Anda di halaman 1dari 35

GENERAL FLOWCHART

PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN BONGKARAN
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA
PEKERJAAN PERKERASAN
PEKERJAAN PEMBUATAN MANHOLE
PEKERJAAN LAIN-LAIN
PROGRAM K3

1
BAGAN ALIR/GENERAL FLOWCHART

START

PEKERJAAN PERRSIAPAN

PEKERJAAN BONGKARAN

PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

PEKERJAAN PERKERASAN

PEKERJAAN PEMBUATAN MANHOLE

PEKERJAAN LAIN-LAIN

PROGRAM K3

FINISH

2
3
A. Persiapan Administrasi
1. Melengkapi administrasi untuk persyaratan pembuatan kontrak.
2. Membuat surat pemberitahuan mulai kerja yang ditujukan proyek, dengan
tembusan instansi terkait dan aparat setempat tempat pekerjaan akan
dilaksanakan.
3. Mengadakan peninjauan di lapangan dan mendata semua masalah yang
ada termasuk yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya
4. Mengadakan sosialisasi dengan masyarakat dan pemerintah setempat
untuk membahas semua masalah yang ada dilapangan dan lingkungan
sekitamya
5. Menunjuk pelaksana lapangan dilengkapi dengan struktur organisasi di
lapangan.
6. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dipakai sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Untuk mencapai target sesuai jadwal pelaksanaan maka kami harus juga
mempersiapkan :
1. Jumlah tenaga kerja yang akan ditempatkan untuk pelaksanaan pekerjaan
tersebut serta memperhatikan penggunaan tenaga kerja lokal sesuai
ketentuan yang berlaku.
2. Peralatan kerja yang kami gunakan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
3. Pengiriman material yang memenuhi syarat sesuai kebutuhan dilapangan.

B. Persiapan fisik di lapangan


Pekerjaan Pengukuran dan pematokan ( Marking )

4
Sebelum diadakan pengukuran dengan waterpass atau theodolit, terlebih
dulu memasang patok yang jaraknya sesuai gambar. Pada aspal yang
terkena jalur pipa di beri tanda dengan cat untuk menentukan jarak antar
manhole. Titik duga (peil) diamankan diluar jaringan pipa pada bangunan
yang ada disekitarnya, dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan
kedalaman galian dan pemasangan pipa.
C. Sewa Brak Kerja
Menyiapkan brak kerja / gudang peralatan yang letaknya tidak jauh dari
lokasi pekerjaan. Disamping itu kami juga menyediakan tempat untuk
sarana koordinasi pengawas dan pelaksana serta kegiatan lainnya yang
dilengkapi dengan meja tulis, meja tamu, papan untuk menempel gambar,
kotak PPPK dan perlengkapan lainnya. Melengkapi buku-buku lapangan
seperti Buku Tamu, Buku Direksi, Buku Ijin Pasang, Buku Harian serta
peralatan lainya

5
D. Rambu Lalu Lintas
Pembuatan rambu-rambu lalu lintas kami kerjakan sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai dan dibuat dengan jelas. Rambu lalu lintas akan kami
tempatkan pada tempat yang mudah terlihat sehingga masyarakat sekitar
dan pengguna jalan akan lebih berhati-hati.

E. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek akan kami buat dengan ukuran sesuai yang
ditentukan. Papan nama kami pasang pada tempat yang mudah terbaca,
memuat informasi mengenai jenis pekerjaan, biaya, lokasi dan waktu
pelaksanaan dan juga nama kontraktor pelaksananya.
F. Mobilisasi dan demobilisasi di lokasi
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan lapangan. Sennua peralatan yang tidak digunakan segera
dikeluarkan dari lokasi mengingat lokasi pekerjaan berada di jalan umum.

6
G. Sosialisasi ke Media Massa dan Masyarakat
Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan maka akan dilakukan
sosialisasi ke media massa berupa pemberitahuan baik melalui media
elektronik / radio maupun media cetak k ran lokal, bahwa akan ada
gangguan bagi pengguna jalan akibat pelaksanaan pekerjaan di lokasi
tersebut.
Sosialisasi ke masyarakat di lokasi pekerjaan, yang memberikan gambaran
akan pelaksanaan pekerjaan nantinya, sehingga gangguan dan hambatan
di!apangan nantinya dapat diminimalisir dan cepat diatasi dengan
koordinasi yang tepat antara masyarakat, pemilik proyek, instansi
pemerintahan terkait dan pelaksana pekerjaan di lapangan.
H. Pengaturan lalu Lintas
Mengingat lokasi pemasangan pipa lateral adalah jalan yang ramai, maka
selama pelaksanaan pekerjaan, kami akan tetap memperhatikan
kepentingan pengguna jalan, penghuni rumah bangunan sekitar dan
pejalan kaki.
Pada kedua ujung ruas jalan yang sedang dikerjakan kami pasang papan
peringatan bahwa ada pekerjaan galian tanah dan pemasangan pipa,
sehingga pengguna jalan memilki pilihan apakah tetap melewati jalan
tersebut dengan konsekuensi ada gangguan akibat pekerjaan
galian/pemasangan pipa atau memilih melewati jalan lain.
Pada pinggir galian dipasang rambu lalu lintas yang jelas dan pagar
pengaman jalan dari seng gelombang dengan rangka kayu 4/6, yang
memisahkan antara galian dan jalan.
Pengaturan lalu lintas akan kami atur sedemikian rupa sehingga pekerjaan
pemasangan pipa lateral dapat berjalan dengan lancar dan pengguna jalan
tetap dapat melewati jalan tersebut.

7
Pengamanan lokasi pekerjaan pada malam hari akan kami Iengkapi dengan
lampu penerangan dan lampu tanda pengaman yang jelas.

8
9
A. Memotong aspal
Sebelum dilaksanakan pekerjaan bongkar aspal, aspal yang terkena jalur
saluran pipa limbah diberi tanda cat, selanjutnya aspal dipotong dengan
menggunakan cutter aspa: agar batas pembongkaran menjadi rapi dan
aspal disekitarnya tidak rusak.
Pera!atan yang dipakai adalah cutter aspal, serta peralatan lain yang
mendukung pekerjaan ini. Hasil galian aspal segera kami buang keluar
lokasi pekerjaan sehingga tidak menganggu pekerjaan selanjutnya.
B. Bongkar aspal
Setelah aspal dipotong maka diteruskan pekerjaan bongkar aspal
menggunakan Jack Hammer. Hasil bongkaran aspal dibuang keluar lokasi
proyek. Peralatan yang dipakai adalah jack hammer, linggis, dandang,
bodem, serta peralatan lain yang mendukung pekerjaan ini.

C. Bongkar pasangan batu


Membongkar pasangan batu kali dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak
merusak bangunan lain dan menyesuaikan elevasi rencana pada gambar.
Hasil bongkaran segera dibuang /dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak
digunakan.
Peralatan yang dipakai adalah linggis, dandang, bodem, keranjang serta
peralatan lain yang mendukung pekerjaan ini.

10
D. Bongkar tegel trotoir dan paving block
Membongkar tegel trotoir dan paving block dilaksanakan dengan hati-hati.
Hasil bongkaran segera dibuang / dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak
digunakan kecuali persetujuan pengawas. Peralatan yang dipakai adalah
linggis, dandang, keranjang dan lain lain.

11
12
Setelah ditentukan letak manhole, lebar galian tanah dan peil–peil kedalaman
tanah untuk masino-masing manhole, kemudian kami laksanakan dengan menandai
peil-peil diluar galian untuk memudahkan mengontrol kedalaman galian serta
pemasangan pipa.
1. Galian tanah
Penggalian tanah sesuai dengan analisa harga satuan pekerjaan dalam
dokumen RKS adalah secara manual menggunakan tenaga manusia. Namun
demikian menimbang ketentuan dari Pemerintah Kota Yogyakarta yang tidak
membenarkan bahan galian ditumpuk dipinggir jalan, diatas perkerasan atau di
daerah manfaat jalan, sehingga apabila pekerjaan galian menggunakan tenaga
manusia sepenuhnya, maka hasil galian mau tidak mau akan ada penumpukan
material hasil galian di pinggir jalan, menunggu dinaikkan ke atas truk
pengangkut untuk dibuang, atau diurug kembali sebagai bahan timbunan,
setelah pipa beton selesai dipasang.
Kedua hal tersebut diatas menyebabkan pekerjaan galian tanah untuk
pemasangan pipa akan sulit menggunakan tenaga manusia sepenuhnya. Apabila
lokasi pemasangan pipa memungkinkan, maka kami akan menggunakan
excavator sebagai alat bantu pekerjaan galian tanah. Dengan excavator sebagai
alat bantu pekerjaan galian tanah, maka tanah hasil galian yang tidak digunakan
langsung diletakkan ke atas dumptruck untuk dibuang keluar lokasi pekerjaan,
dan sebagian tanah langsung diurugkan pada lokasi urugan tanah yang sudah
slap dan telah dipasang pipa beton. Bilamana memungkinkan dan mendapat ijin
dari masyarakat, pekerjaan galian tanah menggunakan excavator dapat berjalan
dengan lebih lancar dan balk pada malam hari pada saat lalu lintas pengguna
jalan lebih sedikit dan sepi. Namun demikian pada pelaksanaannya nanti akan
kami koordinasikan dengan masyarakat sekitar dan perangkat kelurahan
setempat agar kepentingan semua pihak diperhatikan dan berjalan dengan balk.

13
Hasil galian tanah yang balk kami gunakan sebagai urugan tanah kembali,
dan sisa galian tanah yang tidak terpakai langsung akan kami buang keluar lokasi
pekerjaan dengan menggunakan truk/dump truck.
Dalam pelaksanaan pekerjaan galian, keamanan dan keselamatan pekerja
akan kami perhatikan. Mengingat kedalaman galian, maka pada tempat tertentu
yang rawan longsor dipasang turap pengaman galian dan pada jalan masuk/gang
diberi jembatan sementara. Galian tanah untuk manhole dilaksanakan bersamaan
dengan galian tanah pipa. Pada lokasi yang direncanakan untuk manhole, lebar
dan peil/elevasi galian tanah disesuaikan dengan ukuran dan rencana manhole.
Galian tersebut kami usahakan tidak terlalu lama menganga serta kami pasang
pagar pengaman galian.
Kecepatan pembuatan manhole akan kami sesuaikan dengan kecepatan
pemasangan pipa, sehingga manfaat jalan akan berfungsi penuh kembali
walaupun masih ada bekas galian yang belurn diaspal.

2. Pemasangan turap pengaman galian


Turap penahan galian dibuat terlebih dahulu di base camp, dengan ukuran
sesuai rencana. Setelah mencapai kedalaman yang ditentukan, pada tempat-
tempat yang rawan longsor akan kami pasang turap pengaman galian.
Pada kedua ujung ruas jalan yang sedang dikerjakan kami pasang papan
peringatan bahwa ada pekerjaan galian tanah dan pemasangan pipa, sehingga
pengguna jalan memilki pilihan apakah tetap melewati jalan tersebut dengan

14
konsekuensi ada gangguan akibat pekerjaan galian/pemasangan pipa atau
memilih melewati jalan lain.
Pada pinggir galian dipasang rambu lalu lintas yang jelas dan pagar
pengaman jalan dari seng gelombang dengan rangka kayu 4/6, yang
memisahkan antara galian dan jalan.
Pengaturan lalu lintas akan kami atur sedemikian rupa sehingga pekerjaan
pemasangan pipa lateral dapat berjalan dengan lancar dan pengguna jalan tetap
dapat melewati jalan tersebut.
Pengamanan lokasi pekerjaan pada malam hari akan kami dilengkapi
dengan lampu penerangan dan lampu tanda pengaman yang jelas.
Apabila dalam pelaksanaan galian terjadi genangan air dikarenakan hujan
atau hal lain, maka diantisipasi dengan pengeringan menggunakan pompa,
sehingga pelaksanaan galian tetap berjalan tanpa terganggu oleh genangan air.

3. Beton landasan pipa


Sebelum pekerjaan pemasangan pipa, beton pracetak landasan pipa
dibuat diluar lokasi pekerjaan/base camp sehingga pada saat dipakai untuk
bantalan pipa sudah cukup kuat. Beton pracetak camp. 1Pc:2Ps:3Kr ukuran
15x15x50 cm dipasang menyesuaikan elevasi kemiringan dasar saluran.
Kemiringan dasar pipa ditentukan dengan memakai alat penyipat

15
datar/waterpass. Bantalan pipa dari balok beton ini berguna untuk memberikan
dukungan merata dan kuat 'pada sepanjang pipa beton.
4. Pemasangan Pipa PVC dia. 200, 250 dan 300 mm
Pengadaan Pipa PVC dia. 200, 250 dan 300 mm dari MASPION, WAVIN,
PARALON, SUPRALON, LANGGENG MAKMUR dengan mutu kelas yang sesuai
dengan spesifikasi yang ada.

Spesifikasi Pipa antara lain sebagai berikut :

Ukuran Nominal Diameter Luar Tebal Dinding


Kelas
(inch) (mm) (mm)

AW ½” 22 1,5 + 0,2
10 kg/cm2
¾” 26 1,8 + 0,2

1” 32 2,0 + 0,3

1 ¼” 42 2,3 + 0,3

1 ½” 48 2,3 + 0,3

2” 60 2,3 + 0,3

2 ½” 76 2,6 + 0,3

3” 89 3,1 + 0,3

4” 114 4,1 + 0,3

5” 140 5,4 + 0,4

6” 165 6,4 + 0,4

8” 216 8,3 + 0,5

16
10” 267 9,4 + 0,6

12” 318 11,0 + 0,8

Jadwal pengiriman pipa disesuaikan dengan pelaksanaan pekerjaan


dilapangan. Pipa diturunkan di lokasi pekerjaan dan ditempatkan di dekat
lokasi galian.
Setelah galian tanah mencapai peil/elevasi yang sudah direncanakan dan
beton landasan/bantalan pipe dipasang, maka pemasangan pipa dapat
dipasang. Pemasangan pipa harus lurus dan sesuai dengan elevasi ketinggian
dasar saluran pipe yang telah ditentukan dalam perencanaan.
Pipa diturunkan dengan bantuan katrol, kawat sling, balok-balok kayu serta
kayu pengungkit, atau biia memungkinkan dengan menggunakan bantuan
excavator. Pipa diturunkan dengan hati-hati, untuk menjaga agar ujung
spigot tidak rusak.
Sebelum pipe disambung dengan ujung pipe lainnya terlebih dulu ujung pipe
dibersihkan dari kotoran dan dalam keadaan kering.
Untuk bagian pipa yang membelo menggunakan peralatan alat elbow /
bend / knie yang ukurannya sesuai dengan diameter pipanya, sedangkan
untuk pencabangan pipa harus memakai Tee dan ukurannya disesuaikan
dengan rencana atau atas petunjuk dari Pengawas Lapangan/PPTK.
Untuk semua peralatan pipa seperti tee, elbow / bend / knie , sock, screw
sock, watermoor, dop dll, diameternya harus disesuaikan dengan diameter
pipanya.
Kedua pipa diluruskan dan bila sudah lurus penyambungan dilakukan dengan
didorong perlahan-lahan dengan bantuan kayu pengungkit dan balok-balok
pipa. Bila spigot terlihat condong keluar dari socket, biasanya merupakan

17
indikasi ring karet tidak tergulir dengan merata. Pipa sebaiknya ditarik keluar
kembali dan proses penyambungan diulang.
Setelah pipa tersambung dengan balk kemudian dikontrol lagi kemiringannya
(helingnya) dengan alat penyipat datar (waterpass). Apabila posisi pipa sudah
benar dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan pipa berikutnya.
Ujung pipa harus tertutup rapat pada saat pekerjaan pipa terakhir terpasang,
sebelum istirahat sore hari dan akan diteruskan pada hari berikutnya. Pada
akhir pekerjaan pemasangan pipa, ujung pipa yang paling akhir ditutup
dengan pasangan bata merah.

5. Urugan pasir
Urugan pasir pada dasar galian dengan tebal sesuai sesuai dengan gambar
rencana. Pasir diurug merata dan padat, setelah pipa beton terpasang
kemudian diteruskan dengan urugan tanah.
6. Urugan tanah dipadatkan
Urugan tanah lapis demi lapis dengan ketebalan rata-rata 20 cm dipadatkan
dengan alat pemadat/stamper. Bahan tanah urugan adalah tanah hasil galian
yang bersih dari segala macam kotoran. Pemadatan diperbolehkan setelah
urugan tanah mencapai ketinggian yang ditentukan, untuk menghindari

18
kerusakan pipa beton akibat pemadatan dengan stamper. Bahan tanah urug
yang yang digunakan memiliki kadar air optimum, agar bisa dihasilkan
kepadatan yang disyaratkan. Pada pelaksanaannya pemadatan dibantu
dengan disiram dengan air sehingga dapat dicapai kepadatan yang maksimal.

7. Buangan tanah hasil galian


Tanah hasil galian yang tidak digunakan sebagai bahan urugan akan kami
buang Iangsung dari bucket excavator ke atas bak truk/dump truck untuk
dibawa keluar lokasi pekerjaan.

19
20
1. Agregat B tebal 30 cm dan Agregat A tebal 20 cm
Setelah pekerjaan urugan tanah selesai dan mencapai kepadatan yang
disyaratkan maka seterusnya dilaksanakan pekerjaan agregat klas B tebal 30
cm padat dan diteruskan agregat klas A tebal 20 cm padat. Agregat
dihamparkan dan diratakan pada seluruh permukaan bidang galian dan
dipadatkan dengan alat pemadat (stamper/walls). Pemadatan dibantu dengan
disiram air secukupnya hingga merata sambil terus digilas dengan alat
pemadat/walls.

2. Pengembalian aspal ATB tebal 4 cm padat


Pekerjaan pengembalian aspal akan kami laksanakan setelah pekerjaan LPA
dan LPB selesai seluruhnya. Permukaan lapis perkerasan disapu dan
dibersihkan dari tanah, pasir dan kotoran lainnya. Setelah itu diberi lapis
pengikat/prime coat hingga merata dan meresap kemudian dihamparkan lapis
ATB dengan ketebalan 4 cm padat sesuai gambar rencana dan digilas dengan w
alls hingga padat dan rata.

21
22
23
Sementara pekerjaan pemasangan pipa berjalan, pekerjaan pembuatan manhole
juga dikerjakan, sehingga tidak terlalu lama mengganggu kelancaran lalu lintas di
Lokasi pekerjaan
Setelah elevasi dasar manhole tercapai, dikerjakan urugan pasir sesuai gambar
rencana. Selanjutnya diteruskan beton tumbuk 1Pc:3Ps:5Kr sebagai lantai
manhole, dilanjutkan dengan pekerjaan beton bertulang campuran1Pc:2Ps:3Kr
untuk lantai, dinding bagian bawah dan plat manhole bagian bawah.
Komponen dinding manhole pracetak dipasang diatas plat beton bertulang
manhole an bawah, yang terdiri dari :
1. Dinding manhole Non RC h= 60 dan h= 30 cm, dia 100 cm
2. Straight back taper h=62 cm
3. Spacer ring RC h = 15 cm dan h=10 cm
Kebutuhan jumlah dan jenis komponen manhole disesuaikan dengan variabel
elevasi yang dibutuhkan masing-masing manhole. Pemasangan masing-masing
komponen manhole kerjakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan
oleh pabrik.
Saat pemasangan komponen manhole atas dan bawah yang akan disambung
diluruskan, kemudian diturunkan dengan hati-hati agar tetap lurus. Dengan gaya
berat sendiri, maka komponen manhole atas akan menekan mastic sealant strip
dan akan tersambung rapat. Hal yang sama berlaku untuk komponen manhole
lainnya.
Sambungan pipa yang masuk manhole harus diperhatikan posisinya dan elevasi
dasar harus sesuai dengan elevasi yang direncanakan.
Pemasangan tutup manhole dari cast iron dilaksanakan bersama dengan
pengecoran beton tumbuk tumpuan frame manhole camp. 1Pc:2Ps:3Kr, serta
sudah memperhitungkan elevasi muka aspal eksisting. Antara beton tumpuan dan
frame dipasang angkur, agar frame menyatu dengan beton tumpuan. Tutup
manhole harus dipasang rata dendan posisi aspal lama/ existing.

24
Pada saat manhole sedang dikerjakan, maka pemadatan timbunan tanah di
sekitar kanan dan kiri lokasi manhole dilakukan dengan hati-hati, seiring dengan
naiknya pekerjaan dinding pasangan batu bata manhole (camp. 1Pc : 4Ps) lokasi
tersebut tersebut dan betulbetul padat.

Setelah elevasi dasar bak kontrol tercapai, dikerjakan urugan pasir sesuai gambar
rencana. Selanjutnya diteruskan beton tumbuk 1Pc:3Ps:5Kr sebagai lantai bak
kontrol, dilanjutkan dengan pekerjaan pasangan bata camp. 1Pc:4Ps untuk
dinding bak kontrol.
Peletakan bak kontrol dan pemasangan pipa PVC AW dia. 200 dan 150 mm dan
knee PVC diperhitungkan sesuai dengan daerah layanan atau sambungan rumah
yang telah direncanakan sebelumnya. Pekerjaan plesteran dikerjakan rapi dan
halus. Pekerjaan plat beton bertulang tutup bak kontrol dikerjakan sesuai gambar
rencana.

25
26
Pengetesan saluran pipa beton akan kami kerjakan pada panjang tertentu
dengancara kedua ujung pipa ditutup, kemudian diisi air. Bocor tidaknya
pemasangan pipa bisa dilihat pada penurunan permukaan air pada kedua ujung
pipa. Bila tidak ada penurunan yang signifikan maka pemasangan pipa dan
pembuatan manhole sudah baik.
Pengamanan prasarana Perumahan berupa kabel telpon, listrik, saluran drainase
dan pipa air minum existing akan kami koordinasi dengan pihak atau instansi
terkait. Apabila ada hambatan-hambatan lain yang tidak terduga karena adanya
bangunan yang tidak ada dalam gambar pelaksanaan maka secepatnya akan
kami koordinasi dengan pihak atau instansi terkait. Pada setiap gang–gang
masuk/rumah, pada saat pekerjaan galian tanah berlangsung, dan lubang galian
terbuka, akan kami bed papan penyeberang/jembatan sementara sebagai
pertolongan apabila akan lewat. Pagar pengaman jalan dari seng gelombang
dengan rangka kayu 4/6 kami pasang pada pinggir galian. Setelah pekerjaan
selesai semua, selanjutnya kami membersinkan lokasi pekerjaan dari kotoran atau
sisa–sisa material yang tidak terpakai.
Penyusunan laporan, dokumentasi lengkap dan As built drawing akan kami buat
setelah pekerjaan selesai dengan prestasi 100%.

27
28
A. PROGRAM K3

Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam
kegiatan proyek akan dibentuk unit K3 yang akan membuat program seperti
tersebut di atas dan akan diawasi.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai maka harus dibuat buku
Program K3 di Proyek yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan K3
yang sekurang-kurangnya berisi :

1. Safety Plan

- Uraian Proyek secara garis besar


- Organisasi K3 di Proyek
- Sub Kontraktor yang dipakai
- Daftar Material yang memerlukan penanganan khusus
- Daftar Peralatan yang memerlukan penanganan khusus
- Daftar Tenaga Kerja yang memerlukan keahlian tertentu
- Jadwal Waktu Pelaksanaan, Jadwal Bahan, Jadwal Alat, Jadwal Tenaga
Kerja.
- Identifikasi sumber bahaya dan pencegahan
- Rencana Inspeksi dan Tes
- Site Plan K3
- Program Kebersihan dan 5R

2. Prosedur Investigasi dan Analisa Kecelakaan Kerja

- Flowchart : Investigasi Kecelakaan Kerja


- Analisis Kecelakaan Kerja
- Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja

3. Prosedur Inspeksi K3

- Inspeksi harian
- Inspeksi mingguan
- Inspeksi bulanan

29
4. Prosedur Pelaporan Kecelakaan

- Kecelakaan Ringan
- Kecelakaan Berat
- Kecelakaan Mati
- Daftar Telepon/ Personil yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan

5. Prosedur Pelatihan/ Penyuluhan

- Penyuluhan Awal
- Pelatihan Pekerja Baru
- Pelatihan secara Periodik

6. Rencana Tindak Darurat, minimal terdiri:

- Menyusun prosedur tindak darurat


- Mengatur sitem komunikasi dalam keadaan darurat.
- Menetapkan tanggung jawab penetapan keadaan darurat.
- Penindakan keadaan darurat
- Peta situasi dalam keadaan darurat
- Program evakuasi dalam keadaan darurat

7. Rapat K3

- Rapat K3 harian
- Rapat K3 mingguan
- Rapat K3 bulanan
Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit
K-3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun
instansi-instansi lain yang terkait.
Beberapa contoh tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai
berikut :
- Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek dan
menyediakan tabung pemadam kebakaran.

30
- Melakukan pengawasan terhadap pemakaian Alat Pelindung Diri (APD),
seperti topi pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan seperti
gambar dibawah ini.

Gambar. Rambu-Rambu Standar K3 untuk di Lingkungan Proyek

31
SECURITY
SAFETY BELT SHOES HELM FIRE EXTINGUISHER SLIDE CHUCK

Gambar. Aplikasi Lapangan Standar K3 di Lingkungan Proyek

B. IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA

1. Tujuan :

- Mengindentifikasi semua potensi bahaya kerja yang ada di Proyek


- Memberikan arahan terkait dengan pengendalian terhadap aspek dan
bahaya kerja

2. Ruang Lingkup :

Semua aktifitas dan kondisi yang berpotensi menimbulkan resiko


bahaya kerja dalam semua proses kerja. Bahaya adalah situasi yang
berpotensi menimbulkan cidera manusia, kerusakan property dan
lingkungan kerja.

3. Referensi :

- OHSAS 18001 : 2008

32
4. Tanggung Jawab :

- Semua Kepala Departemen bertanggung jawab mengindentifikasi


potensi bahaya, memberikan arahan dan pengendalian terhadap aspek
dan bahaya kerja di departemennya masing-masing
- Semua Kepala Departemen bertanggung jawab menyusun sasaran,
target dan program K3
- Dalam Hal ini Kepala Proyek menetapkan Kepala Bagian K3
- Kepala K3 melakukan tinjauan program K3 dan efektifitas pengendalian
operasinya.

33
C. FLOW CHART

Start

Identifikasi Bahaya Form Daftar


Identifikasi Bahaya

Lakukan Penilaian OHSAS 18001


Matrix Resiko

Tentukan Bahaya
Penting

Tidak
Tentukan
Perlu OTP?
Pengendalian
Ya
Operasional

Buat OTP

Form Objective Review Progess


Target dan
Program Setiap Bulan

Laporkan ke
Manajemen

END

34
Demikian, uraian metode pelaksanaan pada “PEMBANGUNAN IPAL RSH
KABUPATEN MALANG” dari PT. DUTA RAMA.

Surabaya, 18 Februari 2011


PT. DUTA RAMA

Agus Suprapto, ST.


Direktur Utama

35

Anda mungkin juga menyukai