SOFYAN WOMSIWOR
01701126
PENGESAHAN PERSETUJUAN
Proposal ini telah kami setujui untuk di ajukan pada seminar proposal
penelitian dengan judul “Hubungan Pola Makan Dengan Peningkatan
Kadar Kolesterol Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdah Gau Mabaji
Kabupaten Gowa” Prorgam Serata Satu (S1) Keperawatan STIKES
Amanah Makassar dalam rangka penyempurnaan penulisan.
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini
dengan judul “Hubungan Pola Makan Dengan Peningkatan Kadar
Kolesterol Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdah Gau Mabaji
Kabupaten Gowa” Telah kami setujui untuk di pertahankan di hadapan tim
penguji pada ujian sidang program studi S1 ilmu keperawatan STIKES
Amanah Makassar dalam rangka penyempurnaan penuliasan
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
degeneratif pada lansia ini jika tidak ditangani dengan baik maka akan
Lanjut Usia atau lebih dikenal dengan istilah lansia merupakan suatu
penurunan fungsi jaringan otot hingga fungsi organ tubuh seperti jantung, hati,
otak, dan ginjal. Salah satu dampak dari penurunan fungsi organ jantung
adalah terjadinya pengendapan zat zat yang bersifat aterosklerosis yang dapat
lansia yang rendah pula, serta dapat mempengaruhi pola hidup lansia yang
makanan yang kaya akan kandungan gizi, dan lain sebagainya (Almatsier,
2011).
Menurut WHO Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu masalah
kematian di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta disebabkan oleh PTM.
sebesar 39%. Kematian akibat PTM akan terus meningkat di seluruh dunia.
70% dari populasi global akan meninggal akibat PTM seperti jantung, stroke,
akan terlihat jelas pada tahun 2030. Jumlah kesakitan akibat penyakit tidak
menular dan kecelakaan akan meningkat, sedangkan penyakit menular akan
serius karena merupakan salah satu faktor risiko dari berbagai macam
Kadar kolesterol yang berlebih dalam darah akan akan mudah melekat
pada dinding sebelah dalam pembuluh darah. LDL yang berlebih melalui
konsumsi asam lemak total dan tingkat konsumsi zat kolesterol makanan
berbagai macam tahapan reaksi tubuh. Asetil koA akan diubah menjadi
kolesterol dalam tubuh, jika jumlah asupan lemak maupun asupan kolesterol
tidak dikontrol maka jumlah asetil KoA di dalam tubuh juga akan terus
meningkat jika hal ini terus menerus dibiarkan maka dapat menimbulkan
akan diangkut kembali ke hati oleh HDL (Sitorus, 2010). Hal ini sesuai
Koroner.
penderita kolesterol di provinsi sulawesi selatan sampai saat ini adalah 60,022
jiwa yang tersebar diberbagai kabupaten dan kota yang ada di provinsi
sulawesi selatan sedangkan Data dari Dinas Kesehatan kota makasar juga
menyebutkan bahwa jumlah kasus penyakit kolesterol dalam tiga tahun terahir
yaitu mulai pada tahun 2015 sebanayak 11.502 penderita ,kemudian pada
tahun 2016 jumlah kasus kolesterol sebanyak 15.232,namun pada tahun 2017
Dari survei awal yang kami lakukan di Panti Sosial Tresna Werdah Gau
Mabaji Kabupaten Gowa karena jumlah lansia yang terdaftar termasuk angka
yang cukup tinggi yaitu mencapai 94 penderita pada tahun 2016 ,pada tahun
kolesterol pada lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten
Gowa.
B. Rumusan Masalah
peningkatan kadar kolesterol pada lansi di panti sosial werdha gau mabaji
kabupaten gowa.?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kolesterol pada lansia di panti social werdha gau mabaji kabupaten gowa
tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
kolesterol pada lansia di panti social werdha gau mabaji kabupaten gowa
tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmiah
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi depkes dan stikes amanah
lansia.
3. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
(membran sel) dalam tubuh. Bukan hanaya itu saja, kjolesterol juga
berperan penting dalamn menjalankan fungsi saraf dan otak. (Mumpuni &
Wulandari, 2011).
dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
seperi kuning telur, daging, hati dan otak (Murray et al., 1999). Kolesterol
darah < 200 mg/ dl dan apabila kadar kolesterol dalam darah sudah
2009). Kolesterol sangat larut dalam lemak, tetapi hanya sedikit larut
7
dalam air dan mampu membentuk ester dengan asam lemak (Guyton &
Hall, 2007).
dibuat didalam hati dan lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi
2. Klasifikasi
kadar kolesterol.
a. Jenis kolesterol
empedu (Sutanto,2010).
b. Kadar kolesterol
Tabel 2.1
a. Makanan
c. Kurang pengetahuan
kolesterol.
d. Kepatuhan
didalm darah hanya seperempat yang berasal dari sari makanan yang
tubuh melalui sel-sel hati. Ketika dicerna didalam usus, lemak yang
fosfolipid, dan asam lemak bebas. Usus akan menyerap keempat unsur
lemak tersebut dan masuk kedalam darah., sementara untuk kolesterol dan
unsure lemak yang lainnya tidak larut dalam darah. Agar dapat diangkat
semua kedalam aliran darah, kolesterol dan lemak-lemak lain (trigliserida
lipoprotein.
sumber energy dan bilah jumlahnya berlebih maka akan disimpan dalam
jaringan lemak. Bila asupan kolesterol tidak dapat mencukupi, maka sel
diangkut kembali oleh lipoprotein yang sering disebut juga sebagai HDL
untuk kemudian akan dibawa kehati, yang akan diuraikan dan buang
sering disebut juga sebagai xantoma didalam tendon (urat daging) dan
didalam kulit. Kadar trigliserida yang cukup tinggi (sampai denga 800
mg/dl atau lebih) dapat menyebabkan pembesaran pasda hati dan limpah
karena orang yang melakukan puasa dengan orang tidak melakukan puasa
b. Olaraga
d. Home Visit
gateway
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah
(Sulistyoningsih, 2011).
a. Jenis makan
Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap
,dan Buah yang dikonsumsi setiap hari Makanan pokok adalah sumber
b. Frekuensi makan
meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan
merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali makan
c. Jumlah makan
pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan, dan
a. Faktor ekonomi
masyarakat.
oleh faktor budaya sosial dalam kepercayaan budaya adat daerah yang
(Sulistyoningsih, 2011).
c. Agama
d. Pendidikan
e. Lingkungan
Dalam lingkungan pola makan ialah berpengaruh terhadap
2011).
f. Kebiasaan makan
a. Umur
gizi pada usia balita karena pada masa balita terjadi pertumbuhan dan
gizi seseorang lebih rendah untuk tiap kilogram berat badan orang
dewasa.
b. Aktifitas
Aktifitas dalam angka kecukupan gizi ialah suatu kegiatan
c. Jenis Kelamin
masyarakat.
1. Definisi Lansia
usia 65-75 tahu (Potter, 2010). Proses menua merupakan proses sepanjang
hidup, tidak hanya di mulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan dan terjadi pada
tahap masa tua dalam perkembangan invidu dengan batasan usia 60 tahun
keatas. Menurut Maryam (2008) usia lanjut adalah kelompok orang yang
sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka
waktu beberapa dekade. Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak
keseluruhan (kemenkes 2010). Istilah untuk lansia belum ada kata bakunya
manusia usia lanjut (manula), golongan lanjut umur (glamur), usia lanjut
dalam ukuran fungsi dan ukuran waktu. Lansia adalah masa dimana proses
a. Fisik
b. Psikologis
3) Merasa sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak berguna (Dwi &
Fitrah, 2010).
keseluruhnya saling kait mengait antar satu bagian dengan bagian yang
yang harus di hadapi oleh setiap kita yang mualai menjadi manula,
(Muhammad, 2010).
Secara umum, menjadi tua di tandai oleh kemunduran biologis yang
yang menetap
Perubahan yang terjadi pada lansia menurut (Dwi & Fitrah, 2010) adalah
1. Fisik
sexsual proses, walaupun tidak nampak dari luar tubuh karena terjadi
kemungkinan buruk yang terjadi pada dirinya (Dwi & Fitrah, 2010)
2. Psikologis dan hubungan social
yang tidak sesuai dengan keadaannya, oleh karena itu biasanya para
usaha mereka sendiri walaupun biasa tidak menjadi jaminan untuk dia
lebih bermakna dan bermanfaat bagi orang lain dimasa tuanya. Seseorang
yang sudah menginjak masa lansianya biasanya muncul sikap yang tidak
bersikap egois. Biasanya lansia akan merasa diterima bila anak cucu
dan dimengerti walaupun mungkin itu sulit diterima bagi semua keluarga
akan tetapi dengan pemahaman bahwa setiap orang nanti kelak ketika dia
menginjak lanjut usia akan menunjukkan sikap yang sama (Dwi & Fitrah,
2010).
3. Segi agama
untuk beribadah, beramal dan berbuat baik dengan cara mendekatkan diri
lanjut usia bergeser dari kebutuhan biologik dan self survival diganti oleh
A. Kerangka Konsep
antara variabel ( baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti ).
Pola makan
Lansia
Kadar kolesterol
Keterangan :
diteliti.
26
B. Hipotesi Penelitian
hubungan antara pola makan dengan peningkatan kadar kolesterol pada lansia
di panti social tresna werdah gau mabaji kabupaten gowa. Pertanyaan yang
merupakan hipotesa nol (Ho) adalah Tidak ada hubungan antara pola makan
dengan peningkatan kadar kolesterol pada lansia di panti social tresna werdah
Operasional Ukur
n penyakit jawabanya ≤ 50
Kolesterol
jawabanya ≤ 50
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
kolesterol pada lansia Di Panti Sosial Tresna Werdah Gau Mabaji Gowa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest –
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werda Gau Mabaji
Gowa.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
tertentu yang akan di teliti (Hidayat ,2010) Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 25 orang.
2. Sampel
sebagai berikut :
n= N
1 + N (E )2
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
E: batas toleransi kesalahan (10%)2
n= 25
1 + 25 ( 10 ) 2
n= 25
1 + 25 ( 0,1 ) 2
n= 25
1 + 25 ( 0,01)
n= 25
1 + 0,25
n= 25
1,25
n= 20 orang
gowa.
1. Data primer
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang di ambil dan diperoleh dari tempat
penelitian,dalam hal ini adalah Pantii Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa.
E. Instrumen pengumpulan data
2. Pengukuran observasi
F. Pengolahan Data
tahapan dalam pengolahan data yang peneliti harus lalui yaitu editing, coding,
processing, dan cleaning. Data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini
kemudian dilakukan:
a) Editing
b) Coding
data. Kegiatan yang dilakukan, setelah data diedit kemudian diberi kode.
c) Processing
d) Cleaning
dilakukan pengecekan kembali apakah data yang ada salah atau tidak.
G. Analisa Data
1. Analisis Univariat
yang diteliti. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini
adalah tekanan darah sebelum dan sesudah latihan fisik. Data akan
disajikan dalam bentuk tabel rerata tekanan darah lansia (Hastono, 2007).
2. Analisa Bivariat
H. Etika Penelitian
manusia.
1. Informed Consent
(Hidayat, 2011).
2011).
DAFTAR PUSTAKA
Ekasari, Fatma. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta: Salemba
Medika.
Kusuma, I.M, Haffidudin M dan Anis P. 2015. Pola Makan dengan Peningkatan
Kadar
Kolesterol pada Lansia di Jebres Surakarta. 2(2).
Maryam. 2010. Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan.
Jakarta:
Direktorat Bina Kesehatan Komunitas.
Putri, A.F. 2014. Hubungan Rasio Lingkar Pinggang Panggu dengan Kadar
Kolesterol pada
Wanita diatas Usia 40 Tahun di Lingkungan Sawahan Kelurahan
Kepatihan
Kecamatan Kaliwates kabupaten Jember. Program Sarjana Universitas
Muhammadiyah Jember. Jember.
Septianggi, dkk. 2013. Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolestrol dengan
Kadar
Kolestrol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD
Tungurejo
Semarang. 2(2).