberhasilan koordinasi dan pelaksanaan "audit sebagai satu kesatuan." Berikut ini adalah
beberapa keputusan dan tindakan kunci yang harus diambil pada saat rapat untuk membuat
perencanaan:

 Menetapkan batasan aktivitas audit eksternal dalam audit internal yang direncanakan
sejak audit internal sebelumnya.
 Membahas kondisi kontrol internal, catatan akuntansi, prosedur, dan personel.
Mengidentifikasi bidang/lokasi yang direncanakan akan diaudit oleh auditor eksternal.
 Membandingkan dengan bidang/lokasi yang akan diaudit oleh auditor internal.
Mengidentifikasi bidang/lokasi yang hanya akan diaudit oleh auditor eksternal.
 Menyetujui bidang audit eksternal di mana auditor internal dapat mengasumsikan
pertanggungjawaban untuk mengaudit.
 Memutuskan bidang-bidang audit internal yang membutuhkan bantuan auditor
eksternal termasuk perkiraan jumlah auditor eksternal dan jumlah hari kerja yang
dibutuhkan.
 Memutuskan bidang-bidang audit eksternal yang membutuhkan bantuan auditor
internal, termasuk perkiraan jumlah auditor internal dan jumlah hari kerja yang
dibutuhkan.
 Menyetujui tanggal dan waktu untuk semua rencana audit gabungan.
 Menyusun anggaran biaya jasa auditor eksternal.
 Menyetujui pendekatan untuk penyusunan program audit gabungan. Menyetujui
format kertas kerja untuk pekerjaan audit gabungan.
 Menyetujui pelatihan gabungan.
 Melengkapi rencana audit; untuk ditelaah dan disetujui oleh manajemen senior dan
komite audit.

Outsourcing dan Cosourcing

Outsourcing [sumber dari luar] fungsi audit internal dalam suatu bentuk atau bentuk
yang lainnya telah ada dalam audit internal selama 20 tahun terakhir. Secara khusus, ini

20
adalah kinerja fungsi suatu organisasi yang dilakukan oleh organisasi lain yang bukan
merupakan bagian dari struktur dasar.

organisasi secara integral. Pekerjaan yang berurusan dengan pajak, asuransi, manajemen
risiko, riset pasar, penelitian dan pengembangan, dan bahkan akuntansi, telah menjadi target
dari organisasi outsourcing. Berkurangnya jumlah klien kantor akuntan publik diakibatkan
oleh terjadinya konsolidasi dan merger; tren ekonomi yang normal menyebabkan biaya
akuntan publik meningkat, sehingga laba dari pekerjaan audit semakin berkurang; tingkat
profitabilitas praktik konsultasi (di mana audit internal menjadi bagiannya); kemampuan
untuk menggunakan staf dalam periode yang biasanya sepi dalam siklus kerja akuntan publik,
telah membuat perhatian yang mendalam baik dalam perusahaan kecil maupun dalam
perusahaan regional besar serta kantor akuntan publik nasional, dan khususnya raksasa
akuntansi internasional, "Big Four".

Dalam audit internal, outsourcing muncul dengan pola-pola berikut:

 Perusahaan outsourcing mengambil alih keseluruhan fungsi audit internal. Direktur


auditnya adalah pejabat di luar organisasi akuntansi dan melapor kepada manajemen
senior organisasi.

21
 Perusahaan outsourcing menyediakan seluruh fungsi audit internal. Namun, ada struktur
yang mengelola audit organisasi di antara operasi outsourcing dan manajemen senior
organisasi.
 Organisasi menugaskan staf dari kantor akuntan eksternal untuk melaksanakan audit
internal pada suatu basis penugasan tertentu. Basis tersebut bisa merupakan basis
fungsional, program, geografis, atau basis yang lain. Laporan auditor internal perusahaan
mengikuti distribusi normal dari aktivitas audit internal organisasi. Metode ini disebut
dengan cosourcing [sumber dari mitra].

Ada banyak sekali materi, baik dalam artikel rutin maupun penerbitan dari perusahaan-
perusahaan besar yang bertugas dalam proses outsourcing. Publikasi ini menggambarkan
manfaat dan kerugian agi kedua kantor akuntan dan terutama bagi organisasi yang menjadi
klien sebagai akibat dari proses outsourcing.

Mengoordinasikan Cakupan Audit secara Keseluruhan

Suatu survei (1998) tentang hubungan antara auditor internal dengan eksternal,
didukung oleh Instin of Internal Auditors Research Foundation [Badan Riset IIA]
menunjukkan bahwa persepsi audite internal dan eksternal tentang hubungan, berkisar dari
adanya eksistensi bersama adanya "kemitraan." Kesepakatan ini dapat dipahami. Namun,
tanggapan tentang pihak-pihak yan ditanggapi pada keempat klasifikasi yang dapat
diidentifikasikan, cenderung mengungkapkan hal yan terpenting tentang "koordinasi." Posisi
114 auditor internal dan 113 auditor eksternal yang merespon survei tersebut didistribusikan
sebagai berikut:

Hasil tersebut menunjukkan adanya kesepakatan antara kedua kelompok karena


adanya "koordinass Dan, kesepakatan yang wajar juga ada karena adanya "kemitraan.
Pengungkapan yang menarik adalt bahwa 21 auditor internal yang dibandingkan dengan 5
auditor eksternal mengklasifikasikan hubungas tersebut sebagai "eksistensi bersama." Juga,

22
sebaliknya, bahwa 10 auditor internal yang dibandingkan dengan 17 auditor eksternal
mengklasifikasikan hubungan tersebut sebagai "terintegrasi."

Pertemuan formal:

Auditor internal 4,58 pertemuan


Auditor eksternal 7.22 pertemuan

Perbedaan ini bisa jadi karena kurangnya kejelasan tentang istilah "formalitas"
pertemuan. Hal ini maksudnya adalah paling tidak empat, hampir lima, pertemuan resmi
setiap tahunnya.

Pola ini mengulang kembali pola pertemuan formal yaitu bahwa auditor eksternal
mengamati bahwa koordinasi terpengaruh pada suatu dasar yang lebih sering daripada yang
dilakukan oleh auditor internal. Hal ini mungkin karena adanya kebingungan tertang definisi
pertemuan "informal".

23
Fakta bahwa semua hal di atas nilainya positif adalah suatu indikasi bahwa ada
koordinasi dalam perencanaan dan penjadwalan. Ada beberapa ketidaksepakatan tentang
berapa lama koordinasi akan terpengaruh.

Kedua belah pihak tampaknya sepakat bahwa seharusnya ada akses bebas yang cukup
wajar. Aspek yang menarik adalah sejumlah besar bantuan dari auditor eksternal dalam
menyediakan kertas kerja, laporan dan surat manajemen mereka, kepada auditor internal.
Para pembuat survei ini menyatakan bahwa pembagian kertas kerja dan laporan ini dapat
menghasilkan upaya audit keseluruhan yang lebih baik.

Hasil perbandingan ini cenderung berbeda dengan perbandingan sebelumnya tentang


akses pada kertas kerja dan laporan. Juga ada jarak yang cukup besar antara persepsi kedua
kelompok auditor tersebut Hal ini sepertinya menjadi suatu bidang di mana komunikasi lebih
lanjut dapat memberikan hasil yang penting.

24
Hasilnya adalah bahwa ada sedikit partisipasi mutual dalam aktivitas pelatihan. Hal ini
merupakan suatu pendekatan yang wajar karena tujuan dan metedologi dari kedua organisasi
memiliki perbedaan yang signifikan.

Hasil perbandingan ini adalah walaupun ada beberapa evaluasi formal tentang efektivitas
yang lainnya, tetapi cenderung ada lebih banyak evaluasi dan penilaian informal.

Jembatan Kerja Sama

Kepercayaan haruslah menjadi unsur pokok dari jembatan kerja sama. Tidak satu pun
diperbolehkan untuk menyulitkan yang lainnya. Tidak ada yang boleh malu atau enggan
untuk mengak bahwa mereka bukan yang paling cerdas dalam cara mereka menangani tugas
tertenfu. Dengan adam rasa saling menghormati dan percaya, mereka dapat membangun
seluruh jembatan kerja sama tersebut dengan baik. Berikut adalah komponen utama yang
dapat membantu jembatan kerja sama menjadi lebih kuat:

 Kepedulian tentang rencana pihak lainnya membutuhkan koordinasi yang crat sejak awal,
tetani auditor internal harus menerima kenyataan adanya beberapa hal yang mengejutkan.

25
Auditor eksternal harus memiliki hak untuk menjaga beberapa bagian audit tertentu
sampai mereka untuk melaksanakannya. Jika keduanya peduli tentang pemahaman pihak
yang lainnya tentang hak prerogatif ini, kejutan-kejutan tersebut harusnya tidak menjadi
sesuatu yang fatal bagi suatu hubungan yang baik. ders
 Auditor eksternal harus diberi informasi tentang kondisi apa pun yang dapat
memengaruhi kualifikasi, independensi, dan kompetensi dari staf audit infernal.
 Sistem kontrolinternal klien merupakan dasar di mana semua audit independen tersebut
dibangun. Auditor eksternal harus benar benar vakin bahwa mereka memiliki informasi
yang dapat diandalkan dan tidak bias tentang sistem tersebut. Maka, disarankan agar
auditor internal mengisi kuesioner tentang kontrol dari auditor independen. Auditor
internal harus menerimanya sebagai suatu praktik profesional untuk auditor eksternal,
untuk menguji informasi yang diberikan oleh auditor internal, sehingga mereka ada daiam
satu posisi untuk membuat keputusan independen dan menunjukkan opini independen.
Bentuk kerja sama ini akan menuntun pada berkas-berkas "pemakai umum" yang berisi
kuesioner kontrol internal, bagan alir, program audit, catatan tentang kelemahan dan
tindakan perbaikan, serta masalah-masalah yang serupa. Tentu saja, dengan
meningkatnya keyakinan tentang kompetensi dan independensi auditor internal, maka
pengujian- pengujian tersebut akan berkurang-
 Kedua kelompok dapat memanfaatkan teknik sampling yang sama atau serupa dan juga
perani lunak yang dirancang untuk menghasilkan sampel-sampel statistik dan menghitung
hasil-hasil statistik.
 Auditor Internal dan eksternal harus memadukan pengetahuan mereka tentang pembuatan
dan penerapan sistem. Masing-masing harus peduli terhadap sistem organisasi untuk
memastikan bahwa informasi yang benar telah masuk ke dalam sistem tersebut, bahwa
informasi diproste dengan benar oleh sistem, bahwa informasi yang dihasilkan sistem
juga dikontrol dan dihubunga dengan benar, dan hahwa peranti keras dan peranti lunak
dari sistemnya telah aman.
 Auditor eksternal dapat secara khusus membantu auditor internal dengan menyediakan a
pandangan dari orang luar yang tidak dihalangi oleh hubungan dekat yang dimiliki
auditor internal
 dengan urusan-urusan dalam organisasi, dengan menyediakan saran tentang
perkembangan perkembangan terbaru dalam akuntansi dan audit keuangan, dengan
mendukung rekomenuast audit internal, dan dengan mendukung kebutuban auditor

26
internal untuk suatu status yang cukup tinggi dalam organisasi guna memastikan
independensi.
 Yang paling penting adalah komunikasi yang erat dan terus-menerus antara kedua
kelompok. Auditor internal dapat secara khusus membantu auditor eksternal dengan cara
saling bertukar ide-ide dan memberikan suatu pandangan tentang kondisi dan
perkembangan dalam organisast, dengan cara melaksanakan kunjungan pabrik dan
menjelaskan berbagai proses dan prosedur, dan dengan cara memberikan pengarahan
tentang aktivitas dan temuan audit.

Di antara hal-hal tersebut, perielitian Berry merunjukkan jenis-jenis informasi yang


dipeilukan untuk mengembangkan suatu sistem komunikasi efektif.

 Penyelesaian tugas-tugas utama-informasi tentang kertas kerja, laporan, kelemahan


kontrol internal, rekomendasi untuk manajemen puncak, dan surat manajemen.
 Pendeteksian kebutuhan-kebutuhan audit-auditor internal membagi informasi dengan
auditor eksternal walaupun jika informasi tersebut sensitif. .
 Pertukaran ide-ide-suatu prosedur untuk saling tukar pikiran secara rutin tentang operasi
organisasi. Dungidentifikasian masalah-masalah yang tidak diharapkan atau hal-hal yang
memengaruhi koordinasi.
 Pengungkapan modifikasi rencana sesuai situasi dan kondisi
 Pembahasan tentang perkembangan penting yang dapat memengaruhi opini auditor
independen terhadap laporan keuangan.
 Pengidentifikasian perkembangan-perkembangan baru dalam bidang audit dan akuntansi
yang ditemukan oleh kedua kelompok.
 Pembahasan tentang kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem koordinasi.

27

Anda mungkin juga menyukai