Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan pidato dengan judul
“kesiapan santri dalam menghadapi krisis global”
Berbicara tentang santri berarti tidak akan lepas dari peranan pesantren yang
melahirkan santri – santri tangguh yang siap memimpin masa depan di era globalisasi.
Menurut Prof. Masdar Hilmy, Salah satu tantangan terbesar pesantren adalah datangnya
era globalisasi dan informasi yang diwarnai ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang
semakin mengglobal. Sebab, kedatangan era globalisasi tidak saja membawa hal – hal
yang menyangkut perangkat keras seperti komputer, pesawat komunikasi, dan
sebagainya. Namun yang dibawa oleh era globalisasi beserta teknologi canggihnya adalah
nilai – nilai baru, ideologi dan sistem budaya yang mengitarinya yang bisa mengikis nilai -
nilai keislaman yang dibawa melalui pesantren.
Tidak bisa dipungkiri bahwa globalisasi ini tentunya membawa dampak positif dan
juga dampak negatif. Dampak positif misalnya jika ingin mengetahui suatu informasi dari
berbagai belahan dunia maka tidak perlu pergi ke tempat kejadian dengan biaya yang
mahal dan waktu yang lama, tetapi hanya dengan menggerakkan jempol maka dunia
sudah hadir dihadapan kita, bahkan dunia ini dapat kita jadikan seluas daun kelor
Namun dampak negatif dari globalisasi juga tidak main – main, kita saksikan sendiri
bagaimana globalisasi telah menimbulkan kenistaan yang melahirkan krisis global dari
berbagai dimensi kehidupan, diantaranya adalah :
1. Krisis kemanusiaan
Manusia telah hilang dimensi kemanusiaannya, mereka hanya mengejar
kesenangan dunia saja namun melupakan tuhannya. sehingga Allah menurunkan
derajat serendah – rendahnya kepada mereka kecuali yang menjaga keimanannya.
Allah berfirman (QS. At – Thiin 4 – 6)
َ َٰ ثُم َردَ ۡد َٰنَهُ أ َ ۡسفَ َل٤ س ِن ت َ ۡق ِو ٖيم
َ إَِّل ٱلذِين٥ َس ِف ِلين َ سنَ ِف ٓي أ َ ۡح ِ ۡ لَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا
َ َٰ ٱۡلن
٦ ون ٖ ُت فَلَ ُه ۡم أ َ ۡج ٌر غ َۡي ُر َممۡ ن َٰ َْءا َمنُواْ َو َع ِملُوا
ِ ٱلص ِل َٰ َح
Dari ayat diatas, dapat kita fahami bahwa manusia adalah makhluk Allah yang
paling sempurna yang dengan kecerdasan otaknya mampu menciptakan
kemegahan dunia, namun disisi lain manusia juga makhluk Allah yang paling hina
jika mereka tidak menjaga iman dan akhlaknya.
2. Krisis ekonomi
Pada awal abad 20 dunia diatur dengan dua sistem ekonomi yang didewa –
dewakan dan katanya ampuh memakmurkan dan mensejahterakan manusia, yakni
sistem ekonomi komunis dan sistem ekonomi kapitalis yang dibuat dan bersandar
pada kejeniusan manusia.
Namun di akhir abad 20 dan memasuki abad 21 apa yang terjadi pada kedua
sistem tersebut? sistem ekonomi komunis berantakan dan memporak –
porandakan negaranya sehingga menjadi negara – negara kecil. Sistem kapitalisme
yang didewakan negara Amerika ternyata tidak mampu mengawal rakyatnya
menjadi bahagia. Harapan baru adalah sistem ekonomi syariah yang diciptakan
Allah untuk kemakmuran manusia, yang sekarang ini sudah menjadi icon ekonomi
baik di barat maupun di timur.
untuk menjawab tantangan krisis global santri harus mempersiapkan diri dan memiliki
bekal, yakni
1. Santri harus dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilapisi dengan
iman dan taqwa sehingga mampu berkarya dan tidak terjerumus kedalam
kebimbangan dunia.
2. Santri harus menjadikan Rosulullah dan pewarisnya sebagai teladan dalam berfikir
dan berdzikir, bersikap dan bertindak dalam menjalani kehidupan di dunia.
Hadirin yang berbahagia..
تركت فيكم أمرين ما إن تمسكتم بهما لن تضلوا أبدا كتاب هللا وسنة رسول هللا
Aku tinggalkan dua perkara selama kalian berpegang teguh terhadap keduanya tidak akan
tersesat selamanya yakni al – Qur’an dan al – Hadis.
Karena itu, jangan malu untuk menjadi santri karena hanya santrilah yang digembleng
dengan pendidikan selama 24 jam penuh dan tidak menutup kemungkinan bahwa santri
lebih siap menjawab tantangan zaman. Untuk itu dengan berpegang teguh pada al Qur’an
dan Hadis, semangat resolusi jihad dan hari santri nasional mari kita jadikan momentum
untuk berjihad dengan ilmu dan karya menantang krisis global.
Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya mohon maaf, uushikum
wanafsii bi taqwllah..