Anda di halaman 1dari 2

Pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan bersifat

semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban
seluruh warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri untuk mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Semesta
sendiri dapat diartikan pelibatan seluruh warga negara dan segenap sumber daya nasional,
sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan
yang utuh dan menyeluruh.

Hal tersebut diatur dalam konstitusi negara Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dalam Amandemen Keempat :
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
2. Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.

Dalam penyelengaraannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan


Negara mengatur hal tersebut dalam Pasal 6 : Pertahanan negara diselenggarakan melalui
usaha membangun dan membina kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa,
serta menanggulangi setiap ancaman.

Sistem pertahanan negara melibatkan seluruh komponen pertahanan negara, yang


terdiri atas komponen utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung. Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diselenggarakan melalui
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai
prajurit Tentara Nasional Indonesia, dan pengabdian sesuai dengan profesi.

Pada dasarnya, pemuda dalam hal ini dapat menjadi bagian manapun sesuai dengan
kemampuannya. Dapat dengan cara menjadi komponen utama melalui wajib militer,
komponen cadangan, maupun komponen pendukung. Lebih khususnya lagi, dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan diatur mengenai peran, tanggung jawab
dan hak pemuda. Hal ini tercantum dalam Pasal 16: Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan
moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.

Pelajar, siswa dan mahasiswa sebagai agen perubahan dapat kita lihat pada era
reformasi tahun 1998, para pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai gerakan
ekstra parlementer dan organisasi kampus (intra dan ekstra) mampu memaksa pemerintah
untuk menyerahkan kekuasaannya kepada rakyat. Pada masa itu, para pemuda dan
mahasiswa berhasil menggulingkan pemerintah yang tak sesuai lagi dengan khitahnya
sebagai pelayan rakya.

Peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional
di masa depan harus memiliki, menjiwai, dan menghayati wawasan kebangsaan. Penjiwaan
dan penghayatan itu harus diwujudkan

Pertama, memelihara, menjaga, dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kedua, melestarikan dan mengamalkan budaya Indonesia. Budaya Indonesia ialah puncak-
puncak budaya yang ada di berbagai suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke,
dari pulau Miangat sampai ke pula Rote. Pentingnya budaya Indonesia adalah akan menjadi
modal dasar dan spirit untuk membangun Indonesia yang maju dalam hidup berbangsa dan
bernegara.

Ketiga, menjaga, merawat dan mempertahankan kesatuan wilayah Indonesia. Wilayah


Indonesia tidak hanya di darat, tetapi juga dilaut dan udara. Untuk bisa memelihara, menjaga
dan mempertahankan kesatuan wilayah Indonesia, maka para pelajar, siswa dan mahasiswa
harus siap siaga membela dan mempertahankan wilayah Indonesia. Untuk bisa melakukan hal
itu, maka wajib bela negara harus dimasyarakatkan dan dibudayakan.

Keempat, kesatuan ekonomi. Masalah ini tidak mudah karena diakui atau tidak penjajahan
ekonomi masih berlangsung. Pada hal untuk bisa menjaga, memelihara, mengamankan dan
mewujudkan kesatuan ekonomi memerlukan kemauan dan keberanian. Ini tidak mudah,
tetapi harus dilakukan karena bangsa yang lemah kesatuan ekonominya, akan mudah
diombang-ambingkan oleh kepentingan kekuatan global.

Kelima, mewujudkan ketahanan, pertahanan dan keamanan (Hankam) bangsa Indonesia. Para
pelajar, siswa dan mahasiswa, bisa berperan misalnya menjadi siswa akademi angkatan darat,
udara dan laut.

Kesimpulan

Pelajar, siswa dan mahasiswa harus terus-menerus meningkatkan kualitas iman dan takwa,
dan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Peningkatan kualitas SDM kaum muda, amat diperlukan karena perubahan waktu, tempat dan
zaman, akan semakin menciptakan kompetisi antar keluarga, antar warga, se kampung, se
desa/lurah, se kecamatan, se kota, dan seterusnya antar negara.

Oleh karena itu, peningkatan kesadaran, pengabdian dan partisipasi pelajar, siswa dan
mahasiswa sangat diperlukan untuk bisa menjaga, memelihara, dan mempertahankan
Indonesia sebagai kesatuan bangsa, kesatuan budaya, kesatuan wilayah, kesatuan ekonomi
dan pertahanan keamanan.

Anda mungkin juga menyukai