Tugas GMP YUNIiii
Tugas GMP YUNIiii
(Analisis GMP & SSOP Serta Analisis Resiko dan Upaya Mitigasi pada
UKM Potato Donuts)
Oleh :
Sumeyyatun Wahyunei
191720101007
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh tujuan sebagai berikut.
1. Untuk memahami prinsip GMP dan SSOP pada UKM Potato Donuts.
2. Untuk menerapkan GMP dan SSOP pada UKM Potato Donuts.
3. Untuk mengetahui analisis resiko dan upaya mitigasi pada UKM Potato
Donuts.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Dapat memahami prinsip GMP dan SSOP pada UKM Potato Donuts.
2. Dapat mengetahui penerapan GMP dan SSOP pada UKM Potato Donuts.
3. Dapat mengetahui analisis resiko dan upaya mitigasi pada UKM Potato
Donuts.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Petunjuk pngisian
1. Isi bagian kolom penilaian dengan memberi tanda √ pada kolom penilaian
untuk:
Nilai 0 = penyimpangan yang terjadi 0% (memenuhi)
Nilai 1 = penyimpangan yang terjadi 1% - 25% (cukup memenuhi)
Nilai 2 = penyimpangan yang terjadi 26% - 50% (kurang memenuhi)
Nilai 3 = penyimpangan yang terjadi 51% - 75% (sangat kurang memenuhi)
Nilai 4 = penyimpangan yang terjadi>75% (tidak memenuhi)
2. Hitung kalkulasi pada kolom sub total yang menyatakan penilaian keseluruhan
dengan cara n
∑
i =1
n
(n = jumlah poin pertanyaan sub prinsip GMP)
3. Tingkat keparahan penerapan GMP dapat diketahui dari jumlah nilai
keseluruhan
0 - 125 : ringan
126 - 250 : sedang
251 - 375 : berat
376 - 500 : kritis
3.2 From Monitoring SSOP
Tabel 3.2 From Monitoring SSOP
Penilaian
No. Parameter Keterangan
0 1 2 3 4
1. Keamanan Air
1. Menggunakan air dibedakan √
antara air yang kontak langsung
dengan bahan-bahan dan air yang
digunakan untuk pencucian alat
2. Kualitas air untuk pengolahan √
pangan sama dengan kualitas air
minum
3. Pemeriksaan laboratorium yang √ Belum ada
sesuai dengan peraturan Meanteri pemeriksaan
Kesehatan RI No.
416/MANKES/per/IX/1990
terhadap kualitas air yang
digunakan telah dilakukan
minimal dua kali dalam setahun
yaitu pada musim kemarau dan
musim hujan, pengambilan
sampel air bersih dilakukan pada
sumber mata air, bak
penampungan dan pada air kran
terjauh
4. Bagian QC mengambil sampel air √ Belum ada analisis
pada output air di dalam ruang QC
produksi dan memeriksa
kualitasnya (bau, rasa, warna,
kekeruhan dan pH) setiap hari.
Analisis kualitas mikrobiologi
dilakukan setiap 1 bulan sekali
5. Disediakan pencatatan hasil √ Tidak ada
pemeriksaan
Sub Total 12
Total 12
2. Kebersihan Permukaan Yang Kontak
Dengan Bahan Pangan
6. Peralatan yang digunakan harus √
dalam keadaan bersih, bebas
karat, jamur, minyak/oli, cat yang
trkelupas, dan kotoran-kotoran
lainnya sisa proses sebelumnya
7. Frekuensi pelaksanaan tindakan √
sanitasi adalah setiap selesai
melaksanakan kegitan proses
produksi dan sebelum
melaksanakan kegiatan proses
produksi
8. QC melakukan pengujian √ Tidak ada QC
Mikrobiologis terhadap peralatan
yang ada di area prodksi setiap
bulan
9. Disediakan cheklist record √ Tidak ada checklist
Sub Total 8
Total 8
3. Pencegahan Kontaminasi Silang
10. Pakaian khusus produksi √ Tidak ada
(seragam, masker, hair net,
sepatu khusus) harus digunakan
pada saat melakukan produksi
11. Melaksanakan higien porsonal √
(tidak merokok, mengobrol,
menggunakan periasan, selalu
mencuci tangan stelah dari toilet,
selalu mencuci tangan setiap
bersentuhan dengan benda yang
tidak terjaga sanitasinya)
setiapmelakukan proses produksi
12. Memisahkan produk dan bahan √
dalam penyimpanan
13. Pemisahan yang cukup antara √ Penanganan dan
aktivitas penanganan dan pengolahan bahan
pengolahan bahan baku dengan baku menjadi satu
produk jadi ruangan
14. Disiplin arus pergerakan √
perkerjaan, tidak ada perkerjaan
yang menangani proses diare lain
setelah menagani proses di area
yang telah ditentukan
Sub Total 5
Total 5
4. Fasilitas Sanitasi
15. Sarana pencuci tangan diletakkan √ Hanya terdapat
ditempat-tempat yang diperlukan, toilet
dilengkapi dengan air pengalir,
sanitaiser, alat pengering tangan,
dan tempat pembuangan bertutup
16. Fasilitas ganti pakaian yang √ Tidak ada fasilitas
sesuai dengan jumlah karyawan ganti pakaian
dan dilengkapi dengan lemari
penyimpanan pakaian yang baik
mengkontaminasi antara pakaian
luar dengan pakain dalam
ruangan proses
17. Tersedia pasilitas foot bath di √ Tidak ada
pintu masuk area produksi
Sub Total 3
Total 7
5. Perlindungan Bahan Pangan Dari
Bahan Cemaran (Adulteran)
18. Selama proses produksi karyawan √ Terdapat bahan
menjaga dan mengontrol bahan- sanitasi diruang
bahan non pangan yang dapat produksi
berpotensi menjadi adulteran
(dapat mencemari bahan pangan)
tidak diperbolehkan berada dalam
ruangan produksi seperti bahan-
bahan sanitasi
19. Kemasan dan bahan-bahan lain √ Tidak terpisah
yang digunakan disimpan
terpisah dari bahan-bahan sanitasi
20. Tempat sampah bebas tumpukan √ Sampah berdekatan
sampah yang berlebihan, dapat dan tidak
tertutup rapat dan diletakkan berpenutup
tidak berdekatan dengan area
aktivitas proses serta
penyimpanan bahan dan produk
akhir
Sub Total 3
Total 3
6. Pelabelan, Penggunaan Bahan Toksin
Dan Penyimpanan Yang Tepat
21. Bahan toksin dikelompokkan dan √ Tidak ada
disimpan di dalam boks tertutup
dan boks diberi label identitas
yang jelas
22. Bahan toksin memiliki label dan √ Tidak ada
keterangan yang jelas mengenai
keamanan bahan serta anjuran
pemakaian yang aman
Sub Total 8
Total 8
7. Kontrol Kesehatan Pegawai
23. Kesehatan karyawan dicek secara √ Tidak ada
rutin untuk mengetahui kondisi
karyawan
24. Terdapat cacatan tentang riwayat √ Tidak ada
kesehatan karyawan
Sub Total 8
Total 8
8. Pencegahan Hama
25. Meniyup lubang agin yang ada √ Lubang angin tidak
dengan kawat kasa terdapat kawat
26. Menggunakan filter udara √ Tidak ada
27. Menyediakan fasilitas pest √ Tidak ada
control
28. Dilakukan pembersihan ruang √
produksi secara berkala
Sub Total 9
Total 8 6 1 0 13
Perhitungan 0 6 2 0 52
Skor 60 Berat
Petunjuk pngisian
1. Isi bagian kolom penilaian dengan memberi tanda √ pada kolom penilaian
untuk :
Nilai 0 = penyimpangan yang terjadi 0% (memenuhi)
Nilai 1 = penyimpangan yang terjadi 1% - 25% (cukup memenuhi)
Nilai 2 = penyimpangan yang terjadi 26% - 50% (kurang memenuhi)
Nilai 3 = penyimpangan yang terjadi 51% - 75% (sangat kurang memenuhi)
Nilai 4 = penyimpangan yang terjadi >75% (tidak memenuhi)
2. Hitung kalkulasi pada kolom sub total yang menyatakan penilaian keseluruhan
dengan cara n
∑
i =1
n
(n = jumlah poin pertanyaan sub prinsip GMP)
3. Tingkat keparahan penerapan GMP dapat diketahui dari jumlah nilai
keseluruhan
0 - 28 : ringan
29 - 58 : sedang
57- 84 : berat
85 - 112 : kritis
3.3 Penyimpangan GMP
Berikut merupakan table dan grafik penjelasan mengenai penyimpangan GMP
pada UKM Potato Donuts.
Tabel 3.3 Penyimpangan Parameter GMP pada UKM Potato Donuts
Total Jumlah
No. Parameter Penyimpangan Kesesuaian Keterangan
Nilai Pertanyaan
Lokasi dan
1 2 7 7% 93% Memenuhi
Lingkungan
Cukup
2 Bangunan 40 38 26% 74%
Memenuhi
3 Fasilitas Sanitasi 11 23 12% 88% Memenuhi
Peralatan Cukup
4 4 3 33% 69%
Produksi Memenuhi
5 Bahan 0 2 0% 100% Memenuhi
Tidak
6 Produk Akhir 8 2 100% 0%
Memenuhi
Tidak
7 Laboratorium 4 1 100% 0%
Memenuhi
Cukup
8 Penyimpanan 27 21 32% 68%
Memenuhi
Sangat
9 Pelabelan 3 1 75% 25% Kurang
Memenuhi
10 Karyawan 4 11 9% 91% Memenuhi
Cukup
11 Kemasan 8 6 33% 69%
Memenuhi
12 Pemeliharaan 1 3 8% 92% Memenuhi
Cukup
Total 125 118 26% 74%
Memenuhi
Gambar 1. Grafik Penyimpangan dan Kesesuaian GMP pada UKM Potato Donuts
Pada parameter lokasi dan lingkungan memiliki penyimpangan sebesar 7%, hal
tersebut terjadi karena terdapat tumpukan sampah disekitar tempat produksi dan
terdapat polusi udara karena sangat dekat dengan jalan raya. Tumpukan sampah tersebut
bisa saja mencemari bahan pangan yang akan diolah. Solusi yang dapat diberikan agar
pabrik bebas dari tumpukan sampah adalah dengan tempat pembuangan sampah harus
tertutup untuk menghindari bau busuk dan mencegah pencemaran lingkungan selain itu
sampah harus dikumpulkan ditempat khusus dan segera dibuang atau didaur ulang.
Karena itu lingkungan sekitar pengolahan harus terawat, bersih, dan bebas dari tanaman
liar. Sedangkan polusi udara yang disebabkan karena dekat dengan jalan raya,
diharapkan lokasi pengolahan pangan yang baik dan sehat yatu berada dilokasi yang
bebas dari pencemaran, sehingga pada saat memilih lokasi pengolahan pangan harus
mempertimbangkan lingkungan sekitar.
Bangunan dan fasilitas sanitasi memiliki penyimpangan masing-masing sebesar
26% dan 12%. Pada bangunan terdapat penyimpangan karena bangunan desain tata
letak ruang belum memenuhi persyaratan sesuai teknis dan hygiene. Sedangkan pada
fisilitas sanitasi juga belum memenuhi dan belum menjamin bahwa ruang pengolahan
dan ruang yang lain dalam bangunan serta peralatan penglahan terpelihara dan tetap
bersih dan bebas dari mikroba, kotoran, dan cemaran lainnya. Fasilitas hygiene
karyawan yang disediakan juga belum menjamin kebersihan karyawan dan belum dapat
menghindari pencemaran terhadap pangan.
Peralatan produksi mempunyai tingkat penyimpangan sebesar 33%.
Penyimpangan tersebut terjadi karena jadwal pembersihan peralatan belum dilakukan
dengan baik. Selain itu pada UKM Potato Donuts penempatan peralatan belum disusun
dalam jalur yang teratur yang memungkinkan proses pengolahan berlangsung secara
berkesinambungan dan karyawan dapat mengerjakannya dengan mudah dan nyaman.
Pada parameter penyimpanan memiliki penyimpangan sebesar 32%. Karena
berdasarkan hasil survey dan wawancara, ditemukan ruangan produksi tidak dalam
keadaan bersih dan rapi serta kadang juga terdapat hama. Pencegahan yang dapat
dilakukan utnuk masuknya hama adalah dengan bangunan pabrik harus tetap terjaga
dalam keadaan bersih dan terawat dan juga menutup lubang-lubang yang
memungkinkan hama dapat masuk. Selain itu itu sirkulasi udara dalam ruang
penyimpanan panas dan belum terdapat penyimpanan bahan toksin.
Karyawan yang dalam pekerjaannya harus kontak langsung dengan produk
pangan merupakan sumber cemaran biologis, kimia maupun fisik. Pada parameter
kayawan memiliki tingkat penyimpangan sebesar 9%. Hal terseut terjadi karena pada
kesehatan karyawan belum diawasi secara berkala, dan pada kebersihan karyawan
hanya mengenakan baju kerja serta penutup kepala dan sarung tangan.
Pada parameter kemasan memiliki penyimpangan sebesar 33%, hal terebut
terjadi karena kemasan belum menjamin keutuhan dan keaslian produk. Selain itu
kemasan hanya melindungi produk saja belum bisa mempertahankan mutu produknya.
Kemasan yang digunakan juga mudah rusak dan pada saat akan digunakan kemasan
hanya di lap saja tanpa ada proses sterilisasi sebelumnya. Sedangkan pada parameter
pemeliharaan memiliki tingkat penyimpangan sebesar 8% karena alat yang digunakan
tidak langsung dicuci setelah pemakaian.
3.4 Penyimpangan SSOP
Tabel 3.4 di bawah ini merupakan hasil penilaian penyimpangan dan kesesuaian
SSOP pada UKM Potato Donuts.
Tabel 3.4 Penyimpangan SSOP
Total Jumlah
No. Parameter Penyimpangan Kesesuaian Keterangan
Nilai Pertanyaan
Kurang
1 Keamanan Air 12 5 60% 40%
Memenuhi
Kebersihan
Permukaan yang Kurang
2 8 4 50% 50%
Kontak dengan Memenuhi
Bahan Pangan
Pencegahan
Cukup
3 Kontaminasi 5 5 25% 75%
Memenuhi
Silang
Kurang
4 Fasilitas Sanitasi 7 3 58% 42%
Memenuhi
Perlindungan
Bahan Pangan Cukup
5 3 3 25% 75%
dari Cemaran Memenuhi
(Adulteran)
Pelabelan,
Penggunaan
Bahan Toksin Tidak
6 8 2 100% 0%
dan Memenuhi
Penyimpanan
yang Tepat
Kontrol
Tidak
7 Kesehatan 8 2 100% 0%
Memenuhi
Pegawai
Pencegahan Kurang
8 9 4 56% 44%
Hama Memenuhi
TOTAL
Kurang
PENYIMPANGAN 60 28 59% 41%
Memenuhi
SSOP
E1
E2 E3
A1, A2 F1
B1, D1,
C1, C2 G2
G1
Keterangan: Untuk kode resiko sesuai dengan pengisian formulir daftar resiko,
sedangkan untuk level resiko dapat dilihat pada table 3.7 dibawah ini.
Tabel 3.7 Level of Risk
Level of Risk
Deskripsi
Mulai Maksimum
Sangat
SR 1 5
Rendah
Rendah R 6 10
Sedang S 11 15
Tinggi T 16 20
Sangat
ST 21 25
Tinggi
Berdasarkan Table 3.6 diatas, status resiko dipetakan menjadi 5 kategori yang
digambarkan dengan warna berbeda. Status resiko pada UKM Potato Donuts masih
dalam status rendah dan sangat rendah. Sehingga diperoleh kejadian resiko yang akan
dikendalikan sesuai dengan level resiko yang ada.
Geraldin, L.H., Pujawan, I.N., dan Dewi, D.S. 2007. Manajemen Risiko dan Aksi
Mitigasi untuk Menciptakan Rantai Pasok yang Robust.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/9837?show=full [Diakses pada 28
November 2019]
Susianawati, R. 2006. Kajian Penerapan Gmp Dan Ssop Pada Produkikan Asin Kering
Dalam Upaya Peningkatan Keamanan Pangan Di Kabupaten Kendal.
http://eprints.undip.ac.id/15826/1/Rini_Susianawati.pdf [Diakses pada 28
November 2019]