Anda di halaman 1dari 5

KREASI MENULIS KARYA SASTRA PUISI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Keterampilan Berbahasa


dan Bersastra Indonesia

Dosen Pengampu :

Dr. Mukh. Doyin, M.Si.

Prof. Dr. Ida Zulaeha, M. Hum

Oleh :
DIAN NURANI AZMI

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

.
1. Kreasi Menulis Puisi

Menulis puisi merupakan salah satu bentuk kegiatan kreasi yang dilakukan oleh
manusia selama menjalani kehidupannya, baik itu dihadirkan dari proses berfikir
ataupun dari penelahan penyair terhadap suatu objek seni. Seiring dengan
perkembangannya, puisi sampai saat ini telah membingkai seluruh aspek kehidupan
manusia baik itu menyangkut persoalan moralitas, falsafah, kebijakan, kejahatan,
penghianatan, cinta, kekecewaan, kebencian, dan segala sisi kehidupan manusia
lainnya.

1.1 Pengertian Puisi

Merujuk pada pengertian puisi menurut beberapa ahli seperti Tarigan


(1993:7), Suharianto (2009:2), Jabrohim (2003:2), dan (Waluyo 2003:1) dapat
disimpulkan bahwa puisi adalah rangkaian kata yang mengungkapkan pikiran, ide,
dan perasaan penyair yang disusun dengan baik dan indah melalui tulisan
sehingga pembaca mampu memahami dan menikmati apa yang diungkapkan
penyair dalam puisinya.

1.2 Unsur Pembangun Puisi

Adapun unsur-unsur pembangun puisi (Damayanti, 2013:16-19) yaitu :


1. Kata.
Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi.
2. Larik.
Larik atau baris mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa.
Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat.
Pada puisi lama, jumlah kata pada sebuah larik biasanya empat buah, tapi pada
puisi baru tidak ada batasan.
3. Bait.
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis.
4. Bunyi.
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi
yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Irama (ritme)
adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan
bunyi. Makna.

.
Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait.
Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi
penulis puisi disampaikan.
5. Rima.
Rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi.
6. Irama.
Irama sama dengan rima. Irama diartikan sebagai alunan yang terjadi
karena pengulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek
bunyi.

1.3 Tahapan - tahapan Kreasi Menulis Puisi

Proses Menulis Dalman (2012: 15-20) Menulis merupakan proses perubahan


bentuk pikiran atau angan-angan atau perasaan dan sebagainya menjadi wujud
lambang atau tanda atau tulisan yang bermakna. Sebagai proses, menulis melibatkan
serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap prapenulisan (persiapan), penulisan
(pengembangan isi karangan), pasca-penulisan (penyuntingan dan perbaikan). Ketiga
tahapan ini harus dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui oleh
seseorang dalam proses tulis-menulis.

1. Tahap Prapenulisan

Tahap pra-penulisan merupakan fase persiapan menulis puisi, sama saja seperti
pemanasan bagi orang yang berolahraga. Pada fase ini terdapat beberapa hal penting
yaitu memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan dan
informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk
karangan.

2. Tahap Penulisan

Setelah selesai semua hal yang terdapat pada tahap prapenulisan berarti kita
telah siap untuk menulis puisi. Mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat
dalam kerangka-karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah
dipilih dan dikumpulkan.

3. Tahap Pascapenulisan

.
Tahap pascapenulisan merupakan fase penghalusan dan penyempurnaan tulisan
yang dihasilkan. Kegiatan terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Kegiatan
revisi dapat berupa penambahan, penggantian, penghilangan, pengubahan, atau
penyusunan kembali unsur-unsur karangan puisi.

Daftar Pustaka

Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

.
Efendi, S. 1982. Bimbingan Apresiasi Puisi. Ende : Nusa Indah.
Dalman. 20014. Keterampilan Menulis. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Damayanti. 2013. Sastra Indonesia. Yogyakarta. Araska.
Irawan, Aguk. 2008. Cara Asyik menjadi Penulis Beken. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sayuti, Suminto A.2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta : Gama Media.
Sumardjo, Jakob dkk. 2004.Catatan Kecil tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X.
Jakarta: Ganeca Exact.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Edisi
Revisi). Bandung: Penerbit Angkasa.
Tedjoworo, H. (2001). Imajinasi dan Imajinasi Suatu Telaah Filsafat Postmodern.
Yogyakarta: Kanisius.
Wagiran & Doyin, Mukh. 2008. Curah Gagasan. Semarang: Rumah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai