Anda di halaman 1dari 9

Oseana, Volume XLI, Nomor 4 Tahun 2016 : 63 - 71 ISSN 0216-1877

BIOINDIKATOR PENCEMAR, BAKTERI Escherichia coli

Oleh

Lies Indah Sutiknowati1)

ABSTRACT

BIOINDICATOR OF CONTAMINANT, BACTERIA Escherichia coli.


Indicator organisms are used to measure potential fecal contamination of environmental
samples. The presence of coliform bacteria, such as Escherichia coli, in surface water
is a common indicator of fecal contamination. Coliform bacteria in water samples may
be quantified using the most probable number (MPN) method, a probabilistic test which
assumes cultivable bacteria meet certain growth and biochemical criteria. If preliminary
tests suggest that coliform bacteria are present at numbers in excess of an established
cut-off (the Coliform Index), fecal contamination is suspected and confirmatory assays
such are conducted. Coliform bacteria selected as indicators of fecal contamination
must not persist in the environment for long periods of time following efflux from the
intestine, and their presence must be closely correlated with contamination by other
fecal organisms.

PENDAHULUAN tentang E. coli walaupun terbatas bahwa


bakteri ini adalah penyebab infeksi
Pada umumnya jika kita
saluran pencernaan.
mendengar kata bakteri yang langsung
terbayang adalah makhluk amat kecil dan Escherichia coli adalah salah satu
sangat berbahaya karena menyebabkan jenis spesies utama bakteri gram negatif.
berbagai penyakit. Bakteri adalah Banyak industri kimia mengaplikasikan
makhluk bersel tunggal yang tidak teknologi fermentasi yang memanfaatkan
mempunyai inti sel (Anonymous; Yalun, E. coli, misalnya dalam produksi obat-
2008), hidup di semua kolom air dan tanah, obatan seperti insulin dan antiobiotik
beberapa bersifat aerobik (memerlukan (Dufour, 1984).  Secara teoritis, ribuan
oksigen) dan ada yang anaerobik (tidak jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh
memerlukan oksigen). Beberapa bakteri bakteri ini dengan syarat genetikanya
hidup bebas sendiri (free living) dan ada sudah direkayasa sedemikian rupa
yang hidup bersama-sama (symbionts). sehingga dapat menghasilkan jenis produk
Bakteri E. coli adalah salah satu jenis tertentu yang diinginkan. Mengingat
bakteri yang sering dibicarakan. Cukup besarnya peranan ilmu bioteknologi
banyak masyarakat yang mengetahui dalam aspek-aspek kehidupan manusia,
1)
Kelompok Penelitian Pencemaran dan Bioremediasi

63
maka tidak bisa dipungkiri juga betapa membuatnya tidak dapat hidup kembali.
besar manfaat E. coli bagi kita. E.coli yang tidak direkayasa genetika
(wild type) umumnya tidak dapat hidup
E. coli di alam terbuka hidup jika ada antibiotik seperti amphicillin
di dalam tanah. Jika terjadi pencemaran dan kloramfenikol (Girard et al., 2003)
(umumnya pencemar organik yang walaupun dengan antiobiotik seperti
ditandai dengan BOD tinggi), tanah Amoxicillin pun sudah cukup (derivat
menjadi media pertumbuhan yang baik dari amphicillin yang lebih rendah daya
untuk bakteri ini dan menyebabkan bunuhnya).
peningkatan konsentrasi E. coli dalam
tanah. Saat hujan turun atau salju KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI
mencair, semakin banyak bakteri ini yang
Bakteri E. coli ditemukan pada
terbawa oleh air tanah masuk ke sungai.
tahun 1885 oleh Theodor Escherich
Dengan demikian konsentrasi E. coli
dan diberi nama sesuai dengan nama
akan terdeteksi tinggi di air tanah dan
penemunya. E. coli merupakan bakteri
sungai sehingga mengindikasikan adanya
berbentuk batang dengan panjang
pencemaran tanah.
sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5
E. coli tidak dapat dibunuh micrometer. Volume sel E. coli berkisar
dengan pendinginan maupun pembekuan, 0.6-0.7 m3. Bakteri ini dapat hidup pada
Bakteri ini hanya bisa dibunuh oleh rentang suhu 20-40 0C dengan suhu
antiobiotik, sinau Ultraviolet (UV), optimumnya pada 370 C dan tergolong
atau suhu tinggi >1000 C. Suhu tinggi bakteri gram negatif.
akan merusak protein dalam sel dan

Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli

Gambar 1. Klasifikasi dan morfologi bakteri E. coli (Escherich, 1885).

64
Pada umumnya, bakteri ini Vitamin K berfungsi untuk pembekuan
dapat ditemukan dalam usus besar darah saat terjadi perdarahan seperti pada
manusia. Kebanyakan E. Coli tidak luka/mimisan. (Pourbakhsh et al., 1997).
berbahaya, tetapi beberapa seperti E.
Coli tipe O157:H7 dapat mengakibatkan Bakteri E. coli banyak digunakan
keracunan makanan yang serius pada dalam teknologi rekayasa genetika.
manusia yaitu diare berdarah karena Penggunaannya adalah sebagai vektor
eksotoksin yang dihasilkan bernama untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang
verotoksin. Toksin ini bekerja dengan diinginkan untuk dikembangkan. E. coli
cara menghilangkan satu basa adenin dipilih karena pertumbuhannya sangat
dari unit 28S rRNA (Zhu et al., 1994) cepat dan mudah dalam penanganannya
sehingga menghentikan sintesis protein. (Fournout et al., 2000). Oleh sebab itu,
Sumber bakteri ini contohnya adalah negara-negara di Eropa sekarang sangat
daging yang belum masak, seperti daging mewaspadai penyebaran bakteri E. coli
hamburger yang belum matang. ini, dan bahkan melarang mengimpor
sayuran dari luar karena dikhawatirkan
MANFAAT E. Coli dapat disalahgunakan dan menyebabkan
kematian.
Dari sekian ratus strain E. coli
yang teridentifikasi, hanya sebagian Kebutuhan nutrisi E. coli tidak
kecil bersifat patogen, misalnya strain jauh berbeda dengan nutrisi manusia,
O157:H7 (Gambar 2). Hampir semua yaitu gula, protein, dan lemak. E. coli
rekayasa genetika di dunia bioteknologi memiliki kemampuan lebih karena dapat
selalu melibatkan E coli karena struktur mencerna asam organik (asetat) dan garam
genetikanya yang sederhana dan mudah anorganik (amonium sulfat) sebagai
untuk direkayasa. Riset E. coli menjadi sumber nutrisi karbon dan nitrogen.
model untuk aplikasi ke bakteri jenis Bakteri ini tidak mampu mengkonsumsi
lainnya. Bakteri ini juga merupakan karbohidrat rantai panjang dan juga tidak
media kloning yang paling sering dipakai. dapat melakukan fotosintesis. Bakteri E.
Teknik rekombinasi DNA tidak akan ada coli juga merupakan makhluk heterotrof
tanpa bantuan bakteri ini (Olivier et al., yang tergantung pada molekul-molekul
2010). organik sederhana seperti gula, protein,
dan asam organik. Dengan demikian,
Bakteri E. coli yang berada di apabila E. coli bertahan hidup di tanah,
dalam usus besar manusia berfungsi maka diperlukan adanya molekul-
untuk menekan pertumbuhan bakteri molekul tersebut yang kemungkinan
jahat, dan berperan sebagai mikrobiota dihasilkan oleh mikroorganisme lain
usus yang membantu proses pencernaan dalam tanah.
termasuk pembusukan sisa-sisa makanan
dalam usus besar. Selain itu, bakteri ini
juga membantu produksi vitamin K.

65
BAHAYA E. Coli O157:H7 ini dapat bertahan hidup pada
suhu yang sangat rendah dan asam.
Bakteri E. coli dalam jumlah Salah satu contoh kasus adalah bakteri
yang berlebihan dapat mengakibatkan E. coli yang pernah mewabah di Jerman
diare, dan bila bakteri ini menjalar ke tahun 2013-2014, belum diketahui
sistem/organ tubuh yang lain, maka akan jenisnya, namun diduga adalah tipe
dapat menyebabkan infeksi. Jika bakteri O157:H7. Selain di usus besar bakteri
ini banyak terdapat di alam (Kaper et
E. coli sampai masuk ke saluran kencing
al., 2004), sehingga memasak makanan
maka dapat mengakibatkan infeksi pada hingga matang dan menjaga kebersihan
saluran kemih/kencing (ISK). Zhu et merupakan upaya pencegahan dampak
al., 1994). Jenis berbahaya, E. coli tipe buruk dari E. coli.

Gambar 2. Contoh Strain bakteri E. coli type O157: H7 (Zhu et al., 1994).

METODE ANALISA BAKTERI E. coli. MPN. Berikut ini akan dijelaskan lebih
lanjut mengenai dua metode tersebut.
Ada dua metode yang digunakan
a. Metode membran filter
untuk melakukan analisa bakteri E. coli.
Metode pertama adalah menggunakan Langkah-langkah analisa dengan
membran filter, dan metode kedua metode membran filter adalah sebagai
menggunakan MPN. Kedua metode berikut: analisa bakteri E. coli dimulai
tersebut dapat digunakan untuk indikasi dengan pengambilan contoh air atau
adanya pencemaran (EPA, 1980) cairan. Contoh (sampel) diambil dengan
namun Kementerian Lingkungan Hidup menggunakan botol sampel steril yang
Indonesia memilih menggunakan metode volumenya 300 ml. Satu mL dan lima mL

66
sampel air disaring dengan menggunakan jam (Gambar 3). Koloni yang tumbuh
membran filter selulosa nitrat (porositas berwarna ungu/merah merupakan bakteri
0,45 μm dan diameter 47 mm). Membran coliform (Gambar 3A) dan berwarna biru
filter kemudian diletakkan dalam cawan merupakan bakteri E. coli (Gambar 3B).
petri compact dry yang telah berisi Koloni bakteri dihitung dan dikonversikan
media. Media dibasahi dengan akuades ke dalam konsentrasi bakteri per 100 mL
steril terlebih dulu, kemudian membran (EPA, 2002):
filter diletakkan di permukaan media
tersebut dan diinkubasikan dalam E.coli/100 ml = Jumlah koloni E.coli x 100
inkubator dengan suhu 35oC selama 24 Volume sampel (mL)

A . Koloni bakteri koliform B. Koloni bakteri E. coli

Gambar 3. Cawan petri berisi media selektif untuk pembiakan bakteri koliform dan E.
coli. Tampak beberapa koloni berwarna ungu/merah (A) dan biru (B) yang
akan dihitung dengan menggunakan cell counter.

67
b. Metode MPN. Broth) yang telah diberi sampel positif
dari media LTB diinkubasikan pada
Analisa bakteri E. coli yang lain inkubator pada suhu 37 ± 2°C selama 24
adalah metode MPN (multiple probable jam (atau diperpanjang hingga 48 jam,
number) atau multiple tube fermentation jika bakteri belum tumbuh). Hasil positif
technique for members of the coliform ditandai dengan perubahan warna media
group (US EPA, 1978). Tiga macam BGLB dan adanya gelembung gas yang
pengenceran dipilih untuk analisa bakteri terperangkap dalam tabung Durham.
E. coli, yaitu 10, 1 dan 0.1 ml dengan tiga Kombinasi jumlah tabung positif ini
kali ulangan. Sampel air pada masing- kemudian digunakan untuk menghitung
masing pengenceran dimasukkan ke kepadatan bakteri E. coli menurut
dalam tabung berisi media LTB (Lauryl persamaan yang diusulkan oleh Thomas
(1942):
Triptose Broth), kemudian diinkubasikan
pada suhu 37 ± 2°C di inkubator selama MPN/100 mL= (1/V)*(230.3*Log10(T/N))
24 jam (atau diperpanjang hingga
48 jam, jika bakteri belum tumbuh). V= Volume satuan sampel yang
memberikan hasil positif di semua
Bakteri yang tumbuh pada media LTB,
ulangan (mL)
yang ditandai dengan perubahan warna
N= Total volume sampel pada semua
media, selanjutnya diinokulasikan
hasil negatif (mL)
pada media BGLB dengan mengambil
sampel media sebanyak 5 ose. Media T= Total volume sampel pada
BGLB (Brilliant Green Lactose bile pengenceran yang digunakan

Gambar 4. Alur isolasi sampel dan analisa bakteri E. coli dengan metode MPN.

68
KEPADATAN BAKTERI E. coli bakteri coliform meskipun dalam jumlah
yang kecil. Adanya bakteri coliform
Kepadatan bakteri indikator
ini bisa menjadi indikasi masuknya
pencemaran E. coli di negara berkembang
kontaminan fekal di lingkungan
terutama negara tropik pada umumnya
(Kunarso, 1989). Kecilnya kepadatan
jauh lebih tinggi daripada di perairan
bakteri coliform di air laut wilayah pesisir,
subtropik. Konsentrasi bakteri bisa
bisa disebabkan karena sedikitnya limbah
berkisar antara 2x102 MPN/100 ml
fekal yang masuk ke perairan melalui
sampai 19x103 MPN/100 ml. Kuatnya
sungai-sungai yang ada atau bakteri
pencemaran juga dipengaruhi oleh faktor
colifom yang masuk ke air laut tidak
musim dan intensitas limbah kegiatan
bisa bertahan lama karena salinitas yang
di darat. Menurut Kuswandi (2001),
cukup tinggi (> 30‰). Pada salinitas ini,
bakteri ‘fecal’ E. coli masuk ke perairan
bakteri coliform hanya mampu bertahan
melalui aliran sungai serta limpasan
beberapa jam saja (Sutiknowati &
air hujan sehingga kelimpahan bakteri
Ruyitno, 2008).
akan semakin tinggi pada saat hujan.
Keadaan yang demikian disebabkan oleh Pada penelitian pemanfaatan
konsentrasi materi organik (N dan P), perairan kolong bekas penambangan
perubahan salinitas dan suhu maupun timah untuk budidaya kepiting dan
intensitas cahaya yang meningkat. rajungan menunjukkan rendahnya
kepadatan bakteri E.coli sehingga
Ruyitno (1980) menyatakan
perairan kolong dapat dikatakan tidak
bahwa derajat kematian kelompok
tercemar dan dapat dimanfaatkan untuk
bakteri koliform seperti E.coli yang
budidaya (Sutiknowati, 2015). Sedangkan
berada di lingkungan laut maupun
hasil penelitian pada perairan Pulau Pari
estuari makin bertambah dengan naiknya
menunjukkan kepadatan bakteri E. coli
salinitas, suhu maupun intensitas cahaya
yang tinggi sehingga perairannya tidak
matahari. Ciri-ciri bakteri yang dijumpai
dapat dimanfaatkan untuk budidaya
di estuari antara lain bersifat aerob/
(Sutiknowati, 2012).
anaerob fakultatif, termasuk ke dalam
bakteri gram negatif, tidak membentuk
spora, dan dapat memfermentasi laktosa PENUTUP
untuk menghasilkan asam dan gas pada
suhu 35 °C-37 °C. Habitat utama bakteri E.coli
adalah di dalam usus besar mahluk
Stasiun yang terletak jauh dari berdarah panas. Bakteri ini merupakan
daratan (yang berada di tengah laut atau organisme dominan yang bersifat
dekat dengan pulau terluar), umumnya aerobik dan bersimbiosis dengan
memiliki konsentrasi bakteri coliform inangnya. Karakterisasi bakteri E. coli
yang sangat kecil atau bahkan nihil, diperlukan untuk memahami perilaku
sedangkan beberapa stasiun yang dekat menjadi bakteri yang pathogen dan
dengan daratan, umumnya ditemukan dapat dijadikan sebagai bioindikator

69
pencemar lingkungan. Banyak faktor Environment. Total Coliform,
yang menyebabkan bakteri E. coli dapat Multiple Tube Fermentation
beradaptasi terhadap lingkungan yang Tehnique 9131. Cincinnati,
berbeda dan menjadi pathogen. Menurut Ohio, U.S. 15p.
peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup tahun 2004, untuk keperluan Escherich, T. 1885. Die Darmbakterien
budidaya dan wisata harus memiliki des Neugeborenen und
konsentrasi bakteri coliform dibawah Sauglings. Fortschr. Med. 3:
515-522; 547-554.
100 MPN/100 ml termasuk didalamnya
bakteri E. coli.
Fournout S., C. M. Dozois, M. Odin , C.
Desautels, S. Peres, F. Herault,
DAFTAR PUSTAKA F. Daigle , C. Segafredo, J.
Laffitte, E. Oswald, J. M.
Anonymous : http://en.wikipedia.org/ Fairbrother and I. P. Oswald.
wiki/Escherichia_coli. Diakses 2000. Lack of a Role of
tanggal 10 Oktober 2016. Cytotoxic Necrotizing Factor
1 Toxin from Escherichia coli
in Bacterial Pathogenicity
Dufour, A.P. 1984. Health Effects
and Host Cytokine Response
Criteria for Fresh Recreational
in Infected Germfree Piglets.
Waters. Cincinnati, Ohio, U.S.
Infection and Immunity 68:
Environmental Protection
839-847.
Agency, EPA-600/1-84-004,
33p.
Girard F, I. Batisson, J. Harel and
J.M. Fairbrother. 2003.
EPA (Environmental Protection Agency).
Use of Egg Yolk-Derived
2002. Total Coliforms and
Immunoglobulins as an
Escherichia coli in Water by
Alternative to Antibiotic
Membrane Filtration Using
Treatment for Control of
a Simultaneous Detection
Attaching and Effacing
Tehnique. Cincinnati, Ohio,
Escherichia coli Infection.
U.S. 14p.
103rd General Meeting
of American Society for
EPA (Environmental Protection Agency).
Microbiology, Washington
1980. Standard Methods for
D.C. Virginie, USA.
the Examination of Water and
(Abstract).
Wastewater, 15ed. Cincinnati,
Ohio, U.S. 18p.
Kaper, J.B., J.P. Nataro and H.L. Mobley.
2004. Pathogenic E. coli.
EPA (Environmental Protection Agency).
Nature Reviews Microbiology
1978. Microbiological
2 (2): 123-140.
Methods for Monitoring the

70
Kunarso, D.H. 1989. Teknik Membran Ruyitno, N. 2008. Kualitas Teluk Jakarta:
Filter untuk Mendeteksi Kajian Bakteriologis. Laporan
Bakteri Pencemar. Oseana. Pusat Penelitian Oseanografi.
4:133-143. 10 hlm.

Kuswandi, I. 2001. Kelimpahan Bakteri Sutiknowati, L.I. dan N. Ruyitno.


Fecal di Perairan Pulau Bulan 2008. Studi Bakteriologis
Kotamadya Batam. Skripsi. dan Peruntukannya Terhadap
Fakultas Perikanan dan Ilmu Budidaya pada Perairan Teluk
Kelautan. Universitas Riau, Klabat, Kepulauan Propinsi
Pekanbaru. Bangka Belitung. Oseanologi
dan Limnologi di Indonesia,
Olivier T, D. Skurnik, B. Picard and E. 34: 101-115.
Denamur, 2010. The Population
Genetics of Commensal E. coli. Sutiknowati, L.I. 2012. Kualitas Air yang
Nature Reviews Microbiology Mendukung Potensi Budidaya
8: 207-217. di Perairan Pesisir P. Pari:
Aspek Mikrobiologi. Jurnal
Thomas, H.A. Jr. 1942. Bacterial Segara 8, No.2: 65-75.
Densities from Fermentation
tube tests. J. Amer. Water Sutiknowati, L.I. 2015. Kualitas Perairan
Works Assn. 34: 572-576. Kolong untuk Budidaya
Rajungan Portunus pelagicus
Oswald I.P., C. Desautels, J. Laffitte, di Pulau Bangka. Oseanologi
S. Fournout, S.Y. Péres, M. Dan Limnologi Di Indonesia,
Odin, P. Le Bars, J. Le Bars vol.41, No. 2: 217-231.
and J.M. Fairbrother JM.
2003. Mycotoxin Fumonisin Yalun, 2008. http://yalun.wordpress.
B1 Increases Intestinal com/2008/10/07/mengenal-
Colonization by Pathogenic bakteri-escherichia-coli/.
E. coli in pigs. Applied Diakses tanggal 10 Oktober
Environmental Microbiology 2016.
69: 5870-5874.
Zhu, C., J. Harel, M. Jacques, C.
Pourbakhsh, S.A., M. Boulianne, B. Desautels, M. S. Donnenberg,
Martineau-Doizé, C. M. M. Beaudry, and J. M.
Dozois, C. Desautels and J. M. Fairbrother. 1994. Virulence
Fairbrother.1997. Dynamics properties and attaching-
of Escherichia coli infection effacing activity of E. coli O45
in experimentally inoculated associated from swine post
chickens. Avian Diseases, weaning diarrhea. Infection
41:221-233 and Immunity 62: 4153-4159.

71

Anda mungkin juga menyukai