Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN DENGAN

CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP. Dr. SARDJITO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Kegawatdaruratan

Dosen Pembimbing Linda Widyarani.,S. Kep., Ns., M. Kep

Disusun Oleh :

Fakhmi Nurrohmah (2720162952)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Keperawatan Maternitas yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN


KEGAWATDARURATAN DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP.
Dr. SARDJITO”, disusun untuk memenuhi tugas individu PKK Kegawatdaruratan
yang disahkan pada:

Hari :
Tanggal :
Tempat :

Praktikan,

( Fakhmi Nurrohmah )

Mengetahui,

CI Lahan, Pembimbing Akademik,

(………………………) (…………………….)
BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penurunan fungsi ginjal
progresif yang ireversibel ketika ginjal tidak mampu mempertahankan
keseimbangan metabolik, cairan, dan elektrolit yang menyebabkan terjadinya
uremia dan azotemia (Smeltzer, 2011).
CKD adalah proses kerusakan ginjal selama rentang waktu lebih dari tiga
bulan. Chronic Kidney Disease (CKD) dapat menimbulkan simtoma, yaitu laju
filtrasi glomerular berada di bawah 60 ml/men/1.73 m2, atau diatas nilai
tersebut yang disertai dengan kelainan sedimen urine. Selain itu, adanya batu
ginjal juga dapat menjadi indikasi Chronic Kidney Disease pada penderita
kelainan bawaan, seperti hioeroksaluria dan sistinuria (Nurarif, 2015)
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana
ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan
samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan
metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau
azotemia (Smeltzer, 2011).

B. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagai nefron (termasuk glomerulus
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesis nefron utuh).
Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR/daya
saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari
nefron-nefron rusak (Padila, 2012).
Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa
diabsorpsi berakibat diuretik osmotic disertai poliuri dan haus. Selanjutnya
karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai
retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi
ginjal telah hilang 80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai
kreatinin clearance turun 15ml/menit atau lebih rendah itu.
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normal
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan
mempengaruhi setiap system tubuh.
C. Pathway

Diabetes melitus

Gula darah
meningkat

Ginjal tidak dapat


menyerap Nefropati toksik

Fungsi nefron
menurun dan
Fungsi filtrasi
mengalami
menurun
kerusakan

Ginjal kehilangan Kerusakan nefron


fungsi

Cronic kidney disease

Kegagalan ginjal Sekresi eritripoitis menurun Retensi

Angiotensin Hb menurun Tekanan


meningkat
Hipertensi
Suplai 02 turun
Edema

Risiko Intoleran
penurunan curah aktivitas Kelebihan
jantung volume cairan
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dengan CKD menurut Rendy (2012) yaitu:
Menurut perjalanan klinisnya:
1. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat
menurun hingga 25% dari normal.
2. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami poliura dan
nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar creatinin serum dan
BUN sedikit meningkat diatas normal.
3. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom urenik (lemah, letargi,
anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan), neuropatik
perifer, peruritus, urenik frosfrost, pericarditis, kejang-kejang sampai
koma), yang ditandai dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum
kreatinin dan BUN meningkat tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan
gejala yang komplek. Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi,
anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolic, gangguan
keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, klorida).

E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Rubenstein (2009), gagal ginjal kronik dapat di lakukan pemeriksaan
penunjang sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium darah
2. Urine
3. Pemeriksaan kardiovaskuler
4. Radiologi
F. Komplikasi
Menurut Smeltzer (2011), komplikasi potensial gagal ginjal kronik yang
memerlukan pendekatan kolaboratif dalam perawatan, mencakup :
1. Hiperglikemia
Akibat penurunan eksresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan
diet berlebih
2. Pericarditis
Efusi pericardical, dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah
urenik dan dialysis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi
Akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi system rennin,
angiotensin, aldosteron
4. Anemia
Akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
peradangan gasstro intestinal
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metastatic akibat retensi fosfat

G. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung
2. Kelebihan volume cairan
3. Intoleran aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi Klasifikasi 2015-2017


edisi 10. Jakarta: EGC
Lenggogeni. 2014. Inilah 8 Komplikasi Yang Bisa Disebabkan Oleh Penyakit
Ginjal Kronis. Jakarta: EGC

Nurarif.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan


Nanda Nic-Noc Jilid 2.Yogyakarta : Mediaction

Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika

Rendy. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam. Yogyakarta:


Nuha Medika

Rubenstein. 2009. Klien Gagal Ginjal. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC
H. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Penurunan curah Setelah di lakukan tindakan 1. Manajemen jalan nafas 1. Management jalan
jantung selama 3x24jam di harapkan 3140 nafas
Domain 4, kelas 4, penurunan curah jantung a. Monitor tanda a. Dapat di ketahui
00026 dapat teratasi dengan kriteria tanda vital tanda tanda
hasil: b. Berikan terapi keabnormalan
1. Keefektivan pompa oksigen tanda vital klien
jantung c. Posisikan klien b. Dapat
a. Suara jantung semifowler menstabilkan
normal 040011 d. Anjurkan teknik nafas
2. Status sirkulasi relaksasi c. Ventilasi
a. Tanda tanda vital e. Kolaborasi dengan pernafasan terbuka
dalam batas dokter d. Terapi oksigen
normal 040140 terserap efektif
b. Capilarry refil dan pola nafas
dalam batas teratur
normal 040151 e. Mengurangi
keparahan
penyakit melalui
farmakologi
2. Kelebihan volume Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor cairan 4130 1. Monitor cairan
cairan berhubungan selama 3x24jam di harapkan a. Monitor tanda a. Sebagai tanda ada
dengan kelebihan kelebihan volume cairan tanda vital tidaknya
asupa cairan dapat teratasi dengan kriteria b. Bantu pasien keabnormalan.
hasil: mencapai b. Agar tercapai
1. Keseimbangan cairan eseimbangan target
a. Tanda tanda vital cairan keseimbangan
dalam batas c. Berikan asupan cairan
normal 060101 makanan dan c. Mengurangi
b. Input dan output cairan minimal penumpukan
seimbang 060107 d. Edukasi keluarga cairan
alasan membatasi d. Keluarga di
cairan harapkan
e. Kolaborasi dengan mengetahui alasan
dokter obat pembatasan dan
diuretik jika di dapat mendukung
perlukan
e. Sebagai pemicu
pengeluaran urin.
2. Intoleran aktivitas Setelah di lakukan tindakan 1. Terapi aktivitas 4310 1. Terapi aktivitas
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24jam a. Monitor ttv a. Dapat di ketahui
fisik tidak bugar di harapkan intoleran b. Monitor respon ada tidaknya
aktivitas dapat teratasi fisik, emosi keabnormalan
dengan kriteria hasil: c. Bantu klien untuk tanda vital
1. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi b. Dapat di ketahui
aktivitas fisik tanpa di aktivitas yang kemampuan dan
sertai peningkatan mampu di lakukan kesadaran klien
tanda tanda vital d. Bantu klien untuk c. Dapat di ketahui
2. Mampu melakukan melakukan kemampuan klien
aktivitas pokok pengembanan diri d. Klien termotivasi
dan penguatan untuk tidak
bergantung

Anda mungkin juga menyukai