Anda di halaman 1dari 1

Annisa Latifah

Lahir di Bandung, 19 Mei 2000. Anak pertama dari 3 bersaudara. Adik saya yang pertama bernama
Muhammad Rayhan Furqaan lahir di Bandung, 30 Juni 2004. Adik saya yang kedua bernama
Muhammad Yusuf Abdullah lahir di Bandung, 2 November 2010. Ayah saya bernama Welzendri dan
ibu saya bernama Desiwati. Kedua orang tua saya berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau
memang sudah lama merantau di Bandung sampai akhirnya saya dan adik-adik saya lahir. Kami
tinggal di Jl. Sukabumi dalam Gg.Mercedes No. 186.

Saat saya kecil, sekitar umur 4 – 5 tahun, setiap minggu saya diajak jalan-jalan, terutama naik kuda.
Saat kecl saya memang suka naik kuda. Mungkin karena kakek saya dulunya punya usaha delman di
kampong. Kemudian menginjak umur 6 tahun saya memasuki sekolah dasar. Sebelum itu saya
sekolah Tk di TK Mujahidin Bandung. Ketika SD saya pernah di-bully beberapa kali. Karena rambut
saya yang kriting, saya sering diejek kalau rambut saya seperti mie instant, ada juga yang bilang
seperti orang papua. Awalnya saya merasa sedih, tapi lama-kelamaan sudah terbiasa, jadi saya
bersikap tidak peduli saat diejek. Tetapi saya masih memiliki teman yang baik, dan saat sekolahpun
saya sering masuk 5 besar di kelas. Saat SD saya juga punya prestasi dibidang olahraga yaitu bola
volley. SD saya lokasinya dekat dari rumah, namanya SD Kacapiring.

Kemudian SMP di Kartika Siliwangi Bandung. Di SMP saya punya sahabat yang suka ranking 1 di
kelas, namanya Desi. Desi orangnya baik, ramah, sopan dan suka membantu orang lain. Kami berdua
banyak disukai guru-guru karena berprestasi di bidang akademik. Saat SMP saya mengikuti
ekstrakulikuler PMR, sejak itu saya mulai menyukai kesehatan. Tapi sayangnya PMR di SMP saya
kurang aktif, jadi saya tidak punya prestasi kesehatan melalui eskul PMR. 3 tahun di SMP selesai,
saya melanjutkan ke SMK, tepatnya SMK Negeri 3 Bandung. Alasan saya memilih SMK supaya
setelah lulus sekolah bisa langsung berkerja. Awalnya saya memilih jurusan Akuntasi, tapi ternyata
tidak diterima. Akhirnya masuk ke jurusan Administrasi Perkantoran.

Banyak sekali cerita selama saya di SMK. Dengan masuk di kelas yang 39 orang adalah perempuan
dan ada 1 orang laki-laki. Kami semua sekelas selama 3 tahun. Dengan berbagai macam karakter dan
sifat, kami bersama-sama dan bagi saya rasa kebersamaan itu sudah seperti keluarga sendiri. Rasa
yang tidak akan pernah saya dapatkan dimanapun. Benar-benar penuh warna, bahagia, sedih,
kecewa, semangat, canda tawanya, benar-benar tak tergantikan. Kelas saya in sering dibilang kelas
unggulan. Karena di bidang akademik kelas saya sering unggul dibandingkan dengan kelas lain.
Sehingga guru-guru memiliki ekspetasi yang tinggi terhadap kelas kami. Sekalinya prestasi kami
menurun, guru-guru langsung kecewa kepada kami. Menghabiskan waktu seharian di sekolah
dengan berbagai macam tugas yang begitu banyak, ternyata setelah lulus ini, hal itu yang saya
rindukan. Ketika ada ulangan semua anak-anak di kelas tiba-tiba amnesia mendadak. Ketika ada
masalah pasti banyak perdebatan untuk menyelesaikannya, dan masih banyak lagi kenangan yang
begitu banyak dan tidak bisa saya ceritakan satu-persatu. Sampai akhirnya kami semua lulus
bersama dengan jumlah siswa yang tidak bertambah dan tidak berkurang.

Kini saya kuliah di Politeknik Piksi Ganesha Bandung. Sedang menjalani semester kedua. Berada di
kelas taruna dengan jumlah siswa hanya 10 orang, membuat saya agak sedikit aneh. Tapi tetap saya
jalani saja. Bersyukur karena teman-teman kelas saya baik-baik, dan masing-masing dari kami
memiliki hobi dan bakat yang berbeda-beda. Hal itu yang sebenarnya membuat menarik. Kami
sempat cemas karena ada isu kalau setelah lulus kami tidak akan mendapatkan STR (Surat Tanda
Registrasi). Tapi pada nyatanya ada sisi positifnya, dimana kami juga mengikuti jurusan manajemen
rumah sakit, maka peluang kerja kami setelah lulus menjadi lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai