Anda di halaman 1dari 10

PENERIMAAN BAHAN BAKU KONSENTRAT

UNIT PRODUKSI PMT NUTRIFEED MAGETAN


KJUB PUSPETASARI

Laporan Evaluasi

Oleh :
Arimbi Aristya
PENDAHULUAN

Pada umunya makanan ternak ruminansia terbagi menjadi dua yaitu hijauan kasar dan
konsentrat. Hijauan kasar mengandung serat kasar misalnya hijauan kering, silase, jerami,
tanaman yang dipotong, dicerna lebih lambat dan sedikit dibandingkan biji - bijian.
Sedangkan konsentrat adalah makanan ternak yang mengandung serat kasar sedikit dan
banyak BETN, dan sangat mudah dicerna. Termasuk dalam golongan ini adalah biji – bijian
dan hasil sisa penggilingannya.
Industri pakan ternak merupakan bagian dari suatu mata rantai pada sektor
peternakan. Keberhasilan sektor peternakan salah satunya ditentukan oleh ketersediaan pakan
ternak. Pakan ternak yang tersedia bukan hanya dari segi kuantitas saja tetapi juga dari segi
kualitas. Produsen pakan ternak wajib menghasilkan dan mempertahankan kualitas ransum
yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Produsen harus menjamin bahwa ransum yang
dihasilkan tidak membahayakan kesehatan ternak dan manusia sebagai konsumen produk
peternakan.
Pabrik Makanan Ternak (PMT) adalah salah satu divisi usaha KJUB Puspetasari,
dengan produk unggulannya yaitu konsentrat “NUTRIFEED”. Konsentrat Nutrifeed terdiri
dari 2 variant yaitu Kode BC untuk sapi potong dan Kode DC untuk sapi perah/menyusui.
Sebagai industri pakan ternak, PMT Nutrifeed memiliki serangkaian kegiatan manajemen
produksi, mulai dari perencanaan produksi, pemilihan bahan baku, perhitungan kebutuhan
bahan baku, pengadaan bahan baku konsentrat, pengecekan kualitas bahan baku,
penyimpanan bahan baku dan konsentrat, proses produksi konsentrat, pengepakan, hingga
penjualan dan distribusi. Manajemen produksi ini tidak lepas dari peranan sumber daya
manusia (SDM) dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan aman, palatable/disukai
ternak, serta dapat meningkatkan produktivitas ternak.

2
PEMBAHASAN

1. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi tiap bulannya mengacu pada produksi akhir pada bulan
sebelumnya. Konsentrat yang paling banyak diproduksi adalah BC 133, karena konsentrat
jenis ini merupakan konsentrat paling laku di pasaran. Konsentrat jenis lain diproduksi hanya
sedikit/tidak sebanyak produksi BC 133, diproduksi lebih banyak jika ada pesanan. Peran
marketing juga menentukan berapa jumlah produksi tiap bulannya. Perencanaan produksi tiap
bulannya dijadikan acuan untuk perhitungan pemakaian bahan baku.

2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan oleh PMT Nutrifeed Magetan adalah limbah industri,
limbah pertanian, limbah perkebunan, dan sebagian bahan baku yang hanya tersedia dengan
memasok dari PMT lain seperti slaz (PMT Nutrifeed Ceper) dan Hipro (PMT Nutrifeed
Probolinggo). Bahan baku yang digunakan antara lain :
a. Limbah industri, antara lain onggok.
b. Limbah pertanian, antara lain tumpi jagung, bekatul, dan pollard.
c. Limbah perkebunan, antara lain bungkil sawit, gaplek, bungkil kopra, kulit kopi, kulit
kacang, dan tetes tebu.
Pemilihan bahan baku pembuatan konsentrat harus memperhatikan dan
mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
a. Harga bahan baku. Harga bahan baku akan menentukan bahan mana yang dapat
dijadikan sebagai bahan dengan proporsi tertinggi dan terendah dalam suatu
formulasi pakan.
b. Ketersediaan bahan baku. Bahan baku konsentrat harus tersedia di lokasi yang mudah
dijangkau oleh pembeli maupun supplier.
c. Kontinyuitas bahan baku. Bahan baku harus memiliki ketersediaan sepanjang waktu,
karena dalam suatu formulasi pakan tidak bisa serta merta mensubstitusi bahan pakan
yang sudah ada dengan bahan pakan lain. Penggantian suatu bahan pakan harus
dilakukan secara bertahap untuk mengurangi resiko turunnya konsumsi pakan ternak
akibat perubahan formula. Untuk bahan pakan yang tersedia berdasarkan musim
(musiman), manajemen pengadaan pakan membuat stock bahan baku agar
mencukupi untuk produksi konsentrat dalam periode waktu tertentu.
d. Kualitas bahan baku. Kualitas bahan baku dapat mempengaruhi kualitas pakan
konsentrat. Kualitas bahan baku meliputi zat nutrisi dan anti nutrisi yang terkandung,
kontaminan, organoleptik, dan sifat palatabilitas.
Persediaan bahan baku di gudang berpengaruh pada perhitungan penggunaan bahan
baku. Apabila persediaan salah satu bahan baku menipis dalam keadaan emergency karena
susah didapatkan/tidak musim, maka jumlah penggunaan bahan baku tersebut dalam
konsentrat sementara dikurangi dan ditambahkan pada bahan baku yg lain, dengan syarat
nutrisi kedua bahan baku tersebut hampir sama. Hal itu juga berpengaruh pada formulasi
pakan yg telah dibuat.

3
Perhitungan kebutuhan bahan pakan dapat diketahui dari formulasi pakan. Formulasi
pakan dapat dianalisa dengan cara pearson square dan trial and error menggunakan Microsoft
Excel. Kandungan nutrisi yang dihitung antara lain bahan kering (BK), serat kasar (SK),
protein kasar (PK), lemak kasar (LK), abu, TDN, BETN, kalsium, phospor, dan energi.
Dengan mengetahui kandungan bahan baku pakan maka dapat diperkiraan pemakaian bahan
bakunya sehingga tercapai nilai nutrisi pakan yang diinginkan. Untuk PK yang dicapai adalah
sebesar ±14%, SK <20%, dan TDN >70%.

3. Pengadaan Bahan Baku


Pengadaan bahan baku mempunyai peranan penting dalam menyediakan dan
memasok bahan baku dengan mencari supplier (pemasok) bahan baku konsentrat yang
digunakan dalam formula konsentrat. Pengadaan bahan baku di PMT Nutrifeed berasal dari
dua atau lebih pemasok, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi apabila salah
satu supplier tidak dapat menyuplai bahan baku konsentrat. Pengiriman bahan baku dilakukan
setiap dilakukannya order oleh pihak PMT dengan menggunakan truk (Delivery Order).
Jumlah pengiriman tergantung pada jumlah stok yang masih tersedia di gudang penyimpanan
bahan baku. Jika jumlah stok bahan masih banyak, maka permintaan akan dikurangi atau
dihentikan sementara sampai dibutuhkan kembali.

Pihak supplier dating ke


Pengiriman sampel
pabrik/pihak pengadaan Negosiasi harga
bahan baku
mendatangi supplier

Kesepakatan antara
Pengiriman Dilakukan pihak pengadaan dan
bahan baku ke Purchase Order supplier, diketahui oleh
pabrik (PO) manager

Gambar 1. Bagan proses purchasing bahan baku konsentrat

Pemesanan bahan baku dilakukan dengan menghubungi pihak supplier, kemudian


menandatangani kesepakatan antara pihak pengadaan dan supplier (purchase order),
kemudian pihak supplier akan mengirimkan bahan baku pesanan ke PMT. Bahan baku yang
masuk di timbang berat bruto, kemudian dilakukan pembayaran paling lambat 3 minggu
setelah dilakukan pembongkaran muatan. Ada juga beberapa supplier yang datang langsung
ke PMT menawarkan dan membawa sampel bahan baku. Beberapa suppier juga menawarkan
bahan baku melalui telepon ke pihak PMT dan mengirimkan sampel bahan baku melalui
paket/pos. Sistem pembelian bahan baku konsentrat adalah dengan menerapkan purchasing
order, artinya bahan baku akan dikirim oleh supplier apabila pihak pembeli melakukan
pemesanan bahan baku kepada pihak supplier.

4
Tabel 1. Daerah Supplier Bahan Baku dan Harga Pe Kg

No. Bahan Baku Asal Bahan Harga(/kg)


1 Kulit Kopi Malang Rp 550,- s/d Rp 600,-
2 Katul Sedang Karanganyar, Sragen Rp 1200,- s/d Rp 1500,-
3 Gaplek Pasuruan Rp 1700,- s/d Rp 2050,-
4 Tetes Jombang Rp 2100,- s/d Rp 2200,-
5 Tumpi Jagung Mojokerto Rp 1300,-
6 Bungkil Kopra Surabaya, Magetan Rp 2700,- s/d Rp 3000,-
7 Bungkil Sawit Tangerang Rp 1050,- s/d Rp 1200,-
8 Hipro PMTN Probolinggo Rp 2700,-
9 Pollard Magetan Rp 2600,- s/d Rp 2700,-
10 Katul Halus Karanganyar Rp 1500,-
11 Katul Super Karanganyar, Magetan Rp 1800,- s/d Rp 2100,-
12 Kulit Kacang Magetan Rp 650,- s/d Rp 700,-
13 Slaz PMTN Ceper Rp 3000,-
14 Garam Magetan Rp 750,-
15 Nitrogen Magetan Rp 4500,-

4. Kontrol Kualitas dan Penerimaan Bahan Baku


Program pengawasan mutu yang baik adalah mencakup pengawasan terhadap empat
aspek, yaitu : 1) pengawasan kualitas bahan baku (ingredient quality), 2) kualitas produk
akhir (finished feed quality), 3) kandungan zat nutrisi, 4) kandungan zat anti nutrisi atau racun
(control of toxic substances), dan 5) kontrol terhadap proses produksi (process control).
Kontrol kualitas dalam produksi pakan sangat penting dalam keberhasilan dan keuntungan
suatu usaha peternakan.
Pengujian fisik, pengujian kandungan dan pengujian kontaminan bahan baku yang
masuk ke PMT Nutrifeed dilakukan dengan cara mengambil contoh bahan baku / sampel
pada truk. Cara pengambilan sampel dilakukan secara manual yaitu dengan mengambil
sampel secara acak dari karung bahan baku konsentrat yang dimuat. Sampling bahan baku
konsentrat diambil dari bagian bawah, tengah, atas, depan dan bagian belakang dari muatan
bahan baku. Cara sampling seperti ini bertujuan untuk menghindari adanya kecurangan dari
supplier yang sengaja menaruh bahan baku yang bagus hanya pada bagian atas saja,
sedangkan bagian tengah dan bagian bawah muatan adalah bahan baku yang kualitasnya jelek
atau mengandung banyak kontaminan.
Secara umum, bahan baku pakan dinyatakan baik secara fisik apabila apabila
memenuhi beberapa kriteria, antara lain kering (kadar air <12% sampai 14%), bebas kutu
atau insekta lain, tidak pecah atau rusak (utuh), bau atau rasa sesuai, penampilan luar tetap

5
tidak berubah, dan tidak terdapat atau sedikit dijumpai bahan pemalsu. Di PMT Nutrifeed
tidak dilakukan pengujian laboratorium pada bahan baku konsentrat. Kontrol kualitas yang
dilakukan hanya dengan pengujian secara fisik.
Bahan baku yang dapat masuk ke dalam unit feedmill tidak bisa serta merta masuk
gudang penyimpanan begitu saja. Bahan baku yang dikirimkan harus melalui tahap
pengecekkan kualitas baik cek secara fisik sebelum dilakukan pembongkaran menuju
gudang. Bahan baku yang tidak dapat memenuhi kualitas secara fisik sesuai kriteria yang
ditetapkan oleh PMT Nutrifeed maka bahan baku tersebut dapat ditolak sesuai dengan
kesepakatan pihak PMT dengan pihak pemasok. Prosedur penerimaan bahan baku di PMT
Nutrifeed Magetan dapat dijelaskan pada bagan di bawah ini.

Sopir datang menyerahkakn


surat jalan

Staff mencatat :
- Nomor kendaraan
- Nama barang
- Pengirim

Staff melakukan kontrol


kualitas bahan

DITERIMA DITOLAK

Bahan baku Dilakukan


dibongkar dan kesepakatan
ditimbang dengan supplier

Sopir mengisi Dibongkar /


tanda terima direject

Truk keluar Truk keluar


pabrik pabrik

Gambar 2. Prosedur penerimaan bahan baku di PMT Nutrifeed Magetan

5. Penyimpanan Bahan Baku dan Konsentrat


Bahan baku yang sudah memenuhi kriteria kemudian dilakukan pembongkaran bahan
baku ke dalam gudang oleh tenaga bongkar muat stapel (BMS). Penyimpanan dilakukan di
dalam gudang, apabila sudah melampaui kapasitas simpan gudang maka penyimpanan

6
dilakukan di halaman terbuka / bagian luar gudang. Penyimpanan yang dilakukan di halaman
(tempat terbuka) dengan menggunakan palet berupa kayu sebagai alas dan terpal sebagai
penutup untuk melindungi bahan baku dari sinar matahari.
Penyimpanan di tempat terbuka tentunya berdampak pada kualitas bahan baku itu
sendiri, apabila bahan baku terlalu lama di simpan di tempat terbuka maka akan
menyebabkan kerusakan akibat panas di siang hari dan kelembapan tinggi di malam hari.
Kondisi tersebut dapat lebih mudah mengundang bakteri dan jamur yang tidak diinginkan
sehingga menyebabkan kualitas menurun. Penggunaan bahan baku yang di simpan di tempat
terbuka harus didahulukan, mengingat daya tahan bahan baku yang di simpan di tempat
terbuka lebih rendah daripada bahan baku yang disimpan di dalam gudang. Penyimpanan
bahan baku di dalam gudang tidak memerlukan terpal sebagai penutupnya karena bahan baku
sudah terlindungi oleh atap gudang dari sinar matahari, namun tetap diberi alas palet kayu
agar tidak menjadi lembab.
Penyimpanan bahan baku di dalam gudang pada PMT Nutrifeed tidak dilakukan
mapping / pemetaan secara khusus untuk setiap bahan baku. Bahan baku yang masuk
langsung ditempatkan pada tempat di dalam gudang yang masih kosong. Penerapan prinsip
FIFO (First In First Out) bahan baku masih belum sepenuhnya diterapkan pada manajemen
penggunaan bahan baku dikarenakan keterbatasan tempat. Bahan baku yang berada paling
belakang sebelum habis kemudian ditumpuk kembali dengan bahan baku yang baru datang di
bagian depannya, sehingga para tenaga borong akan sulit mengambil bahan baku yang berada
di bagian belakang.

1
B 11 12 5

1
1
13 14
6
1 4

16
1 3 7
10 9 6 6
15 8

2 17

Gambar 3. Mapping bahan baku konsentrat PMT Nutrifeed Magetan

Keterangan :
1. Konsentrat 9. Pollard
2. Mesin generator / genset 10. Katul sedang
3. Mesin produksi (mixer dan grinder) 11. Bungkil kopra

7
4. Timbangan 12. Bungkil sawit
5. Kulit kacang 13. Slaz
6. Kulit kopi 14. Garam
7. Urea 15. Hipro
8. Gaplek 16. Bekatul halus/super

Penyimpanan konsentrat yang sudah jadi disusun bertumpuk dengan sistem stapel,
dimana tiap tumpukan ada 5 karung konsentrat (2 karung melintang 3 karung membujur), dan
ditumpuk dengan posisi berkebalikan. Sistem stapel ini bertujuan agar lebih mudah
menghitung stok konsentrat. Konsentrat yang terlalu lama disimpan dalam gudang atau
konsentrat yang mengalami penurunan kualitas dapat dilakukan remixing dengan cara
mencampur konsentrat tersebut sebanyak 1-2 karung dengan bahan baku lain dalam 1
produksi.

6. Proses Produksi Konsentrat


Produksi reguler konsentrat PMT Nutrifeed Magetan setiap harinya berkisar antara
10-14 ton per hari. Produksi stok konsentrat yang harus dijadikan pengaman dalam gudang
adalah sebesar 15-20 ton per hari untuk konsentrat dengan penjualan tinggi seperti BC 133.
Pengadaan stok pengaman konsentrat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan yang
berubah suatu waktu dan sebagai pengaman apabila terjadi gangguan saat produksi
konsentrat berlangsung, seperti kerusakan mesin. PMT Nutrifeed Magetan memiliki satu
mesin mixer dengan kapasitas 1 ton/batch dengan durasi produksi per batch sekitar 20 menit.
Pembuatan konsentrat dilakukan berdasarkan formulasi yang telah ditetapkan untuk
masing – masing jenis konsentrat. Tahap pertama yang dilakukan dalam proses pembuatan
konsentrat adalah pendistribusian bahan baku yang akan digunakan dari gudang penyimpanan
menuju tempat di dekat mixer. Proses pendistribusian bahan baku dilakukan dengan bantuan
trolly yang dilakukan pada setiap lokasi bahan baku yang berbeda. Bahan baku ditimbang
terlebih dahulu kemudian dibawa dengan trolly dan diletakkan dekat mixer.
Tahap selanjutnya yaitu penggilingan, bertujuan untuk mengurangi ukuran partikel
dan mempermudah proses mixing bahan baku. Penggilingan menggunakan mesin grinder,
tidak semua bahan baku dilakukan penggilingan hanya bahan baku kasar yang dilakukan
proses penggilingan. Bahan baku kasar terdiri dari gaplek, bungkil sawit, bungkil kopra, kulit
kacang, Hipro, kulit kopi, slaz, dan garam akan digiling menggunakan grinder. Bahan baku
yang akan melalui tahap penggilingan dimasukkan ke dalam lubang intake kemudian masuk
ke dalam grinder akan digiling hingga memiliki ukuran partikel tertentu seperti yang
dikehendaki. Proses pemisahan ukuran partikel bahan baku ini dinamakan proses screening,
alat yang digunakan adalah screen yang berupa seperti saringan yang dapat menyaring bahan
baku yang sudah halus untuk keluar dari mesin grinder. Bahan baku yang keluar dari grinder
kemudian masuk ke dalam conveyor yang membawa bahan baku yang sudah menjadi halus
tadi ke mesin mixer untuk dilakukan pencampuran (mixing) dengan bahan baku halus
lainnya.
Tahap mixing dilakukan setelah bahan baku kasar telah digiling dan dihaluskan
melalui mesin grinder. Bahan baku yang ukuran partikelnya lebih halus, dari mesin grinder
kemudian masuk ke dalam conveyor menuju mixer. Bahan baku halus tidak melalui tahap

8
penggilingan melainkan langsung dimasukkan ke dalam lubang intake conveyor. Bahan baku
halus yang dipakai dalam pembuatan konsentrat yaitu bekatul dan pollard. Sebelum masuk ke
lubang intake conveyor, bekatul dan tetes dicampur terlebih dahulu di mesin mixer tersendiri.
Tujuannya agar tetes bisa lebih homogen saat dicampur dan untuk mengurangi debu bekatul.
Bahan – bahan yang sudah melalui tahap mixing (pencampuran) ke luar dari mixer dalam
bentuk konsentrat.
Tahap akhir dari pembuatan konsentrat adalah tahap packing (pengemasan). Packing
dilakukan oleh 4 orang, 1 orang melakukan pengemasan konsentrat ke dalam karung, 1 orang
menimbang berat konsentrat per sak (±50 kg), 1 orang lainnya menjahit karung dan memberi
label jenis konsentrat, dan 1 orang menyimpan konsentrat yang sudah jadi ke tempat yang
tersedia.

Bahan baku
didistribusi

Bahan baku Bahan baku


kasar halus

Input Input

Grinder Elevator

Screening

Conveyor
kasar

Elevator MIXER Konsentrat Packing

Gambar 4. Bagan proses produksi konsentrat PMT Nutrifeed Magetan

7. Penjualan dan Distribusi Konsentrat


Penjualan konsentrat di PMT Nutrifeed Magetan dijual secara retail maupun partai.
Pada penjualan retail, konsumen datang langsung ke pabrik untuk membeli konsentrat.
Pangsa pasar untuk retail adalah daerah Maospati. Untuk penjualan partai, konsumen dapat
datang langsung ke pabrik atau pesanan dapat diantar menuju lokasi menggunakan kendaraan
milik PMT ataupun dengan truk. Pemesanan dilakukan dengan menghubungi pihak PMT via
telepon maupun melalui staff marketing PMT.

9
Pihak Menghubungi Marketing membuat Diteruskan ke
pemesan pihak marketing Delivery Order (DO) bagian administrasi

Konsentrat Bagian produksi Diteruskan ke Dibuat jadwal


mengecek stok bagian produksi pemesanan dan
dikirim
konsentrat di gudang pengiriman

Gambar 5. Alur delivery order konsentrat

10

Anda mungkin juga menyukai