Disusun Oleh:
210110150259
Universitas Padjajaran
Industri Budaya:
Pada Masa Ini, Film, radio, majalah membentyuk suatu sistem. Budaya
menberikan segala hal dengan keserupaan. Film dan radio tidak lagi hanya dipandang sebagai
seni melainkan sekarang ini mereka hanya sekedar produk dari bisnis yang dinamakan
Industri Budaya. Pihak Pihak yang berkepentingan dalam industri tersebut menyebut apa
yang mereka lakukan dengan istilah “Teknologi”. Mereka meng-klaim bahwa bentuk
terstandarisasi awalnya berasal dari kebutuhan konsumen walaupun kenyataan dibaliknya
bahwa mereka menutupi alasan teknologi menutup kekuasaan atas masyarakat juga karena
wewenang dari orang orang yang memiliki posisi ekonomi terkuat dalam masyarakat saat
ini—yang banyak didominasi oleh pemilik media.
Bukan suatu alasan jika mental masyarakat mengikuti apa yang disajikan industri
budaya saat ini. Jika suatu –yang awalnya dinamakan—Seni mengikuti cara yang telah
ditinggalkan maka insutri tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan publik karena zaman
semakin berkembang mengikuti sifat dinamisnya dan apa yang ada dalam konten seni
tersebut yang palinh sesuai dengan merekalah yang diperlukan masyarakat.
Perbedaan yang tajam seperti film A dan film B sebenarnya hanya ilusi untuk
mengkalsifikasi konsumen. Terbukti pada grafik organisasi enelitian konsumen
dikelompokkan sesuai warna warna berdasar kelompok pendapatan, asal mekanis ini menjadi
bukti bahwa produk yang terdiferensiasi secara luar sebenarnya sama. Standar nilai yang
disamakan tergantung jumlah investasi yang digunakan dan makna dari produk
tersebut.Media teknis bahkan mengacu pada keseragaman. Jika kita amati dalam Top Chart
lagu Hits, bagian yang ditampilkan cenderung singkat tiap intervalnya. Dalam sebuah film
hasil bisa diprediksi dari awal siapa yang akan dihukum dan dilupakan. Pengalaman familiar
dirasakan penikmat film yang menganggap jalanan diluar adalah lanjutan dari film yang baru
saja ia lohat di bioskop karena Film mencoba untuk mereproduksi dunia sehari hari. Maka
semakin ia meniru dunia sebenarnya, semakin mudah ia menciptakan ilusi. Kebanyakan Film
memberikan gestur, imej, kata dan suara sehingga penonton tidak perlu berpikir mengenai
apa yang mereka perlu intrepretasi dan secara tidak langsung menumpulkan kemampuan
imajinasi mereka.Musik jazz misalnya, yangs sehausnya memainkan musik yang serius justru
malah menampilkan senyuman yang bersifat superior.
Bukan tanpa alasan insutri budaya berasal dari negara industri liberal, karena
Bioskop, jazz, radio berhasil disana.Kemajuannya berhasil dari hukum modal. Konsumen
adalah pekerja sekaligus menggaji pemilik modal, petani dan pekerja. Bagaimanapun
Konsumen juga memiliki aspirasi dan seharusnya menolak dengan teguh apa apa yang
memperbudak mereka. Kebaharuan dan Dinamisme adalah hal yang terpenting karena tidak
ada yang diizinkan untuk tetap seperti dahulu, segala sesuatu harus bergerak tanpa henti.
Semakin suatu industri budaya merangkul semua golongan hal ini justru
mendorong pada kebangkrutan. Akan tetapi seni murni masih bisa dinikmati, tapi tidak untuk
semua glongan melainkan hanya untuk golongan borjuis. Konten nyata industri hiburan
hanyalah latar belakang yang memudar yang tercetak dari tuga stugas yang telah
terstrandarisasi. Salah satu pelarian dari proses kerja di pabrik dan kantor adalah menonton
hiburan, hiburan membeku menjadi keosanan karena untuk terhibur tidak membutuhkan
usaha apapun—penonton tidak perlu memikirkan apapun, hiburan menetapkan reaksinya
sendiri.apapun yang memerlukan pemikiran berat akan dihindari pada acara hiburan ini.