Anda di halaman 1dari 4

REVIEW BUKU ADORNO

THE CULTURE INDUSTRY

ENLIGHTMENT AS MASS DECEPTION

Disusun Untuk memenuhi tugas Media Critisizm

Disusun Oleh:

Alya Miranti Pramasha Putri

210110150259

Program Studi Ilmu Komunikasi 2015

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Padjajaran
Industri Budaya:

Pencerahan Sebagai Penipuan Masal

Pada Masa Ini, Film, radio, majalah membentyuk suatu sistem. Budaya
menberikan segala hal dengan keserupaan. Film dan radio tidak lagi hanya dipandang sebagai
seni melainkan sekarang ini mereka hanya sekedar produk dari bisnis yang dinamakan
Industri Budaya. Pihak Pihak yang berkepentingan dalam industri tersebut menyebut apa
yang mereka lakukan dengan istilah “Teknologi”. Mereka meng-klaim bahwa bentuk
terstandarisasi awalnya berasal dari kebutuhan konsumen walaupun kenyataan dibaliknya
bahwa mereka menutupi alasan teknologi menutup kekuasaan atas masyarakat juga karena
wewenang dari orang orang yang memiliki posisi ekonomi terkuat dalam masyarakat saat
ini—yang banyak didominasi oleh pemilik media.

Bukan suatu alasan jika mental masyarakat mengikuti apa yang disajikan industri
budaya saat ini. Jika suatu –yang awalnya dinamakan—Seni mengikuti cara yang telah
ditinggalkan maka insutri tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan publik karena zaman
semakin berkembang mengikuti sifat dinamisnya dan apa yang ada dalam konten seni
tersebut yang palinh sesuai dengan merekalah yang diperlukan masyarakat.

Perbedaan yang tajam seperti film A dan film B sebenarnya hanya ilusi untuk
mengkalsifikasi konsumen. Terbukti pada grafik organisasi enelitian konsumen
dikelompokkan sesuai warna warna berdasar kelompok pendapatan, asal mekanis ini menjadi
bukti bahwa produk yang terdiferensiasi secara luar sebenarnya sama. Standar nilai yang
disamakan tergantung jumlah investasi yang digunakan dan makna dari produk
tersebut.Media teknis bahkan mengacu pada keseragaman. Jika kita amati dalam Top Chart
lagu Hits, bagian yang ditampilkan cenderung singkat tiap intervalnya. Dalam sebuah film
hasil bisa diprediksi dari awal siapa yang akan dihukum dan dilupakan. Pengalaman familiar
dirasakan penikmat film yang menganggap jalanan diluar adalah lanjutan dari film yang baru
saja ia lohat di bioskop karena Film mencoba untuk mereproduksi dunia sehari hari. Maka
semakin ia meniru dunia sebenarnya, semakin mudah ia menciptakan ilusi. Kebanyakan Film
memberikan gestur, imej, kata dan suara sehingga penonton tidak perlu berpikir mengenai
apa yang mereka perlu intrepretasi dan secara tidak langsung menumpulkan kemampuan
imajinasi mereka.Musik jazz misalnya, yangs sehausnya memainkan musik yang serius justru
malah menampilkan senyuman yang bersifat superior.
Bukan tanpa alasan insutri budaya berasal dari negara industri liberal, karena
Bioskop, jazz, radio berhasil disana.Kemajuannya berhasil dari hukum modal. Konsumen
adalah pekerja sekaligus menggaji pemilik modal, petani dan pekerja. Bagaimanapun
Konsumen juga memiliki aspirasi dan seharusnya menolak dengan teguh apa apa yang
memperbudak mereka. Kebaharuan dan Dinamisme adalah hal yang terpenting karena tidak
ada yang diizinkan untuk tetap seperti dahulu, segala sesuatu harus bergerak tanpa henti.

Semakin suatu industri budaya merangkul semua golongan hal ini justru
mendorong pada kebangkrutan. Akan tetapi seni murni masih bisa dinikmati, tapi tidak untuk
semua glongan melainkan hanya untuk golongan borjuis. Konten nyata industri hiburan
hanyalah latar belakang yang memudar yang tercetak dari tuga stugas yang telah
terstrandarisasi. Salah satu pelarian dari proses kerja di pabrik dan kantor adalah menonton
hiburan, hiburan membeku menjadi keosanan karena untuk terhibur tidak membutuhkan
usaha apapun—penonton tidak perlu memikirkan apapun, hiburan menetapkan reaksinya
sendiri.apapun yang memerlukan pemikiran berat akan dihindari pada acara hiburan ini.

Film kartun dulunya merupakan pengembangan fantasi melawan rasionalisme


denga memerikan keadilan terhadap binatang dan yang diakibatkan teknologi. Tetapi
sekarang kebanyakan dari mereka mencantumkan komedi dagelan—komedi yang kasar--.
Tom and jerry yang sudah dianggap biasa walaupun sebagian besar kontennya didominasi
kekerasan dan menunjukan suatu pihak yang tertindas adalah hal yang lucu. Bioskop juga,
jika ditutup yang merasakan kerugian bukan orang yangmerasa antusias dengan film
melainkan ibu rumah tangga yang kehilangan kesegaran di musim panas dan kehangatan di
usim dingin serta menghindar agar disuruh suruh dirumah.

Industri budaya secara terus menerus menekan, memeprtunjukan objek keinginan


seperti buah dada didalam sweater, batang tubuh karakter pahlawan yang ditunjukkan tanpa
busana. Tidak ada situasi erotis dimana hanya ada sindiran yang tidak akan membuat hal ini
berakhir. Seperti kata Tantalus, pekerja seni itu aestetik dan tidak tahu malu, Indutri budaya
itu porno dan munafik.Industri budaya menjadikan cinta sekedar percumbuan untuk
diperdagangkan . Kesenangan adalah apa yang Industri hiburan tidak pernah coba berhenti
hentikan. Alasan adanya backsound orang oang tertawa dalam acara komedi karena
sesungguhnya tidak ada yang bisa ditertawakan dan menunjukan ketidakmampuan penonton
menolak kekuatan. Keberuntungan tidak berpihak pada semua, salah satunya pada mereka
yang memiliki lotre. Biasanya industri hiburan menghadirkan dirinya sebagai industri yang
tidak berhenti mencari talenta. Mereka yang ditemukan aalah mereka yang diperlukan.
Misalnya pemain muda wanita melambangkan sekretaris. Kecantikan adalah apapun yang
dihasilkan kamera. Film bisa menunjukan Paris, sebuah kota dimana perempuan berharap
untuk dilamar lelaki.

Budaya merupakan komoditas paradoksal, maka dari itu budaya bergabung


dengan iklan. Pada awalnya Iklan menjalankan pelayanan sosial dengan mengarahkan dan
memfasilitasi pembeli di pasar. Ini tidak menimbulkan biaya kerja malah justru semakin
menghemat biaya tersebut. Sekarang mereka yang memegang kontrol menguatkan iklan yang
membelenggu konsumen dengan Produsen terus membayar ke Agensi. Semua iklan tidak
perlu mengenalkan orang dengan barang dagangan. Melalui bahasa yang mereka gunakan,
semakin asli makna suatu bahasa maka akan semakin sulit mereka untuk ditembus—Iklan
dengan slogan Pria Punya Selera yang sampai sekarang pemaknaannya tergantung perspektif
konsumen. Sekarang bahasa sudah menjadi Universal, Penyiar radio tidak perlu berbicara
dengan nada yang memengaruhi. Cara gadis muda menerima telepon dibuat dengan situasi
paling intim dalam pilihan kata. Keseluruhan kehidupan diklasifikaskan menjadi kategori
psikologi yang mencoba merubah seseorang menjadi orang yang dihadirkan dalam industri
budaya.

Anda mungkin juga menyukai