Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kesemrawutan Lalu Lintas di Pasar Beras Johar Karawang”.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Evi Priyanti, S.IP., M.Si. yang telah
membimbing kami, serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Harapan kami seamoga makalah ini dapat bermanfaat, menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
5.1. Kesimpulan
a. Penyebab kesemrawutan lalu lintas di Pasar Beras Johar adalah tingginya volume truk
beras yang melaksanakan bongkar muat di badan Jalan Wirasaba, dan banyaknya toko
beras pribadi di sepanjang Jalan Wirasaba. Area ini menjadi magnet truk beras untuk
transit dan bertransaksi, sehingga Pasar Beras Johar ini sudah tidak lagi memadai.
b. Pemerintah melalui dinasnya telah membuat pembatas jalan, pelarangan bongkar muat
di badan jalan, melakukan pengaturan lalu lintas di area Pasar Beras Johar, dan bekerja
sama dengan pihak swasta dalam pengelolaan pasar.
c. Pemerintah melalui dinasnya mempunyai rencana untuk merelokasi pasar beras ke area
yang lebih memadai, serta rencana pembangunan jalan layang yang melintasi area Jalan
Wirasaba.
5.2. Saran
Dalam menangani permasalahan ini, pemerintah yang berwenang harus dapat
mendengarkan aspirasi masyarakat, juga lebih responsif terhadap situasi yang terjadi demi
menghasilkan output yang tepat sasaran. Rencana pemerintah harus secepatnya
direalisasikan, sehingga permasalahan kesemrawutan ini dapat teratasi.
Bagi peneliti yang hendak melanjutkan tema ini, diusahakan untuk melibatkan
instansi terkait lainnya supaya mendapat informasi yang maksimal agar pembahasan ini
dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Transkrip Wawancara
1. Wawancara 1
Narasumber: Pak Toha sebagai Danru pengelola Pasar Beras Johar dari
PT. Senjaya Rejeki Mas
Pewawancara : “Pak Toha sebagai apa disini?”
Narasumber : “Saya sebagai pengelola pasar Johar”
Pewawancara : “Jadi pak yang termasuk pasar johar itu dari dan sampai mana saja
wilayahnya?”
Narasumber : “Wilayahnya kurang lebih 3 hektar luas tanahnya. Pedagang beras di
wirasaba tidak termasuk dalam lingkup pasar johar (di luar area pasar
johar) karena masuknya ke warga/lingkungan. Area pasar dimulai dari
belokan cat berwarna biru lalu ke dalam pasar lalu bagian depan blok
A, B, C, D.”
Pewawancara : “Untuk pengelolaannya apakah dibawah naungan Pemda?”
Narasumber : “Awalnya pasar Pemda, tetapi di BOT kan menjadi milik swasta. Jadi
selama 20 tahun akan dikelola oleh swasta. Dimulai dari tahun 2010 dan
baru 9 tahun berjalan.”
Pewawancara : “Apakah lahan juga dari swasta?”
Narasumebr : “Lahan milik pemerintah”
Pewawancara : “Jadi dikelolanya oleh pihak swasta?”
Narasumber : “Iya, pasar ini dibangun oleh pihak swasta. Kemungkinan Pemda tidak
memiliki dana APBD atau bagaimana maka diswastakan.”
Pewawancara : “Apakah bapak berasal dari perusahaannya?”
Narasumber : “Iya, saya dari perusahaannya”
Pewawancara : “Apakah ada juga yang berasal dari Pemda?”
Narasumber : “Tidak ada. Jadi otomatis kalau sudah di BOT kan tidak ada terlibat
pemda dalam pengelolaan karena swasta yang pegang.”
Pewawancara : “Apakah ada kewajiban perusahaan untuk Pemda?”
Narasumber : “Iya ada, kita mempunyai kewajiban untuk memberikan PAD
(Pendapatan Asli Daerah) ke Pemda. Kita ada kontribusi ke Pemda.”
Pewawancara : “Apa saja hubungan antara PT Sanjaya dengan Pemda?”
Narasumber : “Dari segi bidang kebersihan, keamanan tidak terlepas dari Pemda.
Pemda juga ikut memantau dan tidak begitu lepas tangan karena tetap
harus ada pengawasan dari Pemda.”
Pewawancara : “Apakah ada controlling/supervise yang dilakukan Pemda di sini?”
Narasumber : “Terkadang ada sidak.”
Pewawancara : “Dari dinas mana dilakukan supervisi?”
Narasumber : “Disperindag Pasar. Kita tidak terlepas hubungan dari disperindag
pasar.”
Pewawancara : “Apakah selalu rutin dilakukan supervisi?”
Narasumber : “Terkadang ada kunjungan seminggu sekali atau sebulan sekali.”
Pewawancara : “Apakah beras yang ada di Pasar Beras dikirim atau mengirim?”
Narasumber : “Kalau beras banyak kiriman dari luar daerah, karawang juga ada,
tetapi kalau hanya dari Karawang saja maka kebutuhan tidak tercover.
Di pasar ini, beras yang sudah dikirimkan ke Karawang tidak dihabiskan
disini (hanya transit saja), tetapi dikirim lagi ke luar Karawang seperti
Bogor, Jakarta, Tangerang, dll.”
Pewawancara : “Apakah area warga yang di depan (wirasaba) ada yang mengelola?”
Narasumber : “Kalau yang warga kita tidak masuk ke ranah sana. Istilahnya dia
pribadi karena kita tidak mencakup ke sana dan bukan hak kita juga”
Pewawancara : “Bagaimana dengan truk yang suka parkir? Apakah berasal dari luar
Karawang atau Karawang?”
Narasumber : “Kebanyakan dari luar Karawang. Justru yang di luar itu dari jalan
Wirasaba dan dikomplain oleh pedagang dalam pasar.”
Pewawancara : “Apakah ada keterikatan antara pasar beras dengan pedagang beras di
Jalan Wirasaba?”
Narasumber : “Tidak ada ikatan sama sekali atau kontribusi antara pasar beras johar
dengan pedagang beras di jalan wirasaba. Justru menimbulkan kontra
karena pedagang beras di Jalan Wirasaba menimbulkan kemacetan.
Dampak tidak hanya dirasakan oleh dalam pasar tetapi juga masyarakat
umum.”
Pewawancara : “Bagaimana tanggapan Bapak mengenai kemacetan yang disebabkan
oleh truk beras?”
Narasumber : “Menurut saya, dengan akses jalan satu satunya, pemerintah harus bisa
menemukan solusi agar pedagang di jalan wirasaba di tertibkan, entah
harus dipindah atau bagaimana. Kalau mereka tidak ada izin mengapa
tidak ditutup saja sekalian sama Pemda”
Pewawancara : “Jadi penyebab banyak truk bermula dari Pasar Beras atau Jalan
Wirasaba?”
Narasumber : “Menurut saya, awalnya Wirasaba hanya satu atau dua orang saja yang
berjualan, tetapi sekarang sudah hampir 20 toko lebih. Intinya Jalan
Wirasaba yang menyebabkan kemacetan. Kalau tidak ada aktivitas jual
beli di Jalan Wirasaba maka tidak akan macet.”
Pewawancara : “Apakah pihak Pemda sudah mengetahui masalah kemacetan ini?”
Narasumber : “Sebenarnya Pemda sudah tau, Dishub juga sudah tau.”
Pewawancara : “Pernah ada rencana pasar beras untuk dipindahkan ke Jalan Baru.
Bagaimana menurut bapak?”
Narasumber : “Persediaan luas tanah di Pasar Baru tidak memadai. Pedagang yang
didalam pasar beras, mereka sudah memiliki kontrak 20 tahun dan sudah
berjalan 9 tahun. Jika mereka pindah ke lokasi baru maka harus
mengeluarkan uang lagi dan mungkin mereka keberatan di bagian itu.
Apabila ada barter misalnya, pasar beras johar milik pemerintah dan
begitu pun sebaliknya, serta tidak harus mengeluarkan biaya lagi untuk
pindah maka bisa-bisa saja atau ada toleransi yang lain entah itu harga
murah atau bagaimana.”
Pewawancara : “Jadi menurut bapak apakah masalah kemacetan disebabkan oleh lahan
parkir yang kurang atau truk yang semakin banyak?”
Narasumber : “Menurut saya, toko yang semakin banyak karena satu toko bongkar
muat bisa mencapai dua sampai tiga truk. Bayangkan jika 20 toko maka
sudah banyak truk yang berjejer dijalan Wirasaba. Bongkar muatan juga
membutuhkan waktu agak lama sekitar dua sampai 3 jam. Ya mungkin
harapan bapak, pemerintah mendengar aspirasi rakyat khususnya yang
berada di dalam Pasar Beras Johar. Kita sudah mengirimkan surat untuk
pemerintah tentang keluhan ini untuk ditertibkan pedagang yang di
luar.”
Pewawancara : “Apakah ada perpanjangan kontrak nantinya?”
Narasumber : “Iya, mungkin ketika kontrak sudah habis, perusahaan
merokemendasikan perpanjangan kontra, entah itu 5 tahun, 10 tahun,
dan sebagainya. Semua juga tergantung kebijakan Pemda.”
Pewawancara : “Jika pedagang beras yang di Wirasaba ditutup apakah akan
mengurangi jumlah truk yang bongkar muat di sini?”
Narasumber : “Ya otomatis bisa.”
Pewawancara : “Untuk kemacetan yang di depan sudah berapa lama?”
Narasumber : “Kurun waktu hampir 5 tahun. Tahun 2015 sudah ada kemacetan,
tetapi tidak separah sekarang. Selain jalan yg kecil, buka tutup rel juga
membuat kemacetan bertambah parah. Menurut saya, pemerintah harus
membangun flyover.”
2. Wawancara 2
Narasumber: Pak Toni, sebagai salah satu pemilik toko beras di Pasar Beras Johar
Pewawancara : Pak Thony sebagai apa di sini?
Narasumber : Saya sebagai pemilik toko ini.
Pewawancara : Tadi kita sudah ke PT Sanjaya mengenai kemacetan karena bongkar
muatan beras di Jalan Wirasaba. Bagaimana tanggapan Bapak?
Narasumber : Saya hampir tiap hari merasakan kemacetan ini
Pewawancara : Apakah mengganggu toko beras ini?
Narasumber : Silahkan bertanya ke PT Sanjaya. Kita tidak berhak memberi komentar
takut ada kesalahpahaman. Saya takut tidak sinkron antara jawaban PT
Sanjaya dan saya.
Pewawancara : Menurut bapak apa penyebab kemacetan?
Narasumber : Karena jalan yang kurang, serta lahan parkir truk yang kurang
memadai.
Pewawancara : Dimana bapak melakukan bongkar muatan?
Narasumber : Terkadang di depan toko ini, terkadang di dekat rel karena pembeli
menunggu di sana.
Pewawancara : Menurut bapak apakah sah sah saja bagi penjual toko beras di jalan
wirasaba?
Narasumber : Bukan sah-sah saja sebenarnya karena dampaknya juga banyak.
Silahkan ya tanya ke pihak PT Sanjaya.
Pewawancara : Apakah merasa terganggu dengan adanya toko beras di wirasaba?
Narasumber : Iya, merasa terganggu
Pewawancara : Apakah berimbas ke penjualan?
Narasumber : Iya, banyak berimbas ke penjualan.
3. Wawancara 3
Narasumber: Bu Rini, sebagai salah satu pemilik toko beras di Pasar Beras Johar
Pewawancara : Kalau boleh tau nama ibu siapa?
Narasumber : Ibu Rini
Pewawancara : Sudah berapa lama disini?
Narasumber : Kurang lebih 7 tahun
Pewawancara : Bagaimana menurut ibu tentang bongkar muat beras yang
mengakibatkan kemacetan?
Narasumber : Sebenarnya sedikit menggangu tetapi kita nikmati saja.
Pewawancara : Untuk toko ibu pribadi dimana kegiatan untuk bongkar muat?
Narasumber : Di depan toko karena sudah langganan.
Pewawancara : Menurut ibu, apa penyebab kemacetan?
Narasumber : Karena adanya truk-truk beras dan adanya rel kereta warung bambu
yang ditutup maka mobil dialihkan semua kesini. Kemacetan meningkat
ketika panen raya sampai jam dua siang.
Pewawancara : Apakah ada persaingan harga antara di dalam pasar johar dengan yang
di luar?
Narasumber : Sama aja mengenai harga
Pewawancara : Apakah berdampak pada toko ibu mengenai penjualan tentang
keberadaan pedagang beras di wirasaba?
Narasumber : Tidak ada dan tidak merasa tersaingi. Hanyak berdampak mengenai
kemacetannya saja.
Pewawancara : Apa aspirasi ibu mengenai hal ini?
Narasumber : Tolong pasar beras ditertibkan dan untuk pasar yang didepan tutup saja
agar tidak macet.
Pewawancara : Apakah ibu setuju untuk pembangunan flyover?
Narasumber : Saya setuju, tidak apa-apa mereka tidak ditutup dan tetap berjualan asal
ada flyover karena kemacetan berpengaruh terhadap pembeli juga.
4. Wawancara 4
Narasumber: Pak Herman, sebagai salah satu pemilik toko beras di Jalan Wirasaba
Pewawancara : Apa tanggapan Bapak tentang kemacetan setiap pagi?
Narasumber : Semenjak rel ditutup maka banyak kendaraan yang dialihkan kesini.
Pewawancara : Apakah sebelumnya juga macet?
Narasumber : Iya macet, tetapi tidak separah sekarang.
Pewawancara : Apa penyebab kemacetan menurut Bapak?
Narasumber : Penambahan populasi, kalau karena truk beras yang di depan itu relatif
kan ga setiap hari pasti penuh terkadang sedikit, terkadang banyak.
Pewawancara : Dimana bapak biasanya melakukan bongkar muatan?
Narasumber : Di depan toko dan di jalan Wirasaba
Pewawancara : Apa keluhan bapak mengenai kemacetan?
Narasumber : Menghambat aktivitas jual beli karena memakan waktu yang lama.
Pekerjaan jadi tidak efektif.
Pewawancara : Menurut bapak apa penyebab kemacetan selain yang sudah diuraikan?
Narasumber : Jalan yang kecil.
Pewawancara : Apakah toko beras ini milik pribadi?
Narasumber : Iya, ini toko milik pribadi
Pewawancara : Apa yang ingin bapak sampaikan mengenai kemacetan ini?
Narasumber : Dibuat flyover agar tidak macet disini.
5. Wawancara 5
Narasumber: Pak Budy Roskandy (Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karawang)
Pewawancara : Bagaimana kesemerawutan lalu lintas di daerah pasar beras johar?
Narasumber : Kesemerawutan dikarenakan toko-toko yang diluar pasar
(pengelolaannya pribadi masing2) dan itu bukan kewenangan
disperindag tetapi ada kaitannya dengannya dishub yaitu tentang
pengelolaan itu. Salah satu kemacetannya karena yang diluar pasar,
yang disperindag kelola itu hanya yang di dalam pasarnya saja (ada
kebijakannya). Disperindag mempunyai sub bidang pasar, perdagangan,
tetapi yang lebih berwenang akan pengelolaan lahan lalu lintas di pasar
yaitu dishub. Kemacetan di jalur pasar disebabkan juga karena adanya
jual beli beras dalam mobil yang menyebabkan terhambatnya lalu lintas
dikawasan wirasaba.
Pewawancara : Kapan rencana pemindahan pasar ?
Narasumber : Disperindag mempunyai rencana untuk membangun pasar induk yang
berlokasi di lamaran, dimana akan ada pemindahan pasar. Disperindag
sudah dalam tahap pengkajian dan sudah menyiapkan lahan untuk
rencana ini. Pada tahun 2021/2022 semoga rencana ini terselesaikan
sehingga tidak terjadi lagi kemacetan di Jalur Wirasaba serta Pasar Beras
Johar. Kajian ini juga dilihat pada sosial-ekonomi pemerintah kabupaten
karawang.
Pewawancara : Kapan pasar beras johar dikelola oleh PT SANJAYA ?
Narasumber : PT Sanjaya mengelola pasar beras johar sejak tahun 2010 sampai
dengan tahun 2030. Kata disperindag dikarawang mempunyai pasar
rakyat dan ada 11 pasar dipegang oleh pemerintahan daerah kabupaten
karawang yang dikelola semua pasar oleh disperindag , dengan adanya
kebijakan undang-undang pasar rakyat juga sehingga bisa bekerja sama
dengan pihak swasta karena kondisi pasar yang sudah tidak layak lagi
untuk dijual beli kan, PEMPROV tidak mempunyai anggaran waktu itu
untuk membangun kembali dan solusinya mengkerjasamakan sama
pihak ketiga, jadi pihak ketika yg membangun dan mengelola sampai
waktu yang telah ditentukan .ketika waktunya sudah habis akan kembali
lagi pasar kepada pemerintahan daerah . selama dikelola oleh PT
Sanjaya harus memberikan kontribusi untuk pemerintahan daerah
dengan adanya kesepakatan yang telah ditentukan.
Pewawancara : Bagaimana pendapat bapak tentang masalah kemacetan di sekitar Pasar
Beras Johar?
Narasumber : Karena kita kalo misalkan masalah itu gak sampai sana karena gini
salah satu sebabnya karena ada beras. Nah itu yang kita ga kelola yang
kita kelola hanya pedagang yang ada di dalam pasar. Untuk truk itu
banyak yang melakukan transaksi jual beli. Kita tidak punya kebijakan
apa-apa tentang itu. Kita hanya punya kebijakan dalam pasar.
Disperindag mempunyai rencana membuat pasar induk beras yang ada
di Jalan Baru. Rencana kita adalah memindahkan mereka ke sana dan
sudah dalam tahap pengkajian. Indag tidak hanya tinggal diam walaupun
memang bukan kewenangan Indag tetapi di dalam nya ada perdagangan
maka kita kewajiban untuk menertibkan itu.
Pewawancara : Kapan rencana pemindahan pasar dilaksanakan?
Narasumber : Kita masih dalam tahan kajian. Mudah-mudahan 2020 sudah dilakukan
pembangunan dan sudah bisa digunakan tahun 2021 kira-kira jika
lancar.
Pewawancara : Apabila rencana tersebut terealisasi lalu pasar johar yang sekarang
akan dijadikan tempat apa?
Narasumber : Keinginan kita yang di luar tetap jadi pasar, tetapi bukan toko beras
mungkin seperti kelontong atau toko-toko biasa saja. Untuk yang di
dalam pasar beras mungkin akan tetap ada yang berjualan beras tetapi
tidak terlalu banyak.
Pewawancara : Bentuk controlling dari Disperindag di pasar johar?
Narasumber : kita selalu mengadakan monitoring, melihat bidang k3 nya seperti apa,
lalu kontribusi ke pemda seperti apa., dan menampung permasalahan
mereka, serta apa yang bisa dibantu. Yang kita bantu selama ini adalah
penyediaan gerobak sampah serta penerangan jalan umum.
6. Wawancara 6
Narasumber 1: Ade Safrudin P, SE., MM. (Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas
Perhubungan Kabupaten Karawang)
Narasumber 2: Aris Suryanto (Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan Dinas
Perhubungan Kabupaten Karawang)
Narasumber 1 : Jadi kita langsung ke point nya aja ya. Pasar beras itu per hari
diperkirakan hampir 200-300 pengangkutan barang. Yang kedua, jalan
yang ada di Wirasaba cukup kecil kami sudah melakukan himbauan dan
sebagainya ternyata pasar beras di johar tidak cukup memadai jadi
alternatef pemerintah daerah membuat lagi kantong-kantong untuk
parkir yang sifatnya pedagang beras tersebut terakomidir agar tidak
terjadi kemacetan, rencana di Tanjung Pura.
Pewawancara : Jadi dialihkan pak pasar berasnya?
Narasumber 1 : Iya, rencana membuat kantong-kantong parkir di Tanjungpura, tetapi
mungkin baru berjalan di tahun 2020 atau tahun berapa karena masih
tahap proses kajian dari Bappeda. Terus selanjutnya kalau pasar beras
itu dalam per hari terdapat 100-200 truk makanya dalam jam-jam segitu
untuk sembako boleh masuk tetapi kalu untuk pengangkutan mereka
hanya diam dan transaksinya tidak di dalam (hanya transit saja)
makanya kemacetan tidak bisa diprediksi tetapi tetap disana ada anggota
di wirasaba ada dan dipasar beras juga ada.
Pewawancara : Kalau menurut dishub snediri penyebabnya apa saja pak?
Narasumber 2 : Intinya faktor jalan, daya tampung pasar beras sudah tidak memadai
dan tidak representatif, serta banyaknya pendatang dari luar Kabupaten
Karawang untuk pengiriman berasnya jadi disini bisa dibilang transit
saja.
Pewawancara : Jadi setelah melakukan berbagai wawancara sebelumnya, yang
menyebabkan macet bukan toko beras yang di dalem tetapi yang di
sepanjang jalan wirasaba. Bagaimana tanggapan bapak mengenai itu?
Narasumber 1 : Di wirasaba kan ada jalan lintasan rel kereta api, di Jalan Wirasaba
kami sudah melakukan action ditengah itu bikin media jalan (pembatas)
ternyata si pengguna melanggar dan pro kontra sebagainya. Anggota
kami juga tetap ada yang mengatur lalu lintas di pasar beras 2 dan di
wirasaba 2 anggota. Ternyata titik simpul disitu karena adanya
pembangunan jembatan unsika termasuk dengan ditutupnya rel bamboo
jadi akses kendaraan kesitu semua maka terjadilah kemacetan. Tidak ada
jalan lagi
Pewawancara : Mengapa warung bambu ditutup?
Narasumber 1 : Karena ada kejadian kecelakaan bis, bis melintas dan mogok lalu
ketabrak bis tersebut. Akhirnya pihak KAI menutup lintasan sebidang
tersebut.
Pewawancara : Apakah dishub kena imbasnya?
Narasumber 1 : Pasti. Kami pun sudah berupaya untuk membbuka kembali karena ada
akses jalan alternative disana.
Pewawancara : Apakah ada perencanaan dari Dishub untuk mengurai kemacetan?
Narasumber 1 : Solusinya harus relokasi karena memang sudah tidak tertampung.
Pewawancara : Penanggulangan disana untuk saat ini apa saja?
Narasumber 1 : Untuk saat ini kita penempatan petugas saja untuk mengatur lalu
lointas. Jangan sampai bong muatan beras menggunakan wadah jalan
yang mengganggu lau lintas lain
Pewawancara : Apakah ada sanksinya?
Narasumber 2 : Untuk saat sini belum ada. Kalau kita sanksi kasian juga pengusahanya
karena kita juga belum bisa menyediakan tempat lain. Kita akan kasih
sanksi jika kita sudah menyediakan tempat.
Pewawancara : Tanggapan bapak tentang pendapat pedagang mengenai jalan yang
kecil?
Narasumber 2 : Untuk jalan sepertinya tidak kecil karena sudah lebar, tetapi memang
ada perlintasan kereta api. Disana sudah ada FS sama DED untuk
flyover disitu. Tetapi untuk pembangunan kita masih belum tau kapan
karena memang jalan itu adalah jalan provinsi oleh karena itu
kewenangan ada di provinsi.
Pewawancara : Apakah mungkin alternative flyover dapat memecah masalah
kemacetan?
Narasumber 1 : Untuk kemacetan iya. Lalu ada juga underpass di pasundan.
Pewawancara : Bagaimana bentuk controlling yang ada di pasar beras?
Narasumber 1 : Untuk saat ini hanya pengawasan dan penghimbauan sambil
menempatkan petugas di sana serta menunggu relokasi dan flyover.
Pewawancara : Apakah ada strategi lagi dalam mengurai kemacetan di pasar johar?
Narasumber 2 : Kita sudah kasih himbauan dan surat untuk tidak bongkar muat di jam
segitu.
Pewawancara : Apakah memungkinkan untuk menutup toko yang didepan?
Narasumber 2 : Kayaknya tidak mungkin
Pewawancara : Apakah ada mediasi antara pemilik toko dan dishub?
Narasumber 1 : Sering. Setiap pimpinan baru sudah melakukan action terakhir februari
dan april kamu melakukan eksen.
Pewawancara : Apakah memungkinkan untuk dishub membuka kembali jalan yang
ditutup?
Narasumber 1 : Kita sudah beberapa kali kirim surat, serta pertemuan dengan dirjen
perkeretaapian, selanjutnya kita juga membuat kajian kecil sebagai
usaha untuk membangun kembali. Tinggal menunggu keputusan
selanjutnya. Salah satunya kita coba anggarkan untuk pembuatan palang
pintu serta persiapan petugas. Bupati juga sudah menandatangani surat
untuk ajuan pembukaan kembali
Pewawancara : Apa kendala yang membuat lama pembangunan wacana flyover dan
relokasi?
Narasumber 1 : Kendala bisa jadi di anggaran.
Pewawancara : Apakah pengiriman anggota dari dishub disa dikatakan efektif?
Narasumber 1 : Sebenarnya efektif bisa meminimalisir kemacetan pengguna jalan
menggunakan contaflow.
Lampiran 3. Dokumentasi Foto
Lampiran 4. Surat Keterangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Lampiran 5. Surat Keterangan dari Dinas Perhubungan