Anda di halaman 1dari 8

Sesi tanya jawab

NO. PERTANYAAN JAWABAN


1. Bagaimana mekanisme Mengenai mekanisme pengangkatan
pengangkatan arbiter? tergantung dari masing-masing badan
arbitrase. Namun, hal yang perlu di
garis bawahi adalah arbiter tidak
diangkat. Ketika seseorang telah
memenuhi syarat arbiter dalam UU
Arbitrase maka dapat menjadi arbiter.
Dalam BANI sendiri mekanisme dari
arbiter adalah dengan cara dipinang
atau dengan kata lain BANI mencari
sendiri orang-orang yang siap
menjadi arbiter.
Bagaimana bentuk lembaga Arbitrase berbentuk Badan Hukum
arbitrase? perkumpulan yaitu commercial court
sehingga menyandang status sebagai
subyek hukum.
Bagaimana cara pihak memilih Hal ini tergantung kepada pihak yang
arbiter lembaga dan non-lembaga memilih. Bahwa apabila seseorang
(ad-hoc)? memilih arbiter pada badan arbitrase
seperti BANI maka arbiter telah
terpercaya.
Bagaimana bila arbiter tidak a. Arbiter dapat diajukan hak ingkar
memenuhi syarat, apa b. Diajukan pembatalan terhadap
dampaknya? putusan arbitrase atas dasar tipu
muslihat
2. Apakah pada Badan Arbitrase Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 (UU
Nasional Indonesia (BANI) telah Arbitrase) telah diatur hukum acara,
ada pengaturan hukum acaranya khususnya dalam hal pembuktian dan
tersendiri? Apakah antar Arbiter di pemeriksaan saksi menggunakan
BANI bisa berbeda menggunakan hukum acara perdata. Pada
hukum acara? prinsipnya, para pihak bebas
menentukan hukum acaranya (party
otonom). tergantung para pihak
memilih lembaga arbitrase mana
karena aturan hukum acara antar
lembaga, seperti BANI, BAPMI,
BASYARNAS berbeda-beda. Jika
para pihak tidak mengatur ke
lembaga mana, maka ketentuan
hukum acaranya akan merujuk pada
ketentuan pada UU Arbitrase.
3. Sebagaimana disampaikan oleh BANI adalah badan hukum
pemateri bahwa BANI adalah perkumpulan yang didirikan pada
badan hukum, kemudian yang tahun 1977 oleh Kamar Dagang dan
menjadi pertanyaan badan hukum Industri Indonesia (KADIN).
apa yang dimaksud tersebut?
Dari mana dana operasional BANI Sebagaimana telah dijelaskan
untuk menyelenggarakan kegiatan sebelumnya bahwa BANI adalah
administrasi maupun teknis sebuah commercial court yang mana
arbitrase? dana operasionalnya berasal dari
biaya panjar perkara yang dibayarkan
oleh para pihak. Adapun besaran
biaya yang dibayarkan oleh para
pihak yakni didasarkan pada nilai
klaim perkara. Dana yang diperoleh
dari biaya perkara itulah yang
nantinya digunakan sebagai dana
operasional untuk menggaji pegawai,
melaksanakan kegiatan administrasi,
dan sebagainya. Khusus arbiter akan
menerima fee dari para pihak, selain
itu BANI juga memperoleh dana dari
kegiatan-kegiatan seminar atau event
yang melibatkan BANI sebagai
keynote speakernya.
Sebagaimana diketahui Pada prinsipnya BANI hanya
kewenangan utama BANI adalah menyelesaikan perkara kontraktual
menyelesaikan sengketa artinya ada wanprestasi sebagai
perdagangan/ bisnis yang bersifat dasar diajukannya perkara. Namun
kontraktual artinya ada unsur demikian apabila kita merujuk pada
wanprestasi dari suatu perkara Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang
yang diajukan. Berdasarkan hal Nomor 30 tahun 1999 tentang
tersebut Apakah BANI masih dapat Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
memeriksa perkara yang Sengketa yang mana pada pokoknya
didasarkan pada perbuatan menyatakan bahwa adanya suatu
melawan hukum (PMH)? perjanjian arbitrase tertulis
meniadakan hak para pihak untuk
mengajukan penyelesaian sengketa
atau beda pendapat yang termuat
dalam perjanjiannya ke Pengadilan
Negeri, maka BANI secara yuridis
harus menerima perkara tersebut
sebab sengketa yang terjadi di antara
para pihak tidak selalu bersifat
wanprestasi murni, akan tetapi
adakalanya sengketa tersebut
didasarkan pada PMH yang berkaitan
dengan hubungan kontraktual. Pada
praktiknya perkara yang lazim
diajukan ke BANI adalah perkara
wanprestasi, namun dalam
perkembangannya BANI juga
menangani PMH dalam pelaksanaan
kontrak. Jadi di sini ada pelanggaran
yang terjadi atas pelaksanaan
kontrak, namun hal-hal yang
dilanggar tersebut tidak ada diatur
dalam kontrak. Namun secara nyata
telah ada kerugian yang diderita
pemohon. Contoh sederhana, dalam
perjanjian sewa-menyewa apartemen,
pengembang secara sepihak
memutus aliran listrik karena
penyewa memiliki tunggakan uang
sewa, padahal hal tersebut tidak ada
diatur dalam kontrak sewa. Maka
dalam hal ini telah ada pelanggaran
atas kontrak namun hal tersebut tidak
ada ketentuan eksplisit dalam kontrak
sehingga tidak dapat diajukan
wanprestasi. Maka yang
memungkinkan adalah dengan ajukan
PMH atas pelaksanaan kontrak,
dengan syarat bahwa dalam kontrak
tersebut ada klausul arbitrasenya.
Maka bisa dimohonkan
penyelesaiannya di BANI (Badan
Arbitrase Nasional Indonesia).
Apakah putusan pengadilan baik Tidak, para pihak harus secara tegas
pada tingkat pertama, banding, memilih dimana mereka akan
atau kasasi dapat diajukan lagi menyelesaikan sengketanya, sebab
penyelesaiannya ke BANI? apabila kita merujuk pada ketentuan
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 30
tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa
yang menyatakan:
(1) Adanya suatu perjanjian arbitrase
tertulis meniadakan hak para
pihak untuk mengajukan
penyelesaian sengketa atau beda
pendapat yang termuat
dalam perjanjiannya ke Pengadilan
Negeri;
(2) Pengadilan Negeri wajib menolak
dan tidak akan campur tangan di
dalam suatu penyelesaian sengketa
yang telah ditetapkan melalui
arbitrase, kecuali dalam hal tertentu
yang ditetapkan dalam
Undang-undang ini.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa


apabila para pihak dalam perjanjian
telah menyepakati untuk memilih
arbitrase sebagai upaya untuk
menyelesaikan sengketa, maka
pengadilan tidak mempunyai
kewenangan untuk mencampuri
penyelesaian tersebut.
Adapun ketentuan tersebut bersifat a
contrario untuk perkara yang telah
diajukan ke pengadilan, artinya
apabila para pihak dalam perjanjian
telah menyepakati untuk memilih
pengadilan sebagai tempat
penyelesaian sengketa, maka BANI
juga tidak mempunyai kewenangan
untuk mencampuri penyelesaian
sengketa tersebut.
4. Apa manfaat adanya program Sebenarnya keberadaan arbiter asing
exchange arbiter pada BANI? secara teknis tidak jauh berbeda
dengan arbiter Indonesia. Namun
dengan adanya arbiter asing,
memberikan pilihan kepada para
pihak, terutama para pihak asing
untuk memilih arbiter asing yang ada
d BANI untuk menyelesaikan
sengketanya.
Bagaimana BANI mengukur kinerja Di BANI, tidak ada sistem yang baku
atau performa arbiter terdaftarnya? tentang penilaian kinerja arbiter oleh
BANI. Metode penilaian kinerja arbiter
sesungguhnya dilakukan sendiri oleh
para pihak yang menggunakan jasa
arbiter tersebut. BANI dalam hal ini
hanya berwenang membentuk
semacam majelis kode etik untuk
mengevaluasi kinerja dari arbiter
apabila ada arbiter yang di nilai
melanggar kode etik.
Bagaimana mengartikan frasa Frasa demi ketertiban umum diartikan
ketertiban umum yang ada pada sebagai pedoman bagi para arbiter
UU 30/1999? dalam proses penyelesaian sengketa
para pihak, agar proses penyelesaian
sengketa itu tidak melanggar
ketertiban umum dan tidak melanggar
norma serta aturan yang berlaku.
5. Apa saja hambatan dalam Secara umum tidak ada hambatan
penyelesaian sengketa selama ini dalam penyelesaian sengketa di
di Badan Arbitrase Nasional BANI, karena prinsip yang paling
Indonesia? penting dalam penyelesaian sengketa
di BANI, dikenal dengan nama party
otonom dimana prinsip ini
membebaskan para pihak untuk
menentukan sendiri acara untuk
penyelesaian sengketa. Oleh karena
itu selama ini menurut kami tidak
ditemukan hambatan dalam
penyelesaian sengketa di BANI.
Saat ini di BANI terdaftar juga Pada prinsipnya biaya penggunaan
arbiter asing, apakah ada jasa arbiter asing dengan arbiter
perbedaan biaya jasa penggunaan dalam negeri di BANI adalah sama,
arbiter asing dan arbiter dalam namun yang membedakannya yaitu
negeri? apabila arbiter asing tersebut
berdomisili di luar negeri, maka pihak
yang menggunakan arbiter asing
tersebut akan membiayai transportasi
pulang dan pergi arbiter dari domisili
negara asal ke Indonesia.
Kami pernah mendengar jika Pemeriksaan setempat (site visit)
pemeriksaan sengketa di BANI dalam penyelesaian sengketa di BANI
salah satunya dapat dilakukan sangat dimungkinkan, namun hal
melalui pemeriksaan setempat tersebut sangat tergantung
seperti di pengadilan negeri, pertimbangan dari majelis arbiter
bagaimana prosedurnya? yang menangani perkara. Jika
memang menurut majelis arbiter
pemeriksaan dirasakan sudah cukup
berdasarkan bukti-bukti yang diajukan
oleh para pihak, maka pemeriksaan
setempat tidak diperlukan lagi.
Namun sebaliknya apabila bukti-bukti
yang diajukan para pihak belum
cukup, berdasarkan pertimbangan
majelis arbiter maka pemeriksaan
setempat diperlukan untuk
mendukung majelis dalam
menjatuhkan putusan. Salah satu
contoh, pada waktu itu terdapat
sengketa dalam bidang konstruksi,
satu pihak mendalilkan bahwa
distribusi untuk pengambilan barang
dilakukan dengan jarak 100 (seratus)
kilometer, namun ternyata saat
dilakukan pemeriksaan setempat
jarak yang dimaksud hanya 15 (lima
belas) kilometer. Tentu sangat
berbeda antara yang didalilkan oleh
pihak dengan kenyataan yang
terdapat di lapangan. Hal-hal yang
demikianlah yang menjadikan sangat
penting pemeriksaan setempat dalam
penyelesaian sengketa di BANI.
6. Apakah yang menjadi dasar arbiter Berbeda dengan di pengadilan, para
dalam memutus dan memeriksa pihak dalam arbitrase adalah
sengketa di BANI? pemohon dan termohon, dimana yang
menjadi dasar arbiter memeriksa dan
memutus adalah surat permohonan
yang isinya kurang lebih sama
dengan gugatan yaitu identitas
pemohon dan termohon, posita dan
petitum. Petitum dalam Surat
permohonan ini yang akan dijadikan
dasar diktum putusan arbitrase.
7. Apa tindakan BANI apabila UU nomor 30 Tahun 1999 mengenai
pembatalan putusan arbitrase oleh pembatalan putusan arbitrase pada
pengadilan ternyata tidak memuat dasarnya harus mengacu terlebih
tindakan lebih lanjut sebagaimana dahulu pada pasal 70 yang berisikan
yang diatur dalam pasal 72 ayat (2) syarat-syarat unsur permohonan
UU 30/1999? pembatalan arbitrase, dari mulai surat
atau dokumen yang diajukan
merupakan surat palsu tanpa perlu
dibuktikan terlebih dahulu melalui
proses di persidangan yang
menyatakan surat itu palsu, kemudian
adanya dugaan adanya yang
disembunyikan dan putusan arbitrase
diambil dari hasil tipu muslihat.
Kemudian daripada itu pada pasal 72
ayat (3) “Putusan atas permohonan
pembatalan ditetapkan oleh Ketua
Pengadilan Negeri dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
permohonan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diterima”, dan Bani
pada posisi yang akan menjadi posisi
yang dapat jadi terlibat didalamnya
dapat menjadi turut tergugat/
termohon (dalam pembatalan) dan
akan mengambil sikap apabila
dibutuhkan para pihak.
Apa yang menjadi indikator bahwa Siapapun bisa menjadi seorang
seseorang telah berpengalaman arbiter asal telah memenuhi syarat
dibidangnya selama 15 tahun. sebagaimana diatur dalam Pasal 12
sehingga orang tersebut memenuhi UU 30/1999. Indikator perihal memiliki
syarat sebagai arbiter? pengalaman serta menguasai secara
aktif di bidangnya paling sedikit 15
tahun, apabila ia melamar sebagai
arbiter di BANI, maka BANI sendiri lah
yang akan menilainya.
8. Apakah hakim pengadilan negeri Mengenai eksepsi absolut secara ex-
secara ex-officio dapat memutus officio hakim dapat menyatakan diri
tidak berwenang mengadili jika tidak berwenang walau tidak ada
terdapat klausul arbitraseeksepsi.
meskipun tidak ada eksepsi yang
diajukan oleh Tergugat?
9. Apakah apabila pihak tidak dapat Persidangan dengan teleconference
hadir pada sidang Arbitrase, dapat dimungkinkan selama para pihak
dilakukan teleconference? sepakat. Persidangan in absentia juga
dimungkinkan dengan Putusan
Verstek.
Apakah terdapat jangka waktu Tidak terdapat jangka waktu bagi
Arbiter yang terdaftar di BANI? Arbiter yang terdaftar di BANI.
Namun, BANI sering melakukan
pemutihan sewaktu-waktu, sehingga
Arbiter bisa saja dicoret pada saat
pemutihan tersebut.
Apakah seorang Arbiter dapat Seorang Arbiter dibebaskan untuk
menjadi Arbiter pada 2 (dua) menjadi Arbiter dalam beberapa
lembaga sekaligus? lembaga.
10. Apakah dimungkinkan untuk Sesuai ketentuan Pasal 9 UU 30/1999
membuat perjanjian penyelesaian maka dimungkinkan bagi para pihak
sengketa melalui arbitrase setelah untuk menyelesaikan sengketa
sengketa timbul dengan tujuan melalui arbitrase setelah sengketa
mencabut gugatan di pengadilan terjadi. Dalam hal demikian, maka
untuk kemudian diselesaikan para pihak yang sedang bersengketa,
melalui arbitrase? dapat membuat perjanjian
penyelesaian sengketa secara
terpisah, dan kemudian mencabut
gugatannya di pengadilan untuk
kemudian di selesaikan melalui
arbitrase.
Kapan dan bagaimana kewajiban Penyelesaian sengketa melalui
pembayaran kepada BANI timbul arbitrase dilaksanakan dengan
bagi para pihak? menggunakan biaya yang akan
ditentukan oleh arbiter. Ketentuan
biaya arbitrase telah ditentukan
melalui UU 30/1999. BANI tidak akan
memulai pemeriksaan perkara jika
biaya arbitrase tidak dibayarkan
secara penuh. Pada praktiknya, biaya
arbitrase akan ditanggung oleh
pemohon terlebih dahulu, untuk
kemudian, biaya arbitrase akan
dibebankan kepada pihak yang kalah
atau dibebankan kepada para pihak
secara seimbang melalui amar dalam
putusan arbitrase.

Anda mungkin juga menyukai