Anda di halaman 1dari 43

Manajemen Pemerintahan dalam Mengatasi Kesemrawutan Lalu

Lintas di Pasar Beras Johar Karawang


MAKALAH INI DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN PEMERINTAHAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

1. Hasfirulloh Syaban Bashar 1810631180109


2. Nita Yulia Hasanah 1810631180044
3. Ririn Sri Oktaviani 1810631180204
4. Rizzka Aulia Anggriani 1810631180164
5. Sandra Mutiara Pratiwi 1810631180086
6. Siti Khotimah 1810631180004

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kesemrawutan Lalu Lintas di Pasar Beras Johar Karawang”.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Evi Priyanti, S.IP., M.Si. yang telah
membimbing kami, serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Harapan kami seamoga makalah ini dapat bermanfaat, menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Karawang, 19 September 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Karawang merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk yang cukup banyak,
dan populasi masyarakat di karawang diyakini akan terus bertambah setiap tahunnya. Hal
tersebut mendorong tingginya jumlah kendaraan yang digunakan masyarakat untuk
menunjang aktivitasnya.
Lalu lintas di Karawang terkenal dengan kemacetannya yang terjadi di berbagai
tempat, terlebih banyak juga jalan yang berlubang, juga masyarakat yang beraktivitas di
pinggir jalan. Tingginya jumlah pengguna kendaraan baik beroda dua ataupun roda
empat menjadi salah satu faktor yang mendorong munculnya masalah kesemrawutan lalu
lintas di Karawang.
Kesemrawutan lalu lintas di Karawang adalah situasi atau keadaan tersendatnya
atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan
melebihi kapasitas jalan dan pengaturan yang kurang baik sehingga menyebabkan
tersendatnya arus lalu lintas. Kemacetan banyak terjadi di daerah daerah strategis di
Karawang, yang dalam kesempatan ini akan kami bahas yaitu daerah Jalan Wirasaba
yang mana terdapat Pasar Induk Beras Johar disana.
Di Jalan Wirasaba yang bertepatan dengan Pasar Beras Johar ini merupakan
daerah strategis dalan jalur utama yang dilewatai para pekerja, pelajar, mahasiswa dan
kegiatan masyarakat lainnya yang utamanya setiap hari menggunakan jalur tersebut
untuk berkegiatan.
Kesemrawutan lalu lintas di Pasar Beras Johar ini merupakan keresahan bersama yang
dirasakan masyarakat Karawang yang seharusnya menjadi perhatian penting bagi
lembaga pemerintahan Karawang, dalam hal ini khususnya Dinas Perhubungan yang
harus aktif dalam menyelesaikan masalah lalu lintas maupun Disperindag sebagai dinas
yang bertanggung jawab atas pengelolaan pasar.
Aktivitas di Pasar Induk Beras Johar yang sangat padat beserta aktivitas bongkar
muatan dari truk pengangkut beras yang parkir di jalan sekitar pasar mengakibatkan
kemacetan yang begitu parah. Bahkan, kendaraan lain tidak bisa masuk ke dalam pasar.
Hal senada juga diberitakan dibeberapa media lokal. Kami memiliki hipotesa bahwa
permasalahannya terdapat pada fungsi manajemen yang tidak berjalan semestinya yaitu
fungsi controlling dan planning yang kurang dari pemerintah setempat. Masalah yang
muncul dari beberapa tahun ke belakang dan belum selesai sampai sekarang ini menjadi
indikasi bahwa pemerintah tidak melaksanakan controlling dengan baik, walaupun sudah
ada peraturan Dinas Perhubungan yang melarang bongkar muatan di pinggir jalan area
Pasar Johar.
Dalam aktivitas di pasar beras johar pun terdapat pro dan contra dalam penyebab
masalah kesemrawutan lalu lintas di pasar beras Johar Karawang, keresahan ini sudah
lama dirasakan oleh masyarakat yang menggunakan jalur tersebut karena merasa
terganggu dengan kemacetan yang terjadi dan para pedagang beras juga merasa
kemacetan ini menghambat proses jual beli.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, penulis tertarik untuk
mengangkat judul “Manajemen Pemerintahan dalam Mengatasi Kesemrawutan
Lalu Lintas di Pasar Beras Johar Karawang”.

1.2. Identifikasi Masalah


a. Kurangnya peran Dinas Perhubungan dalam penanganan masalah lalu lintas di Pasar
Beras Johar.
b. Kurangnya perhatian dari pemerintah setempat terhadap masalah ini.
c. Belum optimalnya planning kebijakan dalam mengatasi kesemrawutan lalu lintas di
Pasar Beras Johar.
d. Ada beberapa rencana kebijakan yang sampai saat ini belum terealisasikan oleh
pemerintah.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Apa yang menjadi penyebab kesemrawutan lalu lintas di Pasar Beras Johar?
b. Bagaimana peran pemerintah saat ini dalam menangani masalah lalu lintas di Pasar
Beras Johar?
c. Bagaimana perencanaan pemerintah untuk mengatasi kesemrawutan lalu lintas di
Pasar Beras Johar?
1.4. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab kesemrawutan lalu lintas di Pasar
Beras Johar.
b. Untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah saat ini dalam menangani masalah
lalu lintas di Pasar Beras Johar.
c. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pemerintah untuk mengatasi
kesemrawutan lalu lintas di Pasar Beras Johar.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya
maupun bagi masyarakat luas pada umumnya serta bagi pihak pemerintah sebagai
pelayan masyarakat dan pembuat kebijakan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan dan keputusan bagi pemerintah daerah
khususnya oleh dinas perhubungan, aparat pengelola pasar, dan pemerintahan daerah.
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan dapat
dijadikan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya serta memberi manfaat bagi
peneliti mengenai masalah kesemrawutan lalu lintas di pasar beras Johar Karawang.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengetahuan sehingga
masyarakat mempunyai pemahaman mengenai masalah yang sedang terjadi yaitu
kesemrawutan lalu lintas di Pasar Beras Johar Karawang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Pemerintahan


a. Pengertian Manajemen
Menurut Frederick W. Taylor dalam bukunya Scientific of Management (1947)
mengatakan bahwa manajemen sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri yang
sebenarnya akan anda kerjakan selanjutnya mengkaji apakah sesuatu itu dikerjakan
dengan cara terbaik serta termudah.
Menurut Oliver Sheldon dalam bukunya The Philosophy of Management (1930)
mengatakan bahwa kegunaan manajemen adalah sebagai fungsi kajian industry dalam
pelaksanaan kebijakan dipandang dalam batas-batas kumpulan penyelenggaraan
dalam pekerjaan organisasi untuk tujuan khusus yang akan dating.
Menurut George Terry dalam bukunya Principles of Management (1964)
management adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menetukan
serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan lainnya.
Menurut John D. Millet dalam bukunya Management In the Public Services (
1954) manajemen adalah proses kepemimpinan dan pemberian arah terhadap
pekerjaan yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
Menurut Ordway Tead dalam bukunya The Art of Administration (1951)
manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan, serta membimbing
kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pengertian Pemerintahan
Menurut C. F. Strong (1960 : 6) pemerintahan dalam arti luas mempunyai
kewenangan untuk memelihara kedamaian dan keamanan Negara. Oleh karena itu,
pertama, harus mempunyai kekuatan militer atau kemampuan untuk mengendalikan
angkatan perang. Kedua, harus mempunyai kekuatan legislatif atau dalam arti
pembuatan undang-undang. Ketiga, harus mempunyai kekuatan finansial atau
kemampuan untuk mencukupi keuangan masyarakat dalam rangka membiayai ongkos
keberadaan negara dalam penyelenggaraan peraturan. Hal tersebut dalam rangka
penyelenggaraan kepentingan negara.
Menurut David Apter (1977 : 10) pemerintahan itu merupakan satuan anggota
yang paling umum yang memiliki (a) tanggung jawab tertentu untuk mempertahankan
sistem yang mencakupnya itu adalah bagian dan (b) monopoli praktis mengenai
kekuasaan paksaan.
Menurut Soemandar (1985 : 1) pemerintahan sebagai badan yang penting dalam
rangka pemerintahannya, pemerintah mesti memperhatikan pula ketentraman dan
ketertiban umum, tuntutan dan harapan, serta pendapat rakyat, kebutuhan, dan
kepentingan masyarakat, pengaruh-pengaruh lingkungan, pengaturan-pengaturan,
komunikasi peran serta seluruh lapisan masyarakat dan legitimasi.
c. Pengertian Manajemen Pemerintahan
Dari penjelasan mengenai pengertian manajemen dan pemerintahan, maka kita
mengenal istilah manajemen pemerintahan. Istianto dalam bukunya Manajemen
Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik mengatakan bahwa : “Manajemen
pemerintahan diartikan pada bagaimana secara organisasional untuk
mengimplementasikan kebijakan publik. Dengan demikian manajemen pemerintahan
lebih terfokus pada alat-alat manajerial, teknis pengetahuan dan keterampilan yang
dapat digunakan untuk mengubah ide-ide dan kebijakan menjadi program tindakan”.
(Istianto, 2011: 29). Berikut adalah fungsi-fungsi manajemen pemerintahan:
1) Perencanaan (Planning)
Pernecanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Menurut Harold koonts dan Cyril O’Donnel Planning adalah Fungsi
seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tuuan-tujuan, kebijakan –
kebijakan, prosedur-prosedur program-program, dan alternatif-alternatif yang ada.
Menurut George. R.Terry Planning adalah Memilih dan menghubungkan
fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa
datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Menurut Drs.H. Malayu S.P. Hasibuan planning adalah sejumlah keputusan
mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Menurut Sondang P. Siagian, 1994:108 planning adalah sejumlah
keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan pengorganisasian adalah sejumlah
keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Menurut Sondang P Siagian pengorganisasian adalah adalah sejumlah
keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Menurut Stoner pengorganisasian adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui orang-orang dibawah pengarahan manajer
mengejar tujuan bersama.
3) Penggerakan (Actuating)
Penggerakan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha.
Menurut Kedith Davis penggerakan adalah kemampuan membujuk orang-
orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
Menurut Sondang P. Siangan penggerakan adalah keseluruhan proses pemberian
motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau
bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan
ekonomis.
4) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah serangkaian proses pengamatan terhadap kegiatan yang
dilakukan, serta menilai apakah kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana atau tidak.
Menurut Dale pengawasan adalah tidak hanya melihat sesuatu dengan
seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti
memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan
apa yang direncanakan.
Menurut Atmosudirdjo pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan
yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan
dengan kriteria, norma-norma, standar, atau rencana-rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut Earl P. Stronh pengawasan adalah proses pengaturan berbagai
faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan kettapan-
ketetapan dalam rencana.
Menurut Harold Kootnz pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan
tehadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk
mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat diselenggarakan.
d. Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah suatu ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum
tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada
seseorang untuk bergerak.
Menurut Zaenuddin Kabai kebijakan adalah formalisasi dari sebuah
kebijaksanaan, mengingat seringnya kata kebijakan digunakan pada lingkungan-
lingkungan formal (organisasi atau pemerintahan). Menurut Lasswell (1970)
kebijakan adalah suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai, dan praktek-praktek
yang terarah (a projected program of goals values and practices).
Menurut Budiardjo (1988) kebijakan adalah sekumpulan keputusan yang
diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-
tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Friedrik (1963) kebijakan adalah serangkaian tindakan yang diajukan
seseorang, grup, dan pemerintah dalam lingkungan tertentu dengan mencantumkan
kendala-kendala yang dihadapi serta kesempatan yang memungkingkan pelaksanaan
usulan tersebut dalam upaya mencapai tujuan.
Menurut Carter V. Good (1959) kebijakan adalah sebuah pertimbangan yang
didasarkan atas suatu nilai dan beberapa penilaian terhadap faktor-faktor yang bersifat
situasional untuk mengoperasikan perencanaan yang bersifat umum dan memberikan
bimbingan dalam pengambilan keputusan demi tercapainya tujuan.
Menurut Indrafachrudi (1984) kebijakan adalah suatu ketentuan pokok yang
menjadi dasar dan arah dalam melaksanakan kegiatan administrasi atau pengelolaan.
Menurut Carl Friedrich kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan
dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu
seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran
yang diinginkan.
Menurut PBB kebijakan adalah suatu deklarasi mengenai dasar pedoman untuk
bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-aktivitas
tertentu atau suatu rencana. Menurut Anderson kebijakan adalah suatu tindakan yang
mempunyai tujuan yang dilakukan seseorang pelaku atau sejumlah pelaku untuk
memecahkan suatu masalah.
Menurut Mustopadidjaja kebijakan adalah keputusan suatu organisasi yang
dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan tertentu sebagai keputusan atau untuk
mencapai tujuan tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan
pedoman perilaku dalam (1) pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus
dilakukan baik kelompok sasaran ataupun (unit) organisasi pelaksana kebijakan, (2)
penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan baik dalam
hubungan dengan (unit) organisasi pelaksana maupun dengan kelompok sasaran yang
dimaksudkan.
Menurut William Dun (1999) kebijakan ialah aturan tertulis yang merupakan
suatu keputusan formal organisasi yang mempunyai sifat mengikat, mengatur perilaku
dengan tujuan untuk dapat menciptakan tatanilai baru dalam masyarakat.
Menurut Heclo (1977) kebijakan ialah cara bertindak yang sengaja
dilaksanakan untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah.
Menurut Eulau (1977) kebijakan merupakan suatu keputusan tetap, dicirikan
oleh tindakan yang bersinambung dan juga berulang-ulang pada mereka yang
membuat serta juga melaksanakan kebijakan.
Menurut Amara Raksasa Taya (1976) kebijakan merupakan suatu taktik atau
juga strategi yang diarahkan untuk dapat mencapai suatu tujuan.\
e. Pengertian Pasar
Definisi atau pengertian pasar adalah tempat bertemunya antara penjual &
pembeli untuk bertransaksi jual beli barang maupun jasa. Menurut ilmu ekonomi,
pasar berkaitan dengan kegiatan bukan tempatnya. Ciri khas dari sebuah tempat agar
dapat disebut pasar adalah adanya kegiatan transaksi jual beli.
Konsumen akan datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa sejumlah
uang untuk membayar harganya. Pasar merupakan salah satu dari berbagai macam
sistem, institusi, prosedur, dan hubungan sosial serta infrastuktur dimana terdapat
usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pasar adalah tempat orang
berjual beli. Definisi lain menurut KBBI pasar adalah kekuatan penawaran dan
permintaan, tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang dan
pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa.
Menurut William J. Stanton pasar adalah sekumpulan orang yang memiliki
keinginan untuk puas, uang yang digunakan untuk berbelanja, serta memiliki kemauan
untuk membelanjakan uang tersebut.
Menurut H. Nystrom pasar diartikan sebagai tempat penyaluran barang dan jasa
dari tangan produsen ke konsumen. Singkatnya adalah tempat transaksi barang dan
jasa antara produsen dan konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong pasar merupakan seperangkat pembeli aktual dan
juga potensial dari suatu produk atau jasa. Ukuran dari pasar itu sendiri tergantung
dengan jumlah orang yang menunjukkan tentang kebutuhan, mempunyai kemampuan
dalam bertransaksi.
Menurut Simamora pasar adalah sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan
dan keinginan terhadap produk tertentu, memiliki kemampuan dan kemauan untuk
membeli produk tersebut dan memiliki kesempatan untuk memutuskan membeli
sebuah produk.
Menurut Philip dan Duncanadan pasar diartikan sebagai sesuatu yang
digunakan untuk menempatkan barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Singkatnya
pasar merupakan tempat untuk meletakkan barang-barang untuk dibeli konsumen.
Menurut Atep Adya Barata pasar adalah tempat dimana berkumpulnya penjual
dan calon pembeli, baik secara langsung maupun tak langsung saling berhubungan
melaksanakan pertukaran, baik barang maupun jasa.
Menurut Handri Ma’aruf pengertian pasar ada tiga. Pertama, dapat diartikan
tempat yakni sebuah tempat untuk bertemunya para penjual dengan pembeli. Kedua
dapat diartikan sebuah penawaran dan permintaan, yakni tempat terjadinya kegiatan
transaksi jual beli. Ketiga, pengertian pasar diartikan sebagai sekumpulan anggota
masyarakat yang mempunyai kebutuhan serta daya beli. Pasar merupakan sekumpulan
orang yang berusaha untuk mendapatkan jasa atau barang serta mempunyai
kemampuan untuk membeli barang tersebut.
Menurut Kotler pasar adalah suatu tempat fisik dimana pembeli dan penjual
berkumpul untuk mempertukarkan barang.
Menurut America Marketing Association atau Asosiasi Pemasaran Amerika
pasar adalah tempat pelaksanaan kegiatan usaha perdagangan yang kemudian
diarahkan secara khusus untuk barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Dr. Winardi SE pasar sebagai sebuah tempat dimana secara ideal
harga-harga pada waktu tertentu adalah sama untuk semua penjual dan pembeli.
Pasar mempunyai beberapa ciri-ciri khusus yang perlu anda pahami dan anda
ketahui, diantaranya adalah: Terdapat calon pembeli dan penjual, terdapat jasa
ataupun barang yang hendak diperjualbelikan, terdapat proses permintaan dan
penawaran dari kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut, serta terdapat
suatu interaksi antara pembeli dan penjual, baik itu langsung maupun tidak langsung.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh
seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berasal dari kata methodos
dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Sudjana (2005: 76) berpendapat bahwa
metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran
bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan
pada suatu pendekatan tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiono,
penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif
atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistic,
memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif,
lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang dilakukan disepakati
oleh peneliti dan subjek penelitian.
Metode penelitian kualitatif merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjawab
masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa narasi yang bersumber dari aktivitas
wawancara, pengamatan, pengalian dokumen. Untuk dapat menjabarkan dengan baik
tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan temuan dalam suatu
proposal dan/atau laporan penelitian diperlukan pemahaman yang baik tentang masing-
masing konsep tersebut.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih mengutamakan pada masalah
proses dan makna/persepsi, di mana penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai
informasi kualitatif dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak
menolak informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. Pada tiap-tiap obyek
akan dilihat kecenderungan, pola pikir, ketidakteraturan, serta tampilan perilaku dan
integrasinya sebagaimana dalam studi kasus genetik (Muhadjir, 1996: 243).
3.2. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri
oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
Data ini dapat diperoleh secara langsung melalui ahlinya, melalui sumber yang tepat
dan dapat dijadikan responden dalam penelitian. Data primer dapat berupa opini
subjek individual atau kelompok mengenai Manajemen Pemerintahan dalam
Mengatasi Kesemrawutan Lalu Lintas di Pasar Beras Johar Karawang.
Untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan, peneliti melakukan obsevasi
dan wawancara kepada sumber-sumber yang relevan dan kredibel, sehingga dapat
dijadikan sebagai data primer.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan
cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,
artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan. Data sekunder didapat melalui berbagai sumber yaitu literatur artikel,
serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Data
sekunder umumnya adalah bukti atau catatan yang telah dikumpulkan mengenai
Manajemen Pemerintahan dalam Mengatasi Kesemrawutan Lalu Lintas di Pasar
Beras Johar Karawang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapi dengan format pengamatan, format disusun berisi item-item tentang
kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi dan informasi yang hendak
diambil adalah kondisi alami atau fakta.
Observasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses penyelidikan
untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakkan
diagnosis psikologis, yang didalamnya terdapat proses pengukuran dan penggunaan
berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis.
Observasi adalah proses sitematis dalam merekam pola perilaku manusia,
objek dan kejadian-kejadian tanpa menggunakan pertanyaan atau berkomunikasi
dengan subjek. proses tersebut mengubah fakta menjadi data. Istilah observasi
diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Dari observasi ini peneliti dapat memperoleh data secara langsung baik
berkomunikasi langsung atau tidak mengenai Manajemen Pemerintah dalam
Mengatasi Kesemrawutan Lalu Lintas di Pasar Beras Johar Karawang.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
bertatap muka secara fisik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, dan motivasi
seseorang terhadap suatu obyek. Wawancara dapat digunakan untuk menggali masa
lalu seseorang serta rahasia kehidupannya serta menangkap aksi reaksi orang dalam
bentuk ekspresi sewaktu .tanya jawab.
Wawancara dapat pula dipakai sebagai cara pengumpul data dengan jalan
tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada
tujuan penelitian. Secara sederhana, wawancara merupakan pertemuan antara dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab mengenai Manajemen
Pemerintah dalam Mengatasi Kesemrawutan Lalu Lintas di Pasar Beras Johar
Karawang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yantiu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip buku, agenda, dan sebagainya. Dengan dokumentasi yang yang
diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Pada dasarnya dokumentasi ini
digunakan untuk memperkuat penelitian kualitatif agar dapat lebih dipercaya
mengenai Manajemen Pemerintah dalam Mengatasi Kesemrawutan Lalu Lintas di
Pasar Beras Johar Karawang.
3.4. Teknik Penentuan Informan
Informan merupakan seseorang yang memberikan data penting yang diperlukan
oleh peneliti. Keberadaan informan di sini tidak dimaksudkan untuk menganalisir
penelitian secara keseluruhan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana peneliti
memperoleh data secara mendalam dari informan tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan penelitian berdasarkan fokus
permasalahan dengan mempertimbangkan pihak-pihak tersebut dapat memberikan
infromasi dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu pihak yang terlibat dalam
Manajemen Pemerintah dalam Mengatasi Kesemrawutan Lalu Lintas di Pasar Beras
Johar Karawang. Informan dalam penelitian ini antara lain :
a) Toha (Danru PT. Senjaya Rejeki Mas sebagai Pengelola Pasar Johar)
b) Toni (Pemilik salah satu toko di Pasar Beras Johar)
c) Rini (Pemilih salah satu toko di Pasar Beras Johar)
d) Herman (Penanggungjawab Harian salah satu toko beras di Jalan Wirasaba)
e) Budy Roskandy (Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Karawang)
f) Ade Safrudin P, SE., MM. (Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan
Kabupaten Karawang)
g) Aris Suryanto (Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan Dinas Perhubungan
Kabupaten Karawang)
No. Nama Infoman Informasi atau Data yang Diperoleh

1 Toha Keadaan Pasar Beras Johar

2 Toni Keadaan Pasar Beras Johar

3 Rini Keadaan Pasar Beras Johar

4 Herman Keadaan Pasar Beras Johar

5 Budy Roskandy Peran dan Kebijakan Pemerintah

6 Ade Safrudin P, SE., MM. Peran dan Kebijakan Pemerintah

7 Aris Suryanto Peran dan Kebijakan Pemerintah

Tabel 1. Penentuan Informan


3.5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurus data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Menurut Miles & Huberman analisis
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama
proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Selama pengumpulan data
berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode,
menelusur tema, membuat gugusgugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi
data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhir
lengkap tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi
data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat
ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu mengartikannya
sebagai kuantifikasi.
b. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi:
berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan.
Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam
suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis
dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan
yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang
dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu
proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi
Pada penelitian ini, peneliti mengambil beberapa lokasi untuk penelitian.
Diantaranya adalah Pasar Beras Johar, Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Karawang, dan Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Karawang.
Peneliti memilih lokasi tersebut karena sesuai dengan informasi yang dibutuhkan,
serta instansi yang dituju bersesuaian dengan masalah yang kami angkat, sehingga
peneliti merasa lokasi yang diambil sudah sesuai, dan peneliti juga mempunyai
harapan untuk memperoleh hasil yang optimal dalam melakukan penelitian ini.
b. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 September 2019
sampai dengan tanggal 20 Oktober 2019.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Objek Penelitian


Pasar Beras Johar adalah salah satu dari 11 pasar rakyat yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Karawang, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
yang dibangun di atas lahan yang luasnnya kurang lebih 3 hektar. Sejak tahun 2010 lalu,
Pasar Beras Johar dikelola oleh PT. Senjaya Rejeki Mas untuk masa kontrak selama 20
tahun. Hal ini terjadi setelah adanya Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan yang
memungkinkan pihak swasta untuk ikut mengelola pasar rakyat.
Disperindag Kabupaten Karawang membenarkan hal ini, dengan memberikan
tambahan keterangan bahwa pemerintah bekerja sama dengan pihak ketiga karena melihat
kondisi pasar yang mulai tidak tertata karena pemerintah waktu itu tidak mempunyai
anggaran yang memadai. “Jadi pihak ketiga yang membangun dan mengelola sampai
waktu yang telah ditentukan. Ketika waktunya sudah habis akan kembali lagi pasar kepada
pemerintahan daerah. Selama dikelola, PT. Senjaya harus memberikan kontribusi untuk
pemerintahan daerah sesuai kesepakatan yang telah ditentukan.” Tutur Budy Roskandy,
Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Karawang.
Jalan Wirasaba adalah jalan provinsi yang bertindak sebagai akses utama ke Pasar
Beras Johar dan juga jalan utama yang dilintasi para karyawan, mahasiswa, dan masyarakat
lainnya setiap hari, menjadikan kemacetan tidak dapat dihindari. Ditambah dengan adanya
perlintasan kereta api dan banyak toko beras pribadi yang juga melakukan transaksi dan
bongkar muat di sepanjang jalan ini.
5.2. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi peneliti, kemacetan di daerah Jalan Wirasaba terjadi
pada pagi hari saat jam sibuk yang mana banyak masyarakat yang hendak beraktifitas. Pada
waktu ini, banyak truk pengangkut beras yang sudah tiba dan parkir di area Pasar Johar,
Jalan Wirasaba, bahkan sampai ke Jalan Pasundan (Polsek Karawang Kota) untuk
melakukan transaksi dan bongkar muat.
Berdasarkan informasi yang kami terima dari Dinas Perhubungan Kabupaten
Karawang, diperkirakan setiap pagi terdapat sekitar 200-300 truk beras yang berusaha
melakukan transaksi, dan kebanyakan dari truk itu berasal dari luar daerah Karawang.
“Kalau pasar beras itu dalam per hari terdapat 200-300 truk makanya dalam jam-jam
segitu untuk sembako boleh masuk tetapi kalu untuk pengangkutan mereka hanya diam dan
transaksinya tidak didalam (hanya transit saja) makanya kemacetan tidak bisa diprediksi”
Ujar Pa Ade Safrudin (Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten
Karawang). Pengelola Pasar Beras Johar juga membenarkan hal ini “Kalau beras banyak
kiriman dari luar daerah, karawang juga ada, tetapi kalau hanya dari Karawang saja
maka kebutuhan tidak tercover. Di pasar ini, beras yang sudah dikirimkan ke Karawang
tidak dihabiskan disini (hanya transit saja), tetapi dikirim lagi ke luar Karawang seperti
Bogor, Jakarta, Tangerang, dll.” Tutur Pa Toha (Danru Pasar Johar dari PT. Senjaya
Rejeki Mas). Sebenarnya, truk yang hendak mengirim beras ke pedagang yang memiliki
toko di dalam Pasar Beras Johar tidak terlalu menyebabkan kemacetan, karena sudah ada
lahan parkir, dan toko beras juga tidak bersentuhan langsung dengan Jalan Wirasaba.
Namun lain cerita dengan toko beras yang berada di sepanjang Jalan Wirasaba, toko
ini tidak termasuk area pasar beras, dan bukan toko yang dikelola PT. Senjaya ataupun
pemerintah, toko-toko ini adalah toko yang dimiliki oleh pribadi. Truk-truk inilah yang
akhirnya menyebabkan kemacetan, karena mereka parkir, melakukan transaksi, dan
bongkar muat beras dengan memanfaatkan bahu Jalan Wirasaba. Dan juga toko beras
tersebut tidak memiliki lahan parkir yang cukup luas untuk bongkar muat beras, sehingga
inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa terjadi kesemrawutan lalu lintas di area
Pasar Beras Johar dan Jalan Wirasaba. “Tidak ada ikatan sama sekali atau kontribusi
antara pasar beras johar dengan pedagang beras di jalan wirasaba. Justru menimbulkan
kontra karena pedagang beras di Jalan Wirasaba menimbulkan kemacetan. Dampak tidak
hanya dirasakan oleh dalam pasar tetapi juga masyarakat umum.” Lanjut Pa Toha kepada
peneliti. Hal senada juga didapatkan ketika peneliti melakukan wawancara kepada 2
pemilik toko di Pasar Beras Johar, “Saya hampir tiap hari merasakan kemacetan ini” Kata
Pa Thony. “Sebenarnya sedikit menggangu tetapi kita nikmati saja.” Kata Bu Rini.
Pemerintah bukannya tidak mengetahui hal ini, hanya saja karena toko-toko tersebut
yang merupakan milik pribadi, menjadi tantangan tersendiri karena pemerintah tidak
berhak untuk menutup ataupun memberikan sanksi terhadap toko-toko di Jalan Wirasaba
tersebut. “Kesemerawutan dikarenakan toko-toko yang diluar pasar (pengelolaannya
pribadi) dan itu bukan kewenangan Disperindag tetapi ada kaitannya dengannya Dishub
yaitu tentang pengelolaan (lalu lintas di Jalan Wirasaba) itu. Salah satu kemacetannya
karena yang diluar pasar, yang Disperindag kelola itu hanya yang di dalam pasarnya saja
(ada kebijakannya).”Penjelasan Pa Budy Roskandy (Kepala Sub Bagian Program dan
Pelaporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karawang). Pa Toha juga
menyampaikan hal yang senada “Kalau yang warga kita tidak masuk ke ranah sana.
Istilahnya dia pribadi karena kita tidak mencakup ke sana dan bukan hak kita juga.”
Pertumbuhan masyarakat yang signifikan, juga membuat aktivitas toko-toko beras
juga mengalami pertumbuhan juga. “Menurut saya, awalnya Wirasaba hanya satu atau
dua orang saja yang berjualan, tetapi sekarang sudah hampir 20 toko lebih. Intinya Jalan
Wirasaba yang menyebabkan kemacetan. Kalau tidak ada aktivitas jual beli di Jalan
Wirasaba maka tidak akan macet.” Tutur Pa Toha kepada peneliti. Pasar Beras Johar dan
toko beras disekitarnya sudah menjadi magnet bagi para truk pedagang beras untuk
melakukan transit dan transaksi disini. “Menurut saya, toko yang semakin banyak karena
satu toko bongkar muat bisa mencapai dua sampai tiga truk. Bayangkan jika 20 toko maka
sudah banyak truk yang berjejer dijalan Wirasaba. Bongkar muatan juga membutuhkan
waktu agak lama sekitar dua sampai 3 jam.” Lanjut Pa Toha.
Semakin meningkatnya volume truk yang transit dan bertransaksi membuat Pasar
Beras Johar dinilai kurang lagi memadai untuk transaksi beras dalam skala besar. Terlebih
transaksi beras yang melebar sampai ke luar area Pasar Beras Johar yang membuat
kesemrawutan lalu lintas terjadi. Peneliti juga secara saksama melihat apa yang dituturkan
para narasumber, memang benar di setiap pagi banyak truk yang parkir, dan bongkar muat
selain didalam pasar beras, tetapi juga di sepanjang Jalan Wirasaba, bahkan memanjang
sampai Jalan Pasundan. Pa Aris sebagai Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan
membenarkan hal ini ketika diwawancara peneliti “Intinya faktor jalan, daya tampung
pasar beras sudah tidak memadai dan tidak representatif, serta banyaknya pendatang dari
luar Kabupaten Karawang untuk pengiriman berasnya jadi disini bisa dibilang transit
saja.”
Namun tanggapan lain disampaikan oleh Pa Herman, seorang penanggungjawab
harian dari salah satu toko beras pribadi yang berada di Jalan Wirasaba. Ia berkata bahwa
penyebab kesemrawutan lalu lintas di daerah itu adalah karena penambahan populasi dan
kecilnya jalan. “Penambahan populasi, kalau karena truk beras yang di depan itu relative
kan ga setiap hari pasti penuh terkadang sedikit, terkadang banyak.” Nampaknya ia tidak
sadar atau tidak berani menyebutkan bahwa toko-toko yang berada di Jalan Wirasaba lah
salah satu faktor besar yang menyebabkan kemacetan. Ia menyebutkan bahwa kemacetan
juga berdampak kepada toko tempat ia kerja “Menghambat aktivitas jual beli karena
memakan waktu yang lama. Pekerjaan jadi tidak efektif.”
Hal lain yang juga menjadi perhatian peneliti terhadap faktor yang menyebabkan
kemacetan adalah penutupan perlintasan rel kereta yang berada di daerah Warung Bambu,
Gorowong, yang menyebabkan kendaraan yang biasa melintas di perlintasan tersebut
berpindah ke Jalan Johar kemudian Jalan Wirasaba, sehingga semakin meningkatnya
volume kendaraan yang melintasi Jalan Wirasaba dimana terdapat Pasar Beras Johar.
“Semenjak rel (perlintasan gorowong) ditutup maka banyak kendaraan yang dialihkan
kesini” Tanggapan pa Herman. Bu Rini sebagai pedagang di Pasar Beras Johar juga
mengatakan hal yang sama “Karena adanya truk-truk beras dan adanya rel kereta warung
bambu yang ditutup maka mobil dialihkan semua kesini. Kemacetan meningkat ketika
panen raya sampai jam dua siang.” Dinas Perhubungan juga menyebutkan hal senada
ketika peneliti melakukan wawancara “Ternyata titik simpul disitu karena adanya
pembangunan jembatan unsika termasuk dengan ditutupnya (perlintasan) rel warung
bambu jadi akses kendaraan kesitu semua maka terjadilah kemacetan. Tidak ada jalan
lagi.” Penjelasan Pa Ade.
Jalan di perlintasan Johar yang terbilang kecil juga menjadi faktor mengapa terjadi
kesemrawutan lalu lintas. Bahkan terkadang kereta yang melintas di perlintasan tersebut
dalam satu waktu dapat lebih dari 1 kereta, yang menyebabkan antrian kendaraan yang
cukup panjang. Ditambah perilaku masyarakat yang tidak tertib, terutama pengendara
sepeda motor yang antre di jalur yang berlawanan, membuat kendaraan dari arah lain susah
untuk lewat. Pa Toha juga menyampaikan hal yang serupa kepada peneliti “Selain jalan yg
kecil, buka tutup rel juga membuat kemacetan bertambah parah.”
Menanggapi masalah ini dan berbagai faktor yang menyebabkannya, ada beberapa
pendapat alternatif yang dapat dijadikan sebagai solusi. Pa Toha sebagai pengelola pasar
memiliki pendapat “Menurut saya, dengan akses jalan satu satunya, pemerintah harus bisa
menemukan solusi agar pedagang di Jalan Wirasaba ditertibkan, entah harus dipindah
atau bagaimana. Kalau mereka tidak ada izin mengapa tidak ditutup saja sekalian sama
Pemda.” Ia juga telah berkomunikasi kepada pemerintah mengenai hal ini “Ya mungkin
harapan bapak, pemerintah mendengar aspirasi rakyat khususnya yang berada di dalam
Pasar Beras Johar. Kita sudah mengirimkan surat untuk pemerintah tentang keluhan ini
untuk ditertibkan pedagang yang di luar.” Lanjut Pa Toha.
Alternatif lain yang dapat ditempuh adalah dengan membangun jalan fly over yang
melintasi Jalan Wirasaba, agar kendaraan yang hendak pergi ke arah Telukjambe, Adiarsa,
kawasan industri atau sebaliknya ke arah Johar dapat menggunakan jalan layang. Juga
dibuka kembali perlintasan kereta di daerah Warung Bambu untuk sedikit mengurai macet.
Untuk mengetahui bagaimana peran dan manajemen pemerintah Kabupaten
Karawang terhadap persoalan ini, peneliti melakukan wawancara kepada dua dinas, yaitu
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karawang sebagai dinas yang memiliki
wewenang atas Pasar Beras Johar, dan Dinas Perhubungan sebagai dinas yang memiliki
wewenang untuk penertiban dan pengaturan lalu lintas, dengan hasil sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan telah memiliki rencana untuk melakukan relokasi dan pembangunan Pasar
Induk Beras yang baru, yang direncanakan akan dibangun di daerah Lamaran (Jalan
Lingkar Tanjungpura). Hal ini disampaikan Pak Budy sebagai Kasubag Program dan
Pelaporan Disperindag “Disperindag mempunyai rencana untuk membangun pasar
induk yang berlokasi di Lamaran, dimana akan ada pemindahan pasar. Disperindag
sudah dalam tahap pengkajian dan sudah menyiapkan lahan untuk rencana ini. Pada
tahun 2021 atau 2022 semoga rencana ini terselesaikan sehingga tidak terjadi lagi
kemacetan di Jalan Wirasaba serta Pasar Beras Johar. Kajian ini juga dilihat pada
sosial-ekonomi Pemerintah Kabupaten Karawang.” Ketika rencana pembangunan
Pasar Induk Beras yang baru ini dapat terealisasi, hal selanjutnya yang harus menjadi
catatan adalah bagaimana prosedur relokasi pedagang yang sudah memiliki toko di
Pasar Beras Johar, jangan sampai kebijakan yang dikeluarkan tersebut merugian
masyarakat, khususnya pedagang beras.
Pak Budy menambahkan keterangan ketika nanti relokasi pasar tersebut
berhasil, ia berharap Pasar Beras Johar yang saat ini tetap ada, namun ada perubahan
komoditas yang dijual disana “Keinginan kita yang di luar tetap jadi pasar, tetapi
bukan toko beras mungkin seperti kelontong atau toko-toko biasa saja. Untuk yang di
dalam pasar beras mungkin akan tetap ada yang berjualan beras tetapi tidak terlalu
banyak.” Tuturnya.
Dinas Perhubungan Kabupaten Karawang juga menjelaskan bahwa ada rencana
relokasi pasar beras dengan fasilitas yang memadai untuk transaksi dengan skala kecil
sampai skala besar “Iya, rencana membuat kantong-kantong parkir di Tanjungpura,
tetapi mungkin baru berjalan di tahun 2020 atau tahun berapa karena masih tahap
proses kajian dari Bappeda.”
Rencana lain seperti pembangunan jalan layang juga dibenarkan oleh Dishub,
tetapi berhubung Jalan Wirasaba adalah jalan provinsi, maka Dishub Kabupaten
Karawang belum bisa menjelaskan lebih rinci. “Memang ada perlintasan kereta api.
Disana sudah ada FS sama DED untuk flyover disitu. Tetapi untuk pembangunan kita
masih belum tau kapan karena memang jalan itu adalah jalan provinsi oleh karena itu
kewenangan ada di provinsi.” Tutur Pa Ade. Ia menjelaskan sudah ada studi kelayakan
(Feasibility Study) dan penyusunan rancangan teknik-rinci (Detail Engineering Design)
untuk pembangunan jalan layang, dan untuk info lebih lanjut Dishub menyarankan
untuk bertanya terkait hal ini ke Bappeda.
Sebenarnya rencana relokasi dan pembangunan jalan layang itu sudah ada dari
beberapa tahun yang lalu, namun munkin terdapat kendala sehingga sampai sekarang
rencana tersebut masih belum terealisasi dan masih dalam tahap pengkajian. “Kendala
bisa jadi di anggaran.” Ujar Pa Ade kepada peneliti.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian terhadap Pasar Beras Johar telah dilakukan oleh Disperindag
sejak tahun 2010 lalu, yaitu dengan cara bekerja sama dengan pihak swasta PT. Senjaya
Rejeki Mas yang dipercaya untuk mengelola pasar dengan skema Build Operate
Transfer (BOT). Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban Pemerintah Daerah
Kabupaten Karawang dalam pengelolaan pasar, khususnya dari segi pembiayaan. “PT
Sanjaya mengelola pasar beras johar sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2030.”
Ujar Pa Budy. Dengan dilimpahkannya kewenangan untuk mengelola pasar,
pemerintah hanya tinggal menerima pendapatan dari pasar yang jumlahnya disesuaikan
dengan perjanjian yang berlaku. “Kita mempunyai kewajiban untuk memberikan PAD
(Pendapatan Asli Daerah) ke Pemda. Kita ada kontribusi ke Pemda.” Tutur pengelola
pasar, Pa Toha kepada peneliti.
Dalam hal mengatasi kesemrawutan lalu lintas yang terjadi, peran Dinas
Perhubungan adalah dengan meluncurkan 4 petugas Dishub untuk mengatur lalu lintas.
“Anggota kami juga tetap ada yang mengatur lalu lintas di pasar beras 2 dan di
Wirasaba 2 anggota.” Jelas Pa Ade.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Dinas Perhubungan telah membuat pembatas jalan di Jalan Wirasaba yang
bertujuan agar pengemudi tidak mengambil lajur yang berlawanan, dan untuk
menertibkan kendaraan, namun tetap saja tidak membuahkan hasil yang diharapkan.”
Di wirasaba kan ada jalan lintasan rel kereta api, di Jalan Wirasaba kami sudah
melakukan action ditengah itu bikin media jalan (pembatas) ternyata si pengguna
melanggar dan pro kontra sebagainya.”
Dinas Perhubungan juga pernah mengeluarkan larangan untuk melakukan
bongkar muat beras di Jalan Wirasaba, dan petugas sudah sering memberikan himbauan
kepada supir truk yang melakukan bongkar muat di jalan tersebut. Namun tetap saja
bongkar muat dilaksanakan dengan memakan badan jalan sehingga menyebabkan
kemacetan. Namun Dinas Perhubungan menjelaskan bahwa mereka hanya berhak
untuk menghimbau, karena penilangan adalah wilayah kewenangan dari kepolisian.
Dalam rangka menambah akses jalan untuk mengurai kemacetan, Dishub sudah
melakukan upaya dan komunikasi dengan Dirjen Perkeretaapian untuk membuka
kembali perlintasan kereta api di daerah Warung Bambu “Kita sudah beberapa kali
kirim surat, serta pertemuan dengan dirjen perkeretaapian, selanjutnya kita juga
membuat kajian kecil sebagai usaha untuk membangun kembali. Tinggal menunggu
keputusan selanjutnya. Salah satunya kita coba anggarkan untuk pembuatan palang
pintu serta persiapan petugas. Bupati juga sudah menandatangani surat untuk ajuan
pembukaan kembali.” Jelas Pak Aris.
d. Pengawasan (Controlling)
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karawang sebagai
penanggungjawab pasar, selalu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan Pasar Beras Johar. “Kita selalu mengadakan monitoring, melihat bidang
K3 nya seperti apa, lalu kontribusi ke pemda seperti apa., dan menampung
permasalahan mereka, serta apa yang bisa dibantu. Yang kita bantu selama ini adalah
penyediaan gerobak sampah serta penerangan jalan umum.”
Dinas Perhubungan juga terus melakukan upaya pengawasan dalam upaya
menertibkan lalu lintas di kawasan Pasar Beras Johar dan Jalan Wirasaba dengan
menggunakan contraflow yang dinilai cukup efektif.
BAB V
SIMPULAN

5.1. Kesimpulan
a. Penyebab kesemrawutan lalu lintas di Pasar Beras Johar adalah tingginya volume truk
beras yang melaksanakan bongkar muat di badan Jalan Wirasaba, dan banyaknya toko
beras pribadi di sepanjang Jalan Wirasaba. Area ini menjadi magnet truk beras untuk
transit dan bertransaksi, sehingga Pasar Beras Johar ini sudah tidak lagi memadai.
b. Pemerintah melalui dinasnya telah membuat pembatas jalan, pelarangan bongkar muat
di badan jalan, melakukan pengaturan lalu lintas di area Pasar Beras Johar, dan bekerja
sama dengan pihak swasta dalam pengelolaan pasar.
c. Pemerintah melalui dinasnya mempunyai rencana untuk merelokasi pasar beras ke area
yang lebih memadai, serta rencana pembangunan jalan layang yang melintasi area Jalan
Wirasaba.
5.2. Saran
Dalam menangani permasalahan ini, pemerintah yang berwenang harus dapat
mendengarkan aspirasi masyarakat, juga lebih responsif terhadap situasi yang terjadi demi
menghasilkan output yang tepat sasaran. Rencana pemerintah harus secepatnya
direalisasikan, sehingga permasalahan kesemrawutan ini dapat teratasi.
Bagi peneliti yang hendak melanjutkan tema ini, diusahakan untuk melibatkan
instansi terkait lainnya supaya mendapat informasi yang maksimal agar pembahasan ini
dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Transkrip Wawancara
1. Wawancara 1
Narasumber: Pak Toha sebagai Danru pengelola Pasar Beras Johar dari
PT. Senjaya Rejeki Mas
Pewawancara : “Pak Toha sebagai apa disini?”
Narasumber : “Saya sebagai pengelola pasar Johar”
Pewawancara : “Jadi pak yang termasuk pasar johar itu dari dan sampai mana saja
wilayahnya?”
Narasumber : “Wilayahnya kurang lebih 3 hektar luas tanahnya. Pedagang beras di
wirasaba tidak termasuk dalam lingkup pasar johar (di luar area pasar
johar) karena masuknya ke warga/lingkungan. Area pasar dimulai dari
belokan cat berwarna biru lalu ke dalam pasar lalu bagian depan blok
A, B, C, D.”
Pewawancara : “Untuk pengelolaannya apakah dibawah naungan Pemda?”
Narasumber : “Awalnya pasar Pemda, tetapi di BOT kan menjadi milik swasta. Jadi
selama 20 tahun akan dikelola oleh swasta. Dimulai dari tahun 2010 dan
baru 9 tahun berjalan.”
Pewawancara : “Apakah lahan juga dari swasta?”
Narasumebr : “Lahan milik pemerintah”
Pewawancara : “Jadi dikelolanya oleh pihak swasta?”
Narasumber : “Iya, pasar ini dibangun oleh pihak swasta. Kemungkinan Pemda tidak
memiliki dana APBD atau bagaimana maka diswastakan.”
Pewawancara : “Apakah bapak berasal dari perusahaannya?”
Narasumber : “Iya, saya dari perusahaannya”
Pewawancara : “Apakah ada juga yang berasal dari Pemda?”
Narasumber : “Tidak ada. Jadi otomatis kalau sudah di BOT kan tidak ada terlibat
pemda dalam pengelolaan karena swasta yang pegang.”
Pewawancara : “Apakah ada kewajiban perusahaan untuk Pemda?”
Narasumber : “Iya ada, kita mempunyai kewajiban untuk memberikan PAD
(Pendapatan Asli Daerah) ke Pemda. Kita ada kontribusi ke Pemda.”
Pewawancara : “Apa saja hubungan antara PT Sanjaya dengan Pemda?”
Narasumber : “Dari segi bidang kebersihan, keamanan tidak terlepas dari Pemda.
Pemda juga ikut memantau dan tidak begitu lepas tangan karena tetap
harus ada pengawasan dari Pemda.”
Pewawancara : “Apakah ada controlling/supervise yang dilakukan Pemda di sini?”
Narasumber : “Terkadang ada sidak.”
Pewawancara : “Dari dinas mana dilakukan supervisi?”
Narasumber : “Disperindag Pasar. Kita tidak terlepas hubungan dari disperindag
pasar.”
Pewawancara : “Apakah selalu rutin dilakukan supervisi?”
Narasumber : “Terkadang ada kunjungan seminggu sekali atau sebulan sekali.”
Pewawancara : “Apakah beras yang ada di Pasar Beras dikirim atau mengirim?”
Narasumber : “Kalau beras banyak kiriman dari luar daerah, karawang juga ada,
tetapi kalau hanya dari Karawang saja maka kebutuhan tidak tercover.
Di pasar ini, beras yang sudah dikirimkan ke Karawang tidak dihabiskan
disini (hanya transit saja), tetapi dikirim lagi ke luar Karawang seperti
Bogor, Jakarta, Tangerang, dll.”
Pewawancara : “Apakah area warga yang di depan (wirasaba) ada yang mengelola?”
Narasumber : “Kalau yang warga kita tidak masuk ke ranah sana. Istilahnya dia
pribadi karena kita tidak mencakup ke sana dan bukan hak kita juga”
Pewawancara : “Bagaimana dengan truk yang suka parkir? Apakah berasal dari luar
Karawang atau Karawang?”
Narasumber : “Kebanyakan dari luar Karawang. Justru yang di luar itu dari jalan
Wirasaba dan dikomplain oleh pedagang dalam pasar.”
Pewawancara : “Apakah ada keterikatan antara pasar beras dengan pedagang beras di
Jalan Wirasaba?”
Narasumber : “Tidak ada ikatan sama sekali atau kontribusi antara pasar beras johar
dengan pedagang beras di jalan wirasaba. Justru menimbulkan kontra
karena pedagang beras di Jalan Wirasaba menimbulkan kemacetan.
Dampak tidak hanya dirasakan oleh dalam pasar tetapi juga masyarakat
umum.”
Pewawancara : “Bagaimana tanggapan Bapak mengenai kemacetan yang disebabkan
oleh truk beras?”
Narasumber : “Menurut saya, dengan akses jalan satu satunya, pemerintah harus bisa
menemukan solusi agar pedagang di jalan wirasaba di tertibkan, entah
harus dipindah atau bagaimana. Kalau mereka tidak ada izin mengapa
tidak ditutup saja sekalian sama Pemda”
Pewawancara : “Jadi penyebab banyak truk bermula dari Pasar Beras atau Jalan
Wirasaba?”
Narasumber : “Menurut saya, awalnya Wirasaba hanya satu atau dua orang saja yang
berjualan, tetapi sekarang sudah hampir 20 toko lebih. Intinya Jalan
Wirasaba yang menyebabkan kemacetan. Kalau tidak ada aktivitas jual
beli di Jalan Wirasaba maka tidak akan macet.”
Pewawancara : “Apakah pihak Pemda sudah mengetahui masalah kemacetan ini?”
Narasumber : “Sebenarnya Pemda sudah tau, Dishub juga sudah tau.”
Pewawancara : “Pernah ada rencana pasar beras untuk dipindahkan ke Jalan Baru.
Bagaimana menurut bapak?”
Narasumber : “Persediaan luas tanah di Pasar Baru tidak memadai. Pedagang yang
didalam pasar beras, mereka sudah memiliki kontrak 20 tahun dan sudah
berjalan 9 tahun. Jika mereka pindah ke lokasi baru maka harus
mengeluarkan uang lagi dan mungkin mereka keberatan di bagian itu.
Apabila ada barter misalnya, pasar beras johar milik pemerintah dan
begitu pun sebaliknya, serta tidak harus mengeluarkan biaya lagi untuk
pindah maka bisa-bisa saja atau ada toleransi yang lain entah itu harga
murah atau bagaimana.”
Pewawancara : “Jadi menurut bapak apakah masalah kemacetan disebabkan oleh lahan
parkir yang kurang atau truk yang semakin banyak?”
Narasumber : “Menurut saya, toko yang semakin banyak karena satu toko bongkar
muat bisa mencapai dua sampai tiga truk. Bayangkan jika 20 toko maka
sudah banyak truk yang berjejer dijalan Wirasaba. Bongkar muatan juga
membutuhkan waktu agak lama sekitar dua sampai 3 jam. Ya mungkin
harapan bapak, pemerintah mendengar aspirasi rakyat khususnya yang
berada di dalam Pasar Beras Johar. Kita sudah mengirimkan surat untuk
pemerintah tentang keluhan ini untuk ditertibkan pedagang yang di
luar.”
Pewawancara : “Apakah ada perpanjangan kontrak nantinya?”
Narasumber : “Iya, mungkin ketika kontrak sudah habis, perusahaan
merokemendasikan perpanjangan kontra, entah itu 5 tahun, 10 tahun,
dan sebagainya. Semua juga tergantung kebijakan Pemda.”
Pewawancara : “Jika pedagang beras yang di Wirasaba ditutup apakah akan
mengurangi jumlah truk yang bongkar muat di sini?”
Narasumber : “Ya otomatis bisa.”
Pewawancara : “Untuk kemacetan yang di depan sudah berapa lama?”
Narasumber : “Kurun waktu hampir 5 tahun. Tahun 2015 sudah ada kemacetan,
tetapi tidak separah sekarang. Selain jalan yg kecil, buka tutup rel juga
membuat kemacetan bertambah parah. Menurut saya, pemerintah harus
membangun flyover.”
2. Wawancara 2
Narasumber: Pak Toni, sebagai salah satu pemilik toko beras di Pasar Beras Johar
Pewawancara : Pak Thony sebagai apa di sini?
Narasumber : Saya sebagai pemilik toko ini.
Pewawancara : Tadi kita sudah ke PT Sanjaya mengenai kemacetan karena bongkar
muatan beras di Jalan Wirasaba. Bagaimana tanggapan Bapak?
Narasumber : Saya hampir tiap hari merasakan kemacetan ini
Pewawancara : Apakah mengganggu toko beras ini?
Narasumber : Silahkan bertanya ke PT Sanjaya. Kita tidak berhak memberi komentar
takut ada kesalahpahaman. Saya takut tidak sinkron antara jawaban PT
Sanjaya dan saya.
Pewawancara : Menurut bapak apa penyebab kemacetan?
Narasumber : Karena jalan yang kurang, serta lahan parkir truk yang kurang
memadai.
Pewawancara : Dimana bapak melakukan bongkar muatan?
Narasumber : Terkadang di depan toko ini, terkadang di dekat rel karena pembeli
menunggu di sana.
Pewawancara : Menurut bapak apakah sah sah saja bagi penjual toko beras di jalan
wirasaba?
Narasumber : Bukan sah-sah saja sebenarnya karena dampaknya juga banyak.
Silahkan ya tanya ke pihak PT Sanjaya.
Pewawancara : Apakah merasa terganggu dengan adanya toko beras di wirasaba?
Narasumber : Iya, merasa terganggu
Pewawancara : Apakah berimbas ke penjualan?
Narasumber : Iya, banyak berimbas ke penjualan.
3. Wawancara 3
Narasumber: Bu Rini, sebagai salah satu pemilik toko beras di Pasar Beras Johar
Pewawancara : Kalau boleh tau nama ibu siapa?
Narasumber : Ibu Rini
Pewawancara : Sudah berapa lama disini?
Narasumber : Kurang lebih 7 tahun
Pewawancara : Bagaimana menurut ibu tentang bongkar muat beras yang
mengakibatkan kemacetan?
Narasumber : Sebenarnya sedikit menggangu tetapi kita nikmati saja.
Pewawancara : Untuk toko ibu pribadi dimana kegiatan untuk bongkar muat?
Narasumber : Di depan toko karena sudah langganan.
Pewawancara : Menurut ibu, apa penyebab kemacetan?
Narasumber : Karena adanya truk-truk beras dan adanya rel kereta warung bambu
yang ditutup maka mobil dialihkan semua kesini. Kemacetan meningkat
ketika panen raya sampai jam dua siang.
Pewawancara : Apakah ada persaingan harga antara di dalam pasar johar dengan yang
di luar?
Narasumber : Sama aja mengenai harga
Pewawancara : Apakah berdampak pada toko ibu mengenai penjualan tentang
keberadaan pedagang beras di wirasaba?
Narasumber : Tidak ada dan tidak merasa tersaingi. Hanyak berdampak mengenai
kemacetannya saja.
Pewawancara : Apa aspirasi ibu mengenai hal ini?
Narasumber : Tolong pasar beras ditertibkan dan untuk pasar yang didepan tutup saja
agar tidak macet.
Pewawancara : Apakah ibu setuju untuk pembangunan flyover?
Narasumber : Saya setuju, tidak apa-apa mereka tidak ditutup dan tetap berjualan asal
ada flyover karena kemacetan berpengaruh terhadap pembeli juga.
4. Wawancara 4
Narasumber: Pak Herman, sebagai salah satu pemilik toko beras di Jalan Wirasaba
Pewawancara : Apa tanggapan Bapak tentang kemacetan setiap pagi?
Narasumber : Semenjak rel ditutup maka banyak kendaraan yang dialihkan kesini.
Pewawancara : Apakah sebelumnya juga macet?
Narasumber : Iya macet, tetapi tidak separah sekarang.
Pewawancara : Apa penyebab kemacetan menurut Bapak?
Narasumber : Penambahan populasi, kalau karena truk beras yang di depan itu relatif
kan ga setiap hari pasti penuh terkadang sedikit, terkadang banyak.
Pewawancara : Dimana bapak biasanya melakukan bongkar muatan?
Narasumber : Di depan toko dan di jalan Wirasaba
Pewawancara : Apa keluhan bapak mengenai kemacetan?
Narasumber : Menghambat aktivitas jual beli karena memakan waktu yang lama.
Pekerjaan jadi tidak efektif.
Pewawancara : Menurut bapak apa penyebab kemacetan selain yang sudah diuraikan?
Narasumber : Jalan yang kecil.
Pewawancara : Apakah toko beras ini milik pribadi?
Narasumber : Iya, ini toko milik pribadi
Pewawancara : Apa yang ingin bapak sampaikan mengenai kemacetan ini?
Narasumber : Dibuat flyover agar tidak macet disini.
5. Wawancara 5
Narasumber: Pak Budy Roskandy (Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karawang)
Pewawancara : Bagaimana kesemerawutan lalu lintas di daerah pasar beras johar?
Narasumber : Kesemerawutan dikarenakan toko-toko yang diluar pasar
(pengelolaannya pribadi masing2) dan itu bukan kewenangan
disperindag tetapi ada kaitannya dengannya dishub yaitu tentang
pengelolaan itu. Salah satu kemacetannya karena yang diluar pasar,
yang disperindag kelola itu hanya yang di dalam pasarnya saja (ada
kebijakannya). Disperindag mempunyai sub bidang pasar, perdagangan,
tetapi yang lebih berwenang akan pengelolaan lahan lalu lintas di pasar
yaitu dishub. Kemacetan di jalur pasar disebabkan juga karena adanya
jual beli beras dalam mobil yang menyebabkan terhambatnya lalu lintas
dikawasan wirasaba.
Pewawancara : Kapan rencana pemindahan pasar ?
Narasumber : Disperindag mempunyai rencana untuk membangun pasar induk yang
berlokasi di lamaran, dimana akan ada pemindahan pasar. Disperindag
sudah dalam tahap pengkajian dan sudah menyiapkan lahan untuk
rencana ini. Pada tahun 2021/2022 semoga rencana ini terselesaikan
sehingga tidak terjadi lagi kemacetan di Jalur Wirasaba serta Pasar Beras
Johar. Kajian ini juga dilihat pada sosial-ekonomi pemerintah kabupaten
karawang.
Pewawancara : Kapan pasar beras johar dikelola oleh PT SANJAYA ?
Narasumber : PT Sanjaya mengelola pasar beras johar sejak tahun 2010 sampai
dengan tahun 2030. Kata disperindag dikarawang mempunyai pasar
rakyat dan ada 11 pasar dipegang oleh pemerintahan daerah kabupaten
karawang yang dikelola semua pasar oleh disperindag , dengan adanya
kebijakan undang-undang pasar rakyat juga sehingga bisa bekerja sama
dengan pihak swasta karena kondisi pasar yang sudah tidak layak lagi
untuk dijual beli kan, PEMPROV tidak mempunyai anggaran waktu itu
untuk membangun kembali dan solusinya mengkerjasamakan sama
pihak ketiga, jadi pihak ketika yg membangun dan mengelola sampai
waktu yang telah ditentukan .ketika waktunya sudah habis akan kembali
lagi pasar kepada pemerintahan daerah . selama dikelola oleh PT
Sanjaya harus memberikan kontribusi untuk pemerintahan daerah
dengan adanya kesepakatan yang telah ditentukan.
Pewawancara : Bagaimana pendapat bapak tentang masalah kemacetan di sekitar Pasar
Beras Johar?
Narasumber : Karena kita kalo misalkan masalah itu gak sampai sana karena gini
salah satu sebabnya karena ada beras. Nah itu yang kita ga kelola yang
kita kelola hanya pedagang yang ada di dalam pasar. Untuk truk itu
banyak yang melakukan transaksi jual beli. Kita tidak punya kebijakan
apa-apa tentang itu. Kita hanya punya kebijakan dalam pasar.
Disperindag mempunyai rencana membuat pasar induk beras yang ada
di Jalan Baru. Rencana kita adalah memindahkan mereka ke sana dan
sudah dalam tahap pengkajian. Indag tidak hanya tinggal diam walaupun
memang bukan kewenangan Indag tetapi di dalam nya ada perdagangan
maka kita kewajiban untuk menertibkan itu.
Pewawancara : Kapan rencana pemindahan pasar dilaksanakan?
Narasumber : Kita masih dalam tahan kajian. Mudah-mudahan 2020 sudah dilakukan
pembangunan dan sudah bisa digunakan tahun 2021 kira-kira jika
lancar.
Pewawancara : Apabila rencana tersebut terealisasi lalu pasar johar yang sekarang
akan dijadikan tempat apa?
Narasumber : Keinginan kita yang di luar tetap jadi pasar, tetapi bukan toko beras
mungkin seperti kelontong atau toko-toko biasa saja. Untuk yang di
dalam pasar beras mungkin akan tetap ada yang berjualan beras tetapi
tidak terlalu banyak.
Pewawancara : Bentuk controlling dari Disperindag di pasar johar?
Narasumber : kita selalu mengadakan monitoring, melihat bidang k3 nya seperti apa,
lalu kontribusi ke pemda seperti apa., dan menampung permasalahan
mereka, serta apa yang bisa dibantu. Yang kita bantu selama ini adalah
penyediaan gerobak sampah serta penerangan jalan umum.
6. Wawancara 6
Narasumber 1: Ade Safrudin P, SE., MM. (Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas
Perhubungan Kabupaten Karawang)
Narasumber 2: Aris Suryanto (Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan Dinas
Perhubungan Kabupaten Karawang)
Narasumber 1 : Jadi kita langsung ke point nya aja ya. Pasar beras itu per hari
diperkirakan hampir 200-300 pengangkutan barang. Yang kedua, jalan
yang ada di Wirasaba cukup kecil kami sudah melakukan himbauan dan
sebagainya ternyata pasar beras di johar tidak cukup memadai jadi
alternatef pemerintah daerah membuat lagi kantong-kantong untuk
parkir yang sifatnya pedagang beras tersebut terakomidir agar tidak
terjadi kemacetan, rencana di Tanjung Pura.
Pewawancara : Jadi dialihkan pak pasar berasnya?
Narasumber 1 : Iya, rencana membuat kantong-kantong parkir di Tanjungpura, tetapi
mungkin baru berjalan di tahun 2020 atau tahun berapa karena masih
tahap proses kajian dari Bappeda. Terus selanjutnya kalau pasar beras
itu dalam per hari terdapat 100-200 truk makanya dalam jam-jam segitu
untuk sembako boleh masuk tetapi kalu untuk pengangkutan mereka
hanya diam dan transaksinya tidak di dalam (hanya transit saja)
makanya kemacetan tidak bisa diprediksi tetapi tetap disana ada anggota
di wirasaba ada dan dipasar beras juga ada.
Pewawancara : Kalau menurut dishub snediri penyebabnya apa saja pak?
Narasumber 2 : Intinya faktor jalan, daya tampung pasar beras sudah tidak memadai
dan tidak representatif, serta banyaknya pendatang dari luar Kabupaten
Karawang untuk pengiriman berasnya jadi disini bisa dibilang transit
saja.
Pewawancara : Jadi setelah melakukan berbagai wawancara sebelumnya, yang
menyebabkan macet bukan toko beras yang di dalem tetapi yang di
sepanjang jalan wirasaba. Bagaimana tanggapan bapak mengenai itu?
Narasumber 1 : Di wirasaba kan ada jalan lintasan rel kereta api, di Jalan Wirasaba
kami sudah melakukan action ditengah itu bikin media jalan (pembatas)
ternyata si pengguna melanggar dan pro kontra sebagainya. Anggota
kami juga tetap ada yang mengatur lalu lintas di pasar beras 2 dan di
wirasaba 2 anggota. Ternyata titik simpul disitu karena adanya
pembangunan jembatan unsika termasuk dengan ditutupnya rel bamboo
jadi akses kendaraan kesitu semua maka terjadilah kemacetan. Tidak ada
jalan lagi
Pewawancara : Mengapa warung bambu ditutup?
Narasumber 1 : Karena ada kejadian kecelakaan bis, bis melintas dan mogok lalu
ketabrak bis tersebut. Akhirnya pihak KAI menutup lintasan sebidang
tersebut.
Pewawancara : Apakah dishub kena imbasnya?
Narasumber 1 : Pasti. Kami pun sudah berupaya untuk membbuka kembali karena ada
akses jalan alternative disana.
Pewawancara : Apakah ada perencanaan dari Dishub untuk mengurai kemacetan?
Narasumber 1 : Solusinya harus relokasi karena memang sudah tidak tertampung.
Pewawancara : Penanggulangan disana untuk saat ini apa saja?
Narasumber 1 : Untuk saat ini kita penempatan petugas saja untuk mengatur lalu
lointas. Jangan sampai bong muatan beras menggunakan wadah jalan
yang mengganggu lau lintas lain
Pewawancara : Apakah ada sanksinya?
Narasumber 2 : Untuk saat sini belum ada. Kalau kita sanksi kasian juga pengusahanya
karena kita juga belum bisa menyediakan tempat lain. Kita akan kasih
sanksi jika kita sudah menyediakan tempat.
Pewawancara : Tanggapan bapak tentang pendapat pedagang mengenai jalan yang
kecil?
Narasumber 2 : Untuk jalan sepertinya tidak kecil karena sudah lebar, tetapi memang
ada perlintasan kereta api. Disana sudah ada FS sama DED untuk
flyover disitu. Tetapi untuk pembangunan kita masih belum tau kapan
karena memang jalan itu adalah jalan provinsi oleh karena itu
kewenangan ada di provinsi.
Pewawancara : Apakah mungkin alternative flyover dapat memecah masalah
kemacetan?
Narasumber 1 : Untuk kemacetan iya. Lalu ada juga underpass di pasundan.
Pewawancara : Bagaimana bentuk controlling yang ada di pasar beras?
Narasumber 1 : Untuk saat ini hanya pengawasan dan penghimbauan sambil
menempatkan petugas di sana serta menunggu relokasi dan flyover.
Pewawancara : Apakah ada strategi lagi dalam mengurai kemacetan di pasar johar?
Narasumber 2 : Kita sudah kasih himbauan dan surat untuk tidak bongkar muat di jam
segitu.
Pewawancara : Apakah memungkinkan untuk menutup toko yang didepan?
Narasumber 2 : Kayaknya tidak mungkin
Pewawancara : Apakah ada mediasi antara pemilik toko dan dishub?
Narasumber 1 : Sering. Setiap pimpinan baru sudah melakukan action terakhir februari
dan april kamu melakukan eksen.
Pewawancara : Apakah memungkinkan untuk dishub membuka kembali jalan yang
ditutup?
Narasumber 1 : Kita sudah beberapa kali kirim surat, serta pertemuan dengan dirjen
perkeretaapian, selanjutnya kita juga membuat kajian kecil sebagai
usaha untuk membangun kembali. Tinggal menunggu keputusan
selanjutnya. Salah satunya kita coba anggarkan untuk pembuatan palang
pintu serta persiapan petugas. Bupati juga sudah menandatangani surat
untuk ajuan pembukaan kembali
Pewawancara : Apa kendala yang membuat lama pembangunan wacana flyover dan
relokasi?
Narasumber 1 : Kendala bisa jadi di anggaran.
Pewawancara : Apakah pengiriman anggota dari dishub disa dikatakan efektif?
Narasumber 1 : Sebenarnya efektif bisa meminimalisir kemacetan pengguna jalan
menggunakan contaflow.
Lampiran 3. Dokumentasi Foto
Lampiran 4. Surat Keterangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Lampiran 5. Surat Keterangan dari Dinas Perhubungan

Anda mungkin juga menyukai