Anda di halaman 1dari 6

METODOLOGI RISET ARS183856

MASALAH DAN TANTANGAN


PENGELOLAAN ROOF GARDEN

NAMA : RAYNALDO WILLIAM, HELEN ANGELICA,


LIVIA CHRESTELLA, STELLA FERDLINA, SARAH
RIFANI AULIA
NPM: 2016420120, 2016420031, 2016420060, 2016420161,
2016420011

DOSEN :
DR. YASMIN SURIANSYAH, IR., MSP.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
Akreditasi Institusi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 4339/SK/BAN-
PT/Akred/PT/XI/2017 dan Akreditasi Program Studi Berdasarkan BAN Perguruan
Tinggi No: 429/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

BANDUNG
2019
Abstrak

Masalah dan Tantangan Pengelolaan Roof Garden


oleh: Raynaldo William, Helen Angelica, Livia Chrestella, Stella Ferdlina, Sarah Rifani Aulia
NPM: 2016420120, 2016420031, 2016420060, 2016420161, 2016420011

Roof Garden atau taman atap adalah inovasi sekaligus solusi dalam pembuatan ruang terbuka hijau
di lahan yang sempit, seperti rumah, apartemen, dan perkantoran pada kota-kota besar sekarang
ini. Ancaman terhadap eksistensi ruang terbuka hijau, baik untuk publik maupun privat, akibat
pembangunan infrastruktur-infrastruktur kota dapat diimbangi dengan mengembangkan roof
garden.
Konsep dan teknologi roof garden pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1980-an yang
selanjutnya menyebar ke berbagai negara Eropa lainnya seperti Swiss, Belanda, Austria Inggris,
Italia, Perancis, dan Swedia. Di Amerika, roof garden pertama kali dikembangkan di Chicago,
kemudian menjadi populer di Atlanta, Portland, Washington, dan New York. Pada akhirnya, roof
garden menyebar hingga ke daratan Asia seperti Jepang, Korea, Hongkong, China, dan Singapura
yang kemudian dikenal sebagai penggiat dalam proyek-proyek taman atap.
Roof garden sendiri terbagi menjadi terencana dan tidak terencana. Roof garden tidak terencana
berada pada dak bangunan yang tidak dimaksudkan menjadi taman sejak awal. Sistem yang
digunakan pada roof garden tidak terencana dapat berupa sistem hidroponik, aquaponik, tanaman
dengan pot, perambatan, dan penjuntaian tanaman. Sementara itu, roof garden terencana dapat
dibagi lagi menjadi 3 jenis: ekstensif, semi ekstensif, dan intensif. Ketiga jenis roof garden
terencana tersebut dibedakan berdasarkan sistem struktur, ketebalan tanah yang digunakan, jenis
tanaman yang dapat ditanam, dan biaya yang dibutuhkan.
Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi literatur. Objek observasi dan
wawancara yang digunakan merupakan roof garden di Bandung, seperti di IJO Hydro Rooftop
Garden, Sky Garden PVJ, dan Landmark Residence. Adapun sumber data yang digunakan untuk
studi literatur berupa artikel, brosur, dan jurnal penelitian mengenai roof garden.
Berdasarkan analisis melalui observasi, wawancara, dan studi literatur, pembuatan roof garden
merupakan sebuah investasi jangka panjang yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Roof
garden dapat membantu mendinginkan bangunan, meredam bising, mengurangi kecepatan
limpasan air hujan, dan menyaring polutan yang akan masuk ke dalam bangunan. Namun, selain
memiliki berbagai keuntungan, pembuatan roof garden perlu untuk mempertimbangkan biaya,
perhitungan struktur, material, keterbatasan jenis tanaman, dan kebocoran.
Kata kunci : Roof Garden, Observasi.
Abstract

Problem and Challenge in Roof Garden Managing


by: Raynaldo William, Helen Angelica, Livia Chrestella, Stella Ferdlina, Sarah Rifani Aulia
NPM : 2016420120, 2016420031, 2016420060, 2016420161, 2016420011

A roof garden is an instant solution in creating green open spaces on a narrow land, such as homes,
apartments, and offices in big cities today. Threats to the existence of green open spaces, both public
and private, due to the construction of city infrastructure can be balanced by developing the
implementations of the roof gardens.
The concept and technology of roof gardens were first developed in Germany in the 1980s which
then spread to various European countries such as Switzerland, the Netherlands, Austria England,
Italy, France, and Sweden. In America, roof gardens were first developed in Chicago, then became
popular in Atlanta, Portland, Washington, and New York. In the end, roof gardens spread to
mainland Asia such as Japan, Korea, Hong Kong, China, and Singapore, which were known as the
activists in roof garden projects.
The roof of the park itself consists of a planned garden and an unplanned garden. An unplanned
roof garden on a building was not intended to conduct from the beginning. The systems that were
used on unplanned roof gardens consist of hydroponic, aquaponic, potted, propagation, and
dangling plants. Meanwhile, the planned roof garden can be further divided into three types:
integrated, semi-expanded, and intensive. The roofs of the three planned types of parks are based
on the system structure, the thickness of the land used, the types of plants that can be grown, and
the costs needed.
The study uses the method of observations, interviews, and literature studies. The object observation
data were compiled through the information of a roof garden in Bandung, such as at IJO Hydro
Rooftop Garden, Sky Garden PVJ, and Landmark Residence. Data sources including articles,
brochures, and research journals about roof gardens.
Based on the analysis through observation, interviews, and literature studies, implementing roof
gardens is a long-term investment that may embody some advantages and disadvantages. Gardens
are capable of supporting buildings, reducing noise, reduces runoff speed, and filtering out
pollutants that would enter the building. However, in addition, to have various advantages,
implementing roof garden have to consider costs, calculation of structure, materials, compatibility
of plant species, and leakage.
Keywords: Roof Garden, Observation.
Pendahuluan

Hipotesa

1. Apa saja struktur dan sistem yang digunakan untuk mewujudkan taman atap yang baik?

2. Apa saja media tanam yang dapat diaplikasikan dalam mewujudkan taman atap yang
baik?

3. Bagaimana cara menentukan area yang cocok untuk dibangun taman atap?

4. Bagaimana cara air yang menggenang di permukaan taman atap?


Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data
terbagi menjadi dua, yaitu data literatur dan data observasi. Data literatur bersumber dari
studi pustaka, sedangkan data observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap sistem roof
garden di Kota Bandung

Tujuan dan Sasaran Penelitian

Mengembangkan penelitian mengenai masalah dan tantangan pengelolaan roof


garden, diharapkan melalui penelitian ini ada hal-hal yang dapat dicapai,yaitu
meningkatnya pengetahuan didalam pengelolaan roof garden, mengetahui struktur dan
sistem apa saja yang digunakan untuk mencapai roof garden yang baik, mengetahui media
tanam apa saja yang dapat diaplikasikan dalam mewujudkan taman atap yang baik,
pembaca dapat dengan cermat menentukan area yang cocok untuk dibangun roof garden,
selain itu dapat mengidentifikasi masalah dan mengatasi masalah tersebut dengan cara
yang tepat pada pengelolaan roof garden seperti cara mengatasi air yang menggenang pada
permukaan roof garden.

Manfaat Penelitian

Dewasa ini, permasalahan keterbatasan lahan dan mahalnya harga lahan melanda
perkotaan, hal ini menyebabkan dalam ruang lingkup perkotaan jarang sekali terdapat
taman di pekarangan, hal ini menjadi kontradiksi dalam mengusahakan lingkungan yang
seimbang apalagi jika menelaah lebih jauh pentingnya mengadakan taman untuk
mengurangi polusi, dan pengkondisian iklim mikro area tertentu yang bertujuan
menurunkan suhu area tersebut, juga mengurangi efek gas rumah kaca. Roof garden
menjadi sangat efektif untuk menanggulangi masalah tersebut, dimana tidak memakan
lahan secara horizontal.

Dalam rangka mengetahui masalah dan tantangan pengelolaan roof garden dapat
memberikan dampak yang signifikan pada perkembangan ilmu pengetahuan terutama
dalam bidang arsitektur berkelanjutan untuk menciptakan suatu kondisi lingkungan yang
berkelanjutan secara alamiah untuk mengurangi masalah-masalah lingkungan perkotaan,
seperti peningkatan suhu udara dikarenakan pemanasan global, pencemaran udara, juga
turut ambil andil dalam menjaga kelestarian alam dan ekosistem didalamnya.
Jika menelaah lebih jauh penelitian ini membantu pembaca dalam mengenali dan
mengidentifikasi masalah lingkungan maupun perancangan arsitektur yang ada untuk
pengelolaan roof garden dan manakah metode yang tepat dalam pemilihan dari segi
struktur, media tanam, pengolahan limbah air dan perencanaan roof garden yang dapat
diterapkan dalam perancangan arsitektur.

Hasil Penelitian

Pembahasan

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai