Anda di halaman 1dari 124

Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK

Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005


2010 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

BUKU
PETUNJUK DAN LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG
Terdapat 9 Materi Praktikum dan 32 Lembar Kerja (LK)

TIM ASISTEN TERNAK POTONG


Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 1
Laboratorium Ternak Potong
|

Fakultas Peternakan Universitas


Brawijaya
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Halaman Pengesahan

1. Nama Mahasiswa :
2. NIM :
3. Kelompok / Kelas :
4. Dilaksanakan pada :
Tempat (Tanggal) : a. (dd/mm/yy)
b. (dd/mm/yy)
c. (dd/mm/yy)
5. Dosen Pembimbing : a.
b.
c.
6. Catatan Penilaian :

Laporan Praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong/Kerja


telah Diperiksa dan Disetujui pada Tanggal :
2010

NILAI Malang, 2010


Asisten Praktikum,

( )
NIM.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Tata Tertib Praktikum

1. Praktikum adalah pelaksanaan kuliah dengan mengaplikasikan teori di lapang,


dan kontribusi nilai praktikum adalah 20% dari nilai akhir mata kuliah ini.
2. Praktikan wajib mengikuti rangkaian praktikum (brifing, pretest, pelaksanaan
praktikum, pengumpulan laporan praktikum, dan ujian praktikum).
3. Pada setiap rangkaian praktikum dilaksanakan ujian dan atau tugas yang harus
dilewati oleh setiap praktikan untuk melanjutkan ke rangkaian praktikum
selanjutnya
4. Praktikan harus hadir minimal 10 menit sebelum pelaksanaan rangkaian
praktikum dimulai.
5. Barang / alat yang hilang atau rusak pada saat praktikum dilaksanakan
merupakan tanggung jawab kelompok praktikan untuk menggantinya.
6. Praktikan wajib menggunakan cattlepack dan memakai sepatu boot (bukan
sepatu, sepatu sandal, atau sandal) sejak memasuki lokasi pelaksanaan
praktikum.
7. Tidak dilaksanakan praktikum dan ujian susulan, kecuali permohonan absensi
yang disetujui oleh asisten praktikum.
8. Absensi hanya diperkenankan apabila sakit dan dibuktikan dengan surat
keterangan dokter serta ijin khusus yang berkaitan dengan almamater dan
dibuktikan oleh surat keterangan dan atau surat izin dari Rektor atau Dekan
9. Hasil ujian dan isi laporan tidak boleh sama dengan sesama praktikan (meskipun
cuma 1 (satu) kalimat) dan dinyatakan sebagai bentuk kecurangan.
10. Bagi praktikan yang tidak melaksanakan rangkaian praktikum dan atau berbuat
curang akan dinyatakan tidak lulus untuk mata kuliah ini.
11. Tata tertib ini dibuat untuk diperhatikan, ditaati, dan dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 3


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Surat Pernyataan

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : …………………………………….......................................
NIM : ……………………………………........................................
Semester : ……………………………………........................................

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bersedia mengulang praktikum dan


tidak lulus mata kuliah Ilmu Produksi Ternak Potong/Kerja, apabila pada saat
pelaksanaan praktikum tidak mematuhi tata tertib serta melaksanakan praktikum
dengan sungguh-sungguh dan atau berbuat curang dalam penyusunan laporan dan
ujian praktikum.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.

Mengatahui :
Asisten Praktikum, Praktikan,

…………………………………. ……. ………………………………….


NIM. NIM.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 4


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga buku Penuntun dan Laporan Praktikum Ilmu
Ternak Potong / Kerja dapat selesai dengan baik.
Praktikum merupakan suatu penunjang yang cukup penting dalam suatu
mata kuliah, hal ini dikarenakan pada saat praktikum mahasiswa diharapkan dapat
memperoleh suatu ketrampilan dari perkuliahan yang diikutinya dan mampu
mengaplikasikan ilmu serta ketrampilan yang diperolehnya itu nanti dengan baik.
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Ilmu Ternak Potong/Kerja ini dibuat
dan disediakan bagi praktikan Ilmu Produksi Ternak Potong/Kerja agar dapat
dijadikan pegangan dan lembar kerja praktikum sehingga dapat membantu praktikan
saat pelaksanaan praktikum.
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Ilmu Ternak Potong/Kerja merupakan
suatu rangkaian yang berisi dari deskriptif materi dan lembar kerja. Dimana ada 2
materi didalamnya.
Keberhasilan dari praktikum ini ditunjang oleh konsentrasi, partisipasi,
kreativitas, dan keaktifan, serta tuntutan dan motivasi dari pembimbing dan atau
asisten.

Penyusun

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 5


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Daftar Isi
Halaman

Kata Pengantar ............................................................................................... 1


Halaman Pengesahan …………………………………………………...…... 2
Tata Tertib Praktikum ..................................................................................... 3
Surat Pernyataan Keaslian ………………………………………………...... 4
Lembar Asistensi ........................................................................................... 5
Daftar Isi ........................................................................................................ 6
Materi 1
1.1. Bangsa-bangsa Sapi ............................................................................. 7
1.2. Kambing dan Domba ……………………………………………....... 18
Materi 2
Pendugaan Umur ……………………………………………………. 36
Materi 3
3.1. Pendugaan Statistik Vital Ternak ....................................................... 46
3.2. Pendugaan Berat Badan ..................................................................... 46
3.3. Pengukuran Statistik Vital .................................................................. 47
Materi 4
4.1. Kondisi Tubuh dan Penampilan Luar (eksterior) Sapi ...................... 50
4.2. Leg Positions ..................................................................................... 52
Materi 5
5.1. Pengenalan Alat dan Manajemen Rutin ........................................... 55
5.2. Reproduksi Ternak Potong ............................................................... 66
Materi 6
6.1. Tata Niaga Ternak Potong ................................................................ 69
Istilah-istilah Ternak Potong ............................................................. 73

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 6


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK Pengantar

1.1. Pengenalan Bangsa Ternak Sapi Potong

Sapi potong yang dipelihara peternak mempunyai berbagai jenis bangsa. Pada
dasarnya terdapat 3 bangsa tetua yang telah dikenal, yaitu :
A. Bos sondaicus (Bibos sondaicus = Bibos Banteng)
Contoh : Sapi Bali merupakan bangsa sapi potong asli Indonesia (sapi potong
sejak dulu ada di Indonesia).
B. Bos indicus
Berasal dari India. Bos indicus meliputi sapi-sapi berpunuk yang turunannya
dijumpai di negara-negara tropis, dan termasuk kelompok sapi Zebu, sapi-sapi
tersebut jinak.
Contoh : Sapi Ongole, sapi Brahman.
C. Bos taurus
Sapi yang tidak berpunuk yang berasal dari daerah sedang (temperate zone),
yang kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Contoh : Hereford, Brangus, Charolais, Simmental, dan Limousine.

Dengan semakin berkembangnya bidang peternakan, pada saat ini banyak


dijumpai beberapa bangsa sapi silangan. Jenis sapi potong yang banyak digunakan
pada saat ini antara lain : Brahman, Brahman Cross, PO, Simmentall, Limousine
dan Brangus. Untuk itu jarang ditemui bangsa sapi yang pure (murni) pada Bos
taurus dan Bos indicus. Bangsa sapi pure-line hanya pada sapi asli Indonesia yang
termasuk pada Bos sondaicus.

Metode :
1. Amati 2 ekor sapi beda bangsa dengan jenis kelamin yang berbeda pula yang
berada dilokasi praktikum !
2. Untuk melakukan kegiatan praktikum ini telah tersedia lembar kerja.
3. Setiap mahasiswa bekerja secara kelompok.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 7


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 1

1.1.1. Pengenalan Bangsa Ternak Sapi Potong 1

Hasil Pengamatan :

1. Bangsa Sapi 1 : …………………………………………………………………………


2. Identifikasi : (Kalung / No. Sapi / Nama Pemilik : ………………………...........)*)
Jenis Kelamin : ( ♂ / ♀ )*)
3. Pengenalan Karakteristik Fenotipe (kualitatif) : (lingkari salah satu)
Bagian Kepala

No Fenotipe Karakteristik
a. Ada
1 Tanduk
b. Tidak ada
a. Ke depan
2 Arah Tanduk b. Ke atas
c. Ke belakang
d. Ke samping
a. Ada garis
3 Telinga
b. Tidak ada garis
4 Lingkar mata hitam a. Ada
b. Tidak ada

Foto bagian kepala (tampak depan dan samping sesuai dengan pengamatan)

Tampak depan Tampak samping

*)coret salah satu

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 8


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 1 (lanjutan)

Bagian Badan :

No Fenotipe Karakteristik
a. Ada
1 Punuk b. Tidak ada
a. Lebar tebal
2 Gelambir b. Kecil tipis
c. Tidak ada
a. Merah bata
b. Merah coklat
c. Merah mentah
3 Warna kulit dominan
d. Putih
e. Hitam
a. Jelas
4 Batas warna
b. Tidak jelas / smear
a. Garis lurus
5 Punggung
b. Garis lengkung
a. Ada
6 Garis punggung
b. Tidak ada
a. Putih
b.Sama dengan warna dominan
7 Warna spesifik pantat
c. Putih smear
a. Putih jelas
b. Merah
8 Warna kulit kaki
c. Sama warna tubuh
d. Putih smear
a. Panjang (> 50 cm)
9 Ekor
b. Pendek (<50 cm)
a. Baji
10 Bentuk Badan (Konformasi b. Segitiga
Tubuh) c. Blocky

Foto Bagian Badan (minus kepala) Tampak Samping :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 9


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 1 (lanjutan)

Pembahasan :

Sapi 1 memiliki ciri-ciri dominan sebagai berikut :

Bangsa sapi ini diduga adalah :


Hal ini sesuai dengan pendapat
Yang menyatakan bahwa bangsa sapi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Ditambahkan oleh pendapat


Yang menyebutkan bahwa sapi dengan ciri khas

Merupakan sapi dari bangsa :

(additional / bila ada literatur lain, tambahkan dibawah ini) :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 10


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 1 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sapi 1
dengan ciri khas :

Merupakan sapi dari bangsa :

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 11


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 2

1.1.2. Pengenalan Bangsa Ternak Sapi Potong 2

Hasil Pengamatan :

1. Bangsa Sapi 2 : ……………………………………………………………………………………………………


2. Identifikasi : (Kalung / No. Sapi / Nama Pemilik : ………………………...........)* )
Jenis Kelamin : ( ♂ / ♀ )*)
3. Pengenalan Karakteristik Fenotipe (kualitatif) : (lingkari salah satu)
Bagian Kepala

No Fenotipe Karakteristik
a. Ada
1 Tanduk
b. Tidak ada
a. Ke depan
2 Arah Tanduk b. Ke atas
c. Ke belakang
d. Ke samping
a. Ada garis
3 Telinga
b. Tidak ada garis
a. Ada
4 Lingkar mata hitam
b. Tidak ada

Foto bagian kepala (tampak depan dan samping sesuai dengan pengamatan)

Tampak depan Tampak samping

*)coret salah satu

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 12


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 2 (lanjutan)

Bagian Badan :

No Fenotipe Karakteristik
a. Ada
1 Punuk b. Tidak ada
a. Lebar tebal
2 Gelambir b. Kecil tipis
c. Tidak ada
a. Merah bata
b. Merah coklat
c. Merah mentah
3 Warna kulit dominan
d. Putih
e. Hitam
a. Jelas
4 Batas warna
b. Tidak jelas / smear
a. Garis lurus
5 Punggung
b. Garis lengkung
a. Ada
6 Garis punggung
b. Tidak ada
a. Putih
b.Sama dengan warna dominan
7 Warna spesifik pantat
c. Putih smear
a. Putih jelas
b. Merah
8 Warna kulit kaki
c. Sama warna tubuh
d. Putih smear
a. Panjang (> 50 cm)
9 Ekor
b. Pendek (<50 cm)
a. Baji
10 Bentuk Badan (Konformasi b. Segitiga
Tubuh) c. Blocky

Foto Bagian Badan (minus kepala) Tampak Samping :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 13


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 2 (lanjutan)

Pembahasan :

Sapi 2 memiliki ciri-ciri dominan sebagai berikut :

Bangsa sapi ini diduga adalah :


Hal ini sesuai dengan pendapat
Yang menyatakan bahwa bangsa sapi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Ditambahkan oleh pendapat


Yang menyebutkan bahwa sapi dengan ciri khas

Merupakan sapi dari bangsa :

(additional / bila ada literatur lain, tambahkan dibawah ini) :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 14


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 2 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sapi 2
dengan ciri khas :

Merupakan sapi dari bangsa :

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 15


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK Pengantar


1.2. Pengenalan Bangsa Ternak Kambing dan Domba Potong

Kambing dan domba merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak
ruminansia kecil, hewan pemamah biak dan merupakan hewan mamalia yang
menyusui anak-anaknya. Disamping penghasil daging yang baik, kambing dan domba
juga penghasil kulit. Keistimewaan yang membedakan kambing dan domba adalah
pada domba terdapat glandula suborbitalis di mata bagian bawah dan glandula
intergigitalis di celah-celah kuku, sedangkan pada kambing tidak. Glandula
suborbitalis merupakan kelenjar yang mengeluarkan cairan di mata sehingga mata
domba seringkali nampak basah. Glandula intergigitalis merupakan kelenjar yang
dapat menghasilkan sekresi atau cairan menyerupai minyak yang memiliki bau khas,
cairan ini keluar pada saat domba berjalan dan berfungsi sebagai tanda untuk
mengetahui kelompoknya sehingga apabila ada domba yang terpisah dari
kelompoknya dapat dengan mudah menemukan kelompoknya kembali. Tingka laku
(behaviour) makan untuk ternak kambing dan domba berbeda. Pada kambing adalah
browsing, sedang pada domba grazing. Terdapat berbagai jenis bangsa kambing dan
domba di Indonesia. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda,
diantaranya adalah : Kambing Kacang, Kambing Etawah, Peranakan Etawah dan
Kambing Gambrong. Sedangkan bangsa-bangsa domba antara lain : Domba Priangan /
Garut, Domba Ekor Gemuk (DEG), Domba Ekor Tipis (DET). Pada saat ini Fakultas
Peternakan Unibraw mendapatkan bantuan kambing Boer, satu-satunya di pulau
Jawa. Bangsa kambing dan domba yang ada di Indonesia ini pada umumnya jarang
yang bangsa murni, khususnya pada ternak kambing, dimana kambing kacang sebagai
kambing asli Indonesia sudah banyak tercampur dengan bangsa kambing Etawah.

Metode :
1. Amati masing-masing 2 ekor Kambing dan Domba yang berada di lokasi
praktikum.
2. Untuk melakukan kegiatan praktikum ini telah tersedia lembar kerja.
3. Setiap mahasiswa bekerja secara kelompok.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 16


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 3

1.2.1. Pengenalan Bangsa Ternak Kambing

Hasil Pengamatan :

1. Bangsa Kambing : ……………………………………………………………………………………………………


2. Identifikasi : (Kalung / No. Kambing / Nama Pemilik …….....................)*)
Jenis Kelamin : ( ♂ / ♀ )*)
3. Pengenalan Karakteristik Fenotipe (kualitatif) : (lingkari salah satu)

Bagian kepala

No Fenotipe Karakteristik
a. Cembung/melengkung/convek
1. Bentuk muka b. Cekung
(Profil muka) c. Datar/lurus
a. Tegak spt daun bambu
2. Bentuk telinga
b. Terkulai spt daun nangka
c. Terkulai lebar
a. Panjang
3. Panjang telinga
b. Pendek
a. Ada
4. Jenggot
b. Tidak ada
a. Lebat
5. Bulu dahi b. Tidak lebat
c. Tidak ada
a. Pendek (tidak tumbuh subur)
6. Tanduk b. Panjang (tumbuh subur)
c. Tidak bertanduk
a.Mengarah ke belakang membentuk 1/4
7. Bentuk Tanduk Lingkaran.
b.Pendek mengarah ke belakang dengan
ujungnya sedikit membelok ke arah samping
c.Mengarah lurus ke atas, keduanya
membentuk huruf V
d. Mengarah ke belakang dengan ujungnya
sedikit membelok kearah samping

*)coret salah satu

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 17


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 3 (lanjutan)

Foto bagian kepala (tampak depan dan samping sesuai dengan pengamatan)

Tampak depan Tampak samping

Bagian Badan

No Fenotipe Karakteristik
1. a. Putih f. abu-abu
b. Coklat g. belang 2 warna
Warna bulu dominan c. Hitam h. belang 3 warna
d. Merah i. spotted / bercak
e. Kombinasi
2. a. Tebal
Gelambir b. Tipis
c. Tidak ada
3. a. Lebat
Bulu punggung b.Tidak lebat
c. Tidak ada
4. a. Lebat
Panjang bulu paha dan b. Tidak lebat
leher belakang c. Tidak ada
5. a. Cekung d. melengkung
Garis punggung b. Lurus (cekung)
c. Meninggi
6. a. Mengarah ke atas dan sedikit membelok ke
Bentuk ekor
depan(normal)
b. lain – lain
7. a. Normal 2 buah testis dan simetris
Bentuk Scrotum Jantan
b. Tidak normal / sanglir (1 buah tetis)
8. a. normal (2 buah puting yang sama)
Jumlah puting susu betina
b. Tidak normal

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 18


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 3 (lanjutan)

Foto Bagian Badan (minus kepala) Tampak Samping :

Pembahasan :

Kambing ini memiliki ciri khas sebagai berikut :

Dikemukakan oleh
, menyatakan bahwa kambing dengan ciri khas :

, merupakan kambing dari bangsa


Kambing hasil pengamatan ini menunjukkan perbedaan ditinjau dari pendapat

, yang menyatakan bahwa kambing dengan ciri khas sebagai berikut

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 19


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 3 (lanjutan)

Lanjutan Pembahasan :

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka bangsa kambing ini diduga adalah

(additional / bila ada literatur lain, tambahkan dibawah ini) :

Kesimpulan :

Berdasarkan data dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bangsa
Kambing ini adalah
dengan ciri khas :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 20


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 3 (lanjutan)

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 21


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 4

1.3.1. Pengenalan Bangsa Ternak Domba

Hasil Pengamatan

1. Bangsa Domba : ………………………………………………………………………….


2. Identifikasi : (Kalung / No. Domba / Nama Pemilik ......................................)*)
Jenis Kelamin : ( ♂ / ♀ )*)
3. Pengenalan Karakteristik Fenotipe (kualitatif) : (lingkari salah satu)

Bagian kepala

No Fenotipe Karakteristik
a. Cembung/melengkung/convek
1. Bentuk muka (Profil muka) b. Cekung
c. Datar/lurus
Telinga a. Tegak
2.
b. Kesamping
a. Bertanduk
3. Tanduk
b. Tidak bertanduk
4. Telinga a. Tegak
b. Kesamping

Foto bagian kepala (tampak depan dan samping sesuai dengan pengamatan)

Tampak depan Tampak samping

*)coret salah satu

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 22


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 4 (lanjutan)

Bagian Badan

No Fenotipe Karakteristik
a. Putih mulus
b. Putih dengan muka hitam
1. Warna bulu dominan c. Putih dengan lingkar mata hitam
d. spotted/ bercak
a. Seluruh badan tertutup wool sampai kemuka
2. Wool
b. Seluruh badan tertutup wool.
a. kasar c. kaku
3. Kualitas wool
b. sedang
a. Tipis
4. Ekor b. Gemuk
a. Normal 2 buah testis dan simetris
5. Bentuk Scrotum jantan
b. tidak normal sanglir atau 1 buah testis
a. normal 2 buah putting yang sama
6. Jumlah putting susu betina
b. tidak normal

Foto Bagian Badan (minus kepala) Tampak Samping :

Pembahasan :

Bangsa Domba
menurut pendapat
memiliki ciri-ciri :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 23


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 4 (lanjutan)

Lanjutan Pembahasan :

Hal tersebut didukung oleh pendapat


Yang menyatakan bahwa domba dengan ciri khas

merupakan domba dari bangsa


Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka bangsa domba ini diduga adalah

dikarenakan memiliki kesamaan ciri khas, yaitu

(additional / bila ada literatur lain, tambahkan dibawah ini) :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 24


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi I PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LK 4 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa domba
dengan ciri khas :

merupakan domba dari bangsa :

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 25


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi II PENDUGAAN UMUR Pengantar

Pendugaan umur ternak dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu : (1)


pemeriksaan pergantian gigi seri permanen (Permanent Incicivi); (2) pengamatan
garis (cincin) pada tanduk; (3) pengamatan tali pusar. Pencatatan tanggal lahir dan
kronologis sapi, kambing dan domba dapat mempermudah pendugaan umur, akan
tetapi peternak pada umumnya tidak melakukan pencatatan. Apabila tidak tersedia
catatan, salah satu cara yang termudah dengan menggunakan metode yang pertama
yaitu : dengan pemeriksaan pergantian gigi seri permanen. Sapi / kambing / domba
hanya mempunyai gigi seri bawah. Pada awalnya mempunyai gigi seri susu sebanyak 4
pasang, kemudian ganti menjadi gigi seri tetap yang menjadi pedoman bagi perkiraan
umur. Gigi seri susu dapat dikenali dengan mudah karena ukurannya relatif kecil,
lebih putih dengan bentuk yang lebih bulat serta tumbuh agak renggang apabila
dibandingkan dengan gigi seri tetap.

Metode :
1. Amati 2 ekor sapi dan masing-masing 1 ekor Kambing dan Domba serta perkirakan
umurnya.
2. Sebelum dilakukan pengamatan perlu dilakukan penguasaan ternak.
3. Kedatangan praktikan harus diketahui agar tidak membuat sapi / kambing /
domba terkejut, dengan cara dipegang tali keluhnya.
4. Tali ditambatkan pada tiang dan ternak dijaga agar tetap tenang.
5. Pada sapi, pegang tali keluh dahulu, kemudian menarik lidah sapi melalui
diastema, kemudian diamati pergantian gigi serinya, dan tulis rumusnya.
6. Pada kambing / domba, buka mulut kambing / domba dengan cara merekatkan
tangan kanan pada rahang bawah dan tangan kiri pada rahang atas, maka dapat
dilihat gigi seri yang tumbuh, kamudian amati pergantian gigi serinya dan tulis
rumusnya.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 26


|
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2007
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum
For Evaluation Only. Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi II PENDUGAAN UMUR LK 5

2.1. Pendugaan Umur Ternak Sapi

Hasil Pengamatan :
Sapi 1 : PI ……......... = Poel .............. psg = ………............ bulan

Sapi 2 : PI ……......... = Poel .............. psg = ………............ bulan

Foto (gigi tampak muka) :

Sapi 1 Sapi 2

Pembahasan :
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada sapi 1 terdapat
dan pada sapi 2 terdapat gigi seri permanen
(permanent incicivi). Pendapat
menyatakan bahwa

Hal tersebut ditunjang oleh pendapat


yang menyatakan bahwa

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diduga umur sapi 1 adalah


dan umur sapi 2 adalah

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 27


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi II PENDUGAAN UMUR LK 5 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sapi 1
dan sapi 2 dengan jumlah gigi seri permanen secara berurutan adalah
diduga berumur

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 28


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi II PENDUGAAN UMUR LK 6

2.2. Pendugaan Umur Ternak Kambing dan Domba

Hasil Pengamatan :
Kambing : PI ……......... = Poel .............. psg = ………............ bulan
Domba : PI ……......... = Poel .............. psg = ………............ bulan

Foto (gigi tampak muka) :

Kambing Domba

Pembahasan :

Pendapat
menyatakan bahwa

Ditambahkan oleh pendapat


yang menyatakan bahwa

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diduga umur kambing adalah


dan umur domba adalah Dikarenakan memiliki gigi seri permanen
secara berurutan yaitu :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 29


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi II PENDUGAAN UMUR LK 6 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kambing
dan domba diatas mempunyai jumlah gigi seri permanen secara berurutan adalah
diduga berumur

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 30


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK Pengantar


PENGUKURAN STATISTIK VITAL
Ukuran statistik vital merupakan ukuran tubuh ternak yang secara statistik
cukup vital untuk mengidentifikasi sifat-sifat kuantitatif ternak tersebut. Ukuran
statistik vital ini dipergunakan sebagai parameter teknis penentuan standar bibit.
Ukuran statistik vital yang paling banyak berperan adalah ukuran : lingkar dada,
panjang badan dan tinggi badan. Adapun cara pengukuran ketiga ukuran statistik vital
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lingkar dada : diukur dengan pita ukur melingkar dada dekat scapula /
kaki depan bagian belakang
2. Panjang badan : diukur dengan mistar dari tuberculum lateral humerus
(point of shoulder = sendi peluru) sampai ke tuber
ischiadicum (pin bone)
3. Tinggi gumba : diukur dengan alat ukur dari tanah (datar) sampai puncak
gumba

PENDUGAAN BOBOT BADAN


Manfaat pengukuran statistik vital adalah untuk menduga bobot badan
ternak dengan menggunakan rumus tertentu. Pendugaan bobot badan ini bergantung
pada gemuk dan kompaknya tubuh sapi yang kita ukur, setidak-tidaknya gambaran
bobot badan dapat kita ketahui dan tidak akan terlalu jauh dari bobot badan yang
sebenarnya. Bobot badan sangat perlu diketahui dengan manfaat :
1. Mengukur kebutuhan pakan
2. Mengukur kemajuan pertumbuhan
3. Mengukur banyaknya obat-obatan yang dibutuhkan
4. Memperhitungkan bobot badan sapi per kilo
5. Menghitung laba / rugi memelihara sapi potong
Pendugaan bobot badan sapi / kambing / domba adalah sangat penting. Hal
ini dapat dikerjakan apabila disuatu peternakan tidak mempunyai timbangan bobot
badan. Dengan mengetahui lingkar dada dan panjang badan, maka formula
pendugaan bobot badannya adalah sebagai berikut :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 31


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK Pengantar


a. Sapi :
 Rumus Schoorl LD  22
2

BB 
( cm )
(kg) :
100

 Rumus Schoorl LD  18


2

BB 
( cm )
(kg) :
100

 Rumus Winters LD(2inchi) xPB (inchi)


(lbs) : BB 
300

b. Kambing dan Domba : (berdasarkan umur)


 Umur PI0 (kg) : LD(2inchi) xPB (inchi)
BB 
10x10 3

 Umur PI2–4 (kg) : LD(2inchi) xPB (inchi)


BB 
11x10 3

 Umur PI6–8 (kg) : LD(2inchi) xPB (inchi)


BB 
12x10 3

Manfaat lain dari pengukuran statistik vital dapat juga diketahui konformasi
kepala dan grade dari suatu ternak, yang dapat dihitung melalui rumus sebagai
berikut.
LebarKepala
1. Indeks kepala  x100%
PanjangKep ala
PanjangBad an
2. Grade sapi  x100%
TinggiBada n
Ukuran (grade) merupakan ekspresi keharmonisan bentuk badan ternak dan dapat
diketahui dari perbandingan panjang badan dan tinggi badannya. Grade ternak
digunakan untuk mengetahui ukuran ternak tersebut yang nantinya dapat digunakan
sebagai parameter teknis untuk mengetahui ukuran (grade) ternak, dimana setiap
ternak mempunyai standar ukuran (grade) yang berbeda berdasarkan potensi
genetiknya masing-masing.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 32


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK Pengantar

Standar ukuran (grade) ternak terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu :


 Nilai grade < 100 % = very small grade
 Nilai grade > 100 – 105 % = small grade
 Nilai grade > 105 – 110 % = medium grade
 Nilai grade > 110 % = high grade
Pengukuran indeks kepala merupakan upaya untuk mengetahui konformasi
kepala dari suatu ternak, dimana konformasi kepala dapat digunakan untuk menduga
kemampuan makan ternak secara fisiologis, sehingga dapat digunakan sebagai
parameter untuk menentukan tatalaksana pemberian pakan yang tepat. Selain itu,
dengan mengetahui konformasi kepala dapat diduga tingkat keeratan hubungan
keluarga, dimana setiap ternak mempunyai konformasi kepala yang berbeda sebagai
ciri khas ternak tersebut. Pengukuran indeks kepala dapa diketahui dari panjan
kepala dan lebar kepala, dimana cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
1. Panjang Kepala : diukur dengan pita ukur titik tengah dua tanduk pada
dahi sampai dengan titik pangkal hidung secara tegak
lurus
2. Lebar Kepala : diukur dengan pita ukur dari pangkal tonjolan mata
kanan ke pangkal tonjolan mata kiri

Metode :
1. Ukur statistik vital sapi sebanyak 2kor, kambing dan domba masing-masing 1ekor.
2. Berdasarkan rumus diatas, hitung pendugaan berat badannya dan bandingkan
dengan bobot badan yang sebenarnya.
3. Berapa indeks kepala ?
4. Berapa grade sapi ?

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 33


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 7

3.1. PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK SAPI

Hasil Pengamatan

Lingkar Panjang Tinggi Panjang Lebar


Sapi
Dada (cm) Badan (cm) Gumba (cm) Kepala (cm) Kepala (cm)
1
2

3.1.1. Pendugaan bobot badan

SAPI 1

1. Rumus Winters :

2. Rumus Schoorl :

3. Rumus Smith :

SAPI 2

1. Rumus Winters :

2. Rumus Schoorl :

3. Rumus Smith :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 34


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 7 (lanjutan)

Pembahasan :

Data dan perhitungan diatas menunjukkan bahwa pada sapi 1, dengan


menggunakan rumus Winters, Schoorl dan Smith, secara berurutan bobot badannya
diduga sebesar
sedangkan pada sapi 2, secara berurutan bobot badannya diduga sebesar
Diantara ketiga
rumus tersebut, diduga rumus yang mendekati bobot nyata adalah rumus
Hal ini, sesuai dengan pendapat
yang menyatakan bahwa

Hal tersebut didukung oleh pendapat


yang menyatakan bahwa

(additional / bila ada literatur lain, tambahkan dibawah ini) :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 35


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 7 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data, perhitungan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa sapi 1 diduga bobot badannya sebesar
berdasarkan rumus Winters, Schoorl dan Smith secara berurutan.
Sedangkan sapi 2, secara berurutan juga, diduga bobot badannya adalah

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 36


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 8

3.1.2. Perhitungan Indeks kepala

Sapi 1 :

Sapi 2 :

Pembahasan :

Data dan perhitungan diatas menunjukkan bahwa pada sapi 1, indeks kepalanya
sebesar sedangkan pada sapi 2, indeks kepalanya sebesar
Indeks kepala ini, menurut pendapat
menyatakan bahwa

Hal tersebut didukung oleh pendapat


yang menyatakan bahwa

(additional / bila ada literatur lain, tambahkan dibawah ini) :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 37


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 8 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data, perhitungan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa sapi 1 diduga index kepalanya sebesar
Sedangkan sapi 2, diduga index kepalanya adalah

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 38


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 9

3.1.3. Perhitungan Grade Sapi

Sapi 1 :

Sapi 2 :

Pembahasan :

Data dan perhitungan diatas menunjukkan bahwa pada sapi 1, grade-nya


sebesar dan dikelompokkan kedalam
sedangkan pada sapi 2, grade-nya sebesar
dan dikelompokkan kedalam Dinyatakan oleh
menyatakan bahwa

Hal tersebut ditambahkan oleh


yang menyatakan bahwa

(additional / bila ada literatur lain, tambahkan dibawah ini) :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 39


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 9 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data, perhitungan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa sapi 1 diduga grade-nya sebesar
Sedangkan sapi 2, diduga grade-nya adalah

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 40


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 10

3.2. Pengukuran Statistik Vital Ternak Kambing dan Domba

Hasil Pengamatan

Lingkar Dada Panjang Badan Tinggi Badan Panjang Lebar Kepala


Ternak
(cm) (cm) (cm) Kepala (cm) (cm)
Kambing
Domba

3.2.1. Pendugaan bobot badan

Kambing :

Domba :

Pembahasan :

Data dan perhitungan diatas menunjukkan bahwa pada kambing diduga bobot
badannya adalah sedangkan pada domba bobot badannya diduga
Hal ini sesuai dengan pendapat
yang menyatakan bahwa

Hal tersebut ditambahkan oleh


yang menyatakan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 41


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 10 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data, perhitungan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa bobot kambing di lokasi praktikum yang berumur
diduga sebesar Sedangkan bobot domba di lokasi praktikum
yang berumur diduga adalah

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 42


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 11

3.2.2. Perhitungan Indeks Kepala Kambing dan Domba

Kambing :

Domba :

Pembahasan :

Data dan perhitungan diatas menunjukkan bahwa pada kambing, indeks kepalanya
sebesar sedangkan pada domba, indeks kepalanya sebesar
Indeks kepala ini, menurut pendapat
menyatakan bahwa

Hal tersebut didukung oleh pendapat


yang menyatakan bahwa

(additional / bila ada literatur lain, tambahkan dibawah ini) :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 43


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi III PENGUKURAN STATISTIK VITAL TERNAK LK 11 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan data, perhitungan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa index kepala kambing diduga sebesar
Sedangkan domba, diduga index kepalanya adalah

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 44


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

KONDISI TUBUH DAN PENAMPILAN LUAR


Materi IV Pengantar
(EKSTERIOR) SAPI

PENDUGAAN TUBUH SAPI

Dalam menduga kondisi tubuh sapi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan cara perabaan tulang belakang dan cara pengamatan rusuk.

1. Cara perabaan tulang belakang.


Menduga kondisi tubuh dengan menggunakan cara perabaan tulang belakang
adalah berdasarkan perabaan dan penekanan pada daerah pinggang, yaitu bagian
tulang belakang setelah tulang rusuk terakhir. Dengan cara itu jari kita menekan
pada bagian Processus Transversus untuk merasakan keruncingan ujungnya dan
keempat jari yang lain menekan bagian daging untuk merasakan ketebalan
dibawah kulitnya. Dari sini kondisi tubuh sapi dibagi menjadi beberapa kelas,
yaitu :
a. Sangat Kurus
Apabila tulang pinggang sapi potong tampak menonjol dan processus
transverses terasa sangat runcing dan terasa pula tidak ada perlemakan
dibawah kulit.
b. Kurus
Apabila processus transversus hanya dapat diraba dengan ibu jari tetapi terasa
adanya perlemakan dibawah kulit.
c. Sedang
Apabila processus transversus hanya dapat diraba dengan ibu jari dengan
tekanan.
d. Gemuk
Apabila processus transversus tidak teraba dan terasa sekali adanya
perlemakan yang sangat tebal.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 45


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

KONDISI TUBUH DAN PENAMPILAN LUAR


Materi IV Pengantar
(EKSTERIOR) SAPI

2. Berdasarkan tulang rusuk.


a. Kurus
Tubuh sapi dianggap kurus apabila sebagian besar tulang rusuk (>8 buah)
tampak jelas.
b. Sedang
Apabila hanya sebagian dari tulang rusuk (>8 buah), biasanya 4-5 buah tampak
membayang dibawah kulit.
c. Gemuk
Apabila seluruh tulang rusuk tidak tampak dibalik kulit, karena tertutup
daging dan lemak.

PENAMPILAN LUAR (EKSTERIOR) SAPI


Penampilan luar seekor sapi akan sangat menetukan dan menjadi Utama
sebelum memikirkan berbagai pengenalan yang lain. Berikut adalah gambar berbagai
kelainan tumpuan anggota badan (kaki depan dan kaki belakang) sapi bila dilihat dari
depan, belakang, samping, khusus untuk bibit, posisi tersebut harus diperhatikan

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 46


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

KONDISI TUBUH DAN PENAMPILAN LUAR


Materi IV LK 12
(EKSTERIOR) SAPI

Hasil Pengamatan (beri tanda v pada kolom yang sesuai) :

Pendugaan Kondisi Tubuh Sapi dengan Perabaan Prosessus Transversus


Sapi 1 Sapi 2
Kondisi
Sulit Mudah Sulit Mudah
Prosessus Transversus

Pendugaan Kondisi Tubuh Sapi dengan Tulang Rusuk yang terlihat


Sapi 1 Sapi 2
Kondisi
1 2 3 >3 1 2 3 >3
Jml Tulang Rusuk

Pembahasan

Data diatas menunjukkan bahwa pada sapi 1, diduga kondisi tubuhnya


Hal ini ditunjukkan dengan perabaan processus tranversus yang
dan jumlah tulang rusuk terlihat sebanyak
Sedangkan pada sapi 2, diduga kondisi tubuhnya yang terlihat
dari jumlah tulang rusuk sebanyak dan perabaan processus
transversus yang Hal ini sesuai dengan pendapat
yang menyatakan bahwa

Pendapat menambahkan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 47


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

KONDISI TUBUH DAN PENAMPILAN LUAR


Materi IV LK 12 (lanjutan)
(EKSTERIOR) SAPI

Kesimpulan :

Berdasarkan data dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa diduga
kondisi tubuh sapi 1 sedangkan sapi 2 kondisi tubuhnya diduga

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 48


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi IV KONDISI TUBUH DAN PENAMPILAN LUAR LK 13


(EKSTERIOR) SAPI

Hasil Pengamatan

Penilaian Eksterior Sapi dengan Pengamatan Posisi Kaki terhadap Hip


Kondisi Sapi 1 Sapi 2
(Tampak Muka)
O X Normal O X Normal
Kaki Depan
Kaki Belakang

Kondisi Lurus Condong Condong Lurus Condong Condong


(Tampak Sisi) kedepan kebelakang kedepan kebelakang
Sapi 1
Sapi 2

Pembahasan

Data diatas menunjukkan bahwa pada sapi 1, diduga kondisi kakinya


Hal ini ditunjukkan dengan kondisi kaki, tampak muka yang
dan tampak samping yang Sedangkan pada sapi 2, diduga
kondisi kakinya Hal ini ditunjukkan dengan kondisi kaki
tampak muka yang dan tampak samping yang
Hal ini sesuai dengan pendapat
yang menyatakan bahwa

Pendapat menambahkan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 49


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

KONDISI TUBUH DAN PENAMPILAN LUAR


Materi IV LK 13 (lanjutan)
(EKSTERIOR) SAPI

Kesimpulan :

Berdasarkan data dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa diduga
kondisi kaki sapi 1 : sedangkan sapi 2 kondisi kakinya diduga

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 50


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT Pengantar

Pelaksanaan tata laksana pemeliharaan ternak potong membutuhkan


beberapa usaha sarana pendukung yang berfungsi sebagai usaha penunjang pelaksaan
tata laksana yang baik, yaitu manajemen rutin.
Manajemen rutin adalah semua pekerjaan rutin yang harus dilaksanakan oleh
peternak dalam usaha untuk menghindari kelalaian serta memperbaiki system
bekerja selama memelihara sapinya.
Tindakan tersebut antara lain :
1. Identifikasi Ternak
Manfaat identifikasi adalah untuk pengelolaan umum yang berhubungan dengan
pemberian pakan, perkembangbiakan, kesehatan dan juga sebagai tanda
pemilikan ternak.
Cara Identifikasi :
a. HIP BRAND
b. EAR NOTCH
c. HORN BRAND
d. EAR TAG
e. TATTO
2. Dehorning (pemotongan tanduk)
Pemotongan tanduk dilakukan karena pertimbangan berikut :
a. Mengurangi bahaya peternak akibat tanduk
b. Mengurangi kerusakan alat / kandang
c. Mengurangi sifat agresif sehingga tidak merusak kulit / daging lainnya
Cara mencegah tumbuhnya tanduk dapat dilakukan dengan cara :
a. Mekanik : memakai alat pengerok khusus, kawat, gergaji
b. Kimiawi : memakai bahan kimia seperti NaOH, KOH
c. Genetik : mengawinkan dengan pejantan yang tidak bertanduk,
sehingga diharapkan sebagian pedet keturunannya tidak
bertanduk

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 51


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT Pengantar

3. Kastrasi
Kastrasi adalah menghilangkan fungsi testes pedet dalam usaha untuk membuat
pedet jantan lebih cepat gemuk (peningkatan mutu karkas), mengurangi sifat
agresif dan tidak dijadikan pejantan (seleksi).
Cara kastrasi antara lain :
a. Tang Burdizzo
b. Elastrator
c. Pembedahan

4. Alat timbang badan ternak


Pengenalan Alat Timbang Bobot Badan Digital (Digital Weight Measurement)
Metode pelaksanaan :
1. Pengeluaran alat timbang dari box penyimpanan.
2. Penyusunan alas dan pegas timbang.
3. Kabel dipasang, dihubungkan pada ACCU (kabel merah +).
4. Penunjuk digital dinyalakan dengan menggerakkan saklar ke arah ON.
5. Layar digital diamati dan ditunggu sampai menunjukkan angka NOL (jika
belum dan tetap bergerak, tekan tombol HOLD sampai angka berhenti
bergerak dan kemudian tekan tombol TARE untuk meng –NOL – kan).
6. Alat timbang telah siap dan ternak dituntun menaiki alas timbang dan diatur
posisi ternak harus tegak dan diam / tenang.
7. Layar digital diamati sampai menunjukkan angka dengan tanda check (tanda
check berupa +).
8. ternak dikembalikan pada kandang dan ditekan tombol TARE untuk meng –
NOL – kan kembali. Alat timbang siap untuk digunakan lagi.
9. Jika telah selesai, layar harus menunjukkan angka NOL terlebih dahulu baru
kemudian saklar di – OFF – kan, kabel dan alas timbang dilepas, kemudian
semuanya dimasukkan kembali pada box penyimpanan.

PERHATIAN : diusahakan posisi ACCU dan penunjuk digital ditempatkan pada posisi
aman dari gerakan ternak dan manusia, serta mudah diamati dan diawasi.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 52


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 14

Metode : Studi Literatur


Jelaskan alat-alat sbb:

5.1. IDENTIFIKASI TERNAK


5.1.1. EAR TAG
Foto :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 53


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 15

5.1.2. EAR TATTOE


Foto :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 54


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 15 (lanjutan)

Prosedur Kerja Alat

Berdasarkan pendapat
Prosedur kerja alat ini adalah

Daftar Pustaka
(Pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 yang diunduh dari internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :

...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 55


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 16

5.2. DEHORNING
5.2.1. ELECTRICAL DEHORNER
Foto :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 56


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 16 (lanjutan)


Prosedur Kerja Alat

Berdasarkan pendapat
Prosedur kerja alat ini adalah

Daftar Pustaka
(Pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 yang diunduh dari internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :

...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 57


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 17

5.2. KASTRASI
5.2.1. ALAT BEDAH (KASTRASI TERBUKA)
Foto :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 58


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 17 (lanjutan)

Prosedur Kerja Alat

Berdasarkan pendapat
Prosedur kerja alat ini adalah

Daftar Pustaka
(Pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 yang diunduh dari internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :

...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 59


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 18

5.2.2. TANG BURDIZZO (KASTRASI TERTUTUP)


Foto :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 60


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 18 (lanjutan)

Prosedur Kerja Alat

Berdasarkan pendapat
Prosedur kerja alat ini adalah

Daftar Pustaka
(Pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 yang diunduh dari internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :

...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 61


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 19

5.3. ALAT TIMBANG BOBOT BADAN


5.3.1. ALAT TIMBANG BOBOT BADAN DIGITAL
Alat Timbang Digital (Digital Weight Measurement)
- Merk :
- Perangkat terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.

Foto :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 62


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi V PENGENALAN ALAT LK 19 (lanjutan)


Prosedur Kerja Alat
Berdasarkan pendapat
Prosedur kerja alat ini adalah

Daftar Pustaka
(Pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 yang diunduh dari internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
disahkan sebagai penilaian pada tanggal :

...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 63


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN Pengantar

6.1 ANALISIS MAKRO


6.1.1 Gambaran Umum Lokasi Praktikum

Bangsa ternak yang telah dikenal diatas dipelihara dengan tujuan untuk
memproduksi daging dan dengan tujuan akhir dipotong. Pemotongan ternak diatur
oleh pemerintah melalui beberapa syarat. Syarat yang utama adalah pemotongan
ternak harus dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) resmi yang telah ditetapkan,
agar dapat dijamin kualitas, kesehatan dan kehalalan daging, melalui serangkaian
tahapan yang harus dilalui. Penanganan ternak yang akan dipotong dimulai dengan
pemeriksaan sebelum dipotong (ante mortem) dan setelah dipotong (post mortem)
sebelum daging tersebut diputuskan layak edar.
Pemeriksaan ante mortem di RPH dilakukan pada saat ternak dipelataran
yang telah disediakan khusus, melalui beberapa tahapan. Pemeriksaan dilakukan
pada pagi dan sore hari dengan cahaya yang cukup, dan ternak yang disembelih
telah diistirahatkan serta pemeriksaan tidak lama sebelum ternak disembelih.
Pemeriksaan setelah ternak dipotong (post mortem) seharusnya dilakukan
dibawah cahaya yang cukup dan ternak betul-betul sudah mati disembelih. Setelah
ternak dipotong karkas dibagi menjadi dua bagian kiri dan kanan serta bagian depan
belakang yang dipotong pada posisi rusuk 12-13. Bagian perut atau bagian rongga
dada dikeluarkan dan pada saat itu dilakukan pemeriksaan post mortem yang
bertujuan apakah daging dapat diterima (layak edar), diterima bersyarat untuk
daging konsumsi atau ditolak untuk dimusnahkan.
Untuk materi pengenalan RPH dalam praktikum, dilakukan sebuah
pengenalan RPH secara makro (luas) dan mikro (sempit). Analisis makro dilakukan
terhadap keberadaan RPH secara umum, sedangkan analisis mikro dilakukan
terhadap keberadaan RPH secara khusus. Analisis makro meliputi sejarah, peraturan
yang berlaku dan keberadaan bangunan dianalisis secara sosial dan ekonomi. Analisis
mikro meliputi detail bangunan dan prosedur yang dilakukan.

Metode :
Lakukan wawancara dengan petugas di lokasi praktikum untuk mengetahui gambaran
umum dan sejarah RPH (obyek praktikum) !

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 64


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 20

6.1.1 Gambaran Umum dan Sejarah Rumah Potong Hewan

1. Instansi :
.....................................................................................

2. Sejarah dan Gambaran Umum RPH (berdasarkan wawancara dengan petugas) :


Deskripsi sejarah RPH lokasi praktikum :

Alamat lokasi RPH :


Luasan total wilayah RPH :
RPH ini dikelompokkan kedalam kelas :
Adapun yang menjadi alasan pengelompokan kelas tersebut adalah :

Jumlah pegawai RPH adalah : Yang terdiri dari :

Jumlah jagal (pedagang daging yang memanfaatkan jasa RPH) :


Asal : (sekitar kota Malang / luar kota Malang) *)

*)coret salah satu

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 65


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 20 (lanjutan)

6.1.2 Aspek Legal dan Sosial-Ekonomi RPH

Metode :
Isi Quesioner berdasarkan keterangan dan wawancara dengan petugas RPH

1. Bagaimana pola hubungan antara pemerintah dengan jagal di RPH ?

2. Bagaimana pola hubungan antara RPH dengan pemerintah kota ?

3. Apa landasan hukum dari pelaksanaan pemotongan hewan di RPH ?

4. Apakah yang menjadi kendala teknis dan sosial bagi pihak RPH selama ini ?

5. Bagaimana proyeksi pengembangan RPH ke depan ?

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 66


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 20 (lanjutan)

Resume dan Analisis :

Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka resume dan analisis anda adalah :

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 67


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN Pengantar


6.2. ANALISIS MIKRO

Pada analisis mikro yang dibahas pada sub bab ini, sebuah bangunan RPH
berdasarkan analisis makro yang telah dijelaskan sebelum ini, harus memenuhi
beberapa persyaratan teknis RPH yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Adapun
persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh bangunan RPH adalah :
1. Persyaratan lokasi RPH
2. Persyaratan Sarana RPH
3. Persyaratan Bangunan dan Tata Letak RPH
4. Persyaratan Hewan yang akan Dipotong

6.2.1. Persyaratan Lokasi RPH

Pemerintah telah menetapkan beberapa persyaratan lokasi RPH yang


dijadikan sebuah landasan dalam pendirian ataupun pengembangan RPH pada suatu
wilayah. Persyaratan lokasi RPH tersebut adalah sebagai berikut :
a Tidak bertentangan dengan tata ruang wilayah kota.
b Tidak berada di bagian kota yang padat penduduk, letak lebih rendah dari
pemukiman penduduk, dan tidak menimbulkan pencemaran air.
c Tidak berada dekat waduk, rawan banjir, bebas asap, bau, debu, dan
kontaminasi lain.
d Memiliki lahan yang relative datar dan cukup luas untuk pengembangan RPH.

Metode :
Amati dan kemudian jelaskan keadaan lokasi praktikum berdasarkan persyaratan
lokasinya serta sebutkan batas lokasi RPH menurut 4 penjuru mata angin !

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 68


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 21

1.2.1. Persyaratan Lokasi RPH

Hasil Pengamatan :
Gambar dan penjelasan keadaan lokasi praktikum berdasarkan persyaratan lokasinya
serta batas lokasi RPH menurut 4 penjuru mata angin !

Keterangan :
Berdasarkan gambar diatas, maka dapat diketahui batas lokasi RPH :
Sebelah utara :
Sebelah timur :
Sebelah selatan :
Sebelah barat :
Selain itu, deskripsi lokasi RPH tersebut adalah

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 69


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 21 (lanjutan)

Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat dideskripsikan bahwa lokasi RPH

Lokasi RPH tersebut (sesuai / tidak) *) dengan pendapat


yang menyatakan bahwa,

Ditambahkan oleh pendapat


yang menyebutkan bahwa syarat teknis lokasi RPH adalah

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 70


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 21 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 71


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN Pengantar

6.2.2. Persyaratan Sarana RPH

Persyaratan kedua yang harus dipenuhi oleh bangunan RPH sesuai dengan
ketentuan pemerintah adalah persyaratan sarana yang terdapat didalam area RPH.
Persyaratan sarana tersebut antara lain adalah RPH harus dilengkapi dengan :
a. Sarana jalan menuju RPH yang dapat dilalui kendaraan pengangkut hewan
potong dan kendaraan daging.
b. Sumber air yang cukup.
c. Sumber tenaga listrik.
d. RPH babi harus ada persediaan air panas.

Metode :
Amati dan kemudian jelaskan kondisi sarana RPH lokasi praktikum berdasarkan
persyaratan sarananya !

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 72


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 22

1.2.2. Persyaratan Sarana RPH

Hasil Pengamatan :
Gambar lay out sarana RPH dan penjelasan kondisinya di lokasi praktikum
berdasarkan persyaratan sarananya !

Keterangan Gambar :

Kondisi sarana RPH di lokasi praktikum :


a. Kondisi jalan : (baik / sedang / rusak) *)
b. Sumber air berupa : (air sumur / PDAM / lainnya : ..................................) *)
c. Tempat penampungan air : (tandon / bak) *), ukuran :
d. Kondisi tempat penampungan air : (baik / sedang / rusak) *)
e. Sumber tenaga listrik : (listrik PLN / genset / pembangkit listrik lokal) * )
f. Bak air panas pada RPH babi : (ada / tidak) *)
g. Bahan dan ukuran bak air panas :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 73


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 22 (lanjutan)

Pembahasan :

Sarana RPH harus memenuhi persyaratan kelengkapan dan kelayakan, sebagaimana


pendapat

dan ditambahkan oleh pendapat


yang menyebutkan bahwa

Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka sarana RPH di lokasi praktikum sudah
(memenuhi / tidak) *) syarat kelengkapan dan kelayakan sarana RPH, dikarenakan

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 74


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 22 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 75


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN Pengantar

6.2.3. Persyaratan Bangunan dan Tata Letak RPH

Persyaratan selanjutnya yang harus dipenuhi oleh bangunan RPH sesuai


dengan ketentuan pemerintah adalah persyaratan bangunan dan tata letaknya
didalam area RPH. Pada persyaratan bangunan dan tata letaknya ini mendeskripsikan
bahwa sebuah bangunan RPH terdiri dari beberapa bangunan yang tergabung dalam
sebuah area (komplek) bangunan RPH. Persyaratan bangunan dan tata letaknya
menunjukkan bahwa komplek bangunan RPH terdiri dari :
a. Bangunan Utama
b. Kandang Penampung dan istirahat hewan
c. Kandang isolasi
d. Kantor
e. Sarana penanganan limbah
f. Gardu listrik
g. Pintu masuk hewan dan pintu keluar daging
Bangunan dalam komplek RPH terpisah dalam bangunan sendiri-sendiri yang
dipisahkan dan dihubungkan dengan sarana jalan sebagaimana telah dijelaskan pada
sub bagian sebelum ini. Pengecualian terjadi pada RPH yang tidak hanya digunakan
untuk pemotongan 1 (satu) jenis hewan ternak saja, dimana masing-masing RPH
untuk pemotongan jenis hewan ternak yang berlainan harus memiliki komplek
bangunan sebagaimana diatas dan dipisahkan oleh pagar yang cukup representatif
antar RPH untuk jenis hewan ternak yang berlainan, meskipun dalam suatu komplek
bangunan yang sama.
Pada bangunan utama RPH, dapat dipisahkan lagi oleh beberapa ruangan yang
terdiri dari : daerah bersih, daerah kotor, ruang pelengkap dan sistem saluran
pembuangan limbah. Pembahasan lebih detail untuk masalah ini akan dibahas pada
lembar kerja 24 sampai dengan lembar kerja 27.

Metode :
Amati dan kemudian jelaskan kompleks bangunan dan tata letaknya termasuk RPH
babi yang ada di lokasi praktikum serta gambarkan lay outnya !

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 76


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 23

1.2.3. Persyaratan Bangunan dan Tata Letak RPH

Hasil Pengamatan :
Gambar lay bangunan RPH dan penjelasan kondisinya di lokasi praktikum berdasarkan
persyaratan sarananya !
RPH SAPI RPH BABI

Keterangan Gambar :
RPH SAPI RPH BABI

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 77


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 23 (lanjutan)

Pembahasan :

Bangunan dan tata letak RPH harus memenuhi persyaratan kelengkapan dan
kelayakan, sebagaimana pendapat

dan ditambahkan oleh pendapat


yang menyebutkan bahwa

Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka bangunan RPH di lokasi praktikum dan
tata letaknya sudah (memenuhi / tidak) *) syarat kelengkapan dan kelayakan
Bangunan dan tata letak RPH, dikarenakan

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 78


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 23 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 79


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 24

6.2.3.1. Daerah Bersih

a. Tempat penimbangan karkas.


b. Tempat keluar Karkas.

Metode :
Amati dan kemudian jelaskan fungsi dan deskripsikan masing – masing point diatas
berdasarkan kondisi di lokasi serta gambarkan lay out daerah bersih pada bangunan
utama !

Hasil Pengamatan :
No. RPH Sapi RPH Babi
a.

b.

c. Gambar Lay Out Gambar Lay Out

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 80


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 24 (lanjutan)

Pembahasan :

Bangunan utama RPH harus memenuhi persyaratan kelengkapan dan kelayakan


daerah bersih, sebagaimana pendapat

dan ditambahkan oleh pendapat


yang menyebutkan bahwa

Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka daerah bersih di bangunan utama


RPH di lokasi praktikum sudah (memenuhi / tidak) *) syarat kelengkapan dan
kelayakan, dikarenakan

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 81


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 24 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 82


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VII PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 25

6.2.3.2. Daerah Kotor :


a. Tempat pemingsanan, tempat pemotongan, dan tempat pengeluaran darah.
b. Tempat penyelesaian proses penyembelihan (pemisahan kepala, keempat kaki,
pengulitan, pengeluaran alat – alat viseral, alat pencernaan).
c. Ruang untuk alat viseral dan pencernaan (jerohan).
d. Ruang untuk kulit.
e. Ruang untuk kepala dan kaki.
f. Tempat pemeriksaan post mortem.
g. Dinding dan lantai.
h. Bangunan utama harus dilengkapi dengan sistem rel (Railing System) dan alat
penggantung karkas yang didesaian khusus dan disesuaikan dengan alur proses
untuk mempermudah proses pemotongan dan menjaga agr karkas tidak
menyentuh lantai dan dinding.

Metode :
Amati dan kemudian deskripsikan masing–masing point diatas berdasarkan kondisi di
lokasi serta gambarkan lay out daerah kotor pada bangunan utama !

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 83


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VII PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 25 (lanjutan)

6.2.3.2. Daerah Kotor :

Hasil Pengamatan :

RPH Sapi RPH Babi


Gambar Lay Out Gambar Lay Out

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 84


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VII PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 25 (lanjutan)

Penjelasan gambar lay out diatas :


No. RPH Sapi RPH Babi
a.

b.

c.

d.

e.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 85


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VII PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 25 (lanjutan)

(Lanjutan) penjelasan gambar lay out diatas :


No. RPH Sapi RPH Babi
f.

g.

H.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 86


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 25 (lanjutan)

Pembahasan :

Bangunan utama RPH harus memenuhi persyaratan kelengkapan dan kelayakan


daerah kotor, sebagaimana pendapat

dan ditambahkan oleh pendapat


yang menyebutkan bahwa

Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka daerah kotor pada bangunan utama
RPH di lokasi praktikum sudah (memenuhi / tidak) *) syarat kelengkapan dan
kelayakan, dikarenakan

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 87


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 25 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 88


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VII PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 26

6.2.3.3.Ruang Pelengkap RPH dilengkapi :


a. Ruang Pendingin (Chilling Room) atau Ruang pelayuan.
b. Ruang Pembeku.
c. Ruang pembagian karkas (meat cutting room) dan pengemasan.
d. Laboratorium.

Metode :
Amati dan kemudian jelaskan fungsi masing – masing point diatas berdasarkan
literatur dan kondisi di lokasi !

Hasil Pengamatan :
No. RPH Sapi RPH Babi

a.

b.

c.

d.

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 89


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 26 (lanjutan)

Pembahasan :

Bangunan utama RPH harus memenuhi persyaratan kelengkapan dan kelayakan


Ruang pelengkap, sebagaimana pendapat

dan ditambahkan oleh pendapat


yang menyebutkan bahwa

Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka ruang pelengkap pada bangunan utama
RPH di lokasi praktikum sudah (memenuhi / tidak) *) syarat kelengkapan dan
kelayakan, dikarenakan

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 90


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 26 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 91


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VII PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 27

6.2.3.4.Sistem Saluran Pembuangan Limbah

Metode :
Amati dan kemudian gambar layout Sistem Saluran Pembuangan Limbah cair dan
padat pada komplek RPH sesuai kondisi di lokasi !

Hasil Pengamatan :
RPH Sapi RPH Babi

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 92


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 27 (lanjutan)

Pembahasan :

Bangunan utama RPH harus memenuhi persyaratan kelengkapan dan kelayakan


Saluran pembuangan limbah, sebagaimana pendapat

dan ditambahkan oleh pendapat


yang menyebutkan bahwa

Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka saluran pembuangan limbah pada


bangunan utama RPH di lokasi praktikum sudah (memenuhi / tidak) *) syarat
kelengkapan dan kelayakan, dikarenakan

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 93


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 27 (lanjutan)

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 94


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN Pengantar

6.2.4. Persyaratan Hewan yang akan Dipotong

Pada persyaratan bagi RPH tidak hanya persyaratan teknis dan fisik bangunan
saja, namun juga persyaratan yang menyangkut prosedur pemotongan hewan. Hal ini
sesuai dengan tujuan keberadaan RPH sebagai tempat untuk kontrol pemotongan
hewan agar dapat dijamin kualitas, kesehatan dan kehalalan daging bagi konsumen.
Persyaratan terakhir yang akan dibahas ini, menyangkut persyaratan teknis
terhadap prosedur hewan yang akan dipotong. Persyaratan tersebut terdiri dari :
a. Breed yang akan dipotong (ditulis sesuai dengan yang saudara amati).
b. Jenis kelamin.
c. Umur (rata – rata pemotongan),
d. Judging
e. Pemeriksaan ante mortem/ syarat – syarat lolos potong.
f. Prosedur pemotongan
g. Pemeriksaan post mortem/ syarat – syarat pemeriksaan daging layak edar.
Persyaratan tersebut diatas berlaku untuk semua hewan yang akan dipotong di
RPH. Pada pelaksanaan praktikum nantinya akan dilakukan pada 2 (dua) pengamatan
terhadap RPH untuk ternak sapi dan RPH untuk ternak babi. Hal ini dimaksudkan
untuk dapat mengetahui detail prosedur yang berbeda pada RPH yang melaksanakan
pemotongan ternak yang berbeda pula.

Metode :
Amati dan diskusikan dengan petugas serta kemudian jelaskan persyaratan hewan
yang akan dipotong termasuk RPH babi yang ada di lokasi praktikum !

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 95


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 28

6.2.4.1. Persyaratan Ternak Sapi yang akan Dipotong

Hasil Pengamatan :
a. Breed dan jumlah yang dipotong

JUMLAH
BREED
(ekor)

b. Jenis kelamin (jumlah dan persentase)

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)



c. Umur (jumlah dan persentase)

PI Jumlah Persentase (%)


PI0
PI2
PI4
PI6
PI8

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 96


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 28 (lanjutan)

d. Judging

Kartu Penilaian Sapi Potong Hasil Penggemukan


Rumpun : Bali / Ongole / Madura / Brahman / Brangus / …………………………………..

1. Kualitatif (x 0,4)

Nilai Skor Jumlah Nilai


Item Penilaian
(A) (B) (A x B)
1 Konformasi (bentuk/potongan) (10) 3
2 Tubuh bagian belakang (10) 4
3 Tubuh bagian depan (10) 2
4 Lemak bawah kulit (10) 1
TOTAL (C) 10
NILAI KUALITATIF (C x 0,4)

2. Kuantitatif (x 0,6)

Nilai Skor Jumlah Nilai


Item Penilaian
(A) (B) (A x B)
A Berat Badan : kg (10) ………. 5
B Umur : thn (10) ………. 3
C PBB : kg/hr (10) ………. 2
TOTAL (C) 10
NILAI KUANTITATIF (C x 0,6)

Nilai akhir merupakan nilai kumulatif dari point 1 dan 2 dengan jumlah nilai :
…………………………………………………………………………………

e. Pemeriksaan ante mortem


Pemeriksaan ante mortem yang dilakukan di lokasi praktikum adalah

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 97


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 28 (lanjutan)

f. Prosedur pemotongan
Prosedur pemotongan yang dilakukan di lokasi praktikum meliputi :

g. Pemeriksaan post mortem


Pemeriksaan post mortem yang dilakukan di lokasi praktikum adalah

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 98


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 28 (lanjutan)


Pembahasan :
a. Breed dan jumlah yang dipotong
Breed (bangsa) sapi yang paling banyak dipotong adalah
dengan jumlah :
Hal ini menunjukkan bahwa bangsa sapi ini
Berdasarkan pendapat
Hal tersebut dikarenakan bangsa sapi ini

b. Jenis kelamin (jumlah dan persentase)


Jenis kelamin sapi yang paling banyak dipotong di lokasi praktikum :
dengan jumlah : Atau dengan persentase :
Hal ini menurut pernyataan
dinyatakan bahwa

c. Umur (jumlah dan persentase)


Umur sapi yang paling banyak dipotong di lokasi praktikum :
dengan jumlah : Atau dengan persentase :
Hal ini menurut pernyataan
dinyatakan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 99


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 28 (lanjutan)


d. Judging
Berdasarkan data hasil pengamatan diatas, maka dapat diketahui bahwa penilaian
untuk sifat kualitatif sampel sapi praktikum adalah sebesar
sedang untuk sifat kuntitatif-nya adalah sebesar
Penilaian tersebut menurut pendapat
dinyatakan bahwa

e. Pemeriksaan ante mortem


Pemeriksaan ante mortem yang dilakukan di lokasi praktikum, meliputi :

Hal ini (sesuai / tidak sesuai) *) dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

f. Pemotongan
Prosedur pemotongan yang dilakukan di lokasi praktikum, meliputi :

Hal ini (sesuai / tidak sesuai) *) dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 100


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 28 (lanjutan)

g. Pemeriksaan post mortem


Pemeriksaan post mortem yang dilakukan di lokasi praktikum, meliputi :

Hal ini (sesuai / tidak sesuai) *) dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa di lokasi RPH ini

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 101


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 28 (lanjutan)

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 102


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 29

6.2.4.2. Persyaratan Ternak Babi yang akan Dipotong

Hasil Pengamatan :
a. Breed dan jumlah yang dipotong

JUMLAH
BREED
(ekor)

b. Jenis kelamin (jumlah dan persentase)

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)


c. Umur (jumlah dan persentase)

PI Jumlah Persentase (%)

PI0
PI2
PI4
PI6
PI8

d. Pemeriksaan ante mortem


Pemeriksaan ante mortem yang dilakukan di lokasi praktikum adalah

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 103


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 29 (lanjutan)

e. Prosedur pemotongan
Prosedur pemotongan yang dilakukan di lokasi praktikum meliputi :

f. Pemeriksaan post mortem


Pemeriksaan post mortem yang dilakukan di lokasi praktikum adalah

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 104


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 29 (lanjutan)

Pembahasan :
a. Breed dan jumlah yang dipotong
Breed (bangsa) babi yang paling banyak dipotong adalah
dengan jumlah :
Hal ini menunjukkan bahwa bangsa babi ini
Berdasarkan pendapat
Hal tersebut dikarenakan bangsa babi ini

b. Jenis kelamin (jumlah dan persentase)


Jenis kelamin babi yang paling banyak dipotong di lokasi praktikum :
dengan jumlah : atau dengan persentase :
Hal ini menurut pernyataan
dinyatakan bahwa

c. Umur (jumlah dan persentase)


Umur babi yang paling banyak dipotong di lokasi praktikum :
dengan jumlah : Atau dengan persentase :
Hal ini menurut pernyataan
dinyatakan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 105


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 29 (lanjutan)

d. Pemeriksaan ante mortem


Pemeriksaan ante mortem yang dilakukan di lokasi praktikum, meliputi :

Hal ini (sesuai / tidak sesuai) *) dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

e. Pemotongan
Prosedur pemotongan yang dilakukan di lokasi praktikum, meliputi :

Hal ini (sesuai / tidak sesuai) *) dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

f. Pemeriksaan post mortem


Pemeriksaan post mortem yang dilakukan di lokasi praktikum, meliputi :

Hal ini (sesuai / tidak sesuai) *) dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 106


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 29 (lanjutan)


Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa di lokasi RPH ini

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 107


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII Pengantar
(KAMBING DAN DOMBA)

Cara pemotongan (Kambing Dan Domba) sangat penting diperhatikan, karena


teknik pemotongan yang benar sangat besar pengaruhnya terhadap hasil akhir, baik
kualitas daging maupun terhadap kesehatan konsumen atau kerusakan kulit. Syarat-
syarat hewan sebelum dipotong antara lain ternak harus sehat, kondisi ternak baik,
dipuasakan minimal selama 12 jam dan prosedur pemotongan harus benar.
Prosedur pemotongan yang benar terdiri dari beberapa urutan, yaitu :
(1) Bleeding, merupakan pengeluaran darah sebanyak-banyaknya dari dalam
tubuh. Bleeding dilakukan dengan memotong vena jugularis dan arteri aortis
serta memotong 2 saluran, yaitu saluran pencernaan dan saluran pernafasan.
(1) Skinning, merupakan proses pengulitan, yaitu memisahkan kulit dari tubuh.
Dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak karkas. Batas penyayatan kulit
adalah sampai lemak subcutan terpisah dari tubuh
(2) Eviserasi, merupakan proses pengeluaran organ viseral (organ-organ dalam
tubuh), yang terdiri dari : organ pencernaan, organ pernafasan, dan organ
reproduksi. Ginjal dan lemak yang membujur dari pembungkus ginjal, dibawah
pelvik sampai pembungkus jantung diusahakan tertinggal (tidak ikut
dikeluarkan)
(3) Wholesale cut, merupakan proses pembagian karkas berdasarkan potongan
wholesale, yaitu karkas dipotong menjadi 4 bagian : Forequarter (left & right)
dan Hindquarter (left & right). Dipotong antara tulang rusuk 12-13
Grading Yield, merupakan penentuan kualitas karkas. Dilakukan dengan menghitung
yield grade & mengamati luas REA (Rib Eye Area). Selain itu, juga dilakukan dengan
menghitung persentase karkas dan imbangan daging dengan tulang (meat bone ratio)
yang dihitung dengan rumus :

Persentase Karkas = Bobot Karkas


X 100%
Bobot Hidup

Persentase Daging = Bobot Daging


X 100%
Bobot Karkas

Persentase Tulang = Bobot Tulang


X 100%
Bobot Karkas

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 108


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII Pengantar
(KAMBING DAN DOMBA)
Metode :
a. Lakukan pembelian ternak kambing (2 ekor) dan ternak domba (2 ekor) sesuau
dengan ketentuan yang telah diberikan oleh asisten
b. Amati Umur berdasarkan metode gigi
c. Amati fisiologi ternak (temperatur tubuh, denyut jantung)
d. Lakukan judging pada 1 ekor sapi yang berada di kandang karantina
e. Timbang bobot badan ternak dan potong ternak (Kambing dan Domba) sesuai
petunjuk asisten
f. Lakukan pemotongan ternak dengan metode Islami sesuai petunjuk asisten
g. Gambar organ dalam dan karkas yang tergantung
h. Timbang karkas dan non karkas (edible offal dan inedible offal serta lakukan
deboning)
i. Hitung Yield Grade, Persentase Karkas dan Meat Bone Ratio
 Rumus :

Yield Grade = 1,6 + (0,66 x ketebalan lemak) + (0,25 x % lemak ginjal dan pelvic)
– (0,05 x skor konformasi paha)

Catatan :  satuan ketebalan lemak = inchi


 Ketebalan lemak adalah ketebalan lemak punggung,
dihitung dengan :
KLP = (X + Y)/2
X = panjang garis (sumbu X) dari titik tegak lurus
(sebelum garis lengkung pada lemak punggung (REA)
Y = panjang garis (sumbu Y) dari titik tegak lurus
 menghitung % lemak ginjal dan pelvik digunakan satuan lbs,
dengan rumus :
LKPH = (berat lemak KPH/berat karkas) x 100%
 skor konformasi paha : 1 – 10
(ditentukan berdasarkan ukuran paha)

 REA : Rib Eye Area (Dihitung dengan menggunakan kertas grafik !)


Pedoman skala :
1 kotak penuh = 1
½ kotak lebih = 1
½ kotak = 1/2
kurang dari ½ = 0

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 109


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30
(KAMBING DAN DOMBA)
Hasil Pengamatan :
a.(1) Ciri-ciri Breed (fenotipe) : Kambing
No Fenotipe Karakteristik
a. Putih f. abu-abu
b. Coklat g. belang 2 warna
1 Warna rambut dominan c. Hitam h. belang 3 warna
d. Merah i. spotted / bercak
e. Kombinasi
a. Cembung/melengkung/convek
2 Bentuk muka (Profil muka) b. Cekung
c. Datar/lurus
a. Tegak spt daun bambu
3 Bentuk telinga b. Terkulai spt daun nangka
c. Terkulai lebar
a. Panjang
4 Panjang telinga
b. Pendek
a. Lebat
5 Rambut dahi b. Tidak lebat
c. Tidak ada
a. Lebat
6 Rambut punggung b.Tidak lebat
c. Tidak ada
a. Lebat
7 Rambut paha dan leher
belakang b. Tidak lebat
c. Tidak ada
a. Cekung d. melengkung
8 Garis punggung b. Lurus (cekung)
c. Meninggi
a. Mengarah ke atas dan sedikit membelok ke
9 Bentuk ekor
depan(normal)
b. lain – lain
a.Mengarah ke belakang membentuk 1/4
Lingkaran.
b.Pendek mengarah ke belakang dengan
ujungnya sedikit membelok ke arah samping
10 Bentuk Tanduk c.Mengarah lurus ke atas, keduanya
membentuk huruf V
d. Mengarah ke belakang dengan ujungnya
sedikit membelok kearah samping
e. Tidak bertanduk
a. Normal 2 buah testis dan simetris
11 Bentuk Scrotum Jantan
b. Tidak normal / sanglir (1 buah tetis)
a. normal (2 buah puting yang sama)
12 Jumlah puting susu betina
b. Tidak normal

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 110


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30 (lanjutan)
(KAMBING DAN DOMBA)
(2) Ciri-ciri Breed (fenotipe) : Domba

No Fenotipe Karakteristik
a. Putih mulus
b. Putih dengan muka hitam
1 Warna bulu dominan c. Putih dengan lingkar mata hitam
d. spotted/ bercak
a. Bertanduk
2 Tanduk
b. Tidak bertanduk
a. Tegak
3 Telinga
b. Kesamping
a. Seluruh badan tertutup wool sampai ke muka
4 Wool
b. Seluruh badan tertututp wool
a. kasar c. kaku
5 Kualitas wool
b. sedang
a. Tipis
6 Ekor
b. Gemuk
a. Normal 2 buah testis dan simetris
7 Wool
b. tidak normal sanglir atau 1 buah testis
a. Normal 2 buah testis dan simetris
8 Bentuk Scrotum Jantan
b. Tidak normal / sanglir (1 buah tetis)
a. normal 2 buah puting yang sama
9 Jumlah puting susu betina b. tidak normal

b.Pendugaan Umur dan Foto Susunan Gigi


Foto :
Jumlah PI =

Diduga umur :

c. Status Fisiologis
No. Kondisi Fisiologis Skala
0
(1) Temperatur Tubuh C
(2) Denyut Jantung /menit
(3) Respiration Rate /menit
(4) Bobot Hidup Kg

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 111


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30 (lanjutan)
(KAMBING DAN DOMBA)

d. Cara Pemotongan Ternak

Cara pemotongan yang dilakukan adalah

e. Karkas dan non karkas


1. External Offal
External offal Weight (kg)
Heat
Hide
Foot
Tail
Total

2. Internal Organ
Internal offal Weight (kg)
Blood
Lung and trachea
Heart
Liver
Spleen
Genetalia
Uterus
Udder
Diaphragma
Total

Berat total non karkas (external + internal) =

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 112


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30 (lanjutan)
(KAMBING DAN DOMBA)

3. Digestive Tract Components


 Stomach (foto profil)
Rumen Reticulum

Omasum Abomasum

 Contents of Digestive Tract Components


Item Full (kg) Empty (kg) Contents (kg)
Oesophagus
Rumen
Reticulum
Omasum
Abomasum
Small intestine
Large intestine
Total

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 113


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30 (lanjutan)
(KAMBING DAN DOMBA)

3. Carcass:
a. Komposisi berat karkas kiri dan kanan
Item Left side (kg) Right side (kg) Total (kg)
Bone
Meat
Fat
Total

b. Komposisi Persentase Karkas, Daging dan Tulang


Item Left side (%) Right side (%) Total (%)
Carcass
Bone
Meat

c. Meat Bone Ratio =

g. Per hitungan Yield Grade dan REA


Yield Grade :

Gambar REA :

Perhitungan Luas REA :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 114


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30 (lanjutan)
(KAMBING DAN DOMBA)

Pembahasan :
a. Breed (bangsa) yang dipotong :
Breed (bangsa) (kambing / domba) yang dipotong adalah
yang ditunjukkan dengan ciri khasnya

Berdasarkan pendapat
Ciri khas (kambing / domba) adalah

b. Umur
Umur (kambing / domba) yang dipotong adalah
ditunjukkan dengan jumlah Permanent Incicivi (PI) Hal ini sesuai
dengan pendapat
Yang menyatakan

c. Status Fisiologis
Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui kondisi fisiologis (kambing /
domba) sebelum dipotong adalah
Hal ini sesuai dengan pendapat
Yang menyatakan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 115


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30 (lanjutan)
(KAMBING DAN DOMBA)

d. Pemotongan
Prosedur pemotongan yang dilakukan di lokasi praktikum, meliputi :

Hal ini (sesuai / tidak sesuai) *) dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

e. Karkas dan non karkas


Data diatas menunjukkan bahwa bobot total external offal dan internal organ
secara berurutan adalah Sedang bobot total
non karkas adalah Hal ini menunjukkan bahwa

Berdasarkan pernyataan
disebutkan bahwa

Data penimbangan terhadap rumen lengkap dan setelah dipisahkan isinya,


mendeskripsikan

Sebagaimana pendapat
yang menyatakan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 116


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30 (lanjutan)
(KAMBING DAN DOMBA)

(Lanjutan)
Berdasarkan foto penampang rumen setelah dipisahkan, dapat diketahui bahwa

Hal ini sesuai dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

Berdasarkan penimbangan bobot daging, lemak dan tulang dapat diketahui bahwa
Bobot karkas total adalah atau setara dengan persentase karkas
sebesar Dengan imbangan (ratio) daging dan tulang sebesar
Kondisi ini menunjukkan bahwa karkas hasil pemotongan

Hal ini sesuai dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

f. Perhitungan Yield Grade dan REA


Hasil perhitungan Yield Grade dan luas REA menunjukkan hasil secara berurutan
adalah Hal ini menunjukkan bahwa

Hal ini (sesuai / tidak sesuai) *) dengan pendapat


yang menyatakan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 117


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30 (lanjutan)
(KAMBING DAN DOMBA)

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 118


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

PEMOTONGAN TERNAK
Materi VII LK 30 (lanjutan)
(KAMBING DAN DOMBA)

Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)

Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK

Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 119


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi IX LAMPIRAN LK 31

Gambar Tractus Digestivus : Gambar Organa Accessory :

Gambar Tractus Respiratory : Gambar Tractus Genetaly :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 120


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi IX LAMPIRAN LK 31 (lanjutan)

TUGAS ! (Studi Literatur)


Isilah pengertian istilah ternak potong berikut ini !
1. Chest Girth :

2. Veal :

3. Prime :

4. Buck :

5. Stunner :

6. Hip :

7. Chilling Room :

8. Coutizer :

9. Deboning :

10. Yearling Weight :

11. Head Index :

12. Incicivi :

13. Hind Quarter :

14. Marbling :

15. Inedible Offale :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 121


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi IX LAMPIRAN LK 31 (lanjutan)

REPRODUKSI TERNAK POTONG

A. Sapi

Pengenalan sifat reproduksi (melalui studi Literatur) untuk ternak Sapi


(minimal 2 pustaka jurnal dan artikel ilmiah dari Internet tahun 2007 – 2010).
Sifat – sifat tersebut diantaranya :

......................... .........................
NO. SIFAT REPRODUKSI
(Pustaka 1) (Pustaka 2)
1. Bobot Lahir
2. Umur Sapih
3. Berat Sapih
4. Lama Heat
5. Umur Kawin I
6. Pubertas
7. Siklus Estrus
8. Lama Bunting
9. Interval Kelahiran
10. Frekuensi Kelahiran
per tahun

Daftar Pustaka :

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 122


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi IX LAMPIRAN LK 31 (lanjutan)

B. Kambing

Pengenalan sifat reproduksi (melalui studi Literatur) untuk ternak Kambing


(minimal 2 pustaka jurnal dan artikel ilmiah dari Internet tahun 2007 – 2010).
Sifat – sifat tersebut diantaranya :

............................. ............................
NO. SIFAT REPRODUKSI
(Pustaka 1) (Pustaka 2)
1. Bobot Lahir
2. Umur Sapih
3. Berat Sapih
4. Lama Heat
5. Umur Kawin I
6. Pubertas
7. Siklus Estrus
8. Lama Bunting
9. Interval Kelahiran
10. Frekuensi Kelahiran per tahun

Daftar Pustaka

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 123


|
Buku Penuntun dan Laporan Praktikum Kode MK
Ilmu Produksi Ternak Potong PEP 4005
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Gsl / 10-11

Materi IX LAMPIRAN LK 31 (lanjutan)


C. Domba
Pengenalan sifat reproduksi (melalui studi Literatur) untuk ternak Domba
(minimal 2 pustaka jurnal dan artikel ilmiah dari Internet tahun 2007 – 2010).
Sifat – sifat tersebut diantaranya :

............................. ............................
NO. SIFAT REPRODUKSI
(Pustaka 1) (Pustaka 2)
1. Bobot Lahir
2. Umur Sapih
3. Berat Sapih
4. Lama Heat
5. Umur Kawin I
6. Pubertas
7. Siklus Estrus
8. Lama Bunting
9. Interval Kelahiran
10. Frekuensi Kelahiran per tahun

Daftar Pustaka

Laboratorium Ternak Potong – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 124


|

Anda mungkin juga menyukai