BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum Kerja Praktek di PPSDM Migas adalah:
1. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di Program Studi S-1 Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
2. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan ilmu atau teori yang
selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkannya
dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
3. Memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman serta mendapat
peluang untuk berlatih menangani permasalahan dalam industri, yang
akan membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu
yang ditekuni selama ini.
4. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya
sehingga dapat membangun etos kerja yang baik.
2
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
3
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
5
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
KEPALA PUSAT
PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA DAN GAS
KEPALA BAGIAN
BUMI
TATA USAHA
MINYAK DAN GAS BUMI
UMUM
KEPALA SUB
KEPALA SUB
KEPALA SUB BIDANG BIDANGPRA SARANA
BIDANG
STANDARISASI PENGEMBANGAN
EVALUASI PENGEMBANGAN SDM SDM DAN INFORMASI
SUBBIDANG
STANDARDISASI
Gambar 2.2 Struktur Organisasi
PENGEMBANGAN
SDM
6
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
7
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
8
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2.5. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja pada PPSDM Migas adalah Pegawai Negeri Sipil, dimana
bila masa kerjanya selesai mereka mendapat pensiun. Tenaga kerja di
PPSDM Migas dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tenaga Shift
Tenaga shift diperlukan pada bagian kilang yang memerlukan kerja rutin
selama 24 jam dibagi dalam 3 shift, yaitu:
9
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2.7.2. Keamanan
Mengingat kompleksnya kegiatan yang terdapat di PPSDM Migas baik
proses industri, kegiatan pengajaran dan segala jenis kegiatan lainnya, unit
keamanan PPSDM Migas memiliki peran yang penting untuk menjaga keamanan
10
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
dan stabilitas kerja di PPSDM. Secara umum, unit keamanan memiliki 4 macam
objek pengamanan yaitu pengamanan personil, pengamanan material,
pengamanan informasi dan pengamanan operasional.
11
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2.7.6. Boiler
Secara umum boiler dapat kita artikan sebagai sebuah pesawat untuk
menghasilkan steam (uap). Boiler dibuat dari baja dengan bentuk bejana tertutup
yang didalamnya terdapat air dan air tersebut dipanasi dari hasil pembakaran
residu untuk menghasilkan uap. Boiler plant adalah unit yang bertugas:
a. Menyediakan steam (uap) untuk proses kilang
b. Menyediakan udara bertekanan
c. Menyediakan air pendingin (cooling water)
d. Menyediakan air lunak
12
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
13
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
salah satu wadah untuk membina kader-kader perminyakan nasional yang siap
pakai. Adapun tugas–tugas perpustakaan PPSDM Migas yaitu:
a. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi, yang mencakup buku,
majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek, diklat/
hand-out serta bahan audio visual.
b. Melakukan pengolahan dan proses pengolahan bahan pustaka meliputi
refrigrasi/inventaris, katalogisasi, klasifikasi, shelfing dan filling.
c. Laporan penggunaaan laboratorium bahasa
Layanan audio visual pemutaran film dan kaset video ilmiah
d. Layanan kerjasama antara perpustakaan dan jaringan informasi nasional.
14
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Jawa yaitu Kuwu, Mrapen, Watudakon, Mojokerto, serta penemuan minyak dan
gas di Sumatera dan Jawa. Eksplorasi minyak bumi di Indonesia dimulai tahun
1870 oleh P. Vandijk, seorang insinyur belanda di daerah Purwodadi, Semarang,
melalui pengamatan rembesan minyak dipermukaan.
Di daerah Cepu Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, yaitu suatu kota kecil di
tepi Bengawan Solo, yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei
1893 atas nama AB. Verseegh. Kemudian beliau menyewakannya kepada
perusahaan DPM (Dordtsche Petroleum Maatschappij) di Surabaya dengan
membayar ganti rugi sebesar F.10000 dan F.0,1 untuk setiap peti (37,5 liter
minyak tanah dari hasil pengilangannya). Penemuan sumur minyak bumi bermula
di desa Ledok oleh Mr.Adrian Stoop pada Januari 1893, ia menyusuri Bengawan
Solo dengan rakit dari Ngawi menuju Ngareng (Cepu), dan akhirnya memilih
Ngareng (Cepu) sebagai tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya di bor
pada Juli 1893. Daerah tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu.
Selajutnya berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih
oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij), yaitu perusahaan minyak
Belanda.
2. Periode zaman Jepang (Tahun 1942 - 1945)
Pada periode jaman Jepang dulu terjadi suatu peristiwa penyerbuan tentara
Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur, yaitu keinginan Jepang untuk
menguasai daerah-daerah yang kaya akan minyak. Untuk keperluan perang dan
kebutuhan minyak di Jepang. Pada saat itu terjadi perebutan kekuasaan Jepang
terhadap Belanda, para pegawai perusahaan minyak belanda di tugaskan untuk
menangani taktik bumi hangus instalasi penting, terutama kilang minyak yang di
tujukan untuk menghambat laju serangan Jepang. Namun akhirnya Jepang
menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak segera dibangun bersama oleh
tenaga sipil Jepang, tukang-tukang sumur tawanan perang dan tenaga Indonesia
yang berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan,serta tenaga kasar
diambil dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah yang besar.
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa,
pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru dilapangan minyak
15
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
16
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
kilang Cepu dan Lapangan Kawengan dibeli oleh perusahaan RI dari Shell
dan diserahkan ke PN PERMIGAN.
f. Periode 1966-1978
Rangkaian peristiwa pada Gerakan 30 September 1965 menyebabkan
PN PERMIGAN dibubarkan. Dalam perkembangannya fasilitas kilang dan
lapangan minyak di sekitar Cepu ditetapkan sebagai Pusat Pendidikan dan
Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas (PUSDIKLAP Migas)
dan ditempatkan di bawah. Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS).
Pada tanggal 7 Februari 1967 berdiri Akademi Minyak dan Gas
(AKAMIGAS) angkatan pertama.
g. Periode 1978-1984
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 646 tanggal
26 Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian dari Direktorat
Jendral Minyak dan Gas dan berganti nama menjadi Pusat Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPTMGB LEMIGAS).
PPTMGB LEMIGAS mengalami kesulitan-kesulitan dalam memasarkan
produk berupa naphta, filter oil dan residu.
h. Periode 1984-2001
Keberadaan PPT MIGAS ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984
tanggal 18 Maret 1984 dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan
surat keputuan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 tanggal 15
November 1984.Kedudukan PPT MIGAS dibawah direktorat Jendral
Minyak dan Gas Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi, yang
merupakan pelaksana teknis Migas di bidang pengembangan tenaga
perminyakan dan Gas Bumi
i. Periode 2001 – 2016
Dengan adanya perubahan struktur di lingkungan pemerintah,maka
berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
No.150 tahun 2001 tanggal 2 Maret 2001 maka PPT Migas berganti nama
menjadi PUSDIKLAT MIGAS yang bertanggung jawab langsung kepada
17
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Bidan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral dan telah diperbarui
dengan Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010 tanggal 22
November 2010.
j. Periode 2016 – Sekarang
Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tahun 2016, dan di
Undangkan pada tanggal 24 Mei 2016. Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, maka Pusdiklat Migas
berganti nama menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi.
18
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2) Lapangan Ledok
Minyak Mentah bersifat aspaltis, yaitu mengandung Aspal, struktur rantai
19
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
tertutup, nilai oktan tinggi. Minyak mentah Ledok sering disebut minyak
LPPO (Light Pour Point Oil). Seiring dengan meningkatnya produksi sumur
minyak maka untuk bahan baku crude oil yang digunakan adalah merupakan
crude oil campuran antara Kawengan dan Ledok. Oleh karena itu, spesifikasi
dari crude oil ini dapat kita lakukan uji densitiy, pour point dan uji distilasi
ASTM D-86 untuk mengetahui sifat volatility dari crude oil. Karakteristik
Crude Oil Ledok :
- Specific Gravit : 0,8520-0,8530
21
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Warna
3 Saybolt D-156 +25
Korosi Bilah
Tembaga
4 D-130 No. 1
2 hrs. / 100 oC
5 Doctor Test D-4925 Negative
Aromatic
6 Content %volume D-1319 20
Sumber: Pertamina (2012)
22
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2. Pertasol CB
Spesifikasi pertasol CB yang ditetapkan oleh Pertamina dalam
hasil rapat pada tanggal 06 Februari 2012 di Tabel 2.2.
23
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
3. Pertasol CC
Produk pertasol CC diproduksi di unit Kilang PPSDM Migas dalam
waktu-waktu tertentu saja dalam artian hanya memproduksinya secara on
demand. Pertasol CC memiliki spesifikasi yang ditetapkan oleh Pertamina dalam
hasil rapat tanggal 06 Februari 2012 terdapat dalam Tabel 2.3.
24
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Batasan Metode
SNIMinyak Uji
No Karakteristik Satuan Solar 48
Min. Maks. ASTM
1. Bilangan setana angka setana 48 D613
atau indeks setana 45 D4737
2. Berat jenis (pada suhu 15 ºC) kg/m3 815 870 D4052/
D1298
3. Viskositas (pada suhu 40 ºC) mm3/s 2.0 4,5 D445
0,351)
0,302)
4. Kandungan sulfur % m/m - 0,253) D4294/
0,054) D5453
0,0055)
5. Distilasi: 90% vol. Penguapan ºC - 370 D86
6. Titik nyala ºC 52 - D93
7. Titik kabut ºC - 18 D2500
8. Titik tuang ºC 18 D97
9. Residu karbon % m/m - 0,16) D189
10. Kandungan air mm/kg - 500 D6304
11. Kadungan FAME % v/v - 207 D7806/
D7371
12. Korosi bilangan tembaga - Kelas 1 D130
25
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
5. Residu
Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang mempunyai titik
didih paling tinggi yaitu 350 oC dan merupakan hasil bawah dari residue stripper.
Residu biasanya digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik karena mempunyai
heating value yang tinggi.
Produk residu di Kilang PPSDM Migas dikenal dengan nama Minyak Bakar Cepu
(MBC). MBC memiliki spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Minyak dan Bumi pada tanggal 15 Agustus 2011 dapat dilihat di Tabel 2.5.
26
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
27
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
28
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Dari kolom fraksinasi C-1, fraksi berupa uap selalu naik ke atas. Dengan
bantuan alat kontak bubble cap, uap dibelokkan arahnya sehingga menembus
cairan. Pada saat kontak dengan cairan, terjadilah transfer panas dan massa.
Proses ini akan meninggalkan fraksi berat dan menguap kembali bersama-
sama fraksi ringan yang ada di tray tersebut menuju ke tray berikutnya. Pada
tray yang lain, mengalami proses yang sama dan begitu seterusnya. Semakin
ke atas, fraksi akan lebih ringan dan semakin ke bawah, fraksi akan lebih berat.
Temperatur top C-1 berkisar 130 oC, fraksi yang mampu keluar dari top
merupakan gabungan dari fraksi pertasol CA, pertasol CB dan naptha. Hasil
dari kolom fraksinasi C-1 adalah:
- Top produk yang menjadi umpan ke kolom fraksinasi C-2
- Side stream berupa solar yang keluar dari side stream 4, 6, 8, 10, dan 12
yang menjadi umpan ke solar stripper
- Side stream berupa Pertasol CC yang keluar dari side stream ke-18
- Bottom produk berupa PH solar di masukkan produk solar.
6. Proses pada Kolom Stripper (C-4)
Side stream dari tray 4-12 diumpankan ke dalam solar stripper C-4 pada
suhu yang berkisar 160oC. Solar stripper C-4 berfungsi untuk mengambil fraksi
solar dengan bantuan steam stripping. Dari solar stripping, hasil bottom berupa
solar yang suhunya masih tinggi berkisar 210oC. Oleh karena itu, sebelum
didinginkan produk bottom C-4 dialirkan ke dalam HE-2 untuk dimanfaatkan
sebagai bahan pemanas. Kemudian produk bottom dialirkan ke box cooler untuk
didinginkan dan ditampung pada tangki 106, 111, 120, 124, 125, 126 dan 127.
Produk top solar stripper C-4 diumpankan kembali ke dalam kolom fraksinasi C-
1 melalui plate ke-13.
29
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
4. Bottom produk dari kolom fraksinasi C-2, yaitu Pertasol CB yang masuk ke
cooler CL-13 dan CL-14.
5. Bottom produk dari solar stripper C-4, yaitu solar yang didinginkan dalam
cooler CL-6, CL-10 dan CL-11.
Fase cair yang didinginkan di dalam box cooler adalah:
1. Top produk kolom fraksinasi C-2, yaitu Pertasol CA yang telah dikondensasi ke
dalam box cooler BC-3 sampai BC-8.
2. Bottom produk residue stripper C-5 masuk ke dalam box cooler BC-1.
2.10.1.5. Separating
Produk-produk yang telah didinginkan sebelum dimasukkan ke dalam
tangki harus dipisahkan dari air dan gas yang terikut. Proses pemisahan ini
berlangsung di dalam separator dengan prinsip kerja memisahkan berdasarkan
perbedaan berat jenis. Produk yang berupa minyak akan berada di bagian atas,
sedangkan air dikeluarkan lewat bagian bawah. Gas-gas yang ringan yang tidak
mengembun kemudian dipakai sebagai fuel gas pada furnace.
30
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Produk Pertasol CA masuk ke dalam separator S-1 dan S-3 pada suhu
berkisar 38oC dan selanjutnya ditampung pada tangki T-114 sampai tangki T-117.
Pertasol CB masuk ke dalam separator S-4 pada suhu berkisar 45oC dan kemudian
ditampung pada tangki T-110. Pertasol CC masuk ke dalam separator S-8 dan
ditampung di dalam tangki T-112 dan T-113. Solar masuk ke dalam separator s-6
pada suhu berkisar 40oC dan ditampung di dalam tangki T-111, T-120 dan T-123.
PH solar dialirkan ke dalam separator S-7 pada suhu berkisar 82oC dan
dimasukkan ke dalam tangki T-118 dan T-119.
Kadar larutan NaOH (soda kaustik) adalah 25% berat. RSNa dan Na2S
yangterbentuk akan larut dan dapat dipisahkan dengan cara settling dari Pertasol.
31
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
32
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
1) Heat exchanger
Jenis Heat Exchanger (HE) yang digunakan di PPSDM Migas adalah Shell
and Tube, dimana minyak mentah masuk pada bagian tube dan media pemanas
masuk dalam shell. Jumlah HE yang dimiliki PPSDM Migas ada 5 buah yang
dipasang secara seri, HE-1 dan HE-2 dibuat horisontal, sementara HE-3, 4, 5
dibuat vertikal. Heat Exchanger adalah alat yang digunakan untuk memanaskan
minyak mentah dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan produk kilang. Heat
Exchanger berfungsi sebagai pemanas awal minyak mentah dengan tujuan
efesiensitermal.
2) Furnace
Furnace adalah dapur yang digunakan sebagai pemanas minyak mentah dari
suhu + 130 – 300 oC dimana suhu ini sebagian besar mengandung fraksi dari
minyak mentah pada tekanan sedikit diatas 1 atm yang berwujud uap kecuali
residu. Perpindahan panas pada furnace yang terjadi secara tidak langsung dengan
media perantara pipa, dimana cairan yamg dipanaskan dialirkan, sedangkan
sumber panas didapat dari pembakaran bahan bakar. Jumlah furnace yang ada di
PPSDM Migas adalah 6 buah, tetapi yang beroperasi hanya 2 buah yaitu furnace 1
dan furnace 3. Sedangkan furnace yang lainnya sudah tidak berfungsi karena
tidak ada transisi masuk dan keluar sehingga proses pembakaran menjadi tidak
sempurna. Pemanas furnace berfungsi sebagai kelanjutan dari minyak mentah
yang sebelumnya telah mendapatkan pemanasan awal pada HE.
Spesifikasi
Furnace: F1 s/d F3
Fungsi : Memanaskan minyak mentah
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 330 m3/ hari
Type : Boxes
Tinggi : 10.000 mm
Panjang : 6.000 mm
Lebar : 3.990 mm
33
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
3) Evaporator
Evaporator adalah alat untuk memisahkan fraksi ringan yang telah
bercampur dengan fraksi berat dalam minyak mentah dengan proses
penguapan. Wujud dari fraksi ringan adalah uap yang keluar menjadi hasil
atas pada evaporator dan residu menjadi fraksi berat yang keluar menjadi
hasil bawah dari evaporator.
Proses pemisahan dalam evaporator didasarkan pada perbedaan densitas
antar 2 fraksi dan dibantu dengan injeksi uap yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan parsial komponen hidrokarbon sehingga penguapan
lebih mudah. Evaporator di PPSDM Migas terdapat 1 yang dipasang secara
vertikal. Kolom evaporator adalah kolom pemisah yng tidak memiliki plat.
Dibagian bawah terdapat cungkup (anchoring) untuk menahan cairan yang
akan meningggalkan evaporator.
Spesifikasi Evaporator:
Tinggi :6m
Tebal Shell : ¾ inch
4) Kolom Stripper
Kolom stripper digunakan untuk menguapkan kembali fraksi yang dibawa
oleh fraksi berat. Pemisahan ini dilakukan dengan menginjeksikan uap dalam
kolom. Injeksi uap tersebut berfungsi untuk menurunkan tekanan parsial
hidrokarbon, sehingga hidrokarbon yang memiliki titik didih rendah (fraksi
ringan) akan menguap dan terpisah dari fraksi berat. Terdapat 3 kolom stripper
yang digunakan yaitu stripper C-3, C-4, dan C-5.
Stripper Solar (C-4)
Jumlah : 1 buah
Tipe : Bubble cup tray
35
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Tinggi : 6130 mm
Tebal head : 9 mm
Tebal shell : 9 mm
Kapasitas : 4,7205 m3
Material : Carbon stell
Jumlah : 1 buah
Dimensi : OD = 1000 mm; ID = 1020
mm
Tinggi : 7100 mm
Jumlah plat : 6 buah
Tipe : Bubble cup tray
Tebal head : 9 mm
Tebal shell : 9 mm
36
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Kapasitas : 5,720 m3
Material : Carbon stell
Status : Beroperasi
5) Kolom Fraksinasi
Kolom fraksinasi adalah kolom yang digunakan untuk memisahkan
fraksi yang diinginkan menurut titik didih dari setiap fraksi. Di PPSDM
Migas pada unit kilang mempunyai 2 buah kolom fraksinasi yang beroperasi
yaitu C-1A dan C-2.
Spesifikasi kolom Fraksinasi:
Kolom Fraksinasi C-1A
Fungsi : Memisahkan fraksi – fraksi minyak bumi
dari aliran sisi C-1 dan kolom atas stripper.
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 55,910 m3
Type : Bubble cup tray
Tinggi : 11150 mm
Diameter dalam : 2.025mm
Diameter luar : 2.044 mm
Tray spacing : 460 mm
Status : Beroperasi
Tinggi : 10.000 mm
Diameter dalam : 1.800 mm
Diameter luar : 1.821 mm
Tray spacing : 422 mm
Status : Beroperasi
38
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
6) Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mencairkan produk gas atau solvent uap
ringan (Pertasol CA) dari kolom atas C-2 dan juga mengubah fase uap
menjadi cair yang masih panas dengan menggunakan air sebagai media
pendingin. Terdapat 12 unit kondensor yang beroperasi.
Spesifikasi Kondensor:
Kondensor Utama (CN – 1, 2, 3, 4)
Fungsi : Mengkondensasikan uap pertasol CA
dari kolom fraksinasi 2 (C-2)
Jumlah : 4 unit
Tipe : 1,1 - shell and tube
Tinggi : 4.890 mm
Dimensi shell : ID = 1.040 mm; OD = 1.052 mm
Dimensi tube : ID = 31,35 mm; OD = 38 mm
Jumlah tube : 223
Status : Beroperasi
Sub Kondensor (CN – 5 s/d CN – 12)
Fungsi : Mengkondensasikan uap pertasol CA yang
tidak dapat terkondensasi pada kondensor
utama.
Jumlah : 8 unit
Tipe : 1,1 - shell and tube
Tinggi : 3.182 mm
Dimensi shell : ID = 738 mm; OD = 770 mm
Dimensi tube : ID = 16 mm; OD = 19 mm
Status : Beroperasi
7) Cooler
Cooler berfungsi untuk mendinginkan produk minyak yang keluar dari
stripper, fraksinasi heat exchanger, dan kondensor dengan air pendingin pada
temperature tertentu sebelum masuk pada tangki penampungan. Cooler yang
digunakan pada unit kilang ada 2 jenis yaitu:
a) Shell dan Tube
Cooler pada jenis ini terdiri dari shell dan tube, air pendingin berada pada
shell dan minyak pemanas berada pada tube, dengan arah berlawanan.
b) Box Cooler
Tube dilewati oleh fluida panas lalu masuk dalam kotak segi empat yang
berisi air pendingin, air di dalam box tersebut selalu disirkulasikan.
Spesifikasi Cooler:
Cooler (CL – 1, 2)
Fungsi : Mendiginkan produk pertasol CC
Tipe : 1,1 - shell and tube
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 3, 4)
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 5, 9)
Diameter tube : 38 mm
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 6, 10, 11)
41
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Diameter tube : 38 mm
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 13, 14)
Status : Beroperasi
Box Cooler (BC – 1 s/d 6)
Tinggi : 3.000 mm
42
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Diameter pipa : 4 in / 3 in / 2 in
Jumlah tube : 40 / 24 / 30 / 66 pipa
Media pendingin : Air
Material : Carbon stell
Status : Beroperasi
Status : Beroperasi
Box Cooler (BC – 1 s/d 6)
Tinggi : 3.000 mm
Diameter pipa : 4 in / 3 in / 2 in
Jumlah tube : 40 / 24 / 30 / 66 pipa
Media pendingin : Air
Material : Carbon stell
Status : Beroperasi
43
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
8) Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan air dan gas yang masih
terkandung dalam produk berdasarkan perbedaan massa jenis (density). Air
akan mengendap atau berada di bawah, hasil dari produk atas akan berada
diatas. Lalu gas akan dikeluarkan melalui puncak atas, dan ditampung pada
tangki penampung.
Spesifikasi Separator:
Separator (S – 1, 3)
Fungsi : Memisahkan produk pertasol CA dan air
Tipe : Silinder lurus
Volume : 4,6896 m3
Tinggi : 465 cm / 480 cm
Diameter dalam : 154 cm/ 110 cm
Tebal shell : 7,8 – 8,6 mm
Temperatur maksimum : 70 oC
Temperatur normal : 50 oC
Material : Carbon steel
Status : Beroperasi
Separator (S – 2, 4)
Fungsi : Memisahkan produk naftha (S-2) dan
pertasol CB
Tipe : Silinder lurus
Volume : 1,3296 m3
Tinggi : 465 cm / 480 cm
Diameter dalam : ID = 570 cm/ OD = 617 cm
Tebal shell : 10 – 12 mm
Temperatur maksimum : 70 oC
Temperatur normal : 50oC
Material : Carbon steel
44
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Status : Beroperasi
Head : 70 m/ 87 m
Kapasitas : 25 m3/jam
Putaran : 2.930 rpm/3.000 rpm
Jumlah : 2 buah
Motor Merek : Thosiba
Jenis : Motor induksi 3 fase
Tegangan : 380 Volt
Kuat arus : 22,1 A/ 29,5 A
Daya : 5,5 Kw
Putaran : 2.880 rpm
Frekuensi : 50 Hz
Buatan : Jepang
Kapasitas : 25 m3/jam
Motor Merk : Thosiba
45
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Kuat arus : 19 A/ 26 A
Daya : 2,2 Kw
Jenis pole :2
46
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
47
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
48
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB IV
PEMBAHASAN TOPIK KERJA PRAKTEK
49
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
50
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Konveksi berasal dari bahasa latin yang artinya bersama dan vehere yang
memiliki arti membawa, jadi konversi diartikan sebagai perpindahan
energi termal bulk bersama fluida. Konveksi adalah proses transport
energi dari molekul yang bersuhu tinggi ke molekul yang bersuhu rendah
dengan disertai aliran massa. Konveksi sangat penting sebagai
mekanisme perpindahan energi antara permukaan zat padat dan cair atau
gas.
Contoh konveksi ialah perpindahan entalpi oleh pusaran aliran
turbulen dan oleh arus udara panas yang mengalir melintas dan menjauhi
radiator. Contoh lain dari perpindahan panas secara konveksi adalah
aliran yang dipanaskan dalam belanga. Kalor yang dipindahkan secara
konveksi dinyatakan dengan persamaan Newton tentang pendinginan
(Holman, 1986)
q = - hAΤ
51
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
52
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
3 yaitu:
1. Pararel flow
Dalam pararel flow heat exchanger fluida panas dan dingin masuk pada
ujung yang sama, mengalir ke arah yang sama, dan keluar pada ujung
yang sama.
2. Counter flow
Dalam counter flow heat exchanger, fluida masuk pada ujung yang
berlawanan, mengalir pada arah yang berlawanan, dan keluar pada ujung
yang berlawanan.
3. Cross Flow
Dalam cross flow heat exchanger, fluida dapat bergerak dalam aliran
silang (saling tegak lurus), seperti yang ditunjukkan pada finned dan
53
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
unfinned tubullar heat exchanger dari gambar 4.3 dan gambar 4.4. Dua
konfigiurasi biasanya dibedakan oleh idealisasi yang memperlakukan
gerakan cairan di atas tabung sebagian tidak dicampur atau dicampur.
Pada gambar 4.3 fluida dikatakan tidak dicampur karena sirip
menghambat gerakan kearah (y) yang melintang kearah aliran utama (x).
Dalam hal ini suhu fluida bervariasi dengan x dan y. Sebaliknya, pada
gambar 4.4 fluida dikatakan tercampur karena tidak terdapat sirip yang
menghambat.
54
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
55
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
56
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Sebagai contoh exchanger dengan single tube pass dan conical heads
dapat digambarkan sebagai tipe BEM dengan conical heads.
Berdasarkan mekanisme perpindahan panas heat exchanger dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Single-phase convection on both sides
2. Single phase convection on one side, two-phase convection on other
side
3. Two-phase convection on both sides
Lubang-lubang pipa pada penampang shell and tube tidak disusun secara
begitu saja mengikuti aturan tertentu. Jumlah pipa dan ukurannya harus
disesuaikan dengan ukuran shell-nya, ketentuan ini mengikuti aturan baku
57
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
dan lubang-lubang pipa disusun berbentuk persegi atau segitiga ini disebut
dengan tube pitch.
Jenis-jenis tube pitch yang utama adalah:
1. Square pitch
2. Triangular pitch
3. Square picth rotated
2. Shell
Biasanya, shell berbentuk bulat memanjang (silinder) yang berisi tube
bundle sekaligus sebagai wadah mengalirkan zat atau fluida. Untuk
kemungkinan korosi, tebal shell sering diberi kelebihan 1/8 in.
3. Baffle
Baffle merupakan bagian yang penting dari alat penukar panas.
Kondisi kecepatan aliran baik dalam shell maupun tube dapat diatur oleh
baffle. Fungsi baffle adalah untuk membuat aliran turbulen sehinggaa
perpindahan panas menjadi lebih baik, dimana harga koefisien
perpindahan panas yang didapat besar. Luas baffle kurang lebih 75%
penampung shell. Spasi antar baffle tidak lebih dekat dari 1/5 diameter
shell karena apabila terlalu dekat akan dapat kehilangan tekanan yang
besar.
4. Channel
Komponen alat ini berfungsi untuk membalikkan arah aliran fluida dalam
tube pada jenis tube fix exchanger.
5. Nozzle
Komponen alat yang merupakan saluran masuk dan keluar fluida ke
dalam shell dan tube.
58
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
59
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
tinggi itu dilakukan dengan air yang disemprotkan dengan alat steam
(seperti pencuci mobil) biasanya hal ini dilakukan untuk membersihkan
bagian luar dari heat exchanger. Sedangkan cara membersihkan dengan
zat kimia yaitu dengan menambahkan zat kimia ke dalam air yang
disemprotkan ke dalam heat exchanger. Metode bola besi juga banyak
digunakan, cara kerjanya dengan memasukkan bola dengan diamter
dibawah diameter tube lalu bola besi tersebut didorong dengan bantuan
air bertekanan tinggi, sehingga bola dapat mengenai bagian tube
tersebut dan membawa fouling yang terdapat pada heat exchanger.
60
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
factor (Rd) melebihi batas yang diijinkan. Untuk mengetahui seberapa besar
penurunan kemampuan heat exchanger tersebut, maka perlu dilakukan analisa
dengan perhitungan yang akan dibahas lebih lanjut. Berdasarkan pada
pertimbangan di atas maaka diperlukan proses perawatan terhadap HE untuk
meningkatkan efesiensinya dan mengevaluasi untuk kerja alat penukar panas ini
secara periodek.
4.7 Metodologi
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam mengevaluasi kinerja heat exchanger 2 di unit
kilang PPSDM MIGAS ini diperoleh dari:
a. Data Lapangan
• Data suhu masuk dan suhu keluar tube.
• Data suhu masuk dan suhu keluar shell.
b. Control Room
• Data kapasitas crude oil dan bahan bakar (residue) yang
dibutuhkan.
• Data spesifikasi heat exchanger 2 dan bagian shell dan tube.
c. Laboratorium Unit Kilang
• Data densitas crude oil dan residue.
d. Buku Literatur
• Berupa langkah-langkah perhitungan (process heat transfer -
D.Q. Kern).
2. Pengolahan Data
Untuk mengevaluasi kerja dari kinerja heat exchanger dan cooler maka
parameter-parameter yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Heat Balance
Bila panas yang diterima fluida kecil dari panas yang dilepaskan
fluida panas berarti panas yang hilang besar dan ini mengurangi
perfomance suatu heat exchanger.
61
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Q = W.Cp.∆T
Dimana :
Q = jumlah panas yang dipindahkan,
Btu/jam
W = laju alir fluida, lb/jam
Cp = specific heat fluida, Btu/lb
• Untuk heat exchanger tipe 2 pass ataupun multiple pass maka nilai
LMTD sebenarnya akan didapatkan dengan mengalikannya dengan
corection factor (F). Nilai F dapat dicari dengan menentukan nilai
temperatur efficiency (P) dan heat capacity (R).
(𝑇1−𝑇2) (𝑇2−𝑇1)
R=(𝑇2−𝑇1) S=(𝑇1−𝑇2)
Dimana :
62
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
𝑾𝒔
Gs= 𝒂𝒔
Dimana :
Gs = mass velocity per cross cestion area shell, lb/jam.ft2
Ws = laju alir fluida pada shell side, lb/ jam
as = flow area shell side, ft2
𝐷𝑒𝑥𝐺𝑠
Re= 𝜇
Dimana :
Re = bilangan reynold fluida dalam shell
De = diameter ekivalen shell side,
Gs = mass velocity per cross section area shell side, lb/jam.ft2
μ = viscosity fluida shell side pada temperatur tc,
lb/jam.ft
Dimana:
ho = koefisien perpindahan panas outside, Btu/jam.ft2. oF
63
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Dimana :
at = flow area tube side, ft2
a’t = flow area pertube, ft2
Nt = jumlah tube
n = jumlah pass tube side, ft2
𝑊𝑡
Gt = 𝑎𝑡
Dimana :
Gt = mass velocity per cross section area tube, lb/jam.ft2
Ws = mass flow padatube side, lb/jam
as = flow area tube, ft2
𝐷𝑒𝑥𝐺𝑡
Re= 𝜇
Dimana :
Re = bilangan reynold fluida dalam Tube
D = diameter Tube, ft
Gt = mass velocity per cross section Tube Side, lb/jam.ft2
μ= viskositas fluida tube side pada temperatur tc, lb/jam.ft
64
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Dimana:
hi = koefisien perpindahan panas outside, Btu/jam.ft2. oF
jH = faktor perpindahan panas
De = diameter ekuivalen shell side, ft
k = thermal conductivity fluida shell, Btu/ jam.ft2. oF
μW= viskositas fluida shell side pada temperatur Tc, Btu.lbm. oF
Dimana :
Tw = temperatur pada dinding tube,
Tc = temperatur pada dinding shell,
tc = temperatur rata-rata pada tube,
= viskositas rasio fluida dalam shell
= viskositas rasio fluida dalam tube
𝐡𝐢𝐨 𝐡𝐢 𝐈𝐃
= ∅𝐭 𝐱 𝐎𝐃
∅𝐭
Dimana :
hio = koefisien perpindahan panas konveksi inside pada outside
diameter
ID = inside diameter, in
OD = outside diameter, in
65
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
𝐡𝐢𝐨 𝐡𝐢𝐨
Shell Side= 𝐱 ∅𝐬 Tube side= 𝐱 ∅𝐭
∅𝐭 ∅𝐬
Dimana :
hio = koefisien perpindahan panas konveksi inside, Btu/jam.ft2.
ho = koefisien perpindahan panas Btu
𝑸
Ud = 𝑨 𝒙 ∆𝒕
Dimana :
∆𝑡= LMTD terkoreksi, oF
A = Luas permukaan perpindahan panas, ft2 (Harga dapat di ketahui
dengan rumus,
A = Nt x L x a´
Dimana :
Nt = jumlah tube
L = panjang tube
66
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Dimana :
f x Gs x Ds x (N+1)
∆𝐏𝐬 = 5,22x1010 xDe x s x ∅s
Dimana:
∆Ps = shell side pressure, psi
F = friction factor, ft2/in
S = specific gravity
N+1 = jumlah cross
Ds = diameter dalam shell, ft
De = diameter ekuivalen, ft
r. Pada Tube Side
𝑓 𝑥 𝐺𝑡 2 𝑥 𝐿 𝑥 𝑛
∆𝐏𝐭 = 5,22 𝑥 1010 𝑥 𝐷 𝑥 𝑠 𝑥 ∅𝑡
4𝑛 𝑥 𝑣 2
∆𝐏𝐭 = 𝑠 𝑥 2𝑔
Dimana:
v = velocity, fps
67
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
L = panjang tube
∆PT = total pressure drop, psi
D = diameter dalam tube, ft
n = jumlah lintas tube (pass)
∆Pt = tube side pressure drop, psi
∆Pt = return pressure drop, psi
f = friction factor, ft2/in
s = specific grafity
68
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
69
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
70
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
𝐥𝐛
Ws= 15272,64425 𝐣𝐚𝐦 = 386,1248ft3/jam
𝐥𝐛
Wco= 20108,49408 𝐣𝐚𝐦
3. Menghitung SG
𝑻𝟏+ 𝑻𝟐 𝒕
Tav= 𝟏+ 𝒕𝟐
𝟐 Tav= 𝟐
𝟐𝟐,𝟖+𝟏𝟕𝟔
Tav= 𝟗𝟑,𝟕𝟒+𝟏𝟒𝟎
𝟐 Tav= 𝟐
o
Tav= 202 F
Tav= 116,87 oF
O 𝟏𝟒𝟏,𝟓
API= 𝑺𝑮 - 131,5 O 𝟏𝟒𝟏,𝟓−𝟏𝟑𝟏,𝟓
𝒔𝒐𝒍𝒂𝒓 API= - 131,5
𝑺𝑮𝒔𝒐𝒍𝒂𝒓
O 𝟏𝟒𝟏,𝟓
API= 𝟎,𝟖𝟑𝟏𝟎𝟒𝟏𝟓𝟑𝟔 - 131,5 O 𝟏𝟒𝟏,𝟓
API= 𝟎,𝟖𝟑𝟑𝟕𝟑𝟖𝟒𝟐𝟔 - 131,5
O
API= 38,76826443 O
API= 38,2174985
Berdasarkan fig. 4 Kern, diperoleh:
Berdasarkan fig. 4 Kern,
Cp= 0,55 diperoleh: Cp= 0,49
71
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
𝒍𝒃 𝒃𝒕𝒖 𝒍𝒃 𝒃𝒕𝒖
𝑸𝒔 =15272,64425𝒋𝒂𝒎 x 0,55𝒍𝒃 𝒐 x (228,2-176)oF 𝑸𝒄𝒐 = 20875,24467𝒋𝒂𝒎x o,55 𝒍𝒃 𝒐𝑭
x (140 – x
𝑭
(140-93,74) oF
𝑸𝒔 = 438477,6165
𝑸𝒄𝒐 = 455807,2788
Q = Qco-Qs
Q = 455807,2788 – 438477,6165
Q = 17329,6623
𝟏𝟕𝟑𝟐𝟗,𝟔𝟔𝟐𝟑
Losees = 𝟒𝟑𝟖𝟒𝟕𝟕,𝟔𝟏𝟔𝟓 x 100% = 3,952234192 %
7. Menghitung LMTD
𝐥𝐧( 𝑻𝟏 − 𝒕𝟐 )
( 𝑻𝟐 − 𝒕𝟏 )
𝑻 −𝒕
𝐥𝐧 𝑻𝟏 −𝒕𝟐
𝟐 𝟏
LMTD = 85,19549041OF
𝑻𝟏−𝑻𝟐 𝟐𝟐𝟖,𝟐−𝟏𝟕𝟔
R= = 𝟏𝟒𝟎−𝟗𝟑,𝟕𝟒= 1,128404669
𝒕𝟐−𝒕𝟏
𝒕𝟐−𝒕𝟏 𝟏𝟒𝟎−𝟗𝟑,𝟕𝟒
S =𝑻 = 𝟐𝟐,𝟖,𝟐−𝟗𝟑.𝟕𝟒= 0,344042838
𝟐−𝒕𝟏
∆𝑻𝑳𝑴𝑻𝑫 = Ft x LMTD
72
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
= 0,94x 85,19549041OF
= 80,08376098 OF
∆𝒕𝒄 𝟖𝟐,𝟐𝟔℉
= = 0,932653061
∆𝑻𝒉 𝟖𝟖,𝟐℉
11. Menghitung Luas Penampang Shell (as), Diameter Ekivalen (De), dan
Luas Penampang Aliran Dinding Tube (at)
73
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
𝑾𝒔 𝑾𝒄𝒐
Gs= Gco=
𝒂𝒔 𝒂𝒄𝒐
𝒍𝒃 𝒍𝒃
𝟏𝟓𝟐𝟕𝟐,𝟔𝟒𝟒𝟐𝟓 𝐟𝐭𝟐 𝟐𝟎𝟏𝟎𝟖,𝟒𝟗𝟒𝟎𝟖 𝐟𝐭𝟐
𝒋𝒂𝒎 𝒋𝒂𝒎
Gs= Gco=
𝟏,𝟎𝟎𝟖𝟖 𝐟𝐭𝟐 𝟏,𝟓𝟐 𝐟𝐭𝟐
𝒍𝒃 𝒍𝒃
Gs= 15138,91707 𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 Gco= 13258,34775 𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐
74
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
75
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
𝒉𝒐 𝒌 𝒄𝒑.𝝁 𝟏/𝟑
= jH𝑫𝒆=( ) Berdasarkan fig, 28 dengan:
𝜽𝒔 𝒌
𝑳 𝟏𝟎
𝒉𝒐 𝟎,𝟎𝟕𝟖 𝟎,𝟓𝟑𝑿 𝟐,𝟐𝟗𝟔𝟓𝟖 = = 143,8849 dan Reco=
= 10,5 X X ( 𝟎,𝟎𝟕𝟖 )𝟏/𝟑 𝒊𝑫𝒕 𝟎,𝟎𝟔𝟗𝟓
𝜽𝒔 𝟎,𝟎𝟔
179,1865315, sehingga di peroleh
𝒉𝒐 𝑩𝑻𝑼
= 34,1104095𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝒍𝒃℉ jH= 1,9
𝜽𝒔
𝒉𝒊 𝒌 𝒄𝒑.𝝁 𝟏/𝟑
= jH𝑰𝑫𝒕=( )
𝜽𝒄𝒐 𝒌
𝒉𝒊 𝟎,𝟎𝟕𝟗
= 1,9 X X
𝜽𝒄𝒐 𝟎,𝟎𝟔𝟗𝟓
𝟎,𝟓𝟑𝑿 𝟐,𝟐𝟗𝟔𝟓𝟖 𝟏/𝟑
( )
𝟎,𝟎𝟕𝟖
𝒉𝒊 𝑩𝑻𝑼
= 6,98206386𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝒍𝒃℉
𝜽𝒄𝒐
𝒉𝒐
𝜽𝒔
Tw= tc + 𝒉𝒐 𝒉𝒊𝒐 (Tc-tc)
+
𝜽𝒔 𝜽𝒕
𝒉𝒊𝒐 𝒉 𝑰𝑫𝒕
Dimana: = 𝜽𝒕𝒊 + 𝑶𝑫
𝜽𝒕
𝒉𝒊𝒐 𝑩𝑻𝑼
= 5,823 𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐℉
𝜽𝒕
𝟑𝟒,𝟏𝟏𝟎𝟒
Tw= 115,4822 OF + 𝟔,𝟗𝟖𝟐𝟎 + 𝟑𝟒,𝟏𝟏𝟎𝟒 (200,534 - 115,4822)℉
Tw= 188,13 ℉
16. Menghitung Koefisien Transfer Panas Bagian Shell (ho) dan Bagian
Tube ( hio)
76
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Solar Crude
𝒍𝒃 𝝁𝒘 = 𝟏, 𝟏𝟖𝟔𝟑𝑿𝒙 𝟐, 𝟐𝟒=
𝝁𝒘 = 𝟏, 𝟏𝟒𝟒𝒙 𝟐, 𝟐𝟒= 2,7588𝒇𝒕.𝒋𝒂𝒎
𝒍𝒃
2,8556𝒇𝒕.𝒋𝒂𝒎
𝝁
𝜽𝒔 = (𝝁𝒘)𝟎.𝟏𝟒
𝝁
𝜽𝒄𝒐 = (𝝁𝒘)𝟎.𝟏𝟒
𝟐,𝟑𝟗𝟔𝟓𝟖
𝜽𝒔 = ( 𝟐,𝟕𝟓𝟖𝟖 )𝟎.𝟏𝟒
𝟓,𝟑𝟑𝟖𝟓𝟐
𝜽𝒄𝒐 = ( 𝟐,𝟖𝟓𝟓𝟔 )𝟎.𝟏𝟒
𝜽𝒔 = 0,974654272
𝐡𝐨 𝜽𝒄𝒐 = 1,091544109
ho= 𝜽 x 𝜽𝒔
𝒔
𝒉
hio= 𝜽 𝒊 x 𝜽𝒄𝒐
𝑩𝑻𝑼 𝒄𝒐
ho= 34,1104095𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐𝒍𝒃℉ x 0,974654272
𝑩𝑻𝑼
hio= 6,98206386𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐𝒍𝒃℉ x 1,091544109
𝑩𝑻𝑼
ho= 33,24585632 𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝒍𝒃℉
𝑩𝑻𝑼
hio= 7,621230675 𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐𝒍𝒃℉
𝒉
𝑼𝒄 = 𝒉𝒊𝒐 𝒙 𝒉𝒐
𝒊𝒐+𝒉
𝒐
𝟕,𝟔𝟐𝟏𝟐𝟑𝟎𝟔𝟕𝟓 𝐱 𝟑𝟑,𝟐𝟒𝟓𝟖𝟓𝟔𝟑𝟐
𝑼𝒄 = 𝟕,𝟔𝟐𝟏𝟐𝟑𝟎𝟔𝟕𝟓+𝟑𝟑,𝟐𝟒𝟓𝟖𝟓𝟔𝟑𝟐
𝑩𝑻𝑼
𝑼𝒄 = 6,199960864 𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝒍𝒃℉
77
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
A = Nt x L x a”
𝑸
Ud = 𝑨𝒙∆𝑻𝒄𝒐
𝑳𝑴𝑻𝑫
𝟒𝟕𝟑𝟏𝟖𝟕,𝟓𝟐𝟏
Ud = 𝟏𝟎𝟒𝟕𝒇𝒕𝟐 𝒙 𝟖𝟎,𝟎𝟖𝟑𝟕𝟔℉
𝑩𝑻𝑼
Ud = 5,331774896𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝒍𝒃℉
𝟔,𝟏𝟗𝟗𝟗𝟔𝟎𝟖𝟔𝟒−𝟓,𝟒𝟑𝟓𝟑𝟗𝟔𝟖𝟑𝟗
Rd = ,𝟏𝟗𝟗𝟗𝟔𝟎𝟖𝟔𝟒 𝒙 𝟓,𝟒𝟑𝟓𝟑𝟗𝟔𝟖𝟑𝟗
𝑩𝑻𝑼
Rd = 0,026263464𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝒍𝒃℉
𝟓,𝟒𝟑𝟓𝟑𝟗𝟔𝟖𝟑𝟗
η = 𝟔,𝟏𝟗𝟗𝟗𝟔𝟎𝟖𝟔𝟒 X 100%
η = 87,67 %
21. Menghitung Pressure Drop pada Bagian Shell (∆ps ) dan Tube (∆Pco)
Jumlah cross 𝒇 𝒙 𝑮 𝟐𝒙 𝑳 𝒙 𝒏
∆𝑷𝒕 = 𝟓,𝟐𝟐𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟏𝟎 𝒕𝒙 𝑰𝑫
𝒕 𝒙 𝑺𝑮𝒄𝒐 𝒙 𝜽𝒕
𝑳
(N+ 1) = 12 x 𝑩
∆𝑷𝒕 =
78
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
𝟏𝟎 𝟏𝟐 𝒇𝒕 𝟎,𝟎𝟎𝟒𝟗 𝒙𝟏𝟑𝟕𝟔𝟑,𝟖𝟗𝟕𝟓𝟖𝟐 𝒙 𝟏𝟎 𝒇𝒕 𝒙 𝟏
(N+ 1) = 12 X 𝟐𝟑,𝟔𝟐𝟑 X 𝟏 𝒊𝒏 𝟓,𝟐𝟐𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟏𝟎 𝒙 𝟎,𝟖𝟑𝟑𝟕𝟑𝟖𝟒𝟐𝟔 𝐱 𝟏,𝟎𝟗𝟏𝟓𝟒𝟒𝟏𝟎𝟗
𝟒(𝟏)𝒙 𝟎,𝟎𝟕𝟑𝟑𝟕𝟏𝟕𝟖𝟕𝟐
∆𝒑𝒓 = 𝟎,𝟖𝟑𝟒 𝒙 𝟐(𝟑𝟐,𝟐)
Rd 0,022687866
79
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
80
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
81
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
exchanger-02 yaitu 87,% dan losses yang didapat sebesar 3,92% dimana
nilai Rd lebih besar daripada dirt factor (Rd) yang diizinkan yaitu
ℎ𝑟 𝑓𝑡3
0,003 (berdasarkan table 1.12. fouling factor, Kern).
𝐵𝑡𝑢
82
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil evaluasi dan perhitungan didapatkan Rd aktual pada heat exchanger-
02 unti kilang PPSDM Migas melebihi Rd teori maksimum yang diizinkan
(0,003) hr ft3/Btu, Rd actual yang didapatkan sebesar 0,02268 hr ft3/Btu. Hal ini
dikarenakan adanya penumpukkan kerak pada dinding dalam dan luar tube
sehingga memerlukan pembersihan.
2. Dari hasil evaluasi perhitungan didapatkan nilai pressue drop pada shell and
tube masih berada dibawah standar yang diizinkan. Masing-masing nilai
pressure drop pada shel and tube sebesar 0,05498 Psi dan 0,002808 Psi. Nilai
tersebut dibawah dari pressure drop maksimal yaitu sebesar 10 Psi, hal ini
menunjukkan bahwa HE-02 masih layak dioperasikan.
3. Dari hasil evaluasi perhitungan didapatkan efisiensi HE-02 sebesar 87,67%.
3. Heat Exchanger - 02 pada unit kilang PPSDM Migas sudah masuk dalam
periode maintenance atau perbaikan dan perawatan.
5.2 Saran
1. Berdasarkan hasil dari evaluasi nilai dirt factor (Rd) dan pressure drop,untuk
mendapatkan hasil pertukaran panas yang maksimal sebaiknya heat
Exchanger segera dilakukan maintenance.
2. jumlah flow rate crude oil dan solar yang masuk ke dalam heat exchange dapat
diketahui dan lebih muda dikontrol apalagi pada masing-masing pipa inlet
dipasangkan flow meter.
3. pengecekkan temperature dan tekanan yang keluar masuk dari heat exchanger
harus benar-benar diperhatikan dan terhubung dengan control room serta
penjadwalan pembersihan secara berkala.
83
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat jenderal Minyak dan Gas Bumi (2018). Diambil kembali dari https://
www. Esdm. Go.id.
Kern, D. (1950). Process Heat Transfer, Internasional Student Edition. New York:
John Wiley and Sons.
Pusat pengembangan Sumber Dayaa Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas). (2018).
Diambil kembali dari https:// www. Pusdiklatmigas. Esdm.go.id.
84
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
85