Anda di halaman 1dari 11

Apa itu Paradoks?

Hai sobat matematika-sip, kali ini matematika-sip akan membahas mengenai paradoks.
Hmm..makanan jenis apa itu yah??hahaha.... yuk ikuti penjelasannya berikut ini yang kami sarikan
dari berbagai sumber... 

Dalam dunia matematika yang dibahas tidaklah sebatas angka belaka tetapi juga termasuk masalah
logika dalam bentuk kata-kata. Logika dalam matematika disusun berdasarkan pernyataan-
pernyataan (atau biasa di sebut dengan premis), yang mempunyai nilai kebenaran, benar atau salah
saja.

Namun dalam perkembangannya didapat premis-premis yang dalam satu waktu mempunyai dua
nilai kebenaran sekaligus, sesuatu yang benar sekaligus sesuatu itu salah. Satu hal yang sama tapi
nilai kebenarannya berbeda , ada kontradiksi di dalamnya. Artinya, kadang ada suatu situasi yang
timbul dari sejumlah premis yang diakui kebenarannya yang bertolak dari suatu pernyataan dan
akan tiba pada suatu kontradiksi. Iitulah yang dalam matematika dikenal dengan istilah Paradoks.

Paradoks sendiri merupakan bahasa Yunani, berasal dari gabungan kata “Para” yang berarti dan
“Doks”berarti .

Paradoks juga dikenal dengan nama Antinomi karena melanggar hukum kontradiksi Principium
Contradictionis (Law of Contradiction). Sama seperti dilema, paradoks biasa digunakan untuk
mematahkan argumentasi lawan dengan menempatkannya ke dalam situasi yang sulit dan serba
salah.

Contoh sederhana dari paradoks adalah misalkan saya sebagai laki-laki berkata:

“Semua laki-laki adalah pembohong!”

Para cewek pasti akan mengamini pernyataan di atas, sementara bagi para cowok membaca kalimat
di atas mungkin hanya akan tersenyum simpul dengan sorot mata tidak bersalah sambil melenggang
pergi.

Ketika saya mengatakan, “Semua laki-laki adalah pembohong!” maka ada sesuatu yang aneh di sana.
Mengapa? Sebab saya seorang laki-laki, sehingga apa yang saya katakan bahwa “semua laki-laki
adalah pembohong” juga merupakan suatu kebohongan. Artinya semua laki-laki bukan pembohong.
Jadi mana yang benar, semua laki-laki adalah pembohong atau semua laki-laki bukan pembohong?
Bingung kan?! 

Contoh di atas adalah salah satu dari contoh Paradoks Pembohong (Liar Paradox) atau Epimenides
Paradox.

Paradoks Pembohong (Liar Paradox) atau Epimenides Paradox.

Seperti pada contoh paradoks sederhana yang saya sebutkan yaitu Paradoks Pembohong (Liar
Paradox) atau Epimenides Paradox. Paradoks semacam ini diungkapan pertama kali oleh Epimendes
yang hidup sekitar abad 6 sebelum masehi.

Paradoks Epimendes berbunyi:


”Epimenides si orang Kreta mengatakan bahwa semua orang Kreta adalah pembohong.”

Rangkaian premis berikut ini akan membawa kita pada dua kesimpulan yang bertentangan:
• Jika apa yang dikatakan Epimenides benar, ia bukan pembohong.
• Jika Epimenides bukan pembohong, apa yang dikatakannya tidak benar.
• Jika apa yang dikatakannya tidak benar, ia pembohong.

Kesimpulan pertama: Jadi, ia adalah pembohong dan bukan orang jujur.

• Jika yang dikatakan Epimenides tidak benar, ia adalah pembohong.


• Jika ia pembohong, apa yang dikatakannya tidak benar.
• Jika apa yang dikatakannya tidak benar, itu berarti bahwa ia adalah orang jujur.
Kesimpulan kedua: Jadi, ia adalah orang jujur dan bukan pembohong.

Apa yang dikatakan Epimenides sebenarnya secara bersama-sama sekaligus mengandung


kebohongan dan kebenaran. Jika kebohongan, berarti ia benar-benar pembohong, dan jika
kebenaran, ia adalah seorang yang jujur.

Paradoks Epimendes diatas jadi masalah besar, terutama bagi para matematikawan, yang
memandang dimana dunia itu adalah salah atau benar dan sebuah pernyatan harus punya nilai jelas
antara 0 dan 1 atau True (T) dan False (F).

Paradoks terjadi karena kita mengambil referensi dari diri kita sendiri (Self-reference). Kurt Gödel, di
tahun 1931, menjelaskan problema self-reference diatas dalam sebuah teorema yang dikenal
dengan nama Godel’s Theorema, yang mengatakan:

“To every ω-consistent recursive class χ of formulae there correspond recursive class signs r, such
that neither v Gen r nor Neg(v Gen r) belongs to Flg(&chi) (where v is the free variable of r.”

Teorema Godel sendiri terlihat persis seperti sebuah paradoks juga. Intinya niscaya kita akan
bertemu dengan kontradiksi kalau kita melakukan self-reference atau kalaupun kita melakukan self-
reference pastikan kalau kita tahu bahwa itu adalah self-reference.

Selain Godel, banyak lagi para ahli matematika dan filsafat lainnya yang melontarkan pernyataan
berupa paradoks. Misalkan Paradoks Russell, Paradoks Galileo, ....... . Ada kalanya paradoks tersebut
sederhana tapi ada juga yang rumit untuk dipecahkan.

Terbukti bahwa 1 = 2

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa banyak sekali paradoks yang disampaikan oleh para
matematikawan dari yang sederhana sampai yang rumit. Berikut ini beberapa contoh paradoks
sederhana dalam matematika.

“Dikatakan bahwa 1 = 2 ”

Bukti:
Misalkan a = b
maka a2 = ab (kalikan kedua ruas dengan a)
a2 − b2 = ab − b2 (kedua ruas kurangi dengan b2)
(a − b)(a + b) = b(a − b) (kedua ruas difaktorkan)
a + b = b [bagi kedua ruas dengan (a − b)]
2b = b (substitusikan a = b)
2 = 1 (bagi kedua ruas dengan b)
Jadi terbukti 1 = 2

Bagaimana? Bingung bukan?! Berikut penjelasannya..

Pada langkah dimana kita membagi dengan (a−b), sebenarnya kita melakukan pembagian dengan 0,
karena a = b, sehingga a − b = 0. Dan dalam matematika pembagian dengan 0 tidak didefinisikan,
sehingga bukti di atas yang tampaknya benar dan logis, sesungguhnya salah.

Paradoks dalam Filosofi Moral

Dalam filosofi moral, paradoks memainkan peranan sentral dalam debat tentang etik. Misalnya,
peringatan etis untuk "mencintai tetangga kita" adalah tidak hanya kontras, tetapi juga sangat
kontradiktif jika tetangga kita itu bersenjata dan selalu mencoba membunuh kita: bila dia berhasil,
kita tidak akan berhasil untuk mencintainya. Tetapi untuk menyerang mereka terlebih dahulu atau
menahan mereka biasanya tidak dimengerti sebagai tindakan cinta. Ini dapat disebut sebagai dilema
etik. Contoh lainnya, adalah konflik antara perintah untuk tidak mencuri dan untuk memberi
perhatian kepada keluarga, yang kita tidak mampu memberi mereka makan tanpa kita mencuri
uang.

Lalu buat kita yang bukan matematikawan dan hanya orang awam ini, apa artinya paradoks
tersebut? Berhati-hatilah ketika ada orang atau pihak yang mengklaim memiliki kebenaran dan
benar 100% sehingga semua yang lain salah. Karena sudah sama-sama kita ketahui dari paradoks
bahwa benar dan salah adalah sekaligus sebuah kontradiksi.

Paradoks Teori Himpunan (Paradoks Russell)

Terdapat banyak paradoks yang berhubungan dengan himpunan yang masih menjadi perhatian ahli
matematika dewasa ini. Paradoks yang paling terkenal dirumuskan oleh ahli filsafat dan ahli
matematika yang terkemuka Betrand Russell (1872-1969), yang terkenal sebagai paradoks Russell.
Bayangkan seorang pemangkas rambut di sebuah desa. Tukang pangkas itu, kata Russell, hanya
mencukur orang dan tidak pernah mencukur dirinya sendiri. Paradoksnya ialah siapa yang mencukur
tukang pangkas?

Jika tukang pangkas itu tidak mencukur dirinya sendiri , maka dia mencukur dirinya sendiri. Akan
tetapi, kalau dia mencukur dirinya sendiri, dia tidak dapat mencukur dirinya. Bila hal ini dinyatakan
secara matematis menurut istilah kelas-kelas himpunan, paradoks Russell ini dapat menantang
prinsip dasar teori himpunan.

Pemecahan soal ini dan soal paradoks yang lain dalam teori himpunan masih merupakan objek
kegiatan dewasa ini. Akan tetapi, sementara itu kebanyakan ahli matematika harus menggunakan
konsep himpunan yang sangat berguna tanpa menunggu sampai semua fondasi teori himpunan
menjadi kokoh kuat.

Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 2 hal

=============

Matematika adalah satu-satunya ilmu pengetahuan dimana tak seorangpun mengetahui apa
yang dikatakan begitu pula jika apapun yang dikatakan adalah benar.
(Mathematics is the only science where one never knows what one is talking about nor
whether what is said is true)

Bertrand Russell

Matematikawan pemenang Nobel kesusastraan

Bertrand Arthur William Russell


(1872 – 1970)

Masa kecil
Merupakan suatu keberuntungan bahwa Bertrand Russell terlahir sebagai cucu dari Lord John
Russell, yang menjabatan sebagai Perdana Menteri selama dua kali pada masa pemerintahan
Ratu Victoria, sehingga sejak kecil Russell dapat menikmati pendidikan bermutu tinggi.
Ayah Bertrand Russell bernama Viscount Amberley dan ibunya bernama Katherine, anak
perempuan kedua dari Baron Stanley dari Alderley.

Awal pendidikan dilakukan dengan mengundang guru secara privat sebelum masuk Trinity
College, Cambridge untuk mempelajari matematika dan sains moral dan terutama sekali
tentang bahasa dan sejarah Perancis dan Jerman. Ketika Russell berusia 2 tahun, ibunya
meninggal, disusul ayahnya pada saat Russell masih berusia 4 tahun. Masih belum selesai.
Kakeknya meninggal saat Russell kecil berusia 6 tahun sehingga Russell, akhirnya, ada di
bawah bimbingan neneknya, Lady Russell. Mengenyam pendidikan kelas wahid karena
dididik guru-guru privat terbaik sebelum masuk ke Trinity College, Cambridge dengan
mengambil jurusan ilmu tentang moral dan matematika. Lulus Cambridge pada tahun 1894
dan beberapa bulan kemudian diangkat menjadi atese Kedutaan Inggris di Perancis.

Paradoks Russell
Tahun 1901, Russell mengungkapkan apa yang kemudian dikenal sebagai paradoks Russell
(Russell paradox), yang muncul pada karyanya Principles of Mathematics (1903). Paradoks
ini timbul dalam kaitannya antara suatu himpunan yang menjadi bagian dari berbagai
himpunan namun bukan anggota itu sendiri. Signifikansi paradoks ini mengikuti, menurut
pandangan logika klasik, semua pernyataan akan selalu diikuti oleh kontradiksi. Menurut
pandangan matematikawan lain (termasuk Hilbert dan Brouwer) tidak ada pembuktian yang
layak untuk menjawab logika semua pernyataan matematika yang kontradiktif. Pada awal
abad ini karya-karya yang menyangkut logika, teori himpunan, filsafat dan dasar-dasar
matematika tumbuh dengan suburnya.

Paradoks ini rupanya hasil sampingan dari pernyataan aksioma tak difinisi (unrestricted) atau
abstraksi yang menjadi bagian dari teori himpunan. Aksioma yang dimunculkan oleh Cantor
dalam bentuk penyataan P(x), dimana x adalah peubah bebas, dimana akan menentukan
himpunan yang anggota-anggotanya memenuhi kriteria P(x).
Mengawali paradoksnya, Russell membedakan himpunan menjadi dua, yaitu: himpunan
normal dan himpunan tak-normal.
* Himpunan normal adalah himpunan yang tidak berisikan dirinya sendiri sebagai anggota
himpunan.
Contoh: himpunan semua kucing, himpunan siswa disebut sebagai himpunan normal, karena
himpunan itu sendiri bukanlah kucing atau siswa.
* Himpunan tak-normal adalah himpunan yang berisikan dirinya sendiri sebagai anggota.
Contoh: himpunan semua yang bukan kucing, himpunan semua yang bukan siswa.

S = {x x €/ x}

Apakah S anggota dari S?


- Apabila S €/ S, maka S memenuhi kriteria (x €/ x) menjadi anggota himpunan S, dan
paradoksial terjadi, S € S.
- Apabila S €/ S, tidak dapat memenuhi kriteria (x €/ x) menjadi anggota himpunan S, dan
paradoksial terjadi, S €/ S.

* €/ (Bukan anggota himpunan); € (anggota himpunan)

Kontradiksi: Jika S €/ S maka S € S; jika S € S, maka S €/ S disebut dengan paradoks Russell.


Untuk memperjelas (atau membuat makin tidak jelas) paradoks tersebut, Russell memberi
puisi yang berjudul Paradoks tukang cukur:

Saya mencukur semua orang di desa, yaitu hanya orang yang tidak mencukur dirinya sendiri.

Tertarik dengan matematika


Desember 1894, Russell menikah dengan Alys Pearsal Smith, sebelum pergi ke Berlin untuk
mendalami demokrasi sosial selama beberapa bulan. Setelah itu menetap di dekat Haslemere,
yang mencurahkan waktunya untuk mempelajari filsafat. Tahun 1900, menghadiri konggres
matematikal di Paris. Pada kesempatan ini Russell tertarik dengan pemikiran matematikawan
Italia, Peano, sehingga serta merta mempelajari makalah-makalah Peano. Tidak lama dia
menulis Principles pada tahun 1903, namun teori temuannya baru muncul sebagai artikel
pada tahun 1908 Mathematical Logic as Based on the Theory of Type.

Terpilih sebagai anggota Royal Society pada tahun 1908. Tidak lama kemudian bersama,
rekannya, Alfred North Whitehead berkolaborasi mengarang Principia Mathematica yang
terdiri dari 3 jilid dan terbit pada tahun 1910, 1912 dan 1913 yang dapat disebut karya
puncaknya. Dalam buku ini mereka berdua memberi penjelasan rinci tentang turunan-
turunan (derivation) dari theorema-theorema utama dalam teori himpunan, aritmatika
terhingga dan tak-terhingga dan teori pengukuran dasar. Berencana mengarang buku tentang
geometri, namun tidak pernah dapat diselesaikannya.

Memilih karir di Trinity, namun karirnya di Trinity tidak bertahan lama karena Russell
dicurigai dan banyak terlibat dengan kegiatan-kegiatan anti-perang sehingga tahun 1916,
diberhentikan dari Trinity. Pihak Trinity pernah memberi peringatan, namun tidak digubris
sehingga dilaporkan ke pihak berwajib, dan Russell sempat masuk penjara selama 6 bulan. Di
dalam penjara ini, Russell menulis Introduction to Mathematical Philosophy (1919).
Menjadi dosen
Tahun 1920, Russell mengunjungi Rusia guna mempelajari kondisi-kondisi Bolshevikisme
secara langsung, sebelum pergi ke Cina untuk mengajar filsafat di Universitas Peking.
Bercerai, kembali menikah dengan Dora Black dan tinggal di Chelsea. Tahun 1927, bersama
istrinya mendirikan sekolah untuk anak-anak, namun tidak dilanjutkan pada tahun 1932.
Kembali cerai pada tahun 1935, namun pada tahun yang sama menikah dengan Patricia Helen
Spence. Tahun1938 pergi Amerika dan mengajar di pelbagai universitas terkemuka di sana.
Terlibat masalah hukum ketika mengajar filsafat di College of the City of New York karena
pandangan Russell tentang moralitas ‘sedikit’ berbeda. Kontrak mengajarnya serta merta
diputus, sebelum akhirnya Russell menerima kontrak mengajar selama 5 tahun pada Yayasan
Barnes yang diketuai oleh Albert C. Barnes pada tahun 1943.

Tidak pernah mau kembali ke Trinity sampai tahun 1944. Menikah empat kali dan banyak
terlibat dengan affair-affair, dimana semua ini membuat dirinya gagal menjadi kandidat
Parlemen pada tahun 1907, 1922 dan 1923. Diangkat menjadi Earl Russell pada tahun 1931,
setelah saudaranya meninggal.

Pemikiran Russell
Russell mencetuskan teori tipe-tipe pada tahun 1908. Teori dipilah menjadi dua versi, “teori
sederhana” dan “teori turunan (ramified).” Kedua versi teori ini mendapat kritik tajam.
Disebutkan bahwa teori ini terlalu dangkal karena tidak dapat menyelesaikan paradoks-
paradoks yang diketahui. Bagi pihak lain teorinya terlalu mendalam karena sulit dipraktekkan
ke dalam difinisi-difinisi matematika karena terlalu konsisten, dan melanggar prinsip
lingkaran tak-berujung (vicious circle).

Tanggapan Russell bagi yang kritik kedua adalah, dalam lingkup teori turunan (ramified),
aksioma diubah menjadi lebih sederhana (reducibility). Meskipun aksioma ini dapat
‘mengendurkan’ prinsip lingkaran tak-berujung dalam aplikasinya, namun banyak orang yang
menyatakan bahwa cara ini terlalu disederhakan guna diselaraskan dengan filsafat.

Pada saat bersamaan Russell juga menekuni logika, teori bahwa matematika dapat diubah
secara sistematis (reducible) menjadi logika. Sanggahan pertama terdapat dalam Principles,
dan sanggahan lebih rinci ada dalam Principia Mathematica, logika Russell terdiri dari dua
proposisi atau argumen (thesis). Pertama, semua kebenaran-kebenaran matematikal dapat
ditetapkan sebagai bagian dari logika. Kedua, semua pembuktian-pembuktian matematikal
dapat dimanifestasikan sebagai pembuktian-pembuktian logikal atau dengan kata lain
theorema-theorema matematika menjadi bagian tak terpisahkan dari logika.

Seperti [Gottlob] Frege, gagasan awal Russell mempertahankan logika yang menyatakan
bahwa bilangan-bilangan dapat diidentifikasikan sebagai kelompok dalam kelompok dan
pernyataan-pernyataan bilangan-theoritik.

Contoh: bilangan 1 dapat diidentifikasikan dengan semua satuan kelompok dari suatu
kelompok, dan bilangan 2 diidentifikasi sebagai kelompok yang beranggotakan dua
kelompok dan seterusnya. Pernyataan, misal, ada “dua buah buku” dapat dinyatakan sebagai
“Ini buku x dan ada buku y, dimana y dan x tidak identik. Disusul dengan operasi-operasi
bilangan –teoritis yang dapat dijelaskan dengan notasi dan istilah yang biasa dipakai dalam
himpunan seperti: interseksi, union, dan sejenisnya.

Dengan cara yang sama Russell berupaya menggunakan logika untuk menjelaskan problem-
problem mendasar dalam matematika, selain itu juga digunakan untuk menyelsaikan
problem-problem dalam filsafat. Sebagai salah satu penggagas “filsafat analitik’, Russell
dikenang dalam karyanya dengan menggunakan logika tingkat pertama (first order) untuk
menunjukkan bagaimana berbagai jenis kalimat dapat dipilah ke dalam predikat-predikat dan
peubah-peubah kualitiatif.

Aktivis sampai tua


Russell kembali terpilih sebagai anggota Royal Society pada tahun 1944. Mendapatkan
medali Sylvester dari Royal Society dan tahun 1934 mendapat medali de Morgan dari
London Mathematical Society. Puncaknya adalah memperoleh hadiah Nobel dalam bidang
kesusastraan pada tahun 1950. Rupanya makalah “Logical Atomism” yang dikarang pada
tahun 1924 tentang pandangan filsafat mampu memberi sumbangsih bagi perkembangan
sejarah filsafat.

Selama tahun 1950-an sampai dengan tahun 1960-an, Russell menjadi inspirasi bagi kalangan
remaja karena kampanye anti-perang dan protes anti-nuklir yang dicanangkannya. Bersama
dengan Einstein, pada tahun 1955, mengeluarkan manifesto yang berisikan pelucutan senjata
nuklir.

Keterlibatan Russell dengan pelucutan senjata nuklir makin gencar sehingga ditangkap masuk
penjara. Dihukum penjara selama dua bulan namun sakit dan harus dirawat di rumah sakit
penjara. Russell tetap menjadi figur publik sampai meninggalnya di usia 97 tahun.

Sumbangsih
Memberi kelengkapan dan warna matematika. Menggunakan matematika, khususnya teori
himpunan, untuk menyelesaikan problem-problem matematika, filsafat dan mencoba dengan
problem-problem kualitatif. Pandangan-pandangan filsafat dan berbagai karya yang
menyangkut banyak topik merupakan peninggalan Russell.

“Tujuan kehidupan adalah hidup selaras dengan alam”


(“The goal of life is living in agreement with nature.”)

Zeno

Matematikawan bengal pencipta banyak paradoks

Zeno
(490 – 435 SM)

Riwayat
Zeno dikenal banyak orang karena namanya tercantum pada halaman pertama buku
Parmenides karangan Plato. Diperkirakan bahwa saat itu Zeno berumur 40 tahun,
sedang Socrates masih remaja, kisaran usia 20 tahun. Dengan mengetahui bahwa
Socrates lahir pada 469 SM, maka diperkirakan Zeno lahir pada tahun 490 SM.
Disinyalir bahwa Zeno mempunyai hubungan “khusus” dengan Parmenides. Catatan
Plato menyebutkan adanya gosip bahwa mereka saling jatuh cinta saat Zeno masih
muda, dan tulisan Zeno tentang paradoks digunakan untuk melindungi filsafat
Parmenides dari para pengkritiknya. Semua catatan itu tidak pernah ada dan cerita
itu dituturkan oleh tangan kedua. Tulisan Aristoteles yang terdapat pada Simplicius -
terbit ribuan tahun setelah Zeno - digunakan sebagai acuan.
Zeno dari Elea, lahir pada awal mulainya perang Persia – konflik antara Timur dan
Barat. Yunani dapat menaklukkan Persia, tapi semua filsuf Yunani tidak pernah
berhasil menaklukkan Zeno. Zeno mengemukakan 6 paradoks, teka-teki yang tidak
dapat dipecahkan oleh logika filsuf terkemuka Yunani saat itu. Paradoks yang
dilontarkan Zeno membingungkan semua filsuf Yunani, namun tidak seorang pun
dapat menemukan kesalahan pada logika Zeno. Paradoks ini menjadi sangat
termasyur karena terus “mengganggu” pemikiran para matematikawan; dan baru
dapat dipecahkan hampir 2000 tahun kemudian. Dari enam paradoksnya, yang
paling terkenal, adalah paradoks lomba lari Achilles dan kura-kura.

Latar belakang
Parmenides menolak faham pluralisme dan realitas dalam berbagai macam
perubahan: baginya segala sesuatu tidak dapat dibagi, realitas tidak berubah, dan
hal-hal yang tampak dan berbeda hanyalah ilusi belaka, sehingga dapat dibantah
dengan argumen/alasan. Tidak perlu disangsikan lagi, faham ini mendapat banyak
kritikan tajam.
Tanggapan terhadap kritik Zeno memicu sesuatu yang lebih nyata, namun mampu
memberi dampak mendalam bagi filsafat Yunani bahkan sampai saat ini. Zeno
berusaha menunjukkan bahwa suatu kemustahilan diikuti oleh logika dari
pandangan Parmenides. Segala sesuatu dapat menjadi sangat kecil atau menjadi
sangat besar. Paradoks ini sebagai bukti kontradiksi atau kemustahilan akibat
asumsi-asumsi yang (tampak) masuk akal. Apabila dilihat lebih dalam maka
paradoks mengarah kepada target spesifik yaitu menyangkut lebih atau kurang:
pandangan orang atau aliran pemikiran tertentu. Zeno – lewat paradoks - berusaha
menyatakan bahwa alam semesta ini tidak berubah dan tidak bergerak.
Mencoba menyingkap siapa yang menjadi target serangan Zeno relatif lebih mudah
daripada mencoba memecahkan paradoksnya. Tahun kelahiran Zeno, menunjuk
bahwa dunia remajanya dipenuhi dengan pandangan Pythagoras (580 – 475 SM)
dan para pengikutnya (pythagorean). Tampaknya doktrin Pythagorean mau diserang
Zeno, meskipun dugaan ini masih terlampau dini untuk disebut karena topik ini
masih menjadi ajang perdebatan sampai sekarang.
Paradoks Zeno mengungkapkan problem-problem yang tidak dapat diselesaikan
oleh semua teknik matematika yang tersedia pada saat itu. Penyelesaian paradoks
Zeno baru dimulai pada abad 18 (atau lebih awal dari itu). Paradoks itu mampu
merangsang otak-otak kreatif matematikawan dan memberi warna pada sejarah
perkembangan matematika.

Matematikawan “hitam”
Zeno (490 – 435 SM) dari Alea dan Eudoxus (408 – 355 SM) dari Cnidus
menghadirkan pertentangan dua kubu pemikiran matematika: penghancuran kritikal
dan pengembangan kritikal. Pertentangan kedua pemikiran ini layak disebut dengan
ajang pertempuran logika antara matematikawan “hitam” dan matematikawan
“putih.”
Duel “aliran” tidak hanya terjadi pada jaman kuno, matematikawan modern juga
mengekor atau menjadi pengikut salah satu idola mereka.
Penghancuran kritikal seperti pemikiran Zeno diteruskan oleh Kronecker (1823 –
1891) dan Brouwer (1881 - 1966), sedangkan pemikiran Eudoxus diteruskan oleh
Weierstrass (1815 – 1897), Dedekind (1831 – 1916) dan Cantor (1845 – 1918).
Paradoks Zeno
Ada 4 paradoks Zeno yang terkenal, meskipun yang paling terkenal adalah paradoks
kedua, perlombaan lari Archilles dan kura-kura.

1. Dikhotomi
Paradoks ini dikenal sebagai “dikhotomi” karena selalu terjadi pengulangan
pembagian menjadi dua. Gerak adalah tidak dimungkinkan, sebab apapun yang
terjadi gerak harus mencapai (titik) tengah terlebih dahulu sebelum mencapai (titik)
akhir; tapi sebelum mencapai titik tengah terlebih dahulu mencapai seperempat dan
seterusnya, suatu ketakterhinggaan. Jadi, gerak tidak akan pernah ada bahkan pada
saat untuk memulainya.

2. Perlombaan lari Achilles dan kura-kura


Achilles - kesatria pada perang Troya, mitologi Yunani, berlomba lari dengan kura-
kura, tetapi Achilles tidak dapat mengalahkan kura-kura yang berjalan lebih dahulu.
Untuk memudahkan penjelasan, maka diberikan ilustrasi dengan menggunakan
angka pada paradoks ini.
Bayangkan: Achilles berlari dengan kecepatan 1 meter per detik, sedangkan kura-
kura selalu berjalan dengan kecepatan setengahnya, ½ meter per detik, namun
kura-kura mengawali perlombaan dari ½ jarak yang akan ditempuh (misal: jarak
tempuh perlombaan 2 km, maka titik awal/start kura-kura berada pada posisi 1 km,
sedang Archilles pada titik 0 km). Kura-kura berjalan begitu Achilles mencapai
tempatnya. Begitu Achilles mencapai posisi 1 km, kura-kura berada pada posisi 1,5
km; Achilles mencapai posisi 1,5 km, kura-kura mencapai posisi 1,75; Achilles
mencapai posisi 1,75 km, kura-kura mencapai posisi 1,875 km. Pertanyaannya
adalah kapan Achilles dapat menyusul kura-kura?.

3. Anak panah
Anak panah bergerak (karena dilepaskan dari busur) pada waktu tertentu, diam
maupun tidak diam. Apabila waktu tidak dapat dibagi, panah tidak akan bergerak.
Apabila waktu kemudian dibagi. Tetapi waktu juga tersusun dari setiap (satuan) saat.
Jadi panah tidak dapat bergerak pada suatu saat tertentu, tidak dapat bergerak pula
pada waktu. Oleh karena itu anak panah selalu diam.

4. Stadion
Paradoks tentang gerakan urutan orang duduk di dalam stadion. Urutan [AAAA]
yang diam diperbandingkan dengan urutan bergerak pada tempat duduk stadion dari
dua arah yang berlawanan, [BBBB]: urutan orang yang bergerak ke kiri dan [CCCC]:
urutan orang duduk yang bergerak ke kanan.

Paradoks tentang stadion ini dapat digambarkan sbb.:


AAAA: urutan berhenti
BBBB: urutan bergerak ke kiri
CCCC: urutan bergerak ke kanan
Semuanya bergerak dengan kecepatan tetap/sama.

Posisi I Posisi II
AAAA AAAA
BBBB BBBB
CCCC CCCC

Posisi I:
Urutan duduk AAAA, BBBB dan CCC terletak rapi, baris dan kolom sama. Gerakan
dimulai, dengan kecepatan sama, urutan BBBB dan urutan CCCC bergerak. Urutan
B paling kiri melewati 2 orang: C paling kiri dan A paling kiri. Jarak B paling kiri
dengan C paling kiri adalah 2 kali jarak B paling kiri dengan A paling kiri, dengan
waktu yang sama.
Zeno mempertanyakan mengapa dengan waktu yang sama dan kecepatan sama
ada perbedaan jarak yang ditempuh?

Pemecahan modern
Semua orang tahu bahwa dalam dunia nyata, Achilles pasti dapat menyusul kura-
kura, namun dari argumen Zeno, Achilles tidak akan pernah dapat menyusul kura-
kura. Para filsuf jaman itu pun tidak mampu membuktikan paradoks tersebut,
walaupun mereka tahu bahwa kesimpulan akhirnya adalah salah. “Senjata” filsuf
hanya logika, dan deduksi tidaklah berguna dalam kasus ini. Semua langkah
tampaknya masuk akal, dan jika semua prosedur sudah dijalani, bagaimana
kesimpulan yang didapat ternyata salah?
Mereka terperangah dengan problem tersebut, tetapi tidak memahami akar
permasalahan: ketakterhingga (infinite). Hal ini sama dapat terjadi apabila anda
membagi sebuah mata uang menjadi 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64 dan seterusnya
sampai tidak terhingga tetapi hasilnya akhirnya jelas, yaitu: tetap 1 mata uang.
Matematikawan modern menyebut fenomena ini dengan istilah limit; angka 1/2, 1/4,
1/8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/128 dan seterusnya mendekati angka 0 sebagai titik akhir
(limit).
Angka berurutan dengan pola tertentu sampai tidak mempunyai batas akhir; mereka
makin kecil dan bertambah kecil sampai tidak dapat dibedakan lagi. Orang Yunani
tidak mampu menangani ketakterhinggaan. Mereka berpikir keras tentang konsep
kosong (void) tetapi menolak (angka) 0 sebagai angka. Hal ini pula yang membuat
mereka pernah dapat menemukan kalkulus.

Dua paradoks tambahan


Tidak puas dengan empat paradoks yang dilontarkan. Zeno menambahkan dua
paradoks lain yang tidak kalah rumitnya.

5. Paradoks tentang tempat


Paradoks ini cukup singkat, sehingga Zeno sulit menjelaskannya. Secara garis besar
dapat disederhanakan sbb.: keberadaan segala sesuatu benda (misal: batu) adalah
suatu tempat tertentu (misal: meja), sedangkan tempat tertentu itupun (meja)
memerlukan suatu tempat (misal: rumah) dan seterusnya sampai ketakterhinggaan.

6. Paradoks tentang bulir gandum


Apabila anda menjatuhkan sebuah karung berisi gandum yang belum dikupas
kulitnya akan terdengar suara keras; tetapi suara itu adalah akibat gesekan bulir-
bulir gandum dalam karung; akibatnya setiap bagian dari bulir-bulir gandum
menimbulkan suara saat jatuh ke tanah. Kemudian pertimbangkanlah menjatuhkan
setiap bagian dari bulir gandum itu; kita semua tahu bahwa tidak ada suara yang
terdengar.

Zeno boleh mati, tetapi paradok tetap hidup


Karena kecerdikan sendiri, Zeno akhirnya menghadapi problem serius. Sekitar tahun
435 SM, dia bersekongkol untuk mengulingkan tirani Elea saat itu, Nearhus. Zeno
membantu menyelundupkan senjata dan mendukung pemberontakan. Sialnya,
Nearchus mengetahui skenario itu, dan Zeno akhirnya ditangkap. Berharap dapat
mengungkap konspirasi itu, Zeno disiksa. Tidak tahan oleh siksaan, Zeno menyuruh
para penyiksanya untuk menghentikan siksaan dan dia berjanji akan menyebutkan
nama rekan-rekannya.
Ketika Nearchus mendekat, Zeno meminta agar tiran itu lebih mendekat lagi karena
dia akan menyebutkan nama-nama komplotan rahasia itu langsung di telinga
Nearchus. Setelah telinga ada dalam jangkauan, tiba-tiba Zeno menggigit telinga
Nearchus. Nearchus menjerit-jerit kesakitan, namun Zeno menolak untuk
melepaskan gigitannya. Para penyiksanya hanya dapat melepaskan gigitan Zeno
dengan jalan menusuk mati Zeno. Ini adalah akhir hayat, pencipta paradoks atau
guru ketakterhinggaan.

Sumbangsih
Jasa Zeno paling besar adalah pengaruhnya bagi filsafat. Sasaran ‘tembak’ Zeno
adalah pluraliti dan gerak – sesuatu ditanamkan pada opini-opini geometrikal yang
lazim dikenal – selain akal sehat, menyerang doktrin-doktrin Pythagorean, ternyata
mampu memberi inspirasi para teori relativitas (paradoks keempat) dan fisika
quantum. Kenyataannya ruang dan waktu bukanlah struktur matematika utuh
(continuum). Alasan bahwa ada cara untuk melestarikan realitas gerak mengingkari
bahwa ruang dan waktu terbentuk dari titik-titik dan saat-saat.
Paradoks ini sangat terkenal, terutama paradoks Archilles dan kura-kura, kelak
dipecahkan oleh Cantor. Hampir seluruh buku matematika mencantumkan nama
Zeno pada indeksnya. Paradoks tidak hanya merupakan pertanyaan terhadap
matematika abstrak tetapi juga pada realitas fisik. Memperkecil skala seperti halnya
paradoks bulir gandum, sampai tidak dapat dibagi memicu orang “membedah” suatu
benda sampai tingkat atom.

Anda mungkin juga menyukai