Anda di halaman 1dari 9

JURNAL

ANALISIS SISTEM PENDINGIN YAMAHA VIXION

ANALYSIS OF COOLING SYSTEM YAMAHA VIXION

Oleh:
WAWAN SUKMA PRIBADI
12.1.03.01.0059

Dibimbing oleh :
1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd.
2. M. Muslimin Ilham, M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2017

Wawan Sukma Pribadi | 12.1.03.01.0059 simki.unpkediri.ac.id


FT – Teknik Mesin || 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Wawan Sukma Pribadi | 12.1.03.01.0059 simki.unpkediri.ac.id


FT – Teknik Mesin || 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

ANALISIS SISTEM PENDINGIN YAMAHA VIXION


Wawan Sukma Pribadi
12.1.03.01.0059
FT – Teknik Mesin
sukmapribadi83@gmail.com
Dr. Suryo Widodo, M.Pd. dan M. Muslimin Ilham, M.T.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Latar belakang dalam penelitian ini berawal dari kurangnya pengetahuan masayarakat mengenai
fungsi dan cara kerja sistem pendingin air pada mesin motor khususnya cara kerja thermostat dan
hanya beberapa orang yang yang mengetahui gangguan mesin motor Yamaha Vixion 150cc yang
disebabkan akibat kenaikan suhu yang berlebih pada sistem pendingin air. Sehingga peneliti bertujuan
untuk mengetahui cara kerja thermostat dalam sistem pendingin air Yamaha Vixion dan Untuk
mengetahui gangguan-ganguan yang ditimbulkan akibat kelebihan suhu pada sistem pendingin air
Yamaha Vixion.
Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan di Bengkel
Dealer Yamaha Mataram Sakti Nganjuk. Prosedur dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
studi literature dan analisa terhadap sistem pendingin motor Yamaha Vixion.
Sehinggga berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa 1) Sistem pendingin Yamaha Vixion memiliki
sistem pendingin air yang bagus dan membuat mesin tetap dalam suhu kerja yang stabil dan tidak
mudah panas dengan memanfaatkan cara kerja thermostat. 2) Gangguan yang sering muncul pada
Yamaha Vixion meliputi: pembakaran tidak sempurna akibat mesin terlalu dingin karena katup
thermostat tidak bisa menutup penuh, Volume air pendingin yang kurang dapat menyebabkan
kerusakan dan kemampaun menyerap panas berkurang, penggunaan air pendingin (coolant) yang
kurang sesuai akan mengakibatkan lubang pipa pada radiator cepat berkarat dan tersumbat serta bila
mesin motor mendapatkan panas berlebihan dari suhu kerja maka akan terjadi overheating yang
menyebabkan mesin motor rusak.

KATA KUNCI : Analisis, Sistem, Pendingin, Motor, Yamaha, Vixion.

Wawan Sukma Pribadi | 12.1.03.01.0059 simki.unpkediri.ac.id


FT – Teknik Mesin || 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

I. LATAR BELAKANG
Sistem pendinginan pada motor mesin supaya tetap dapat bekerja dan
berfungsi untuk menurunkan tahan lama.
temperatur pada mesin yang terjadi dari Sistem pendinginan (cooling
proses pembakaran. Mesin pembakaran system) adalah suatu rangkaian untuk
dalam maupun pembakaran luar dalam mengatasi terjadinya overheating pada
melakukan proses pembakaran untuk mesin agar tetap bekerja secara
menghasilkan energi dan dengan optimal. Hasil pembakaran pada motor
mekanisme mesin dirubah menjadi bakar yang menjadi tenaga mekanis
tenaga gerak. Mesin dengan efisiensi hanya sekitar 23%, sebagian panas
tinggi memiliki kemampuan untuk keluar menjadi gas bekas dan sebagian
konversi panas hasil pembakaran lagi hilang melalui proses pendinginan.
menjadi energi yang dirubah menjadi Berdasarkan hasil observasi yang
gerakan mekanis, dengan hanya dilakukan pada mesin pendingin sepeda
sebagian kecil panas yang terbuang motor Yamaha khususnya pada motor
dengan mempertimbangkan faktor Vixion. Ternyata mesin pendingin
ekonomis, daya tahan, keselamatan motor ini memakai LC (liquit cooled)
serta ramah lingkungan. yang akan bekerja saat temperatur
Proses pembakaran yang mencapai 80º. Kondisi ini
berlangsung terus menerus dalam menunjukkan kenaikan yang cukup
mesin akan mengakibatkan mesin tinggi. Apakah saat mencapai kenaikan
dalam kondisi temperatur yang sangat 80º sistem pendingin juga dapat bekerja
tinggi. Hasil pembakaran pada motor maksimal. Hal seperti inilah yang harus
bakar yang menjadi tenaga mekanis diketahui para pengendara.
hanya sekitar 23%, sebagian panas Berdasarkan dari proyek akhir
keluar menjadi gas bekas dan sebagian pembuatan engine stand dan untuk
lagi hilang melalui proses pendinginan mempelajari lebih mendalam tentang
(Hartoat, 2006: 35). Energi ini hilang kerusakan-kerusakan yang sering
karena adanya gesekan dan terjadi pada sistem pendinginaan
memanaskan minyak pelumas sebesar Yamaha Vixion dan cara perbaikannya,
7%, dan sisanya sekitar 33% hilang maka peneliti mengambil judul
diserap oleh pendinginan. Pendingin “Analisa Sistem Pendingin Yamaha
dibutuhkan untuk mempertahankan Vixion”.

Wawan Sukma Pribadi | 12.1.03.01.0059 simki.unpkediri.ac.id


FT – Teknik Mesin || 3||
II. METODE

Pada penelitian ini merupakan titik panas air. Berikut ini


penelitian kuantitatif yang memaparkan pengembangan instrument berupa
hasil penelitian terhadap benda uji, lembar pengamatan dalam melakukan
kemudian menganalisis datanya analisa:
menggunakan angka-angka. Penelitian Tabel 2.1 Instrumen Lembar
ini diadakan untuk mengetahui tentang Pengamatan dalam ºC.
hasil analisa sistem pendingin pada Aspek Pengamatan 0° 10° 45° 75° 100°
motor Yamaha Vixion 150cc tahun a. Rincian Suhu
b. Terbukanya katup
2007 yang menggunakan bahan bakar c. Langkah katup
pertamax yang dilakukan di Dealer terbuka (mm)

YAMAHA Mataram Sakti cabang Kota Setelah melakukan percobaan

Nganjuk. pemanasan thermostat dilakukan

Setelah melakukan studi deskripsi hasil percobaan untuk

literature disusunlah instrument yang mengetahui cara kerja sistem pendingin

digunakan dalam melakukan analisa air Yamaha Vixion 150cc. Selain itu

berupa data variabel yang diamati analisis juga dilakukan pada gangguan

langsung dalam penelitian ini adalah yang ditimbulkan akibat sistem

pengujian thermostat. Yang akan di uji pemdinginan yang timbulkan pada

dan diamati pembukaan katup mesin motor. Jika thermostat dapat

thermostat berapa mm, dengan suhu 0° bekerja pada suhu kerja, maka mesin

sampai 100° mulai katup tertutup juga akan terjaga dari suhu panas yang

penuh hingga katup terbuka penuhakan berlebih.

dilakukan pengambilan indikator data 5


III. HASIL DAN KESIMPULAN
Analisis sistem pendinginan pada penelitian. Berikut hasil pengujian ada
motor Yamaha Vixion dilakukan thermostat Yamaha Vixion 150cc:
dengan uji pemanasan thermostat Tabel 3.1 Hasil Analisis Pemanasan
dalam air pendingin (coolent) Thermostat Yamaha Vixion
menggunakan bejana dan kompor Pengamatan 0° C 10° C 45° C
pemanas yang dibantu dengan a. Rincian Suhu 0°-10° 10°-40° 45°-70°
b. Terbukanya Mulai
thermometer untuk mengetahui - -
katup terlihat
peningkatan suhu panas. Pemanasan c. Langkah
3–6
katup terbuka menutup Menutup
dilakukan dengan bertahap sesuai mm
(mm)
dengan rencana patokan dalam metode
Wawan Sukma Pribadi | 12.1.03.01.0059 simki.unpkediri.ac.id
FT – Teknik Mesin || 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Pengamatan 75° C 100° C katub selebar ini air pendingin sudah


a. Rincian dapat mangalir dengan lancar ke bagian
71°-80° 85°-100°
Suhu
b. Terbukan Terbuka radiator. Jika dalam suhu mencapai
Pembukaan
ya katup penuh 70ºC mesin motor sudah dikatakan
c. Langkah
katup sangat kepanasan. Hal ini, dapat
7 - 8 mm 10 mm
terbuka diketahui mesin motor Yamaha Vixion
(mm)
150cc memeliki sistem pendinginan
Berdasarkan dari analisis data uji yang baik. Karena thermostat baru
pemanasan thermostat yang digunakan dapat mengalirkan sedikit cairan karena
pada motor Yamaha Vixion dapat katub hanya membuka 3 mm saat suhu
diuraikan bahwa sistem pendingin air mencapai 45ºC.
belum dapat bekerja saat mesin baru Thermostat mulai bekerja penuh
dinyalakan atau suhu mesin masih 0ºC. saat suhu motor mulai memasuki 70ºC.
Sistem pendingin baru mulai terlihat Saat suhu berkisar 70 - 80ºC katub
sedikit bekerja dengan terlihatnya sudah membuka cukup lebar antara 5 –
pergerakan thermostat mencapai 8 mm dan air pendingin dapat masuk
tingkat suhu panas mesin mencapai mengalir cukup banyak saat suhu sudah
40ºC dengan berlahan katub mulai maksimal. Kondisi motor dalam suhu
membuka. Saat katub yang berlahan seperti ini sudah dapat dikatakan sangat
membuka cairan pendingin dapat panas. Maka sistem pendingin sudah
mengalir sedikit demi sedikit ke dikatakan bekerja maksimal dalam
radiator. Tetapi dalam tahap ini suhu 80ºC dan dapat menghemat air
pendinginan masih dikatakan belum pendingin untuk dapat mendinginkan
maksimal karena katub hanya terbuka 0 mesin secara maksimal.
– 3 milimeter (mm). Katup thermostat baru terlihat
Saat thermostat menerima suhu membuka penuh saat suhu mencapai
panas pada kisaran lebih dari 40º - 85ºC dengan lebar 10 mm. Saat
50ºC katub sudah berlahan lebih mencapai suhu ini 80º - 100ºC air
membuka makin lebar. Peningkatan pendingin dapat mengalir dengan
pergerakan katub mulai terlihat makin penuh menuju radiator dan dapat
lebar saat suhu maksimum yang mendinginkan mesin motor dengan
diterima mencapai 70ºC. Pada suhu sangat maksimal supaya mesin tetap
panas mencapai 70 - 80ºC katub sudah dalam kondisi suhu kerja. Tetapi
terbuka mencapai 5 mm. terbukanya
Wawan Sukma Pribadi | 12.1.03.01.0059 simki.unpkediri.ac.id
FT – Teknik Mesin || 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

kondisi suhu tinggi seperti ini air menyala merah. Pada thermostat yang
pendingin (collant) yang mengalir lebih masih baik, kondisi panas di bawah
banyak untuk membuat mesin tetap 10ºC, katup akan tertutup dengan baik.
dalam suhu yang stabil. Sehingga Dari analisis tinjauan terdahulu
thermostat dalam Yamaha Vixion dan berbagai rujukan serta informasi
dapat mengatur aliran air pendingin dari para pengguna motor Yamaha
dengan sangat baik saat motor benar- Vixion ditemukan beberapa gangguan
benar memerlukan pendinginan. Hal ini pada ssistem pendingin akibat
dapat menghemat penggunaan air thermostat idak berfungsi dengan baik.
pendingin yang ada pada tabung. Kerja Berikut ini macam-macam gangguan-
sistem pendingin yang seperti ini yang gangguan yang terjadi ada pada sistem
membuat mesin motor cepat mencapai pendingin motor Yamaha Vixion:
suhu kerja karena air pendingin yang a) Jika mesin motor dalam kodisi
masuk ke radiator sangat sedikit dan terlalu dingin maka bahan bakar
lambat. yang di di bakar tidak bisa,
Dalam pengamatan selanjutnya maksimal sehingga menyebabkan
thermostat kembali munutup seperti pembakaran tidak sempurna.
semula saat mencapai suhu 15ºC. b) Volume air pendingin yang kurang
Katub berlahan menutup saat suhu dapat menyebabkan kerusakan dan
turun 10º - 15ºC hingga katub menutup kemampaun menyerap panas
seperti semula pada saat suhu 0ºC - berkurang.
35ºC. Sehingga dapat dikatakan sisten c) Penggunaan air pendingin yang
pendingin Yamaha Vixion sudah baik. kurang sesuai dengan kondisi mesin
Thermostat dikatakan dapat Yamaha Vixion yang sudah
bekerja dengan baik jika saat ditentukan pabrik akan
memasuki pemanasan mulai 10ºC mengakibatkan lubang pipa pada
seharusnya sudah mulai mengalami radiator cepat berkarat dan
pergerakan bukaan katub secara tersumbat.
berlahan sampai mencapai suhu d) Bila mesin motor mendapatkan
optimal 80º - 95ºC akan terbuka penuh. panas yang berlebihan dari suhu
Jika lebih dari 100ºC, sistem tetap optimal maka akan terjadi
berjalan maka akan disertai peringatan. overheating.
Biasanya indikcator panas akan

Wawan Sukma Pribadi | 12.1.03.01.0059 simki.unpkediri.ac.id


FT – Teknik Mesin || 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Hasil dari analisis yang diperoleh mesin motor tetap awet. Selain itu,
diharapkan dapat membantu para sebagai bahan pertimbangan para industri
pengguna kendaraan Yamaha khususnya permesinan untuk memberikan performa
motor Vixion untuk menambah wawasan yang lebih baik.
dalam menjaga keselamatan dan merawat
IV. DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2006. Analisis Gangguan dan Teknologi 2008–IST AKPRIND


Cara Mengatasi Sistem Yogyakarta.
Pendingin Pada Mesin Daihatsu Raharjo, Winarno Dwi., dan Karnowo.
Charade. Semarang: Universitas 2008. Mesin Konversi Energi.
Negeri Semarang. Semarang : UNNES PRESS.
Daryanto. 2002. Pemeliharaan Sistem Raflando, Koni dkk. 2012. Analisis
Pendingin dan Sistem Pelumasan Volume Air Radiator Terhadap
Mobil. Bandung: Krama Widya. Perubahan Temperatur Pada
Drs. Bintoro, ST, MT.2009. Sistem Motor Diesel Chevrolet.
Pendinginan Air Pada Mesin PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 30-
Mobil. Malang: Widyaiswara 36.
Madya Departemen Otomotif Sirok,B.,Trenc,F.,Novak,M.,Jere,F.,200
PPPPTK BOE / VEDC Malang. 0. Analysis of The Air Flow in
Foss,J.F., Morris,S.,C., Neal,D.R., The Radial Engine Cooling Fan
2003. Axial Fans Research for of Combat Vehicle, Proc. Inst..
Automotive and Building Mech. Engrs. Vol 215 Part D
Ventilation Applications, page 665-673
www/.delphi.com /pdf Sugiono. 2011. Metode Penelitian
/techpapers /2002-1207/pdf Penelitian. Bandung: Alfabeta.
tanggal 29 Oktober 2003. Sutrisno, Taufiq Hidayat. 2008.
__________, 2003, Ford Bulletin, Perubahan Bentuk Profil Saluran
www.flatheadv8.org/rumblest/co Bersirip Hubungannya Dengan
oling.pdf, tanggal 29 Oktober Tingkat Efisiensi Pemakaian
2003. Bahan Bakar Pada Sepeda
Hartoat. 2006. Analisa Gangguan Motor. (Dibiayai Dari Dipa
Sistem Pendingin pada Mesin Kopertis Wilayah VI Tahun
Toyota Kijang 5K. Semarang: Anggaran 2007 Nomor:
Universitas Negeri Semarang. …../006.2/PP3/ 2007)
Irfan, Ade. 2007. Analisis Sistem Sutrisno, Taufiq Hidayat, Harjanto.
Pendinginan Pada Mesin Isuzu 2007. Peningkatan Efisiensi
Panther S. Semarang: Universitas Pemakaian Bahan Bakar Dengan
Negeri Semarang. Pemanfaatan Pendinginan Mula
Lukman, Syaiful. 2005. Analisis Sistem Pada Radiator Dengan Saluran
Pendinginan Pada Toyota Bersirip Terpenggal (Dibiayai
Starlet. Semarang: Universitas Oleh Dinas Pendidikan Dan
Negeri Semarang. Kebudayaan Propinsi Jawa
Okto, Dinaryanto. 2008. Optimasi Tengah Tahun Anggaran 2007)
Desain Fan Pendingin Terhadap Pembuangan panas fluida.
Pendinginan Radiator. Seminar http://repository.unej.ac.id/handle
Nasional Aplikasi Sains dan /123456789/56916.
Wawan Sukma Pribadi | 12.1.03.01.0059 simki.unpkediri.ac.id
FT – Teknik Mesin || 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Toyota Training Centre. 1995. New


Step 1 Training Manual: PT
Toyota Astra Motor.
Velarde–Suarez, S., Santolaria–Morros,
C., Ballesteros–Tajadura, R., and
Gonzales–Perez, J.,2001,
Unsteady Flow Pattern
Characteristics Downstream of a
Forward. Curved Blades
Centrifugal Fans, ASME J.
Fluids Eng., Vol. 123, pp. 265.

Wawan Sukma Pribadi | 12.1.03.01.0059 simki.unpkediri.ac.id


FT – Teknik Mesin || 8||

Anda mungkin juga menyukai