Anda di halaman 1dari 2

5.

Upacara Masa Kanak – kanak

Upacara ini disebut upacara kanak – kanak, karena dilakukan ketika anak tersebut berumur
satu atau satu tahun setengah, lebih tepatnya upacara ini dilakukan ketika anak itu pandai
berjalan.

Ada dua macam upacara yang dilakukan pada upacara kanak – kanak, yaitu :

a. Upacara memotong rambut.

b. Upacara memijak tanah.

Maksud dilakukannya upacara pemotongan rambut adalah :

a. Menurut kepercayaan orang Melayu, membuang rambut baik, dicukur atau digunting.
Jika tidak dilakukan dalam suatu upacara mengakibatkan anak tersebut sakit.

b. Untuk membuang sial yang terdapat pada ujung – ujung rambut yang dibawa sejak lahir.
Jika tidak dibuang anak tersebut akan selalu dirundung malang sepanjang hidupnya.

Sedangkan upacara memijak tanah maksudnya adalah :

a. Agar anak yang baru pandai berjalan tidak sakit jika berjalan di luar rumahnya.

b. Anak yang tidak melalui upcara memijak tanah akan selalu sakit. Karena menurut
keyakinan Melayu.

Upacara memotong rambut dan upacara memijak tanah dilakukan melalui rangkaian
kegiatan, sebagai berikut :

a. Rumah dibersihkan dihias ala kadarnya.

b. Mengundang tetangga untuk menghadiri upacara tersebut.

c. Undangan biasanya orang – orang yang pandai ber-zanji.

 Jejak Tanah/Turun Tanah


Di beberapa tempat, adat ini juga disebut adat menginjak tanah. Ini sebagai merayakan
anak yang baru pandai berjalan. Turun tanah berarti seorang anak kecil dilepaskan untuk
menginjak tanah sebagai lambang melanjutkan kehidupannya. Adat ini dilakukan secara
berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain baik dari segi cara maupun barang
yang digunakan.
Biasanya kenduri doa selamat diadakan untuk mengiringi upacara ini. Setelah pesta
selesai, tikar dipresentasikan di depan tangga sebagai alas anak tersebut berjalan. Di atas tikar
disediakan beberapa nampan yang berisi berbagai jenis barang, termasuk makanan dan
minuman. Antara barang yang diletakkan di dalam baki itu adalah cermin, sisir, jam tangan,
gelang, cincin, rantai, bedak, kain, sepatu, gunting, bubur, air dingin dan uang. Biasanya
jumlah barang yang ditempatkan adalah ganjil. Anak tersebut akan dibiarkan memilih barang
tersebut dan dibatasi mengambil tiga barang saja.

Menurut kepercayaan orang Melayu juga, adat ini dilakukan untuk memprediksi masa
depan anak itu berdasarkan barang yang diambil. Umpamanya jika anak itu mengambil
gunting, kelak dia kuat bekerja atau pandai membuat pekerjaan tangan. Adat ini juga dapat
dilakukan secara sederhana yaitu dengan memijakkan kaki anak itu ke piring-piring kecil
yang berisi dengan padi, beras, tanah dan beberapa jenis daun yang telah dijampi oleh mak
bidan. Selanjutnya bayi itu dijejakkan ke tanah dan doa dibaca.

Anda mungkin juga menyukai